Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

“ Konsep Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman “

A. Definisi
Kebutuhan aman dan nyaman Potter & Perry (2006) mengungkapkan kenyamanan
atau rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia
yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan
sehari-hari). Ketidaknyamanan adalah keadaan ketika individu mengalami sensasi yang
tidak menyenangkan dalam berespon terhadap suatu rangsangan.
Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis. Pemenuhan kebutuhan
keamanan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari kecelakaan baik pasien, perawat
atau petugas lainnya yang bekerja untuk pemenuhan kebutuhan tersebut (Asmadi, 2008).
Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami sensasi yang
tidak menyenangkan dan berespon terhadap suatu rangsangan yang berbahaya
(Carpenito, 2006). Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat
aspek yaitu:
1. Fisik. berhubungan deng sensasi tubuh
2. Sosial. Berhubungan dengan interpersonal keluerga dan sisoal
3. Psikospiritual. Berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang
meliputi herga diri, seksualitas dan makna kehidupan.
4. Lingkungan. Berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia
seperti, cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya.
B. Fisiologi
Sistem/fungsi normal sistem rasa aman dan nyaman pada saat impuls
ketidaknyamanan naik ke medula spinalis menuju ke batang otak dan thalamus, sistem
saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stress. Stimulasi pada
cabang simpatis pada sistem saraf otonom menghasilkan respon fisiologis.
C. Pathway

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


1. Emosi
Kecemasan, depresi dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan
dan kenyamanan.
2. Status Mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot dan kesadaran menurun
memudahkan terjadinya resiko injuri.
3. Gangguan Persepsi Sensori
Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang berbahaya seperti gangguan
penciuman dan penglihatan.
4. Keadaan Imunitas
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah
terserang penyakit.
5. Tingkat Kesadaran
Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan.
6. Gangguan Tingkat Pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya.
E. Manifestasi Klinis atau Batasan Karakteristik
1. Vakolasi
a. Mengaduh
b. Menangis
c. Sesak nafas
d. Mendengkur
2. Ekspresi wajah
a. Meringis
b. Mengelutuk gigi
c. Mengernyit dahi
d. Menutup mata mulut dengan rapat
e. Mengigit bibr
3. Gerakan Tubuh
a. Gelisah
b. Imobilisasi
c. Ketegangan otot
d. Gerakan melindungi begian tubuh
4. Interaksi Sosial
a. Menghindari percakapan
b. Fokus pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri
c. Menghindari kontak sosial
d. Penurunan rentang perhatian
F. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi Keperawatan
DIOGNOSA
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN

1. Nyeri akut Setelah di lakukan 1. Kaji tingkat 1. Dengan mengetahui


berhubungan tindakan keperawatan nyeri. tingkat nyeri dapat
dengan rasa selama...24 jam di 2. Berikan di ketehui terapi
nyaman harapkan nyeri informasi tentang yang di berikan.
berkurang dengan nyeri. 2. Klien lebih
KH: 3. Ajarkan teknik memahami tentang
relaksasi nyeri dan cara
a. Pasien mengenal 4. Tingkatkan mengetasinya.
reaksi serangan tidur/istirahat 3. Reaksi dapat
b. Nyeri yang cukup menguragi nyeri.
c. Pasien melaporkan 5. Kolaborasi dalam 4. Istirahat yang
nyeri dapat pemberian cuckup dapat
dikendalikan analgetik yang mengurangkan
d. Frekuensi nyeri tepat sesuai kecemasan dan
menjadi ringan dengan resep mengurangi nyeri.
6. Periksa vital 5. Analgetik yang
sign sebelum didapat
dan sesudah menurunkan rasa
pemberian nyeri.
analgetik. 6. Untuk mengetahui
perkembangan
kondisi klien.
2. Peningkatan Setelah di lakukan 1. Anjurkan pasien 1. Setelah di kompres
suhu tubuh tindakan keperawatan untuk kompres. di harapakn demam
berhubungan selama...24 jam di 2. Anjurkan pasien menurun.
dengan proses harapkan nyeri untuk 2. Untuk mengontrol
penyakitnya berkurang dengan menggunakan demam.
(infeksi virus) KH: pakaian tipis dan 3. Minum sedikit tapi
yang dapat sering untuk
a. Tidak dapat tanda- menyerap haluaran urin dan
tanda hipertermi. keringat. agar pasien tidak
b. Temperatur dalam 3. Anjurkan pasien dehidrasi.
batas normal untuk minum 4. Untuk mengetahui
sedikit-sedikit TTV pasien stiap....
tapi sering jam.
4. Observasi TTV 5. Koloborasi dengan
tiap..... jam TIM medis dalam
5. Kolaborasi pembrian analgetik.
dengan tim medis
dalam pemberian
antipiretik
3. Nutrisi kurang Kebutuhan nutrisi 1. Anjurkan pasien 1. Agar asupan nutrisi
dari kebutuhan pasien terpenuhi untuk makan pasien terpenuhi.
berhubungan dalam waktu ... x 24 sedikit tapi sering 2. Agar peningkatan
dengan intake jam dengan KH: 2. Sajikan makanan gizi pasien
yang tidak dalam porsi terpenuhi.
adekuat a. Nafsu makan hangat. 3. Agar pasien
meningkat. 3. Observasi dan mendapatkan terapi
b. Pasien tidak catat masukan sesuai kebutuhan.
mengeluh mual makanan pasien.
dan muntah 4. Kolaborasi
dengan alhi gizi
dalam pemberian
diit.
5. Kolaborasi
dengan tim medis
dalam pemberian
terapi
4. Intoleransi Setelah di lakukan 1. Observasi tanda- 1. Agar mengetahui
aktivitas rindakan keperawatan tanda vital. TTV pasien
berhubungan Peningkatan terhadap 2. Berikan setiap.... jam.
dengan aktifitas dapat diukur lingkungan 2. Lingkungan yang
kelemahan tidak adanya tenang dan batasi tengan dan tidak
kelemahan berlebihan pengunjung sering mendaptkan
dalam...x 24 jam selama fase akut. pengunjung,pasien
dengan KH: 3. Jelaskan dapat berstirhat dan
pentingnya mengendalikan
a. Tanda-tanda vital istirahat dalam nyeri.
dalam batas rencana 3. Dalam fase
normal, dapat pengobatan. nyembuhan di
beraktifitas 4. Bantu pasien harapakan pasien
memilih posisi dapt beristirhat. dan
nyaman untuk pentingnya
istirahat. pengobatan yang
5. Bantu aktifitas akan di berikan
perawatan diri untuk kesembuhan.
yang diperlukan 4. Membantu pasien
untuk memotong
kuku,dan lain2
yang di perlukan
pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Potter, Patricia A., Perry, Anne Griffin. 2005. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses Dan Praktik Edisi 4. Jakarta : EGC.
Asmadi. (2008).Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien. Jkarta: Salemba Medika.
Carpenito. (2006).Buku Saku Diagnosa Keperawatan.Jakarta: EGC
Nanda internasional (2009), diagnosis keperawatan: definisi dan klisifikasi, 2009-2011.
Penerbit buku kedokteran EGC; Jakarta

Anda mungkin juga menyukai