Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA “Ny.

M”
DENGAN MASALAH HIPERTENSI DI RW VI
KELURAHAN LOMPOE KECAMATAN BACUKIKI

Oleh :

SAFITRI NADILA

PO713202201059

TINGKAT IIIB

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PAREPARE

TAHUN 2022
A. Konsep dasar Hipertensi

1. Defenisi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas)
dan angka kematian (mortalitas). (Triyanto E, 2014)
Tekanan darah tinggi atau Hipertensi berarti tekanan tinggi di dalam arteri-
arteri. Arteri arteri adalah pembuluh-pembuluh yang mengangkut darah dari jantung
yang memompa ke seluruh jaringan dan organ-organ tubuh. (Pudiastuti, 2016)
Penyakit darah tinggi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah dan
jantung yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah
terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya (Pudiastuti R D, 2016).

2. Etiologi
Penyebab hipertensi dibagi 3 yaitu (Pudiastuti R D, 2016):
a. Secara genetis menyebabkan kelainan berupa:
1) Gangguan fungsi barostat renal
2) Sensitifitas terhadap konsumsi garam
3) Abnormalitas transportasi natrium kalium
4) Respon SSP (Sistem Saraf Pusat) terhadap stimulasi psiko-sosial
5) Gangguan metabolisme (glukosa, lipid, dan resistensi insulin)
b. Faktor lingkungan
1) Faktor psikososial: kebiasaan hidup, pekerjaan, stress mental, aktivitas fisik,
status sosial ekonomi, keturunan, kegemukan, dan konsumsi minuman keras
2) Faktor konsumsi garam
3) Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cartison) dan
beberapa obat hormon, termasuk beberapa obat anti radang (anti-inflamasi)
secara terus-menerus (sering) dapat meningkatkan tekanan darah seseorang,
merokok dan minum minuman beralkohol juga termasuk salah satu faktor yang
dapat menimbulkan terjadinya tekanan darah tinggi
c. Adaptasi struktural jantung serta pembuluh darah
1) Pada jantung: terjadi hypertropi dan hyperplasia miosit
2) Pada pembuluh darah: terjadi vaskuler hypertropi
3. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pumbuluh darah terletak di
pusat vasomotor pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jelas saraf
simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula
spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergetar ke bawah melalui sistem saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini neuron pre-ganglion ke pumbuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pumbuluh
darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pumbuluh darah terhadap rangsangan vasokonstriktor.

Pasien dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak


diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut dapat terjadi. Pada saat bersamaan dimana
sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsangan emosi,
kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktifitas vasokontriksi.
Medula adrenal mensekresikan efinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon
vasokonstriktor pumbuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran
darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin (Aspiani, 2014).

Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi


angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada akhirnya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal, menyebabkan volume intravaskular. Semua faktor tersebut cenderung
mencetuskan terjadinya hipertensi (Aspiani, 2014). Digital Repository Universitas
Jember 19 Peningkatan tekanan darah biasanya tidak teratur serta terjadi peningkatan
secara terus menerus. Hipertensi biasanya dimulai sebagai penyakit yang ringan lalu
perlahan berkembang ke kondisi yang parah atau berbahaya (Williams & Wilkins,
2011) dalam (Mulyadi, 2016). Gejala yang sering muncul pada hipertensi salah satunya
adalah nyeri kepala. Pada nyeri kepala yang diderita oleh pasien hipertensi disebabkan
karena suplai darah ke otak mengalami penurunan dan peningkatan spasme pembuluh
darah (Setyawan & Kusuma, 2014).
Perubahan struktur dalam arteri-arteri kecil dan arteriola menyebabkan
penyumbatan pembuluh darah. Bila pembuluh darah menyempit maka aliran arteri
akan terganggu Price dan Wilson, 2006 dalam (Setyawan & Kusuma, 2014). Hal
tersebut mengakibatkan spasme pada pembuluh darah (arteri) dan penurunan O2
(oksigen) yang akan berujung pada nyeri kepala atau distensi dari struktur di kepala
atau leher Kowalak, Welsh, dan Mayer, 2012 dalam (Setyawan & Kusuma, 2014).
Nyeri kepala atau sakit kepala merupakan gejala penting dari berbagai kelainan tubuh
organik maupun fugsional. (Ballenger, 2010) dalam (Mulyadi, 2016).

Nyeri kepala ini sering ditandai dengan sensasi prodromal misal mual, pengelihatan
kabur, auravisual, atau tipe sensorik halusinasi. Salah satu teori penyebab nyeri kepala
migrain ini akibat dari emosi atau ketegangan yang berlangsung lama yang akan
menimbulkan reflek vasospasme beberapa pembuluh arteri kepala termasuk pembuluh
arteri yang memasok ke otak. Secara teoritis, vasospasme yang terjadi akan
menimbulkan iskemik pada sebagian otak sehingga terjadi nyeri kepala. Hall, 2012
dalam (Mulyadi, 2016).

4. Manifestasi Klinis
a. Penglihatan kabur karena kerusakan retina
b. Nyeri pada kepala
c. Mual dan muntah akibat meningkatnya tekanan intracranial
d. Edema dependent
e. Adanya pembengkakan karena meningkatnya tekanan kapiler
(Pudiastuti R D, 2016).
5. Penatalaksanaan
Pengobatan untuk Hipertensi bertujuan mengurangi morbiditas dan mortalitas
dan mengontrol tekanan darah. Dalam pengobatan Hipertensi ada 2 cara yaitu:
a. Pengobatan nonfarmakologik
Pengobatan ini dilakukan dengan cara:
1) Pengurangan berat badan: penderita Hipertensi yang obesitas dianjurkan
untuk menurunkan berat badan, membatasi asupan kalori dan peningkatan
pemakaian kalori dengan latihan fisik yang teratur
2) Menghentikan merokok: merokok tidak berhubungan langsung dengan
Hipertensi tetapi merupakan faktor utama penyakit kardiovaskuler.
3) Menghindari alkohol: alkohol dapat meningkatkan tekanan darah dan
menyebabkan resistensi terhadap obat anti Hipertensi.
4) Melakukan aktivitas fisik: penderita Hipertensi tanpa komplikasi dapat
meningkatkan aktivitas fisik secara aman.
5) Membatasi asupan garam: kurangi asupan garam sampai kurang dari 100
mmol perhari atau kurang dari 2,3 gram natrium atau kurang dari 6 gram
NaCl.

