Anda di halaman 1dari 15

KEPERAWATAN ANAK

“ SAP TERAPI BERMAIN MONOPOLI PADA ANAK ”

DOSEN PEMBIMBING :
Ns.Andra Saferi Wijaya,.M.Kep

DISUSUN OLEH :
MURDANI FURIYANTI
(P0 51202180 73)

KELAS :
2.B DIII Keperawatan

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PRODI D-III KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
SAP TERAPI BERMAIN MONOPOLI PADA USIA ANAK (6-12 TAHUN)

POKOK BAHASAN : Terapi Bermain Untuk Anak Usia Sekolah Di Rumah Sakit
SUB POKOK BAHASAN : Terapi Bermain Pada Usia Anak (6-12 tahun)
HARI / TANGGAL : Minggu, 05 April 2020
TEMPAT : Ruang Anak Rumah Sakit RSUD M. Yunus
WAKTU : 30 menit (Jam 10.00-10.30)

Topik : Terapi bermain untuk anak usia sekolah di ruang Melati RSUD R.A. Kartini
Jepara
Sub Topik :
a. Permainan Monopoli pada anak usia sekolah dalam meningkatkan rasa
tanggung jawab antara para pemain.
b. Permainan ini melatih kognitif anak sehingga dapat meningkatkan
perasaan berprestasi pada anak usia sekolah
Tempat : Di ruang Melati RSUD R.A. Kartini Jepara
Waktu : 15 menit

A. TUJUAN
1. TIU (Tujuan Instruksional Umum)
Setelah diajak bermain diharapkan anak dapat melanjutkan tumbuh kembangnya,
mengembangkan aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman bermain, dan
beradaptasi efektif terhadap stressor

2. TIK (Tujuan Instruksional Khusus)


Setelah diajak bermain selam 15 menit anak diharapkan:
a. Dapat melatih kemampuan kognitif anak agar lebih terarah
b. Dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman sebaya, serta perawat.
c. Dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak melalui proses permainan
monopoli.
d. Dapat mengurangi kejenuhan dampak hospitalisasi dengan melakukan terapi
bermain ini.
B. PERENCANAAN
1. Jenis Program Bermain
Bermain monopoli pada anak usia sekolah untuk mengembangkan kemampuan anak
dalam bersosialisasi dan berkomunikasi, terutama untuk melatih kemampuan
kognitifnya.
2. Karakteristik Permainan
a. Melatih sosialisasi dan komunikasi anak
b. Melatih kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor anak
3. Karateristik Peserta
a. Anak usia sekolah (6-12 tahun)
b. Jumlah peserta min 2 anak dan dapat didampingi orang tua
c. Keadaan umum sehat
4. Sasaran
a. Nama :
Jenis kelamin :
Umur :
b. Nama :
Jenis kelamin :
Umur :
c. Nama :
Jenis kelamin :
Umur :
5. Metode
Social Play Games with Rules
6. Alat – alat yang digunakan (Media)
Monopoli set
7. Setting tempat
Ruangan tenang, suhu dan cahaya cukup
8. Pengorganisasian
a. Leader : Kurniansyah Baktiar
Tugas : Memimpin jalannya acara (permainan)
b. Coleader : Ferdiansyah Sirotujani
Tugas : Membantu tugas Leader
c. Fasilitator : Ferry Agusman
Tugas : Membantu dan memperlancar jalannya acara (permainan)

C. STRATEGI PELAKSANAAN
Tahap Kegiatan Bermain Kegiatan Anak Metode
Pra interaksi Mempersiapkan diri Kontrak waktu
perawat, kelengkapan dengan klien
alat yang akan didampingi orang
digunakan dan ruangan tua klien
yang akan dipakai

Pembukaan a. P a. Diharapkan
Ceramah klien
(3 menit) erkenalan dengan tersenyum
anak b. Diharapkan klien dan
b. M orang tua
enjelaskan maksud, memperhatikan
tujuan dan kontrak instruksi leader
waktu (pada orang
tua)
Kegiatan a. K a. Diharapkan
Role play anak
(7 menit) edua Anak diajak aktif mengikuti
bermain monopoli permainan
bersama perawat
b. Diharapkan
Role play anak
b. M senang dan tertawa
emberikan pujian gembira.
atas keberhasilan
anak dalam
melakukan
permainannya c. Diharapkan
Role play anak
tetap semangat
dalam mengikuti
c. M
jalanan permainan
elanjutkan
d. Diharapkan anak
permainan monopoli
tersenyum dan
senang.
d. M
emberikan pujian
atas keberhasilan
anak dan
memberikan pujian.
Penutup Memberikan reward Diharapkan anak Ceramah
(3 menit) pada anak atas hasil tertawa karena gembira
karyanya diajak bermain

D. EVALUASI YANG DIHARAPKAN


1. Struktur
a. Persiapan media yang akan digunakan
b. Persiapan tempat yang akan digunakan
c. Persiapan peserta yang mengikuti program terapi bermain
d. Kontrak waktu

2. Proses
a. Selama proses bermain ANAK USIA SEKOLAH tahun mengikuti program
terapi bermain dengan baik.
b. Selama proses bermain anak sekolah tahun mau bekerja sama dengan perawat.
c. Selama proses bermain perawat mendampingi anak.

3. Hasil
Untuk ANAK USIA SEKOLAH:
a. Anak dapat melatih kemampuan kognitif agar lebih terarah
b. Anak dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman sebaya, serta perawat.
c. Anak dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak melalui proses permainan
monopoli.
d. Anak dapat mengurangi kejenuhan dampak hospitalisasi dengan melakukan terapi
bermain ini.
TERAPI BERMAIN
BERMAIN DI RUANG BERMAIN

A. LATAR BELAKANG
Aktifitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara optimal.
Sekarang ini, banyak sekali di jual bermacam-macam alat permainan. Apabila orang tua
tidak selektif dan kurang memahami fungsinya, alat permainan yang di belinya tidak
dapat berfungsi secara efektif.
Alat permaina pada anak hendaknya di sesuaikan dengan jenis kelamian dan usia anak
sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal. Pada masa anak-anak,
kebutuhan bermain tidak bisa dipisahkan dari dunianya dan merupakan salah satu
kebutuhan dasar untuk dapat tumbuh kembang secara optimal. Selain itu, dengan aktivitas
bermain anak juga akan memperoleh stimulasi mental yang merupakan cikal bakal dari
proses belajar pada anak untuk pengembangan, kecerdasan, keterampilan, kemandirian,
kreativitas, agama, kepribadian, moral, etika, dll.

B. MANFAAT
 Melanjutkan tumbang anak
 Anak mampu mengembangkan kreativitasnya
 Anak mampu beradaptasi dgn lingkungan
 Mengilangkan konflik internal dalam diri anak
 Meningkatkan koping yang efektif terhadap lingkungan

C. PRINSIP BERMAIN

 Perlu ekstra energi


Bermain memerlukan energi yang cukup sehingga anak dapat memerlukan nutrisi
yang memadai asupan (intake) yang kurang dapat menurunkan daerah anak.

 Waktu yang cukup


Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain sehingga stimulus yang di
berikan dapat optimal selain itu anak akan mempunyai kesempatan untuk mengenal
alat-alat permainan.
 Alat permainan
Alat permainan yang di gunakan harus sesuai dengan usian dan tahap perkembangan
anak. Orang tua hendaknya memperhatikan hal ini sehingga alat permainan yang
diberikan dapat berfungsi dengan benar.
 Ruang untuk bermain
Diperlukan suatu ruangan atau tempat khusus untuk bermain bila memungkinkan,
dimana ruangan tersebut juga dapat menjadi tempat untuk menyimpan mainan
 Pengetahuan cara bermain
Anak belajar bermain dari mencoba-coba sendiri meniru teman-temannya atau di beri
tahu oleh orang tuanya. Cara yang terakhir adalah yang terbaik, karena anak lebih
terarah dan berkembang pengetahuannya dengan menggunakan alat permainan
tersebut
 Teman bermain
Dalam bermain, anak memerlukan teman, bias teman sebaya, atau orang tuanya ada
saat-saat tertentu anak bermain sendiri agar dapat memenuhi kebutuhannya sendiri

KONSEP TERAPI BERMAIN

Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan


fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai
hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel
tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa
sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi,
intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih,
1998).

Tujuan
Usia 6 - 12 tahun
 Merangsang daya imajinasi (bersandiwara)
 Menumbuhkan sportivitas
 Mengembangkan kepercayaan diri, kreativitas
 Mengembangkan koordinasi motorik
 Mengontrol emosi, sosialisasi / bergaul
 Melatif keterampilan fisik, intelektual, fantasi serta terlibat dengan kelompok
TAHAPAN PERKEMBANGAN BERMAIN
A. Jean Piaget (1962)
Menurut Piaget ada 4 tahapan bermain pada anak yaitu :
1. Sensory Motor Play (+/- ¾ bulan-1,5 tahun)
Pada tahapan ini, kegiatan anak mulai lebih terkoordinasi dan ia mulai belajar dari
pengalaman bermainnya.
2. Symbolic atau Make Believe Play (+/- 2-7 tahun)
Merupakan ciri periode operasional yang ditandai dengan bermain khayal (pura-
pura). Pada tahapan ini, anak sudah mulai dapat menggunakan berbagai benda
sebagai simbol atau representasi benda lain.
3. Social Play Games with Rules (+/- 8-11 tahun)
Pada tahap ini anak menggunakan simbol yang banyak diwarnai nalar dan logika
yang bersifat objektif dalam bermain. Kegiatan anak lebih banyak dikendalikan
oleh aturan permainan.
4. Games with rules and Sports (11 tahun ke atas)
Aturan pada olahraga jauh lebih ketat dan kaku, namun pada tahap ini anak senang
melakukan kegiatan ini berulang-ulang dan terpacu untuk mencapai prestasi
sebaik-baiknya. Pada tahap ini, bukan hanya rasa senang saja yang menjadi tujuan
tetapi ada suatu hasil akhir tertentu seperti ingin menang, memperoleh hasil kerja
yang baik.

B. Hurlock (1981)
Menurut Hurlock ada 4 tahapan bermain pada anak, yaitu :
1. Tahap Penjelajahan (Exploratory stage)
Ciri khasnya adalah berupa kegiatan mengenai obyek atau orang lain, mencoba
menjangkau atau meraih benda dikelilingannya, lalu mengamatinya.
2. Tahap Mainan (Toy stage)
Mencapai puncak pada usia 5-6 tahun. Pada tahap ini anak-anak berpikir bahwa
benda mainannya dapat berbicara, makan,merasa sakit dan sebagainya.
3. Tahap Bermain ( Play Stage)
Terjadi pada saat anak mulai masuk Sekolah Dasar. Anak bermain dengan alat
permainan, yang lama kelamaan berkembang menjadi games, olahraga dan bentuk
permainan lain yang juga dilakukan orang dewasa.
4. Tahap Melamun (Daydream Stage)
Diawali saat anak mendekati masa pubertas. Pada tahap ini anak banyak
menghabiskan waktu untuk melamun atau berkhayal.

Tugas perkembangan anak usia sekolah (6 samapai 12 tahun)


Pada usia ini, pemikiran meningkat atau bertambah logis dan koheren. Anak
mampu mengklasifikasi benda dan perintah dan menyelesaikan masalah secara konkret dan
sistematis berdasarkan apa yang mereka terima dari lingkungannya. Kemampuan berpikir
anak sudah rasional, imajinatif, dan dapat menggali objek atau situasi lebih banyak untuk
memecahkan masalah. Anak sudah dapat berpikir konsep tentang waktu dan mengingat
kejadian yang lalu serta menyadari kegiatan yang dilakukan berulang-ulang, tetapi
pemahamannya belum mendalam, selanjutnya akan semakin berkembang di akhir usia
sekolah atau awal masa remaja.
Contoh : Anak sudah bisa mencoba dalam menyelesaikan masalah yang kecil, misalnya
apabila mainannya hilang mereka akan mencoba mencari dan akan bertanya pada siapapun.

Jenis Dan Syarat Permainan Yang Tepat anak usia sekolah (6 samapai 12 tahun)
Kemampuan social anak usia ini meningkat. Mereka lebih mampu bekerjasama
dengan temannya. jadi permainan pada usia ini tidak hanya bermanfaat untuk meningkatkan
keterampilan fisik dan intelektual tetapi dapat mengembangkan sensitivitasnya untuk terlibat
dalam kelompok dan bekerjasama dengan sesamanya. Mereka belajar norma kelompok
sehingga dapat diterima dalam kelompoknya. Sisi lain manfaat bermain pada usia ini adalah
mengembangkan kemampuan untuk bersaing secara sehat.
Karakteristik permainan untuk anak usia ini dibedakan menurut jenis kelaminnya.
Anak laki-laki diberikan mainnan jenis mekanik (mobil-mobilan) yang akan menstimulasi
kemampuan kreativitasnya dalam berkreasi. Anak perempuan diberikan permainnan yang
dapat menstimulasi perasaan, pemikiran, dan sikapnya dalam menjalankan peran sebagai
seorang perempuan, misalnya alat untuk memasak, boneka.

