Anda di halaman 1dari 4

11) IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan/hasil yang


No Rencana Tindakan Rasional
keperawatan diharapkan

1. Hypertermi b/d Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau suhu tubuh pasien 1. Meyakinkan perbandingan data
prosespenyakit keperawatan selama 3x 24 jam setiap 4 jam yang akurat.
pasien menujukan temperatur 2. Menurunkan demam
dalan batas normal dengan 2. Kolaborasi pemberian 3. Meningkatkan kenyaman,
kriteria: antipiretik sesuai anjuran menurunkan temperatur suhu
- Bebas dari kedinginan tubuh
- Suhu tubuh stabil 36-37 C 3. Turunkan panas dengan 4. Peningkatan denyut nadi,
- Tanda-tanda vital dalam melepaskan selimut atau penurunan tekan vena sentral, dan
rentang normal menanggalkan pakian yang penurunan tekanan darah dapat
terlalu tebal, beri kompres mengindikasikan hipovolemia
dingin pada aksila dan liatan yang mengarah pada perfusi
paha. jaringan. Kulit yang dingin, pucat
dan burik dapat juga
4. Pantau dan catat denyut dan mengindikasikan peunurunan
irama nadi, vekanan vena perfsi jaringan. Peningkatan
sentral, tekanan darah, frekuensi pernapasan
frekuensi napas, tingkat berkompensasi pada hipoksia
responsitas, dan suhu kulit jaringan.
minimal 4 jam 5. Perubahan tingkat kesadaran
dapat merupakan akibat dari
5. Observasi adanya konfusi hipoksia jaringan
disorientasi 6. Menghindari kehilangan air
natrium klorida dan kalium yang
6. Berikan cairan IV sesuai yang berlebihan.
dianjurkan.

2. Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan askep selama 1. Lakukan pegkajian nyeri 1. Respon nyeri sangat individual
penyebab cidera 3 x 24 jam pasien menunjukan secara komprehensif termasuk sehingga penangananya pun
biologis atau tingkat kenyamanan lokasi, karakteristik, durasi, berbeda untukmasing-masing
infeksi meningkat, dan dibuktikan frekuensi, kualitas dan faktor individu.
dengan: presipitasi 2. Menngetahui tingkat kenyamanan
2. Observasi  reaksi nonverbal 3. Komunikasi yang terapetik
- level nyeri pada scala 2- dari ketidaknyamanan. mampu meningkatkan rasa
3 3. Gunakan teknik komunikasi percaya klien terhadap perawat
- Pasien dapat terapeutik untuk mengetahui sehingga dapat lebih kooperatif
melaporkan nyeri pada pengalaman nyeri klien dalam program manajemen nyeri
petugas, Frekuensi sebelumnya. 4. Lingkungan yang nyaman dapat
nyeri, Ekspresi wajah  4. Kontrol faktor lingkungan membantu klien untuk mereduksi
- Menyatakan yang mempengaruhi nyeri nyeri.
kenyamanan fisik dan seperti suhu ruangan, 5. Meningkatkan kenyamanan
psikologis, TD 120/80 pencahayaan, kebisingan. 6.  Pengalihan nyeri dengan
mmHg, N: 60-100 5. Kurangi faktor presipitasi relaksasi dan distraksi dapat
x/mnt, RR: 16-20x/mnt nyeri mengurangi nyeri yang sedang
- Control nyeri  pada 6. Ajarkan teknik non timbul.
level 3 dibuktikan farmakologis (relaksasi, 7. Pemberian analgetik yang tepat
dengan: Pasien distraksi dll) untuk mengetasi dapat membantu klien untuk
melaporkan gejala nyeri nyeri. beradaptasi dan mengatasi nyeri.
dan control nyeri. 7. Berikan analgetik untuk 8. Sebagai rujukan penanganan
mengurangi nyeri. nyeri
8.  Evaluasi tindakan pengurang
nyeri/kontrol nyeri.

3. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan askep selama 1. Monitor intake nutrisi 1. Mengetahui jumlah nutrisi yang
nutrisi kurang dari 3x24 jam pasien menunjukan: 2. Monitor adanya mual muntah dikonsumsi
kebutuhan tubuh status nutrisi 3. Anjurkan pasien untuk makan 2. Mual dan muntah sebagai
b/d intake yang adekuat dibuktikan dengan BB sedikit namun sering sesuai manifestasi klinis dari thypoid
tidak adekuat stabil tidak terjadi mal nutrisi, kebutuhan pasien dapat menurunkan nafsu makan
tingkat energi adekuat, 4. Lakukan pemberian 3. Agar pasien tetap memiliki energi
masukan nutrisi adekuat antiemetik sesuai advis yang diperoleh dari makan
5. Kolaborasi dengan ahli gizi 4. Mencegah keluhan mual dan
tentang diet pasien muntah
5. Diet pasien dilakukan bertahap
mulai dari bubur saring kemudian
bubur kasar hingga nasi esuai
tingkat kesembuhan pasien. Diet
merupakan makanan rendah serat

Anda mungkin juga menyukai