b. Pengobatan Farmakologi
Pengobatan farmakologi pada setiap penderita Hipertensi memerlukan
pertimbangan berbagai faktor seperti beratnya Hipertensi, kelainan organ dan
faktor resiko lain. Berdasarkan cara kerjanya, obat Hipertensi terjadi beberapa
golongan, yaitu diuretik yang dapat mengurangi curah jantung, beta bloker,
penghambat ACE, antagonis kalsium yang dapat mencegah vasokonstriksi. Pada
beberapa kasus, dua atau tiga obat Hipertensi dapat diberikan. Pengobatan
Hipertensi biasanya dikombinasikan dengan beberapa obat:
1) Diuretic (Tabel Hydrochlorothiazide (HCT), Lasix (Furosemide)). Merupakan
golongan obat Hipertensi dengan proses pengeluaran cairan tubuh via urine.
Tetapi karena potassium berkemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka
pengontrolan konsumsi potasium harus dilakukan.
2) Beta-blockers (Atenolol (Tenorim), Capoten (Captropil)). Merupakan obat
yang dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah melalui proses
memperlambat kerja jantung dan memperlebar (Vasodilatasi) pembuluh
darah.
3) Calcium Channel blockers (Norvasc (amlopidine), Angiotensin Converting
Enzyme (ACE)). Merupakan salah satu obat yang biasa dipakai dalam
pengontrolan darah tinggi atau Hipertensi melalui proses relaksasi pembuluh
darah yang juga memperlebar pembuluh darah. (Pudiastuti R D, 2016).

6. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi juga banyak dungkapkan oleh para ahli, diantaranya WHO
menetapkan klasifikasi hipertensi menjadi tiga tingkat yaitu tingkat I tekanan darah
meningkat tanpa gela-gejala dari gangguan atau kerusakan sistem kardiovaskuler.
Tingkat II tekanan darah dengan gejala hipertrofi kardiovaskuler, tetapi tanpa adanya
gejala-gejala kerusakan atau gangguan dari alat atau organ lain. Tingkat III tekanan
darah meningkat dengan gejala-gejala yang jelas dari kerusakan dan ganggguan faal
dari target organ. Sedangkan JVC VII, klasifikasi hipertensi adalah :

Kategori Tekanan sistolik Tekanan diastolik


(mmHg) (mmHg)
Normal < 130 <85
Normal Tinggi 130-139 85-89
Hipertensi :
Stage I (ringan) 140-159 90-99
Stage II (sedang) 160-179 100-109
Stage III (berat) 180-209 110-120

Berdasarkan penyebab Hipertensi dibedakan menjadi dua bagian yaitu:

a. Hipertensi Esensial/Hipertensi Primer


1) Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi.
2) Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur (jika
umur bertambah maka tekanan darah meningkat), jenis kelamin (laki-laki lebih
tinggi dari pada perempuan), ras (ras kulit hitam lebih banyak dari ras kulit
putih).
3) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah
konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gram), kegemukan atau makan
berlebihan, stress, merokok, minum alkohol, minum obat-obatan (Ephedrine,
Prednison, Epineprin).
b. Hipertensi Sekunder
Jenis hipertensi ini penyebabnya dapat diketahui sebagai berikut:

1) Penyakit ginjal: glomerulonefritis, piyelonefritis, nekrosis tubular akut,


tumor
2) Penyakit vaskuler: atreosklerosis, hyperplasia, thrombosis, aneurisma,
emboli kolestrol dan Vaskulitis
3) Kelainan endokrin: diabetes mellitus, hipertiroidisme, hipotiroidisme
4) Penyakit syaraf: stroke, encephalitis, sindrom gulian barre
5) Obat-obatan: kontrasepsi oral, kortikosteroid (Aspiani, 2014).

7. Pemeriksaan Diagnosis

Pemeriksaan diagnostik pada klien dengan hipertensi meliputi:


a. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
b. Pemeriksaan retina
c. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan
jantung.
d. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri.
e. Urinalisasi untuk mengetahui protein dalam urin darah, glukosa
f. Pemeriksaan: renogram, pielogram dan penentuan kadar urin.
g. Foto dada dan CT scan.

B. Konsep Dasar Gerontik

1. Definisi Lansia
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua
bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur
mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh
dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh, seperti didalam Undang-
Undang No 13 tahun 1998 yang isinya menyatakan bahwa pelaksanaan pembangunan
nasional yang bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, telah menghasilkan kondisi sosial
masyarakat yang makin membaik dan usia harapan hidup makin meningkat, sehingga
jumlah lanjut usia makin bertambah. Banyak diantara lanjut usia yang masih produktif
dan mampu berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia pada hakikatnya merupakan
pelestarian nilai-nilai keagamaan dan budaya bangsa.
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi di dalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari
suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua
merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan,
yaitu anak, dewasa dan tua (Nugroho, 2006).

2. Batasan Lansia
a. WHO (1999) menjelaskan batasan lansia adalah sebagai berikut:
1) Usia lanjut (elderly) antara usia 60-74 tahun,
2) Usia tua (old): 75-90 tahun, dan
3) Usia sangat tua (very old) adalah usia > 90 tahun.
b. Depkes RI (2005) menjelaskan bahwa batasan lansia dibagi menjadi tiga
katagori, yaitu:
1) Usia lanjut presenilis yaitu antara usia 45-59 tahun,
2) Usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas,
3) Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas atau usia 60 tahun ke atas
dengan masalah kesehatan.

3. Ciri-Ciri Lansia.
Ciri-ciri lansia adalah sebagai berikut:
a. Lansia merupakan periode kemunduran.
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor psikologis.
Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Misalnya
lansia yang memiliki motivasi yang rendah dalam melakukan kegiatan, maka akan
mempercepat proses kemunduran fisik, akan tetapi ada juga lansia yang memiliki
motivasi yang tinggi, maka kemunduran fisik pada lansia akan lebih lama terjadi.
b. Lansia memiliki status kelompok minoritas.
Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap
lansia dan diperkuat oleh pendapat yang kurang baik, misalnya lansia yang lebih
senang mempertahankan pendapatnya maka sikap sosial di masyarakat menjadi
negatif, tetapi ada juga lansia yang mempunyai tenggang rasa kepada orang lain
sehingga sikap social masyarakat menjadi positif.
c. Menua membutuhkan perubahan peran.
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran
dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar
keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan. Misalnya lansia
menduduki jabatan sosial di masyarakat sebagai Ketua RW, sebaiknya masyarakat
tidak memberhentikan lansia sebagai ketua RW karena usianya.
d. Penyesuaian yang buruk pada lansia.
Perlakuan yang buruk terhadap lansia membuat mereka cenderung
mengembangkan konsep diri yang buruk sehingga dapat memperlihatkan bentuk
perilaku yang buruk. Akibat dari perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian
diri lansia menjadi buruk pula. Contoh: lansia yang tinggal bersama keluarga
sering tidak dilibatkan untuk pengambilan keputusan karena dianggap pola
pikirnya kuno, kondisi inilah yang menyebabkan lansia menarik diri dari
lingkungan, cepat tersinggung dan bahkan memiliki harga diri yang rendah.

4. Perkembangan Lansia
Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan manusia di
dunia. Tahap ini dimulai dari 60 tahun sampai akhir kehidupan. Lansia merupakan
istilah tahap akhir dari proses penuaan. Semua orang akan mengalami proses menjadi
tua (tahap penuaan). Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana
pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi
sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi (tahap penurunan).
Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh,
jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia,
penuaan dihubungkan dengan perubahan degeneratif pada kulit, tulang, jantung,
pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainnya.
A. Pengkajian

Hari/ Tgl : Rabu, 09 November 2022

Jam : 10.00

Nama Mhs : Safitri Nadila

1. Identitas

a. Nama : “Ny. M”

b. Tempat /tgl lahir : Pare-pare, 31 Desember 1957

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Status Perkawinan : Kawin

e. Agama : Islam

f. Suku : Bugis

2. Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi

a. Pekerjaan saat ini : Ibu rumah tangga.

b. Pekerjaan sebelumnya :-

c. Sumber pendapatan :-

d. Kecukupan pendapatan :-

3. Lingkungan tempat tinggal

a. Kebersihan dan kerapihan ruangan


Lingkungan rumah klien cukup bersih. Jenis rumahnya adalah rumah kayu
dengan luas 8 x 13 m² . Kebersihan rumah klien tampak bersih, halaman
rumahnya tertata dengan rapi begitupan halaman belakang. Ruang tamu
klien juga tertata dengan rapi. Klien mengatakan setiap pagi dan sore hari
selalu menyapu dan membersihkan rumahnya.

b. Penerangan
Cahaya matahari yang masuk kerumah cukup. Klien mengatakan
penerangan dirumahnya menggunakan listrik.
c. Sirkulasi udara
Ventilasi pada rumah klien cukup banyak sebagai tempat sirkulasi udara.
d. Keadaan kamar mandi
Klien memiliki dua WC yaitu WC berada didalam rumah dan WC berada di
halaman samping rumah klien.
e. Pembuangan air kotor
Klien mengatakan pembuangan air kotornya terus ke selokan tetapi klien
tidak memiliki pembuangan air limbah (SPAL) sesuai dengan syarat
kesehatan.
f. Sumber air minum
Sumber air mimum klien adalah air PDAM dan keadaan fisik air yaitu air
tidak berbau , tidak berwarna dan tidak berasa.
g. Pembuangan sampah
Klien mengatakan memiliki tempat sampah kecil dirumah dan pembuangan
sampah akhir dikumpulkan kedepan rumah untuk diambil oleh truk sampah.
h. Sumber pencemaran
Sumber pencemaran terlihat dari selokan samping rumah klien karena
beberapa rumah dekat dari lingkungan kliem membuang air kotor bekas
cucian langsung keselokan.

4. Riwayat Kesehatan

a. Status Kesehatan saat ini

1. Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir

Nyeri pada tengkuk leher.

2. Gejala yang dirasakan

Klien mengatakan terkadang pusing dan nyeri pada tengkuk leher.

Klien mengatakan skala nyeri 6 dari skala 1-10.

3. Faktor pencetus

Klien mengatakan memiliki riwayat hipertensi

4. Timbulnya keluhan
Klien mengatakan timbulnya keluhan bertahap.
5. Upaya mengatasi
Klien mengatakan jika nyerinya timbul, klien beristirahat. Klien
mengatakan kurang mengerti tentang penyakit dan sering menanyakan
pada anaknya atau petugas kesehatan.
6. Klien sekarang tidak mengonsumsi obat apapun.

b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

1. Penyakit yang pernah diderita

Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit.

2. Riwayat alergi

Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat ataupun


makanan.

3. Riwayat kecelakaan

Klien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan Riwayat pernah


dirawat di RS

Klien mengatakan tidak pernah dirawat di rumah sakit

5. Riwayat pemakaian obat :

Tidak ada riwayat pemakaian obat pada klien.

4. Riwayat kesehatan keluarga


Klien mengatakan tidak ada penyakit turunan dari keluarga seperti
hipertensi, stroke ,diabetes melitus dan lainnya.
Genogram.