A. PENGERTIAN BERMAIN
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kesenangan atau kesenangan. Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik,
intelektual, emosional, dan social dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar
karena dengan bermain, anak-anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar
menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukannya dan
mengenal waktu, jarak serta suara (Wong, 2000).
Menurut Champhell (1995) bermain sama dengan bekerja pada orang dewasa dan
merupakan aspek terpenting dalam kehidupan anak serta merupakan satu cara yang paling
efektif untuk menurunkan stres pada anak dan penting untuk kesejahteraan mental dan
emosional anak
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah kegiatan yang tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain sama dengan bekerja
pada orang dewasa, yang dapat menurunkan stress anak, media yang baik bagi anak untuk
belajar berkomunikasi dengan lingkungannya, menyesuaikan diri terhadap lingkungan,
belajar mengenal dunia sekitar kehidupannya, dan penting untuk meningkatkan
kesejahteraan mental serta social anak.

B. FUNGSI BERMAIN PADA ANAK


Fungsi utama pada bermain adalah merangsang perkembangan sensoris motoris,
perkembangan intelektual, perkembangan social, perkembangan kreatifitas,
perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain sebagai terapi.
Dalam perkembangan kognitif aktivitas bermain bagi anak berfungsi untuk belajar
berhubungan dengan lingkungannya, belajar mengenai objek dan bagaimana
menggunakannya. Anak belajar berpikir abstrak, dapat meningkatkan kemampuan bahasa
dan dapat mengatasi masalah dan menolong anak membandingankan fantasi dan realitas.
Bermain juga berfungsi untuk menciptakan dan meningkatkan kreativitas anak. Melalui
bermain untuk menjadi kreatif, anak mencoba ide - ide baru dalam bermain. Kalau anak
merasa puas dari kreatifitas baru, maka anak akan mencoba pada situai yang lain.
Dengan bermain akan mengembangkan dan memperluas sosialisasi anak sehingga
anak cepat mengatasi persoalan yang akan timbul dalam hubungan sosial. Dengan
sosialisasi akan berkembang nilai - nilai moral dan etik. Anak belajar yang benar dan
yang salah serta bertanggung jawab atas kehendaknya.
Bermain berfungsi juga sebagai alat untuk memupuk kesadaran diri anak karena
dengan bermain anak akan sadar tentang kemampuan, kelemahan dan tingkah lakunya.
Perkembanggan moral diperoleh dari guru dan orangtua serta orang sekitarnya. Anak
akan menunjukkan tingkah laku yang dapat diterima oleh temannya.
Salah satu bentuk permainan adalah menggunakan simbol - simbol. Penggunaan
simbol - simbol ini mulai muncul pada anak umur satu tahun karena anak mulai ikut
dalam kegiatan keluarga seperti makan, minum bersama. Pada anak pra sekolah
penggunaan simbol ini lebih dominan, karena anak mulai berfantasi dan belajar dari
model keluarga, misalnya peran guru, ibu dan perawat.
Menurut H. Hetzer ( Jerman ), macam - macam permainan pada anak dapat
dibedakan menjadi lima macam, yaitu : permainan fungsi ( dengan gerakan gerakan
tubuh, anggota badan), permainan konstruktif ( mobil - mobilan dari tanah, kuda - kudaan
dari pelepah pisang,dll ), permainan reseptif ( mis, sambil mendengar cerita atau melihat
gambar, anak berfantasi dan menerima kesan - kesan yang membuat jiwanya sendiri
aktif), permainan peranan ( anak memegang peranan sebagai apa yang sedang dimainkan,
contoh bermain sebagai dokter ), permainan sukses ( yang diutamakan adalah
prestasi sehinggga diperlukan keberanian, ketangkasan, kekuatan,dll. Contoh meniti
jembatan, meloncati parit, memanjat pohon ). Berikut ini akan diuraikan beberapa hal
menentukan jenis permainan sesuai usia anak.

C. TUJUAN BERMAIN
Beberapa tujuan yang diperoleh seorang anak melalui bermain adalah:
1. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat sakit
anak mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
2. Menggekpresikan perasaannya, keinginan dan fantasi, serta ide-idenya. Pada anak
yang belum dapat mengekspresikannya secara verbal. Permainan adalah media yang
sangat efektif untuk mengekspresikannya.
3. Mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah. Permainan
akan menstimulasi daya pikir, imajinasi, dan fantasinya, untuk menciptakan sesuatu
seperti yang ada dalam pikirannya. Pada saat melakukan permainannya, anak juga
akan dihadapkan pada masalah dalam konteks permainananya, semakin lama ia
bermain dan semakin tertantnag untuk dapat menyelesaikannya dengan baik.
4. Untuk itu yang penting adalah bagaimana menyiapkan anak dan orang tua untuk
dapat beradaptasi dengan stressor yang dialaiminya di rumah sakit secara efektif.
Permainana adalah media yang efektif untuk beradaptasi karena telah terbukti dapat
menurunkan rasa cemas, takut, nyeri dan marah.

D. Jenis permainan anak usia sekolah


Definisi
Monopoli adalah salah satu permaianan papan yang paling terkenal di dunia.
Tujuan permaianan ini untuk menguasai semua petak di atas papan melalui pembelian,
penyewaan dan pertukaran property dalam sistem ekonomi yang disederhanakan.
Setiap pemaian melemparkan dadu secara bergiliran untuk memindahkan
bidaknya, dan apabila ia mendarat di petak yang belum dimiliki oleh pemain lain, ia dapat
membeli petak itu sesuai harga yang tertera. Bila petak itu sudah dibeli pemain lain, ia
harus membayar pemain itu uang sewa yang jumlahnya juga sudah ditetapkan.

Manfaat
Permainan monopoli memiliki manfaat yang baik terutama bagi perkembangan anak.
Daya kreativitas anak dapat terlatih dengan memunculkan ide sesuai dengan konteks yang
ada. Selain itu anak dapat langsung belajar menghitung karena permainan ini sarat
dengan ilmu ekonomi sederhana. Monopoli dapat menjadi salah satu permainan yang
efektif, dan mampu mengusir rasa jenuh anak.

Peralatan
Untuk memainkan monopoli dibutuhkan peralatan sebagai berikut:
1. Bidak-bidak untuk mewakili pemain
2. Dua buah dadu bersisi enam
3. Kartu hak milik untuk setiap property. Kartu ini diberikan kepada pemain yang
membeli property itu. Diatas kartu tertera harga property, harga sewa, harga gadai,
harga rumah dan hotel.
4. Papan permainan dengan petak-petak:
a) 22 tempat, dibagi menjadi 8 kelompok berwarna dengan masing-masing 2
atau 3 tempat. Seorang pemain harus menguasai 1 kelompok warna sebelum
ia boleh membeli rumah atau hotel
b) 4 stasiun kereta. Pemain memperoleh sewa lebih tinggi bila ia memiliki lebih
dari 1 stasiun. Tapi diatas stsiun tidak boleh dibangun rumah atau hotel.
c) 2 perusahaan yaitu perusahaan listrik dan perusahaan air. Pemain
memperoleh sewa lebih tinggi bila ia memiliki keduanya. Rumah dan hotel
tidak boleh dibangun diatas perusahaan.
d) Petak-petak dana umum dan kesempatan. Pemain yang mendarat diatas petak
ini harus mengambil 1 kartu dan menjalankan perintah diatasnya.
5. Uang-uangan monopoli
6. Miniatur rumah dan hotel
7. Kartu-kartu dana umum dan kesempatan
Cara Bermain
1. Siapkan papan permainan, bidak, dadu, uang dan kartu monopoli
2. Bagi uang monopoli sesuai dengan ketentuan permainan
3. Tempatkan kartu dana umum dan kesempatan dikotak yang telah disediakan
4. Tempatkan bidak pemain dikotak start
5. Kocok pemain pertama, kedua, ketiga dan seterusnya
6. Lempar dadu dan langkahkan bidak sesuai dengan angka dadu yang didapatkan.
Lakukan secara bergantian.
7. Pemain dapat membeli petak sesuai dengan harga yang tertera pada papan
8. Pemain yang bidaknya menginjak petak pemain lain harus membayar pajak atau
harga sewa sesuai dengan harga yang ditentukan

DAFTAR PUSTAKA
Nelson, 1999. Ilmu Kesehatan Anak. EGC, Jakarta.

Ngastiyah. 1995. Perawatan Anak Sakit. EGC, Jakarta.

Soetjiningsih.1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Supartini, Yupi. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai