0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
91 tayangan3 halaman
1. Pantau parameter vital pasien seperti tekanan darah dan status neurologi untuk mendeteksi gangguan perfusi otak. Berikan obat, dorong latihan aktif, dan kolaborasi perawatan.
2. Jaga kepatenan saluran napas dengan suction jika ada lendir dan posisi kepala. Berikan oksigen tambahan jika diperlukan.
3. Pantau dan kontrol suhu tubuh pasien untuk mencegah hipertermia yang dapat menunjukkan infeksi. Gun
1. Pantau parameter vital pasien seperti tekanan darah dan status neurologi untuk mendeteksi gangguan perfusi otak. Berikan obat, dorong latihan aktif, dan kolaborasi perawatan.
2. Jaga kepatenan saluran napas dengan suction jika ada lendir dan posisi kepala. Berikan oksigen tambahan jika diperlukan.
3. Pantau dan kontrol suhu tubuh pasien untuk mencegah hipertermia yang dapat menunjukkan infeksi. Gun
1. Pantau parameter vital pasien seperti tekanan darah dan status neurologi untuk mendeteksi gangguan perfusi otak. Berikan obat, dorong latihan aktif, dan kolaborasi perawatan.
2. Jaga kepatenan saluran napas dengan suction jika ada lendir dan posisi kepala. Berikan oksigen tambahan jika diperlukan.
3. Pantau dan kontrol suhu tubuh pasien untuk mencegah hipertermia yang dapat menunjukkan infeksi. Gun
HASIL 1 Tujuan (NOC) : 1. Pantau TTV tiap jam dan catat 1. Peningkatan tekanan darah Resiko penurunan Gangguan perfusi hasilnya sistemik yang diikuti perfusi serebral jaringan dapat tercapai 2. Kaji respon motorik terhadap dengan penurunan tekanan b.d penurunan secara optimal perintah sederhana darah diastolik merupakan suplai oksigen ke 3. Pantau status neurologis tanda peningkatan TIK. otak Kriteria hasil : secara teratur Napas tidak teratur Mampu 4. Dorong latihan kaki aktif/ pasif menunjukkan adanya mempertahankan 5. Kolaborasi pemberian obat peningkatan TIK tingkat kesadaran sesuai indikasi 2. Mampu mengetahui tingkat Fungsi sensori dan respon motorik pasien motorik membaik 3. Mencegah/menurunkan atelectasis 4. Menurunkan statis vena 5. Menurunkan resiko terjadinya komplikasi 2 Kriteria Hasil : 1. Jaga agar jalan nafas tetap 1. Menjaga kepatenan jalan Ketidakefektifan Jalan nafas efektif lancer dan terbuka nafas bersihan jalan 2. Jika terdapat lendir maka 2. Mengurangi hambatan jalan Tidak terjadi aspirasi nafas lakukan suction nafas berhubungan 3. Memiringkan kepala 3. Mencegah aspirasi dengan sumbatan 4. Beri O2 tambahan 4. Suplai O2 tetap terjaga lidah di endotrakea, peningkatan sekresi saliva
3 Kriteria Hasil 1. Pantau suhu klien (derajat 1. Suhu 38,9ºC – 41,1ºC
Hipertermi b.d Suhu tubuh berada dan polanya) perhatikan menunjukkan proses proses penyakit direntang normal menggigil atau diaphoresis penyakit infeksi akut. Pola Klien bebas dari 2. Pantau suhu lingkungan, demam dapat membantu demam batasi/tambahkan linen dalam diagnosis, Kulit terasa hangat tempat tidur, sesuai indikasi misalnyakurva demam 3. Berikan kompres hangat, lanjut berakhir lebih dari hindarkan penggunaan 24 jam menunjukkan alkohol pneumonia pneumokokal, demam skarlet atau tifoid, demam remiten (bervariasi hanya beberapa derajat pada arah tertentu). 2. Suhu ruangan/jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal 3. Dapat membantu mengurangi demam, penggunaan air es/alkohol mungkin menyebabkan kedinginan, peningkatan suhu secara aktual. Selain itu, alkohol dapat mengeringkan kulit. 4 Kriteria Hasil 1. Identifikasi factor lingkungan 1. Barang- barang di sekitar Resiko cedera b.d tidak terjadi cedera yang memungkinkan resiko pasien dapat aktivitas kejang fisik pada klien terjadinya cedera. membahayakan saat terjadi yang tidak 2. Pantau status neurologis kejang. klien dalam kondisi terkontrol setiap 8 jam. 2. Mengidentifikasi aman, tidak ada (gangguan 3. Jauhkan benda- benda yang perkembangan atau memar keseimbangan) dapat mengakibatkan penyimpangan hasil yang tidak jatuh terjadinya cedera pada pasien diharapkan. saat terjadi kejang. 3. Mengurangi terjadinya 4. Pasang penghalang tempat cedera seperti akibat tidur pasien. aktivitas kejang yang tidak 5. Tinggal bersama pasien dalam terkontrol. waktu beberapa lama setelah 4. Penjagaan untuk kejang keamanan, untuk mencegah cidera atau jatuh. 5. Memberi penjagaan untuk keamanan pasien untuk kemungkinan terjadi kejang kembali 5 Kriteria Hasil 1. Risiko trauma akibat cedera 1. Mencegah trauma pada Risiko tinggi Sediakan lingkungan pasien dapat terkontrol terhadap trauma yang aman 2. Kebutuhan keamanan b.d gangguan 2. Pasien terbebas dari trauma Identifikasi kebutuhan pasien berguna untuk saraf otonom akibat cedera keamanan pasien mencegah trauma akibat 3. Keluarga pasien dapat cedera sesuai kondisi fisik menjelaskan cara/metode 3. Menghindari resiko trauma Menghindarkan lingkungan yang untuk mencegah trauma akibat cedera berbahaya akibat cedera 4. Mengurangi kegelisahan 4. Membatasi pengunjung pasien karena banyaknya pengunjung.