61 c ? 65

Keterangan :

: Laki-laki 61 : Klien

: Perempuan ........ : Tinggal serumah

5. Pola Fungsional

a. Persepsi kesehatan dan pola manajemen kesehatan

Klien mengatakan tidak merokok, mengkonsumsi minuman keras, dan


mengkonsumsi obat-obatan.

b. Nutrisi metabolik

Klien mengatakan frekuensi makannya 3 kali sehari yaitu pagi hari, siang
hari dan malam hari..

c. Eliminasi

a. BAK
Klien mengatakan tidak memiliki keluhan saat melakukan BAK dan
frekuensi BAK pada klien 5-7x/ hari dengan warna urin kuning pekat.
b. BAB
Klien mengatakan tidak memiliki keluhan saat melakukan BAB dan
frekuensi BAB pada klien 1x/hari dengan konsistensi lunak.

d. Aktifitas Pola Latihan

Klien mengatakan masih melakukan aktivitas sehari-sehari dengan


mandiri seperti mandi, makan, berpakaian klien masih melakukannya
dengan sendiri tanpa bantuan.

e. Pola istirahat tidur

Klien mengatakan sulit tidur apalagi pada siang hari klien sangat sulit
tidur dikarenakan nyeri kepala dan tengkuknya. Klien mengatakan pada
malam hari , ia terkadang terbangun karena nyeri tengkuk dan kepalanya.
f. Pola Kognitif Persepsi

Klien mengalami gangguan dalam penglihatan karena klien sudah tidak


bisa mengenali orang dalam jarak jauh dan penglihatannya buram. Dan
klien mengatakan tidak memiliki masalah dengan pendengaran.

g. Persepsi diri-Pola konsep diri

Klien mengatakan sudah menginjak masa tua, klien hanya ingin


berkumpul dengan anak-anaknya dan bersama keluarganya.
h. Pola Peran-Hubungan

Tn. L mengatakan ia berperan sebagai kepala rumah tangga dan klien


Ny. M sebagai ibu rumah tangga, sebagai suami dan pencari nafkah. Ny.
M dan Tn. L berperan sebagai orang tua yang penuh dengan pengalaman
yang menurut Tn. L perlu ditularkan sebagai ilmu yang bermanfaat
dalam membuat keputusan.

i. Sexualitas

Tidak diakji.

j. Koping-Pola Toleransi Stress

Klien mengatakan terkadang stress memikirkan masalah ekonomi dan


terkadang klien masih bersedih saat mengenang mendiang anaknya yang
telah meninggal dunia.
k. Nilai-Pola Keyakinan

Klien mengatakan berkeyakinan agama islam , klien selalu


melaksanakan ibadah sholat 5 waktu dan tepat waktu. Klien
melaksanakannya selalu berjamaah di mesjid dekat rumahnya.
Klien beranggapan sakit yang dideritanya karena ujian dari Allah SWT.
Dahulu waktu masih muda, klien kurang pelaksanaannya dalam ibadah
sholat, jadi sakit yang diderita sekarang selama 2 tahun, merupakan ujian
dari Allah SWT.
6. Pemeriksaan fisik.
a. Keadaan umum : Composmentis
b. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah :180/100 MmHg
Nadi : 82 x / menit
Suhu : 36,7 ˚C
Pernapasan : 21 x/ menit
c. Kepala
Wajah : wajah klien tampak simetris, tidak ada tampak oedema.
Wajah klien tampak meringis.
Mata : konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik
Rambut : warna rambut putih, kulit rambut bersih
Hidung : hidung pasien bersih, pasien tidak terdapat secret.
Mulut : mulut pasien bersih
Telinga : telinga pasien bersih
d. Dada
Inspeksi : tidak ada refleksi otot bantu nafas
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : tidak ada bunyi wheezing, ronkhi, dll
Perkusi : bunyi pekak
e. Abdomen
Inspeksi : perut mengalami asites
Palpasi : tidak ada pembesaran hepatomegali, splenomegaly
Auskultasi : tidak terdengar peristaltik usus
f. Kulit
Inspeksi : kulit klien tampak bersih, keriput dan tidak tambak oedema
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
g. Ekstermitas
• Ekstermitas atas : tangan kanan klien tampak lemah akibat riwayat
klien terkena stroke ringat. Tetapi tangan klien masih bisa mengangkat
benda yang tidak terlalu berat. Pergerakan tangan kiri klien masih
tampak baik dan kuat.
• Ekstermitas bawah
Ekstermitas bawah klien masih lengkap, masih kuat berjalan dan tidak
terdapat edema.

7. Pengkajian khusus

a. Fungsi kognitif SPMSQ :

Pernyataan No Pertanyaan Jawaban

Benar Salah

✓ 1 Tanggal berapa hari ini ? Tanggal 11

✓ 2 Hari apa hari ini? Hari jum’at

✓ 3 Apa nama tempat ini? Rumah klien

✓ 4 Dimana alamat anda? RW VI

✓ 5 Berapa umur anda? 65 tahun

✓ 6 Kapan anda lahir ? 31 Desember 1957

Siapa presiden Indonesia


✓ 7 sekarang? Jokowidodo

✓ 8 Siapa nama kecil ibu anda ? Iwawi


Siapa presiden pertama
✓ 9 Indonesia Soekarno

✓ 10. Berapa jumlah anak anda ? 6 orang

Keterangan :

Salah 0-3 : Fungsi intelekual utuh

Salah 4-5 : fungsi intelektual kerusakan ringan

Salah 6-8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang

Salah 9-10 : Fungsi intelektual kerusakan berat.

Hasil : Nilai fungsi kognitig klien adalah 2 salah dengan hasil fungsi
intelektual klien masih utuh.

b. Status fungsional (Katz Indeks ) :

Skor Kriteria

✓ A Kemandirian dalam makan, kontinen, tinen, berpindah,


kekamar kecil, berpakaian, dan mandi.

B Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari


kecuali satu dari fungsi tersebut

C Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari,


kecuali mandi dan satu fungsi tambahan.

D Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari,


kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi tambahan.

E Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari,


kecuali mandi, berpakaian, kekamar kecil dan satu fungsi
tambahan.
F Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari,
kecuali mandi, berpakaian, kekamar kecil, berpindah, dan
satu fungsi tambahan.

G Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut.

Lain- Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat


lain diklasifikan sebagai C,D, E atau F

Hasil : Nilai katz indeks klien adalah A Kemandirian dalam makan,


kontinen, tinen, berpindah, kekamar kecil, berpakaian, dan
mandi.

c. MMSE :
No Aspek Nilai Nilai Kriteria
kognitif maks klien
1. Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar:

✓ Tahun
✓ Musim
✓ Tanggal
✓ Hari
✓ Bulan
Orientasi 5 5 Dimana kita berada:

✓ Negara indonesia
✓ Provinsi sulawesi selatan
✓ Kota parepare
✓ Kelurahan lompoe
✓ Rw VI

2. Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 objek oleh


pemeriksa masing-masing 1
detik kemudian minta klien
untuk menyebutkan ulang ke 3
objek tersebut:
✓ Objek pulpen
✓ Objek kertas
✓ Objek jam tangan

Perhatian Minta klien untuk memulai


3. dan 5 2 angka 100
kalkulasi kemudian dikurangi 7 sampai 5
kali/tingkat

✓ 93
✓ 86

X 79

X 72

X 65

4. Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengingat


objek pada nomor 2 dan nilai 1
point untuk jawaban benar
masing-masing objek
5. Bahasa 9 9 Tunjukkan pada klien suatu
benda dan minta pada klien
menyebutkan namanya

✓ Jam tangan
✓ Pulpen

Minta klien untuk mengulang


kata-kata berikut “tak ada jika
dan atau tetapi” ≤ Pertanyaan
benar 2 buah:

✓ Tak ada,tetapi

Minta klien untuk mengikuti


perintah yang terdiri dari 3
langkah :
“ambil kertas ditangan
anda,lipat 2 dan taruh dilantai”

✓ Ambil kertas
✓ lipat 2
✓ taruh di lantai
perintahkan klien untuk
mengikuti hal berikut:
✓ Tutup mata anda
perintahkan klien untuk
membuat kalimat dan
suatu gambar
✓ tulis 1 kalimat
menyalin gambar
Total nilai 30 27

Keterangan :

>23 : aspek kognitif dari fungsi mental baik.

18-22 : kerusakan aspek fungsi mental ringan.

≤18 : terdapat kerusakan mental berat.

Hasil : Nilai MMSE pada klien berjumlah 27 poin dengan hasil aspek
kognitif dari fungsi mental klien baik.

d. APGAR keluarga :
No Uraian Fungsi Skor
1 Saya puas bahwa saya dapat kembali Adaptation 2
(teman-teman) saya untuk membantu
pada waktu sesuatu menyusahkan
saya.
2 Saya puas dengan cara keluarga Partneship 1
(temanteman) saya membicarakan
sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah .
3 Saya puas bahwa keluarga (teman- Growth 2
teman) saya menerima dan
mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas atau kegiatan
baru.
4 Saya puas dengan cara keluarga Affection 1
(temanteman) saya mengekspresikan
efek dan berespon terhadap emosi
saya seperti marah, sedih, atau
mencintai.
5 Saya puas dengan cara teman-teman Resolvie 2
saya dan saya menyediakan waktu
bersamasama.
Keterangan : Total 8

Selalu : 2

Kadang-kadang : 1

Hampir tidak pernah : 0

Hasil : Nilai apgar keluarga pada klien berjumlah 8 poin dengan hasil
aspek sosiali apgar keluarga klien sangat baik.

e. Skala Depresi :

Jawaban
Pertanyaan Skor
No

Ya Tidak

1 Apakah anda puas dengan kehidupan anda ? ✓ 0

2 Apakah anda sudah meninggalkan banyak ✓ 0


kegiatan dan minat/ kesenangan anda ?

3 Apakah anda merasa kehidupan anda hampa? ✓ 0


4 Apakah anda sering merasa bosan ? ✓ 0

5 Apakah anda penuh pengharapan akan masa ✓ 0


depan ?

6 Apakah anda diganggu oleh pikiran-pikiran ✓ 1


yang tidak dapat anda keluarkan /ungkapkan
?

Apakah anda mempunyai semangat yang


7 baik? ✓ 0

8 Apakah anda takut jika terjadi sesuatu yang ✓ 1


buruk ?

9 Apakah anda merasa bahagia pada sebagian ✓ 0


besar waktu anda ?

10 Apakah anda sekarang merasa tidak berdaya ? ✓ 0

11 Apakah sekarang anda merasa gelisah ? ✓ 0

12 Apakah anda lebih senang merasa tinggal ✓ 0


dirumah dari pada keluar mengerjakan
sesuatu hal yang baru ?

13 Apakah anda sering khawatir terhadap masa ✓ 0


depan ?

14 Apakah anda memiliki banyak masalah ? ✓ 0

15 Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik ✓ 0


keadaannya dari pada anda ?

Total 2
Keterangan :

• Setiap jawaban yang sesuai dengan kunci mendapatkan nilai 1

• Skor 5-9 mengalami depresi ringan.

• Skor >10 risiko depresi berat.


Hasil : Nilai skala depresi pada klien berjumlah 2 poin bermasalah dengan
hasil klien tidak mengalami depresi.

f. Screening Fall :

No Pengkajian Skala Nilai

1 Riwayat jatuh : Ya : 25 0

Apakah klien pernah jatuh dalam Tidak :


3 bulan terakhir ? 0

2 Ya : 25 25
Diagnosa sekunder :

Apakah klien memiliki lebih dari Tidak :


satu penyakit ? 0

3 Alat bantu jalan : 0

• Mandiri /Bed rest/ dibantu 0


perawat

• Kruk/tongkat 15

• Berpegangan pada benda- 30


benda disekitar

4 Terapi intravena : Ya : 20 0

Apakah saat ini klien terpasang Tidak :


infus ? 0

5 Gaya berjalan / cara berpindah :

• Normal/bed rest/ 0 0
immobile

• Lemah (tidak bertenaga) 10

• Gangguan/ tidak normal 20

6 Status mental 0

• Lansia menyadari kondisi 0


dirinya
• Lansia mengalami 15
keterbatasan daya ingat.
Keterangan :

Nilai 0-25 : tidak beresiko jatuh

25-50 : risiko rendah

≥51 : risiko tinggi untuk jatuh

Hasil : Nilai screening fall pada klien berjumlah 25poin dengan hasil
aspek klien tidak beresiko jatuh.

g. Skala Norton :

Item Skor

Kondisi fisik umum

Baik ✓ 4

• Lumayan 3

• Buruk 2

• Sangat buruk 1

Kesadaran

• Composmentis ✓ 4

• Apatis 3

• Konfus/soporis 2

1
• Stupor/koma

Aktivitas
✓ 4
• Mandiri
3
• Ambulan dengan bantuan
2
• Hanya bisa duduk
1
• Tiduran
Mobilitas

• Bergerak bebas

• Sedikit terbatas ✓ 4

• Sangat terbatas 3

• Tak bisa bergerak 2

Inkontinensia 1

• Tidak

• Kadang-kadang ✓ 4

3
• Sering inkontinentia urin
2
• Sering inkontinentia urin dan alvi
1

Skor total 20

Keterangan :
• Skor < 14 : risiko tinggi terjadinya ulkus dekubitus
• Skor < 12 : peningkatan risiko 50x lebih besar terjadinya ulkus
dekubitus
• Skor 12-13 : risiko sedang
• Skor > 14 : risiko kecil

Hasil : Nilai skala norton pada klien berjumlah 20 poin dengan


hasil aspek berisiko kecil.
Analisa data

No Data Etiologi Masalah

1 DS: Peningkatan Gangguan rasa


Klien mengatakan kepalanya tekanan darah nyaman nyeri
sering sakit dan tengkuk leher. vaskuler cerebral.
DO :
TD :180/100 MmHg

Nadi: 82 x / menit
Suhu : 36,7 ˚C
Pernapasan : 21 x/ menit
Skala nyeri 6
Wajah tampak meringis.
2 DS : Nyeri kepala Gangguan istirahat
Klien mengatakan sulit tidur tidur.
DO :

- Pasien tampak memegang


kepala.
- Pasien tampak meringis
- Pasien tidak dapat tidur
siang.
- Pasien sering terbangun dan
kesulitan tidur karena nyeri
tengkuk.
-
3 DS: Kurang Ansietas
Klien mengatakan kurang pengetahuan
mengerti tentang penyakitnya tentang masalah
DO: kenaikan tekanan
Klien sering menanyakan darah.
masalah kesehatannya pada anak
dan petugas kesehatan.
Diagnosa Keperawatan Gerontik
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d peningkatan tekanan darah vaskuler cerebral
2. Gangguan istirahat dan tidur b/d nyeri kepala
3. Cemas b/d kurang pengetahuan tentang masalah kenaikan tekanan darah
Intervensi Keperawatan
No Dx Kep Rencana Keperawatan
Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Gangguan rasa nyaman nyeri Sesudah dilakukan asuhan 1. Kaji keluhan ketidaknyamanan, 1. Tingkat intensitas nyeri
b/d peningkatan tekanan darah keperawatan selama 3x24 lokasi nyeri, skala (1-10) termasuk mempengaruhi
vaskuler cerebral ditandai jam diharapkan: Nyeri intensitas persepsi/reaksi terhadap
dengan : teratasi 2. Berikan tindakan nonfarmakologi nyeri
DS: untuk menghilangkan sakit kepala, 2. Tindakan yang menurunkan
Dengan kriteria hasil:
Klien mengatakan kepalanya misalnya kompres dingin pada tekana vascular serebral dan
1. Mampu melaporkan
sering sakit dan tengkuk leher. dahi, pijat punggung dan leher, yang
nyeri/ketidaknyamanan
DO : tenang, redupkan lampu kamar, memperlambat/memblok
hilang dan terkonrol
TD :180/100 MmHg ajarkan teknik relaksasi dan respons simpatis efektif
2. Mengungkapkan metode
aktifitas di waktu denggang dalam menghilangkan sakit
Nadi: 82 x / menit
yang memberikan
kepala.
Suhu : 36,7 ˚C
pengurangan
3. Hilangkan/minimalkan aktivitas 3. Aktivitas yang
Pernapasan : 21 x/ menit 3. Mengikuti regiment
vaso kontriksi yang dapat meningkatkan vasokontriksi
Tingkat nyeri farmakologi yang
menimbulkan sakit kepala, menyebabkan sakit kepala
P : saat tekanan darah abnormal diresepkan
misalnya mengejan saat BAB, dengan adanya peningkatan
Q : seperti ditusuk-tusuk
batuk panjang dan membungkuk tekanan vascular serebral
R : nyeri tengkuk dan kepala
4. Menurunkan/mengotrol
S : 6 dari skala nyeri 1-10
nyeri dan menurunkan
T : hilang timbul.
4. Kolaborasi: Berikan sesuai rangsangan sisten saraf
indikasi: analgesik simpatis dan dapat
Anti ansietas, misalnya lorazepam mengurangi teganagn dan
dan diazepam ketidaknyamanan yang
diperberat oleh stress.
2. Gangguan istirahat dan tidur Sesudah dilakukan asuhan 1. Pantau keadaan umum pasien dan 1. Mengetahui kesadaran,dan
b/d nyeri kepala keperawatan selama 3x24 TTV kondisi tubuh dalam
jam diharapkan: Kebutuhan keadaan normal atau tidak
Ditandai dengan :
istirahat tidur pasien 2. Kaji pola tidur 2. Untuk mengetahui
DS :
terpenuhi. kemudahan dalam tidur
Klien mengatakan sulit tidur 3. Kaji faktor yang menyebabkan 3. Untuk mengidentifikasi
Dengan Kriteria Hasil:
DO : gangguan tidur (nyeri, takut, penyebab actual dari
- Pasien tidak ada
stress, ansietas) gangguan tidur
- Pasien tampak memegang
gangguan tidur.
kepala. 4. Ciptakan suasana yang nyaman 4. Untuk membantu relaksasi
- Pasien tampak meringis - Pasien dapat tidur dengan saat tidur
- Pasien tidak dapat tidur
nyenyak.
siang.
- Pasien sering terbangun dan - Tidak menunjukkan
kesulitan tidur karena nyeri
perilaku gelisah
tengkuk.
3. Cemas b/d kurang pengetahuan Sesudah dilakukan asuhan 1. Berikan informasi yang 1. Membantu dalam
tentang masalah kenaikan keperawatan selama 3x24 berhubungan dengan proses menciptakan harapan yang
tekanan darah jam diharapkan Ansietas ber penyakit hipertensi dan realistis dan meningkatkan
Ditandai dengan : kurang/hilang perawatannya pemahaman pada keadaan
DS: 2. Diskusikan rencana untuk saat ini dan kebutuhannya.
Dengan kriteria hasil:
Klien mengatakan kurang memenuhi kebutuhan perawatan 2. Berbagai tingkat bantuan
mengerti tentang penyakitnya 1. Klien kooperatif dalam
diri mungkin perlu
program perawatan dan
DO: 3. Berikan instruksi dalam bentuk direncanakan yang
pengobatan
Klien sering menanyakan tulisan dan jadwal mengenai didasarkan atas kebutuhan
2. Klien memahami
masalah kesehatannya pada aktivitas, obat-obatan dan faktor- yang bersifat individual
penyakitnya
anak dan petugas kesehatan. faktor penting lainnya. 3. Memberi penguatan visual
4. Rekomendasikan untuk dan rujukan setelah sembuh
menghindari mandi air panas, 4. Mencegah vasodilatasi yang
ruang penguapan dan penggunaan tak perlu dengan bahaya
alkohol berlebihan efek samping yaitu pingsan
dan hipotensi
Evaluasi keperawatan
Hari / Tanggal Dx Jam Implementasi Evaluasi
Rabu 1 10.00 1. Mengkaji keluhan ketidaknyamanan, lokasi nyeri, Jam : 10. 30
9/11/2022 skala (1-10) termasuk intensitas S:
Hasil : klien mengatakan nyeri tengkuk dan kepala, - klien mengatakan nyeri tengkuk dan kepala,
intensitasnya hilang timbul dan skala nyeri 6 dari intensitasnya hilang timbul dan skala nyeri
skala nyeri 1-10. 6 dari skala nyeri 1-10.
10.10 2. Memberikan tindakan nonfarmakologi untuk - Klien mengatakan sudah mengerti dengan
menghilangkan sakit kepala, misalnya kompres dingin anjuran yang diberikan.
pada dahi, pijat punggung dan leher, tenang, redupkan O:
lampu kamar, ajarkan teknik relaksasi dan aktifitas di - Klien tampak memperhatikan saat diberikan
waktu denggang anjuran mengenai penyakitnya.
Hasil : klien diberitahu memakai aroma terapi dan - Tingkat nyeri
dioleskan dibagian nyeri agar nyeri berkurang. P : saat tekanan darah abnormal
Q : seperti ditusuk-tusuk
10.15 3. Menganjurkan klien menghilangkan/minimalkan R : nyeri tengkuk dan kepala
aktivitas vaso kontriksi yang dapat menimbulkan sakit S : 6 dari skala nyeri 1-10
kepala, misalnya mengejan saat BAB, batuk panjang T : hilang timbul.
dan membungkuk A : Masalah belum teratasi
Hasil : klien tampak memperhatikan saat diberikan P : intervensi 1,2,3 dan 4 dilanjutkan.
anjuran. 1. Mengkaji tingkat nyeri
4. Kolaborasi: Berikan sesuai indikasi: analgesic Anti 2. Berikan teknik nonfarmakologis
10.20 ansietas, misalnya lorazepam dan diazepam 3. Anjurkan klien menhilangkan aktivitas
Hasil : klien dianjurkan untuk mengonsumsi obat vaso kontriksi
sesuai resep dokter. Klien mengatakan sudah mengerti 4. Kolaborasi pemberian obat.
dengan anjuran yang diberikan.
Kamis 2 10.40 1. Memantau keadaan umum pasien dan TTV Jam 11.20
9/11/2022 Hasil : keadaan umum : Composmentis S:
TD :180/100 MmHg - klien mengatakan sulit tidur pada siang hari
dan jam tidur pada malam hari adalah
Nadi: 82 x / menit
21.00-05.00.
Suhu : 36,7 ˚C
- Klien mengatakan nyeri kepala dan
Pernapasan : 21 x/ menit
10. 50 tengkuknya yang menyebabkan tidurnya
2. Mengkaji pola tidur
tidak nyeyak.
Hasil : klien mengatakan sulit tidur pada siang
O:
hari dan jam tidur pada malam hari adalah 21.00-
keadaan umum : Composmentis
05.00.
10.55 TD :180/100 MmHg
3. Mengkaji faktor yang menyebabkan gangguan
tidur (nyeri, takut, stress, ansietas) Nadi: 82 x / menit
Hasil : Klien mengatakan nyeri kepala dan Suhu : 36,7 ˚C
tengkuknya yang menyebabkan tidurnya tidak Pernapasan : 21 x/ menit
nyeyak. A : masalah belum teratasi
P : intervensi 1,,3, dan 4 dilanjutkan.
11.00 4. Menganjurkan klien untuk menciptakan suasana 1. Memantau keadaan umum dan TTV
yang nyaman. 2. Mengkaji faktor gangguan tidur
Hasil : klien mengatakan selalu membersihkan 3. Menganjurkan menciptakan suasana yang
tempat tidurnya dan mematikan lampu sebelum nyaman.
tidur.

Kamis 3 11.30 1. Memberikan informasi yang berhubungan dengan Jam 12.00 WIB
9/11/2022 proses penyakit hipertensi dan perawatannya.
S:
Hasil : klien diberikan konseling mengenai penyait
Klien mengatakan sudah mulai mengerti
hipertensi dan tampak klien memperhatikan
tentang penyakit yang dideritanya.
penjelasan.
O:
11.40 2. Mendiskusikan rencana untuk memenuhi kebutuhan
Klien mampu menguraikan kembali informasi
perawatan diri.
yang diberikan.
Hasil : menganjurkan klien untuk menghindari mandi
A: Masalah teratasi
air panas. . klien tampak mengerti dengan anjuran
yang diberikan. P:Intervensi dihentikan
Jum’at 1 09.00 1. Mengkaji keluhan ketidaknyamanan, lokasi nyeri, Jam : 09. 30
11/11/2022 skala (1-10) termasuk intensitas S:
Hasil : klien mengatakan nyeri tengkuk dan kepala, - klien mengatakan nyeri tengkuk dan kepala,
mulai berkurang dan skala nyeri 4 dari skala nyeri 1- mulai hilang dan skala nyeri 4 dari skala
10. nyeri 1-10.
09.10 2. Memberikan tindakan nonfarmakologi untuk - Klien mengatakan sudah mengerti dengan
menghilangkan sakit kepala, misalnya kompres dingin anjuran yang diberikan.
pada dahi, pijat punggung dan leher, tenang, redupkan O:
lampu kamar, ajarkan teknik relaksasi dan aktifitas di - Klien tampak memperhatikan saat diberikan
waktu denggang anjuran mengenai penyakitnya.
Hasil : klien mengatakan memakai aroma terapi dan - Tingkat nyeri
minyak angis dioleskan bagian tengkuk dan kepala P : saat tekanan darah abnormal
saat nyeri timbul. Q : seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri tengkuk dan kepala
09.15 3. Menganjurkan klien menghilangkan/minimalkan S : 4 dari skala nyeri 1-10
aktivitas vaso kontriksi yang dapat menimbulkan sakit T : hilang timbul.
kepala, misalnya mengejan saat BAB, batuk panjang A : Masalah sebagian teratasi
dan membungkuk P : intervensi 1 dan 2 dilanjutkan.
Hasil : klien tampak memperhatikan saat diberikan 1. Mengkaji tingkat nyeri
anjuran. 2. Berikan teknik nonfarmakologis
09. 20 4. Kolaborasi: Berikan sesuai indikasi: analgesic Anti
ansietas, misalnya lorazepam dan diazepam
Hasil : klien dianjurkan untuk mengonsumsi obat
sesuai resep dokter. Klien mengatakan sudah mengerti
dengan anjuran yang diberikan.
Jum’at 2 09.40 1. Memantau keadaan umum pasien dan TTV Jam 10.00
11/11/2022 Hasil : keadaan umum : Composmentis S:
TD :160/90 MmHg Klien mengatakan nyeri kepala dan tengkuknya
sudah mulai berkurang.
Nadi: 82 x / menit
O:
Suhu : 36,2 ˚C
keadaan umum : Composmentis
Pernapasan : 21 x/ menit
TD :160/90 MmHg
2. Mengkaji faktor yang menyebabkan gangguan
09.50
tidur (nyeri, takut, stress, ansietas) Nadi: 82 x / menit
Hasil : Klien mengatakan nyeri kepala dan Suhu : 36,2 ˚C
tengkuknya sudah mulai berkurang. Pernapasan : 21 x/ menit
3. Menganjurkan klien untuk menciptakan suasana A : masalah mulai teratasi
09.55
yang nyaman. P : intervensi 1,dan 3 dilanjutkan.
Hasil : klien mengatakan selalu membersihkan 1. Memantau keadaan umum dan TTV
tempat tidurnya dan mematikan lampu sebelum 2. Mengkaji faktor gangguan tidur
tidur.
Senin 1 09.00 1. Mengkaji keluhan ketidaknyamanan, lokasi nyeri, Jam : 09. 10
14/11/2022 skala (1-10) termasuk intensitas S:
Hasil : klien mengatakan nyeri tengkuk dan kepala, - klien mengatakan nyeri tengkuk dan kepala,
sudah berkurang dan skala nyeri 3 dari skala nyeri 1- sudah berkurang dan skala nyeri 3 dari
10. skala nyeri 1-10.
09.05 2. Memberikan tindakan nonfarmakologi untuk O:
menghilangkan sakit kepala, misalnya kompres dingin - Klien tampak memperhatikan saat diberikan
pada dahi, pijat punggung dan leher, tenang, redupkan anjuran mengenai penyakitnya.
lampu kamar, ajarkan teknik relaksasi dan aktifitas di - Tingkat nyeri
waktu denggang P : saat tekanan darah abnormal
Hasil : klien mengatakan memakai aroma terapi dan Q : seperti ditusuk-tusuk
minyak angis dioleskan bagian tengkuk dan kepala R : nyeri tengkuk dan kepala
saat nyeri timbul. S : 3 dari skala nyeri 1-10
T : hilang timbul.
A : Masalah teratasi
P : intervensi 1 dan 2 dilanjutkan.
1. Mengkaji tingkat nyeri
2. Berikan teknik nonfarmakologis
Senin 2 09.20 1. Memantau keadaan umum pasien dan TTV Jam 09.30
14/11/2022 Hasil : keadaan umum : Composmentis S:
TD :150/90 MmHg Klien mengatakan nyeri kepala dan
tengkuknya berkurang dan sudah tidak sulit
Nadi: 82 x / menit
tidur.
Suhu : 36,2 ˚C
O:
Pernapasan : 21 x/ menit
keadaan umum : Composmentis
2. Mengkaji faktor yang menyebabkan gangguan tidur
09.25 TD :150/90 MmHg
(nyeri, takut, stress, ansietas)
Hasil : Klien mengatakan nyeri kepala dan Nadi: 82 x / menit
tengkuknya sudah mulai berkurang dan sudah tidak Suhu : 36,2 ˚C
sulit tidur. Pernapasan : 21 x/ menit
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan.
DAFTAR PUSTAKA

5 Cara Merawat Lansia dengan Hipertensi di Rumah - Alodokter

ASKEP - ASUHAN KEPERAWATAN : askep hipertensi pada lansia (askep-


poltekesjyp.blogspot.com)

Andjani, T. A. (2016). Perbedaan Pengaruh Masase Punggung Dan Slow Stroke Back
Massage (SSBM) Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Di UPT
PSTW Jember. 38. Aspiani, R. Y. (2014).

Aspiani, R, Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskuler.


Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Hamid, A, S. (2014). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Tentang Pencegahan


Hipertensi Dengan Kejadian Hipertensi Di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD.Prof.
DR. Aloei Saboe Kota Gorontalo 2013. Jurnal Keperawatan Universitas Gorontalo.
Gorontalo.

Mulyadi. (2016). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskular Aplikasi
NIC NOC. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai