Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENGENALAN PENYAKIT MULTIPLE SCLEROSIS


Bidang Study

Keperawatan Muskulo

Topik

Penyakit Multiple Sclerosis

Sub topik

Pengenalan penyakit Multiple Sclerosis

Sasaran :

Mahasiswa semester 1

Tempat :

Ruang Serba Guna (RSG)

Hari/Tanggal

Waktu

08.00-08.45 (45 menit)

Jumat 25 November 2016

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Pada akhir proses penyuluhan, mahasiswa dapat mengetahui tentang penyakit
Multiple Sclerosis

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah diberikan penyuluhan Mahasiswa dapat :
1.

Menjelaskan pengertian penyakit Multiple Sclerosis

2.

Menyebutkan penyebab penyakit Multiple Sclerosis

3.

Menyebutkan tanda dan gejala penyakit Multiple Sclerosis

4.

Mengetahui penatalaksanaan penyakit Multiple Sclerosis

5.

Menyebutkan komplikasi penyakit Multiple Sclerosis

6.

Menyebutkan pemeriksaan yang ilakukan

SASARAN
Mahasiswa semester 1

MATERI
1.

Pengertian Multiple Sclerosis

2.

Manifestasi klinis dan etiologi Multiple Sclerosis

3.

Apakah saya beresiko menderita Multiple Sclerosis?

4.

Bagaimana cara penatalaksanaan penyakit Multiple Sclerosis?

5.

Apa saja pemeriksaan yang dapat dilakukan?

6.

Komplikasi multiple sclerosis

METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

MEDIA
1. Leaflet
2. Laptop

KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur

Mahasiswa semester 1 hadir ditempat penyuluhan

Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang Serba Guna

Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya

2. Evaluasi Proses

Mahasiswa antusias terhadap materi penyuluhan

Mahasiswa tdk meninggalkan tempat penyuluhan

Mahasiswa mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara


benar.

3. Evaluasi Hasil

Mahasiswa mengetahui tentang berbagai pengetahuan mengenai


penyakit Multiple Sclerosis

Mahasiswa hadir saat pertemuan

Pelaksanaan penyuluhan tepat waktu

KEGIATAN PENYULUHAN

1.

WAKTU

KEGIATAN PENYULUH

Pembukaan :

KEGIATAN PESERTA

Menit

Membuka kegiatan dengan

Menjawab salam

mengucapkan salam.

Memperkenalkan diri

Mendengarkan

Menjelaskan tujuan dari

Memperhatikan

penyuluhan

2.

Menyebutkan materi yang

35

akan diberikan
Pelaksanaan :

menit

Menjelaskan tentang

Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

Bertanya dan menjawab

pengertian Multiple Sclerosis

Menjelaskan gejala dan


penyebab multiple sclerosis

Menjelaskan faktor resiko


multiple sclerosis

Menjelaskan penatalaksanaan
multiple sclerosis

3.

4.

Memberi kesempatan kepada

peserta untuk bertanya


Evaluasi :

Menit

tentang Multiple sclerosis


Terminasi :

Menit

Menanyakan kepada peserta

Mengucapkan terimakasih

pertanyaan yang diajukan


Menjawab pertanyaan

Mendengarkan

atas peran serta peserta.

Mengucapkan salam penutup

PENGATURAN TEMPAT

Menjawab salam

PENGORGANISASIAN
1. Moderator :
2. Penyaji

3. Fasilitator

4. Observer :

5. Dokumentasi :
6. Notulen

MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN: PENYAKIT MULTIPLE


SKLEROSIS
1. Definisi
Multiple sklerosis (MS) atau biasa disebut disseminated sclerosis atau
encephalomyelitis disseminata adalah keadaan inflamasi, demieinisasi dan
pembentukan jaringan parut pada selubung mielin yang tidak dapat diduga di
dalam otak, medula spinalis dan saraf kranial sehingga terjadi disfungsi
neurologi yang luas.penyakit ini ditandai oleh remisi dan eksaserbasi dengan
derajat keparahan yang beragam sementara sebagian pasien akan mengalami
perjalanan penyakit yang bersifat progresif-cepat; namun, mayoritas pasien
(70%) mengalami remisi yang lama. (Patofisiologi Aplikasi Pada Praktik
Keperawatan,2009).
2. Tanda dan gejala
Pasien dengan MS melapor mengalami gejala beronset relative mendadak dan
menetap selama beberapa minggu. kemudian menghilang secara lambat.
Gejalanya bervariasi dan mengenai berbagai sistem saraf pusaf (SSP). Gejala lain
meliputi ataksia, vertigo, parestesi, disatrria, paralisis, inkhontenesia, dan tanda
lhermite yang di tandai dengan sensasi syok. Gejala-gejala umum tersebut, antara
lain:
1. Gangguan Sensorik
Gangguan sensorik merupakan gejala awal yang paling sering
ditemukan pada MS (21-55%) dan berkembang/timbul hampir pada semua
pasien MS. Biasanya pasien sering datang dengan keluhan rasa baal atau
kesemutan dimulai pada satu kaki yang merambat keatas (ascending) pada
satu sisi kemudian kesisi yang lain (kontra sisi).
a. Penglihatan kabur
b. Penglihatan membayang (diplopia)
c. Neuritis optikal
d. Pergerakan mata yang tak terkontrol
e. kebutaan (sangat jarang terjadi)
f. Hipestesi (baal), parestesi (kesemutan), disestesi (rasa terbakar). Hipestesi
merupakan gejala yang tersering muncul. Gangguan ini dapat timbul
disemua daerah distribusi, satu atau lebih dari satu anggota gerak,wajah
atau badan (trunkal).

2. Gangguan Motorik
Gejala awal motorik ditemukan pada 32-41% kasus MS dan lebih dari
60% kasus MS mempunyai gejala motorik.Gangguan motorik terjadi akibat
terlibatnya traktus piramidalis yang menyebabkan kelemahan,spastisitas,
gangguan gerakan tangkas, dan hiperfleksi. Gangguan inidapat timbul akut
atau kronik progresif dengan kelemahan satu atau lebih anggota gerak,
kelemahan otot wajah, kekakuan tungkai yang dapat menyebabkan gangguan
dalam berjalan dan keseimbangan atau terjadi suatu spastisitas. Latihan atau
panas biasanya menyebabkan gejala memburuk.
a. Hilang keseimbangan tubuh
b. Gemetar (tremor)
c. Ketidakstabilan kemampuan berjalan (ataksia)
d. Kekakuan anggota tubuh
e. Gangguan koordinasi
f. Perasaan lemah: pada kasus tertentu hal ini dapat mempengaruhi kaki dan
kemampuan berjalan
g. Kekakuan otot yang dapat mempengaruhi mobilitas dan cara berjalan
3. Gangguan indra perasa
a. Perasaan geli di beberapa bagian tubuh
b. Perasaan seperti di tusuk-tusuk jarum
c. Kebas (paraesthesia)
d. Perasaan seperti terbakar
e. Nyeri dapat menyertai penyakit MS, contohnya, nyeri di wajah (seperti
trigeminal neuralgia), dan nyeri otot
4. Gangguan kemampuan berbicara
a. Perlambatan cara berbicara
b. Berbicara seperti menggumam
c. Perubahan ritme berbicara
d. Sulit menelan (dysphagia)
5. Gangguan berkemih dan BAB
Gangguan berkemih merupakan salah satu gejala MS yang sering
ditemukan.Pada saat awal terjadi urgency dan frekuensi kemudian terjadi
inkontinensia urin. Konstipasi lebih sering ditemukan (39-53%) dibandingkan

inkontinensia alvi. Hal diatas merupakan masalah yang serius bagi penderita
MS karena dapat menyebabkan infeksi pada saluran kemih.
a. Gangguan kandung kemih meliputi: sering buang air kecil, tidak dapat
buang air kecil secara tuntas atau tidak bisa menahan air kecil.
b. Gangguan usus meliputi: konstipasi/sembelit, dan kadang-kadang diare.
6. Gangguan Seksual
Gangguan seksual terjadi pada lebih dari 70% pasien MS. Disfungsi
seksual merupakan gabungan dari berbagai masalah yang timbul baik
masalah motorik dan sensorik maupun masalah psikologis penderita.
a. Impoten
b. Berkurangnya kemampuan seksual
c. Kehilangan gairah
7. Gangguan Kognitif dan Emosi
Masalah kognitif seperti kesulitan berkonsentrasi,gangguan memori,
dan gangguan mental terdapat pada 40-70 % pasien MS. Banyak penderita
MS meninggalkan pekerjaannya akibat masalah diatas. Pada 10% kasus,
disfungsi mental berat dan demensia dapat tejadi. Gangguan ini mungkin
berhubungan dengan depresi yang dilaporkan ditemukan pada 25-50% kasus
MS.
Ada beberapa penelitian yang mengatakan bahwa depresi pada MS
bukan karena masalah psikologi,umur atau lamanya menderita penyakit tetapi
dipengaruhi oleh jumlah lesi yang ditemukan pada gambaran MRI (SwirskySacchetti T et al 1992). Atrofi otak, pembesaran ventrikel dan menipisnya
korpus kalosum juga penyebab gejala gangguan kognitif diatas.
8. Gangguan Nervus Cranialis
a. Gangguan Penciuman :
Gangguan penciuman sering ditemukan terjadi pada kasus MS.
b. Gangguan Penglihatan :
Neuritis Optika (ON) adalah gangguan penglihatan yang paling sering
terjadi 14-23% kasus dan 50% ,biasanya muncul secara akut atau subakut
dan unilateral dengan diikuti rasa nyeri pada mata terutama dengan
adanya gerakan bola mata. Neuritis Optika bilateral sangat jarang terjadi,
bila ditemukan biasanya asimetris dan lebih berat pada satu mata. Neuritis
optika bilateral biasanya terjadi pada anak dan ras Asia.

c. Gangguan Gerakan Bola Mata


Gangguan gerakan bola mata sering terjadi pada pasien MS biasanya
berhubungan dengan gangguan saraf penggerak bola mata, Nervus cranial
VI,III dan jarang pada nervus VI. Nistagmus adalah gejala yang paling
sering

muncul

(DellOsso,Daroff,Troost,1990)

berupa

jelly

like

nystagmusberupa gerakan cepat dengan amplitudo kecil, pendular.


Internuklear ophtalmoplegia (INO) juga sering ditemukan, dan bila
ditemukan bilateral biasanya didapatkan juga adanya nistagmus vertical
dan upward gaze.
d. Gangguan Nervus Kranial lain.
Gangguan sensasi pada wajah ,subjektif maupun objektif sering
ditemukan. Ditemukannya trigeminal neuralgia pada dewasa muda
mungkin merupakan gejala awal dari MS. Hemifasial spasme,paresis
wajah tanpa adanya gangguan pengecap dapat ditemukan.Vertigo
dilaporkan merupakan gejala yang ditemukan pada 30-50% kasus MS dan
biasanya berhubungan dengan kelainan nervus kranialis, biasanya
ditemukan hipo atau hiperakusis. Bisa juga terjadi gangguan pendengaran
dan biasanya unilateral. Gangguan yang berhubungan dengan Nervus
Kranial IX, X, dan XII biasanya terjadi disfagia. dan biasanya merupakan
gejala akhir yang muncul.
3. Etiologi
Multiple Sklerosis dapat merupakan gangguan autoimun yang dipicu oleh
infeksi virus pada individu yang genetic rentan yang masih menunggu untukdi
buktikan lebih lanjut
Kerusakan myelin pada MS mungkin terjadi akibat respon abnormal dari
sistem kekebalan tubuh, yang seharusnya melindungi tubuh dari serangan
organisme berbahaya (bakteri dan virus).
1. Gangguan autoimun (kemungkinan dirangsang / infeksi virus)
2. Genetik
3. Kelainan pada unsur pokok lipid mielin
4. Racun yang beredar dalam CSS
5. Infeksi virus pada SSP

4.

Faktor resiko
MS merupakan salah satu gangguan neurologik dimana onset terjadinya
multipel sklerosis rata-rata terjadi di usia 20 dan 40 tahun. Multipel sklerosis
umumnya terjadi pada usia dewasa muda dan sekitar 20% mengalami onset
awal di usia 40 dan 50 tahun. Penyakit ini lebih sering terjadi wanita dari
pada pria. Sklerosis multipel berasal dari banyaknya daerah jaringan parut
(sklerosis) yang mewakili berbagai bercak demielinasi dalam sistem saraf.
Pertanda neurologis yang mungkin dan gejala dari sklerosis multipel sangat
beragam sehingga penyakit ini tidak terdiagnosis ketika gejala pertamanya
muncul.
Ada beberapa Faktor-faktor pemicu dan yang dapat memperburuk
(eksaserbasi ) multipel sklerosis yaitu :
1.

Kehamilan

2.

Infeksi yang disertai demam

3.

Stress emosional

4.

Cedera

5. Penatalaksanaan
Tujuan dari pengobatan atau penatalaksanaan multiple sklerosis adalah
menghilangkan gejala dan membantu fungsi klien.
1. Penatalaksanaan farmakoterapi
a. Terapi obat untuk fase akut :
Kortikosteroid dan ACTH : Digunakan sebagai agens antiinflamasi yang dapat meningkatkan konduksi saraf. Pemberian awal dapat
dimulai dari Metilprednisolon 0.5-1 g IV selama 3 -7 hari dan dosisnya
diturunkan 60mg perhari selama 3 hari berturut-turut sampai 10 mg per
hari. Dosis oral dapat diberikan sama dengan IV kecuali penurunan dosis
60 mg selama 5-7 hari.
b. Terapi obat untuk menurunkan jumlah kekambuhan
Beta

interferon

(betaseron):

Digunakan

dalam

perjalanan

relapsing-remittting, dan juga menurunkan secara signifikan jumlah dan


beratnya eksaserbasi. Interferon tidak dapat diberikan dengan dosis
tunggal tetapi harus di kombinasikan dengan 3 jenis obat yaitu alfa, beta
dan gamma interferon. Alfa dan beta diproduksi dari sel yang terinfeksi
virus. Beta interferon menurunkan frekuensi kambuhnya MS. Rute
pemberian obat melalui subkutan dan lebih baik lagi pemberian melalui
intratekal atau IM. Dosis pada orang dewasa 3-9 juta unit SC 3x/minggu

selama 6 bulan. Obat lain yang dapat menurunkan frekuensi kambuhnya


MS adalah: copolymer 1 dan azathioprine.
c. Baklofen: sebagai agens antispasmodicmerupakan pengobatan yang
dipilih untuk spastisitas. Klien dengan spastisitas beret dan kontraktur
memerlukan blok saraf dan intervensi pembedahan untuk mencegah
kecacatan lebih lanjut.
d. Imunosupresan

(immunosuppressant)

dapat

menstabilkan

kondisi

penyakit
e. Terapi obat lain: cycloscospamid, total limpoid irradiation (TLI).
2. Terapi suportif
Terapi suportif diberikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan
mempertahankan kondisi pasien agar tetap stabil. Fisioterapi dan terapi
okupasi diberikan untuk mempertahankan tonus dan kekuatan otot serta
ditambah

dengan

obat

untuk

relaksasi

otot

untuk

mengurangi

ketidaknyamanan dan nyeri karena spastik.


3. Blok saraf dan pembedahan
Dilakukan jika terjadi spastisitas berat dan kontraktur untuk mencegah
kerusakan lebih lanjut
6. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan potensial bangkitan: dilakukan untuk memebantu memastikan
luasnya proses penyakit dan dan memantau perubahan penyakit.
2. CT scan: dapat menunjukkan atrofi serabral
3. MRI untuk memperlihatkan plak-plak kecil dan untuk mengevaluasi
perjalanan penyakit dan efek pengobatan.
4. Pemeriksaan urodinamik untuk mengetahui disfungsi kandung kemih
5. Pengujian neuropsikologik dapat diindikasikan untuk mengkaji kerusakan
kognitif.
.
7. Komplikasi
Komplikasi yang biasanya terjadi pada multiple skleriosis, antara lain:
1. Disfungsi pernafasan
2. Infeksi kandung kemih, system pernafasan dan sepsis
3. Komplikasi dari imobilitas

Anda mungkin juga menyukai