Anda di halaman 1dari 16

Osteomielitis

Tri Gunawan
Valerian Haidar
Vany Puspita Sari
Venni Harmeilawati Rizki
Veny Eka Marisca
Welda Anjelina
Definisi
Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih
sulit disembuhkan daripada infeksi jaringan lunak karena
terbatasnya asupan darah, respons jaringan terhadap
inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan
involukrum (pembentukan tulang baru di sekeliling
jaringan tulang mati). Osteomielitis dapat menjadi masalah
kronis yang akan mempengaruhi kualitas hidup atau
mengakibatkan kehilangan ekstremitas. (Brunner,
suddarth. (2001).  
Klasifikasi
Dari uraian di atas maka dapat diklasifikasikan dua macam
osteomielitis, yaitu:
1. Osteomielitis Primer ,yaitu penyebarannya secara hematogen dimana
mikroorganisme berasal dari focus ditempat lain dan beredar melalui
sirkulasi darah.
2. Osteomielitis Sekunder ,yaitu terjadi akibat penyebaran kuman dari
sekitarnya akibat dari bisul, luka fraktur dan sebagainya
Berdasarkan lama infeksi, osteomielitis terbagi menjadi 3, yaitu:
3. Osteomielitis akut
a) Osteomielitis hematogen
b) Osteomielitis direk
2. Osteomielitis sub-akut
3. Osteomielitis kronis
Etiologi
Bisa disebabkan oleh bakteri,antara lain :
1. Staphylococcus aureus sebanyak 90%
2. Haemophylus influenzae (50%) pada anak-anak dibawah umur 4 tahun.
3. Streptococcus hemolitikus
4. Pseudomonas aurenginosa
5. Escherechia coli
6. Clastridium perfringen
7. Neisseria gonorhoeae
8. Salmonella thyposa
Bagian tulang bisa mengalami infeksi melalui 3 cara,yaitu :
9. Aliran darah
10.Penyebaran langsung
11.Infeksi dari jaringan lunak di dekatnya.
Manifestasi Klinis
1. Demam
2. Nafsu makan menurun
3. Nyeri tekan saat pemeriksaan fisik
4. Gangguan sendi karena adanya pembengkakan
Komplikasi
Secara umum komplikasi osteomyelitis adalah sebagai berikut:
1. Abses Tulang
2. Bakteremia
3. Fraktur Patologis
4. Meregangnya implan prosthetik (jika terdapat implan prosthetic)
5. Sellulitis pada jaringan lunak sekitar.
6. Abses otak pada osteomyelitis di daerah kranium.
 
