HIPERTENSI
Disusun Oleh :
Tangkis Putra Ramadhan
NIM.P1337420217029
3. Etiologi
Asikin, Nurlamsya, dan Susaldi (2016) mengemukakan
c. Ras : Hipertensi pada orang yang berkulit hitam lebih sedikit dua
yaitu:
a. Hipertensi Primer/esensial
lain :
a. Faktor keturunan
b. Ciri perseorangan
c. Kebiasaan hidup
4. Manifestasi Klinis
Pengidap hipertensi menunjukkan adanya sejumlah tanda dan
gejala, namun ada juga yang tanpa gejala. Pada pemeriksaan fisik
kunang.
5. Patofisiologi
Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan tahanan
perifer. Tubuh mempunyai sitem yang berfungsi mencegah perubahan
tekanan darah secara akut. Sistem tersebut ada yang bereaksi ketika
terjadi perubahan tekanan darah dan ada juga yang bereaksi ketika
terjadi perubahan tekanan darah secara akut. Sistem tersebut ada yang
bereaksi ketika terjadi perubahan tekanan darah dan ada yang bereaksi
lebih lama. Sistem yang cepat tersebut antara lain reflek
kardiovaskular melalui baroreseptor, reflek kemorereptor, respon
iskemia susunan saraf pusat, dan reflek yang berasal dari atrium, arteri
pulmonalis, dan otot polos. Sistem lain yang kurang cepat merespon
perubahan tekanan darah melibatkan respon ginjal dengan pengaturan
hormon angiotensin dan vasopresor (Yusuf, 2008; dalam Saputri,
2016).
Kejadian hipertensi dimulai dengan adanya aterosklerosis yang
merupakan bentuk dari arteriosklerosis (pengerasan arteri).
Aterosklerosis ditandai oleh penimbunan lemak yang progresif pada
dinding arteri sehingga mengurangi volume aliran darah ke jantung,
karena sel-sel otot arteri tertimbun lemak kemudian membentuk plak,
maka terjadi penyempitan pada arteri dan penurunan elastisitas arteri
sehingga tidak dapat mengatur tekanan darah kemudian
mengakibatkan hipertensi. Kekakuan arteri dan kelambanan aliran
darah menyebabkan beban jantung bertambah berat yang
dimanisfestasikan dalam bentuk hipertrofi ventrikel kiri (HVK) dan
gangguan fungsi diastolik karena gangguan relaksasi ventrikel kiri
sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan darah dalam sistem
sirkulasi (Bustan, 2007; dalam Saputri, 2016).
Berdasarkan uraian pathofisiologi hipertensi diatas dapat
disimpulkan bahwa penyebab utama hipertensi ialah genetik, usia,
jenis kelamin, tingkat stres, gaya hidup (merokok, kurang olahraga,
konsumsi alkohol). Dengan penyebab tersebut mengakibatkan pusat
vasomotor dirangsang yang membuat neuron preganglion melepaskan
asektikolin lalu merangsang serabut pasca ganglion ke pembuluh darah
menjadikan norephineprin dilepaskan ke pembuluh darah kontriksi
menjadikan suplai darah ke otak menurun serta suplai oksigen ke otak
juga menurun sehingga hal tersebut mengakibatkan iskemia atau
biasanya pasien mengeluh pusing dan lemah, hal itulah menjadikan
intoleran aktivitas pada pasien hipertensi.
6. Komplikasi
Menurut Aspiani (2014 dalam Rahayu 2018) komplikasi pada
hipertensi yaitu :
a. Stroke
Stroke dapat terjadi akibat tekanan darah tinggi di otak, atau
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang
terpajan tekanan tinggi.
b. Penyakit Jantung
Apabila hipertensi berlangsung secara terus-menerus, maka
sebagai kompensasi pada jantung akan mengalami hipertrofi
ventrikel kiri akibat dari beban kerja yang berat, akhirnya ruang
ventrikel kiri dapat berdilatasi dan terjadi gagal jantung kiri
ataupun gagal jantung kongestif.
c. Infark miokard
Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang
arterosklerotik tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke
miokardium atau apabila terbentuk trombus yang menghambat
aliran darah melewati pembuluh darah.
d. Gagal ginjal
Gagal ginjal terjadi karena kerusakan progresif akibat
tekanan tinggi pada kapiler glomerulus ginjal.
e. Ensefalopati (kerusakan otak)
Ensefalopati (kerusakan otak) dapat terjadi terutama pada
hipertensi maligna (hipertensi yang meningkat cepat dan
berbahaya). Tekanan yang sangat tinggi pada kelainan ini
menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan
ke ruang interstisial di seluruh susunan saraf pusat. Neuron
disekitarnya kolaps dan terjadi koma serta kematian.
7. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Leung, et al (2016) pemeriksaan penunjang diantaranya :
a. Pengukuran tekanan darah, baik mandiri maupun oleh klinik.
Pengukuran tekanan darah secara pribadi dapat menggunakan sistem
24-hour Ambulatory Blood Pressure Measuring (ABPM 24 jam) atau
Home Blood Pressure Measuring (HBPM) (National Heart Foundation
of Australia, 2016).
b. Uji laboratorium rutin, yang terdiri atas :
1) Urinalisis, berupa blood urea nitrogen (BUN) dan tingkat serum
kreatinin untuk memindai kegagalan ginjal
2) Gula darah puasa dan/atau glycated hemoglobin
3) Kimia darah (kalium, natrium, dan kreatinin)
4) Kolesterol total serum, LDL, HDL, non-HDL, dan trigliserida
5) EKG standar 12 lead
8. Penatalaksanaan
a. Terapi Farmakologi
1) Diuretik (Hidroklorotiazid)
lebih ringan.
4) Vasodilator
7) Antagonis kalsium
a) Berjalan
b) Aerobik
Desnanda, 2016).
4) Terapi Tawa
bagi gerakan pada tubuh, namun hal ini kemudian juga diikuti
(Desinta, 2013).
5) Latihan ROM
1) Karakteristik rumah
d. Struktur keluarga
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif, kaji gambaran diri keluarga, perasaan yang
dimiliki
4. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai perencanaan yang telah dibuat
sebelumnya..
Menurut Kholifah & Widagdo (2016) tindakan implementasi
keperawatan keluarga mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Menstimulus kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara:
1) Memberikan informasi
2) Memberikan kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
b. Menstimulus keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang
tepat, dengan cara:
1) Mengidentifikasi konsekuensi jika tidak melakukan tindakan
2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
3) Mengidentifikasi tentang konsekuensi tipe tindakan
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga
yang sakit dengan cara:
1) Mendemonstrasikan cara perawatan
2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
3) Mengawasi keluarga melakukan perawatan
d. Membantu keluarga untuk menemkan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi sehat dengan cara:
1) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
2) Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada dengan cara:
1) Mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan
keluarga
2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
5. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan untuk menilai keberhasilan tindakan
yaitu dengan menggunakan pendekatan SOAP (Subjektif, Objektif,
Analisa, dan Planning). Evaluasi keperawatan keluarga adalah
tindakan untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan
seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai (Kholifah & Widagdo, 2016).