Keperawatan Muskulo
Topik
Sub topik
Sasaran :
Mahasiswa semester 1
Tempat :
Hari/Tanggal
Waktu
2.
3.
4.
5.
6.
SASARAN
Mahasiswa semester 1
MATERI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
MEDIA
1. Leaflet
2. Laptop
KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi Hasil
KEGIATAN PENYULUHAN
1.
WAKTU
KEGIATAN PENYULUH
Pembukaan :
KEGIATAN PESERTA
Menit
Menjawab salam
mengucapkan salam.
Memperkenalkan diri
Mendengarkan
Memperhatikan
penyuluhan
2.
35
akan diberikan
Pelaksanaan :
menit
Menjelaskan tentang
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Menjelaskan penatalaksanaan
multiple sclerosis
3.
4.
Menit
Menit
Mengucapkan terimakasih
Mendengarkan
PENGATURAN TEMPAT
Menjawab salam
PENGORGANISASIAN
1. Moderator :
2. Penyaji
3. Fasilitator
4. Observer :
5. Dokumentasi :
6. Notulen
2. Gangguan Motorik
Gejala awal motorik ditemukan pada 32-41% kasus MS dan lebih dari
60% kasus MS mempunyai gejala motorik.Gangguan motorik terjadi akibat
terlibatnya traktus piramidalis yang menyebabkan kelemahan,spastisitas,
gangguan gerakan tangkas, dan hiperfleksi. Gangguan inidapat timbul akut
atau kronik progresif dengan kelemahan satu atau lebih anggota gerak,
kelemahan otot wajah, kekakuan tungkai yang dapat menyebabkan gangguan
dalam berjalan dan keseimbangan atau terjadi suatu spastisitas. Latihan atau
panas biasanya menyebabkan gejala memburuk.
a. Hilang keseimbangan tubuh
b. Gemetar (tremor)
c. Ketidakstabilan kemampuan berjalan (ataksia)
d. Kekakuan anggota tubuh
e. Gangguan koordinasi
f. Perasaan lemah: pada kasus tertentu hal ini dapat mempengaruhi kaki dan
kemampuan berjalan
g. Kekakuan otot yang dapat mempengaruhi mobilitas dan cara berjalan
3. Gangguan indra perasa
a. Perasaan geli di beberapa bagian tubuh
b. Perasaan seperti di tusuk-tusuk jarum
c. Kebas (paraesthesia)
d. Perasaan seperti terbakar
e. Nyeri dapat menyertai penyakit MS, contohnya, nyeri di wajah (seperti
trigeminal neuralgia), dan nyeri otot
4. Gangguan kemampuan berbicara
a. Perlambatan cara berbicara
b. Berbicara seperti menggumam
c. Perubahan ritme berbicara
d. Sulit menelan (dysphagia)
5. Gangguan berkemih dan BAB
Gangguan berkemih merupakan salah satu gejala MS yang sering
ditemukan.Pada saat awal terjadi urgency dan frekuensi kemudian terjadi
inkontinensia urin. Konstipasi lebih sering ditemukan (39-53%) dibandingkan
inkontinensia alvi. Hal diatas merupakan masalah yang serius bagi penderita
MS karena dapat menyebabkan infeksi pada saluran kemih.
a. Gangguan kandung kemih meliputi: sering buang air kecil, tidak dapat
buang air kecil secara tuntas atau tidak bisa menahan air kecil.
b. Gangguan usus meliputi: konstipasi/sembelit, dan kadang-kadang diare.
6. Gangguan Seksual
Gangguan seksual terjadi pada lebih dari 70% pasien MS. Disfungsi
seksual merupakan gabungan dari berbagai masalah yang timbul baik
masalah motorik dan sensorik maupun masalah psikologis penderita.
a. Impoten
b. Berkurangnya kemampuan seksual
c. Kehilangan gairah
7. Gangguan Kognitif dan Emosi
Masalah kognitif seperti kesulitan berkonsentrasi,gangguan memori,
dan gangguan mental terdapat pada 40-70 % pasien MS. Banyak penderita
MS meninggalkan pekerjaannya akibat masalah diatas. Pada 10% kasus,
disfungsi mental berat dan demensia dapat tejadi. Gangguan ini mungkin
berhubungan dengan depresi yang dilaporkan ditemukan pada 25-50% kasus
MS.
Ada beberapa penelitian yang mengatakan bahwa depresi pada MS
bukan karena masalah psikologi,umur atau lamanya menderita penyakit tetapi
dipengaruhi oleh jumlah lesi yang ditemukan pada gambaran MRI (SwirskySacchetti T et al 1992). Atrofi otak, pembesaran ventrikel dan menipisnya
korpus kalosum juga penyebab gejala gangguan kognitif diatas.
8. Gangguan Nervus Cranialis
a. Gangguan Penciuman :
Gangguan penciuman sering ditemukan terjadi pada kasus MS.
b. Gangguan Penglihatan :
Neuritis Optika (ON) adalah gangguan penglihatan yang paling sering
terjadi 14-23% kasus dan 50% ,biasanya muncul secara akut atau subakut
dan unilateral dengan diikuti rasa nyeri pada mata terutama dengan
adanya gerakan bola mata. Neuritis Optika bilateral sangat jarang terjadi,
bila ditemukan biasanya asimetris dan lebih berat pada satu mata. Neuritis
optika bilateral biasanya terjadi pada anak dan ras Asia.
muncul
(DellOsso,Daroff,Troost,1990)
berupa
jelly
like
4.
Faktor resiko
MS merupakan salah satu gangguan neurologik dimana onset terjadinya
multipel sklerosis rata-rata terjadi di usia 20 dan 40 tahun. Multipel sklerosis
umumnya terjadi pada usia dewasa muda dan sekitar 20% mengalami onset
awal di usia 40 dan 50 tahun. Penyakit ini lebih sering terjadi wanita dari
pada pria. Sklerosis multipel berasal dari banyaknya daerah jaringan parut
(sklerosis) yang mewakili berbagai bercak demielinasi dalam sistem saraf.
Pertanda neurologis yang mungkin dan gejala dari sklerosis multipel sangat
beragam sehingga penyakit ini tidak terdiagnosis ketika gejala pertamanya
muncul.
Ada beberapa Faktor-faktor pemicu dan yang dapat memperburuk
(eksaserbasi ) multipel sklerosis yaitu :
1.
Kehamilan
2.
3.
Stress emosional
4.
Cedera
5. Penatalaksanaan
Tujuan dari pengobatan atau penatalaksanaan multiple sklerosis adalah
menghilangkan gejala dan membantu fungsi klien.
1. Penatalaksanaan farmakoterapi
a. Terapi obat untuk fase akut :
Kortikosteroid dan ACTH : Digunakan sebagai agens antiinflamasi yang dapat meningkatkan konduksi saraf. Pemberian awal dapat
dimulai dari Metilprednisolon 0.5-1 g IV selama 3 -7 hari dan dosisnya
diturunkan 60mg perhari selama 3 hari berturut-turut sampai 10 mg per
hari. Dosis oral dapat diberikan sama dengan IV kecuali penurunan dosis
60 mg selama 5-7 hari.
b. Terapi obat untuk menurunkan jumlah kekambuhan
Beta
interferon
(betaseron):
Digunakan
dalam
perjalanan
(immunosuppressant)
dapat
menstabilkan
kondisi
penyakit
e. Terapi obat lain: cycloscospamid, total limpoid irradiation (TLI).
2. Terapi suportif
Terapi suportif diberikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan
mempertahankan kondisi pasien agar tetap stabil. Fisioterapi dan terapi
okupasi diberikan untuk mempertahankan tonus dan kekuatan otot serta
ditambah
dengan
obat
untuk
relaksasi
otot
untuk
mengurangi