Anda di halaman 1dari 22

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TENTANG NUTRISI PADA IBU MENYUSUI DAN TEKNIK PEMBERIAN ASI


DI RUANG KEBIDANAN RSU ‘AISYIYAH PADANG

DISUSUN OLEH KELOMPOK IV:


DESVITA NOVRIADI, S.KEP TAUFIK MUSLIM, S.KEP
FANNY ZARANI, S.KEP NADYA AIDA FARDILLA, S.KEP
IRMA LATAMIA, S.KEP CHE CHE KIRANI, S.KEP
WIDYA RAHMA SYARI, S.KEP WILLY FEBRIANTI,S.KEP

Pembimbing Akademik

(Ns. Ledia Restipa, M.Kep) (Ns. Rischa Hamdanesti, M.Kep)

Pembimbing Klinik

(Siska Silvia Putri, Amd. Keb) (Ns. Nirmala Sari, S.Kep)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROFESI NERS


STIKES ALIFAH PADANG
TAHUN 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Nutrisi Pada Ibu Menyusui Dan Teknik Pemberian ASI

Sasaran : Ibu Menyusui

Tempat : Ruang Kebidanan RSU Aisyiyah Padang

Hari/Tanggal : Rabu, 31 Maret 2021

Pukul : 10.00 – 10.30 WIB

Waktu : 30 menit

I. Latar Belakang
Saat ini banyak ibu menyusui yang tidak mengetahui pentingnya gizi yang tepat bagi
ibu yang sedang menyusui. Gizi yang tepat sangat diperlukan bagi ibu menyusui karena zat
makanan yang dimakan oleh ibu akan berpengaruh bagi perkembangan bayi. Gizi ibu
menyusui adalah makanan sehat selain obat yang mengandung protein, lemak, mineral, air,
dan karbohidrat yang dibutuhkan oleh ibu menyusui dalam jumlah tertentu selama menyusui.
Gizi pada ibu menyusui sangat berhubungan dengan produksi air susu yang sangat
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembang bayi. Bila pemberian ASI berhasil, maka
berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, serta kebiasaan makan yang
memuaskan. Ibu menyusui tidak terlalu ketat dalam mengatur nutrisinya, yang terpenting
adalah makanan yang menjamin pembentukan air susu yang berkualitas dalam jumlah yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya.
Ibu yang telah melahirkan akan memasuki masa postpartum. Masa postpartum
merupakan masa pemulihan karena merupakan faktor penunjang yang utama produksi ASI
sehingga apabila gizi tidak terpenuhi akan menghambat produksi ASI dan dapat
mempengaruhi komposisi serta asupan nutrisi untuk bayi yang baru lahir. Ibu menyusui
memiliki kebutuhan gizi yang banyak yang terkandung di dalam setiap makanan yang
dikonsumsinya. Pendidikan tentang gizi sangat penting diberikan untuk memberikan
pengetahuan yang sebelumnya belum diketahui, sehingga dengan demikian pola makannya
akan lebih diperhatikan melalui penyusunan menu seimbang yang dianjurkan dalam
pemenuhan kecukupan gizi.
RSU Aisyiyah ini adalah rumah sakit umum swasta tipe C dan akreditasi perdana pada
Desember 2017. RSU Aisyiyah mempunyai visi adalah Rumah Sakit Islam yang dicintai oleh
masyarakat, sementara misi dari RSU Aisyiyah adalah meningkatkan citra Rumah Sakit yang
Islami, memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas, mengembangkan dan memperkuat
pelayanan medis yang professional, meningkatkan promosi rumah sakitdan mewujudkan tata
kelola Rumah Sakit yang akuntabeldan mempunyai tujuan terwujudnya pelayanan kesehatan
yang profesional dan berkualitas berazaskan dakwah bilhal. Indikator mutu pelayanan RSU
Aisyiyah tahun 2016 dari total tempat tidur 62 tempat tidur yang dimiliki adalah diperolehnya
BOR 55,25%, ALOS 3 hari, TOI 6 hari dan BTR 6 kali.
Jumlah ibu post partum di Rsu Aisyiyah padang dalam 3 bulan terakhir dari bulan
november 2020 – januari 2021 sebanyak 148 orang terdiri dari 145 orang melahirkan secara
seksio sesarea / SC dan 3 orang melahirkan dengan partus spontan. Diet yang diberikan pada
ibu post partum ini adalah MB TKTP. Rata-rata ASI pada ibu post partum di Rsu Aisyiyah
padang ada setelah melahirkan.
II. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan setelah dilakukan penyuluhan pada ibu menyusui dan semua peserta
yang diharapkan dapat memahami tentang kebutuhan-kebutuhan nutrisi yang harus
dipenuhi pada ibu yang sedang menyusui dan teknik pemberian ASI.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, ibu–ibu diharapkan mampu memahami :

1. Mengetahui pengertian nutrisi bagi ibu menyusui.


2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nutrisi menyusui.
3. Mengetahui kebutuhan nutrisi ibu menyusui
4. Mengetahui dampak kekurangan nutrisi ibu menyusui.
5. Menyebutkan sumber dan jenis makanan yang harus dikonsumsi oleh ibu menyusui
6. Mengetahui ha-hal yang dihindari pada ibu menyusui
7. Mengetahui pembentukan dan persiapan ASI
8. Mengetahui posisi dan perlekatan menyusui
9. Mengetahui langkah-langkah menyusui yang benar
10. Mengetahui cara pengamatan teknik menyusui yang benar
11. Mengetahui lama dan frekuensi menyusui

III. RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN


1. Topik
Nutrisi pada ibu menyusui dan teknik menyusui
2. Sasaran
Ibu Menyusui di Ruang Kebidanan RSU Aisyiyah Padang, Tahun 2021
3. Waktu dan tempat pelaksanaan
Hari/tanggal : Rabu, 31 Maret 2021
Waktu : 10.00 – 10.30 WIB (30 Menit)
Tempat : Ruang kebidanan RSU ‘Aisyiyah Padang
4. Metode
- Ceramah
- Diskusi
- Tanya jawab
5. Alat-alat yang digunakan (Media)
- Laptop
- Infokus
- Leaflet
- Video
6. Setting Tempat

P
F L

M
F
P

Keterangan :
L : Leader
M : Moderator
P : Peserta
F : fasilitator

7. Orientasi dan Uraian Tugas


1) Moderator : Fanny Zarani S.Kep
Tugas : Membuka Acara Penyuluhan, Membantu presenter dalam
menjalankan Penyuluhan dari awal hingga akhir, menjawab pertanyaan dari audiens.
2) Presenter : Willy Febrianti S.Kep
Tugas : Menjelaskan tujuan penyuluhan, Mengarahkan proses kegiatan pada
anggota kelompok, Mengevaluasi perasaan setelah pelaksanaan, menjawab
pertanyaan dari audiens.
3) Observer : Irma Latania, S.Kep
Tugas :

 Mengobservasi jalannya proses kegiatan


 Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama kegiatan
penyuluhan berlangsung
 Memberikan penjelasan kepada pembimbing tentang evaluasi
hasil penyuluhan.
4) Fasilitator

Fasilitator : Taupik Muslim, S.Kep

Desvita Novriadi, S.Kep

Nadya Aida Fardila, S.Kep

Widya Rahma Syari, S.Kep

Tugas :

 Menyiapkan tempat dan media sebelum mulai


 Mengatur teknik acara sebelum penyuluhan
 Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan
 Mengatur teknik acara sebelum dimulainya penyuluhan
 Memotivasi peseta penyuluhan agar berpartisipasi dalam
penyuluhan
 Memotivasi peserta penyuluhan untuk mengajukan pertanyaan saat
moderator memberikan kesempatan bertanya
 Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta
 Membagikan leaflet kepada peserta di akhir penyuluhan

8. STRATEGI PELAKSANAAN

No. Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta


1. 5 Menit Pembukaan
- Mengucapkan Salam - Menjawab salam
- Perkenalan Mahasiswa - Memperhatikan
- Menjelaskan Tujuan - Memperhatikan
- Kontrak Waktu - Memperhatikan
2. 20 Menit Pelaksanaan
 Menggali pengetahuan - Mengemukakan
pasien Pendapat
 Mengapresiasi pasien - Memperhatikan
 Menjelaskan prinsip - Memperhatikan
nutrisi bagi ibu
menyusui.
 Menggali pengetahuan - Mengemukakan
pasien Pendapat
 Mengapresiasi pasien - Memperhatikan
 Menjelaskan faktor- - Memperhatikan
faktor yang
mempengaruhi nutrisi
menyusui.
 Menggali pengetahuan - Mengemukakan
pasien Pendapat
 Mengapresiasi pasien - Memperhatikan

 Menjelaskan kebutuhan - Memperhatikan

nutrisi ibu menyusui.


 Menggali pengetahuan - Mengemukakan

pasien Pendapat
 Mengapresiasi pasien - Memperhatikan
 Menjelaskan dampak - Memperhatikan
kekurangan nutrisi ibu
menyusui.
 Menggali pengetahuan - Mengemukakan
pasien Pendapat

 Mengapresiasi pasien - Memperhatikan

 Menjelaskan sumber dan - Memperhatikan

jenis makanan yang


harus dikonsumsi oleh
ibu menyusui
- Mengemukakan
 Menggali pengetahuan
Pendapat
pasien
- Memperhatikan
 Mengapresiasi pasien
- Memperhatikan
 Menjelaskan ha-hal yang
dihindari pada ibu
menyusui
- Mengemukakan
 Menggali pengetahuan
Pendapat
pasien
- Memperhatikan
 Mengapresiasi pasien
- Memperhatikan
 Menjelaskan
pembentukan dan
persiapan ASI
- Mengemukakan
 Menggali pengetahuan
Pendapat
pasien
- Memperhatikan
 Mengapresiasi pasien
- Memperhatikan
 Menjelaskan posisi dan
perlekatan menyusui
 Menggali pengetahuan - Mengemukakan
pasien Pendapat
 Mengapresiasi pasien - Memperhatikan
 Menjelaskan Langkah- - Memperhatikan
langkah menyusui yang
benar
 Menggali pengetahuan - Mengemukakan
pasien Pendapat
 Mengapresiasi pasien - Memperhatikan
- Memperhatikan
 Menjelaskan
pengamatan teknik
menyusui yang benar
- Mengemukakan
 Menggali pengetahuan Pendapat
pasien - Memperhatikan
 Mengapresiasi pasien - Memperhatikan
 Mengetahui lama dan
frekuensi menyusui
3. 5 Menit Penutup
- melakukan evaluasi - menjawab
- Menanyakan kepada pertanyaan
peserta tentang materi - memperhatikan
yang telah diberikan, - memperhatikan
dan memberikan
reward kepada ibu-ibu
yang dapat menjawab
pertanyaan.
- menyimpulkan dan
menutup diskusi
- mengucapkan salam

IV. EVALUASI YANG DIHARAPKAN


1. Evaluasi Struktur
a. Kelompok penyuluh dan ibu-ibu menyusui berada pada posisi yang sudah
direncanakan
b. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
c. Pre Planning telah disetujui.
d. Leaflet dan Laptop telah tersedia.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta penyuluhan memperhatikan penyuluhan ketika sedang berlangsung
b. Peserta berperan aktif dalam jalannya diskusi
c. Peserta dapat mengikuti demonstrasi dengan baik sesuai yang diharapkan
d. Acara berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang ditentukan
e. Leader, Moderator berperan sebagaimana mestinya
3. Evaluasi Hasil
a. 80% Audiens dapat memahami pengertian nutrisi bagi ibu menyusui
b. 80% Audiens mampu memahami prinsip nutrisi bagi ibu hamil
c. 75% Audiens mampu memahami tentang faktor-faktor yang mempengaruhi nutrsi
menyusui
d. 80% Audiens mampu memahami tentang dampak kekurangan nutrisi ibu
menyusui
e. 80% Audiens dapat memahami sumber dan jenis makanan yang harus dikonsumsi
oleh ibu menyusui
f. 80% Audiens dapat memahami ha-hal yang dihindari pada ibu menyusui
g. 80 % audiens dapat memahami teknik menyusui

LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian

Nutrisi adalah zat-zat makanan yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsinya,
yaitu menghasilkan energy membangun dan memelihara jaringan serta mengatur dari:
karbohidrat, protein, vitamin, lemak, mineral dan air.

Prinsip gizi ibu menyusui gizi ibu menyusui sangat erat kaitanya dengan produksi air
susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI berhasil baik,
maka berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus otot serta kebiasaan makan
yang memuaskan. Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat dalam mengatur nutrisinya, yang
terpenting adalah makanan yang menjamin pembentukan air susu yang berkualitas dalam jumlah
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Ibu Menyusui

a) Pengaruh makanan erat kaitanya dengan volume ASI yang diproduksi per hari.
b) Protein, dengan adanya variasi individu maka dianjurkan penambahan 15-20 gram protein
sehari.
c) Suplementasi, jika makanan sehari seimbang. Suplementasi tidak diperlukan kecuali jika
kekurangan satu atau lebih zat gizi.
d) Aktifitas

3. Kebutuhan Zat Gizi Ibu Menyusui

1. Kebutuhan kalori
Selama menyusui proporsional dengan jumlah air susu ibu yang dihasilkan akan lebih
tinggi selama menyusui dibanding selama hamil. Rata-rata kandungan kalori ASI yang
dihasilkan ibu dengan nutrisi baik adalah 70 kalori/100 ml, dan kira-kira 85 kalori
diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan.
Rata-rata ibu menggunakan kira-kira 640 kalori/hari untuk 6 bulan pertama dan 510
kalori/hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan jumlah susu normal. Rata-rata ibu
harus mengkonsumsi 2300-2700 kalori ketika menyusui.
2. Protein
Ibu memerlukan tambahan 20 gram  diatas kebutuhan normal kerika menyusui. Jumlah
ini hanya 16% dari tambahan 500 kalori yang dianjurkan.

3. Cairan
Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah cairan. Dianjurkan ibu menyusui
minum 2-3 liter air per hari, dalam bentuk air putih, susu, dan jus buah.
4. Vitamin dan Lemak
Kebutuhan vitamin dan mineral selama menyusui lebih tinggi daripada selama hamil.

4. Dampak Kekurangan Gizi Ibu Menyusui


a) Kekurangan gizi pada ibu menyusui menimbulkan gangguan   kesehatan pada ibu dan
bayinya.
b) Gangguan pada bayi meliputi proses tumbuh kembang anak, bayi mudah sakit, mudah
terkena infeksi.
c) Kekurangan zat-zat essensial menimbulkan gangguan pada mata ataupun tulang.

5. Kecukupan Zat Gizi Ibu Menyusui


Secara umum, hal yang harus diperhatikan dalam memenuhi kebutuhan gizi ibu
menyusui adalah: susunan menu seimbang dianjurkan minum 8-12 gelas sehari, untuk
memperlancar pencernaan hindari konsumsi alcohol, makanan yang banyak bumbu, terlalu
panas/ dingin, serta banyak mengkonsumsi sayuran berwarna. Selama ibu tidak memiliki
penyakit yang mengharuskan ibu melakukan diet tertentu, tidak ada pantangan makanan bagi ibu
menyusui. Berikut ini kebutuhan gizi ibu yang sedang menyusui dibandingkan kebutuhan wanita
dewasa yang tidak menyusui.

Kecukupan gizi ibu menyusui.


Zat Gizi Wanita Dewasa         Ibu
Tidak Menyusui Menyusui
0-6 bulan 7-12 bulan
Energy (kkal) 1900 + 500 + 550
Protein (gram) 50 + 17 + 17
Vitamin A (RE) 500 + 350 + 350
Vitamin C (mg) 75 + 45 + 45
Besi (gram) 26 +2 +2
Yodium () 150 +50 + 50
Kalsium (mg) 500 + 150 + 150

Apabila diterjemahkan dalam porsi makanan, perbandingan kebutuhan gizi ibu dapat dilihat
pada table berikut:
Perbandinagn Porsi Makanan Wanita Tidak Hamil, Hamil, dan Menyusui
Kelompok Makanan Jumlah Porsi
Tidak Hamil Hamil Menyusui
Protein
1.        Hewani (60 gram) 1 2 2
2.        Nabati 1 2 2
Susu dan Olahhannya 2 4 4-5
Roti dan Biji-bijian 4 4 4
Buah dan Sayuran
1.        Buah kaya vitamin C 1 1 1
2.        Sayur hijau tua 1 1 1
3.        Sayur, buah lain 2 2 2
( Sumber: Arisman,2004)
   Berikut ini beberapa zat gizi yang perlu diperhatikan oleh ibu menyusui
1. Energi
Kebutuhan energy ibu terdiri dari 60-70% karbohidrta, 10-20% protein, dan lemak
20-30% lemak. Kebutuhan energi ibu meningkat 500-700 kkal, dengan demikian bila
ibu biasa makan 3 kali sehari bisa menjadi 4 kali atau tetap 3 kali dengan porsi yang
ditambah. Meningkatnya kebutuhan energy ini karena diasumsikan tiap 100cc ASI
mampu memasok 67-77 kkal, sedangkan ibu harus mengeluarkan 750cc ASI pada
enam bulan pertama 600 cc ASI pada bulan berikutnya. Perhitungan ini menguatkan
pendapat bahwa memberikan ASI akan membuat berat badan ibu kembali normal dan
menipis isu bahwa menyusui dapat menyebabkan kegemukan.
2. Protein
Menurut Arisman (2004) setiap 100 cc ASI  mengandung 1,2 gram protein, sehingga
selam menyusui, ibu membeutuhkan tambahan protein sebanyak 20 gram per hari.
Meningkatnya kebutuhan protein ini, selain untuk membentuk protein susu juga di
butuhkan untuk sistesis hormone yang dibutuhkan dalam produksi ASI (Prolaktin) dan
hormone yang mengeluarkan ASI (Oksitosin). Pemenuhan kebutuhan protein yang
meningkat dapat dipenuhi dengan cara menambah satu potong lagi makanan sumber
protein yang biasa dikonsumsi. Sumber protein ini dapat diperoleh dari ikan, daging
ayam, daging sapi, telur ,susu, dan juga tahu, tempe, serta kacang-kacangan. Jika
kebutuhan protein tidak terpenuhi dari makanan maka protein diambil dari protein ibu
yang berada di otot. Hal ini mengakibatkan ibu menjadi kurus dan setelah menyusui
akan merasa lapar.
3. Lemak
Lemak tak jenuh ganda diperlukan dalam pembentukan ASI karena asam lemak tak
jenuh ganda diperlukan dalam perkembangan otak dan pembentukan retina. Asam
lemak tak jenuh ganda dapat diperoleh dari minyak jangung, minyak biji kapas serta
ikan salmon dan ikan haring.
4. Vitamin dan mineral
Vitamin dan mineral diperlukan dalam jumlah yang sedikit.
Kebutuhan Vitamin dan Mineral Ibu Menyusui
Vitamin dan Wanita Dewasa Menyusui
Mineral (Kerja Sedang)
6 bulan I 6
bulan
II
Vitamin A (RE) 500 + 350 +
300
Thianin (mg) 1 + 0.3 + 0.3
Riboflavin (mg) 1 + 0.4 + 0.3
Niasin (mg) 10 +3 +4
Vitamin C (mg) 60 + 25 + 10
Besi (mg) 26 +2 +2
Kalsium (mg) 500 + 400 +
400
Asam Folat (mg) 160 + 50 +40
Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 2004

Vitamin yang perlu mendapatkan perhatian khusus diantaranya vitamin A, vitamin D,


vitamin C, dan vitamin B. kebutuhan vitamin A dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi
hati, sayuran hijautua atau sayuran berwarna kuning. Vitamin D diperoleh dari sinar
matahari, sehingga disarankan ibu rajin berjemur bersama bayinya di pagi ghari.
Kebutuhan vitamin C dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi buah-buahan. Konsumsi
ini tidak perlu terlalu berlebihan karean kelebihannya akan dibuang melalui urine.
Vitamin B dibutuhkaqn bayi sebagai regulaor terjadinya metabolisme tubuh dan
menghasilkan energy bagi pertumbuhannya. Kebutuhan vitamin B dapat dipenuhi bayi
melalui ASI, oleh karena itu perlu mengkonsumsi sayuran hijau tua dan daging yang
cukup mengandung vitamin B.
Mineral yang kebutuhannya perlu diperhatikan adalah zat besi, kalsium, dan asam
folat. Zat besi pada ASI lebih baik di serap dibandingakan zat besi yang berasal dari
susu formula. Ibu menyusui diharapkan mengkonsumsi makanan zat besi, seperti hti
telur dan asyuran hijau tua. Kekurangan alsium pada ibu menyusui dapat
mengakibatkan kehilangan kalsium pada tulang ibu, sekresi kalsium pada ASI rendah,
dan gangguan pembentukan tulang pada bayi.
6. Pembentukan dan Persiapan ASI
Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada kehamilan,
payudara semakin padat karena retensi air, lemak serta berkembangnya kelenjar-kelenjar
payudara yang dirasakan tegang dan sakit. Bersamaan dengan membesarnya kehamilan,
perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI makin tampak. Payudara makin besar,
puting susu makin menonjol, pembuluh darah makin tampak, dan aerola mamae makin
menghitam.
Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan :
a) Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak
menumpuk.
b) Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan
bayi.
c) Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan
operasi.

7. Posisi dan perlekatan menyusui


Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyususi yang tergolong biasa
dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.

Berikut gambar beberapa posisi menyusui


Gambar 1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar

Gambar 2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar


Gambar 3. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar

Gambar 4. Posisi menyusui balita pada kondisi normal

Gambar 5. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan (Perinasia,
2004)
Gambar 6. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah

Gambar 7. Posisi menyusui bayi bila ASI penuh

Gambar 8. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan

8. Langkah-langkah menyusui yang benar


Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting,
duduk dan berbaring dengan santai.
Gambar 9. Cara meletakan bayi

Gambar 10. Cara memegang payudara

Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan hanya
leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung
bayi berhadapan dengan puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke
puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.

Gambar 11. Cara merangsang mulut bayi


Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di
bawah puting susu.

Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut
bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar.

Gambar 12. Perlekatan benar

Gambar 13. Perlekatan salah

9. Cara pengamatan teknik menyusui yang benar

Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet,
ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan
menyusu. Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda
sebagai berikut :
1. Bayi tampak tenang.
2. Badan bayi menempel pada perut ibu.
3. Mulut bayi terbuka lebar.
4. Dagu bayi menmpel pada payudara ibu.
5. Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang masuk.
6. Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
7. Puting susu tidak terasa nyeri.
8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
9. Kepala bayi agak menengadah.

Gambar 14. Teknik menyusui yang benar

10. Lama dan frekuensi menyusui


Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi
dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya.
Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing,
kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui
bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam
lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang
teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1 – 2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat
berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai
kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar
lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu
produksi ASI.

Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali
menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui sampai
payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai
dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan
kutang (BH) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat.

Gambar 15. Kutang (BH) yang baik untuk ibu menyusui


DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Vivian Nanny Lia, Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.Jakarta
:SalembaMedika.

Prawirohardjo, Sarwono. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Sulistyawati, Ari.2009. Buku Ajar Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta : C.V. ANDI
GFFSET.

Yanti, Damai. Dian Sundawati. 2011. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Bandung : PT
Refika Aditama 2.

http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/cara-menyusui-yang-benar-posisi-
upaya.html#ixzz2N1pnDgUR

Anda mungkin juga menyukai