Anda di halaman 1dari 8

Laporan Pendahuluan

Penyakit Hepatitis

Pembimbing :

Disusun Oleh :
Suci Nur Hikmah
191039
Jl. Raya Mangga Besar No.124, RW.1, Kartini, Kecamatan
Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 10740

1. Definisi Hepatitis

Hepatitis disebabkan oleh virus akut yang kebanyakan menyerang hati kronis, ada beberapa

macam virus hepatitis diantarannya : Virus Hepatitis A, Virus Hepatitis B, Virus Hepatitis C,

Virus Hepatitis D, dan Virus Hepatitis E. Virus ini sangat mudah tertular nya dan virus ini hanya

dapat di cegah melalui vaksin. Virus Hepatitis A,C,D,E menyerang RNA dan sedangkan Virus

Hepatitis B menyerang DNA.

2. Klasifikasi

 Hepatitis A virus ini menyerang RNA

 Hepatitis B virus ini menyerang DNA

 Hepatitis C virus ini menyerang RNA

 Hepatitis D virus ini menyerang RNA

 Hepatitis E virus ini menyerang RNA

3. Etiologi

Hepatitis disebabkan oleh virus akut yang menyerang hati kronis, infeksi yang ditandai

dengan antibody anti-HAV dan berhubungan dengan kondisi lingkungan sekitar.

Hepatitis sendiri pun ada yang menyerang RNA dan adapula yang menyerang DNA

tergantung jenisnya.

4. Patofisiologi
Antigen hepatitis dapat ditemukan dalam sitoplasma sel hati sebelum virus itu timbul,

Kemudian jumlah virus dalam tubuh akan menurun dan Imun anti Hepatitis spesifik.

Namun kerusakan pada sel hati itu sendiri di sebabkan oleh aktivasi sel T limfosit sitolitik

terhadap targetnya, yaitu antigen virus hepatitis itu sendiri, dan terjadi lah kerusakan hati

kronis yang dapat disarang oleh virus hepatitis.

5. Pathway

6. Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan antigen virus hepatitis

 Pemeriksaan antibody virus hepatitis


 DNA dan RNA

 Pemeriksaan fungsi hati

 Pemeriksaan darah perifer lengkap

 Pemeriksaan laboratorium

 Biopsi hati

 LDH

 Radiologi

 Foto rontgen abdomen

 Dan, melakukan tes vaksin hepatitis

7. Penatalaksanaan medis

Pada penyakit hepatitis dapat diberikan obat obatan tergantung hepatitis itu sendiri sudah

keonis atau akut, lalu dapat diberikan suntikan vaksin hepatitis untuk pencegahan terjadi

nya penyakit hepatitis. Seperti pada hepatitis B dapat melakukan terapi analog

nukleosida, terapi interferon. Dan dapat dilakukan nya perawatan suportif seperti

manajemen khusus hati untuk mempertahan kan fungsi fisiologis nya seperti hemodialisa,

extracorporeal liver perfusion, atau pengistirahatan yang cukup pada saat kondisi tubuh

lemah.

8. Pengkajian keperawatan

Pengkajian keperawatan ini meliputi :

-Identitas pasien

-Keluhan utama

-Riwayat penyakit sekarang

-Riwayat penyakit dulu


-Riwayat penyakit keluarga

9. Diagnosa keperawatan

-dx nyeri b.d inflamasi hati

-dx risiko kekurangan volume cairan b.d mual dan muntah

10. Rencana Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)


1. Nyeri b.d Inflamasi hati Setelah dilakukan 1. Observasi reaksi non
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam, verbal dari
diharapkan suplai aliran
darah keotak lancar ketidaknyamanan
dengan kriteria hasil:
-Mampu mengenali 2. Lakukan pengkajian

nyeri dengan skala nyeri secara berkala,

-Mampu mengontrol seperti durasi nyeri,

nyeri letak pada nyeri, dan

-Mengatakan rasa frekuensi nyeri

nyaman setelah nyeri 3. Pilih dan lakukan

berkurang penangan nyeri baik

secara farmakologi

ataupun non

farmakologi

4. Kaji tipe dan sumber

nyeri untuk menentukan

intervensi
5. Ajarkan tentang

teknik non farmakologi

untuk mengatasi nyeri

tersebut

6. Berikan obat

analgetik untuk

mengurangi rasa nyeri

tersebut

7. Evaluasi keefektifan

terhadap kontrol pada

nyeri

8. Lakukan teknik

istirahat yang cukup

2. Risiko kekurangan volume Setelah dilakukan


tindakan keperawatan
cairan b.d mual dan muntah selama 3 x 24 jam, 1. Mempertahankan
diharapkan suplai aliran
darah keotak lancar intake dan output
dengan kriteria hasil:
-Tekanan darah, nadi, yang keluar

suhu tubuh dalam batas 2. Monitor status

normal dehidrasi,

-Tidak ada tanda tanda membran

dehidrasi, turgor kulit mukosa, turgor

baik, membran mukosa kulit


lembab 3. Masukan cairan

-Mempertahankan urine dan hitung intake

output dengan batas yang dibutuhkan

jumlah normal harian

4. Monitor status

nutrisi

5. Kolaborasi

dengan tim ahli

gizi untuk

memberikan

makanan yang

sesuai untuk

pasien

6. Dorong keluarga

untuk

memberikan

asupan makanan

pada pasien

7. Kolaborasi

dengan dokter

jika tanda caira

lebih
Daftar Pustaka

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/aafa43ca8f7914ac9fde6a5d

19ff3094.pdf

http://eprints.undip.ac.id/44531/3/Dhaneswara_Adhyatama_W_22010110120016_

Bab2KTI.pdf

Anda mungkin juga menyukai