OLEH :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini tanpa suatu halangan apapun.
Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami selaku penulis
dan umumnya bagi para pembaca agar dapat mengetahui tentang “Terapi Somatik dan
Peran Perawat Jiwa”.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami harapkan kritik dan saran dari
pembaca sehingga dalam pembuatan makalah lainnya menjadi lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Amin Ya Rabbal Alamin.
ii
DAFTAR ISI
Halama
n COVER ................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................... 3
A. Terapi Somatik ....................................................................................... 3
C. peran Perawat Jiwa ................................................................................. 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 22
A. Kesimpulan ............................................................................................... 22
B. Saran.......................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Klien gangguan jiwa mempunyai keunikan yang tidak didapatkan pada
penderita penyakit fisik. Pada penderita penyakit fisik sangat menyadari bahwa dirinya
sakit dan membutuhkan pertolongan tenaga kesehatan sedangkan pada penderita klien
dengan gangguan jiwa tidak merasa atau menyadari ia sakit.
Jenis dari terapi somatic terapi ( terapi fisik ) pada klien gangguan jiwa
pemberian restrain, seklusi, fototerapi, ETC (Electro Convulsif Therapie) dan terapi
derivat tidur. Derajat hubungan antara pengetahuan perawat tentang terapi somatik
denan pelaksanaan asuhan keperawatan dalam pemberian obat termasuk kategori
sedang, sehingga dapat diartikan bahwa kualitas pelaksanaan asuhan keperawatan
dalam pemberian obat sebagian dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan
Dengan demikian berarti bahwa pengetahuan hanya merupakan salah satu
faktor yang dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan asuhan keperawatan dalam
pemberian terapi pada klien gangguan jiwa di RSJ, dimana masih ada faktor lain yang
mempengaruhi seperti : sikap perawat terhadap pelaksanaan, protap pelaksanaan dan
kebijakan-kebijakan yang mempengaruhi pelaksanaan asuhan keperawatan dalam
pemberian terapi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan terapi somatik?
2. Apa saja terapi somatik yang diberikan pada pasien dengan gangguan jiwa?
3. Apa saja peran perawat jiwa ?
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami terapi somatik
2. Mahasiswa mampu memahami saja terapi somatik yang diberikan pada pasien
dengan gangguan jiwa
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. TERAPI SOMATIC
a. Pengertian
Terapi somatik adalah terapi yang diberikan kepada klien dengan tujuan merubah
perilaku yang maladaptif menjadi perilaku yang adaptif dalam melakukan tindakan
dalam bentuk perlakuan fisik.
Prinsip intervensi restrain ini melindungi klien dari cidera fisik dan memberikan
lingkungan yang nyaman. Restrain dapat membuat klien merasa tidak dihargai
5
hak asasinya sebagai manusia, untuk mencegah perasaan tersebut perawat harus
mengidentifikasi faktor pencetus apakah sesuai dengan indikasi terapi, dan terapi
ini hanya untuk intervensi yang paling akhir apabila intervensi yang lain gagal
mengatasi perilaku agitasi klien. Kemungkinan mencederai klien dalam proses
restrain sangat besar, sehingga perlu disiapkan staf yang cukup dan harus terlati
dalam mengendalikan perilaku klien. Perlu juga dibuat perencaan pendekatan
denngan klien, penggunaan restain yang aman, dan lingkungan restain harus
bebas dari benda-benda yang berbahaya.
2. Seklusi
Seklusi adalah bentuk terapi yang mengurung klien dalam ruangan khusus.
Klien tidak dapat meninggalkan ruangan tersebut secara bebas. Bentuk siklusi
dapat berupa pengurungan diruangan tidak terkunci sampai pengurungan dalam
ruangan yang terkunci dengan kasur tanpa seprei, terganting dari tingkat
kegawatan klien. Indikasi seklusi yaitu dengan perilaku kekerasan yang
membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan..
Kontra indikasi dari terapi ini antara lain :
a) Resiko tinggi bunuh diri
b) Klien dengan gangguan sosial
c) Kebutuhan untuk observasi masalah medis
d) Hukuman
6
penjelasan dan dukungan agar mereka tidak cemas. Langkah-langkah yang harus
diberikan:
a) Memberikan dukungan emosi dn penjelasan kepada pasien dan keluarganya.
b) Mengkaji kondisi fisik pasien
c) Menyiapkan pasien
d) Mengamati respon pasien setelah ECT
e) Pastikan pasien atau keluarganya sudah memberikan inform consent.
Indikasi Terapi ECT bisa dilakukan pada :
a) pasien yang kekurangan gizi karena dikhawatirkan akan ada komplikasi medis
b) Pasien dengan penyakit jantung yang tidak bisa mentoleransi obat-obat anti
depresan
c) Pasien psikotik yang depresi dan tidak mempan lagi dengan obat
d) Pasien yang pada fase depresi tidak mempan lagi dengan obat
e) Gangguan bipolar dimana pasien sudah tidak berespons lagi terhadap obat
f) Pasien dengan bunuh diri akut yang sudah lama tidak menerima pengobatan
untuk dapat mencapai efek terapeutik
g) Jika efek sampingan ECT yang diantisipasikan lebih rendah daripada efek
terapi pengobatan, seperti pada pasien lansia dengan blok jantung, dan selama
kehamilan
4. Foto Terapi
Foto terapi atau terapi sinar adalah terapi somatik pilihan. Terapi ini diberikan
dengan memaparkan klien pada sinar terang 5-20x lebih terang daripada sinar
ruangan. Klien biasanya duduk, mata terbuka, 1,5 meter di depan klien
diletakkan lampu setinggi mata. Waktu dilaksanakan foto terapi bervariasi dari
orang per orang. Beberapa klien berespon kalau terapi diberikan pada pagi hari,
7
sementara yang lain lebih berespon kalau diberikan pada sore hari. Terapi sinar
sangat bermanfaat dan menimbulkan efek yang positif. Kebanyakan klien
membaik setelah 3-5 hari terapi kan tetapi bisa kambuh kembali segera setelah
terapi dihentikan.
a) Indikasi penggunaan fototerapi
Fototerapi dpt menurunkan 75% gejala depresi yg dialami klien akibat
perubahan cuaca (seasonal affective disorder(SAD)), misalnya pada musim
hujan atau musim dingin(winter) di mana terjadi hujan, mendung terus
menerus yg bisa mencetuskan depresi pd beberapa org.
b) Mekanisme Kerja
Fototerapi bekerja berdasarkan ritme biologis sesuai pengaruh cahaya gelap
terang pada kondisi biologis. Dengan adanya cahaya terang terpapar pada
mata akan merangsang sistem neurotransmiter serotonin & dopamin yang
berperanan pada depresi.
c) Efek Samping
Kebanyakan efek samping yang terjadi meliputi ketegangan pada mata,
sakit kepala, cepat terangsang, insomnia, kelelahan, mual, mata menjadi
kering, keluar sekresi dari hidung dan sinus.
b) Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja terapi deprivasi tidur ini adalah mengubah neuroendokrin
yang berdampak anti depresan. Dampaknya adalah menurunnya gejala-
gejala depresi.
8
c) Efek Samping
Klien yang didiagnosa mengalami gangguan efektif tipe bipolar bila
diberikan terapi ini dapat mengalami gejala mania.
Dalam memberikan asuhan keperawatan jiwa, perawat jiwa dapat melakukan aktivitas pada
tiga area utama (Stuart dan Sundeen,1995), yaitu :
Kompetensi klinik
Advokasi klien dan keluarga klien
Tanggung jawab fiskal (keuangan)
Kerjasama antara disiplin ilmu bidang keperawatan
Tanggung gugat sosial
Parameter etik legal
9
6. Bersama-sama keluarga memberi dukungan pada anggota keluarga dan
meningkatkan fungsi kelompok.
7. Aktif dalam kegiatan masyarakat dan politik yang berkaitan
dalam kesehatan jiwa
Peran perawat dalam prevensi sekunder
1. Melakukan skrining dan pelayanan evaluasi kesehatan jiwa.
2. Melaksanakan kunjungan rumah atau pelayanan penanganan di rumah
3. Memberi pelayanan kedaruratan psikiatri
4. Menciptakan lingkunagn terapeutik.
5. Melakukan supervisi klien yang mendapatkan pengobatan.
6. Memberi pelayanan pencegahan bunuh diri
7. Memberikan konsultasi
8. Melaksanankan intervensi krisis
9. Memberikan psikoterapi individu, keluarga, dan kelompok pada berbagai tingkat
usia.
10. Memberikan intervensi pada komunitas dan organisasi yang telah teridentifikasi
masalah yang dialaminya.
Peran perawat dalam prevensi tersier
1. Melaksanakan latihan vokasional dan rehabilitasi
2. Mengorganisasi “after care” untuk klien yang telah pulang dari
fasilitas kesehatan jiwa untuk memudahkan transisi dari rumah sakit ke
komunitas.
3. Memberikan pilihan “partial hospitalization” (perawatan rawat siang) pada klien.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi somatik adalah terapi yang diberikan kepada klien dengan tujuan
merubah perilaku yang maladaptif menjadi perilaku yang adaptif dalam melakukan
tindakan dalam bentuk perlakuan fisik.
B. Saran
Diharapkan seluruh mahasiswa mampu memahami hasil makalah dari kami.
Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk lebih baiknya
pembuatan makalah selanjutnya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono, Sarlito. W., (2008). Antara Psikopat Dan Sosiopat:Kajian Dalam Jurnal-Jurnal
Barat. www.ilmupsikologi.com. Diakses 8 Desember 2018.
Graham Ilmu. Dalami, Ermawati. 2010. Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta :
Trans Info Media
http://blogilmukeperawatan.blogspot.co.id/2012/06/terapi-moadalitas.html
http://dahliarsj13.blogspot.co.id/2009/02/terapi-modalitas-dalam-keperawatan-jiwa.html
https://abykhan.wordpress.com/2012/09/22/terapi-modalitas/
https://dosenpsikologi.com/macam-macam-terapi-modalitas-jiwa
12