Anda di halaman 1dari 16

STRATEGI PELAKSANAAN

KEPUTUSASAAN

Disusun:
SETIYANI (NIM 202113024)

INSTITUT KESEHATAN DAN JAYAKARTA


PKP DKI JAKARTA
2021
STRATEGI PELAKSANAAN
KEPUTUSASAAN

1. Masalah Utama
Keputusasaan
2. Proses Terjadinya Masalah
a. Definisi
 keputusasaan adalah Kondisi subjektif ketika individu melihat keterbatasan atau ketiadaan
alternative atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat memobilisasi energi untuk
kepentingan individu (Wilkinson & Ahern, 2011).
 Keputusasaan berkaitan dengan kehilangan harapan, ketidakmampuan ,
keraguan, duka cita, apati, kesedihan, depresi, dan bunuh diri ( Cotton dan
Range, 1996 ).
b. Tanda dan Gejala
 Ungkapan klien tentang situasi kehidupan tanpa harapan dan terasa hampa
(“saya tidak dapat melakukan”)
 Sering mengeluh dan Nampak murung.
 Nampak kurang bicara atau tidak mau berbicara sama sekali
 Menunjukkan kesedihan, afek datar atau tumpul.
 Menarik diri dari lingkungan.
 Kontak mata kurang.
 Mengangkat bahu tanda masa bodoh.
 Nampak selalu murung atau blue mood.
 Menunjukkan gejala fisik kecemasan (takikardia, takipneu)
 Menurun atau tidak adanya selera makan
 Peningkatan waktu tidur.
 Penurunan keterlibatan dalam perawatan.
 Bersikap pasif dalam menerima perawatan.
 Penurunan keterlibatan atau perhatian pada orang lain yang bermakna
c. Pohon Masalah

Ketidakberdayaan

keputusasaan

Harga diri rendah

d. Faktor yang Mempengaruhi


 Kemiskinan
 Faktor kehilangan
 Kegagalan yang terus menerus
 Faktor Lingkungan
 Orang terdekat ( keluarga )
 Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
 Adanya tekanan hidup
 Kurangnya iman
3. Data yang Perlu Dikaji
 Kaji dan dokumentasikan kemungkinan bunuh diri
 Pantau afek dan kemampuan membuat keputusan
 Pantau nutrisi: Asupan dan berat badan
4. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul
 Harga diri rendah
 Ketidakberdayaan
 Risiko bunuh diri
Rencana tindakan

Tujuan Tujuan Intervensi Rasional


Umum Khusus

Klien mampu Klien mampu : 1. Bina hubungan saling percaya Hubungan saling
mampu 1. Membina percaya merupakan
mengek hubungan saling  Ucapkan salam dasar untuk menjalin
spresikan percaya  Perkenalkan diri: sebutkan nama hubungan trust
harapan positif 2. Mengenal dan panggilan yang disukai antara perawat klien
tentang masa masalah  Tanyakan nama klien dan Klien akan dapat
depan, menge keputusasaan panggilan yang disukai mengatasi masalah
spresikan 3.Berpartisi pasi  Jelaskan tujuan pertemuan keputusasaannya
tujuan dan arti dalam aktivitas
 Dengarkan klien dengan penuh jika inti masalah
kehidupan
perhatian diketah
 Bantu klien penuhi kebutuhan
dasarnya

2. Klien mengenal masalah


keputusasaannya

 Beri kesempatan bagi klien untuk


mengungkapkan perasaan
sedih/kesendirian/keputusasaanny
 Tetapkan adanya perbedaan
antara cara pandang klien
terhadap
 kondisinya dengan cara pandang
perawat terhadap kondisi klien
 Bantu klien mengidentifikasi
tinghkah laku yang mendukung
putus asa: pembicaraan
abnormal/negative, menghindari
interaksi dengan kurnagnya
partisipasi dalam aktivitas
 Diskusikan dengan klien cara
yang biasa dilakukan untuk atasi
masalahnya, tanyakan manfaat
dari cara yang digunakan
 Dukung klien untuk
menggunakan koping efektif yang
selama ini digunakan oleh klien
.  Beri alterbatif penyelesaian
masalah atau solusi
 Bantu klien identifikasi
keuntungan dan kerugian dari tiap
alternatif
 Identifikasi kemungkinan klien
untuk bunuh diri (putusasa adalah
factor risiko terbesar dalam ide
untuk bunuh diri): Hubungan saling
percaya merupakan dasar untuk
menjalin hubungan trust antara
perawat klien Klien akan dapat
mengatasi masalah
keputusasaannya jika inti masalah
diketahui tanyakan tentang
 rencana, metode, dan cara
bunuh diri.

3. Klien berpartisipasi dalam


aktivitas

 Identifikasi aspek positif dari Klien yang aktif


dunia klien („keluarga anda dalam beraktifitas
menelepon RS setiap hari untuk dapat
menanyakan keadaanmu”) menghindarkan
 Dorong klien untuk berfikir yang dirinya dari
menyenangkan dan melawan rasa pemikiran yang
putus asa berlarut mengenai
 Dukung klien untuk keputusasaannya
mengungkapkan pengalaman yang Dukungan
mendukung pikiran dan perasaan keluarga
positif merupakan
 Berikan penghargaan yang dukungan terdekat
sungguh-sungguh terhadap usaha yang dibutuhkan
klien dalam mencapai tujuan, oleh klien yang
memulai perawatan diri, dan mengalami
berpartisipasi dalam aktifitas keputusasaan.

4. Klien menggunakan keluarga


sebagai sistem pendukung

 Bina hubungan saling percaya


dengan keluarga:
1) Ucapkan salam
2) Perkenalkan diri: sebutkan
nama dan panggilan yang disukai
3) Tanyakan nama keluarga,
panggilan yang diisukai dan
hubungan dengan klien
4) Jelaskan tujuan pertemuan
5) Buat kontrak pertemuan
 Identifikasi masalah yang
dialami keluarga terkait kondisi
putus asa klien
 Diskusikan upaya yang telah
dilakukan keluarga untuk
membantu klien atasi masalah dan
bagaimana hasilnya
 Tanyakan harapan keluarga
untuk membantu klien atasi
masalahnya
 Diskusikan dengan keluarga
tentang keputusasaan: Klien yang
aktif dalam beraktifitas dapat
menghindarkan dirinya dari
pemikiran yang berlarut mengenai
keputusasaannya Dukungan
keluarga merupakan dukungan
terdekat yang dibutuhkan oleh
klien yang mengalami
keputusasaan.
1) Arti, penyebab, tanda-tanda,
akibat lanjut bila tidak diatasi
2) Psikofarmaka yang diperoleh
klien: manfaat, dosis, efek
samping, akibat bila tidak patuh
minum obat
3) Cara keluarga merawat klien
4) Askes bantuan bila keluarga
tidak dapat mengatasi kondisi klien

Proses keperawatan
Ny. E usia 40 th ,sedang di rawat di rumah sakit gatot subroto,dengan diagnosa CKD on HD.
Ny. E di diagnosis gagal ginjal, dan harus menjalani cuci darah 2x seminggu, sekarang hampir
sudah lima tahun NY.E. menjalani cuci darah, akhir akhir ini, Ny E terlihat murung, sedih dan
terlihat putus asa, Ny. E tidak mau melakukan aktivitas apapun, dia sering melamun, dan tidak
bergairah lagi.Ny. E.mengatakan, Dia tidak berguna lagi, dia juga mengatakan hidupnya tidak
berarti lagi, untuk suami dan juga anak anaknyaNy.E juga mengatakan sudah putus asa
dengan penyakiitnya yang tak kunjung sembuh.hidupnya sudah tidak ada harapan..
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Keputusasaan
Pertemuan ke-1
Hari/ Tanggal : sabtu,25 Desember 2021
Inisial Klien :Ny. E
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif
a. Klien mengatakan usaha yang dia lakukan tidak ada perubahan dalam
penyakitnya
b. Klien mengatakan putus asa dengan penyakitnya
c. Klien mengatakan sulit tidur dan sering terbangun
Data Objektif
a. Klien tampak malas menjawab setiap diberi pertanyaan
b. Td 170/100mmHg
2. Diagnosa Keperawatan
Keputusasaan
3. Tujuan Tindakan Keperawatan
- Tujuan Umum : mengatasi gangguan keputusasaan klien.
- Tujuan Khusus:
-Pasien mampu membina hubungan saling percaya
-Pasien mampu mengenal keputusasaan
-Pasien mampu mengatasi mengetahui ciri keputusasaan
untuk mengatasi keputusasaan
4. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa
aman dan nyaman saat berinteraksi
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya
adalah
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Berjabat tangan
3) Menjelaskan tujuan interaksi
4) Mempakat kontrak (topik, waktu, tempat, tujuan) setiap kali bertemu pasien
b. Membantu pasien mengenal keputusasaan :
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
2) Bantu pasien menjelaskan situasi yang menampaklkan keputusasaan
3) Bantu pasien mengenal penyebab keputusasaan
4) Bantu pasien menyadari perilaku akibat keputusasaan
percaya diri : pengalihan situasi
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamu’alaikum, Selamat pagi Bu, Perkenalkan nama saya
Suster setiyani, Nama Ibu siapa?” “Ibu senangnya dipanggil apa?”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? semalam tidurnya nyenyak?
c. Kontrak :
- Topik
“Bagaimana jika sekarang kita berbincang-bincang tentang bagaimana
perasaan Ibu tentang kondisi Ibu dan latihan cara agar Ibu supaya
tidak merasa putus asa menghadapi penyakit yang Ibu alami ?
- Waktu
“Berapa lama Ibu punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya?
Bagaimana kalau 15 menit saja”
- Tempat
“Dimana Ibu mau berbincang-bincang dengan saya? Ya
sudah, Bagaimana jika diruangan ini saja kita berbincang-bincang”
- Tujuan
“Agar Ibu dapat mengetahui keputusasaan yang Bapak rasakan serta
cara mengatasinya”
2. Fase Kerja
“Sekarang coba Ibu ceritakan apa yang Ibu rasakan saat ini”
“Coba Ibu ceritakan pada saya”
Ouw jadi Ibu merasa putus asa mengenai penyakit Ginjal yang Ibu alami .
Yang perlu Ibu ketahui adalah Ibu saat ini berada pada kondisi keputusasaan.
Keputusasaan merupakan kondisi subjektif yang ditandai dengan individu
memandang hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada alternative atau pilihan
priobadi dan tidak mampu memobilisasi energi demi kepentingannya sendiri.
Sehingga jika lama-lama dibiarkan Ibu, nanti Ibu bisa menyakiti diri sendiri
dan ada perasaan ingin mengakhiri diri sendiri karena sudah merasa putus asa
Untuk itu, perlu melakukan terapi disaat Bapak merasakan putus asa yang
berat. Terapi ini akan membantu menurunkan rasa itu.
C. Fase Terminasi
1. Evaluasi
- Subyektif
Bagaimana perasaan Ibu setelah kita ngobrol tentang masalah yang tadi
- Obyektif
Coba ibu pikirkan hal apa saja yang bisa ibu kerjakan sebelum sakit.
2. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Baiklah ibu, watu kita sudah habis. Saya akan kembali bekerja lagi Bu
3. Kontrak yang akan datang
- Topik; besok kita akan berbincang bincang lagi ya bu,
Kapan ibu bisa,

Pertemuan ke-2
Hari/ Tanggal : minggu 25 desember 2021
Inisial Klien : Ny.E
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif:
 Klien mengatakan sudah tidak memperdulikan penyakitnya
 Klien mengatakan sudah bisa tidur
Data Objektif
 Klien terlihat bersemangat
8. Diagnosa Keperawatan
Keputusasaan
9. Tujuan Tindakan Keperawatan
- Tujuan Umum : mengatasi gangguan keputusasaan klien.
- Tujuan Khusus:
 Pasien mampu mengatasi keputusasaan dengan cara terapi
meningkatkan aspek positif
10. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi kegiatan sebelumnya.
b. Membantu pasien mengatasi keputusasaan dengan cara terapi meningkatkan aspek
positif
F. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
b) Salam Terapeutik
“Assalamu’alaikum, Selamat pagi Bu! Ibu masih ingat dengan saya? Wah
bagus sekali Bu!”
f. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Apakah Ibu ada melakukan kegiatan berdoa dan berzikir
yang sudah kita rencanakan sebelumhnya? Apakah itu sudah membuat Ibu tenang?”
g. Kontrak :
- Topik
- Sesuai kontrak kemarin, kita akan melakukan bincang-bincang dan
membantu Ibu menghapuskan keputusasaan dengan cara terapi
meningkatkan aspek positif bu?”
- Waktu
“Berapa lama Ibu punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya?
Bagaimana kalau 15 menit saja”
- Tempat
“Dimana Ibu mau berbincang-bincang dengan saya? Ya
sudah, Bagaimana jika diruangan ini saja kita berbincang-bincang”
- Tujuan
“Agar Ibu kdapat mmengatasi keputusasaan, yaitu dengan cara terapi
meningkatkan aspek positif.”
4. Fase Kerja
“Nah Bu hari ini kita akan mengelist apa saja kegiatan ringan yang bisa Ibu lakukan dan
merupakan aspek positif Ibu. Coba Ibu pikirkan.Bu? Wah
bagus. Nah tadi Ibu mengatakan suka menyiram tanaman,membersihkan kolam,dan suka
membuat kue, coba ibu nanti ingat ingat lagi ,kue apa yang mau di bikin, dan manfaat dari kue
itu bu, agar ibu lebih semngat lagi beraktivitas seperti dulu.
G. Fase Terminasi
a. Evaluasi
- Subyektif
Bagaimana perasaan Ibu setelah kita belajar tentang mengurangi
keputusasaan dengan terapi meningkatkan aspek positif.?
- Obyektif
Coba Ibu simpulkan apa yang kita diskusikan tadi.
6. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
“Nah Bu, ayo kita masukan kegiatan Ibu tadi itu kedalam jadwal kegiatan
harian Ibu”
7. Kontrak Akhir (Penutup)
“Baiklah Bu Hari ini hari terakhir saya bertemu ibu,semoga ibu selalu semangat dan tidak putus
asa lagi, Ibu Saya pamit
dan mohon maaf jika banyak keselahan. Assalamualaikum!”

Anda mungkin juga menyukai