Anda di halaman 1dari 6

NAMA : ELISYA KHARUNIAWATI

NIM : 22020117220130

PRE PLANNING TERAPI BERMAIN

A. JUDUL PERMAINAN
Terapi Bermain Edukatif: Menyusun Balok

B. DESKRIPSI PERMAINAN
Balok kayu adalah alat bermain yang bebas dimainkan sesuai dengan keinginan
anak. Balok-balok kecil dengan berbagai bentuk dapat memberikan kegiatan belajar
yang sehat yang memungkinkan anak memahami konsep-konsep yang dibutuhkan
dalam matematika, ilmu pengetahuan, geometri, studi sosial dan banyak lagi
(Asmawati, 2011). Menyusun balok dapat digunakan untuk mengembangkan
kemampuan kognitif anak dalam mengenalkan konsep bentuk, warna dan ukuran.
Hal ini penting dilakukan karena warna, bentuk dan ukuran merupakan ciri yang
paling terlihat dalam dunia sekeliling kita dan dapat membantu anak menyelesaikan
masalah dalam kehidupannya serta beradaptasi dengan lingkungannya. Kemampuan
kognitif adalah proses berpikir untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan
dalam rangka memecahkan masalah dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
Kognitif menurut Darsinah dalam Widyastuti (2015) merupakan kemampuan
individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian
atau peristiwa. Salah satu kemampuan kognitif yang dapat dikembangkan anak yaitu
mengenal konsep bentuk, warna dan ukuran yang dapat diperoleh melalui terapi
bermain menyusun balok.

C. TUJUAN PERMAINAN
Dunia anak tidak dapat dipisahkan dari kegiatan bermain. Diharapkan
dengan bermain, anak akan mendapat stimulus yang mencukupi agar dapat
berkembang secara optimal. Tujuan bermain pada anak menurut Saputro (2017)
yaitu:
1. Mengembangkan sensoris dan motorik anak, dengan menyentuh dan melihat
balok warna akan merangsang aktivitas sensorik-motorik anak sehingga
anak dapat bermain aktif.
2. Mengembangkan intelektual, anak akan melakukan eksplorasi dan
manipulasi terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya
terutama mengenal warna, bentuk, ukuran, dan membedakan objek.
3. Mengembangkan sosial, ditandai dengan kemampuan anak berinteraksi
dengan lingkungan. Melalui kegiatan bermain diharapkan anak mampu
bermain bersama orang lain dan akan saling membantu untuk meraih tujuan,
misalnya menyusun rumah dari balok.
4. Mengembangkan kreativitas, anak memiliki kemampuan untuk menciptakan
atau mewujudkan sesuatu yang baru sesuai imajinasinya. Dalam permainan
susun balok, anak dibebaskan untuk membentuk sesuatu sesuai kreasinya.
5. Mengembangkan kesadaran diri, anak akan belajar mengenal
kemampuannya dan membandingkannya dengan orang lain. Dalam hal ini
orang tua sangat berperan penting untuk menanamkan nilai moral dan etika
yang berkaitan dengan kemampuan anak untuk memahami dampak positif
dan negatif dari perilakunya terhadap orang lain.
6. Bermain sebagai terapi, dampak hospitalisasi pada anak seperti marah, takut,
cemas, nyeri, dan bosan pasti dirasakan sehingga pentingnya terapi bermain
untuk mengalihkan rasa sakit (distraksi) sehingga anak dapat terlepas dari
ketegangan dan stress.

D. KETRAMPILAN YANG DIPERLUKAN


Pada anak usia dini sudah mulai mampu mengembangkan kreativitasnya dan
sosialisasi sehingga sangat diperlukan permainan yang dapat mengembangkan
kemampuan menyamakan dan membedakan, kemampuan bahasa, kemampuan
kecerdasan, menumbuhkan sportifitas, mengembangkan koordinasi motoric,
mengembangkan dan mengontrol emosi, mengembangkan motoric halus dan
kasar sertas memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong (Supartini,
2012).

E. JENIS PERMAINAN
Permainan menyusun balok merupakan jenis permainan skill play, dimana jenis
permainan ini sering dipilih oleh anak serta jenis permainan ini lebih
menggunakan pada kemampuan kognitif, motorik dan kreativitas anak (Saputro,
2017).

F. ALAT YANG DIPERLUKAN


1. Balok warna dan berbagai bentuk
2. Air untuk cuci tangan
3. Handuk pengering tangan

G. WAKTU PELAKSANAAN
Waktu pelaksanaan permainan dilaksanakan pagi hari antara pukul 09.00 – 11.00
WIB.

H. PROSES BERMAIN
1. Tahap Pra Interaksi
a. Melakukan kontrak waktu
b. Mengecek kesiapan anak (tidak mengantuk, keadaan umum baik/kondisi
yang memungkinkan)
c. Mempersiapkan alat, bahan dan tempat bermain
d. Mencuci tangan
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam pada pasien dan menyapa nama pasien
b. Memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud serta tujuan tindakan.
c. Menyampaikan langkah prosedur, manfaat serta resikonya bahwa terapi
permainan yang dilakuakn tidak membahayakan anak.
3. Tahap Kerja
a. Membagikan balok warna pada anak
b. Memberikan contoh cara menyusun balok :
- Perawat mengenalkan warna-warna pada permainan balok
- Perawat mengenalkan bentuk-bentuk
- Perawat menunjukan gambar susunan balok
- Perawat mencontohkan menyusun balok sesuai gambar yang diberikan
c. Memberikan posisi yang nyaman
d. Memberi kesempatan pada anak untuk menyusun balok sendiri
e. Mendampingi dan memotivasi klien selama terapi bermain.
f. Melakukan pengukuran akhir terhadap tingkat kecemasan anak setelah
dilakukan terapi bermain.
g. Memberikan pujian pada klien dan keluarga.
4. Tahap Terminasi
a. Berpamitan dengan pasien dan keluarga.
b. Merapikan alat, bahan dan tempat.
c. Mencuci tangan
d. Melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan

I. HAL-HAL YANG PERLU DIWASPADAI


1. Anak jangan sampai memukulkan balok ke diri sendiri dan orang lain
2. Anak merasa kelelahan
3. Anak merasa bosan
4. Anak rewel/ menangis
5. Keadaan anak yang tiba-tiba kurang baik

J. ANTISIPASI MEMINIMALKAN HAMBATAN


1. Melibatkan orang tua anak dalam proses terapi bermain
2. Tidak memaksakan anak
3. Tidak memberikan permainan yang berat atau melelahkan
Daftar Pustaka

Asmawati, Luluk. (2011). Materi Pokok Pengelolaan Kegiatan Pengembangan


PAUD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Supartini, Y. (2012). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
Saputro H, Fazrin I. (2017). Anak Sakit Wajib Bermain di Rumah Sakit: Penerapan
Terapi Bermain Anak Sakit; Proses, Manfaat, dan Pelaksanaanya. Ponorogo:
Forum Ilmiah Kesehatan (FORIKES).
Widyastuti DS. (2015). Permainan Balok Berpengaruh Terhadap Kemampuan
Kognitif Anak. Skripsi. FKIP UMS.

Anda mungkin juga menyukai