Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN “A” DENGAN

DIAGNOSA OSTEOMIELITIS DIRUANG MELATI 1

RSU LASINRANG PINRANG

TINGKAT 2B

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

PRODI KEPERAWATAN PARE-PARE

TAHUN AKADEMIK 2021/2022

LAPORAN PENDAHULUAN
A. DEFINISI OSTEOMIELITIS

Osteomielitis adalah infeksi tulang . Inpeksi tulang lebih Sulit disembuhkan daripada
Infeksi Jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah , respons jaringan terhadap Inflamasi
tekanan Jaringan dan pembentukan Involukrum ( Pembentukan tulang baru di sekeliling Jaringan
tulang mati ) . osteomielitis dapat menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi kualitas
hidup atau kehilangan ekstermitas.

( Brunner Suddarth ( 2001 ) , beberapa ahli memberikan definisi terhadap osteomilitis yaitu
sebagai berikut :

1. Osteomielitis adalah infeksi sumsum tulang pada tutang - tulang Panjang yang
disebabkan deh staphylococcus aureur dan kadang - kadang haemophylus influensae
( Depkes RI 1995 )
2. Osteomielitis adalah infeksi tulang ( Carpenito , iggo )
3. Osteomielitis adalah suatu Infeksi darah yang disebarkan oleh deh staphylococcus
( Henderson , 1997 ) yang

B. KLASIFIKASI OSTEOMIELITIS

Dari uraian diatas maka dikatifikasikan dua macam osteomielitis yaitu ;

1. Osteomielitis Primer yaitu pengebarannya secara hematogen dimana mikroorganisme


berasal dari Focus ditempat lain dan beredar melalui sirkulasi darah
2. Osteomielitis sekunder yaitu terjadi penyebaran kuman dari sekitarnya akibat dari bisul ,
luka fraktur dan sebagainya

Berdasarkan lama Infeksi , osteomielitis terbagi menjadi 3 yaitu :

1. Osteomielitis akut yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 minggu sejak Infeksi pertama
atau sejak penyakit pendahulu timbul osteomielitis akutpun terbagi menjadi 2 yaitu :
a) Osteomielitis hematogen yang merupakan Infeksi yang Penyebarannya berasal
dari darah .
b) Osteomielitis divek yang disebabkan oleh ke utak langsung dengan jaringan atau
bakteri akibat trauma atau pembedahan.
2. Osteomielitis sb-akut, yaitu osteomielits yang terjadi dalam 1-2 bulan sejak infeksi
pertama ata sejak penyakit pendahulu timbul.
3. Osteomielitis kronis, yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 bulan atau sejak infeksi
pertama atau sejak penyakit pendahulu timbl. Osteomielitis sb-akut dan kronis biasanya
terjadi pada orang dewasa dan biasanya terjadi karena ada luka atau trauma.
C. ETIOLOGI

Adapun Penyebab Penyebab osteomielitis in adalah

1. Bakteri ( staphylococcus aureus 10 % -50 % , Escherichia coli , Pseudomonas ,


Klebsiellalmonella dan protevs ) .
2. Virus
3. Jamur
4. Mikroorganisme lain 2 Tulang yang biasanya terlindung dengan baik dari Infeksi bisa
mengalami lnfelssi melalui 3 cara :
1) Aliran darah , yaitu aliran darah bisa membarua suatu Infeksi dari bagian tubuh
yang lain ke tulang yang biasanya . terjadi di ujung tulang tungkai dan lengan , dan tulang
belakang .
2) Penyebarang Langsung yaitu organisme bisa memasuki tulang Secara langsung
melalui patah tulang terbuka selama pembeda han tulang atau dari benda yang tercemar
yang menembus tulang.
3) Infeksi dari Jaringan lunak di dekatnya , yaitu Infeksi pada Jaringan lunak di
sekitar tulang bisa menyebar ke fulang setelah beberapa hari atau minggu . Infeksi
Jaringan lurak bisa timbul di daerah yang mengalami kerusakan karena cedeva , terapi
Penyinaran atau kanker atau ulkus di kulit yang disebabkan deh Jeleknya pasokan darah
atau diabetes .

D. PATOFISIOLOGI

Osteomielitis Paling sering disebabkan oleh Staphylococcus aureus . Organisme


penyebab yang lain yaitu salmonella, Streptococcus , dan Pneumococcus . Metafisis tulang
terkena dan Seluruh tulang mungkin terkena Tulang terinfeksi oleh bakteri melalui 3 Jalur :
Hematogen , melalui Impeksi di dekathya atau secara langsung selama pembedahan. Reaksi
inflamasi awal menyebabkan tromboris , iskemia dan nekrosis tulang . Pus mungkin menyebar
ke bawah ke dalam rongga medula atau menyebabkan abses superiosteal suopestra tulang yang
mati terbentuk pembentukan tulang baru dibawah periofeum yang terangkan diatas dan disekitar
Jaringa gradular ! oleh sinus - Sinus yang memungkinkan pus kelar. ( overdoff , 2002 : 541 ,
Rose , 1997 : go ) .
E. FATHWAY

Staphylocuccu, Haemophylus, Pseudomoras, Escherechia coli

Masuk melalui aliran darah, penyebaran lansung, infeksi dari jaringan lunak

Implamasi

Iskemia dan nefrosid

Infeksi kavitalis medullaris periosterium

Menyebar ke jaringan lunak atau sendi

Perubahan fungsi sendi

Kontraktur pada sendi deformitas sendi hipertropi

Perubahan turgor mk : hambatan mobilitas fisik distensi cairan

Mk : gangguang intergritas kulit mk : nyeri akut

Perubahan kondisi kesehatan

pada psikologis

Mk : ansietas

perubahan komponen sendi

Mk : resiko infeksi
F. MANIFESTASI KLINIS

Menurut smeltzer ( 2002 )

1. Jika Infeksi dibawah oleh darah biasanya awitannya mendadak , sering terjadi dengan
manifestasi klinis septiki Mia ( mis : menggigil , demam tinggi denyut nadi cepat dan
malaise umum ) . Gejala sismetik pada awalny a det menutupi gejala lokal secara lengkap
setelah infeksi menye bar dari rongga sumsum te forfeks tulang , akan mengenal
Pariosteum dan Jaringan lunak , dg bagian yang terinfeksi menjadi nyeri . bengkak dan
sangat nyeri tekan .
2. Bila osteomilitis terjadi akibat penyebaran dari Infeksi di sekitarnya atau kontaminari
langsung , tidak ada gejala sephifemia daerah infeksi membengkak , hangatl nyeri dan
viyeni tekan .
3. Pasien da osteomnilitis butok kronik ditandai dg pus yg . selalu mengalir ke luar dari
sinus atau mengalami periode berulang nyeri , Inflamasi Pembengkakan dan pengeluaran
pus . Infeksi derajat rendah dapat menjadi pada jaringan Parut akibat kurangnya asupan
darah

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan darah Sel darah putih meningkat sampai 30.000 l/gv/dl disertai peningkatan
lagu endop darah )
2. Pemeriksaan fifer antibody
3. Pemeriksaan feses menggambarkan nyeri konstan berdenyut yg semakin berat dg gerakan
dan berhubungan dg tekanan pus yg terkumpul.
4. Pemeriksaan biopsy tulang
5. Pemeriksaan ultra sound
6. Pemerikraam radiologis
7. Bone scan dan MRI

H PENATALAKSANAAN

1. Istirahat dan Pemberian analgetik untuk menghilangkan nyeri sesuai kepekaan penderita
dan reaksi alergi Penderita
2. Penicillin cair 500 000 milion Unit IV setiap 4 Jam
1. 3 . Erithromisin 1-2 gr IV setiap 6 jam
3. cephazolin 2gr/iv/ setiap 6 Jam
4. Gentamicin 5 mg / kg BB IV selama 1 bulan
5. Pemberian cairan intravena dan kalau peulu tranfusi doh
6. Drainate bedah apabila tidak ada perubahan setelah 24 Jam Pengobatan antibiotik
7. istirahat di tempat tidur u / k menghemat energi dan mengurangi hambatan aliran
Pembuluh balik
8. Asupan nutrisi tinggi Protein , vit . A , BC , 0 dan k 1.
 PENCEGAHAN
1. Berhenti merokok , merokok dapat menyumbat arteri dan meningkatkan tekanan darah
2. Diet rehat
3. Mengelola berat badan .
4. Mengurangi meng komsumsi alanet .
5. Blahraga teratur
9.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. IDENTITAS OSTEOMILITIS

Meliputi nama , jenis kelamin Usia , alamat agama bahasa yang digunakan status
perkawinan Pendidikan Pekerjaan asuransi , golongan darah , nomor register , tanggal masuk
Rumah sakit dan diagnosa medis . Pada Umumnya , keluhan utama pada kasus osteomilitis
adalah nyeri hebat .

Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang nyeri klien , Perawat dapat
menggunakan metode PQRST

a. Provoking Incident : hal yang menjadi faktor Presipitasi nyeri adalah proses sapuvaci
pada bagian tulang - Trauma hematoma akibat trauma pada daerah metafisis merupakan
salah satu faktor predisposisi terjadinya osteomilietis hematogen akut .
b. Quality of pain = Rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien bersifat menusuk
c. Region , radiation , relief = Nyeri dpt reda dg Imobi . lisasi atau istirahat , nyeri tidak
menjalar atau menye 2 bar
d. Severity ( scale ) of pain = Nyeri tidak yang dirasakan klien secara subjektif antara 2-3
pada rentang 0-4
e. Time : Berapa lama nyeri berlangsungkapan apakah . bertambah buruk pada malam hari
ata ) siang hari .

2. RIWAYAT KESEHATAN

a. Riwayat kesehatan sekarang


b. Biasanya klien datang kerumah sakit dengan keluhan awitan gejala akut ( misalnya nyeri
lokal , Pembengkakan eritema demam ) atau kambuhan keluarnya Pus davi Sinus disertai
nyeri , Pembengkakan dan demam Sedang .
c. b . Riwayat kesehatan dahulu klien
d. biasanya pernah mengalami penyakit yang hampir sama dengan sekarang atau penyakit
lain yg berhubung an tulang seperti trauma tulang , Infeksi tolang , Fraktur tulang terbuka
atau pembedahan tulang dll
e. Riwayat kesehatan keluarga
f. kaji apakah keluarga klien memiliki Penyakit keturunan namun biasanya tidak ada
penyakit . osteomielitis yang diturunkan
3. PSIKOSOSIAL

Pasien seringkali merasa ketakutan khawatir Infeksi nya tidak dapat sembuh , takut
diamputasi . Biasany a Pasien dirawat lama di rumah sakit sehingga perawat perlu mengkaji
Perubahan kehidupan khususnya hubungannya dengan keluarga , Pekerjaan atau sekolah .

4. PEMERIKSAAN FISIK

Area sekitar tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek bila dipalpasi .
Bisa juga terdapat Efek sistemik eritema atall kemerahan dan panas menunjukkan adanya demam
biasanya diatas 300 takhikardi , Irritable , lemah , bengkak nyeri maupun eritema.

5. PENGKAJIAN DENGAN PENDEKATAN FUNGSIONAL GORDON

a. Presepsi dan manajemen kesehatan: klien biasanya tidak mengerti bahwa penyakit yang
la derita adalah Penyakit yang berbahaya . Perawat perlu mengkaji bagaimana klien
memandang penyakit yang dideritanya . apakah klien tahu apa penyebab penyakitnya
sekarang
b. Nutrisi metabolik Biasanya pada pasien mengalami Penurunan nafsu makan karena
demam yang ia diderita
c. Eliminasi biasanya pasien mengalami gangguan dalam eliminasi karena pasien
mengalami penuroman nafsu makan akibat demam.
d. Aktivitas latihan biasanya pada pasien osteomilitis mengalami penurunan aktivitas karena
rasa nyeri yang la rasakan
e. Istirahat - tidur = pasien biasanya diduga akan mengalami susah tidur karena rasa nyeri
yang la rasakan pada tulangnya .
f. Kognitif - Presepsi biasanya klien fidak mengalami gangguan dengan kognitif dan
presepsipnya .
g. Presepsi diri - konsep diri Biasanya Pasien memiliki Perilaku menarik diri mengingkari
depresi , ekspresi takut, Perilaku marah , Postur tubuh mangelak, menangis, kontak mata
kurang gagal menepati Janji atau banyak Janji.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang munkin muncul pada pasien dengan osteomilitis adalah

1) Gangguan rasa nyaman, Nyeri berhubungan dengan . terputusnya kontinuitas Jaringan.


Tujuan : N
2) Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan
sekunder , adanya Infeksi.
3) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan pembatasan gerak
4) Gangguan eliminasi BAB Imobilisasi, konstipasi berhubungan dgn imobilisasi
5) 5)Kurang pengetahuan berhubungan dengan mis Interpretasi kurang perawatan diri =
Personal hygiene berhubungan dengan kelemahan terhadap gerak terbatas

C. FOKUS INTERVENSI

1 ) . Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dg terputumyo kontinuitas jaringan.

Tujuan : Nyeri hilang / terkontra

Intervensi :

a. Kaji tanda - tanda vital


b. Kaji keluhan nyeri . Perhatikan Intensitan lama dan lokasinya
c. Pertahankan posisi tepat pada ekstermitas yang di kibukan Pembedahan
d. Berikan tindakan kenyamanan
e. Kalaboran pemberian analgetik
f. Anjurkan menggunakan teknik relaksan

2 ) . Resiko tinggi penyebaran Infekri berhubungan dg tidak adekuatnya pertahanan sekunder ,


adanya Infeksi,

Tujuan : Penyebaran infeksi tidak terjadi

Intervensi :

a. Pantau tanda tanda vital


b. Dorong teknik mencuci tangan dengan baik
c. Batasi pengunjung serumi Indikaci
d. Rawat luka dengan teknik septik dan antireplik
e. Dorong Keranibangan istirahat dengan aktivitas yang sedang dan tingkatkan masukan
nutrir yng adekuat .
3 ) Gangguan mobilitas fisik bechubungan dengan pembatasan gerak .

Tujuan : Gangguan mobilital fisik tidak terjadi.

Intervensi :

a. Kaji derajat mobilitas


b. Pertahankan tirah boring awal dengan sendi yang sakit pada posisi yang dianjurkan
c. Bantu pasien memenuhi kebutuhannya
d. Dekatkan alat alat yang dibutuhkan pasien
e. Beri papan / alas pada ekstermitas yang sakit.
f. Kalaboran ahli pirioterapi

4 ) Gangguan eliminan BAB = konstipasi berhubungan dengan Imobilisan

Tujuan : Eliminasi BAB kembali normal.

Intervensi :

a. Sedikit keluhan nyeri abdomen


b. Anjurkan cairan peroral
c. Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi Serat
d. Kalaboran pemberian obat pencahar

5 ) . Kurang pengetahuan berhabungan dengan mis interpretasi

Tujuan : Menyatakan pemahaman pasien .

Intervensi :

a. kaji tingkat pengetahuan klien


b. Kaji ulang proses penyebab atau prognoris dan kemungkinan yang akan dialami
c. Diskusikan masalah nutrien

6 ) . Kurang perawatan diri, Personal Hygiene berhubungan dengan kelemahan terhadap gerak
terbatas.

Tujuan : Personal Hygiene dapat mandiri

Intervensi :

a. Kaji derajat ketidakmamppan klien


b. Beri perawatan sesuai dengan kebutuhan
c. Bantu perawatan diri sesuai kebutuhan
d. Bantu perawatan kuku .

D. Pelaksanaan keperawatan

Implementasi merupakan tindakan yang sudah di rencanakan dalam rencana keperawatan


tindakan mencakup tindakan mandiri dan kalaborasi pada tahap ini perawat menggunakan semua
kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap pasien baik
secara umum maupun secara khusus pada pasien dengan osteomilictis pada peranan ini perawat
melakukan fungsi secara independent Interdependen dan dependen.

E. Evaluasi keperawatan

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses teperawatan yang merupakan perbandingan yang
sistemati dan terencana antara hasil akhir yang dibuat dgn tahap perencanaan.

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana perawatan dapat dicapai dan
memberikan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan membandingkan dengan cara
SOAP

S: Subjek adalah Informasi yang berupa ungkapan yang di dapat dari pasien setelah tindakan
dilakukan.

O : Objek adalah Informasi yang didapat berupa hasil pengamatan Penilaian Pengukuran yang
dilakukan oleh perawat setelah melakukan tindakan

A : Analisa adalah membandingkan Informasi . antara subjektif dan Objektif dengan tujuan dan
kriteria hasil Kemudian diambil keputusan dan kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah
belum teratasi masalah . masalah teratasi sebagian, muncul masalah baru.

P : Plaining adalah rencana keperawatan . lanjutan yang akan dilakon berdasarkan difgruckan .
hasil analisa baik itu rencana
DAFTAR PUSTAKA

Andayani, nitti " laporan pendahuluan pada pasien osteomilitis “ 29 April 2012
andayani.blogspot.com/2011/09 laporan-pendahuluan-pada-pasien dengan _4945.Html.

Brunner dan Suddarth. 2002.Keperawatan medikal bedah Penerbit buku kedokteran. EGC ;
Jakarta

Kusuma, Hardi dan Amin Huda Nurarif 2012. Aplikan Asuhan keperawatan berdasarkan Nauda
NIC NOC. Edifi Revisi. Yogyakarta, Media Hardy

Lukman dan Ningeih Murma 2009. Asuhan keperawatan Pada klien dengan gangguan sistem
muskeloskeletal Penerbit Salemba Medika : Jakarta.

Paramita, Dian. " Asuhan keperawatan osteomilitis diakses Peida tanggal 19 April 2012
Httpaudian.blogspot.com/2013/09/asuhan keperawatan-Osteondilitis.Html.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN “A”

DENGAN DIAGNOSA OSTEOMILITIS DI RUANG

MELATI 1 RSUD LASINRANG

PINRANG

NO. RM :298696

Tgl masuk :04/2022

TGL PENGKAJIAN : 29/04/2022

30/04/2002

DIAGNOSA MEDIK : osteomilitis

Pengkajian

a. Biodata
1. Identitas klien
Nama : Tn. A
Tempat tgl lahir : 31-12-1950
Alamat : awang awang
Pendidikan : sd
Pekerjaan : petani
Agama : islam
Suku : bugis

2. Identitas penanggung jawab


Nama : Ny “f”
Umur : 32 tahun
Pendidikan : SMK
Pekerjaann : IRT
Alamat : awang awang
Hubungan dengan klien : anak
b. Riwayat kesehatan
1) keluhan utama
nyeri
2) riwayat keluhan sekarang
klien masuk ke rumah sakit pada tanggal 23 april 2022 dengankeluhan nyeri pada
kedua kaki kanan dan kiri post terjatuh ena batu kuranglebih 3 hari yanglalu dan
sulit beraktivitas nyeri yang dirasakan sepeerti teriris iris dan skala nyeri 5 (0-10)
dirasakan 3-4 menit hilang timbul
3) riwayat kesehatan dahulu
klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
4) riwayat kesehatan keluarga
klien mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit bawaan

5) genogram

Keterangan :
= Lakilaki
= perempuan
X = meninggal
____ = garis perkawinan
I = garis keturunan
= pasien
72 = umur
C. POLA AKTIVITAS SEHARI HARI

POLA AKTIVITAS SEBELUM SAKIT SETELAH SAKIT


-pola nutrisi

-makanan 3x sehari 3x sehari


Habis Habis
frekuensi Nasi,lauk Nasi, lauk
Baik Baik
porsi
4,5 L 4,5 L
jenis - -

nafsu makanan

-minum

Banyaknya

Pantangan
-Pola eliminasi
-BAB
Frekuensi Lunak Lunak
Bau Khas Khas
Warna
Kesulitan
-BAK
5-7x sehari Terpasang kateter
Frekuensi
khas khas
Jumlah

Warna

Bau
-Pola istirahat dan tidur
8 jam
Lama tidur malam - Kadang terbangun
- Skala nyeri timbul
Lama tidur siang

Gangguan tidur
Pola aktivitas
Mandi
Frekuensi 2x sehari Hanya lap basah
Cara pemenuhan Mandiri Dibantu keluarga
-cuci rambut
Frekuensi 4x seminggu Tidak pernah
Cara pemenuhan Mandiri -
-gosok gigi
-frekuensi 2x sehari 1x sehari
-cara pemenuhan mandiri Mandiri di tempat tidur

D. PEMERIKSAAN FISIK

1.Keadaan umum : sedang

2. kesadaran : composmentis

3. TTV :

Tekanan darah : 140/80 mmhg

Pernapasan :18x/menit

Nadi : 84x/menit

Suhu : 36’c

GCS : E4 M6 V5 = 15

E. PEMERIKSAAN HEAD TO TOE


a) Kepala
Inspeksi : bentuk kepala tampak bulat dan warna rambut putih (beruban)
Palpasi : tidak terdapat benjolan pada kepala klien dan tidak ada nyeri tekan
b) Mata
Inspeksi : mata simetris, tidak tampak adanya peradangan konjungtiva
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
c) Hidung
Inspeksi : hidung simetris, tidak ada peradangan, tidak ada polip
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
d) Telinga
Inspeksi : telinga simetris, fungsi pendengaran baik
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
e) Mulut
Inspeksi : mukosa bibir lembab
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
f) Leher
Inspeksi : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
g) Thorax
Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak ada lesi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : sonor pada semua lapang paru
Auskultasi : bunyi nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan, irama nafas teratur

h) Abdomen
Inspeksi : warna kulit sama
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : pada kuadran kanan atas terdengar timpani, pada kuadran kiri atas terdengar
redup, kuadran kiri bawah dan kanan juga terdengar timpani
Auskultasi : bunyi peristaltik usus 20x/ menit
i) Genetalia
Terpasang kateter
j) Ekstremitas
Atas : anggota gerak lengkap dan ditangan kiri terpasang infuse RL dengan terapi 20tpm,
kekuatan oto 5 I 5
Bawah : anggota gerak lengkap, terdapat luka post op jatuh di kaki kanan dan kiri,
kekuatan otot 3 I 3
k) Kulit
Sawo matang

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Kolestrol total : 154 mg/dl
 HDL : 45 mg/dl
 LDL : 124 mg/dl
 Glukosa puasa : 97 mg/dl

G. TERAPI OBAT
 Ranitidin 1amp/ 12jam
 Keterolac 1amp/ 8jam
 Ceftriaxone 1gr/ 12jam
 Santagesik 1gr/ 8jam
 Bactirom 1gr/ 12jam
 Paracetamol 1tab (oral)
 Infuse RL 20tpm

DATA FOKUS

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


1. Klien mengatakan nyeri pada kedua 1. Klien tampak meringis
kakinya kiri dan kanan post terjatuh 2. Klien tampak lemah
2. Klien mengatakan sulit beraktivitas 3. Observasi TTV
 TD : 140/80 mmHg
 P : 84x/ menit
 N : 18x/ menit
 S : 36 C
4. Terdapat luka pada kaki kiri dan
kanan post jatuh kurang lebih 3 hari
yang lalu
5. Skala nyeri 5
ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH


Ds : Staphylocuccu; haemophylus, Nyeri akut
pseudomoras, escheredhia coli
Klien mengatakan nyeri
pada kedua kakinya kiri
dan kanan post terjatuh

Masuk melalui aliran darah,


Do : penyebaran langsung, infeksi dari
jaringan lunak
- Klien tampak
meringis
- Klien tampak
lemah
- Observasi TTV
TD : 140/80mmHg Implamasi
P : 18x/ menit
N : 84x/ menit
S : 36 C
Iskemia dan nefrosid

Infeksi kavitalis medullaris


periosterium

Menyebar ke jaringan lunak atau


sendi

Perubahan fungsi sendi

Hipertropi

Distensi cairan

Nyeri akut

Anda mungkin juga menyukai