Patofisiologi
Staphylococcus aureus merupakan penyebab 70% sampai 80%
infeksi tulang. Organisme patogenik lainnya yang sering dijumpai pada
Osteomielitis meliputi : Proteus, Pseudomonas, dan Escerichia Coli.
Terdapat peningkatan insiden infeksi resistensi penisilin, nosokomial,
gram negative dan anaerobik. Awitan Osteomielitis stelah pembedahan
ortopedi dapat terjadi dalam 3 bulan pertama (akut fulminan – stadium
1) dan sering berhubngan dengan  penumpukan hematoma atau infeksi
superficial. Infeksi awitan lambat  (stadium 2) terjadi antara 4 sampai
24 bulan setelah pembedahan. Osteomielitis awitan lama (stadium 3)
biasanya akibat penyebaran hematogen dan terjadi 2 tahun atau lebih
setelah pembedahan. Respon inisial terhadap infeksi adalah salah satu
dari inflamasi, peningkatan vaskularisasi, dan edema. Setelah 2 atau 3
hari, trombisis pada pembuluh darah terjadi pada tempat tersebut,
mengakibatkan iskemia dan nefrosis tulang sehubungan dengan
penigkatan tekanan jaringan dan medula.
Lanjutan….
Infeksi kemudian berkembang ke kavitas medularis dan ke
bawah periosteum dan dapat menyebar ke jaringan lunak atau
sendi di sekitarnya. Kecuali bila proses infeksi dapat dikontrol
awal, kemudian akan membentuk abses tulang. Pada perjalanan
alamiahnya, abses dapat keluar spontan namun yang lebih sering
harus dilakukan insisi dan drainase oleh ahli bedah. Abses yang
terbentuk dalam dindingnya terbentuk daerah jaringan
mati (sequestrum) tidak mudah mencari dan mengalir keluar.
Rongga tidak dapat mengempis dan menyembuh, seperti yang
terjadi pada jaringan lunak lainnya. Terjadi pertumbuhan tulang
baru(involukrum) dan mengelilingi sequestrum. Jadi meskipun
tampak terjadi proses penyembuhan, namun sequestrum
infeksius kronis yang ada tetap rentan mengeluarkan abses
Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan darah
2) Pemeriksaan titer antibody – anti staphylococcus
3) Pemeriksaan kultur darah untuk menentukan bakteri (50%
positif) dan diikuti dengan uji sensitivitas
4) Pemeriksaan feses
5) Pemeriksaan biopsy tulang
6) Pemeriksaan ultra sound
7) Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan tambahan :
8) Bone scan : dapat dilakukan pada minggu pertama
9) MRI : jika terdapat fokus gelap pada T1 dan fokus yang terang
pada T2, maka kemungkinan besar adalah osteomielitis.
Penatalaksanaan
1) Istirahat dan pemberian analgetik untuk menghilangkan
nyeri.  Sesuai kepekaan penderita dan reaksi alergi penderita
2) Penicillin cair 500.000 milion unit IV  setiap 4 jam.
3) Erithromisin 1-2gr IV setiap 6 jam.
4) Cephazolin 2 gr IV setiap 6 jam
5) Gentamicin 5 mg/kg BB IV selama 1 bulan.
6) Pemberian cairan intra vena dan kalau perlu tranfusi darah
7) Drainase bedah
8) Istirahat di tempat tidur
9) Asupan nutrisi tinggi protein, vit. A, B,C,D dan K.
osteomielitis
1) Berhenti merokok
2) Diet sehat
3) Mengelola berat badan Anda
4) Mengurangi alkohol
5) Olahraga teratur
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
a. Identifikasi klien
Terdiri dari nama, jenis kelamin, usia, status perkawinan, agama, suku
bangsa, pendidikan,bahasa yang digunakan, pekerjaan dan alamat.
b. Keluhan Utama pasien osteomielitis adalah nyeri local, pembengkakan,
eritema, dan demam.
c. Riwayat keperawatan
1) Riwayat kesehatan masa lalu
Identifikasi adanya trauma tulang, fraktur terbuka,atau infeksi lainnya (bakteri
pneumonia,sinusitis,kulit atau infeksi gigi dan infeksi saluran kemih) pada masa
lalu. Tanyakan mengenai riwayat pembedahan tulang.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Apakah klien terdapat pembengkakan,adanya nyeri dan demam.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Adakah dalam keluarga yang menderita penyakit keturunan.
4) Riwayat psikososial
Adakah ditemukan depresi, marah ataupun stress.
Lanjutan…
d. Kebiasaan sehari-hari
1) Pola nutrisi : anoreksia, mual, muntah.
2) Pola eliminasi : adakah retensi urin dan konstipasi.
3) Pola aktivitas : pola kebiasaan
e. Pemeriksaan fisik
1) Kaji gejala akut seperti nyeri lokal, pembengkakan, eritema, demam dan
keluarnya pus dari sinus disertai nyeri.
2) Kaji adanya faktor resiko (misalnya lansia, diabetes, terapi kortikosteroid
jangka panjang) dan cedera, infeksi atau bedah ortopedi sebelumnya.
3) Identifikasi adanya kelemahan umum akibat reaksi sistemik infeksi.
(pada osteomielitis akut)
4) Observasi adanya daerah inflamasi, pembengkakan nyata, dan adanya
cairan purulen.
5) Identisikasi peningkatan suhu tubuh.
Area sekitar tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek bila
Lanjutan..
f. Pengkajian nyeri
P : Provokatif / Paliatif : Apa kira-kira Penyebab timbulnya rasa
nyeri...?
Q : Qualitas / Quantitas : Seberapa berat keluhan nyeri terasa..?.
Bagaimana rasanya..?. Seberapa sering terjadinya..?
R : Region / Radiasi : Lokasi dimana keluhan nyeri
tersebut dirasakan / ditemukan..? Apakah juga menyebar ke daerah
lain / area penyebarannya..
S : Skala Seviritas : Skala kegawatan dapat dilihat
menggunakan GCS (Glasgow's Coma Scale) ) untuk gangguan
kesadaran, skala nyeri / ukuran lain yang berkaitan dengan keluhan
T : Timing : Kapan keluhan nyeri tersebut mulai
ditemukan / dirasakan..? Seberapa sering keluhan nyeri
tersebut dirasakan / terjadi...? Apakah terjadi secara mendadak
Diagnosa keperawatan

A.Hipertermia b/d proses penyakit (mis. infeksi)


B.Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri
C.Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis
(mis.inflamasi, iskemia)
D.Risiko infeksi b/d penyakit kronis (mis. diabetes
mellitus)
E.Gangguan integritas kulit b/d faktor mekanis (mis.
penekanan pada tonjolan tulang, gesekan)
Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai