Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA TN.D DENGAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


DI RUANG TERATAI RSUD dr. DORIS SYLVANUS
PALANGKA RAYA

OLEH :
Tania Kulansi K
NIM. 2020-01-14201-039

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2021/2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Asuhan Keperawatan Ini Disusun Oleh:


Nama : Tania Kulansi K
NIM : 2020-01-14201-039
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul : “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada Tn. D
dengan Kebutuhan Dasar Manusia di Ruang Teratai RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya”.

Telah melaksanakan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk


menempuh Praktik Praklinik Keperawatan I (PPK I) Pada Program Studi Sarjana
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

PEMBIMBING PRAKTIK
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ika Paskaria, S. Kep., Ners Elvry Marthalina, S.Kep., Ners

ii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan
pada Tn. D dengan Kebutuhan Dasar Manusia di Ruang Teratai RSUD dr. Doris S
ylvanus Palangka Raya”. Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas
Praktik Praklinik Keperawatan I (PPK I).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes., selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep., selaku Ketua Program Studi Sarjana
Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Rimba Aprianti, S.Kep, Ners selaku penanggung jawab mata kuliah
Praktik Praklinik Keperawatan I
4. Ibu Ika Paskaria, S. Kep., Ners selaku Pembimbing Akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini.
5. Ibu Elvry Marthalina, S.Kep., Ners selaku Kepala Ruang Teratai RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya dan Pembimbing Klinik yang telah
memberikan izin, informasi dan membantu dalam pelaksanaan praktik
manajemen keperawatan di ruang Teratai.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Palangka Raya, 26 juni 2022

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Tujuan.......................................................................................................2

1.4 Manfaat Penulisan..................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Pemenuhan kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman...................4

2.1.1 Pengertian....................................................................................................4

2.1.2 Pengertian Gangguan Rasa Nyaman...........................................................5

2.1.3 Gangguan Rasa Nyaman Akibat Nyeri.......................................................5

2.1.4 Etiologi........................................................................................................6

2.1.5 Klasifikasi....................................................................................................6

2.1.6 Patofisiologi.................................................................................................7

2.1.7 Manifestasi Klinis........................................................................................8

2.1.8 Komplikasi..................................................................................................9

2.1.9 Pemeriksaan Penunjang...............................................................................9

2.1.10 Penatalaksanaan nyeri.............................................................................11

2.2 Konsep Manajemen Asuhan Keperawatan...................................................12

2.2.1 Pengkajian................................................................................................12

2.2.2 Diagnosa Keperawatan..............................................................................12

2.2.3 Intervensi...................................................................................................13
2.3.4 Impelementasi.........................................................................................xvii

2.3.5 Evaluasi...................................................................................................xvii

BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN

BAB 4 PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu keadaan yang membuat seseorang
merasa nyaman, terlindung dari ancaman psikologis, bebas dari rasa sakit
terutama nyeri (Purwanto dalam Karendehi, 2015). Nyeri adalah suatu sensori
subyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan terkait kerusakan
jaringan yang aktual maupun potensial, atau yang di gambarkan dalam bentuk
kerusakan tersebut (Purwanto dalam Karendehi, 2015).
Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan
yang muncul akibat kerusakan jaringan actual atau potensial yang di gambarkan
sebagai kerusakan (Internalional Associatron for the study of poin); awita yang
tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan berakhirnyadapat
diantisipasi atau di prediksi (Nanda International INC, 2015-2017). Nyeri
diartikan berbeda-beda antar individu, bergantung pada persepsinya. Walaupun
demikian, ada satu kesamaan mengenai persepsi nyeri. Secara sederhana, nyeri
dapat diartikan sebagai suatu sensasi yang tidak menyenangkan baik secara
sensori maupun emosional yang berhubungan dengan adanya suatu kerusakan
jaringan atau faktor lain, sehingga individu merasa tersiksa, menderita yang
akhirnya akan mengganggu aktivitas sehari-hari, psikis, dan lain-lain (Asmadi,
2018).
The International Association for the Study of Pain (IASP) mendefinisikan
nyeri sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan
terkait dengan kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial atau yang
digambarkan dalam kerusakan tersebut. Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa
yang tidak menyenangkan adalah suatu kebutuhan individu. Nyeri merupakan
perasaan yang tidak menyenangkan yang terkadang dialami individu. Kebutuhan
terbebas dari rasa nyeri itu merupakan salah satu kebutuhan dasar yang
merupakan tujuan diberikannya asuhan keperawatan pada seorang klien (Sigit
Nian Prasetyo, 2010).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan
permasalahan yaitu Bagaimana Asuhan Keperawatan Kebutuhan Dasar Manusia
pada Tn. D di Ruang Teratai RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan laporan asuhan keperawatan ini adalah untuk
mendapatkan gambaran nyata mengenai Asuhan Keperawatan Kebutuhan Dasar
Manusia pada pada Tn. D di Ruang Teratai RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya.
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan laporan ini adalah untuk mendapatkan
gambaran dan pengalaman nyata tentang :
1. Mahasiswa dapat melakukan cara pengkajian pada pasien dengan
pasien dengan Gangguan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman ( Nyeri )
2. Mahasiswa dapat melakukan rumusan diagnosa keperawatan pada
pasien dengan Gangguan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman ( Nyeri )
3. Mahasiswa dapat melakukan perencanaan keperawatan pada pasien
dengan Gangguan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman ( Nyeri )
4. Mahasiswa dapat melakukan implementasi pada pasien dengan
Gangguan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman ( Nyeri )
5. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi pada pasien dengan Gangguan
Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman ( Nyeri )
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Manfaat Teoritis
Sebagai referensi dalam mengembangkan ilmu keperawatan dimasa yang
akan datang khususnya pada pasien dengan Acute Kidney Injury
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Mahasiswa
Agar mahasiswa dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dengan
menerapkan proses keperawatan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan yang
diperoleh selama menempuh pendidikan di Program Studi S1 Keperawatan Stikes
Eka Harap Palangka Raya.
2. Bagi Perawat
Untuk masukan dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan Kebutuhan
Dasar Manusia Pada pada Tn. D dengan diagnosa medis Acute Kidney Injury di
Ruang Teratai RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
3. Bagi Klien dan keluarga
Diharapkan dapat mengedukasi keluarga untuk dapat selalu menjaga
kesehatannya dan sebagai sumber informasi pada keluarga tentang manajemen
nyeri.
4. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan baik
pihak rumah sakit dalam Asuhan Keperawatan Kebutuhan Dasar Manusia pada
Tn. D di Ruang Teratai RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
5. Bagi Iptek
Hasil laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat peraktis dalam
keperawatan yaitu sebagai panduan perawat dalam pengelolaan kasus pada pasien
dengan gangguan rasa nyaman nyeri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kebutuhan Dasar Manusia Rasa Aman dan Nyaman
2.1.1 Pengertian
Kebutuhan rasa aman dan nyaman merupakan suasana pemenuhan
kebutuhan keamanan yang dilakukan dengan tujuan menjaga agar tubuh bebas
dari kecelakaan baik pasien, perawat atau petugas lainya yang bekerja dalam
pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan aman. Kenyamanan atau rasa nyaman
ialah keadaan yang melibatkan terpenuhnya rasa nyaman dan tentram yang
merupakan dasar rasa nyaman dan nyaman. (keadaan yang mampu merasakan
kepuasan da;am penampulan setiap hari), merasa lega atau terpenuhnya kebutuhan
(Jordan Sue, 2016)
Kenyamanan merupakan suatu keadaan seseorang merasa sejahtera atau
nyaman baik secara mental, fisik maupun sosial (Keliat, Windarwati,
Pawirowiyono, & Subu, 2015). Kenyamanan menurut (Keliat dkk., 2015) dapat
dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Kenyamanan fisik; merupakan rasa sejahtera atau nyaman secara fisik.
2. Kenyamanan lingkungan; merupakan rasa sejahtera atau rasa nyaman yang
dirasakan didalam atau dengan lingkungannya
3. Kenyamanan sosial; merupakan keadaan rasa sejahtera atau rasa nyaman
dengan situasi sosialnya.
Rasa nyaman merupakan merupakan keadaan terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia yaitu kebutuhan ketentraman (kepuasan yang dapat meningkatkan
penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan yang telah terpenuhi), dan
transenden (Iqbal Mubarak, Indrawati, & Susanto, 2015). Kenyamanan
seharusnya dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu:
1. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh
2. Sosial, berhubungan dengan interpersonal, keluarga, dan sosial
3. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri
seorang yang meliputi harga diri, seksualitas dan makna kehidupan
4. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal
manusia seperti cahaya, bunyi, temperature, warna, dan unsur ilmiah
lainnya. Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman dapat diartikan perawat
telah memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan
bantuan.
2.1.2 Pengertian Gangguan Rasa Nyaman
Gangguan rasa nyaman adalah perasaan seseorang merasa kurang nyaman
dan sempurna dalam kondisi fisik, psikospiritual, lingkungan, budaya dan
sosialnya (Keliat dkk., 2015).
Menurut (Keliat dkk., 2015) gangguan rasa nyaman mempunyai batasan
karakteristik yaitu: ansietas, berkeluh kesah, gangguan pola tidur, gatal, gejala
distress, gelisah, iritabilitas, ketidakmampuan untuk relasks, kurang puas dengan
keadaan, menangis, merasa dingin, merasa kurang senang dengan situasi, merasa
hangat, merasa lapar, merasa tidak nyaman, merintih, dam takut.
Gangguan rasa nyaman merupakan suatu gangguan dimana perasaan
kurang senang, kurang lega, dan kurang sempurna dalam dimensi fisik ,
psikospiritual, lingkungan serta sosial pada diri yang biasanya mempunyai gejala
dan tanda minor mengeluh mual (PPNI, 2016).
2.1.3 Gangguan Rasa Nyaman Akibat Nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensori nyeri dan emosional yang tidak
menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual dan potensial
yang tidak menyenangkan yang terlokalisasi pada suatu bagian tubuh ataupun
sering disebut dengan istilah distruktif dimana jaringan rasanya seperti ditusuk-
tusuk, panas terbakar, melilit, seperti emosi, perasaan takut dan mual
(Andarmoyo,S. 2015).
Nyeri diartikan berbeda-beda antar individu, bergantung pada persepsinya.
Walaupun demikian, ada satu kesamaan mengenai persepsi nyeri. Secara
sederhana, nyeri dapat diartikan sebagai suatu sensasi yang tidak menyenangkan
baik secara sensori maupun emosional yang berhubungan dengan adanya suatu
kerusakan jaringan atau faktor lain, sehingga individu merasa tersiksa, menderita
yang akhirnya akan mengganggu aktivitas sehari-hari, psikis, dan lain-lain
(Mubarak 2016).
2.1.4 Etiologi
a. Biologis : penyebab nyeri karena kerusakan fungsi organ atau jaringan
tubuh.
b. Zat kimia : penyebab nyeri karena bahan kimia.
c. Fisik : penyebab fisik karena trauma fisik.
d. Psikologi : penyebab nyeri yang bersifat psikologi seperti kelainan
organic, nekrosis traumatic, eulzofronia. ( SDKI, 2016 )
2.1.5 Klasifikasi
a. Klasifikasi nyeri berdasarkan sumbernya, yaitu:
1) Nyeri somatik luar Perasaan tidak nyaman dengan rangsangan dari
kulit, jaringan subkutan dan membran mukosa. Keluhan yang timbul
berupa seperti sensasi terbakar, tajam, dan dapat dilokalisasi.
2) Nyeri somatik dalam Digambarkan sebagai nyeri tumpul (dullness)
akibat stimulus pada otot, jaringan ikat, sendi, tulang sehingga tidak
dapat dilokalisasi dengan baik.
3) Nyeri viseral Respon yang timbul akibat adanya rangsangan pada organ
somatik yang menutupinya seperti pleura, parietalis, pericardium, dan
peritoneum.
b. Klasifikasi nyeri berdasarkan jenisnya (Anitescu, Benzon, & Wallace, 2017)
1) Nyeri nosiseptif Nyeri yang timbul akibat kerusakan jaringan somatic
ataupun visceral. Stimulasi nosiseptor akan mengakibatkan
tersekresinya mediator inflamasi dari jaringan, sel imun dan ujung saraf
sensoris dan simpatik.
2) Nyeri neurogenik Nyeri akibat adanya disfungsi primer pada sistem
saraf perifer seperti lesi pada daerah sekitar saraf perifer. Umumnya
penderita akan merasakan seperti ditusuk-tusuk disertai sensasi panas
dan tidak mengenakkan pada fungsi perabaan.
3) Nyeri psikogenik Nyeri yang berkaitan dengan adanya gangguan pada
kejiwaan seseorang yang direpresentasikan dengan kasus depresi
maupun kecemasan.
c. Klasifikasi nyeri berdasarkan waktu:
1) Nyeri akut Keluhan yang tidak mengenakkan berkaitan dengan
kerusakan jaringan dengan durasi mendadak dengan intensitas nyeri
ringan hingga berat dan telah dialami penderita ≤ 3 bulan (PPNI, 2016)
2) Nyeri kronik Pengalaman nyeri berkaitan dengan kerusakan aktual
maupun fungsional, yang terjadi secara lambat dengan intensitas ringan
hingga berat dan konstan yang telah dirasakan selama ≥ 3 bulan (PPNI,
2016)
2.1.6 Patofisiologi
Reseptor nyeri (nosiseptor) mencakup ujung-ujung saraf bebas yang
berespon terhadap berbagai rangsangan termasuk tekanan mekanik, deformasi,
suhu yang ekstrim dan berbagai bahan kimia. Pada rangsangan yang intensif,
reseptor-reseptor lain misalnya badan pacini danmisner juga mengirim informasi
yang dipresepsikan sebagai nyeri. Zat-zat kimia yang memperparah nyeri antara
lain adalah histamine, bradikini serotonin, beberapa prostaglandin, ion kalium dan
ion hydrogen. Masing-masing zat tersebut tertimbun ditempat cidera hipoksi atau
kematian sel. Nyeri cepat (fast pain) disalurkan kekorda spindlis oleh serat A
delta, nyeri lambat (slow pain) disalurkan kekorda spinalis oleh sera C lambat
(Kowalak, 2013).
Terdapat 4 proses yang terjadi pada perjalanan nyeri, yaitu transduksi,
transmisi, modulasi dan persepsi.
1) Transduksi yaitu rangsangan atau stimulus yang membahayakan
memicu pelepasan mediator biokimia (misalnya histamin,
bradykinin ,prostaglandin,dan substansi P). Mediator ini kemudian
mensensitisasi nosiseptor.
2) Transmisi yaitu proses penyaluran impuls listrik yang dihasilkan oleh
proses transduksi sepanjang jalur nyeri, dimana molekul-molekul
dicelah sinaptik mentransmisi informasi dari satu neuron ke neuron
berikutnya.
3) Persepsi yaitu individu mulai menyadari adanya nyeri dan persepsi
nyeri terjadi di struktur korteks sehingga memungkinkan timbulnya
berbagai strategi perilaku kognitif untuk mengurangi komponen
sensorik dan afektif nyeri.
4) Modulasi atau sistem desenden yaitu neuron di batang otak
mengirimkan sinyal-sinyal kembali ke tanduk dorsal medula spinalis
yang terkonduksi dengan nosiseptor impuls supresif

2.1.7 Manifestasi Klinis


1. Tanda dan gejala nyeri akut yaitu (SDKI, 2016)
a. Mengeluh nyeri.
b. Tampak meringis.
c. Bersikap protektif.
d. Frekuensi nadi meningkat.
e. Gelisah.
f. Sulit tidur.
g. Tekanan darah meningkat..
h. Pola nafas berubah.
2. Tanda dan gejala nyeri kronis yaitu (SDKI, 2016)
a. Mengeluh nyeri.
b. Merasa depresi (tertekan)
c. Tampak meringis.
d. Gelisah.
e. Tidak mampu menuntaskan aktivitas.
f. Merasa takut mengalami cidera ulang.
2.1.8 Komplikasi
a. Edema Pulmonal
b. Hipertensi
c. Hipertermi
d. Gangguan pola istirahat dan tidur
e. Kejang
f. masalah mobilitas

2.1.9 Pemeriksaan Penunjang


Menurut Mubarak (2015) adapun pemeriksaan diagnostik sangat penting
dilakukan agar mengetaui apakah ada perubahan bentuk atau fungsi dari bagian
tubuh pasien yang dapat menyebabkan timbulnya rasa nyeri seperti :
a. Melakukan pemeriksaan laboratorium darah dan pemeriksaan radiologi.
b. Menggunakan skala nyeri
Penilaian nyeri merupakan elemen yang penting untuk menentukan terapi
nyeri paska pembedahan yang efektif. Skala penilaian nyeri dan keterangan pasien
digunakan untuk menilai derajat nyeri. Intensitas nyeri harus dinilai sedini
mungkin selama pasien dapat berkomunikasi dan menunjukkan ekspresi nyeri
yang dirasakan. Adapun skala nyeri pada penilaian nyeri terhadap pasien
diantaranya.
1) Wong-Braker Face Pain Rating Scale
Skala enam wajah dengan gambar wajah dengan ekspresi yang berbeda,
dimulai dari senyuman sampai menangis karena karena kesakitan. Skala ini
berguna pada pasien dengan gangguan komunikasi, seperti anak-anak, lansia, dan
pasien yang kebingungan atau pada pasien yang tidak mengerti dengan bahasa
lokal setempat.

2) Verbal Rating Scale (VRS)


Pasien ditanyakan tentang derajat nyeri yang dirasakan berdasarkan skala
lima poin. Contohnya: tidak nyeri, ringan, sedang, berat, dan sangat berat.

3) Numerical Rating Scale (NRS)


Pertama kali dikemukakan oleh Downie dkk tahun 1978, dimana pasien
sitanyakan tentang derajat nyeri yang dirasakan dengan menunjukkan angka 0-5
atau 0-10, dimana angka 0 menunjukkan tidak ada nyeri dan angka 5 atau 10
menunjukkan nyeri yang hebat.

4) Visual Analogue Scale (VAS)


Skala ini pertama kali dikemukakan oleh Keele pada tahun 1948 yang
merupakan skala dengan garis lurus 10 cm, dimana awal garis (0) penanda tidak
ada nyeri dan akhir garis (10) menandakan nyeri hebat. Pasien diminta untuk
membuat tanda garis tersebut untuk mengekspresikan nyeri yang dirasakan.
Penggunaan skala VAS lebih gampang, efesien dan lebih mudah dipahami oleh
penderita dibandingkan dengan skala lainnya.
2.1.10 Penatalaksanaan nyeri
Menurut Putri (2020) adapun farmakologi dan terapi non farmakologis
yaitu:
1. Farmakologi, dengan pemberian obat-obatan
Semua obat yang mempunyai efek analgetika biasanya efektif untuk
mengatasi nyeri akut. Hal ini dimungkinkan karena nyeri akut akan mereda atau
hilang sejalan dengan laju proses penyembuhan jaringan yang sakit.
Penanganan nyeri berdasarkan patofisiologi nyeri paada proses transduksi
dapat diberikan anestesik lokal dan atau obat anti radang non steroid, pada
transmisi inpuls saraf dapat diberikan obat-obatan anestetik lokal, pada proses
modulasi diberikan kombinasi anestetik lokal, narkotik, dan atau klonidin, dan
pada persepsi diberikan anestetik umum, narkotik, atau parasetamol
2. Terapi non farmakologis
A. Teknik relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental an fisik dari ketegangan dan
stress. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak
nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Imajinasi terbimbing dengan
menciptakan kesan dalam pikiran sehingga dapat mengurangi intensitas nyeri.
B. Tenik distraksi
Distraksi adalah pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri kestimulus
yang lain. Beberapa jenis distraksi yaitu diatraksi visual (melihat pertandingan,
menonton televisi, dll) distraksi pendengaran (mendengarkan musik), distraksi
pernafasan, dan distraksi intelektual (bermain kartu).
2.2 Konsep Manajemen Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
a. Indentitas pasien
b. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan Utama :
Keluhan yang diungkapkan klien pada umumnya yaitu adanya rasa nyeri.
2) Riwayat Penyakit Sekarang :
Hal-hal yang harus di kaji adalah mulai kapan dimulai nyeri, skala
nyeri, lokasi, intensitas, kualitas, gejala yang menyertai perjalanan
nyeri dan pengaruh terhadap aktivitas sehari-hari. Skala nyeri yang
digunakan adalah 0-5 / 0-10.
Keterangan:
0 = tidak nyeri
1-3 = nyeri ringan
4-6 = nyeri sedang
7-9 = nyeri berat terkontro
10 = nyeri berat tidak terkontrol
3) Riwayat Kesehatan masa lalu:
Apakah sebelumnya klien pernah menderita nyeri di masalalu
4) Riwayat penyakit keluarga
Meliputi penyakit menular atau menahun yang disebabkan oleh nyeri
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik. SDKI (D.0077.
Hal 172)
2. Resiko Infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan organisme
pathogen lingkungan. SDKI (D.142 Hal 304)
2.2.3 Intervensi
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Hasil Kriteria) Intervensi Rasional
1. nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (I.12416) 1. Untuk mengidentifikasi
dengan diskontuinitas keperawatan selama 3x7 jam hal 87 kesiapan dan
jaringan (D.0077 hal 172) nyeri dapat terkontrol dengan Observasi kemampuan pasien
kriteria hasil : 1. Identifikasi kesiapan serta keluarga pasien
1. Keluhan nyeri pasien dan kemampuan untuk menerima
menurun (5) menerima informasi informasi dengan benar
2. Meringis pasien Terapeutik 2. Untuk pasien dan
menurun (5) 2. Berikan pendidikan keluarga pasien
3. Skala nyeri berkurang kesehatan sebelum memahami tindakan
0-3 melakukan prosedur yang dilakukan
4. Kegelisahan pasien 3. Sediakan materi dan 3. Untuk pasien dan
menurun (5) media pendidikan keluarga pasien
5. Ketegangan otot pasien kesehatan mengerti dengan
(5) 4. Jadwalkan pendidikan mudah memahami
6. Kesulitan tidur pasien kesehatan sesuai informasi yang ingin
menurun kesepakatan disampaikan
7. TTV dalam batas 5. Berikan kesempatan 4. Untuk mendapatkan
normal untuk bertanya kenyamanan dan relasi
Edukasi yang hangat serta
6. Anjurkan waktu yang tepat
memperhatikan 5. Untuk pasien dan
akurasi dosis dan keluarga pasien
waktu pemberian obat bertanya agar dapat
7. Anjurkan memeriksa lebih memahami apa
tanggal kadaluarsa yang mereka tidak
obat ketahui
8. Anjurkan 6. Untuk memperhatikan
menggunakan alat dosis dan waktu
pelindung diri (APD) pemberian obat
dengan benar 7. Untuk memeriksa
9. Ajarkan cara tanggal kadaluarsa
menyimpan obat obat yang diberikan
dengan benar 8. Untuk melindungi diri
10. Ajarkan cara dengan benar
melakukan kebersihan 9. untuk memahami cara
tangan menyimpan obat
11. Ajarkan cara dengan benar agar
pencegahan infeksi tidak rusak
nasokomial 10. Untuk mengetahui cara
kebersihan tangan
11. Untuk mengetahui
pencegahan infeksi
nasokomial

Risiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan tindakan Observasi : 1. Untuk mengetahui


dengan adanya luka dibagian keperawatan selama 1x 7 jam 1. Monitor tanda dan tanda dan gejala dari
abdomen maka integritas kulit gejala infeksi lokal dan infeksi local dan
(SDKI,D.0124: Hal 304) meningkat sistemik. sistemik
Kriteria Hasil : Terapeutik : 2. Agar pasien tidak
1. Nyeri menurun 1. Batasi jumlah terlalu banyak kontak
2. Kemerahan menurun pengunjung. dengan orang banyak
3. Bengkak menurun 2. Berikan perawatan kulit 3. Untuk menjaga
4. Integritas kulit dan pada area edema. kebersihan area kulit
jaringan membaik 3. Cuci tangan sebelum dan edema
5. Perfusi jaringan sesudah kontak dengan 4. Untuk mencegah
meningkat pasien dan lingkungan
6. Kerusakan jaringan pasien. bakteri
menurun 4. Pemberian teknik aseptik 5. Agar pasien
7. Kerusakan lapisan pada pasien beresiko mengetahui tanda dan
kulit menurun tinggi. Edukasi: gejala dari infeksi
8. Nyeri menurun 1. Jelaskan tanda dan gejala 6. Agar pasien dan
infeksi keluaraga mengetahui
2. Ajarkan cara memeriksa cara memeriksa kondisi
kondisi luka atau luka luka atau luka operasi
operasi. 7. Mengajarkan pasien
3. Anjurkan meningkatkan dan keluarga tentang
asupan nutrisi. pentingnya
4. Anjurkan meningkatkan meningkatkan asupan
asupan cairan. bergizi selama atau
setelah operasi
8. Mengajarkan pasien
dan keluarga tentang
pentingnya
meningkatkan asupan
cairan
2.3.4 Impelementasi
Jika perencanaan yang dibuat kemudian diaplikasikan kepada klien adalah
contoh dari tahap implementasi. Tindakan yang dilakukan mungkin sama,
mungkin juga berbeda dengan urutan yang telah dibuat pada perencaaan. Menurut
( Cahyono, T. (2018). aplikasi yang dilakukan kepada klien akan berbeda,
diseuaikan dengan kondisi klien pada saat itu dan kebutuhan yang paling
dirasakan oleh klien.
Menurut (Potter & Perry, 2017) implementasi keperawatan ialah
serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat untuk membantu klien dari
masalah kesehatan yang dihdapi ke status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
2.3.5 Evaluasi
Pada tahap ini kita membandingkan hasil tindakan yang telah dilakukan
dengan kriteria hasil yang sudah ditetapkan serta menilai apakah masalah yang
terjadi sudah teratasi seluruhnya, hanya sebagian, atau bahkan belum teratasi
semuanya. Evaluasi dilakukan dengan pendekatan pada SOAP, yaitu S untuk data
subjektif ialah data yang diutarakan klien dan pandangannya tehadap data
tersebut, O untuk data objektif ialah data yang didapat dari hasil observasi
perawat, termasuk tanda-tanda klinik dan fakta yang berhubungan dengan
penyakit klien, A untuk analisis ialah analisa ataupun kesimpulan dari data
subjektif dan objektif, P untuk perencanaan ialah pengembangan rencana segera
atau yang akan datang untuk mencapai status kesehatan klien yang optimal
(Nugroho, T. (2017)
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada hari senin tanggal 13 Juni 2022 pukul 14.30 WIB
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Doni Setiawan
Umur : 23 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Suku/Bangsa : Dayak Bakumpay/ Indonesia
Agama :Islam
Pekerjaan : swasta, karyawan Rocket Chicken Kasongan
Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Kasongan
Tgl MRS : 22 Juni 2022
Diagnosa Medis : Acute Kidney Injury
B. RIWAYAT KESEHATAN /PERAWATAN
1. Keluhan Utama :
Pasien mengatakan bahwa pasien sakit pinggang, terasa nyeri di bagian pinggang
seperti tertusuk-tusuk, skala nyari 4 dan nyeri hilang timbul.
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
1 minggu yang lalu, tepatnya pada tanggal 16 Juni 2022 pukul 23.00 WIB Tn. D
merasa kesakitan seperti ditusuk-tusuk dibagian pinggang. Lalu Tn. D dibawa
oleh keluarga ke Rumah Sakit terdekat di Kasongan. Karena pihak Rumah Sakit
Kasongan tidak bisa menangani Tn. D karena fasilitas yang terbatas, maka Tn. D
langsung dirujuk ke RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya. sesampainya di RSUD
Doris Sylvanus, Tn. D langsung memasuki IGD dan langsung dilakukan
pemeriksaan USG, cek darah dan CT Scan terlebih dahulu. Tidak lama kemudian,
pada pukul 16.00 WIB Tn. D dipindahkan ke ruang ROE (ruang observasi
emergency), tidak lama kemudian Tn. D dipindahkan ke ruang Teratai.
Hasil pemeriksaan TTV TD : 118/76 mmhg, N : 106 x menit, RR: 22 x menit, S :
37,2 0C’, Spo2: 96 %.
3. Riwayat Penyakit Sebelumnya (riwayat penyakit dan riwayat operasi)
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit sebelumnya dan pasien tidak
memiliki Riwayat operasi.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien dan keluarga pasien mengatakan bahwa tidak ada riwayat penyakit
keluarga, riwayat penyakit menular dan keturunan yang dimiliki.
C.DATA GENOGRAM

= Laki-Laki
= Perempuan
= Meninggal
= Pasien
= Tinggal Serumah

RASA AMAN DAN NYAMAN ( NYERI )


Suhu : 36,6°C, (✓) Gelisah (✓)
Nyeri Skala Nyeri : 4 Gambaran Nyeri : tertusuk-tusuk
Lokasi nyeri : bahu bagian kanan
Frekuensi Nyeri : Sedang 3-4
Durasi /Perjalaan : Hilang timbul
Tanda Obyektif : (✓) Mengerutkan muka (✓) Menjaga area yang sakit
Respon emosional : pasien tampak meringis Penyempitan Fokus : -
Cara mengatasi nyeri : mendengarkan musik dan relaksasi nafas dalam
Masalah Keperawatan : nyeri akut
1. OKSIGENASI 2. CAIRAN
Nadi : 62 x /menit Kebiasaan minum : 2000 CC /hari,
Pernapasan : 20 x /mnt Jenis : Air putih
TD: 121/79 mmHg Turgor kulit : < 2 detik
Bunyi Nafas : vesikuler Mukosa mulut : lembab, tidak stomatitis
Respirasi : normal Punggung kaki : normal warna : sawo matang
Kedalaman : normal Pengisian kapiler : normal < 2 detik
Fremitus : tidak ada Mata cekung : tidak
Sputum : tidak ada Konjungtiva : berwarna merah muda
Saturasi Oksigen : 96% Sklera : putih
Dada : simetris Edema : tidak terdapat edema
Oksigen : Tidak menggunakan Distensi vena jugularis : normal
oksigen Asites : tidak terdapat penumpukan cairan perut
WSD : Tidak ada Minum per NGT : tidak
Riwayat Penyakit : tidak ada Terpasang Dekompresi NGT : tidak
Lain – lain : Terpasang infuse : Terpasang
(dimulai tgl : 23 juni 2022 Jenis : cairan NaCL
dipasang di : Intravena tangan kiri )
Lain –lain
Masalah Keperawatan : Masalah Keperawatan :
Ο Intolerance aktivitas Ο Pola Ο Kekurangan volume cairan ,
nafas tdk efektif Ο Kelebihan volume cairan
Ο Gg pertukaran gas Ο
Penurunan Curah Jantung
Ο Gg Perfusi Jaringan
Ο Bersihan Jalan nafas tidak
efektif

3. NUTRISI 4. KEBERSIHAN PERORANGAN


TB : 165 cm BB : 52 Kg Kebiasaan mandi : 2 x/hari
Kebiasaan makan : 3 kali /hari Cuci rambut : 1 x /hari
makan dengan teratur Kebiasaan gosok gigi : 2 x /hari
Keluhan saat ini : tidak ada Kebersihan badan : bersih
Nyeri ulu hati /salah cerna , Keadaan rambut : bersih
berhub dengan : tidak ada Keadaan kulit kepala : bersih
Disembuhkan oleh : tidak ada Keadaan gigi dan mulut : bersih
Pembesaran tiroid : tidak ada Keadaan kuku : bersih, Pendek
hernia /massa : tidak ada Keadaan vulva perineal :
Maltosa : normal Keluhan saat ini : tidak ada
Kondisi gigi/gusi : gigi tidak Iritasi kulit :tidak ada
caries dan gusi tidak Luka bakar : tidak ada
bengkak/berdarah Keadaan luka : luka operasi tertutup
Penampilan lidah : normal, pasien Lain lain :
dapat membedakan rasa

Makanan /NGT/parental (infuse) :


Infuse
(dimulai tgl : 23 juni 2022 Jenis
Cairan : NaCL
Dipasang di: Intravena tangan kiri
Porsi makan yang dihabiskan : 1
porsi
Makanan yang disukai : tidak ada
Diet : tidak ada
Masalah Keperawatan Masalah keperawatan
Ο Ketidakseimbangan nutrisi : Ο Defisit perawatan diri : ……………..
kurang dari kebutuhan Ο Gangguan integritas kulit
Ο Ketidakseimbangan nutrisi :
lebih dari kebutuhan
Ο
dll………………………………
….

5. AKTIVITAS
ISTIRAHAT 6. ELIMINASI
Aktivitas waktu luang : istirahat Kebiasaan BAB : 3 x /hari
Aktivitas Hoby : tidak ada BAK : tidak ada
Kesulitan bergerak : tidak Meggkan laxan : tidak
Kekuatan Otot : 5/5 5/5 Meggkan diuretic : tidak
Tonus Otot : normal Keluhan BAK saat ini : tidak ada
Postur : normal tremor : tidak Keluhan BAB saat ini : tidak ada
Rentang gerak : terbatas Peristaltik usus : 20x menit
Keluhan saat ini : Nyeri post Abdomen : simetris Nyeri tekan : nyeri bagian
operasi luka op
Penggunaan alat bantu : Tidak ada Lunak /keras : lunak
Pelaksanaan aktivitas : dibantu Massa : tidak ada
bangun,duduk, Terpasang kateter urine : terpasang
Jenis aktivitas yang perlu
dibantu : tidak ada

Masalah Keperawatan Masalah Kepewatan


Ο Hambatan mobilisasi fisik Ο Diare Ο Konstipasi Ο Retensi urine
Ο Inkontinen urine ΟDisuria ΟKeseringan
Ο Urgensi

7. TIDUR & ISTIRAHAT 8. PENCEGAHAN TERHADAP


BAHAYA
Kebiasaan tidur : Siang dan Reflek : baik,
malam Penglihatan : baik
Lama tidur : Malam 10 jam, Pendengaran : baik
Siang : 3 jam Penciuman : baik
Kebiasaan tidur : tidak ada Perabaan : baik
Kesulitan tidur : nyeri bagian Lain – lain :
operasi
Cara mengatasi : injeksi Antrain
Lain – lain :
Masalah Keperawatan Masalah Keperawatan
Ο Gangguan Pola Tidur Ο Resiko Trauma Fisik Ο Resiko Injuri
Ο Gangguan Persepsi Sensorik
9. SEKSUALITAS
Aktif melakukan hubungan Aktif melakukan hubungan seksual :
seksual : tidak ada Penggunaan kondom :
Penggunaan kondom : tidak ada Masalah – masalah /kesulitan seksual :
Masalah – masalah /kesulitan Perubahan terakhir dalam frekuensi /minat :
seksual : tidak ada Pria :
Perubahan terakhir dalam Rabas penis :
frekuensi /minat : tidak ada Prostat :
perubahan minat Sirkumsisi :
Wanita : Vasektomi :
Usia Menarke : -thn, Lama siklus Melakukan pemeriksaan sendiri :
:- Payudara test :
Lokasi : Prostoskopi /pemeriksaan prostat terakhir :
Periode menstruasi terakhir : - Tanda ( obyektif )
Menopause : tidak Pemeriksaan :
Rabas Vaginal : tidak ada Payudara /penis /testis :
Perdarahan antar periode : tidak Kutil genatelia/test :
ada
Melakukan pemeriksaan payudara
sendiri: -
Tanda ( obyektif )
Pemeriksaan :
Payudara : -
Kutil genatelia/test :
Masalah Keperawatan
Ο Perdarahan Ο Gg citra tubuh Ο Disfungsi Seksual Ο Gg Pemenuhan
Kebthn seksualitas
10. KESEIMBANGAN & PENINGKATAN HUBUNGAN PSIKO SERTA
INTERAKSI SOSIAL
Lama perkawinan : - thn, Sosiologis : baik
Hidup dengan : sendiri Perubahan bicara : tidak ada
Masalah /Stress : tidak ada Penggunaan alat bantu komunikasi : tidak ada
Cara mengatasi stress : Adanya laringoskopi : tidak ada
menceritakan masalah kepada Komunikasi verbal dengan keluarga / orang
orangtua terdekat lain : keluarga
Orang pendukung lain : orang tua Spiritual : pasien percaya Tuhan
Peran dalam struktur keluarga : menyembuhkan
anak Kegiatan keagamaan : selalu berdoa
Masalah – masalah yang Gaya hidup : normal
berhubungan dengan
penyakit /kondisi : tidak ada
Psikologis : normal
Keputusasaan : tidak ada
D. PENYULUHAN DAN PEMBELAJARAN

1. Bahasa Dominan (Khusus) : Dayak Buta huruf : Tidak


Ο Ketidakmampuan belajar (khusus) Ο Keterbatasan kognitif
2. Informasi yang telah disampaikan :
Ο Pengaturan jam besuk
Ο Hak dan kewajiban klien
Ο Tim /petugas yang merawat
3. Masalah yang ingin dijelaskan
Ο Perawatan diri di RS
Ο Obat – obat yang diberikan

Obat yang diresepkan : 11 juni 2022

No Tanggal Nama Obat Dosis Indikasi


pemeberian
1 23 Juni Tramadol 2x500mg IV Tramadol adalah obat untuk
2022 meredakan nyeri sedang hingga
berat, seperti nyeri pascaoperasi.
Obat ini tidak ditujukan untuk
digunakan terus menerus dan
bukan untuk meredakan nyeri
ringan. Obat ini hanya boleh
digunakan sesuai dengan resep
dokter.
2 23 Juni Inj. Meropenem 2x10ml Meropenem adalah obat untuk
2022 menangani berbagai penyakit
infeksi bakteri, seperti meningitis,
infeksi kulit yang parah, infeksi
organ dan lapisan perut, atau
infeksi saluran pernapasan. Selain
digunakan sebagai terapi tunggal,
obat ini dapat dikombinasikan
dengan antibiotik lain.
3 23 Juni Inj. Omeprazole 2x40mg Omeprazole adalah obat untuk
2022 menangani penyakit asam
lambung. Obat ini biasa
digunakan dalam pengobatan
tukak lambung, gastroesofageal
refluks
disease (GERD), infeksi Helicob
acter pylori, atau sindrom
Zollinger-Ellison
4 23 Juni Inf. NaCL 0,9% 500cc/8jam NaCl 0,9 persen digunakan pada
2022 20tpm/IV kondisi kekurangan natrium dan
klorida, pengganti cairan isotonik
plasma, juga digunakan sebagai
pelarut sediaan injeksi.
5 23 Juni Ondansetron (ODR) 3 x 400 Mg Ondansetron adalah sediaan
2022 IV dalam bentuk sirup dan injeksi
yang diproduksi oleh Lapi
Indonesia. Odr digunakan untuk
mengobati mual dan muntah
akibat kemoterapi, radioterapi,
atau pasca operasi. Odanostin
mengandung zat aktif
Ondansetron Hydrochloride
Dihydrate.

1. Faktor resiko keluarga (tandai hubungan ) : tidak ada


Ο Diabetes Ο Tuberkulosis Ο Penyakit jantung Ο Stroke Ο TD Tinggi
Ο Epilepsi Ο Penyakit ginjal Ο Kanker Ο Penyakit Jiwa Ο Lain – lain

E. Pemeriksaan Fisik Lengkap Terakhir


1. Status Mental ;
 Orientasi : pasien dapat membedakan waktu, tempat dan orang.
 Afektifitas : Tingkat Kesadaran pasien composmentis, saat dilakukan
pengkajian pasien terlentang lemes, berbicara jelas namun
mengungkapkn ingin segera sembuh dan berkumpul dengan keluarga.
2. Status Neurologis ;
Uji Syaraf Kranial :
Uji Syaraf Kranial 1-XII :
Nervus Kranial I ( Olfaktori ):normal, pasien mampu mencium bau
minyak kayu putih
Nervus Kranial II ( Optik ) : normal, pasien mampu membaca tulisan
pada kemasan minyak kayu putih
Nervus Kranial III ( oculomotor ) :normal, pasien dapat menutup mata
saat menerima cahaya
Nervus Kranial IV ( troklear ):normal, pasien dapat menggerakan bola
mata ke atas dan kebawah
Nervus Kranial V ( Trigrminal ): normal, pasien dapat menekuk
rahang dan mulut
Nervus Kranial VI ( abdusen ): normal, pasien dapat menggerakan
bola mata ke kiri dan ke kanan
Nervus Kranial VII ( fasialis ):normal, pasien dapat tersenyum
Nervus Kranial VIII ( vestibulokoklear ):pasien perlu bantuan untuk
mendengar
Nervus Kranial IX ( glossofaringeal ):normal, pasien dapat
membedakan rasa pahit dan manis
Nervus Kranial X ( Vagus ):pasien perlu bantuan untuk berbicara
Nervus Kranial XI ( aksesorius ):normal, pasien dapat menggerakan
kepala
Nervus Kranial XII ( hipoglosus ):normal, pasien dapat menggerakan
lidah
3. Ekstermitas Superior :
a) Motorik
Pergerakan : normal , bisa menggerakan tangan
Kekuatan : 5/5
b) Tonus : normal
c) Refleks Fisiologis
- Bisep : baik
- Trisep : baik
- Radius : baik
- Ulna : baik
d) Refleks Patologis
Hoffman Tromer : normal
e) Sensibilitas
Nyeri : normal
4. Ekstremitas Inferior :
a) Motorik
Pergerakan : baik, bisa menggerakan kaki
Kekuatan : 5/5
b) Tonus : normal
c) Refleks Fisiologis
Refleks Patella : baik
d) Refleks Patologis
- Babinsky : normal
- Chaddock : normal
- Gordon : normal
- Oppenheim : normal
- Schuffle : normal
5. Rangsang Meningen
a) Kaku kuduk : normal
b) Brudzinksky I & II : normal
c) Lassaque :normal
d) Kernig Sign : normal

F. DATA PEMERIKSAAN PENUNJANG (LABORATORIUM)


Pemeriksaan pada tanggal 22/06/2022

PEMERIKSAAN HASIL NILAI SATUAN


RUJUKAN
Natrium (Na) 134 135-148 mmol/l
Kalium (K) 3,7 3,5-5,3 mmol/l
Calcium (Ca) 1,08 0,98-1,2 mmol/l
PT/INR 12,7/1,23 9,3-11,4 detik
APTT 70,0 24,5-53 detik
Ureum 83 21-53 mg/dl
kreatinin 6,58 0,17-1,5 mg/dl

Pemeriksaan pada tanggal 22/06/2022


parameters unit referance ranges
WBC 12.40 +(10^3/uL) WBC ( 4.50-11.00)
RBC 4.37 (10^6/uL) RBC (4.00-6.00)
HGB 12.9 *(g/dl) HGB (10.5-18.0)
HCT 34.9-(%) HCT (37.0-48.0)
MCV 79.9-(fL) MCV (86.6-102.0)
MCH 29.5*(pg) MCHC (28.2-31.5)
MCHC 37.0*(g/dl) PLT (150-400)
PLT 269(10^3 /UL) RDW-SD (38.0-50.0)
RDW-SD 33.9(FL) RDW-CV (11.2- 13.7)
RDW-CV 11.5(%) PDW (9.5-15.2)
PDW 9.8(fL) MPV (9.2-12.1)
MPV 9.0 (fL)
P-LCR 16.7(%)
PCT 0.24(%)
NEUT 10.67(10^3//uL) NEUT# (1.50-7.00)
LYMP 0.66(10^3//uL) LYMP# (1.00-3.70)
MONO 0.89(10^3//uL) MONO# (0.00-0.70)
EO 0.14(10^3//uL) EO# (0.00-0.40)
BASO 0.04(10^3//uL) BASO# (0.0-1.0)
IG 0.11(10^3//uL)
NEUT% 86.1+ (%) NEUT% (37.0-72.0)
LYMP% 5.3-(%) LYMP% (20.0-50.0)
MONO% 7.2(%) MONO% (0.0-14.0)
EO% 1.1(%) EO% (0.0-0.6)
BASO% 0.3(%) BASO%(0.0-0.1)
IG% 0.9(%)
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pemeriksaan pada tanggal 22/06/2022
Tanggal Nama Obat Dosis Indikasi
pemeberian
23 Juni Inj.Tramadol 2x500mg IV Tramadol adalah obat untuk
2022 meredakan nyeri sedang hingga
berat, seperti nyeri pascaoperasi.
Obat ini tidak ditujukan untuk
digunakan terus menerus dan bukan
untuk meredakan nyeri ringan. Obat
ini hanya boleh digunakan sesuai
dengan resep dokter.
23 Juni Inj. Meropenem 2x10ml Meropenem adalah obat untuk
2022 menangani berbagai penyakit
infeksi bakteri, seperti meningitis,
infeksi kulit yang parah, infeksi
organ dan lapisan perut, atau infeksi
saluran pernapasan. Selain
digunakan sebagai terapi tunggal,
obat ini dapat dikombinasikan
dengan antibiotik lain.
23 Juni Inj. Omeprazole 2x40mg Omeprazole adalah obat untuk
2022 menangani penyakit asam lambung.
Obat ini biasa digunakan dalam
pengobatan tukak
lambung, gastroesofageal refluks
disease (GERD), infeksi Helicobact
er pylori, atau sindrom Zollinger-
Ellison
23 Juni Inf. NaCL 0,9% 500cc/8jam NaCl 0,9 persen digunakan pada
2022 20tpm/IV kondisi kekurangan natrium dan
klorida, pengganti cairan isotonik
plasma, juga digunakan sebagai
pelarut sediaan injeksi.
23 Juni Inj. Ondansetron (ODR) 3 x 400 Mg Ondansetron adalah sediaan dalam
2022 IV bentuk sirup dan injeksi yang
diproduksi oleh Lapi Indonesia. Odr
digunakan untuk mengobati mual
dan muntah akibat kemoterapi,
radioterapi, atau pasca operasi.
Odanostin mengandung zat aktif
Ondansetron Hydrochloride
Dihydrate.

Palangka Raya, 28 Juni 2022


Mahasiswa,

Tania Kulansi K
ANALISA DATA

DATA SUBYEKTIF KEMUNGKINAN MASALAH


DAN PENYEBAB
DATA OBYEKTIF
DS : Post pembedahan Nyeri akut
Pasien mengatakan Agen pencera fisik SDKI (D.0077)
nyeri di bagian bahu
depan kanan bekas
operasi, nyeri pada luka Terputusnya

jahitan post operasi, kontinuitas

terasa nyeri seperti Jaringan

tertusuk dengan skala


nyeri 4, nyeri terasa Nyeri saat beraktivitas
hilang timbul

DO : Nyeri

 Pasien tampak
berbaring
terlentang
 Tampak meringis
bila bergerak
 Tampak luka
berbalut kassa
bekas operasi
pada bahu depan
bagian kanan
 Bersikap protektif
( mis, waspada
posisi
menghindari nyeri
)
 Gelisah

DS : - Kerusakan integritas Resiko Infeksi SDKI


Kulit (D.142 Hal 304)
DO :
- Luka bekas
operasi tidak ada Efek prosedurasif

kemerahan dan
pembengkakan Manultrisi
- Perawatan luka
terus dilakukan
- Robur ( luka Peningkatan paparan

tidak kemerahan organisme pathogen

) lingkungan

- Kalor ( hangat )
- Dolor ( Nyeri
pada bahu Ketidakuatan

kanan) pertahanan tubuh

- Tumor ( luka primer sekuder

operasi tidak
mengalami
pembengkakan ) Resiko Infeksi

TTV
TD: 121/79 mmHg
N: 62 x/menit
R: 20x/menit
S: 36.6’C
PRIORITAS MASALAH

1. Nyeri akut berhubungan dengan diskontuinitas jaringan


2. Resiko Infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. D
Ruang Rawat : Ruang Teratai
Tu
jua
Diagnosa Keperawatan n Intervensi

dila
kuk tind
1. Nyeri akut berhubungan Setelah an akan Manajemen Nyeri I.08238, hal 201)
sel
am 1x7
dengan diskontuinitas keperawatan a jam Observasi :
terk
ontr
jaringan (D.0077.Hal diharapkan nyeri dapat ol 1. Identifikasi lokasi,karakteristik,durasi
172) dengan kriteria hasil : frekuensi,kualitas,intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri pasien
3. Identifikasi respon nyeri secara non verbal
menurun.
4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
2. Meringis pasien menurun. 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
3. Skala nyeri berkurang 6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
7. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
4. Kegelisahan pasien menurun.
diberikan
5. Ketegangan otot pasien. 8. Monitor efek samping penggunaan analgestik
Terapeutik :
6. Kesulitan tidur pasien menurun
1. Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri.
7. Kemampuan menuntaskan
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
aktivitas pasien meningkat.
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab,periode,dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat
5. Anjurkan teknik nonfamakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian analgestik
Resiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi I.14539 (hal.278)
berhubungan dengan keperawatan selama 1x 7 jam Observasi :
kerusakan integritas kulit maka integritas kulit meningkat 1.Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik.
SDKI (D.142 Hal 304) Kriteria Hasil : Terapeutik :
1. Nyeri menurun 1. Batasi jumlah pengunjung.
2. Kemerahan menurun 2.Berikan perawatan kulit pada area edema.
3. Bengkak menurun 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
4. Integritas kulit dan jaringan dan lingkungan pasien.
membaik 3. Pemberian teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi.
5. Perfusi jaringan meningkat Edukasi:
6. Kerusakan jaringan menurun 5. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
7. Kerusakan lapisan kulit 6. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi.
menurun 7. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi.
8. Nyeri menurun 8. Anjurkan meningkatkan asupan cairan.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam

Senin, 27 Juni 2022 1. Mengendenfikasi skala nyeri S : Pasien mengatakan luka bekas operasi nyerinya
Pukul 22.00 WIB 2. Menganjurkan memonitor nyeri sedikit berkurang
3. Mengejarkan teknik relaksasi napas dalam O:
4. Mengenjurkan untuk berisrahat ketika nyeri muncul 1. Meringis pasien tampak berkurang
5. Berkolaborasi dalam pemberian injeksi antrain 3x1gr, 2. Pasien bisa mempraktekan nafas dalam Ketika
injeksi ondansentron 3x 400mg merasa nyeri
6. Melakukan Pemeriksaan TTV 3. Pasien tampak berisrahat pada saat nyeri
timbul setelah Teknik nafas dalam
4. Pasien merasa nyeri berkurang setelah injeksi

TTV :
TD: 104/82 mmHg
N: 75x/menit
R: 20x/menit
S: 36,5 ’C
Spo2 : 98%
Skala nyeri : 2
A : Masalah teratasi sebagian
P : Melanjutkan intervensi
Selasa, 28 Juni 2022 1. Mengidentifikasi resiko infeksi S : Pasien mengatakan ingin mengetahui lebih banyak
Pukul 15.00 WIB 2. Mengajarkan pasien menjaga kebersihan diri informasi tentang resiko infeksi bekas operasi
3. Mengajarkan pasien menjaga luka bekas operasi O:
4. Mengajarkan pasien tentang mencegah infeksi 1. Pasien tampak siap mengetahui lebih banyak
5. Mengajarkan pasien memperbanyak konsumsi sayur informasi
dan buah 2. Pasien tampak sangat suka mendengarkan
6. Melakukan pemeriksaan TTV informasi yang disampaikan
3. Pasien tampak rileks
4. Pasien tampak bisa menerima informasi yang
disampaikan
5. Pasien tampak sangat ingin menegtahui
banyak informasi tentang resiko infeksi
TTV
TTV :
TD: 104/82 mmHg
N: 75x/menit
R: 20x/menit
S: 36,5 ’C
Spo2 : 98%
Skala nyeri : 2
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Nyeri merupakan suatu gejala yang bersifat ojektif. Hanya orang yang merasakan ya
ng bisamengungkapkan. Kebutuhan dasar manusia untuk memenuhi rasa yang tidak
nyaman atau nyeriini, perawat perlu memperhatiakn, mengkaji konsep dasar nyeri pada
klien yangmengalamigngguan keamaman.
Nyeri sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait
dengan kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam
kerusakan tersebut. Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan
adalah suatu kebutuhan individu.Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan
yang terkadang dialami individu.Kebutuhan terbebas dari rasa nyeri itu merupakan salah
satu kebutuhan dasar yang merupakan tujuan diberikannya asuhan keperawatan pada
seorang klien (Sigit Nian Prasetyo, 2010). Perasaan kurang senang, lega dan sempurna
dalam dimensi fisik psikospiritual, lingkungan dan social. (SDKI, 2016).
4.2 Saran
a. Untuk Mahasiswa
Diharapkan maahasiswa mampu mengembangkan wawasan dari ilmu
keperawatan khususnya tentang Asuhan keperawatan pada pasien dengan
KDM Rasa aman dan nyaman Nyeri.
b. Untuk Klien dan Keluarga
Harapannya dapat Menambah informasi mengenai dan pengobatannya
sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan kesehatan pasien.
c. Untuk Institusi
Diharapkan pembahasan ini dapat menjadi bahan atau sumber data bagi
penulis berikutnya
d. Untuk IPTEK
Diharapkan dapat memberikan informasi dalam pengembangan ilmu
keperawatan terutama dalam kebutuhan dasar manusia yang menjadi masalah
Kesehatan pada klien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Budiono, Pertami. (2016). Konsep dasar Keperawatan. Bumi Medika. Jakarta
2. Sari, Kartika. (2013). Standar Asuhan Keperawatan. CV Trans Info Medika. Jakarta
3. Andarmoyo,S. (2013 ). Konsep & Proses Keperawatan Nyeri, Jogjakarta:ArRuzz.
4. Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
5. Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
6. Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai