OLEH :
Tania Kulansi K
NIM. 2020-01-14201-039
PEMBIMBING PRAKTIK
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan
pada Tn. D dengan Kebutuhan Dasar Manusia di Ruang Teratai RSUD dr. Doris S
ylvanus Palangka Raya”. Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas
Praktik Praklinik Keperawatan I (PPK I).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes., selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep., selaku Ketua Program Studi Sarjana
Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Rimba Aprianti, S.Kep, Ners selaku penanggung jawab mata kuliah
Praktik Praklinik Keperawatan I
4. Ibu Ika Paskaria, S. Kep., Ners selaku Pembimbing Akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini.
5. Ibu Elvry Marthalina, S.Kep., Ners selaku Kepala Ruang Teratai RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya dan Pembimbing Klinik yang telah
memberikan izin, informasi dan membantu dalam pelaksanaan praktik
manajemen keperawatan di ruang Teratai.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Palangka Raya, 26 juni 2022
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.......................................................................................................2
2.1.1 Pengertian....................................................................................................4
2.1.4 Etiologi........................................................................................................6
2.1.5 Klasifikasi....................................................................................................6
2.1.6 Patofisiologi.................................................................................................7
2.1.8 Komplikasi..................................................................................................9
2.2.1 Pengkajian................................................................................................12
2.2.3 Intervensi...................................................................................................13
2.3.4 Impelementasi.........................................................................................xvii
2.3.5 Evaluasi...................................................................................................xvii
BAB 4 PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu keadaan yang membuat seseorang
merasa nyaman, terlindung dari ancaman psikologis, bebas dari rasa sakit
terutama nyeri (Purwanto dalam Karendehi, 2015). Nyeri adalah suatu sensori
subyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan terkait kerusakan
jaringan yang aktual maupun potensial, atau yang di gambarkan dalam bentuk
kerusakan tersebut (Purwanto dalam Karendehi, 2015).
Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan
yang muncul akibat kerusakan jaringan actual atau potensial yang di gambarkan
sebagai kerusakan (Internalional Associatron for the study of poin); awita yang
tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan berakhirnyadapat
diantisipasi atau di prediksi (Nanda International INC, 2015-2017). Nyeri
diartikan berbeda-beda antar individu, bergantung pada persepsinya. Walaupun
demikian, ada satu kesamaan mengenai persepsi nyeri. Secara sederhana, nyeri
dapat diartikan sebagai suatu sensasi yang tidak menyenangkan baik secara
sensori maupun emosional yang berhubungan dengan adanya suatu kerusakan
jaringan atau faktor lain, sehingga individu merasa tersiksa, menderita yang
akhirnya akan mengganggu aktivitas sehari-hari, psikis, dan lain-lain (Asmadi,
2018).
The International Association for the Study of Pain (IASP) mendefinisikan
nyeri sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan
terkait dengan kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial atau yang
digambarkan dalam kerusakan tersebut. Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa
yang tidak menyenangkan adalah suatu kebutuhan individu. Nyeri merupakan
perasaan yang tidak menyenangkan yang terkadang dialami individu. Kebutuhan
terbebas dari rasa nyeri itu merupakan salah satu kebutuhan dasar yang
merupakan tujuan diberikannya asuhan keperawatan pada seorang klien (Sigit
Nian Prasetyo, 2010).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan
permasalahan yaitu Bagaimana Asuhan Keperawatan Kebutuhan Dasar Manusia
pada Tn. D di Ruang Teratai RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan laporan asuhan keperawatan ini adalah untuk
mendapatkan gambaran nyata mengenai Asuhan Keperawatan Kebutuhan Dasar
Manusia pada pada Tn. D di Ruang Teratai RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya.
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan laporan ini adalah untuk mendapatkan
gambaran dan pengalaman nyata tentang :
1. Mahasiswa dapat melakukan cara pengkajian pada pasien dengan
pasien dengan Gangguan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman ( Nyeri )
2. Mahasiswa dapat melakukan rumusan diagnosa keperawatan pada
pasien dengan Gangguan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman ( Nyeri )
3. Mahasiswa dapat melakukan perencanaan keperawatan pada pasien
dengan Gangguan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman ( Nyeri )
4. Mahasiswa dapat melakukan implementasi pada pasien dengan
Gangguan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman ( Nyeri )
5. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi pada pasien dengan Gangguan
Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman ( Nyeri )
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Manfaat Teoritis
Sebagai referensi dalam mengembangkan ilmu keperawatan dimasa yang
akan datang khususnya pada pasien dengan Acute Kidney Injury
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Mahasiswa
Agar mahasiswa dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dengan
menerapkan proses keperawatan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan yang
diperoleh selama menempuh pendidikan di Program Studi S1 Keperawatan Stikes
Eka Harap Palangka Raya.
2. Bagi Perawat
Untuk masukan dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan Kebutuhan
Dasar Manusia Pada pada Tn. D dengan diagnosa medis Acute Kidney Injury di
Ruang Teratai RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
3. Bagi Klien dan keluarga
Diharapkan dapat mengedukasi keluarga untuk dapat selalu menjaga
kesehatannya dan sebagai sumber informasi pada keluarga tentang manajemen
nyeri.
4. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan baik
pihak rumah sakit dalam Asuhan Keperawatan Kebutuhan Dasar Manusia pada
Tn. D di Ruang Teratai RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
5. Bagi Iptek
Hasil laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat peraktis dalam
keperawatan yaitu sebagai panduan perawat dalam pengelolaan kasus pada pasien
dengan gangguan rasa nyaman nyeri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Kebutuhan Dasar Manusia Rasa Aman dan Nyaman
2.1.1 Pengertian
Kebutuhan rasa aman dan nyaman merupakan suasana pemenuhan
kebutuhan keamanan yang dilakukan dengan tujuan menjaga agar tubuh bebas
dari kecelakaan baik pasien, perawat atau petugas lainya yang bekerja dalam
pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan aman. Kenyamanan atau rasa nyaman
ialah keadaan yang melibatkan terpenuhnya rasa nyaman dan tentram yang
merupakan dasar rasa nyaman dan nyaman. (keadaan yang mampu merasakan
kepuasan da;am penampulan setiap hari), merasa lega atau terpenuhnya kebutuhan
(Jordan Sue, 2016)
Kenyamanan merupakan suatu keadaan seseorang merasa sejahtera atau
nyaman baik secara mental, fisik maupun sosial (Keliat, Windarwati,
Pawirowiyono, & Subu, 2015). Kenyamanan menurut (Keliat dkk., 2015) dapat
dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Kenyamanan fisik; merupakan rasa sejahtera atau nyaman secara fisik.
2. Kenyamanan lingkungan; merupakan rasa sejahtera atau rasa nyaman yang
dirasakan didalam atau dengan lingkungannya
3. Kenyamanan sosial; merupakan keadaan rasa sejahtera atau rasa nyaman
dengan situasi sosialnya.
Rasa nyaman merupakan merupakan keadaan terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia yaitu kebutuhan ketentraman (kepuasan yang dapat meningkatkan
penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan yang telah terpenuhi), dan
transenden (Iqbal Mubarak, Indrawati, & Susanto, 2015). Kenyamanan
seharusnya dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu:
1. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh
2. Sosial, berhubungan dengan interpersonal, keluarga, dan sosial
3. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri
seorang yang meliputi harga diri, seksualitas dan makna kehidupan
4. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal
manusia seperti cahaya, bunyi, temperature, warna, dan unsur ilmiah
lainnya. Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman dapat diartikan perawat
telah memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan
bantuan.
2.1.2 Pengertian Gangguan Rasa Nyaman
Gangguan rasa nyaman adalah perasaan seseorang merasa kurang nyaman
dan sempurna dalam kondisi fisik, psikospiritual, lingkungan, budaya dan
sosialnya (Keliat dkk., 2015).
Menurut (Keliat dkk., 2015) gangguan rasa nyaman mempunyai batasan
karakteristik yaitu: ansietas, berkeluh kesah, gangguan pola tidur, gatal, gejala
distress, gelisah, iritabilitas, ketidakmampuan untuk relasks, kurang puas dengan
keadaan, menangis, merasa dingin, merasa kurang senang dengan situasi, merasa
hangat, merasa lapar, merasa tidak nyaman, merintih, dam takut.
Gangguan rasa nyaman merupakan suatu gangguan dimana perasaan
kurang senang, kurang lega, dan kurang sempurna dalam dimensi fisik ,
psikospiritual, lingkungan serta sosial pada diri yang biasanya mempunyai gejala
dan tanda minor mengeluh mual (PPNI, 2016).
2.1.3 Gangguan Rasa Nyaman Akibat Nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensori nyeri dan emosional yang tidak
menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual dan potensial
yang tidak menyenangkan yang terlokalisasi pada suatu bagian tubuh ataupun
sering disebut dengan istilah distruktif dimana jaringan rasanya seperti ditusuk-
tusuk, panas terbakar, melilit, seperti emosi, perasaan takut dan mual
(Andarmoyo,S. 2015).
Nyeri diartikan berbeda-beda antar individu, bergantung pada persepsinya.
Walaupun demikian, ada satu kesamaan mengenai persepsi nyeri. Secara
sederhana, nyeri dapat diartikan sebagai suatu sensasi yang tidak menyenangkan
baik secara sensori maupun emosional yang berhubungan dengan adanya suatu
kerusakan jaringan atau faktor lain, sehingga individu merasa tersiksa, menderita
yang akhirnya akan mengganggu aktivitas sehari-hari, psikis, dan lain-lain
(Mubarak 2016).
2.1.4 Etiologi
a. Biologis : penyebab nyeri karena kerusakan fungsi organ atau jaringan
tubuh.
b. Zat kimia : penyebab nyeri karena bahan kimia.
c. Fisik : penyebab fisik karena trauma fisik.
d. Psikologi : penyebab nyeri yang bersifat psikologi seperti kelainan
organic, nekrosis traumatic, eulzofronia. ( SDKI, 2016 )
2.1.5 Klasifikasi
a. Klasifikasi nyeri berdasarkan sumbernya, yaitu:
1) Nyeri somatik luar Perasaan tidak nyaman dengan rangsangan dari
kulit, jaringan subkutan dan membran mukosa. Keluhan yang timbul
berupa seperti sensasi terbakar, tajam, dan dapat dilokalisasi.
2) Nyeri somatik dalam Digambarkan sebagai nyeri tumpul (dullness)
akibat stimulus pada otot, jaringan ikat, sendi, tulang sehingga tidak
dapat dilokalisasi dengan baik.
3) Nyeri viseral Respon yang timbul akibat adanya rangsangan pada organ
somatik yang menutupinya seperti pleura, parietalis, pericardium, dan
peritoneum.
b. Klasifikasi nyeri berdasarkan jenisnya (Anitescu, Benzon, & Wallace, 2017)
1) Nyeri nosiseptif Nyeri yang timbul akibat kerusakan jaringan somatic
ataupun visceral. Stimulasi nosiseptor akan mengakibatkan
tersekresinya mediator inflamasi dari jaringan, sel imun dan ujung saraf
sensoris dan simpatik.
2) Nyeri neurogenik Nyeri akibat adanya disfungsi primer pada sistem
saraf perifer seperti lesi pada daerah sekitar saraf perifer. Umumnya
penderita akan merasakan seperti ditusuk-tusuk disertai sensasi panas
dan tidak mengenakkan pada fungsi perabaan.
3) Nyeri psikogenik Nyeri yang berkaitan dengan adanya gangguan pada
kejiwaan seseorang yang direpresentasikan dengan kasus depresi
maupun kecemasan.
c. Klasifikasi nyeri berdasarkan waktu:
1) Nyeri akut Keluhan yang tidak mengenakkan berkaitan dengan
kerusakan jaringan dengan durasi mendadak dengan intensitas nyeri
ringan hingga berat dan telah dialami penderita ≤ 3 bulan (PPNI, 2016)
2) Nyeri kronik Pengalaman nyeri berkaitan dengan kerusakan aktual
maupun fungsional, yang terjadi secara lambat dengan intensitas ringan
hingga berat dan konstan yang telah dirasakan selama ≥ 3 bulan (PPNI,
2016)
2.1.6 Patofisiologi
Reseptor nyeri (nosiseptor) mencakup ujung-ujung saraf bebas yang
berespon terhadap berbagai rangsangan termasuk tekanan mekanik, deformasi,
suhu yang ekstrim dan berbagai bahan kimia. Pada rangsangan yang intensif,
reseptor-reseptor lain misalnya badan pacini danmisner juga mengirim informasi
yang dipresepsikan sebagai nyeri. Zat-zat kimia yang memperparah nyeri antara
lain adalah histamine, bradikini serotonin, beberapa prostaglandin, ion kalium dan
ion hydrogen. Masing-masing zat tersebut tertimbun ditempat cidera hipoksi atau
kematian sel. Nyeri cepat (fast pain) disalurkan kekorda spindlis oleh serat A
delta, nyeri lambat (slow pain) disalurkan kekorda spinalis oleh sera C lambat
(Kowalak, 2013).
Terdapat 4 proses yang terjadi pada perjalanan nyeri, yaitu transduksi,
transmisi, modulasi dan persepsi.
1) Transduksi yaitu rangsangan atau stimulus yang membahayakan
memicu pelepasan mediator biokimia (misalnya histamin,
bradykinin ,prostaglandin,dan substansi P). Mediator ini kemudian
mensensitisasi nosiseptor.
2) Transmisi yaitu proses penyaluran impuls listrik yang dihasilkan oleh
proses transduksi sepanjang jalur nyeri, dimana molekul-molekul
dicelah sinaptik mentransmisi informasi dari satu neuron ke neuron
berikutnya.
3) Persepsi yaitu individu mulai menyadari adanya nyeri dan persepsi
nyeri terjadi di struktur korteks sehingga memungkinkan timbulnya
berbagai strategi perilaku kognitif untuk mengurangi komponen
sensorik dan afektif nyeri.
4) Modulasi atau sistem desenden yaitu neuron di batang otak
mengirimkan sinyal-sinyal kembali ke tanduk dorsal medula spinalis
yang terkonduksi dengan nosiseptor impuls supresif
1) Keluhan Utama :
Keluhan yang diungkapkan klien pada umumnya yaitu adanya rasa nyeri.
2) Riwayat Penyakit Sekarang :
Hal-hal yang harus di kaji adalah mulai kapan dimulai nyeri, skala
nyeri, lokasi, intensitas, kualitas, gejala yang menyertai perjalanan
nyeri dan pengaruh terhadap aktivitas sehari-hari. Skala nyeri yang
digunakan adalah 0-5 / 0-10.
Keterangan:
0 = tidak nyeri
1-3 = nyeri ringan
4-6 = nyeri sedang
7-9 = nyeri berat terkontro
10 = nyeri berat tidak terkontrol
3) Riwayat Kesehatan masa lalu:
Apakah sebelumnya klien pernah menderita nyeri di masalalu
4) Riwayat penyakit keluarga
Meliputi penyakit menular atau menahun yang disebabkan oleh nyeri
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik. SDKI (D.0077.
Hal 172)
2. Resiko Infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan organisme
pathogen lingkungan. SDKI (D.142 Hal 304)
2.2.3 Intervensi
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Hasil Kriteria) Intervensi Rasional
1. nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (I.12416) 1. Untuk mengidentifikasi
dengan diskontuinitas keperawatan selama 3x7 jam hal 87 kesiapan dan
jaringan (D.0077 hal 172) nyeri dapat terkontrol dengan Observasi kemampuan pasien
kriteria hasil : 1. Identifikasi kesiapan serta keluarga pasien
1. Keluhan nyeri pasien dan kemampuan untuk menerima
menurun (5) menerima informasi informasi dengan benar
2. Meringis pasien Terapeutik 2. Untuk pasien dan
menurun (5) 2. Berikan pendidikan keluarga pasien
3. Skala nyeri berkurang kesehatan sebelum memahami tindakan
0-3 melakukan prosedur yang dilakukan
4. Kegelisahan pasien 3. Sediakan materi dan 3. Untuk pasien dan
menurun (5) media pendidikan keluarga pasien
5. Ketegangan otot pasien kesehatan mengerti dengan
(5) 4. Jadwalkan pendidikan mudah memahami
6. Kesulitan tidur pasien kesehatan sesuai informasi yang ingin
menurun kesepakatan disampaikan
7. TTV dalam batas 5. Berikan kesempatan 4. Untuk mendapatkan
normal untuk bertanya kenyamanan dan relasi
Edukasi yang hangat serta
6. Anjurkan waktu yang tepat
memperhatikan 5. Untuk pasien dan
akurasi dosis dan keluarga pasien
waktu pemberian obat bertanya agar dapat
7. Anjurkan memeriksa lebih memahami apa
tanggal kadaluarsa yang mereka tidak
obat ketahui
8. Anjurkan 6. Untuk memperhatikan
menggunakan alat dosis dan waktu
pelindung diri (APD) pemberian obat
dengan benar 7. Untuk memeriksa
9. Ajarkan cara tanggal kadaluarsa
menyimpan obat obat yang diberikan
dengan benar 8. Untuk melindungi diri
10. Ajarkan cara dengan benar
melakukan kebersihan 9. untuk memahami cara
tangan menyimpan obat
11. Ajarkan cara dengan benar agar
pencegahan infeksi tidak rusak
nasokomial 10. Untuk mengetahui cara
kebersihan tangan
11. Untuk mengetahui
pencegahan infeksi
nasokomial
= Laki-Laki
= Perempuan
= Meninggal
= Pasien
= Tinggal Serumah
5. AKTIVITAS
ISTIRAHAT 6. ELIMINASI
Aktivitas waktu luang : istirahat Kebiasaan BAB : 3 x /hari
Aktivitas Hoby : tidak ada BAK : tidak ada
Kesulitan bergerak : tidak Meggkan laxan : tidak
Kekuatan Otot : 5/5 5/5 Meggkan diuretic : tidak
Tonus Otot : normal Keluhan BAK saat ini : tidak ada
Postur : normal tremor : tidak Keluhan BAB saat ini : tidak ada
Rentang gerak : terbatas Peristaltik usus : 20x menit
Keluhan saat ini : Nyeri post Abdomen : simetris Nyeri tekan : nyeri bagian
operasi luka op
Penggunaan alat bantu : Tidak ada Lunak /keras : lunak
Pelaksanaan aktivitas : dibantu Massa : tidak ada
bangun,duduk, Terpasang kateter urine : terpasang
Jenis aktivitas yang perlu
dibantu : tidak ada
Tania Kulansi K
ANALISA DATA
DO : Nyeri
Pasien tampak
berbaring
terlentang
Tampak meringis
bila bergerak
Tampak luka
berbalut kassa
bekas operasi
pada bahu depan
bagian kanan
Bersikap protektif
( mis, waspada
posisi
menghindari nyeri
)
Gelisah
kemerahan dan
pembengkakan Manultrisi
- Perawatan luka
terus dilakukan
- Robur ( luka Peningkatan paparan
) lingkungan
- Kalor ( hangat )
- Dolor ( Nyeri
pada bahu Ketidakuatan
operasi tidak
mengalami
pembengkakan ) Resiko Infeksi
TTV
TD: 121/79 mmHg
N: 62 x/menit
R: 20x/menit
S: 36.6’C
PRIORITAS MASALAH
dila
kuk tind
1. Nyeri akut berhubungan Setelah an akan Manajemen Nyeri I.08238, hal 201)
sel
am 1x7
dengan diskontuinitas keperawatan a jam Observasi :
terk
ontr
jaringan (D.0077.Hal diharapkan nyeri dapat ol 1. Identifikasi lokasi,karakteristik,durasi
172) dengan kriteria hasil : frekuensi,kualitas,intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri pasien
3. Identifikasi respon nyeri secara non verbal
menurun.
4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
2. Meringis pasien menurun. 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
3. Skala nyeri berkurang 6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
7. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
4. Kegelisahan pasien menurun.
diberikan
5. Ketegangan otot pasien. 8. Monitor efek samping penggunaan analgestik
Terapeutik :
6. Kesulitan tidur pasien menurun
1. Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri.
7. Kemampuan menuntaskan
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
aktivitas pasien meningkat.
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab,periode,dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat
5. Anjurkan teknik nonfamakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian analgestik
Resiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi I.14539 (hal.278)
berhubungan dengan keperawatan selama 1x 7 jam Observasi :
kerusakan integritas kulit maka integritas kulit meningkat 1.Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik.
SDKI (D.142 Hal 304) Kriteria Hasil : Terapeutik :
1. Nyeri menurun 1. Batasi jumlah pengunjung.
2. Kemerahan menurun 2.Berikan perawatan kulit pada area edema.
3. Bengkak menurun 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
4. Integritas kulit dan jaringan dan lingkungan pasien.
membaik 3. Pemberian teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi.
5. Perfusi jaringan meningkat Edukasi:
6. Kerusakan jaringan menurun 5. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
7. Kerusakan lapisan kulit 6. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi.
menurun 7. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi.
8. Nyeri menurun 8. Anjurkan meningkatkan asupan cairan.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam
Senin, 27 Juni 2022 1. Mengendenfikasi skala nyeri S : Pasien mengatakan luka bekas operasi nyerinya
Pukul 22.00 WIB 2. Menganjurkan memonitor nyeri sedikit berkurang
3. Mengejarkan teknik relaksasi napas dalam O:
4. Mengenjurkan untuk berisrahat ketika nyeri muncul 1. Meringis pasien tampak berkurang
5. Berkolaborasi dalam pemberian injeksi antrain 3x1gr, 2. Pasien bisa mempraktekan nafas dalam Ketika
injeksi ondansentron 3x 400mg merasa nyeri
6. Melakukan Pemeriksaan TTV 3. Pasien tampak berisrahat pada saat nyeri
timbul setelah Teknik nafas dalam
4. Pasien merasa nyeri berkurang setelah injeksi
TTV :
TD: 104/82 mmHg
N: 75x/menit
R: 20x/menit
S: 36,5 ’C
Spo2 : 98%
Skala nyeri : 2
A : Masalah teratasi sebagian
P : Melanjutkan intervensi
Selasa, 28 Juni 2022 1. Mengidentifikasi resiko infeksi S : Pasien mengatakan ingin mengetahui lebih banyak
Pukul 15.00 WIB 2. Mengajarkan pasien menjaga kebersihan diri informasi tentang resiko infeksi bekas operasi
3. Mengajarkan pasien menjaga luka bekas operasi O:
4. Mengajarkan pasien tentang mencegah infeksi 1. Pasien tampak siap mengetahui lebih banyak
5. Mengajarkan pasien memperbanyak konsumsi sayur informasi
dan buah 2. Pasien tampak sangat suka mendengarkan
6. Melakukan pemeriksaan TTV informasi yang disampaikan
3. Pasien tampak rileks
4. Pasien tampak bisa menerima informasi yang
disampaikan
5. Pasien tampak sangat ingin menegtahui
banyak informasi tentang resiko infeksi
TTV
TTV :
TD: 104/82 mmHg
N: 75x/menit
R: 20x/menit
S: 36,5 ’C
Spo2 : 98%
Skala nyeri : 2
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Nyeri merupakan suatu gejala yang bersifat ojektif. Hanya orang yang merasakan ya
ng bisamengungkapkan. Kebutuhan dasar manusia untuk memenuhi rasa yang tidak
nyaman atau nyeriini, perawat perlu memperhatiakn, mengkaji konsep dasar nyeri pada
klien yangmengalamigngguan keamaman.
Nyeri sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait
dengan kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam
kerusakan tersebut. Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan
adalah suatu kebutuhan individu.Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan
yang terkadang dialami individu.Kebutuhan terbebas dari rasa nyeri itu merupakan salah
satu kebutuhan dasar yang merupakan tujuan diberikannya asuhan keperawatan pada
seorang klien (Sigit Nian Prasetyo, 2010). Perasaan kurang senang, lega dan sempurna
dalam dimensi fisik psikospiritual, lingkungan dan social. (SDKI, 2016).
4.2 Saran
a. Untuk Mahasiswa
Diharapkan maahasiswa mampu mengembangkan wawasan dari ilmu
keperawatan khususnya tentang Asuhan keperawatan pada pasien dengan
KDM Rasa aman dan nyaman Nyeri.
b. Untuk Klien dan Keluarga
Harapannya dapat Menambah informasi mengenai dan pengobatannya
sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan kesehatan pasien.
c. Untuk Institusi
Diharapkan pembahasan ini dapat menjadi bahan atau sumber data bagi
penulis berikutnya
d. Untuk IPTEK
Diharapkan dapat memberikan informasi dalam pengembangan ilmu
keperawatan terutama dalam kebutuhan dasar manusia yang menjadi masalah
Kesehatan pada klien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Budiono, Pertami. (2016). Konsep dasar Keperawatan. Bumi Medika. Jakarta
2. Sari, Kartika. (2013). Standar Asuhan Keperawatan. CV Trans Info Medika. Jakarta
3. Andarmoyo,S. (2013 ). Konsep & Proses Keperawatan Nyeri, Jogjakarta:ArRuzz.
4. Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
5. Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
6. Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia