Anda di halaman 1dari 172

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN PERAN KADER TERHADAP


PARTISIPASI IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU
BALITA DESA RANDUALAS KECAMATAN KARE KABUPATEN
MADIUN

Oleh :
YURINTA NUR
AZIZAH
NIM : 201503097

PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN


PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA
MADIUN 2019
SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN PERAN KADER TERHADAP


PARTISIPASI IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU
BALITA DESA RANDUALAS KECAMATAN KARE KABUPATEN
MADIUN

Diajukan untuk memenuhi


Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)

Oleh :
YURINTA NUR
AZIZAH
NIM : 201503097

PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN


PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA
MADIUN 2019

ii
PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing dan telah dinyatakan Layak
Mengikuti Ujian Sidang

SKRIPSI

“HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN PERAN KADER TERHADAP


PARTISIPASI IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU BALITA
DESA RANDUALAS KECAMATAN KARE KABUPATEN MADIUN”

Menyetujui, Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Avicena Sakufa Marsanti, Zaenal Abidin,


S.KM.,M.Kes NIS.20150114 S.KM.,M.Kes
NIDN.0217097601
Mengetahui,
Ketua Prodi Kesehatan Masyarakat

Avicena Sakufa Marsanti, S.KM.,


M.Kes NIS.20150114
PENGESAHAN

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Tugas Akhir Skripsi


dan dinyatakan telah memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar
SKM

Pada Tanggal 27 Juli 2019

Dewan Penguji

1. Hanifah Ardiani, S.KM., M.KM :

2. Avicena Sakufa M, S.KM.,M.Kes :

3. Zaenal Abidin, S.KM.,M.Kes(Epid) :

Mengesahkan
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Ketua,

Zaenal Abidin, S.KM.,M.Kes(Epid)


NIDN. 0217097601
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Yurinta Nur Azizah
NIM 201503097
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan
di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan diajukan dalam
memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan
lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan baik yang sudah
maupun belum/ tidak dipublikasikan, sumbernya dijelaskan dalam tulisan dan
daftar pustaka.

Madiun,27 Juli 2019

Materai

Yurinta Nur Azizah


201503097
LEMBAR PERSEMBAHAN

Segala Puji kupersembahkan kepada sang pemberi nikmat dan Karunia,


Allah SWT, serta sujud syukurku kepadamu atas takdirMu menjadikan manusia
senantiasa berpikir, berilmu, beriman dan bersabar. Tanpa Ridho Allah SWT
perjuangan dalam menyusun skripsi ini mungkin tidak akan terselesaikan. Semoga
apa yang telah ku kerjakan ini menjadi manfaat bagi orang – orang yang
mendukungku. Kupersembahkan ini semua untuk :

1. Kedua orang tua saya, bapak dan ibu yang selalu mendukung dan
memberikan yang terbaik untuk saya dan adik-adik saya. Terimakasih
sudah mengajarkan saya untuk selalu bersyukur dan terus bangkit dari
kegagalan.
2. Kedua adik saya Laely dan Aqira, terimakasih karena kalian selalu berbagi
canda tawa dan keceriaan dengan kakak. Semoga kelak kalian juga dapat
menulis tulisan seperti ini di lembar persembahan skripsi kalian nanti.
3. Dosen pembimbing, penguji dan seluruh dosen yang mengajar saya
selama menimba ilmu di STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun ini.
Ibu Avicena Sakufa Marsanti S.KM,. M.Kes selaku dosen Pembimbing 1
Bapak Zaenal Abidin S.KM,. M.Kes (Epid) selaku dosen Pembimbing 2
Ibu Hanifah Ardhiani S.KM,. M.KM selaku ketua dewan Penguji
Terimakasih atas bimbingan dan kesabaran yang luar biasa, nasehat serta
masukan yang membuat saya termotivasi untuk terus mengerjakan skripsi
ini, sehingga terselesaikannya skripsi ini. Tidak lupa ucapan terimakasih
saya untuk seluruh Bapak/ Ibu Dosen yang sudah mengajar kami dari
semester 1 hingga akhir, semoga ilmu dan nasehat yang diberikan kepada
kami senantiasa menjadi manfaat yang tak ternilai harganya.
4. Teman – teman seperjuangan selama 4 tahun menimba ilmu disini
bersama, berbagi pengalaman, semangat dan kenangan yang tidak akan
terlupa.
5. Sahabatku Mieke, Bunga, Nisa, Cyn dan masih banyak yang tidak dapat
kusebutkan satu persatu. Terimakasih untuk dukungan, semangat, dan
kesabaran kalian dalam membantuku mengerjakan skripsi ini.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Yurinta Nur Azizah


Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat dan Tanggal Lahir : Madiun, 27 Juni
1997 Agama : Islam
Alamat : Slaji RT.32 RW.10 Desa Randualas Kecamatan
Kare Kabupaten Madiun
Email : yurintaazizah@gmail.com
Riwayat Pendidikan : 1. TK Perwanida Krian : (Tahun 2002 – 2003)
2. SDN Randulas 01 : (Tahun 2003 – 2009)

3. MTsN Kare : (Tahun 2009 – 2012)


4. MAN 2 Kota Madiun : (Tahun 2012 – 2015)
S1 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2019
ABSTRAK
Yurinta Nur Azizah

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN PERAN KADER TERHADAP


PARTISIPASI IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU BALITA
(Studi Kasus di Posyandu Desa Randualas Kecamatan Kare Kabupaten
Madiun)
97 halaman + 16 tabel + 5 gambar + 13 lampiran
Latar Belakang :Kementrian Kesehatan RI tahun 2017 jumlah balita di Indonesia
mencapai 23.848.283 balita, dengan jumlah Posyandu di Indonesia adalah
sebanyak 294.428 Posyandu balita, dari jumlah keseluruhan posyandu balita,
sebanyak 57,43% merupakan posyandu aktif dan 42,57% merupakan posyandu
nonaktif. Data tersebut menunjukkan bahwa masih adanya kesenjangan antara
target posyandu aktif yaitu 100% dan capaian posyandu aktif yang belum
mencapai 100%.
Tujuan : Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu dan Peran Kader dengan
Partisipasi Ibu Balita dalam Kegiatan Posyandu Balita di Desa Randualas,
Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun.
Metode Penelitian :Jenis Penelitian Kuantitatif dengan desain studi Cross
Sectional, dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner. Sampel berjumlah
143 orang. Analisis data menggunakan Chi Square.

Hasil Penelitian :Variabel Pengetahuan dengan Partisipasi memiliki P-Value


0,034< 0,05 (α) yang artinya ada hubungan, nilai RP = 2,686 > 1 dan CI 95% =
1,150 – 6,273 artinya merupakan faktor resiko. Variabel Peran Kader dengan
Partisipasi memiliki P-Value 0,875> 0,05 (α) yang artinya tidak ada hubungan,
nilai RP = 0,772 < 1 dan CI 95% = 0,245 – 2,432 yang artinya bukan faktor
resiko.
Saran : Dari hasil penelitian ini diharapkan ibu balita tetap menyempatkan untuk
membawa balitanya ke posyandu, dan ibu harus berperan aktif pada saat di meja
keempat (meja penyuluhan) sehingga ibu mendapatkan informasi untuk membawa
balitanya ke posyandu hingga usia 59 bulan atau 5 tahun sampai balita tersebut
dinyatakan lulus dari kegiatan posyandu balita oleh kader posyandu.
Kata kunci :Posyandu Balita, Pengetahuan, Partisipasi, Peran Kader
Kepustakaan :49 (2009 – 2018)
STUDY OF PUBLIC HEALTH S1 PROGRAM
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2019
ABSTRACT
Yurinta Nur Azizah

THE RELATIONSHIP OF MATERNAL KNOWLEDGE AND THE ROLE


OF CADRES AGAINST THE MOTHER'S PARTICIPATION IN THE
ACTIVITIES OF INTEGRATED HEALTH POST FOR TODDLER
(A CASE STUDY IN RANDUALAS VILLAGE OF INTEGRATED
SERVICE POST SUB REGENCY MADIUN KARE)
97pages+ 16 tables + 5 images + 13 attachments

Background: The Ministry of health of Indonesia year 2017 the amount of the
toddler in Indonesia reached 23,848,283 toddler, with the number of integrated
health post in Indonesia is as much a integrated health post for toddler, 294,428 of
the total number of integrated health post for toddlers, as much as 57.43% were
active and integrated health post for toddlers 42.57 % was a integrated health post
is disabled. The data showed that the gap between the target still active integrated
health post that is 100% and there is nothing active integrated health post haven't
reached 100%.
Objective: To know the relationship of knowledge and the role of Cadres with the
participation of the mother of Toddler activities Toddlers in the village Randualas
Integrated Service Post, Kare, Madiun Regency.
Research methods: This research was quantitative research using the method of
Cross Sectional, with data collection using the questionnaire. The sample
amounted to 143 people. Data analysis using Chi Square.
Results of research: Variable knowledge with Participation having P-Value
0.034 < 0.05 (α) which means there was a connection, the value of RP = 2,686 >1
and CI 95% = 1.150 – 6.273 means a factor of risk. A Variable Role with the
participation of Cadres have a P-Value 0.875 > 0.05 (α) which means there was
no relationship.
Suggestions: From the results of this research are expected to still take the
toddler's mother to bring the toddlers to the integrated service post, and the
mother must play an active role at the time of the fourth on the table (the table
extension) so mothers get information to bring the toddlers to the integrated
service post until age 59 months or 5 years until the toddler stated integrated
service post activities graduated from the toddler by cadres of integrated service
post.
Keywords: Integrated health post for toddlers, knowledge, participation, the role
of Cadres In
Library: 49 (2009 – 2018)
DAFTAR ISI

Sampul Depan.................................................................................................i
Sampul Dalam.................................................................................................ii
Lembar Persetujuan.......................................................................................iii
Lembar Pengesahan.......................................................................................iv
Lembar Pernyataan........................................................................................v
Lembar Persembahan....................................................................................vi

Daftar Riwayat Hidup....................................................................................viii


Abstrak............................................................................................................ix
Abstract............................................................................................................x
Daftar Isi..........................................................................................................xi
Daftar Tabel....................................................................................................xiv
Daftar Gambar................................................................................................xv

Daftar Lampiran.............................................................................................xvi
Daftar Singkatan.............................................................................................xvii
Kata Pengantar...............................................................................................xix
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................7
1.3 Tujuan Umum.......................................................................................7
1.4 Tujuan Khusus......................................................................................7
1.5 Manfaat.................................................................................................8
1.6 Keaslian Penelitian...............................................................................9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................11


2.1 POSYANDU...............................................................................................11
2.1.1 Pengertian Dasar Posyandu..............................................................11
2.1.2 Kegiatan Pelayanan Posyandu.........................................................11
2.1.3 Manfaat Posyandu............................................................................13
2.1.4 Waktu dan Lokasi Posyandu............................................................17
2.2 FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI
IBU..............................................................................................................17
2.2.1 Faktor Predisposisi...........................................................................18
2.2.2 Faktor Pemungkin............................................................................31
2.2.3 Faktor Penguat.................................................................................33
2.3 KERANGKA TEORI.................................................................................56

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN 57


2.3 Kerangka Konsep..................................................................................57
2.4 Hipotesis Penelitian..............................................................................57

BAB 4 METODE PENELITIAN...................................................................59


4.1 Desain Penelitian........................................................................................59
4.2 Populasi dan Sampel...................................................................................60
4.2.1 Populasi............................................................................................60
4.2.2 Sampel..............................................................................................60

4.3 Teknik Sampling.........................................................................................63


4.4 Kerangka Kerja Penelitian..........................................................................65
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel..............................66
4.5.1 Variabel Penelitian...........................................................................66
4.5.2 Variabel Bebas.................................................................................66
4.5.3 Variabel Terikat...............................................................................66
4.5.4 Definisi Operasional Variabel..........................................................66
4.6 Instrumen Penelitian...................................................................................69

4.7 Lokasi dan Waktu.......................................................................................75


4.7.1 Lokasi Penelitian..............................................................................75
4.7.2 Waktu Penelitian..............................................................................75
4.8 Prosedur Pengumpulan Data.....................................................................75
4.9 Teknik Pengolahan Data dan Teknik Analisis Data...................................76
4.9.1 Teknik Pengolahan Data.......................................................................76
4.9.2 Teknik Analisis Data............................................................................77
4.10 Etika Penelitian.........................................................................................80

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................81


5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian...........................................................81
5.1.1 Gambaran Umum Puskesmas Kare................................................81
5.1.2 Gambaran Umum Desa Randualas.................................................83
5.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian...........................................................84
5.2.1 Analisis Univariat...........................................................................84
5.2.2 Analisis Bivariat.............................................................................87
5.3 Pembahasan................................................................................................90
5.3.1 Pengetahuan Ibu terhadap Kegiatan Posyandu...............................90
5.3.2 Peran Kader terhadap Kegiatan Posyandu......................................91
5.3.3 Partisipasi Ibu terhadap Kegiatan Posyandu...................................93
5.3.4 Analisis Hubungan Peran Kader dengan Partisipasi Ibu................95
5.3.5 Analisis Hubungan Pengetahuan dengan Partisipasi Ibu................98
5.4 Keterbatasan Penelitian...............................................................................100

BAB 6KESIMPULAN DAN SARAN............................................................101


6.1 Kesimpulan.................................................................................................101
6.2 Saran...........................................................................................................102

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................104
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian...........................................................................9
Tabel 2.1 Pola Makan Anak.............................................................................48
Tabel 4.1 Definisi Operasional Tabel...............................................................67
Tabel 4.2 Validitas Instrumen Penelitian Variabel Pengetahuan Ibu...............71
Tabel 4.3 Validitas Instrumen Penelitian Variabel Peran Kader......................72
Tabel 4.4 Nilai Alpha Cronbach’s....................................................................73

Tabel 4.5 Tabel Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Pengetahuan dan


Peran Kader.....................................................................................74
Tabel 4.6 Tabel Coding Variabel Penelitian.....................................................77
Tabel 5.1 Data Distribusi Responden Berdasarkan Usia..................................84
Tabel 5.2 Data Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan.........................85
Tabel 5.3 Data Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan.......................85

Tabel 5.4 Data Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan.....................86


Tabel 5.5 Data Distribusi Responden Berdasarkan Peran Kader.....................86
Tabel 5.6 Data Distribusi Responden Berdasarkan Partisipasi Ibu..................87
Tabel 5.7 Hubungan Pengetahuan dengan Partisipasi Ibu Balita dalam Kegiatan
Posyandu Balita di Posyandu Balita Desa Randualas Kecamatan Kare
Kabupaten Madiun...........................................................................88
Tabel 5.8 Hubungan Peran Kaderdengan Partisipasi Ibu Balita dalam Kegiatan
Posyandu Balita di Posyandu Balita Desa Randualas Kecamatan Kare
Kabupaten Madiun...........................................................................89
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori.............................................................................56
Gambar 3.1 Kerangka Konsep..........................................................................57
Gambar 4.1 Rancangan Penelitian....................................................................60
Gambar 4.2 Kerangka Kerja Penelitian............................................................65
Gambar 5.1 Peta Desa Randualas.....................................................................83
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Pengambilan Data Awal STIKES BHM......................108
Lampiran 2 Surat Izin Pengambilan Data Awal BAKESBANGPOL..............109
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian STIKES BHM..............................................112
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian BAKESBANGPOL.....................................113
Lampiran 5 Lembar Konsultasi/ bimbingan.....................................................116
Lampiran 6 Realisasi Pelaksanaan Penelitian...................................................120

Lampiran 7 Lembar Persetujuan (Informed Consent)......................................121


Lampiran 8 Kuesioner......................................................................................122
Lampiran 9 Hasil Uji Validitas.........................................................................135
Lampiran 10 Hasil Uji Reliabilitas...................................................................141
Lampiran 11 Hasil Uji Analisis Distribusi Frekuensi.......................................143
Lampiran 12 Hasil Uji Analisis Chi Square.....................................................146

Lampiran 13 Dokumentasi................................................................................149
DAFTAR SINGKATAN
AKABA : Angka Kematian Balita
AKB : Angka Kematian Bayi
AKI : Angka Kematian Ibu
ANC : Antenatal Care
BBLR : Berat Bayi Lahir Rendah
BCG : Bacille Calmette-Guérin

BGM : balita Bawah Garis Merah


BKB : Bina Keluarga Balita
BPS : Badan Pusat Statistik
CI/IK : Confidence Interval/ Interval Kepercayaan
DPT : Difteri, Pertusis, Tetanus
HIV : Human Immunodeficiency Virus

ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Akut


JPKM : Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
KMS : Kartu Menuju Sehat
KVA : Kekurangan Vitamin A
MA : Madrasah Aliyah
MAK : Madrasah Aliyah Kejuruan
MDGs : Millennium Development Goals
MI : Madrasah Ibtidaiyah
MPASI : Makanan Pendamping ASI
MTs : Madrasah Tsanawiyah
P3K : Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

PADU : Pengembangan Anak Dini Usia


PMT : Pemberian Makanan Tambahan
RP : Ratio Prevalens

SAMIJAGA : Sarana Air Minum dan Jamban


Keluarga SD : Sekolah Dasar
SDKI : Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia SMA : Sekolah Menengah Atas
SMK : Sekolah Menengah Kejuruan
SMP : Sekolah Menengah Pertama
Supas : Survei Penduduk Antar
Sensus TBC : Tuberculosis
TPA : Taman Pendidikan Al-Qur’an
UKBM : Usaha Kesehatan Bersumberdaya
Kesehatan UKGMD : Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat
Desa WHO : World Health Organization
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunianya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang

berjudul “Hubungan Pengetahuan Ibu dan Peran Kader terhadap Partisipasi Ibu

Balita dalam Kegiatan Posyandu Balita Desa Randualas Kecamatan Kare

Kaupaten Madiun”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

pendidikan jenjang Sarjana di Prodi Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti

Husada Mulia Madiun.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada

semua pihak yang telah membantu proses penulisan ini:

1. Dr. Amam Santosa selaku kepala Puskesmas Kare Kabupaten Madiun yang

telah memberikan izin dalam pengambilan data awal dan memberikan izin

untuk melaksanakan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Kare.

2. Bapak Zaenal Abidin, S.KM.,M.Kes (Epid), selaku Ketua Stikes Bhakti

Husada Mulia Madiun dan Pembimbing 2 yang telah memberikan bimbingan

dan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes, selaku Ketua Program Studi S1

Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun dan

Pembimbing 1 yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk dalam

penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Hanifah Ardiani, S.KM.,M.KM, selaku Ketua Dewan Penguji yang

senantiasa mendampingi dan membantu dalam skripsi ini.


5. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh

dari sempurna. Oleh karena itu, berbagai saran, tanggapan, dan kritik yang

bersifat membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.

Madiun, 27 Juli 2019

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Posyandu merupakan salah satu bentuk usaha kesehatan bersumber daya

masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan oleh masyarakat

secara bersama dalam upaya pelaksanaan pembangunan kesehatan, guna

memberdayakan masyarakat dengan memberikan kemudahan untuk

memperoleh pelayanan kesehatan dasar dalam mempercepat penurunan angka

kematian ibu dan anak (Nain Umar, 2015).

Sasaran utama kegiatan posyandu balita adalah balita dan orangtuanya, ibu

hamil, ibu menyusui dan bayinya, serta wanita usia subur. Sedangkan yang

bertindak sebagai pelaksana posyandu adalah kader (Ismawati Cahyo dkk,

2010). Keteraturan ibu dalam mengunjungi Posyandu dan menimbangkan

balitanya ke Posyandu akan sangat bermanfaat sebagai monitoring tumbuh

kembang dan status gizi balita serta deteksi dini terhadap kelainan tumbuh

kembang dan status kesehatan balita sehingga dapat segera ditentukan

intervensi lebih lanjut (Ismawati Cahyo dkk, 2010).

Tujuan posyandu di masyarakat adalah sebagai wadah untuk mendapatkan

pelayanan dasar terutama dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana

yang dikelola oleh masyarakat. Pelayanan kesehatan dasar di Posyandu

meliputi KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), KB (Keluarga Berencana),

imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare (Depkes RI, 2009). Oleh karena itu

Posyandu merupakan sarana untuk mempercepat penurunan angka kematian

1
ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita (AKABA)

di Indonesia (Nain Umar, 2015).

Data dari WHO menunjukkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di

Indonesia masih cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari hasil Survei

Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 sebesar 359 per

100.000 kelahiran hidup meningkat dibandingkan hasil SDKI tahun 2007

yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup dan di tahun 2015 sebsesar 305 per

100.000 kelahiran hidup menurun dibandingkan tahun 2012 belum memenuhi

target MDGs tahun 2015 yaitu 102 per 100.000 (Kemenkes RI, 2017).

Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) menurun dari tahun 2012 sejumlah

32 per 1000 kelahiran hidup menjadi 22,23 per 1000 kelahiran hidup di tahun

2015 dan Angka Kematian Balita (AKABA) menurun dari tahun 2012

sejumlah 40 per 1000 kelahiran hidup menjadi 26,29 per 1000 kelahiran

hidup. Penurunan AKA dan AKABA ditahun 2012 – 2015 menunjukkan

bahwa sudah mencapai target MDGs 2015 AKI sebesar 23 per 1000 kelahiran

hidup dan AKABA 32 per 1000 kelahiran hidup.

Data Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2017 menunjukkan

bahwa, Angka Kematian Ibu mengalami peningkatan dalam 2 tahun terakhir

yaitu mencapai 91 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2016 meningkat

menjadi 91,92 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2017. Walaupun capaian

AKI di Jawa Timur sudah memenuhi target Renstra 91,97 per 100.000

kelahiran hidup dan Supas 305 per 100.000 kelahiran hidup, AKI harus tetap

diupayakan menurun. Begitu juga dengan Angka Kematian Bayi (AKB) yang
mengalami penuruan pada 2 tahun terakhir yaitu 23,6 per 1000 kelahiran

hidup menjadi 23,1 per 1.000 kelahiran hidup (angka estimasi dari BPS

Provinsi) , walaupun Angka Kematian Bayi (AKB) Jatim sampai dengan

tahun 2017 masih diatas target Nasional (Supas) AKB harus terus diupayakan

menurun. Berbeda dengan AKB yang mengalami penurunan, cakupan

Pelayanan Kesehatan pada belum mencapai target, tahun 2017 pelayanan

kesehatan balita hanya mencapai 83,3% dari target yang telah ditentukan yaitu

100%.

Menurut data Profil Kesehatan Kabupaten Madiun tahun 2017, Angka

Kematian Ibu (AKI) adalah 157 per 100.000 kelahiran hidup, meningkat

signifikan dibanding tahun 2016 yaitu 123 per 100.000 kelahiran hidup.

Capaian ini belum mencapai target kabupaten tahun 2017 sebesar 102 per

100.000 kelahiran hidup. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) Kabupaten

Madiun tahun 2017 sebesar 7,3 per 1000 kelahiran hidup (59 kasus)

mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun 2016 yaitu sebesar 8,77 per

1000 kelahiran hidup., walaupun AKB di Kabupaten Madiun sudah

mengalami penurunan angka tersebut masih belum memenuhi target

Kabupaten yaitu 5 per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Anak Balita

(AKABA) mengalami penuruan dari tahun 2016 sebanyak 17 kasus dengan

angka kematian 1,85 per 1000 kelahiran hidup menjadi 6 kasus dengan angka

kematian 0,68 per 1000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2017).

Penyebab dari masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) yang

terbanyak adalah preekalamsia dan eklamsi, Kekurangan Vitamin A (KVA)

, jantung,
odem paru, HIV, pendarahan dan sepsis. Penyebab kematian bayi paling

tinggi adalah BBLR dan Pneumonia, kemudian asfiksi, sepsis, kelainan

kongenital, diare, aspirasi susu dan dehidrasi. Sedangkan penyebab kematian

balita paling tinggi adalah gizi buruk, balita Bawah Garis Merah (BGM) ,

Kekurangan Vitamin A (KVA), stunting, dan wasting (Kemenkes RI, 2017).

Berdasarkan penyebab – penyebab kematian Ibu, Bayi dan Balita diatas

banyak diantaranya merupakan penyakit yang dapat dicegah, ibu dapat

mengikuti kelas ibu hamil, melakukan pemeriksaan Antenatal Care (ANC)

secara terpadu dan melalui pembinaan dari petugas kesehatan. Sedangkan

untuk menurunkan AKB dan AKABA selain pemeriksaan rutin pada layanan

kesehatan, berpartispasi dalam Posyandu Balita merupakan hal yang sangat

penting bagi Ibu, Bayi dan Balita. Selain dapat memantau pertumbuhan dan

perkembangan Balita, berpartisipsi dalam kegiatan posyandu juga dapat

meningkatkan pengetahuan Ibu tentang kesehatan balitanya serta dapat

mendeteksi dini jika ada penyakit atau kelainan pada Bayi maupun Balita,

karena selain Kader Posyandu di dalam kegiatan Posyandu juga terdapat

petugas kesehatan yang turut berpartisipasi. Posyandu akan terselenggara jika

ada partispasi dari para ibu balita untuk membawa balitanya ke Posyandu

(Nain, Umar. 2015).

Menurut data Kementrian Kesehatan RI tahun 2017 jumlah balita di

Indonesia mencapai 23.848.283 balita, dengan jumlah Posyandu di Indonesia

adalah sebanyak 294.428 Posyandu balita, dari jumlah keseluruhan posyandu

balita, sebanyak 57,43% merupakan posyandu aktif dan 42,57% merupakan


posyandu nonaktif. Data tersebut menunjukkan bahwa masih adanya

kesenjangan antara target posyandu aktif yaitu 100% dan capaian posyandu

aktif yang belum mencapai 100%.

Renstra Kementrian Kesehatan 2015-2019 telah ditetapkan bahwa tahun

2019 sekurangnya 80% anak ditimbang secara teratur di posyandu.

Pencapaian kegiatan pemantauan pertumbuhan pada tahun 2011 sebesar

71,4% dan di tahun 2012 75,1%, pada provinsi Jawa Timur mencapai 75,4 %

di tahun 2012 yang masih belum memenuhi target yaitu 80% (Menkes RI

2012).

Presentase partisipasi ibu yang mengikuti kegiatan posyandu dapat dilihat

dari data cakupan kunjungan balita di Posyandu Desa Randualas . Rekap data

pelaksanaan posyandu balita di Desa Randualas pada Bulan Januari –

Desember 2018 adalah 71,54% pada Posyandu Dahlia 2 dan 63,88% di

Posyandu Dahlia 3. Dua posyandu tersebut merupakan presentasi terendah

dari total 7 Posyandu di Desa Randualas yang ketujuh posyandu tersebut

mengalami penurunan kunjungan balita di bulan Desember 2018. Posyandu

Desa Randualas memiliki cakupan yang masih dibawah target yaitu 100 %.

Kesenjangan antara angka pencapaian partisipasi masyarakat dalam

melakukan kunjungan ke Posyandu dengan target pada Posyandu

dimungkinkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah Pengetahuan Ibu

mengenai Posyandu Balita, pengetahuan merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan yang baik

diharapkan dapat mempengaruhi partisipasi ibu dalam membawa anaknya ke


posyandu (Notoatmodjo, 2010). Selain pengetahuan ibu, kader mempunyai

peranan yang sangat penting terutama dalam kegiatan posyandu balita, bila

kader-kader tidak aktif maka pelaksanaan posyandu juga tidak lancar dan

akibatnya status gizi dan bayi atau balita tidak akan terdeteksi dengan jelas,

maka akan mempengaruhi keberhasilan tingkat program posyandu khususnya

dalam pemantauan tumbuh kembang balita. Peran aktif kader dalam kegiatan-

kegiatan posyandu dapat mempengaruhi dan meningkatkan kualitas pelayanan

yang baik, serta mempengaruhi partisipasi ibu dalam mengikuti kegiatan

posyandu (Legi dkk, 2015).

Dampak yang ditimbulkan jika partisipasi atau kunjungan balita tidak

mencapai target yang telah ditentukan adalah tidak terpantaunya pertumbuhan

dan perkembangan balita dan berturut - turut beresiko keadaan gizinya

memburuk sehingga dapat mengalami gangguan pertumbuhan. Partisipasi ibu

yang rendah dalam membawa balitanya ke posyandu dapat ditingkatkan

dengan menambah pengetahuan ibu tentang posyandu balita serta

meningkatkan peran kader dalam memberikan informasi dan bimbingan

kepada ibu balita untuk berpartisipasi dalam kegiatan posyandu balita.

Beradasarkan latar belakang diatas balita di Desa Randualas menunjukkan

tingkat kunjungan masih rendah dan belum memenuhi target. Oleh karena itu

peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan Pengetahuan Ibu dan Peran Kader

dengan Partisipasi Ibu Balita dalam Kegiatan Posyandu Balita di Desa

Randualas, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun.


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, jumlah posyandu nonaktif

masih tinggi dan partisipasi ibu pada kegiatan posyandu balita di Desa

Randualas masih rendah dan belum mencapai target dalam satu tahun terakhir.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian sebagai berikut :

“Apakah ada hubungan pengetahuan ibu dan peran kader dengan partisipasi

ibu balita dalam kegiatan posyandu balita di Desa Randualas, Kecamatan

Kare, Kabupaten Madiun?”.

1.3 Tujuan Umum :

Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu dan Peran Kader dengan

Partisipasi Ibu Balita dalam Kegiatan Posyandu Balita di Desa Randualas,

Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun.

1.4 Tujuan Khusus :

1. Mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang Posyandu Balita di Desa

Randualas, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun.

2. Mengidentifikasi peran kader tentang Posyandu Balita di Desa Randualas,

Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun.

3. Mengidentifikasi partisipasi ibu dalam membawa balitanya ke Posyandu

Balita di Desa Randualas, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun.

4. Menganalisis hubungan pengetahuan ibu dengan partisipasi ibu balita

dalam kegiatan posyandu balita di Desa Randualas, Kecamatan Kare,

Kabupaten Madiun.
5. Menganalisis hubungan peran kader dengan partisipasi ibu balita dalam

kegiatan posyandu balita di Desa Randualas, Kecamatan Kare, Kabupaten

Madiun.

1.5 Manfaat

Hasil dari proposal ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Masyarakat

Manfaat bagi masyarakat adalah untuk menjadi pengingat agar tetap

membawa balitanya ke posyandu balita dari usia 0 – 59 bulan.

2. Puskesmas

Manfaat bagi puskesmas adalah untuk menambah dan

memperluas informasi mengenai salah satu program di Puskesmas

Pembantu yaitu Posyandu Balita, dan menjadi referensi untuk kader

posyandu meningkatkan kinerjanya dalam kegiatan Posyandu Balita.

3. Institusi Pendidikan

Manfaat bagi institusi adalah agar institusi dapat

mempromosikan dan memperkenalkan lebih banyak edukasi tentang

Posyandu Balita dan peran orangtua dalam kegiatan posyandu serta

peran kader dalam Posyandu Balita.

3. Peneliti Sendiri

Memberikan pengalaman baru bagi peneliti dalam proses belajar

khususnya mengenai Posyandu Balita dan peran orangtua balita serta

peran kader posyandu dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu Balita,


serta menambah wawasan tentang metode yang tepat dan efektif

dalam meningkatkan partisipasi ibu dan peran kader dalam kegiatan

Posyandu Balita.

1.6 Keaslian Penelitian

Dari hasil yang telah ditemukan oleh peneliti, ada beberapa judul

penelitian yang hampir sama dengan judul penelitian yang akan dilakukan

oleh peneliti, antara lain :

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Judul Penelitian Metode Hasil


Penelitian
1 Nila Eriza Sativa, 2017 Deskriptif
Pekerjaan, pengetahuan, peran
”Faktor – Faktor yang Korelasi
kader, dan sosial ekonomi
Berhubungan dengan Dengan
terbukti berhubungan dengan
Keaktifan Ibu Balita Metode Cross
keaktifan, sedangkan
dalam Kegiatan Sectional
pendidikan tidak berhubungan
Posyandu Dusun dengan keaktifan, dengan nilai
Mlangi Kabupaten p value ≤ 0,05.
Sleman” Kesimpulannya ada hubungan
antara pekerjaan, pengetahuan,
peran kader, dan sosial
ekonomi dengan keaktifan.
Tidak ada hubungan antara
pendidikan dengan keaktifan.
2 Nia Novita Sari, 2015 Observasional Hasil Uji Contingency
“Bimbingan Kader dan Analitik Coefficient menunjukkan
Posyandu dengan dengan bahwa p = 0,000 yang berarti
Kepatuhan Kunjungan pendekatan Ho ditolak dan Ha diterima,
Ibu Balita di Retrospekstif sehingga dapat disimpulkan
Posyandu” bahwa ada hubungan yang
signifikan antara bimbingan
kader posyandu dengan
kepatuhan kunjungan balita ke
Posyandu Flamboyan 1
Surabaya.
Beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian diatas

adalah sebagai berikut :

1. Responden dalam penelitian ini adalah Ibu balita yang mengikuti kegiatan

Posyandu di Posyandu Desa Randualas.

2. Data partisipasi ibu balita dalam kegiatan Posyandu Balita di ambil dari

bulan Januari – Desember tahun 2018 dan waktu penelitian dilaksanakan

di tahun 2019.

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 POSYANDU

2.1.1 Pengertian Dasar Posyandu

Pengertian dasar posyandu adalah salah satu bentuk upaya

kesehatan dasar, (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh,

untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan

kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan

kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan

dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan

Angka Kematian Bayi (AKB) (Nain, Umar 2015). UKBM merupakan

wahana pemberdayaan masyarakat yang dibentuk atas dasar kebutuhan

masyarakat, dikelola oleh masyarakat dan untuk masyarakat, dengan

bimbingan dari petugas Puskesmas dan lintas sektor terkait Pelayanan

Kesehatan Dasar yaitu pelayanan kesehatan yang mempercepat

penurunan AKI dan AKB yang sekurang – kurangnya mencakup 5

kegiatan yakni KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan Penanggulangan Diare

(Erlina Yuni, Natalia & Sertiana Oktami, Rika 2014).

2.1.2 Kegiatan Pelayanan Posyandu

1. Jenis Pelayanan Minimal pada Anak

Penimbangan untuk memantau pertumbuhan anak,

perhatian harus diberikan khusus terhadap anak yang selama ini 3

11
kali tidak melakukan penimbangan, pertumbuhan tidak cukup baik

sesuai umurnya dan anak yang pertumbuhannya berada di bawah

garis merah KMS (Erlina Yuni, Natalia & Sertiana Oktami, Rika

2014).

1) Pemberian makanan pendamping ASI dan Vitamin A.

2) Pemberian PMT untuk anak yang tidak cukup

pertumbuhannya (kurang dari 200 gram/ bulan) dan anal yang

berat badannya berada dibawah garis merah KMS.

3) Memantau atau melakukan pelayanan imunisasi dan tanda –

tanda lumpuh layu.

4) Memantau kejadian ISPA dan diare, serta melakukan rujukan

bila perlu.

2. Pelayanan Tambahan yang diberikan

1) Pelayanan bumil dan menyusui.

2) Program Pengembangan Anak Dini Usia (PADU) yang

diintegenerasikan dengan program Bina Keluarga Balita (BKB)

dan kelompok bermain laiinya.

3) Program dana sehat atau JPKM dan sejenisnya, seperti tabulin,

tabunus dan sebagainya.

4) Program penyluhan dan penyakit endemis setempat.

5) Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman.

6) Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).

7) Program diversifikasi pertanian tanaman pangan.


8) Program sarana air minum dan jamban keluarga (SAMIJAGA)

dan perbaikan lingkungan pemukiman.

9) Pemanfaatan pekarangan.

10) Kegiatan ekonomis produktif, seperti usaha simpan pinjam dan

lain-lain.

11) Kegiatan lainnya seperti : TPA, pengajian, taman bermain.

2.1.3 Manfaat Posyandu

Posyandu memberikan layanan kesehatan ibu dan anak, KB,

imunisasi, gizi, penanggulangan diare (Erlina Yuni, Natalia &

Sertiana Oktami, Rika 2014).

1. Kesehatan Ibu dan Anak

1) Ibu : Pemeliharaan kesehatan ibu dan posyandu, pemeriksaan

kehamilan dan nifas. Pelayanan peningkatan gizi melalui

pemberian vitamin dan pil penambah darah, imunisasi TT untuk

ibu hamil.

2) Pemberian Vitamin A : Pemberian Vitamin A dosis tinggi pada

bulan Februari dan Agustus, akibat dari kurangnya vitamin A

adalah menurunnya daya tahan tubuh terhadap serangan

penyakit.

3) Penimbangan Balita : Penimbangan balita dilakukan tiap bulan

diposyandu. Penimbangan secara rutin di posyandu untuk

pemantauan pertumbuhan dan mendeteksi sedini mungkin

13
penyimpangan pertumbuhan balita. Dari penimbangan yang

kemudian dicatat di KMS, dari data tersebut dapat diketahui

status pertumbuhan balita, apabila penyelenggaraan posyandu

baik maka upaya untuk pemenuhan dasar pertumbuhan anak

akan baik pula. KMS adalah kartu untuk mencatat dan memantau

perkembangan balita dengan melihat garis pertumbuhan berat

badan anak dari bulan ke bulan pada KMS dapat diketahui status

pertumbuhan anaknya. Kriteria Berat Bdan Balita di KMS :

(1) Berat badan naik

Berat badan bertambah mengikuti salah satu pita warna, berat

badan bertambah ke pita warna diatasnya.

(2) Berat badan tidak naik

Berat badannya berkurang atau turun, berat badannya tetap,

berat badan bertambah atau naik tapi pindah ke pita warna

dibawahnya.

(3) Berat badan dibawah garis merah

Merupakan awal tanda balita gizi buruk dan memerlukan

makanan tambhan atau biasa disebut PMT, PMT diberikan

kepada semua balita yang menimbang ke posyandu.

2. Keluarga Berencana

Pelayanan keluarga berencana berupa pelayanan

kontrasepsi kondom, pil, KB, dan suntik KB.


3. Imunisasi

Di posyandu balita akan mendapatkan layanan imunisasi.

Macam imunisasi yang diberikan di posyandu adalah :

1) BCG untuk mencegah penyakit TBC

Imunisasi BCG merupakan vaksin hidup yang memberikan

perlindungan terhadap penyakit TB, BCG mempunyai

kemampuan klinis untuk mencegah tuberkolosis paru (berkisar

dari 0-80%). Dosis yang diberikan untuk bayi kurang dari 1

tahun adalah 0,05 ml dan untuk anak 0,10 ml.

2) DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan),

tetanus.

DPT merupakan vaksin yang mengandung tiga elemen, yaitu

toksoid corynebacterium diphtheria (difteri), bakteri bodetella

pertusis yang telah dimatikan (seluru sel), dan toksoid

clostridium tetani (tetanus).

3) Polio untuk mencegah kelumpuhan

Ada 2 jenis vaksin poliomiolitus yaitu vaksin yang diberikan

tipe secara oral dan yang diberikan secara suntikan. Vaksin

poliomelitis oral mengandung 3 tipe virus polio hidup yang

dilemahkan.

4) Campak

Vaksin campak adalah preparat virus yang dilemahkan dan

berasal dari berbagai strain virus campak yang diisolasi pada


tahun 1950. Vaksin campak harus didinginkan pada suhu yang

sesuai (2-8 derajat celcius) karena sinar matahari atau panas

dapat membunuh virus vaksin campak, bila virus vaksin mati

sebelum disuntikkan vaksin tersebut tidak akan mampu

menginduksi respon imun. Pemberian vaksin campak di

rekomendasikan usia 8-9 bulan. Pemberian imunisasi campak

ulangan dapat diberikan pada usia 6-7 tahun (kelas 1 SD).

5) Hepatitis B untuk mencegah penyakit Hepatitis B (penyakit

kuning).

Pemberian imunisasi hepatitis B pada bayi yang berusia 0-7

hari satu kali dan dilanjutkan imunisasi DPT/HB pada usia 2,3

dan 4 bulan. Imunisasi tersebut diberikan dengan cara

intramuskuler dengan dosis 0,5 cc. Hepatitis merupakan vaksin

virus rekombinan yang telah di inactivasikan dan bersifat non

infectious, berasal dari HbsAg yang dihasilkan dalam sel ragi.

4. Peningkatan Gizi

Dengan adanya posyandu yang sasaran utamanya bayi dan balita,

sangat tepat untuk meningkatkan gizi balita. Peningkatan gizi

balita di posyandu yang dilakukan oleh kader berupa penyuluhan

tentang ASI, status gizi balita, MPASI, imunisasi, vitamin A,

stimulasi tumbuh kembang anak dan diare pada balita.


5. Penanggulangan Diare

Penyediaan oralit di posyandu melakukan rujukan pada penderita

diare yang menunjukkan tanda bahaya di Puskesmas, serta

memberikan penyuluhan penanggulangan diare oleh kader

posyandu.

2.1.4 Waktu dan Lokasi Posyandu

Hari buka sekurang – kurangnya satu hari dalam sebulan

tempat penyelenggaraan di lokasi yang mudah dijangkau, atau tempat

khusus yang dibangun secara swadaya dan disebut “Wisma Posyandu”

(Erlina Yuni, Natalia & Sertiana Oktami, Rika 2014).

2.2 FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI IBU

Partisipasi digunakan untuk menggambarkan proses pemberdayaan

(empowering process). Dalam hal ini, partisipasi dimaknai sebagai suatu

proses yang memampukan (enable) masyarakat lokal untuk melakukan

analisis masalah mereka, memikirkan bagaimana cara mereka

mengatasinya, mendapatkan rasa percaya diri untuk mengatasi masalah,

mengambil keputusan sendiri tentang alternatif pemecahan masalah apa

yang ingin mereka pilih. Disini Chambers menggambarkan bahwa pelaku

perubahan berpartisipasi dalam suatu kegiatan sehingga terjadi apa yang

disebut dengan proses pemberdayaan masyarakat untuk mewujudkan suatu

perilaku masyarakat (Nisrina, Ariz 2018).


Perilaku yang dimaksud adalah berdasarkan teori Lawrence Green

bahwa perilaku itu dilatarbelakangi atau dipengaruhi oleh 3 faktor pokok,

yakni faktor predisposisi (predisposing factors) faktor yang mendukung

(enabling factors) dan faktor yang memperkuat atau mendorong

(reinforcing factors). Berikut adalah faktor – faktor yang mempengaruhi

partisipasi ibu dalam teori L. Green :

2.2.1 Faktor Predisposisi(Predisposing Factors)

Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat

terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal

– hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut

masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan

sebagainya (Notoatmodjo, 2012). Faktor predisposisi yang

mempengaruhi partisipasi ibu adalah sebagai berikut :

1. Pengetahuan

1) Pengertian

Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai

hasil penggunaan panca indera yang berbeda kepercayaan (Believes)

takhayul (Superstitions) dan penerangan yang keliru (Miss

Information). Pengetahuan merupakan hasil dari usaha manusia untuk

tahu, tahu tersebut adalah hasil dari kenal, insaf, mengerti dan pandai

(Tri Darmoko, Hendro 2018).

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tau

seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimiliki, dengan


sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan

persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang

diperoleh melalui indera pendengaran (telinga, dan indera

penglihatan (mata)) (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan atau kognitif merupakan bagian yang penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang. Sikap atau perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih lama bertahan daripada sikap

atau perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoadmojo,

2011).Semakin tingggi tingkat pendidikan seseorang semakin mudah

menerima informasi, sehingga semakin banyak pengetahuan yang

dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang menghambat

perkembangan seseorang terhadap nilai yang diperkenalkan. Hal

tersebut menjadi salah satu faktor yang penting dalam pemilihan

kader posyandu, sehingga kader posyandu dapat berperan secara

maksimal dalam pelaksanaan kegiatan posyandu. Apabila kader

posyandu memiliki pengetahuan yang banyak tentang posyandu,

kegiatan posyandu akan terlaksana dengan baik.

Berdasarkan penelitian Malahayati, 2013 bahwa keluarga yang

memiliki pengetahuan rendah tentang posyandu akan lebih sering

tidak membawa balitanya ke posyandu dibandingkan dengan

keluarga yang memiliki pengetahuan tinggi. Pengetahuan yang

kurang atau minim mengenai pelaksanaan posyandu akan membuat


keluarga bingung dalam bertindak ketika terjadi sesuatu pada balita.

Keluarga tidak tahu apa yang harus dilakukan dan tidak boleh

dilakukan pada balitanya.

2. Tingkat Pengetahuan

1) Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoadmojo (2011), pengetahuan yang dicakup

didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yaitu:

(1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya, yang termasuk kedalam pengetahuan

tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik

dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini adalah merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur

bahwa orang tahu tentang apa yang telah dipelajari antara lain:

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan

sebagainnya.

(2) Memahami (comperehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasi materi yang telah dipelajari dengan benar. Orang

telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan,


menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan

sebagainnya terhadap suatu obyek yang dipelajari.

(3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil

(sebenarnya). Aplikasi ini diartikan aplikasi atau penggunaaan

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainnya dalam

konteks atau situasiyang lain.

(4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi

masih didalam suatu struktur organisasi tersebutdan masih ada

kaitannya satu sama lainnya. Kemampuan analisis ini dapat dilihat

dari penggunaan kata-kata kerjadapat menggambarkan (membuat

bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan

sebagainnya.

(5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagiam-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu adalah

suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, dapat

merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan


sebagainnya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang

telah ada.

(6) Evaluasi

Evaluasi terkait dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.

Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu criteria yang ditentuksn

sendiri atau menggunakan criteria-kriteria.yang telah ada.

3. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Tri Darmoko, Hendro 2018 faktor – faktor yang

mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut :

1) Faktor Internal :

(1) Usia

Semakin cukup usia seseorang, tingkat kemampuan atau

kematangan akan lebih mudah untuk berfikir dan lebih mudah

menerima informasi.

(2) Tingkat Pendidikan

Semakin tingggi tingkat pendidikan seseorang semakin

mudah menerima informasi, sehingga semakin banyak pengetahuan

yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang menghambat

perkembangan seseorang terhadap nilai yang diperkenalkan.

Pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan seseorang dapat menuntut seseorang untuk menarik


kesimpulan dengan pengalaman, sehingga dari pengalaman yang

benar diperlukan berfikir yang logis dan kritis.

(3) Intelegensi

Pada prinsipnya mempengaruhi kemampuan seseorang

untuk menyesuaikan diri dan cara pengambilan keputusan.

2) Faktor Eksternal :

(1) Sosial Ekonomi

Tingkah laku masyarakat yang berasal dari sosial ekonomi

yang tinggi dimungkinkan lebih memiliki sifat positif memandang

diri dan masa depannya. Tetapi bagi masyarakat yang sosial

ekonominya rendah akan merasa takut untuk mengambil sikap atau

tindakan.

(2) Sosial Budaya

Dapat mempengaruhi proses pengetahuan khususnya dalam

penyerapan nilai-nilai sosial, keagamaan untuk memperkuat

egonya.Sosial budaya cenderung berpengaruh besar dalam

kehidupan sehari – hari karena banyak kebudayaan yang harus di

ikuti dan tidak boleh di ikuti, dalam lingkup sosial budaya hal

tersebut dapat menjadi sebuah media penyampaian informasi –

informasi kesehatan khususnya kegiatan Posyandu balita yang

umumnya dilakukan di masyarakat secara rutin dan wajib diikuti

oleh balita yang sangat penting untuk di pantau pertumbuhan dan

perkembangannya.
(3) Pekerjaan

Seseorang yang bekerja pengetahuannya lebih luas

daripada seseorang yang tidak bekerja, karena dengan bekerja akan

banyak mempunyai informasi dan pengalaman.

4. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha secara sadar untuk menyiapkan peserta

didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi

perannya pada masa yang akan datang (Pratiwi, Rey Yulia 2017).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses

perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam

usaha mendewasakan manusia melaluiupaya pengajaran dan latihan.

Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus juga sesuatu yang

tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan

saling berkaitan. Wanita yang berpendidikan akan membuat keputusan

yang benar dalam memperhatikan kesehatan anak–anaknya serta

kesehatan dirinya sendiri. Menurut UU No. 22 tahun 2003 menyebutkan

tentang penggolongan tingkat pendidikan yaitu:

1) Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi

jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk sekolah

dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang

sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan Madrasah

Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.


2) Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.

Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan

pendidikan menengah kejurua. Pendidikan menengah berbentuk

sekolah menengah atas (SMA), Madrasah aliyah (MA), sekolah

menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK),

atau bentuk lain yang sederajat.

Berdasarkan undang–undang disimpulkan tingkat pendidikan

orangtua dapat dikategorikan menjadi pendidikan dasar dan pendidikan

menengah ke atasbahwa cakupan pengetahuan atas keluasan wawasan

seseorang sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Semakin tinggi

pendidikan seseorang maka semakin mudah diberikan pengertian suatu

informasi.

Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya

seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka

peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka

semakin baik pula pengetahuannya. Menurut Notoatmodjo (2012),

pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk

mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga

sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri.

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan Lina Matanah 2017 hasil

analisis data menunjukkan bahwa responden dengan tingkat

pendidikan rendah tetapi berpartisipasi aktif di posyandu cenderung

lebih memanfaatkan fasilitas posyandu balita. Hal ini dapat


dipengaruhi oleh faktor mudahnya akses informasi. Mudahnya akses

pengetahuan atau informasi mengenai kesehatan dari berbagai media

akan mendorong para ibu memberikan pengasuhan yang baik dan tepat

untuk anaknya (Rarastiti 2013 dalam Lina Matanah 2017). Ibu dengan

latar pendidikan yang rendah namun rajin mendengar atau melihat

informasi mengenai kesehatan juga dapat memberikan pola

pengasuhan kepada balitanya dengan tepat (Notoatmodjo 2003 dalam

Lina Matanah 2017).

5. Usia

Umur adalah rentang kehidupan yang diukur dengan tahun, umur

adalah lamanya hidup dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan

(Hurlock, 2014). Umur memiliki hubungan terhadap status imunisasi

respondennya. Status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam

hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan, dengan demikian setiap

rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon terhadap

perubahan kesehatan yang berbeda-beda (Andryana, Ria 2015).

Umur antara 17 tahun wanita dan 19 tahun untuk laki – laki

mempunyai alasan kuat dalam kaitannya dengan kesiapan menjadi orang

tua. Rentang usia tertentu adalah baik untuk menjalankan peran

pengasuhan, apabila terlalu muda atau terlalu tua mungkin tidak dapat

menajalankan peran tersebut secara optimal (Ika Prasasti 2016).

Reihana, Susila Duarsa, A B 2012 menyatakan bahwa umur adalah

variabel penting karena secara fisiologis orang yang berusia tua


memerlukan pelayanan kesehatan lebih besar dari orang yang berusia

muda, determinan dari peningkatan kejadian penyakit dan perubahan pola

morbiditas dan ini menjadi penentu terhadap kebutuhan pelayanan

kesehatan. Dari penelitian tersebut umur ibu akan menentukan sikap atau

partisipasi ibu dalam membawa balitanya ke Posyandu, karena ibu muda

akan cenderung lebih memanfaatkan pelayanan kesehatan seperti kegiatan

posyandu balita.

6. Pekerjaan

Pekerjaan anggota keluarga adalah satu sumber penghasilan bagi

keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan fisik, psikologis dan spiritual,

keluarga. Orang tua, terutama ibu yang memiliki peran ganda sering kali

dihadapkan pada konflik antara kepentingan pekerjaan dan keberadaannya

dalam keluarga. Tuntutan pekerjaan yang tinggi dan menyita waktu sering

kali menghambat pemenuhan kebutuhan untuk kebersamaan dalam

keluarga, merawat, dan mengasuh anak (Ika Prasasti 2016).

Aspek sosio ekonomi akan berpengaruh pada sikap atau partisipasi

masyarakat di posyandu. Semua ibu yang bekerja baik di rumah maupun

luar rumah, keduanya akan tetap meninggalkan anak – anaknya untuk

sebagian besar waktu (Niven, 2012).

7. Sikap

Menurut Notoatmodjo (2012) sikap adalah respon tertutup

seseorang terhadap stimulasi obyek tertentu, yang melibatkan faktor


pendapat dan emosi yang bersangkutan. Allport (1954) menjelaskan

bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok:

1) Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek.

2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Ketiga komponen ini secara bersama – sama membentuk sikap

yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini,

pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi memgang peranan

penting.Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai

tingkatan, yakni :

(1) Menerima (Receiving)

Menerima diartika bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).

(2) Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengajarkan, dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari

sikap.

(3) Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

(4) Bertanggung Jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dilihnya dengan

segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.


Menurut (Azwar, Saifudin 2009) Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Sikap antara lain :

1. Pengalaman Pribadi

Pengalaman yang terjadi secara tiba-tiba atau mengejutkan

yangmeninggalkan kesan paling mendalam pada jiwa

seseorang. Kejadiankejadian dan peristiwa-peristiwa yang

terjadi berulang-ulang dan terusmenerus, lama-kelamaan secara

bertahap diserap kedalam individu danmempengaruhi

terbentuknya sikap.

2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Dalam pembentukan sikap pengaruh orang lain sangat

berperan. Misal dalam kehidupan masyarakat yang hidup

dipedesaan, mereka akan mengikuti apa yang diberikan oleh

tokoh masyarakat.

3. Kebudayaan

Dimana kita hidup mempunyai pengaruh yang besar

terhadappembentukan sikap. Dalam kehidupan dimasyarakat,

sikap masyarakatdiwarnai dengan kebudayaan yang ada di

daerahnya.

4. Media Massa

Media masa elektronik maupun media cetak sangat besar

pengaruhnya terhadap pembentukan opini dan kepercayaan

seseorang. Dengan pemberian informasi melalui media masa


mengenai sesuatu hal akan memberikan landasan kognitif baru

bagi terbentuknya sikap.

5. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Dalam lembaga pendidikan dan lembaga agama berpengaruh

dalam pembentukan sikap, hal ini dikarenakan keduanya

meletakkan dasar pengertian dan kkonsep moral dalam diri

individu.

8. Pendapatan

Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh

kembang anak dan kesehatan anak, karena orang tua dapat menyediakan

semua kebutuhan anak baik yang primer maupun sekunder (Ika Prasasti

2016). Menurut hasil penelitian, cakupan penimbangan ada kaitannya

dengan faktor internal ibu balita seperti : tingkat pendidikan ibu balita,

tingkat pengetahuan ibu balita, umur balita, status gizi balita, di samping

itu juga berkaitan dengan jarak posyandu, serta peran petugas kesehatan,

tokoh masyarakat, kader posyandu (Hutagalung 1992 dalam Tagor

Syaputra Halomoan, 2012).

Masalah lain yang berkaitan dengan kunjungan di posyandu antara

lain pendapatan orang tua balita, dana operasional dan sarana prasarana

untuk menggerakkan kegiatan posyandu, tingkat pengetahuan kader, dan

kemampuan petugas dalam pemantauan pertumbuhan dan konseling,

tingkat pemahaman keluarga dan masyarakat akan manfaat posyandu

serta pelaksanaan pembinaan kader (Tagor Syaputra Halomoan, 2012).


2.2.2 Faktor Pemungkin(Enabling Factors)

Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau

fasilitas kesehatan bagi masyarakat, seperti puskesmas, rumah sakit,

polindes, posyandu, poliklinik, pos obat desa, dokter, bidan praktik

swasta dan lain lain. Faktor – faktor tersebut disebut dengan faktor

pemungkin yang memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan

(Notoatmodjo, 2012).

1. Fasilitas Kesehatan

Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pembangunan kesehatan

adalah upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat

terakses fasilitas pelayanan kesahatan karena kesahatan adalah

hak asasi manusia (Sulistyorini dkk, 2011).

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 6 tahun 2013

fasilitas pelayanan kesehatan dibagi menjadi tiga yaitu :

1) Fasilitas kesehatan tingkat pertama adalah jenis fasilitas

pelayanan kesehatan yang melayani dan melaksanakan

pelayanan kesehatan dasar.

2) Fasilitas kesehatan tingkat kedua adalah jenis fasillitas

pelayanan kesehatan yang melayani dan memberikan

pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan

spesialistik.

3) Fasilitas kesehatan tingkat ketiga adalah jenis pelayanan

kesehatan yang melayani dan melaksanakan pelayanan


kesehatan dasar, pelayanan kesehatan spesialistik, dan

pelayanan kesehatan sub spesialistik.

Berdasarkan penelitian Henni (2014 dalam Sukmawati

2015) bahwa ada hubungan antara ketersediaan fasilitas

dengan tingkat partisipasi ibu dalam kegiatan posyandu balita

di wilayah kerja Puskesmas Kulo Kabupaten Sidrap

(Sukmawati, 2015).

2. Jarak Posyandu

Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2012) jarak

adalah ruang sela (panjang atau jauh) antara dua benda atau

tempat yaitu jarak antara rumah dengan posyandu. Jangkauan

pelayanan posyandu dapat ditingkatkan dengan bantuan

pendekatan maupun pemantauan melalui kegiatan posyandu

sebaiknya berada pada tempat yang mudah dijangkau oleh

masyarakat dan di tentukan oleh asyarakat dan di tentukan oleh

masyarakat sendiri, posyandu dapat dilaksanakan di pos

pelayanan yang sudah ada, rumah penduduk, balai desa, balai

RT, atau di tempat khusus yang dibangu masyarakat (Effendy,

2013). Faktor biaya dan jarak pelayanan kesehatan dengan rumah

berpengaruh terhadap perilaku penggunaan dan pemanfaatan

pelayanan kesehatan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sutanto tahun

2014 menunjukan bahwa responden yang mengaku jarak tempuh


ke tempat pelaksanaan posyandu dekat akan lebih banyak

memanfaatkan posyandu dekat akan lebih banyak memanfaatkan

posyandu dibandingkan dengan responden yang jarak tempuhnya

jauh, dari dari 80 orang responden yang memanfaatkan posyandu

77 orang diantaranya datang ke posyandu hanya dengan jalan

kaki sedangkan sisanya 3 orang mengatakan harus menggunakan

kendaraan untuk bisa mengikuti kegiatan posyandu.

2.2.3 Faktor Penguat (Reinforcing Factors)

Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh

masyarakat (toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para

petugas termasuk petugas kesehatan (Notoatmodjo, 2012).

1. Peran Kader

Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari

seseorang pada situasi sosial tertentu. Bila yang diartikan dengan

peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang dalam suatu

status tertentu, maka perilaku peran adalah perilaku yang

sesungguhnya dari orang yang melakukan peran tersebut, hakekatnya

peran juga dapat dirumuskan sebagai suatu rangkaian perilaku

tertentu yang ditimbulkan oleh suatu jabatan tertentu (Soerjono,

2013). Kader Posyandu adalah seorang yang karena kecakapannya

atau kemampuannya diangkat, dipilih dan atau ditunjuk untuk

memimpin pengembangan Posyandu disuatu tempat atau Desa

(Kemenkes, 2014).
1)Peran Kader Posyandu untuk Balita

(1) Sebelum Hari Buka Posyandu

1. Melakukan persiapan penyelenggaraan kegiatan posyandu.

2. Menyebarluaskan informasi tentang hari buka posyandu

melalui pertemuan warga setempat atau surat edaran.

3. Melakukan pembagian tugas antar kader, meliputi

pendaftaran, penimbangan, pencatatan, penyuluhan,

pemberian makanan tambahan, serta pelayanan yang dapat

dilakukan oleh kader.

4. Melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas

lainnya terkait dengan jenis layanan yang akan

diselenggarakan. Jenis kegiatan ini merupakan tindak lanjut

dari kegiatan posyandu sebelumnya atau rencana kegiatan

yang telah ditetapkan berikutnya.

5. Menyiapkan bahan penyuluhan dan pemberian makanan

tambahan. Bahan – bahan penyuluhan sesuai permasalahan

yang dihadapi para orangtua serta disesuaikan dengan metode

penyuluhan, misalnya : menyiapkan bahan – bahan makanan

apabila ingin melakukan demo masak, lembar balik untuk

kegiatan konseling, kaset atau CD, KMS, buku KIA, sarana

stimulasi balita.

6. Menyiapkan buku – buku catatan kegiatan posyandu (Erlina

Yuni, Natalia & Sertiana Oktami, Rika 2014).


(2) Saat Hari Buka Posyandu

Peran kader saat hari buka posyandu (sesuai dengan sistem 5

meja) adalah :

Melaksanakan pendaftaran (pada meja I), melaksanakan

penimbangan bayi balita (pada meja II), melaksanakan

pencatatan hasil penimbangan (pada meja III), memberikan

penyuluhan (pada meja IV), member dan membantu pelayanan

yang dilakukan oleh petugas puskesmas (pada meja V).

1. Sistem Lima Meja Posyandu

Menurut Ismawati, dkk (2010), pelaksanaan posyandu

dikenal dengan sistem limameja yang terdiri dari:

1) Meja pertama :

(1) Pendaftaran Balita

1.Balita didaftar dalam formulir pencatatan balita

2.Bila anak sudah memiliki KMS, berarti bulan yang lalu

anak sudah ditimbang. Minta KMSnya, namanya

dicatat pada secarik kertas. Kertas ini diselipkan di

KMS, kemudian ibu balita diminta membawa anaknya

menuju tempat penimbangan.

3.Bila anak belum punya KMS, berarti baru bulan ini

ikut penimbangan atau KMS lamanya hilang. Ambil

KMS baru, kolomnya diisi secara lengkap, nama anak

dicatat pada secarik kertas. Secarik kertas ini


diselipkan di KMS, kemudian ibu balita diminta

membawa anaknya ke tempat penimbangan.

(2) Pendaftaran Ibu Hamil

1. Ibu hamil didaftar dalam formulir catatan untuk ibu

hamil

2. Ibu hamil yang tidak membawa balita diminta

langsung menuju ke meja 4 untuk mendapatkan

pelayanan gizi oleh kader serta pelayanan oleh

petugas di meja 5

3. Ibu yang belum menjadi peserta KB dicatat

namanya pada secarik kertas, dan ibu menyerahkan

kertas itu kepada petugas di meja 5

2) Meja kedua :

(1) Penimbangan anak dan balita, hasil penimbangan

berat anak dicatat pada secarik kertas yang teerselip di

KMS. Selipkan kertas ini kembali ke dalam KMS.

(2) Selesai ditimbang, ibu dan anaknya dipersilahkan

menuju meja 3 (meja pencatatan).

3) Meja ketiga :

(1) Buka KMS balita yang bersangkutan


(2) Pindahkan hasil penimbangan anak dari secarik kertas

ke KMSnya

1. Pada penimbangan pertama, isilah semua kolom yang

tersedia pada KMS

2. Bila ada kartu kelahiran, catatlah bulan lahir anak dari

kartu tersebut

3. Bila tidak ada kartu kelahiran tetapi ibu ingat, catatlah

bulan lahir anak sesuai ingatan ibunya

4. Bila ibu tidak ingat dan hanya tahu umur anaknya

yang sekarang, perkirakan bulan lahir anak dan catat

4) Meja keempat :

(1) Penyuluhan untuk semua orang tua balita. Mintalah KMS

anak, perhatikan umur dan hasil penimbangan pada bulan

ini. Kemudian ibu balita diberikan penyuluhan.

(2) Penyuluhan untuk semua ibu hamil. Anjurkan juga agar

ibu memeriksakan kehamilannya sebanyak minimal 5

(lima) kali selama kehamilan pada petugas kesehatan,

bidan di desa atau dukun terlatih.

(3) Penyuluhan untuk semua ibu menyusui mengenai

pentingnya ASI, kapsul yodium dan vitamin A.


5) Meja kelima :

Kegiatan di meja 5 adalah kegiatan pelayanan

kesehatan dan pelayanan KB, imunisasi serta pojok oralit.

Kegiatan ini dipimpin dan dilaksanakan oleh petugas dari

puskesmas.

Selain melaksanakan sistem 5 Meja Posyandu, Kader

juga harus membimbing orangtua melakukan pencatatan

terhadap berbagai hasil pengukuran dan pemantauan kondisi

anak balita serta memberikan penyuluhan tentang pola asuh

anak balita. Dalam kegiatan ini, kader bisa memberikan

layanan konsultasi, konseling, diskusi kelompok dan

demonstrasi dengan orangtua/ keluarga anak balita.

Tujuannya untuk memotivasi orangtua balita agar terus

melakukan pola asuh yang baik pada anaknya, dengan

menerapkan prinsip asih-asah-asuh. Kader juga dapat

menyampaikan penghargaan kepada orangtua yang telah

datang ke posyandu dan minta mereka untuk kembali pada

hari posyandu berikutnya dan memberikan informasi pada

orangtua agar menghubungi kader apabila ada permasalahan

terkait dengan anak balitanya.


(3) Sesudah Hari Buka Posyandu

1. Melakukan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir

pada hari buka posyandu, anak yang kurang gizi, atau anak

yang mengalami gizi buruk rawat jalan, dll.

2. Memotivasi masyarakat, misalnya untuk memanfaatkan

pekarangan dalam rangka meningkatan gizi keluarga,

menanam tanaman obat keluarga, membuat tempat bermain

anak yang aman dan nyaman. Selain itu, memberikan

penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

3. Melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat, pimpinan

wilayah untuk menyampaikan hasil kegiatan posyandu serta

mengusulkan dukungan agar posyandu terus berjalan dengan

baik.

4. Menyelenggarakan pertemuan, diskusi dengan masyarakat,

untuk membahas kegiatan posyandu. Usulan dari masyarakat

digunakan sebagai bahan menyusun rencana tindak lanjut

kegiatan berikutnya.

5. Mempelajari sistem informasi posyandu (SIP). SIP adalah

sistem pencatatan data atau informasi tentang pelayanan yang

diselenggarakan di posyandu. Manfaat SIP adalah sebagai

panduan bagi kader untuk memahami permasalahan yang ada,

sehingga dapat mengembangkan jenis kegiatan yang tepat dan

sesuai dengan kebutuhan sasaran.


6. Format SIP meliputi :

1) Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi, kematian ibu

hamil, melahirkan, nifas.

2) Catatan bayi dan balita yang ada di wilayah kerja posyandu

: jenis kegiatan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan

sasaran.

3) Catatan pemberian vitamin A, pemberian oralit, pemberian

tablet tambah darah bagi ibu hamil, tanggal dan status

pemberian imunisasi.

4) Catatan wanita usia subur, pasangan usia subur, jumlah

rumah tangga, jumlah ibu hamil, umur kehamilan,

imunisasi ibu hamil, resiko kehamilan, rencana penolong

persalinan, tabulin, ambulan, desa, calon donor darah yang

ada di wilayah kerja posyandu (Erlina Yuni, Natalia &

Sertiana Oktami, Rika 2014).

(4) Peran kader di luar posyandu adalah :

1. Menunjang pelayanan KB, KIA, imunisasi, gizi dan

penanggulangan diare.

2. Mengajak ibu-ibu untuk dating pada hari kegiatan posyandu.

3. Menunjang upaya kesehatan lainnya yang sesuai dengan

permasalahan yang ada, seperti pemberantasan penyakit

menular, penyehatan rumah, pembersihan sarang nyamuk,

pembuangan sampah, penyediaan sarana air bersih,


menyediakan sarana jamban keluarga, pemberian pertolongan

pertama pada penyakit, P3K dan dana sehat (Erlina Yuni,

Natalia & Sertiana Oktami, Rika 2014).

2) Peran Kader Posyandu untuk Ibu Hamil, Ibu Bersalin, Ibu Nifas,

dan Ibu Balita/ Ibu Kader

(1) Peran Kader tentang Ibu Hamil

Untuk mengurangi angka kematian dan kesakitan ibu dan

bayi, bidan haruslah dapat bekerja sama dengan masyarakat.

Pembinaan kader yang dilakukan bidan yang berisi tentang

peran kader dalam deteksi dini tanda bahaya dalam kehamilan

meliputi faktor resiko ibu hamil diantaranya (Erlina Yuni,

Natalia & Sertiana Oktami, Rika 2014) :

1. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih daro 35 tahun.

2. Anak lebih dari 4.

3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang

dari 2 tahun.

4. Tinggi badan kurang dari 145 cm.

5. Berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar lengan atas <

23,5 cm.

6. Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang

atau panggul.

7. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau

sebelum kehamilan ini.


8. Sedang atau pernah menderita penyakit kronis, antara lain :

TBC, kelainan jantung, kelainan ginjal, kelainan hati,

psikosis, kelainan endoktrin (diabetes mellitus, sistemik

lupus dll) tumor dan keganasan.

9. Riwayat kehamilan buruk : keguguran berulang, kehamilan

ektopik terganggu, ketuban pecah dini dll.

10. Riwayat persalinan beresiko : persalinan dengan seksio

sesaria, ekstraksi vakum/forceps.

11. Riwayat nifas beresiko : perdarahan pascapartum, infeksi

masa nifas, psikosis postpartum.

12. Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis,

hipertensi dan riwayat cacat congenital.

13. Perdarahan lewat jalan lahir (hamil muda dan tua).

14. Bengkak di kaki, tangan, wajah, atau sakit kepala kadang

disertai kejang.

15. Demam tinggi atau demam lebih dari 2 hari.

16. Keluar cairan berbau dari jalan lahir.

17. Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak

bergerak.

18. Ibu muntah terus dan tidak mau makan.

19. Payudara bengkak kemerahan disertai rasa sakit.

20. Mengalami gangguan jiwa.


(2) Peran Kader untuk Ibu Bersalin

1. Pertolongan Persalinan

Persalinan pada ibu hamil harus ditolong oleh bidan/

dokter. Karena ditangan ahlinya persalinan akan bersih,

aman dan akan menghindari ibu serta bayinya dari penyakit

dan kematian.

2. Mengenali tanda – tanda persalinan

1) Mulas – mulas secara teratur yang semakin lama

makin sering

2) Perut terasa keras bila diraba

3) Keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir

4) Keluarnya cairan ketuban dari jalan lahir akibat

pecahnya selaput ketuban

5) Jika kader mengetahui ada salah satu tanda – tanda

tersebut pada ibu hamil, maka segeralah membawa ibu

hamil ke Puskesmas terdekat atau meminta

pertolongan dokter/ bidan.

3. Mengenali tanda – tanda bahaya pada ibu bersalin

1) Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas

2) Pendarahan lewat jalan lahir

3) Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir

4) Ibu tidak kuat mengejan atau mengalami kejang


5) Air ketuban keruh dan berbau

6) Setelah bayi lahir, ari – ari tidak keluar

7) Ibu gelisah akan mengalami kesakitan yang hebat

8) Jika kader mengetahui ada salah satu tanda – tanda

tersebut, maka segeralah membawa ibu yang akan

melahirkan tersebut ke puskesmas terdekat atau

meminta pertolongan dokter/ bidan (Erlina Yuni,

Natalia & Sertiana Oktami, Rika 2014).

(3) Peran Kader untuk Ibu Nifas

1. Hal yang harus dilakukan oleh ibu nifas tentang ASI

1) Berikan ASI segera pada bayi yang baru lahir, karena

ASI yang pertama kali (kolostrum) mengandung zat

kekebalan yang melindungi bayi terhadap penyakit.

Istirahat cukup supaya ibu sehat dan ASI keluar

banyak.

2) Ibu dapat menyusui sesering mungkin semau bayi

paling sedikit 8 kali sehari.

3) Jika bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui.

4) Ibu dapat menyusui sampai payudara terasa kosong,

lalu pindah ke payudara di sisi yang lain.

5) Ibu harus membiasakan diri mencuci tangan dengan

sabun saat akan memegang bayi, sesudah buang air

besar atau kecil, dan sesudah menceboki anak.


2. Menjaga kesehatan pada ibu nifas

1) Minum 2 kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI) :

1 kapsul segera setelah melahirkan, dan minum lagi 1

kapsul setelah 24 jam berikutnya selambatnya 27 hari

setelah melahirkan (masa nifas)

2) Minum 1 tablet tambah darah setiap hari selama 40

hari

3) Periksa ke bidan/ dokter/ fasilitas kesehatan minimal 3

kali pada minggu pertama, minggu kedua, dan minggu

keenam

4) Makan dengan pola gizi seimbang lebih banyak

daripada saat hamil

5) Istirahat/ tidur cukup dan banyak minum air putih

6) Menjaga kebersihan alat kelamin dan mengganti

pembalut sesering mungkin

3. Mengenali tanda – tanda bahaya pada ibu nifas

1) Pendarahan lewat jalan lahir

2) Keluar cairan berbau dari jalan lahir

3) Demam lebih dari 2 hari

4) Bengkak dimuka, tangan dan kaki, kadang disertai

dengan sakit kepala dan kejang-kejang

5) Payudara bengkak kemerahan disertai rasa sakit

6) Dapat mengalami gangguan jiwa


7) Jika kader mengetahui ada salah satu tanda-tanda

tersebut, maka segeralah membawa ibu nifas tersebut

ke puskesmas terdekat atau meminta pertolongan

dokter/ bidan.

4. Pentingnya Ibu Nifas Ikut Program KB

1) Ibu nifas mempunyai waktu yang cukup untuk

menyusui, merawat bayi serta menjaga kesehatan ibu

dan keluarga

2) Untuk mengatur agar jarak kehamilan 2 tahun atau

lebih

5. Jenis – jenis alat KB dan cara menggunakannya :

1) Alat ber-KB untuk suami :

(1) Kondom, dipasang pada alat kemaluan suami yang

sudah tegang setiap kali melakukan hubungan

seksual

(2) Vasektomi, dokter akan melakukan operasi kecil

untuk mengikat/ memotong saluran sperma/ air

mani

2) Alat ber-KB untuk istri :

(1) Pil, diminum secara teratur setiap hari secara terus

menerus, untuk ibu yang sedang menyusui minum

pil KB khusus
(2) Suntik, disuntikkan pada pantat sebelah kanan/ kiri

setiap 1 atau 3 bulan sekali tergantung dari jenis

suntikan

(3) Implant, dipsang dilengan atas ibu

(4) IUD, dipasang di rahim 2 hari atau 6-8 minggu

setelah persalinan

(5) Tubektomi, dokter akan melakukan operasi kecil

untuk menjepit/ memotong saluran telur (Erlina

Yuni, Natalia & Sertiana Oktami, Rika 2014).

(4) Peran Kader untuk Ibu Balita/ Ibu Kader

1. Pemberian ASI

1) ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI mudah

dicerna oleh bayi dan mengandung zat gizi sesuai

dengan kebutuhan untuk pertumbuhan kekebalan dan

mencegah berbagai penyakit, serta untuk kecerdasan

2) Beri ASI saja sampai anak berumur 6 bulan

3) Setelah 6 bulan, teruskan menyusui sampai anak

berumur 2 tahun dan berikan makanan pendamping

ASI

4) Makanan pendamping ASI berupa makanan lumat

diberikan secara bertahap, mula-mula 2 kali berangsur

sampai 3 kali sehari, dalam jumlah yang kecil sebagai

makanan perkenalan. Kenalkan buah/ sari buah 2 kali


sehari sedikit demi sedikit (Pusat Promosi Kesehatan

2012).

2. Pola Makan Anak

Tabel 2.1 Pola Makan Anak

Usia Pola Makan

0-6 bulan ASI saja

6-9 bulan ASI + makanan pendamping ASI (MP-ASI)

contohnya, bubur susu atau bubur tim yang

dilumat

9-11 bulan ASI + MP-ASI yang lebih padat contohnya,

bubur nasi, nasi tim, dan nasi lembek

1-2 tahun Makanan keluarga/ makanan yang

dicincang atau dihaluskan 3-4 kali sehari

2-3 tahun Makanan keluarga + makanan

Sumber : (Erlina Yuni, Natalia & Sertiana

Oktami, Rika 2014).

3. Tumbuh Kembang Anak

1) Perhatikan tumbuh kembang anak secara teratur

2) Bawa ke posyandu untuk ditimbang, dapatkan kapsul

vitamin A, imunisasi, stimulasi tumbuh kembang dan

periksa kesehatan
3) Timbanglah berat badan untuk memantau

pertumbuhan anak sehingga dapat mencegah gizi

kurang atau gizi buruk

4) Bila ditimbang berat badan tidak naik 2 bulan berturut

– turut atau turun rujuk ke puskesmas

5) Beri makanan bergizi sesuai kelompok umur anak,

agar tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat

dan cerdas

6) Gunakan garam beryodium setiap kali masak

7) Bila ada gangguan perkembangan anak, rujuk ke

puskesmas

8) Bila anak sakit, bawa ke puskesmas

9) Rawat anak dengan kasih saying dan doa

4. Pemberian Kapsul Vitamin A

1) Vitamin A bersumber dari sayur-sayuran berwarna

hijau (bayam, daun katuk, serta buah-buahan segar

berwarna cerah seperti pepaya, tomat, wortel, mangga

dari sumber hewani seperti telur, hati, ikan).

2) Vitamin A membuat mata sehat, tubuh kuat dan

mencegah kebutaan.

3) Beri kapsul vitamin A pada bayi dan anak balita,

kapsul biru dengan dosis 100.000 SI untuk bayi dan


kapsul merah dengan dosis 200.000 SI untuk anak

balita.

4) Dapatkan kapsul vitamin A secara gratis setiap bulan

Februari dan Agustus di posyandu atau puskesmas

(Erlina Yuni, Natalia & Sertiana Oktami, Rika 2014).

2. Dukungan Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,

kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,

mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik,

mental, emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga. Dukungan

keluarga adalah proses yang terjadi terus menerus disepanjang masa

kehidupan manusia. Dukungan keluarga berfokus pada interaksi yang

berlangsung dalam berbagai hubungan sosial sebagaimana yang

dievaluasi oleh individu. Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan

dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga

memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap

memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan (Hernilawati,

2013).

Dukungan keluarga ini sangat berpengaruh dalam suatu

tindakan yang akan dilakukan oleh anggota keluarganya, dalam hal ini

berpengaruh dalam tingkat partisipasi mengikuti kegiatan cek

kesehatan di Polindes. Dukungan keluarga ini menjadi pondasi dasar

untuk menjadi dorongan yang akan dilakukan oleh anggota keluarga


dalam memperhatikan kondisi kesehatannya baik yang masih usia

produktif hingga yang berusia lansia.

1) Jenis Dukungan Keluarga

Menurut (Hernilawati, 2013) sumber dukungan keluarga

terdapat berbagai macam bentuk, dan dihubungkan dengan

partisipasi masyarakat mengikuti cek kesehatan di Polindes

seperti dibawah ini :

(1) Dukungan Informasional

Dukungan informasional adalah keluarga berfungsi sebagai

pemberi informasi, dimana keluarga menjelaskan tentang

pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan

untuk menentukan suatu pilihan, dalam hal ini dukungan

informasi tentang pentingnya melakukan partisipasi untuk

datang ke Polindes melakukan pemeriksaan kesehatan sangat

diperlukan guna menambah keinginan dalam menentukan

langkah setiap anggota keluarganya.

(2) Dukungan Penilaian atau Penghargaan

Dukungan penilaian adalah keluarga yang bertindak

membimbing dan menengahi pemecahan masalah dimana

seorang anggota keluarga yang memiliki suatu penyakit dapat

diberikan dorongan untuk rutin melakukan pemeriksaan

kesehatan guna mengurangi kesakitannya. Semakin tinggi

dukungan support dalam keluarga yang diberikan maka


semakin tinggi pula keinginan untuk sembuh dari penyakit

yang dideritanya.

(3) Dukungan Instrumental

Dukungan instrumental adalah keluarga merupakan sumber

pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya kebutuhan

keuangan, makan, minum dan istirahat dalam suatu keluarga

mampu terpenuhi serta kebutuhan kesehatannya juga

tercukupi dengan menyediakan konsumsi makanan dan

minuman yang mengandung gizi seimbang serta rutin

melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin minimal

sekali dalam satu bulan.

(4) Dukungan Emosional

Dukungan emosional adalah keluarga sebagai tempat yang

aman dan damai untuk istirahat serta pemulihan dan

membantu penguasaan terhadap emosi. Dukungan emosional

diwujudkan dalam bentuk adanya kepercayaan dan perhatian

dalam memberikan saran dan wawasan kepada anggota

keluarganya untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara

rutin dengan mengikuti kegiatan cek kesehatan yang

disediakan oleh Polindes.

2)Manfaat Dukungan Keluarga


Manfaat dukungan keluarga menurut (Hernilawati, 2013)

dengan pemeriksaan kesehatan bahwa dukungan keluarga akan

mampu meningkatkan :

(1) Kesehatan fisik, individu yang mempunyai hubungan dekat

dengan orang lain jarang terkena penyakit dan lebih cepat

sembuh jika terkena penyakit dibanding individu yang

terisolasi.

(2) Manajemen reaksi stres, melalui perhatian, informasi, dan

umpan balik yang diperlukan untuk melakukan koping

terhadap stres.

(3) Produktivitas, melalui peningkatan motivasi, kualitas

penalaran, kepuasan kerja dan mengurangi dampak stres

kerja.

(4) Kesejahteraan psikologis dan kemampuan penyesuaian diri

melalui perasaan memiliki, kejelasan identifikasi diri,

peningkatan harga diri, pencegahan neurotisme dan

psikopatologi, pengurangan dister dan penyediaan sumber

yang dibutuhkan.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan

bahwa dukungan keluarga dapat meningkatkan kesehatan

fisik, manajemen, reaksi stres, produktivitas, dan

kesejahteraan psikologis dan kemampuan penyesuaian diri.

1. Sumber Dukungan Keluarga


Sumber dukungan keluarga adalah sumber

dukungan yang berupa dukungan secara internal seperti

dukungan dari suami atau istri serta dukungan dari

saudara kandung atau dukungan sosial keluarga secara

eksternal seperti paman dan bibi (Hernilawati, 2013).

Dukungan keluarga mengacu kepada dukungan

yang dipandang oleh keluarga sebagai sesuatu yang dapat

diakses atau diadakan untuk keluarga yaitu dukungan

dapat atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga

memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu

siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan

(Hernilawati, 2013).

Hubungan Dukungan Keluarga dan Perilaku

Kunjungan Balita Berdasarkan hasil penelitian dengan uji

statistik Pearson Chi Square antara dukungan keluarga

dengan perilaku kunjungan balita ke posyandu diperoleh

nilai P-value = 0,039 yang lebih kecil daripada α (0,05)

dan X 2 hitung = 4,245 yang berarti lebih besar daripada

nilai X 2 tabel (3,481;dk = 1) sehingga dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan bermakna secara statistik antara

dukungan keluarga dan perilaku kunjungan balita ke

posyandu. Nilai OR dapat dilihat bahwa adanya

dukungan keluarga memiliki peluang kunjungan 2,619


lebih besar dari tidak ada dukungan keluarga (Hartaty,

2012).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Fatma, Khoidar dan Gunawan (2012) tentang

hubungan keaktifan kader dan dukungan keluarga dengan

perilaku ibu membawa balita ke posyandu di Kabupaten

Pesawaran di mana P-value = 0,004 yang berarti lebih

kecil dari α (0,05) sehingga disimpulkan bahwa Ho

ditolak dan Ha diterima, sedangkan nilai OR = 6,469

yang berarti ibu dengan dukungan keluarga memiliki

peluang membawa balita ke posyandu 6,469 lebih besar

dari yang tidak ada dukungan keluarga.


2.3 KERANGKA TEORI Pengetahuan

Pendidikan

Faktor Predisposisi Usia

Pekerjaan

Sikap

Pendapatan
Partisipasi Ibu Balita dalam Kegiatan Posyandu Balita
Fasilitas Kesehatan

Faktor Pemungkin
Jarak Posyandu

Peran Kader

Faktor Penguat
Dukungan Keluarga

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Sumber : Teori L. Green modifikasi (Niven, Efendy, Hurlock 2014, Notoatmodjo, 2012)

56
BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara

konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati (diukur) melalui

penelitian yang dimaksud (Notoadmodjo, 2012). Dibawah ini dijelaskan

kerangka konsep yang akan dilakukan peneliti di Posyandu Desa Randualas

Kecamatan Kare Kabupaten Madiun sebagai berikut :

Variabel bebas Variabel terikat


(independent (dependent variabel)
variabel)

Pengetahuan Ibu
Tingkat Partisipasi
Ibu Balita dalam
Kegiatan
Peran Kader Posyandu Posyandu Balita

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah pernyataan dugaan tentang hubungan antara dua

variabel atau lebih yang menghubungkan variabel satu dengan variabel lain

(Rosjidi, 2013). Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah

penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis

menyatakan hubungan apa yang kita cari atau ingin kita pelajari. Hipotesis

adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena yang kompleks, oleh

57
karena itu hipotesis menjadi sangat penting dalam sebuah penelitian (Nasir,

2011). Ditinjau dari operasi rumusannya, ada dua jenis hipotesis yaitu:

1. Hipotesis nol atau hipotesis nihil, hipotesis ini dituliskan dengan “Ho”

adalah hipotesis yang meniadakan perbedaan antar kelompok atau

meniadakan hubungan sebab akibat antar variabel.

2. Hipotesis Ha, hipotesis ini ditulis dengan “Ha”. Hipotesis ini digunakan

untuk menolak atau menerima hipotesis nihil (nol). Hipotesis ini

menyatakaannya adanya hubungan antar variabel.

Dari penjelasannya diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Ha : Ada hubungan antara pengetahuan ibu terhadap partisipasi ibu

balita dalam kegiatan posyandu balita Desa Randualas Kecamatan

Kare Kabupaten Madiun.

Ha : Ada hubungan antara peran kader terhadap partisipasi ibu balita

dalam kegiatan posyandu balita Desa Randualas Kecamatan Kare

Kabupaten Madiun.

b. Ho : Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu terhadap partisipasi

ibu balita dalam kegiatan posyandu balita Desa Randualas Kecamatan

Kare Kabupaten Madiun.

Ho : Tidak ada hubungan antara peran kader terhadap partisipasi ibu

balita dalam kegiatan posyandu balita Desa Randualas Kecamatan

Kare Kabupaten Madiun.


BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan perencanaan, pola dan strategi penelitian

sehingga dapat menjawab pertanyaan penelitian atau masalah penelitian.

Desain penelitian merupakan prosedur perencanaan dimana peneliti dapat

menjawab pertanyaan penelitian secara valid, objektif, akurat dan hemat

ekonomis (Rosjidi, Cholik Harun 2017).

Desain penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif,

dimana hasil penelitian yang diperoleh nantinya adalah berupa data-data

numerik yang akan diolah serta dianalisis secara statistik dengan

menggunakan perhitungan yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini dengan

menggunakan Cross sectional yaitu penelitian dimana variabel bebas (faktor

resiko) dan variabel tergantung (efek) dinilai secara simultan pada saat/sekali

waktu. Metode analitik ini digunakan untuk mengukur hubungan (korelasi)

antara tingkat pengetahuan dan peran kader terhadap partisipasi ibu dalam

kegiatan posyandu balita Desa Randualas Kecamatan Kare Kabupaten

Madiun.

59
Populasi

(Sampel

FaktorPerilaku(+)
Faktor Resiko Faktor Perilaku(-)
+

Efek (+) Efek (-) Efek (+) Efek (-)

Gambar 4.1 Rancangan Penelitian

Sumber : Notoatmodjo, 2018

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah suatu kelompok subjek yang menjadi sasaran

penelitian dengan mendeskripsikan ciri-ciri kelompok tersebut ke arah

mana hasil penelitian tersebut akan digeneralisasikan (Rosjidi, Cholik

Harun 2017).

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu balita yang mengikuti

kegiatan posyandu balita di Desa Randualas Kecamatan Kare

Kabupaten Madiun, yaitu 222 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Besarnya sampel dalam penelitian ini dihitung

menggunakan rumus slovin sebagai berikut (Notoatmodjo, 2010).


n= N

1+N

(d)2

Keterangan :

n : Jumlah sampel

N : Jumlah populasi

d : Tingkat signifikasi (p)

Maka :

n= N

1 + N (d)2

n= 222

1 + 222 (0,05)2

n= 222

1 + 222 (0,0025)
n= 222

1 + 0,555

n= 222

1,555

n = 142,76 dibulatkan menjadi 143

Berdasarkan perhitungan diatas sampel dalam penelitian ini

sebanyak 143 responden yang mengikuti kegiatan posyandu. Supaya

karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasinya, maka

sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu di tentukan criteria

inklusi maupun kriteria eksklusi.

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi merupakan kriteria atau ciri-ciri yang perlu

dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai

sampel (Notoatmodjo, 2012).

Kriteria inklusi pada penelitian ini sebagai berikut :

1) Ibu balita yang mengikuti kegiatan posyandu di Desa

Randualas Kecamatan Kare Kabupaten Madiun.

2) Bersedia menjadi responden.


2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi merupakan ciri-ciri anggota populasi yang

tidak dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2012).

Kriteria eksklusi pada penelitian ini sebagai berikut :

1) Mengalami gangguan jiwa

2) Mengalami gangguan komunikasi

3) Transmigrasi

4) Meninggal dunia

4.3 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

probability sampling dengan jenis simple random sampling. Probability

sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang

sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel

(Sugiyono, 2009).

Jenis probability sampling yang digunakan dalam pengambilan sampel

pada penelitian ini adalah simple random sampling. Simple random sampling

adalah pengambilan sampel dengan cara acak tanpa memperhatikan strata

yang ada dalam anggota populasi. Cara ini dilakukan bila anggota populasi

dianggap homogen, sebagai contoh bila populasi homogen kemudian sampel

diambil secara acak, maka akan didapatkan sampel yang representatif

(Sugiyono, 2009).
Simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi

itu (Sugiyono, 2009). Pada penelitian ini dilakukan teknik pengambilan

sampel dengan simple random sampling.

Langkah – langkah simple random sampling yang dilakukan dengan

cara undian, adalah sebagai berikut :

1. Mendaftar semua anggota populasi

2. Kemudian masing – masing anggota populasi diberi nomor di sebuah

kertas kecil

3. Kertas – kertas kecil yang sudah diberi nomor kemudian digulung

4. Kertas yang sudah digulung dimasukkan kedalam suatu wadah (kotak atau

kaleng) yang dapat digunakan untuk mengundi sehingga tersusun secara

acak

5. Kemudian peneliti mengundi kertas yang sudah digulung satu persatu di

keluarkan dari wadah

6. Kemudian peneliti mencatat angka dari kertas yang satu persatu keluar

kemudian di kembalikan lagi kedalam wadah untuk diundi kembali, dan

seterusnya sampai memenuhi jumlah responden yang dibutuhkan.


4.4 Kerangka Kerja Penelitian
Dalam penyusunan skripsi ini kerangka kerja penelitiannya sebagai berikut :

Populasi :
Ibu balita yang mengikuti kegiatan posyandu di Desa Randualas Kecamatan Kare Kabupaten Madiun.

Sampel :
Sampel penelitian berjumlah 143 orang

Teknik sampling : simple random sampling

Desain penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode cross sectional

Pengumpulan data menggunakan kuesioner

Pengolahan data dengan menggunbakan uji chi square

Penyajian hasil dan kesimpulan

Gambar 4.2 Kerangka Kerja Penelitian


4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

4.5.1 Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau

ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tantang

sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2012). Penjelasan

variabel-variabel tersebut adalah :

4.5.2 Variabel Bebas (Variabel Independent)

Variabel Independent merupakan variabel yang menjadi sebab

timbulnya atau berubahnya variabel dependen (terikat). Sehingga

vatriabel Independent dapat dikatakan sebagai variabel yang

mempengaruhi (Notoadmodjo, 2012). Variabel Independen dalam

penelitian ini adalah pengetahuan ibu dan peran kader.

4.5.3 Variabel Terikat (Variabel Dependent)

Variabel terikat (dependent) merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel

independent (bebas) (Saryono, 2010). Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah Partisipasi Ibu balita dalam Kegiatan Posyandu

Balita Desa Randualas Kecamatan Kare Kabupaten Madiun.

4.5.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang

dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang

bersangkutan (Notoatmodjo, 2010).


Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel Alat
Definisi Operasional Parameter Skala Skor
Penelitian Ukur
1 2 3 4 5 6
Independent : Pengetahuan adalah hasil 1. Baik jika Kuesioner Nominal 0 = Pengetahuan Baik
Pengetahuan penginderaan manusia, atau hasil total Skor ≥ 1= Pengetahuan Kurang
Ibu tau seseorang terhadap obyek 50% Baik
melalui indera yang dimilikinya
(mata, hidung, telinga dan 2. Kurang Baik
sebagainya). Sehingga dapat jika total skor <
disimpulkan bahwa pengetahuan 50% (Sunyoto,
ibu adalah hasil dari pengindraan Danang, 2013)
yang menghasilkan pengetahuan
serta mempengaruhi intensitas
perhatian dan persepsi terhadap
objek yaitu kegiatan posyandu
balita di Desa Randualas
Kecamatan Kare Kabupaten
Madiun (Notoatmodjo, 2010).
Independent : Peran adalah perilaku yang 1. Berperan jika Kuesioner Nominal 0 = Berperan
Peran Kader sesungguhnya dari orang yang total Skor ≥ 50% 1 = Tidak Berperan
Posyandu melakukan peran tersebut,
hakekatnya peran juga dapat 2. Tidak Berperan
dirumuskan sebagai suatu jika total skor <
rangkaian perilaku tertentu yang 50% (Sunyoto,
ditimbulkan oleh suatu jabatan Danang, 2013)
tertentu (Soerjono, 2013). Kader

67
Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Skala Skor
Penelitian Ukur
Posyandu adalah seorang yang
karena kecakapannya atau
kemampuannya diangkat, dipilih
dan atau ditunjuk untuk memimpin
pengembangan Posyandu disuatu
tempat atau Desa (Kemenkes,
2014).
Dependent : Ibu balita mengikuti kegiatan 1. Berpartisipasi jika Data Nominal 0 = Berpartisipasi Rutin
Partisipasi Ibu posyandu balita setiap bulan selama rutin mengikuti Kehadiran 1 = Tidak Berpartisipasi
dalam 1 tahun terakhir kegiatan posyandu Rutin
Kegiatan selama 1 tahun dan
Posyandu tidak absen lebih
Balita dari 3 kali dalam
setahun (Kemenkes
RI, 2011)
2. Tidak Berpartisipasi
jika tidak rutin
mengikuti kegiatan
posyandu lebih dari
3 kali dalam
setahun (Kemenkes
RI, 2011)
4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah

diolah (Putri, Sinta Febriani 2016).

Dalam penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa

kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya atau hal-hal yang di ketahui, dalam pengisian kuesioner terdapat

beberapa instrumen yang dibutuhkan, adapun instrumen yang dibutuhkan

adalah sebagai berikut :

4.6.1 Kuesioner atau angket, yaitu yang digunakan sebagai alat ukur atau

instrumen pengumpulan data oleh peneliti.

4.6.2 Buku Catatan, yaitu digunakan untuk menuliskan hal – hal penting

yang dapat dijadikan sebagai point dalam penelitian

4.6.3 Alat Rekam, bisa terdiri dari kamera, video, atau perekam suara, alat

rekam akan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data

dengan persetujuan respondem untuk direkam.

4.6.4 Bolpoin, yang digunakan untuk menjawab atau mengisi kuesioner.

4.6.5 Peneliti, yaitu merupakan instrumen penelitian yang sangat penting

bagi berjalannya sebuah penelitian.

69
Sebelum kuesioner digunakan dalam penelitian ini, kuesioner

diuji coba terlebih dahulu dengan mengukur validitas dan reabilitas

kuesioner tersebut.

1. Pengukuran Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu

butir pertanyaan. Skala butir pertanyaan disebut valid, apabila melakukan

apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur yang seharusnya dukur.

Skala pengukuran yang tidak valid maka tidak bermanfaat bagi peneliti,

karena tidak mengukur apa yang seharusnya dilakukan (Sunyoto, 2011).

Penelitian ini variabel yang akan dilakukan uji validitas adalah

variabel pengetahuan dan peran kader. Mengukur validitas menggunakan

korelasi product moment (Sujarweni, 2014).

Valid atau tidak dapat diketahui dengan kriteria penguji : bila r

hitung lebih besar dari r tabel maka H ditolak yang artinya variabel

tersebut valid, sedangkan jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka H

diterima yang artinya variabel tidak diterima atau tidak valid (Sunyoto,

2011).

Uji validitas pada penelitian ini melibatkan 20 responden, yaitu Ibu

balita yang mengikuti kegiatan Posyandu Balita di DesaCermo,

Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun dengan kuesioner yang berjumlah 20

butir pertanyaan dan data kunjungan ke Posyandu Balita tahun 2018.Maka

nilai r tabel diperoleh yaitu 0,444. Butir pertanyaan dikatakan valid jika r

hitung > r tabel. Dapat dilihat dari hasil analisis output dibawah ini:
Tabel. 4.2 Validitas Instrumen Penelitian Variabel Pengetahuan Ibu
No Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
Posyandu adalah singkatan dari
1 0,531 0,444 Valid
Pos Pelayanan Terpadu
Posyandu balita dilaksanakan
2 0,525 0,444 Valid
dalam 1 bulan sekali
Pemeriksaan kesehatan,
penimbangan berat badan,
pengukuran tinggi badan dan
3 0,531 0,444 Valid
pemberian makanan tambahan
merupakan kegiatan rutin di
posyandu balita
Posyandu balita diperuntukkan
4 0,544 0,444 Valid
untuk anak usia 0 – 12 bulan.
Memberikan pelayanan
kesehatan untuk melayani
balita (baik imunisasi maupun
5 penimbangan berat badan) dan 0,511 0,444 Valid
orang lanjut usia merupakan
manfaat dari kegiatan
posyandu.
Ibu hamil dapat mengikuti
6 posyandu balita untuk 0,487 0,444 Valid
mendapat pelayanan kesehatan
Ketika datang ke posyandu hal
pertama yang harus dilakukan
7 ibu adalah mendatangi meja 0,522 0,444 Valid
pertama untuk melakukan
pendaftaran
KIA, KB, Imunisasi, Gizi, dan
Penanggulangan Diare
8 0,527 0,444 Valid
merupakan kegiatan pokok
posyandu balita
Meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan ibu, bayi, dan
9 0,467 0,444 Valid
lansia merupakan tujuan dari
posyandu balita.
Dalam kegiatan posyandu
10 balita yang terlibat hanya kader 0,548 0,444 Valid
posyandu saja.
Sumber: Data primer uji Validitas instrumen penelitian

Berdasarkan tabel validitas variabel Pengetahuan Ibu diatas dapat

dilihat bahwa masing masing pertanyaan yang memiliki r tabel > r hitung
sebanyak 10 butir pertanyaan, sehingga semua pertanyaan tersebut

dikatakan Valid.

Tabel. 4.3 Validitas Instrumen Penelitian Variabel Peran Kader

No Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan


Apakah kader posyandu
1 mengajak Ibu untuk datang ke 0,452 0,444 Valid
Posyandu Balita?
Apakah kader posyandu
2 menjelaskan manfaat Posyandu 0,215 0,444 Tidak Valid
Balita?
Apakah kader posyandu
memberi tahu jadwal
3 pelaksanaan Posyandu Balita 0,444 0,444 Valid
kepada Ibu?
Apakah kader memberitahu
4 tempat pelaksanaan Posyandu 0,538 0,444 Valid
Balita kepada Ibu?
Apakah kader memberitahukan
5 kepada Ibu untuk datang ke 0,271 0,444 Tidak Valid
Posyandu Balita secara rutin?
Apakah kader menganjurkan
6 kapada Ibu untuk menjaga 0,542 0,444 Valid
kesehatan balita?
Apakah balita pernah dijemput
7 kerumah oleh kader posyandu 0,444 0,444 Valid
jika tidak datang ke posyandu?
Apakah ibu pernah mendapat
8 penghargaan bila Ibu rajin 0,444 0,444 Valid
datang ke Posyandu Balita?
Apakah kader menganjurkan
kepada ibu agar
9 memperhatikan tumbuh 0,726 0,444 Valid
kembang balita?
Apakah kader menjelaskan
bahwa aktif ke Posyandu Balita
10 adalah untuk kepentingan Ibu 0,726 0,444 Valid
dan balita?
Sumber: Data primer uji Validitas instrumen penelitian

Berdasarkan tabel validitas variabel Peran Kader diatas dapat dilihat

bahwa masing masing pertanyaan yang memiliki r tabel ≥ r hitung

sebanyak 8 butir pertanyaan, sehingga pertanyaan tersebut dikatakan

Valid. Namun terdapat 2 butir pertanyaan yang memiliki r tabel < r hitung

sehingga pertnyaan tersebut dikatakan Tidak Valid.

2. Pengukuran Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reabilitas dapat

dilihat pada nilai cronbach alpha, jika nilai Alpha > 0,60 maka kontruk

pernyataan yang merupakan dimensi variabel adalah reliabel

(Notoatmodjo, 2012).Perhitungan menggunakan reliabilitas α- Cronbach,

dengan koefisien reliabilitas α yang angkanya berada dalam rentang 0 –

1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti

semakin reliable (Notoatmodjo, 2012).

Tabel. 4.4 Nilai Alpha Cronbach’s

Nilai Alpha Cronbach’s Kualifikasi Nilai


0,00- 0,20 Kurang reliabel
0,21- 0,40 Lumayan reliabel
0,41- 0,60 Cukup reliabel
0,61- 0,80 Reliabel
0,81- 1,00 Sangat reliabel
Sumber : Hair et al. 2010
Alat atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa

koesioner yang akan langsung disebarkan kepada responden. Kuesioner

merupakan tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara


memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2013).

Setelah kuesioner sebagai alat ukur atau alat pengumpulan selesai

disusun, maka kuesioner penelitian perlu diuji validitas dan reliabilitas

untuk itu kuesioner tersebut harus dilakukan uji di lapangan (Notoatmodjo,

2010). Uji validitas dan reliabilitas dianalisis dengan menggunakan

software pengolah data.

Uji reliabilitas pada penelitian ini dengan melakukan analisis pada

2 variabel yaitu variabel Pengetahuan dan Peran Kader yang telah di uji

validitasnya dapat dilihat dari hasil analisis output dibawah ini:

Tabel. 4.5 Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Pengetahuan

dan Peran Kader

Cronbach’s Nilai Alpha


No Variabel Keterangan
Alpha Cronbach’s
1 Pengetahuan 0,693 0,61- 0,80 Reliabel
2 Peran Kader 0,637 0,61- 0,80 Reliabel
Sumber: Data primer uji Reliabilitas instrumen penelitian

Berdasarkan tabel reliabilitas variabel Pengetahuan dan Peran Kader

diatas dapat dilihat bahwa masing masing variabel memiliki Cronbach’s

Alpha> r tabel yaitu hasil dari variabel Pengetahuan 0,693 dan variabel

Peran kader 0,637 yang artinya 2 variabel tersebut Reliabel.

Sehingga 10 soal dari variabel Pengetahuan dan 8 soal dari variabel

Peran Kader dalam kuesioner penelitian ini yang telah dinyatakan valid

dalam uji validitas dan reliabilitas dinyatakan layak dan dapat digunakan
sebagai alat pengumpulan data pada sasaran sampel penelitian yang akan

dilakukan.

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.7.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Posyandu Desa Randualas

Kecamatan Kare Kabupaten Madiun.

4.7.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di bulan Februari sampai dengan bulan

Agustus 2019.

4.8 Prosedur Pengumpulan Data

4.8.1 Sumber Data

Penelitian merupakan proses penarikan kesimpulan dari data yang

telah dikumpulkan. Tanpa adanya kata, maka hasil penelitian tidak akan

terwujud dan penelitian tidak akan berjalan. Data dibedakan menjadi

menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek

penelitian dengan menggunakan alat pengukuran alat atau alat

pengambilan data, langsung pada subjek sebagai sumber informasi

yang akan dicari (Notoatmodjo, 2010). Data primer dalam penelitian

ini yaitu kuesioner yang disebarkan kepada responden yaitu Ibu balita

yang berpartisipasi dalam kegiatan posyandu balita Desa Randualas,

Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun.


2. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber kajian yang digambarkan oleh

bukan yang ikut mengalami atau hadir pada waktu kejadian

(Notoatmodjo, 2010). Data sekunder dalam penelitian ini adalah data

klien, observasi buku kehadiran ibu dalam kegiatan posyandu balita

di Desa Randualas, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun.

4.9 Teknik Pengolahan dan Teknik Analisis Data

4.9.1 Teknik Pengolahan Data

Menurut (Notoatmodjo, 2012) langkah – langkah pengolahan data secara

manual pada umumnya adalah sebagai berikut :

1. Cleaning

Cleaning adalah apabila semua data dari setiap sumber data

atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat

kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode,

ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan

atau koresi (Notoatmodjo, 2010).

2. Editing

Hasil wawancara, angket atau pengamatan dari lapangan harus

dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Editing adalah

kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau

kuesioner (Notoatmodjo, 2012).


3. Coding

Setelah sekian kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya

dilakukan peng “kodean” atau “coding”, yakni mengubah data

berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan

(Notoatmodjo, 2012).

Tabel 4.6 Coding Variabel Penelitian

No Variabel Coding Data


1. Pengetahuan Ibu Balita Baik = 0
Kurang Baik = 1
2. Peran Kader Berperan = 0
Tidak Berperan = 1
3. Partisipasi Ibu Berpartisipasi Rutin = 0
Tidak Berpartisipasi Rutin = 1

4. Memasukkan data (Entry) atau processing

Entry adalah jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang

dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program

atau “software” computer. Salah satu paket program yang paling sering

digunakan untuk “entry data” penelitian adalah paket program SPSS for

Windows (Notoatmodjo, 2012).

5. Tabulating

Tabulating adalah pekerjaan membuat tabel. Jawaban-jawaban yang

telah diberi kode kemudian dimasukkan ke dalam tabel (Notoatmodjo,

2012).

4.9.2 Teknik Analisis Data

Analisis Data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan

jenis responden, mentabulasikan data berdasarkan dari variabel seluruh


responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan

perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diujikan (Sugiyono, 2009).

Penelitian ini menggunakan system computer pengolah data dalam

perhitungannya.

Adapun analisis data dalam penelitian ini meliputi :

1. Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada

umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi

dan presentase dari setiap variabel (Notoatmodjo, 2012). Karakteristik

responden yang diambil dalam penelitian ini meliputi usia ibu, usia

balita, jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan terakhir ibu.

2. Analisa Bivariat

Penelitian analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan dari dua

variabel. Analisa bivariat berfungsi untuk mengetahui hubungan antar

variabel. Dua variabel tersebut diadu misalnya dengan mencari

hubungan antar variabel X1 dengan Y, dan X2 dengan Y. Analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah chi square. Analisis

hubungan dengan menggunakan Chi square. Dasar pengambilan

hipotesis penelitian berdasarkan pada tingkat signifikan dengan derajat

kepercayaan (α = 0,05), hubungan dikatakan bermakna apabila nilai p

< 0,05 (Sujarweni, 2014).


Syarat-syarat yang terdapat pada uji chi square adalah sebagai berikut:

1) Sampel dipilih secara acak

2) Tidak ada sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5, maksimal

20% dari jumlah sel

3) Besar sampel sebaiknya >40

Syarat yang terdapat pada uji chi square apabila tidak memenuhi

syarat digunakan uji alternatif yaitu uji fisher exact (Dahlan, 2017).

Analisis data dilakukan menggunakan proses analisis data. Keputusan

hasil uji statistik dengan membandingkan nilai p (p-value) dan nilai α

(0,05), ketentuan yang berlaku adalah sebagai berikut:

1) Jila p-value ≤ 0,05 berarti H0 ditolak, sehingga antara kedua variabel

ada hubungan yang bermakna.

2) Jika p-value> 0,05 berarti H0 diterima, sehingga antara kedua variabel

tidak ada hubungan yang bermakna.

Untuk melihat keeratan digunakan uji RP (Ratio Prevalensi) dengan

melihat dinilai, sebagai berikut:

1) RP (Ratio Prevalensi) < 1, artinya faktor yang diteliti bukanmerupakan

faktor resiko untuk kejadian efek.

2) RP (Ratio Prevalensi) > 1, artinya faktor yang diteliti merupakan

faktor resiko.

3) RP (Ratio Prevalensi) = 1, artinya faktor yang diteliti bukan

merupakan faktor protektif resiko.


4) Derajat kepercayaan (Confident Interval 95%), batas kemaknaan α =

0,05 (5%).

(1) Jika CI melewati angka 1 artinya faktor yang diteliti bukan

merupakan faktor resiko

(2) Jika CI tidak melewati angka 1 artinya faktor yang diteliti

merupakan faktor resiko.

4.10 Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian sangat penting karena

penelitian berhubungan langsung dengan manusia, sehingga perlu

memperhatikan hal – hal sebagai berikut :

1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Informed consent merupakan lembar persetujuan yang diberikan

kepada responden yang akan diteliti agar subyek mengerti maksut dan

tujuan dari penelitian. Bila responden tidak bersedia maka peneliti harus

menghormati hak – hak responden.

2. Anonimity (Tanpa Nama)

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan

nama responden dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan

data.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan kepada pihak

yang terkait dengan peneliti.


BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di Desa Randualas, Kecamatan Kare, Kabupaten

Madiun. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni 2019 dengan jumlah

responden sebanyak 143 orang yaitu ibu balita yang berpartisipasi dalam kegiatan

posyandu balita, posyandu balita tersebut dilaksanakan diwilayah kerja

Puskesmas Kare yang didatangi secara door to dooruntuk diminta mengisi

Kuesioner, penelitian berlangsung dari pukul 8.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB.

Dalam bab ini penyajian data dibagi menjadi dua yaitu data umum dan data

khusus. Data umum berisi karakteristik responden meliputi usia ibu, pekerjaan

ibu, pendidikan terakhir ibu, usia balita, dan jenis kelamin balita. Data khusus

yang disajikan berdasarkan pengukuran variabel, yaitu pengetahuan, peran kader,

dan tingkat partisipasi ibu dalam kegiatan Posyandu Balita. Data yang didapat

dari lembar kuesioner akan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan

presentase.

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum Puskesmas Kare

Puskesmas Kare terletak di Jalan Raya Randualas, Desa Kare,

Kecamatan Kare Kabupaten Madiun. Puskesmas Kare berada di wilayah

yang sangat strategis karena berada di tepi jalan raya yang tak jauh dari

sarana dan prasarana dilingkungan Unit Pelaksana Teknis Kecamatan

maupun Muspika.
Desa terjauh dari Puskesmas Kare kurang lebih 18 km sedangkan ibu

kota Kabupaten Madiun 25 km,ibu kota Propinsi 180 km, jarak dari

Rumah sakit dr. Soedono Madiun sekitar 25 km, dari Rumah sakit umum

Daerah Madiun 29 km, dari Puskesmas Wungu (Kab.Madiun) 8 km, dari

Puskesmas Rawat Inap Gemarang (Kabupaten Madiun) 17 km dan jarak

dari Rumah Sakit PARU Dungus kurang lebih 8 km.

Secara administratif wilayah kerja Puskesmas Kare Kabupaten

Madiunberbatasan dengan, Sebelah Utara : Desa Tawangrejo, Kecamatan

Gemarang, Sebelah Timur : Desa Dolo Kecamatan Sawahan, Kabupaten

Nganjuk, Sebelah Selatan : Desa Pupus, Kecamatan Ngebel, Kabupaten

Ponorogo, dan Sebelah Barat : Desa Wungu, Kecamatan Wungu,

Kabupaten Madiun (Profil Puskesmas Kare Tahun 2018).

Wilayah kerja Puskesmas Kare merupakan daerah pegunungan yang

mayoritas masyarakatnya sebagai petani.Luas Wilayah kurang lebih

190,85 Ha yang terbagi ke dalam 8 (delapan) desa sebagai berikut, Desa

Bodag (11,13 Ha), Desa Kepel (28,58 Ha). Desa Kare (89,27 Ha), Desa

Bolo (8,47 Ha), Desa Kuwiran (11,69 Ha), Desa Randualas (20,27 Ha),

Desa Cermo (12,75 Ha), dan Desa Morang (8,69 Ha) (Profil Puskesmas

Kare Tahun 2018)..

Berdasarkan Data Kependudukan Kabupaten Madiun, jumlah

penduduk Wilayah Puskesmas Kare Tahun 2019 adalah 29,811 jiwa yang

terdiri dari 14,963 jiwa penduduk Laki – laki dan 14,848 jiwa penduduk

Perempuan dengan jumlah KK sebanyak 10,444.


5.1.2 Gambaran Umum Desa Randualas

Lokasi penelitian berada di Posyandu Balita Desa Randualas

Kecamatan Kare Kabupaten Madiun, Posyandu Balita di Desa Randualas

berjumlah 7 Posyandu yaitu Posyandu Balita Dahlia 1 sampai dengan

Dahlia 7, Posyandu Balita Dahlia 1 berada di Dusun Slaji, Posyandu Balita

Dahlia 2 di Dusun Kayen, Posyandu Balita Dahlia 3 di Dusun Dawung,

Posyandu Balita Dahlia 4 di Dusun Karangpoh, Posyandu Balita Dahlia 5

Di Dusun Randualas, Posyandu Balita Dahlia 6 di Dusun Karang Agung

dan Posyandu Balita Dahlia 7 di Dusun Panggung. Penelitian dilakukan

dengan mendatangi rumah ibu balita secara door to door sehingga

penelitian dilakukan di lokasi yang berbeda yaitu di seluruh wilayah Desa

Randualas.Desa Randualas sendiri terletak ±2 km kearah Utara dari

Kecamatan Kare dan wilayah seluas : 438,00 Ha dengan jumlah penduduk

6368 orang dan jumlah Kepala Keluarga 2288 KK.

Gambar 5.1 Peta Desa Randualas

Sumber : Profil Desa Randualas Tahun 2018


Pada data demografi secara fisik Desa Randualas dengan batas – batas wilayah

sebagai berikut (Profil Desa Randualas, 2018) :

Sebelah Utara : BLABAKAN, WONOREJO, KALIABU

Sebelah Timur : CERMO

Sebelah Selatan : KARE

Sebelah Barat : KUWIRAN

5.2 Karakteristik Responden

Hasil penelitian ini terdiri dari data umum dan data khusus. Data

umum meliputi usia ibu, pekerjaan ibu, dan pendidikan terakhir ibu.

Sedangkan data khusus terdiri dari pengetahuan,peran kader, dan tingkat

partisipasi ibu.

5.2.1 Analisis Univariat

Pada data umum ini terdiri dari data usia ibu, pekerjaan

ibu, pendidikan terakhir ibu:

Tabel 5.1 Data Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik Usia Jumlah Persentase(%)


Responden
19 – 23 Tahun 30 21.0
24 – 28 Tahun 54 37.8
Usia Ibu 29 – 33 Tahun 25 17.5
34 – 38 Tahun 27 18.9
39 – 44 Tahun 7 4.9
Total 143 100 100.0
Sumber : Data Primer Penelitian 2019

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 143 responden

penelitian didapati Usia ibu atau Usia responden yang paling dominan
adalah 24 – 28 tahun dengan jumlah 54 responden (37,8%), dibanding

dengan usia responden 39 – 44 yaitu yang paling rendah dengan jumlah 7

responden (4,9%).

Tabel 5.2 Data Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Karakteristik Pekerjaan Jumlah Presentase(%)


Responden
Swasta 10 7.0
Wirausaha 2 1.4
Pekerjaan Ibu IRT 102 71.3
Petani 29 20.3
Total 143 100.0
Sumber : Data Primer Penelitian 2019

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa Ibu Rumah Tangga

merupakan pekerjaan yang paling dominan dengan jumlah 102 dari 143

responden (71,3%) dan Wirausaha merupakan pekerjaan yang paling

sedikit dengan jumlah 2 dari 143 responden (1,4%).

Tabel 5.3 Data Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan

Karakteristik Pendidikan Jumlah Presentase(%)


Responden
SD 35 24.5
Pendidikan SMP 48 33.6
Terakhir Ibu SMA 55 38.5
PT 5 3.5
Total 143 100.0
Sumber : Data Primer Penelitian 2019

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan Ibu

yang paling dominan adalah SMA yaitu sebanyak 55 responden dari


143 responden (38,5%) dan tingkat pendidikan ibu yang paling sedikit

adalah Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 5 responden dari 143

responden (3,5%).

Tabel 5.4 Data Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Karakteristik Pengetahuan Jumlah Presentase(%)


Responden
Baik 115 80,4
Pengetahuan
Kurang Baik 28 19,6
Total 143 100.0
Sumber : Data Primer Penelitian 2019

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa tingkat Pengetahuan

Ibu sebagian besar adalah Pengetahuan Baik sebanyak 115 responden

dari 143 responden (80,4%).

Tabel 5.5 Data Distribusi Responden Berdasarkan Peran Kader

Karakteristik Peran Kader Jumlah Presentase(%)


Responden
Berperan 129 90,2
Peran Kader
Tidak Berperan 14 9,8
Total 143 100.0
Sumber : Data Primer Penelitian 2019

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa sebagian besar Peran

Kader terhadap Posyandu Balita adalah Berperan sejumlah 129

responden dari 143 responden (90,2%).


Tabel 5.6 Data Distribusi Responden Berdasarkan Partisipasi Ibu

Karakteristik Partisipasi Ibu Jumlah Presentase


Responden (%)
Partisipasi Berpartisipasi Rutin 84 58,7
Ibu Berpartisipasi Tidak Rutin 59 41,3
Total 143 100.0
Sumber : Data Primer Penelitian 2019

Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa Partisipasi Ibu terhadap

Posyandu Balita sebagian besar Berpartisipasi Rutin, Ibu balita yang

berpartisipasi rutin sebanyak 84 responden dari 143 responden (58,7%).

5.2.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis hubungan antara

Pengetahuan dengan Partisipasi ibu balita dalam kegiatan Posyandu

Balita di Desa Randualas Kecamatan Kare Kabupaten Madiun dan

untuk menganalisis hubungan antara Peran Kader dengan Partisipasi ibu

balita dalam kegiatan Posyandu Balita di Desa Randualas Kecamatan

Kare Kabupaten Madiun. Analisis yang digunakan adalah dengan uji

Chi Square yang akan dijelaskan pada hasil dibawah ini :

1. Analisis Bivariat Variabel Pengetahuan Ibu dengan Partisipasi Ibu

dalam Kegiatan Posyandu Balita di Posyandu Balita Desa

Randualas, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun.


Tabel 5.7 Hubungan Pengetahuan dengan Partisipasi Ibu Balita dalam Kegiatan
Posyandu Balita di Posyandu Balita Desa Randualas Kecamatan Kare
Kabupaten Madiun

Partisipasi Ibu Balita dalam Kegiatan Posyandu Balita


No Pengetahuan di Posyandu Balita
Tidak P-
Rutin (%) (%) Total (%)
Rutin Value
1 Baik 73 63,5 42 36,5 115 100
2 Kurang Baik 11 39,3 17 60,7 28 100 0,034
Total 84 58,7 59 41,3 143 100
RP = 2,686 CI 95% = (1,150 – 6,273)

Sumber : (Output hasil penelitian dengan Uji Chi Square, 2019)

Berdasarkan tabel 5.7 diatas diketahui bahwa hasil penelitian dari 143

responden yang memiliki pengetahuan baik dan rutin berpartisipasi dalam

kegiatan Posyandu Balita adalah 73 orang (63,5%) sedangkan responden yang

memiliki pengetahuan kurang baik dan rutin berpartisipasi dalam kegiatan

Posyandu Balita adalah 11 orang (39,3%).

Hasil analisis uji Chi Square dapat diketahui bahwa p value (0,034) < α

(0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima, maka hasilnya adalah ada hubungan

antara Pengetahuan dengan Partisipasi ibu balita dalam kegiatan posyandu balita

Desa Randualas, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun.

Nilai RP = 2,686 > 1 dan Nilai CI 95% = 1,150 – 6,273 artinya bahwa

ibu balita yang memiliki pengetahuan baik memiliki peluang 2,686 kali lebih

besar untuk berpartisipasi dengan rutin dibandingkan dengan ibu balita yang

berpengetahuan kurang baik.


Variabel selanjutnya adalah pada tabel dibawah ini adalah hasil

penelitian dengan menggunakan uji Chi Square untuk mengetahui hasil antara

Peran Kader dengan Partisipasi ibu balita dalam kegiatan posyandu balita Desa

Randualas, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun :

2. Analisis Bivariat Variabel Peran Kader dengan Partisipasi Ibu dalam

Kegiatan Posyandu Balita di Posyandu Balita Desa Randualas,

Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun.

Tabel 5.8 Hubungan Peran Kader dengan Partisipasi Ibu Balita dalam Kegiatan
Posyandu Balita di Posyandu Balita Desa Randualas Kecamatan Kare
Kabupaten Madiun

Partisipasi Ibu Balita dalam Kegiatan Posyandu Balita


No Peran Kader di Posyandu Balita
Tidak P-
Rutin (%) (%) Total (%)
Rutin Value
1 Berperan 75 58,1 54 41,9 129 100
2 Tidak 64,3 5 35,7 14 100 0,875
Berperan 9
Total 84 58,7 59 41,3 143 100
RP = 0,772 CI 95% = (0,245 – 2,432)
Sumber : (Output hasil penelitian dengan Uji Chi Square, 2019)

Berdasarkan tabel 5.8 diatas diketahui bahwa hasil penelitian dari 143

responden yang kadernya Berperan dan rutin berpartisipasi dalam kegiatan

Posyandu Balita adalah 75 orang (58,1%) sedangkan responden yang kadernya

tidak berperan dan rutin berpartisipasi dalam kegiatan posyandu balita adalah 9

orang (64,3%).

Hasil analisis uji Chi Square dapat diketahui bahwa p value (0,875) > α

(0,05) maka H0 diterima dan H1 ditolak, maka hasilnya adalah Tidak Ada
hubungan antara Peran Kader dengan Partisipasi ibu balita dalam kegiatan

posyandu balita Desa Randualas, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun.

Nilai RP = 0,772< 1 dan Nilai CI 95% = 0,245 – 2,342 artinya bahwa

peran kader bukan merupakan faktor resiko terhadap partisipasi ibu dalam

kegiatan posyandu balita.

5.3 Pembahasan

5.3.1 Pengetahuan Ibu Balita tentang Kegiatan Posyandu Balita di Desa

Randualas Kecamatan Kare Kabupaten Madiun

Hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan diketahui

bahwa dari 143 responden sebagian besar memiliki pengetahuan baik

adalah 115 orang (80,4%).

Pengetahuan Ibu balita di Desa Randualas dipengaruhi oleh

beberapa hal yaitu diantaranya dari usia ibu balita, pekerjaan, tingkat

pendidikan, hal tersebut sesuai dengan penelitian teori Notoatmodjo

(2010) yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan domain yang

sangat penting bagi terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior).

Perilaku yang dilakukan dengan berdasarkan pada pengetahuan akan

bertahan lebih lama dan kemungkinan menjadi perilaku yang melekat

pada seseorang dibandingkan jika tidak berdasarkan pengetahuan.

Menurut penelitian Nila Eriza Sativa 2017, Pendidikan orang tua

merupakan salah satu faktor yang penting dalam posyandu, karena

dengan adanya pendidikan yang baik, orang tua dapat menerima segala
informasi dari luar terutama tentang kesehatan anak atau dalam

keaktifan membawa balitanya ke posyandu.

Berdasarkan hasil penelitian ibu balita di Desa Randualas

sebagian besar sudah mengetahui pentingnya membawa balitanya ke

posyandu balita, tetapi masih ada sedikit dari ibu balita yang masih

tidak membawa balitanya ke posyandu dengan alasan bahwa balitanya

sudah mengalami pertumbuhan yang stabil meskipun balitanya masih

berusia dibawah lima tahun.

Berdasarkan fakta penelitian tersebut masih terdapat komunikasi

yang kurang kurang berhasil antara ibu balita dan kader posyandu

balita, sehingga ibu balita masih kurang memahami bahwa kewajiban

membawa balitanya ke posyandu adalah hingga usia 59 bulan. Maka

dari itu, disarankan agar ibu balita selain rutin mengikuti kegiatan

posyandu balita, ibu juga harus lebih berperan aktif dalam kegiatan

posyandu balita, seperti bertanya pada meja penyuluhan (Ismawati ,

2010) atau bertanya langsung kepada kader posyandu balita.

5.3.2 Peran Kader dalam Kegiatan Posyandu Balita di Desa Randualas

Kecamatan Kare Kabupaten Madiun

Hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan diketahui

bahwa sebagian besar Peran Kader adalah yang Berperan dalam

Kegiatan Posyandu Balita adalah 129 orang (90,2%) .

Menurut Soerjono 2013, Peran adalah bentuk dari perilaku yang

diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu, sedangkan


Kader Posyandu adalah seorang yang karena kecakapannya atau

kemampuannya diangkat, dipilih dan atau ditunjuk untuk memimpin

pengembangan Posyandu di suatu tempat atau Desa (Kemenkes,

2014). Jadi, Peran Kader Posyandu yaitu seorang yang diharapkan

mampu memimpin pengembangan Posyandu dengan kecapakan atau

kemampuannya.

Hal tersebut sesuai dengan penelitian Nila Eriza Sativa 2017,

bahwa Peran Kader sangat penting karena kader merupakan

penyelenggara utama dalam kegiatan posyandu. Keikutsertaan kader

dalam kegiatan posyandu diharapkan meningkatkan partisipasi

masyarakat untuk membawa balitanya dalam kegiatan posyandu

Berdasarkan hasil penelitian, peran kader posyandu yang

berperan lebih tinggi dibandingkan dengan peran kader posyandu yang

tidak berperan. Kader Posyandu yang Berperan disini adalah kader

posyandu melaksanakan tugasnya sebelum, saat, maupun sesudah

kegiatan posyandu dilaksanakan. Sedangkan Kader Posyandu yang

Tidak Berperan disini adalah kader posyandu yang tidak rutin datang

dalam kegiatan posyandu setiap bulan, hal tersebut terjadi karena

menjadi seorang kader bukan merupakan pekerjaan utama.

Berdasarkan fakta penelitian yang telah ditemukan, disarankan

bagi kader yang bertugas mengkoordinasi kader-kader lain dapat

memberikan himbauan untuk rutin datang ke posyandu. Selain untuk

kelancaran kegiatan posyandu, kader posyandu diharapkan dapat


member contoh yang baik untuk ibu balita agar rutin membawa

balitanya ke posyandu.

5.3.3 Partisipasi Ibu Balita dalam Kegiatan Posyandu Balita di Desa

Randualas Kecamatan Kare Kabupaten Madiun

Hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan diketahui

bahwa dari 143 responden sebagian besar Ibu Balita adalah yang

Berpartisipasi Rutin dalam Kegiatan Posyandu Balita di Desa

Randualas sebanyak 84 orang (58,7%).

Partisipasi digunakan untuk menggambarkan proses

pemberdayaan (empowering process). Partisipasi dimaknai sebagai

suatu proses yang memampukan (enable) masyarakat untuk melakukan

analisis masalah mereka, memikirkan bagaimana cara mereka

mengatasinya, mendapatkan rasa percaya diri untuk mengatasi

masalah, mengambil keputusan sendiri tentang alternatif pemecahan

masalah apa yang ingin mereka pilih. Disini Chambers

menggambarkan bahwa pelaku perubahan berpartisipasi dalam suatu

kegiatan sehingga terjadi apa yang disebut dengan proses

pemberdayaan masyarakat untuk mewujudkan suatu perilaku

masyarakat (Nisrina, Ariz 2018).

Menurut penelitian Nia Novita Sari 2015 Partisipasi Ibu atau

kunjungan Ibu balita ke Posyandu dipengaruhi oleh faktor waktu luang

ibu dan pendapatan keluarga. Untuk meningkatkan kepatuhan

kunjungan ibu balita ke Posyandu diharapkan ibu balita dapat


menyediakan waktu untuk berpartisipasi aktif datang ke posyandu

untuk memperoleh bimbingan dari kader sehingga ibu balita

mendapatkan informasi tentang kesehatan balitanya.

Berdasarkan hasil penelitian, partisipasi ibu balita lebih besar

yang berpartisipasi disbandingkan ibu balita yang tidak berpartisipasi.

Tetapi presentase ibu balita yang tidak berpartisipasi masih cukup

tinggi yaitu 41,3% hal tersebut dikarenakan ibu lebih memilih untuk

datang ke posyandu lalu pulang setelah menimbang dan mengukur

balitanya. Sehingga banyak dari ibu balita yang kekurangan informasi

ketika petugas kesehatan atau kader menyampaikan promosi kesehatan

atau himbauan mengenai kesehatan balita dan kegiatan posyandu

balita.

Berdasarkan fakta penelitian yang telah ditemukan, disarankan

ibu balita untuk tetap tinggal di posyandu balita setelah proses

penimbangan dan pengukuran balita selesai, sehingga ibu balita dapat

memperoleh informasi tambahan dari kader posyandu atau petugas

kesehatan. Selain itu sebaiknya kader posyandu menetapkan jadwal,

agenda apa saja yang akan dilaksanakan di posyandu balita, sehingga

ibu balita mengetahui dapat langsung pulang atau menunggu di

posyandu balita.
5.3.4 Analisis Hubungan Pengetahuan dengan Partisipasi Ibu Balita dalam

Kegiatan Posyandu Balita di Desa Randualas Kecamatan Kare

Kabupaten Madiun

Hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa dari 143

responden yang memiliki pengetahuan baik dan rutin berpartisipasi

dalam kegiatan Posyandu Balita adalah 73 orang (63,5%) sedangkan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik dan rutin

berpartisipasi dalam kegiatan Posyandu Balita adalah 11 orang

(39,3%).

Berdasarkan uji Chi Square, pada bagian pearson chi-square

terlihat nilai P Value 0,034 (α). Karena nilai P Value 0,034 < 0,05

maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara

pengetahuan dengan partisipasi ibu balita dalam kegiatan posyandu

balita. Nilai RP = 2,686 > 1 dan Nilai CI 95% = 1,150 – 6,273 artinya

faktor yang diteliti merupakan faktor resiko, maka hasilnya dapat

disimpulkan bahwa ibu balita yang memiliki pengetahuan baik

memiliki peluang 2,686 kali lebih besar untuk berpartisipasi dengan

rutin dibandingkan dengan ibu balita yang berpengetahuan buruk.

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan pernyataan dari Sari

(2018) yang menyatakan bahwa pengetahuan ibu tentang kegiatan

posyandu tentu akan berpengaruh pada pertumbuhan dan keadaan

status gizi anak balitanya. Karena salah satu tujuan posyandu adalah

memantau pertumbuhan dan peningkatan status gizi masyarakat


terutama anak balita dan ibu hamil. Agar tercapai itu semua maka ibu

yang memiliki anak balita hendaknya memiliki pengetahuan dalam

kewajiban membawa balitanya ke posyandu agar pertumbuhan

balitanya terpantau.

Teori Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa salah satu faktor

yang mempengaruhi perilaku seseorang adalah pengetahuan, karena

dengan pengetahuan maka akan menghasilkan perubahan atau

peningkatan pengetahuan. Semakin baik tingkat pengetahuan maka

wawasan atau informasi tentang posyandu juga baik dan ibu juga lebih

aktif dalam kegiatan posyandu.

Berdasarkan penelitian hubungan pengetahuan dengan partisipasi

ibu balita dalam kegiatan posyandu balita di Desa Randualas,

Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun masih terdapat ibu yang

berpengetahuan baik tetapi tidak rutin mengikuti kegiatan posyandu

sejumlah 42 orang (36,5%) hal tersebut dikarenakan pada saat

dilaksanakan kegiatan posyandu ibu memiliki kesibukan seperti sedang

bertepatan dengan panen, dan beberapa ibu balita merasa bahwa yang

balitanya sudah berusia lebih dari 3 tahun sudah tidak wajib untuk

datang ke posyandu.

Ibu balita merasa membawa balitanya ke posyandu bisa dilakukan

di kegiatan posyandu bulan selanjutnya dan ibu yang berpengetahuan

kurang baik teteapi rutin mengikuti kegiatan posyandu sejumlah 11

orang (39,3%) hal tersebut dikarenakan ibu yang berpengetahuan


kurang baik merasa dengan mengikuti arahan dari kader posyandu

untuk mengikuti posyandu balita setiap bulan, akan membuat

pertumbuhan balitanya terpantau.

Berdasarkan fakta penelitian yang telah ditemukan di Posyandu

Balita Desa Randualas, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun tersebut,

maka sebaiknya ibu menyempatkan untuk membawa balitanya ke

posyandu balita walaupun sedang dalam kesibukan seperti panen

tersebut, membawa balitanya ke posyandu balita bisa dilaksanakan

terlebih dahulu sebelum melanjutkan kesibukan ataupun dapat

bergantian dengan anggota keluarga yang lain.

Permenkes RI Tahun 2014 menyatakan bahwa anak balita adalah

anak umur 0 bulan sampai dengan 59 bulan wajib dibawa ke posyandu,

perlu diketahuai bahwa pertumbuhan dan perkembangan mengalami

peningkatan yang pesat pada usia dini yaitu umur 0 sampai 59 bulan,

dimana pada rentang umur ini perkembangan anak mencapai 50% dari

seluruh perkembangannya yang akan mencapai 100% pada umur 18

tahun.

Sehingga sebaiknya ibu balita tetap membawa balitanya ke

posyandu hingga usia 59 bulan atau 5 tahun, walaupun setelah usia 12

bulan balita sudah mendapatkan imunisasi lengkap tetapi untuk

mengetahui pertumbuhan dan perkembangan balita masih harus

dilakukan hingga balita tersebut dinyatakan lulus dari kegiatan

posyandu balita oleh kader posyandu.


5.3.5 Analisis Hubungan Peran Kader dengan Partisipasi Ibu Balita dalam

Kegiatan Posyandu Balita di Desa Randualas Kecamatan Kare

Kabupaten Madiun

Hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa dari 143

responden yang kadernya Berperan dan rutin berpartisipasi dalam

kegiatan Posyandu Balita adalah 75 orang (58,1%), sedangkan

responden yang kadernya tidak berperan dan rutin berpartisipasi dalam

kegiatan posyandu balita adalah 9 orang (64,3%).

Berdasarkan uji Chi Square, pada bagian pearson chi-square

terlihat nilai P Value 0,875 (α). Karena nilai P Value 0,875 > 0,05

maka dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan yang signifikan

antara peran kader dengan partisipasi ibu balita dalam kegiatan

posyandu balita.

Hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan penelitian Nila

Eriza Sativa 2017 dan pernyataan dari Notoatmodjo 2010 bahwa faktor

yang mempengaruhi keaktifan ibu ke posyandu adalah faktor penguat

(reinforcing factors) dalam hal ini adalah dari tokoh yaitu kader

posyandu.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, masih terdapat ibu

balita yang tidak rutin membawa balita ke posyandu walaupun

kadernya berperan sebanyak 54 orang (41,9%) dari hasil wawancara

dengan ibu balita di Desa Randualas banyak faktor yang


mempengaruhi ibu untuk tidak membawa balitanya ke posyandu

balita.

Faktor-faktor tersebut yaitu bertepatan dengan kegiatan gotong

royong di Desa (hajatan), balitanya sedang sakit sehingga tidak dibawa

ke posyandu balita, tidak ada yang mengantar ke posyandu dan

beberapa ibu merasa bahwa balitanya tidak mengalami pertumbuhan

secara signifikan seperti contoh berat badan balitanya sudah stabil

sehingga ibu merasa tidak perlu datang ke posyandu dikarenakan

balitanya sudah tidak membutuhkan makanan tambahan dari posyandu

balita.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat juga kader

yang Tidak Berperan tetapi ibu balita tetap berpartisipasi dalam

kegiatan posyandu balita sebanyak 9 orang (64,3%), dari hasil

wawancara dengan ibu balita hal tersebut dikarenakan ibu merasa

harus membawa balitanya ke posyandu karena selain dapat mengetahui

pertumbuhan dan perkembangan balita melalui kegiatan di posyandu,

ibu juga dapat bertemu dan berkumpul dengan ibu balita yang lain

untuk saling bertukar informasi tentang balitanya.

Berdasarkan fakta penelitian yang telah ditemukan di Posyandu

Balita Desa Randualas, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun tersebut,

maka sebaiknya ibu menyempatkan untuk membawa balitanya ke

posyandu balita walaupun sedang dalam kesibukan seperti hajatan

tersebut, apabila balitanya sedang sakit dan tidak ada yang mengantar
maka ibu bisa datang di kegiatan posyandu dibulan berikutnya, dan ibu

balita dapat lebih berperan aktif pada saat di Meja Empat Posyandu

balita yaitu di meja penyuluhan (Ismawati, 2010), agar ibu dapat

mengetahui informasi mengenai kewajiban membawa balitanya ke

Posyandu Balita.

5.4 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin dapat

mempengaruhi hasil penelitian, yaitu sebagai berikut :

5.4.1 Data yang diambil merupakan data primer dengan menggunakan

kuesioner yang diisi secara langsung dan diwawancarai oleh peneliti.

Saat proses penelitian, responden tidak dapat memberikan jawaban

yang maksimal sesuai dengan keadaan yang dialami karena adanya

pengaruh anak yang dibawa oleh responden. Hal tersebut dapat

menimbulkan bias informasi responden dalam menjawab pertanyaan.

Untuk mengatasi hal tersebut peneliti melakukan penelitian kepada

responden yang lain terlebih dahulu, dan kembali lagi pada responden

yang sebelumnya untuk menyelesaikan pengisian kuesioner dan

wawancara.
BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan

pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tingkat

Pengetahuan Ibu yang berpengetahuan Baik (80,4%) dan Kurang Baik

(19,6%).

2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa Peran

Kader terhadap Posyandu Balita yang Berperan (90,2%) dan yang Tidak

Berperan (9,8%).

3. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa

Partisipasi Ibu terhadap Posyandu Balita yang Berpartisipasi Rutin (58,7%)

dan yang Berpartisipasi Tidak Rutin (41,3%).

4. Ada hubungan antara Pengetahuan dengan Partisipasi ibu balita dalam

kegiatan posyandu balita Desa Randualas, Kecamatan Kare, Kabupaten

Madiun. p value (0,034), RP = 2,686, CI 95% = (1,150 – 6,273)

5. Tidak Ada hubungan antara Peran Kader dengan Partisipasi ibu balita

dalam kegiatan posyandu balita Desa Randualas, Kecamatan Kare,

Kabupaten Madiun.(p value (0,875), RP = 0,772, CI 95% = (0,245 – 2,432)


6.2 SARAN

1. Bagi Masyarakat

Dari hasil penelitian ini diharapkan sebaiknya ibu balita tetap

menyempatkan untuk membawa balitanya ke posyandu, dan ibu harus

berperan aktif pada saat di meja keempat (meja penyuluhan) sehingga ibu

mendapatkan informasi untuk membawa balitanya ke posyandu hingga usia

59 bulan atau 5 tahun sampai balita tersebut dinyatakan lulus dari kegiatan

posyandu balita oleh kader posyandu.

2. Bagi Puskesmas

Dari hasil penelitian ini diharapkanpihak puskesmasdapat meningkatkan

program kegiatan Posyandu dengan cara mengadakan pelatihan kader dan

dukungan dari berbagai sektor agar kader dapat meningkatkan

ketrampilannya dalam menggerakkan masyarakat sehingga kegiatan

posyandu dapat berlangsung dan ada peningkatan kunjungan ibu balita ke

Posyandu.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

referensi bagi pembaca untuk lebih mengetahui tentang hubungan

pengetahuan ibu dan peran kader terhadap kegiatan posyandu balita.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

dijadikan sebagai sumber referensi penelitian dan disarankan untuk

meneliti faktor – faktor lain khusunya Dukungan Keluarga, karena setelah


melakukan penelitian di Desa Randualas tersebut ditemukan bahwa

Dukungan Keluarga juga sangat penting untuk diteliti, karena merupakan

faktor yang dapat mendukung partisipasi ibu balita dalam kegiatan

posyandu balita.
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Eka. 2014. Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Posyandu
Dengan Keaktifan Kader Dalam Kegiatan Posyandu Di Desa
Wono Kabupaten Grobogan. Skripsi. S1 Keperawatan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Azwar, Saifudin. 2009. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya.
Yogyakarta: Pusat Pelajar
Danang, Sunyoto. (2013). Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung: PT
Refika Aditama Anggota Ikapi.

Data Posyandu Desa Randualas Tahun 2018. Puskesmas Pembantu Desa


Randualas : Madiun
Dinas Kesehatan. 2018. Profil Puskesmas Kare. Kabupaten Madiun :
Dinas Kesehatan
Efendy. 2013. Dasar – dasar Perawat Kesehatan Masyarakat. Jakarta :
EGC

Eriza Sativa, Nila. 2017. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan


Keaktifan Ibu Balita dalam Kegiatan Posyandu Dusun Mlangi
Kabupaten Sleman. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
`Aisyiyah Yogyakarta
Erlina Yuni, Natalia. Sertiana Oktami, Rika. 2014. Panduan Lengkap
Posyandu untuk Bidan dan Kader. Yogyakarta: Nuha Medika
Fathurrohman, Muhammad dan Sulistyorini. 2012. Belajar dan
Pembelajaran: Membantu Meningkatkan Mutu Pembelajaran
Sesuai Standar Nasional. Yogyakarta: Teras
Hartaty. 2012. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita dengan
Kunjungan ke Posyandu di Keluarahan Bara-Baranya Selatan
Wilayah Kerja Puskesmas Bara-Bara Makassar. Jakarta : EGC

Harun Rosjidi, Cholik. Isro’in, Laily. Sri Wahyuni, Nurul. 2017.


Penyusunan Proposal & Laporan Penelitian Step by Step.
Ponorogo : Unmuh Ponorogo Press
Helna, Fatma. Amirus, Khoidar. Irianto, Gunawan. 2012. Hubungan
Keaktifan Kader dan Dukungan Keluarga dengan Perilaku Ibu
membawa Anak Balita ke Posyandu di desa Banding Agung
Wilayah Kerja Puskesmas Pedada Kabupaten Pesawaran. Jakarta :
Salemba Medika.
Hernilawati, 2013. Hubungan Antara Pengetahuan Dapat Mempengaruhi
Kepatuhan Ibu Menggunakan Alat Kontrasepsi. Skripsi.
Universitas Sumatra Utara
Hurlock, E. 2014. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga
Ismawati Sulistyorini, Cahyo. Pebriyanti, Sandra. Proverawati, Atikah.
2010. Posyandu Desa Siaga Panduan untuk Bidan dan Kader.
Yogyakarta: Nuha Medika
Joseph F. Hair, Jr, William C. Black, Barry J. Babin, Rolph E. Anderson.
2010. Multivariate Data Analysis, 7th Edition.New Jersey:
Pearson Education Inc.

Kaplan, H.I & Saddock, B.J. 2007. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan
Perilaku Psikiatri Klinis. Jilid I. 10th ed (Terjemahan: Kusuma, W).
Jakarta : Bina Rupa Aksara
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2014. Jakarta

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Profil Kesehatan


Indonesia Tahun 2015. Jakarta

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Profil Kesehatan


Indonesia Tahun 2017. Jakarta

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Profil Kesehatan


Kabupaten Madiun Tahun 2017. Jakarta
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Timur Tahun 2017. Jakarta
Malahayati. 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kunjungan
Ibu Balita ke Posyandu Tersanjung di Desa Lueng Keubeu Jagat
Kecamatan Tripa Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013.
Skripsi. Universitas Teuku Umar
Matanah, Lia. 2017. Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Pengetahuan Ibu
Tentang Posyandu Dengan Tingkat Partisipasi Di Posyandu
Anggrek Vii Kelurahan Sidorejo Lor Kecamatan Sidorejo Kota
Salatiga. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Nain, Umar. 2015. Posyandu Upaya Kesehatan Bebasis Masayarakat.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Nasir, Abd, Abdul Muthin, M.E.I deputri. 2011. Metodologi Penelitian
Kesehatan:Konsep Pembuatan Karya Tulis dan Thesis Untuk
Mahasiswa Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Nisrina, Ariz. 2018. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan dan


Pengembangan Objek Wisata dan Margotirto di Desa Gisting
Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus. Skripsi.
Universitas Lampung Bandar Lampung
Niven, N. 2012. Psikologi Kesehatan Pengantar untuk Perawat dan
Profesi Kesehatan Lainnya (Edisi Kedua). Jakarta : EGC
Nonce N.Legi dkk, 2015. Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan
Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Ranotana Weru.
GIZIDO Volume 7 No. 2 November 2015.
Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. “Konsep Dasar Pengetahuan”. Jakarta:
Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masayarakat Ilmu dan Seni.
Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Novita Sari, Nia. 2015. Bimbingan Kader Posyandu dengan Kepatuhan
Kunjungan Ibu Balita di Posyandu. Skripsi. Fakultas Keperawatan
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Prasasti, Ika. 2016. Hubungan Peran Orang Tua dalam Kebersihan Gigi
dan Mulut dengan Kejadian Karies Gigi pada Anak Pra Sekolah di
Taman Kanak – Kanak (TK) PGRI Kelurahan Ngesrep Semarang.
Skripsi. Universitas Diponegoro
Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi
Pemula. Yogyakarta: Mitra Cendekia
Soekanto, Soerjono. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV.
ALFABETA
Sujarweni, Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian Keprawatan. Yogyakarta
: Penerbit Gava Media
Sujarweni, Wiratna. 2015. SPSS Untuk Penelitian. Yogyakarta : Pustaka
Baru Press
Sukmawati, Nunung. Ambo Sakka dan Putu Eka Meiyana Erawan. 2015.
Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu Balita dalam
Memanfaatkan Posyandu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Landono Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2015. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo
Sulistiyono, Eko. 2018. Profil Desa Randualas (Daftar Isian Potensi Data
dan Kelurahan). Kabupaten Madiun : Sekretariat Desa Randualas
Sunyoto, Danang. 2011. Analisis Data untuk Penelitian Kesehatan:
Analisis Data Penelitian dengan SPSS untuk Mahasiswa dan
Praktisi Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika
Syahputra Halomoan, Tagor. 2012. Hubungan Partisipasi Ibu Balita di
Posyandu dengan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Gizi Ibu
Balita serta Status Gizi Balita di Kecamatan Tamansari,
Kabupaten Bogor. Skripsi. Fakultas Ekologi Manusia Institut
Pertanian Bogor
Tri Darmoko, Hendro. 2018. Pengaruh Tingkat Pengetahuan dengan
Motivasi Masyarakat Desa Doho Kec. Dolopo tentang Kegiatan
Donor Darah di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Madiun.
Skripsi. Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
Wawan. Dewi M. 2011. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Cetakan II. Yogyakarta : Nuha Medika

Yulia Pratiwi, Rey. 2017. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Posyandu


Dengan Kepatuhan Ibu Balita Melakukan Kunjungan Ke Posyandu
Di Desa Mowila Kabupaten Konawe Selatan. Skripsi. Politeknik
Kesehatan Kendari
Lampiran 1
Surat Izin Pengambilan Data Awal dari STIKES BHM Madiun
Lampiran 2

Surat Izin Pengambilan Data Awal dari Bakesbangpol (1)


Lampiran 2

Surat Izin Pengambilan Data Awal dari Bakesbangpol (2)


Lampiran 2

Surat Izin Pengambilan Data Awal dari Bakesbangpol (3)


Lampiran 3

Surat Izin Penelitian dari STIKES BHM Madiun


Lampiran 4

Surat Izin Penelitian dari Bakesbangpol (1)


Lampiran 4

Surat Izin Penelitian dari Bakesbangpol (2)


Lampiran 4

Surat Izin Penelitian dari Bakesbangpol (3)


Lampiran 5

Lembar Konsultasi/ Bimbingan Pembimbing 1 (1)


Lampiran 5

Lembar Konsultasi/ Bimbingan Pembimbing 1 (2)


Lampiran 5

Lembar Konsultasi/ Bimbingan Pembimbing 2 (1)


Lampiran 5

Lembar Konsultasi/ Bimbingan Pembimbing 2 (2)


Lampiran 6
RealisasiPelaksanaan Penelitian di Posyandu Balita Desa Randualas Kecamatan
Kare Kabupaten Madiun

No Kegiatan Tanggal

1 Pengajuan Judul dan ACC Judul 1 – 6 Februari

2 Pengambilan Data Awal 7 – 12 Februari

3 Penyusunan dan Konsul Proposal 13 Februari – 28 April

Skripsi

4 Seminar Proposal 29 April

5 Revisi dan ACC Proposal 7 – 12 Mei

6 Uji Validitas 13 Mei

7 Konsul dan ACC Uji Validitas 23 Mei

8 Penelitian 11 – 17 Juni

9 Konsul dan ACC Seminar Hasil Skripsi 26 Juni – 20 Juli

10 Seminar Hasil Skripsi 26 Juli

11 Revisi Skripsi 27 - 3 Agustus

12 ACC Skripsi 5 Agustus


Lampiran 7

LEMBAR PERSETUJUAN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya

: Nama :

Alamat :

Usia :

Memberikan persetujuan dan bersedia menjadi responden dalam penelitian yang


dilakukan oleh Yurinta Nur Azizah sebagai mahasiswa calon Sarjana Kesehatan
Masyarakat dari STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun dengan judul penelitian
“Hubungan Pengetahuan Ibu dan Peran Kader terhadap Partisipasi Ibu
Balita dalam Kegiatan Posyandu Balita Desa Randualas Kecamatan Kare
Kabupaten Madiun”.

Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh kesadaran tanpa ada
paksaan dari pihak yang lain dan semua informasi yang telah dikumpulkan
dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.

Madiun, 29 Mei 2019

Peneliti Responden

(Yurinta Nur Azizah) (.........................................)


Lampiran 8

KUESIONER (1)
No. Kuesioner :

KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERAN


KADER TERHADAP PARTISIPASI IBU BALITA DALAM
KEGIATAN POSYANDU BALITA DESA RANDUALAS
KECAMATAN KARE KABUPATEN MADIUN

1. IdentitasResponden
1. Hari/Tanggal Pengisian Kuesioner :
2. Usia Ibu : tahun
3. Usia Balita : tahun
4. Jenis Kelamin Balita :
5. Pekerjaan : PNS
TNI/POLRI
Purnawirawan
Swasta
Wirausaha
Ibu Rumah
Tangga Buruh
Petani
6. Pendidikan terakhir : Tidak
Sekolah SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
KUESIONER (2) Lampiran 8

2. Pengetahuan
Berilah tanda (√) pada jawaban yang menurut anda benar.
NO PERNYATAAN BENAR SALAH
Posyandu adalah singkatan dari Pos
1
Pelayanan Terpadu
Posyandu balita dilaksanakan dalam 1 bulan
2
sekali
Pemeriksaan kesehatan, penimbangan berat
badan, pengukuran tinggi badan dan
3
pemberian makanan tambahan merupakan
kegiatan rutin di posyandu balita
Posyandu balita diperuntukkan untuk anak
4
usia 0 – 12 bulan.
Memberikan pelayanan kesehatan untuk
melayani balita (baik imunisasi maupun
5 penimbangan berat badan) dan orang lanjut
usia merupakan manfaat dari kegiatan
posyandu.
Ibu hamil dapat mengikuti posyandu balita
6
untuk mendapat pelayanan kesehatan
Ketika datang ke posyandu hal pertama yang
7 harus dilakukan ibu adalah mendatangi meja
pertama untuk melakukan pendaftaran
KIA, KB, Imunisasi, Gizi, dan
8 Penanggulangan Diare merupakan kegiatan
pokok posyandu balita
Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
9 ibu, bayi, dan lansia merupakan tujuan dari
posyandu balita.
Dalam kegiatan posyandu balita yang terlibat
10
hanya kader posyandu saja.

3. Peran Kader
Berilah tanda (√) pada jawaban yang menurut anda benar.
No PERTANYAAN YA TIDAK
Apakah kader posyandu mengajak Ibu untuk
1
datang ke Posyandu Balita?
Apakah kader posyandu menjelaskan
2
manfaat Posyandu Balita?
KUESIONER (3) Lampiran 8

No PERTANYAAN YA TIDAK
Apakah kader posyandu memberi tahu
3 jadwal pelaksanaan Posyandu Balita kepada
Ibu?
Apakah kader memberitahu tempat
4
pelaksanaan Posyandu Balita kepada Ibu?
Apakah kader memberitahukan kepada
5 Ibuuntuk datang ke Posyandu Balita secara
rutin?
Apakah kader menganjurkan kapada Ibu
6
untuk menjaga kesehatan balita?
Apakah balita pernah dijemput kerumah oleh
7 kader posyandu jika tidak datang ke
posyandu?
Apakah ibu pernah mendapat penghargaan
8
bila Ibu rajin datang ke Posyandu Balita?
Apakah kader menganjurkan kepada ibu agar
9
memperhatikan tumbuh kembang balita?
Apakah kader menjelaskan bahwa aktif ke
10 Posyandu Balita adalah untuk kepentingan
Ibu dan balita?
4. Partisipasi Ibu KUESIONER (4) Lampiran 8

Tabel Rekapitulasi Data Kegiatan Posyandu Tahun 2018

Kunjungan Posyandu Balita (Bulan) Rekapitulasi


Nama Ibu
No Rutin Tdk Rutin
Balita Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agu Sept Okt Nov Des
Berpartisipasi Berpartisipasi
1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
8 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
9 √ √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
10 √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
11 √ √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
12 √ √ √ Tidak Rutin
Responden
13 √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden

125
Kunjungan Posyandu Balita (Bulan) Rekapitulasi
Nama Ibu
No Rutin Tdk Rutin
Balita Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agu Sept Okt Nov Des
Berpartisipasi Berpartisipasi
14 √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
15 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
16 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
17 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
18 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
19 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
20 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
21 √ √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
22 √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
23 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
24 √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
25 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
26 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
27 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
28 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
Kunjungan Posyandu Balita (Bulan) Rekapitulasi
No Nama Ibu Rutin Tdk Rutin
Balita Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agu Sept Okt Nov Des
Berpartisipasi Berpartisipasi
29 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
30 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
31 √ √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
32 √ √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
33 √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
34 √ √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
35 √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
36 √ √ √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
37 √ √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
38 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
39 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
40 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
41 √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
42 √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
43 √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
Kunjungan Posyandu Balita (Bulan) Rekapitulasi
Nama Ibu
No Rutin Tdk Rutin
Balita Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agu Sept Okt Nov Des
Berpartisipasi Berpartisipasi
44 √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
45 √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
46 √ √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
47 √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
48 √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
49 √ √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
50 √ √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
51 √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
52 √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
53 √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
54 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
55 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
56 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
57 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
58 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
Kunjungan Posyandu Balita (Bulan) Rekapitulasi
Nama Ibu
No Rutin Tdk Rutin
Balita Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agu Sept Okt Nov Des
Berpartisipasi Berpartisipasi
59 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
60 √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
61 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
62 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
63 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
64 √ √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
65 √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
66 √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
67 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
68 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
69 √ √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
70 √ √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
71 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
72 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
73 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
Kunjungan Posyandu Balita (Bulan) Rekapitulasi
Nama Ibu
No Rutin Tdk Rutin
Balita Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agu Sept Okt Nov Des
Berpartisipasi Berpartisipasi
74 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
75 √ √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
76 √ √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
77 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
78 √ √ √ Tidak Rutin
Responden
79 √ √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
80 √ √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
81 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
82 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
83 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
84 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
85 √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
86 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
87 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
88 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
Kunjungan Posyandu Balita (Bulan) Rekapitulasi
Nama Ibu
No Rutin Tdk Rutin
Balita Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agu Sept Okt Nov Des
Berpartisipasi Berpartisipasi
89 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
90 √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
91 √ √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
92 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
93 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
94 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
95 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
96 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
97 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
98 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
99 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
100 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
101 √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
102 √ √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
103 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
Kunjungan Posyandu Balita (Bulan) Rekapitulasi
Nama Ibu
No Rutin Tdk Rutin
Balita Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agu Sept Okt Nov Des
Berpartisipasi Berpartisipasi
104 √ √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
105 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
106 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
107 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
108 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
109 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
110 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
111 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
112 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
113 √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
114 √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
115 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
116 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
117 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
118 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
Kunjungan Posyandu Balita (Bulan) Rekapitulasi
Nama Ibu
No Rutin Tdk Rutin
Balita Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agu Sept Okt Nov Des
Berpartisipasi Berpartisipasi
119 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
120 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
121 √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
122 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
123 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
124 √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
125 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
126 √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
127 √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
128 √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
129 √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
130 √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
131 √ √ √ Tidak Rutin
Responden
132 √ √ Tidak Rutin
Responden
133 √ √ √ √ √ √ Tidak Rutin
Responden
Kunjungan Posyandu Balita (Bulan) Rekapitulasi
Nama Ibu
No Rutin Tdk Rutin
Balita Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agu Sept Okt Nov Des
Berpartisipasi Berpartisipasi
134 √ √ √ Tidak Rutin
Responden
135 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
136 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
137 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
138 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
139 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
140 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
141 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
142 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
143 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rutin
Responden
Lampiran 9

Hasil Uji Validitas

1. Variabel Pengetahuan

No Soal
Res- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
ponden
1 1.0 1.0 1.0 1.0 0.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 9.0
2 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 0.0 1.0
3 0.0 0.0 1.0 1.0 0.0 1.0 0.0 1.0 1.0 1.0 6.0
4 1.0 0.0 1.0 0.0 1.0 1.0 0.0 0.0 1.0 0.0 5.0
5 0.0 0.0 0.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0 1.0 0.0 3.0
6 1.0 0.0 1.0 1.0 1.0 1.0 0.0 1.0 1.0 1.0 8.0
7 0.0 0.0 1.0 1.0 0.0 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0 3.0
8 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 1.0 2.0
9 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 1.0 2.0
10 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0
11 0.0 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 2.0
12 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 1.0
13 0.0 0.0 0.0 1.0 1.0 0.0 1.0 1.0 1.0 1.0 6.0
14 1.0 1.0 0.0 1.0 1.0 0.0 0.0 1.0 1.0 1.0 7.0
15 0.0 0.0 0.0 1.0 1.0 0.0 1.0 0.0 1.0 1.0 5.0
16 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 1.0 0.0 1.0 1.0 1.0 5.0
17 1.0 0.0 0.0 0.0 1.0 1.0 0.0 1.0 0.0 1.0 5.0
18 0.0 0.0 0.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0 1.0 1.0 4.0
19 1.0 0.0 1.0 1.0 1.0 0.0 1.0 0.0 1.0 1.0 7.0
20 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 1.0 1.0 4.0

135
Correlations

S_1 S_2 S_3 S_4 S_5 S_6 S_7 S_8 S_9 S_10 Total

S_1 Pearson
1 .454* .341 .032 .314 .341 .157 .179 -.061 .023 .531*
Correlation

Sig. (2-tailed) .044 .142 .895 .177 .142 .508 .450 .800 .924 .016

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

S_2 Pearson
.454* 1 .105 .302 .000 .105 .250 .369 .192 .218 .525*
Correlation

Sig. (2-tailed) .044 .660 .196 1.000 .660 .288 .110 .416 .355 .017

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

S_3 Pearson
.341 .105 1 .242 -.105 .560* .157 .179 .182 .023 .531*
Correlation

Sig. (2-tailed) .142 .660 .303 .660 .010 .508 .450 .444 .924 .016

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

S_4 Pearson
.032 .302 .242 1 .302 .032 .452* .010 .174 .285 .544*
Correlation

Sig. (2-tailed) .895 .196 .303 .196 .895 .045 .966 .463 .223 .013

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

S_5 Pearson
.314 .000 -.105 .302 1 .105 .250 .101 .346 .218 .511*
Correlation

Sig. (2-tailed) .177 1.000 .660 .196 .660 .288 .673 .135 .355 .021

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

S_6 Pearson
.341 .105 .560* .032 .105 1 -.105 .390 -.061 .023 .487*
Correlation

Sig. (2-tailed) .142 .660 .010 .895 .660 .660 .089 .800 .924 .030

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

S_7 Pearson
.157 .250 .157 .452* .250 -.105 1 .050 .289 .327 .522*
Correlation

Sig. (2-tailed) .508 .288 .508 .045 .288 .660 .833 .217 .159 .018

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

S_8 Pearson
.179 .369 .179 .010 .101 .390 .050 1 .058 .373 .527*
Correlation
Sig. (2-tailed) .450 .110 .450 .966 .673 .089 .833 .808 .105 .017

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

S_9 Pearson
-.061 .192 .182 .174 .346 -.061 .289 .058 1 .378 .467*
Correlation

Sig. (2-tailed) .800 .416 .444 .463 .135 .800 .217 .808 .100 .038

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

S_10 Pearson
.023 .218 .023 .285 .218 .023 .327 .373 .378 1 .548*
Correlation

Sig. (2-tailed) .924 .355 .924 .223 .355 .924 .159 .105 .100 .012

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Total Pearson
.531* .525* .531* .544* .511* .487* .522* .527* .467* .548* 1
Correlation

Sig. (2-tailed) .016 .017 .016 .013 .021 .030 .018 .017 .038 .012

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-


tailed).
2. Variabel Peran Kader

No Res- Soal
ponden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
1 1.0 0.0 0.0 1.0 1.0 0.0 1.0 1.0 0.0 0.0 5.0
2 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 1.0 0.0 0.0 4.0
3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 1.0 0.0 0.0 2.0
4 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 1.0 0.0 0.0 2.0
5 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
6 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 0.0 1.0 1.0 0.0 0.0 3.0
7 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 1.0 0.0 0.0 2.0
8 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 6.0
9 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 1.0 1.0 1.0 4.0
10 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 1.0 0.0 0.0 2.0
11 0.0 1.0 0.0 0.0 1.0 0.0 1.0 1.0 0.0 0.0 4.0
12 0.0 0.0 0.0 1.0 0.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 6.0
13 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 1.0 0.0 0.0 2.0
14 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 1.0 0.0 0.0 2.0
15 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 1.0 0.0 0.0 2.0
16 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 1.0 1.0 0.0 0.0 3.0
17 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 1.0 1.0 1.0 5.0
18 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 1.0 0.0 0.0 2.0
19 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 1.0 0.0 0.0 2.0
20 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 1.0 0.0 0.0 2.0
Correlations

S_1 S_2 S_3 S_4 S_5 S_6 S_7 S_8 S_9 S_10 Total

S_1 Pearson
1 .327 -.096 .327 .216 -.176 .096 .096 .140 .140 .452*
Correlation

Sig. (2-tailed) .160 .686 .160 .361 .457 .686 .686 .556 .556 .045

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

S_2 Pearson
.327 1 -.076 -.111 .327 -.140 .076 .076 -.167 -.167 .215
Correlation

Sig. (2-tailed) .160 .749 .641 .160 .556 .749 .749 .482 .482 .362

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

S_3 Pearson
-.096 -.076 1 -.076 -.096 .546* .053 .053 .459* .459* .444*
Correlation

Sig. (2-tailed) .686 .749 .749 .686 .013 .826 .826 .042 .042 .050

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

S_4 Pearson
.327 -.111 -.076 1 .327 .327 .076 .076 .250 .250 .538*
Correlation

Sig. (2-tailed) .160 .641 .749 .160 .160 .749 .749 .288 .288 .014

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

S_5 Pearson
.216 .327 -.096 .327 1 -.176 .096 .096 -.210 -.210 .271
Correlation

Sig. (2-tailed) .361 .160 .686 .160 .457 .686 .686 .374 .374 .248

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

S_6 Pearson
-.176 -.140 .546* .327 -.176 1 .096 .096 .490* .490* .542*
Correlation

Sig. (2-tailed) .457 .556 .013 .160 .457 .686 .686 .028 .028 .013

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

S_7 Pearson
.096 .076 .053 .076 .096 .096 1 1.000** .115 .115 .444*
Correlation

Sig. (2-tailed) .686 .749 .826 .749 .686 .686 .000 .630 .630 .050
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

S_8 Pearson
.096 .076 .053 .076 .096 .096 1.000** 1 .115 .115 .444*
Correlation

Sig. (2-tailed) .686 .749 .826 .749 .686 .686 .000 .630 .630 .050

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

S_9 Pearson
.140 -.167 .459* .250 -.210 .490* .115 .115 1 1.000** .726**
Correlation

Sig. (2-tailed) .556 .482 .042 .288 .374 .028 .630 .630 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

S_1 Pearson
.140 -.167 .459* .250 -.210 .490* .115 .115 1.000** 1 .726**
0 Correlation

Sig. (2-tailed) .556 .482 .042 .288 .374 .028 .630 .630 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Tota Pearson
.452* .215 .444* .538* .271 .542* .444* .444* .726** .726** 1
l Correlation

Sig. (2-tailed) .045 .362 .050 .014 .248 .013 .050 .050 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

*. Correlation is significant at the 0.05 level


(2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level


(2-tailed).
Lampiran 10
Hasil Uji Reliabilitas

1. Variabel Pengetahuan

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.693 10

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

S_1 3.95 4.787 .361 .668


S_2 4.20 5.116 .423 .666

S_3 3.95 4.787 .361 .668

S_4 3.75 4.724 .368 .667

S_5 3.80 4.800 .328 .675

S_6 3.95 4.892 .309 .678

S_7 4.10 4.937 .381 .666

S_8 3.85 4.766 .347 .671

S_9 3.55 4.997 .305 .678

S_10 3.60 4.779 .389 .663


2. Variabel Peran Kader

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0


a
Excluded 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.637 10

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

S_1 2.8500 2.134 .241 .627


S_2 2.9000 2.411 .022 .666

S_3 2.9500 2.261 .321 .613

S_4 2.9000 2.095 .378 .596

S_5 2.8500 2.345 .042 .672

S_6 2.8500 2.029 .348 .601

S_7 2.0500 2.261 .321 .613

S_8 2.0500 2.261 .321 .613

S_9 2.8000 1.747 .563 .539

S_10 2.8000 1.747 .563 .539


Lampiran 11

Hasil Uji Analisis Distribusi Frekuensi

Statistics

Usia Ibu Pekerjaan Pendidikan

N Valid 143 143 143

Missing 0 0 0

Mean 28.55 6.25 3.21

Median 28.00 6.00 3.00

Mode 25 6 4

Std. Deviation 5.645 1.024 .855

Skewness .622 .234 -.075

Std. Error of Skewness .203 .203 .203

Kurtosis -.381 .497 -1.028

Std. Error of Kurtosis .403 .403 .403

Range 25 4 3

Minimum 19 4 2

Maximum 44 8 5

Sum 4083 894 459

Usia Ibu

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 19 1 .7 .7 .7

20 5 3.5 3.5 4.2

21 3 2.1 2.1 6.3

22 8 5.6 5.6 11.9

23 12 8.4 8.4 20.3

24 9 6.3 6.3 26.6

25 13 9.1 9.1 35.7


26 10 7.0 7.0 42.7

27 10 7.0 7.0 49.7

28 12 8.4 8.4 58.0

29 12 8.4 8.4 66.4

30 3 2.1 2.1 68.5

31 5 3.5 3.5 72.0

32 3 2.1 2.1 74.1

33 2 1.4 1.4 75.5

34 9 6.3 6.3 81.8

35 7 4.9 4.9 86.7

36 4 2.8 2.8 89.5

37 2 1.4 1.4 90.9

38 5 3.5 3.5 94.4

39 1 .7 .7 95.1

40 3 2.1 2.1 97.2

41 1 .7 .7 97.9

42 2 1.4 1.4 99.3

44 1 .7 .7 100.0

Total 143 100.0 100.0

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Swasta 10 7.0 7.0 7.0

Wirausaha 2 1.4 1.4 8.4

IRT 102 71.3 71.3 79.7

Petani 29 20.3 20.3 100.0

Total 143 100.0 100.0


Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD 35 24.5 24.5 24.5

SMP 48 33.6 33.6 58.0

SMA 55 38.5 38.5 96.5

PT 5 3.5 3.5 100.0

Total 143 100.0 100.0


Lampiran 12

Hasil Uji Analisis Chi Square

1. Hubungan Pengetahuan dengan Partisipasi Ibu

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pengetahuan *
143 100.0% 0 .0% 143 100.0%
Partisipasi_Ibu

Pengetahuan * Partisipasi_Ibu Crosstabulation

Partisipasi_Ibu

Rutin Tidak Rutin Total

Pengetahuan Baik Count 73 42 115

% within Pengetahuan 63.5% 36.5% 100.0%

Kurang Count 11 17 28
Baik % within Pengetahuan 39.3% 60.7% 100.0%

Total Count 84 59 143

% within Pengetahuan 58.7% 41.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value Df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 5.438a 1 .020


b
Continuity Correction 4.485 1 .034
Likelihood Ratio 5.363 1 .021
Fisher's Exact Test
.031 .018
Linear-by-Linear Association 5.400 1 .020
N of Valid Casesb 143
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.55.

b. Computed only for a 2x2 table


Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for Pengetahuan


2.686 1.150 6.273
(Baik / Kurang Baik)
For cohort Partisipasi_Ibu =
1.616 .999 2.614
Rutin

For cohort Partisipasi_Ibu =


.602 .410 .882
Tidak Rutin

N of Valid Cases 143

2. Hubungan Peran Kaderdengan Partisipasi Ibu

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Peran_Kader *
143 100.0% 0 .0% 143 100.0%
Partisipasi_Ibu

Peran_Kader * Partisipasi_Ibu Crosstabulation

Partisipasi_Ibu

Rutin Tidak Rutin Total

Peran_Kader Berperan Count 75 54 129

% within Peran_Kader 58.1% 41.9% 100.0%

Tidak Berperan Count 9 5 14

% within Peran_Kader 64.3% 35.7% 100.0%

Total Count 84 59 143

% within Peran_Kader 58.7% 41.3% 100.0%


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value Df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .197a 1 .657


Continuity Correctionb .025 1 .875
Likelihood Ratio .200 1 .655
Fisher's Exact Test
.779 .443
Linear-by-Linear Association .195 1 .658
N of Valid Casesb 143

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.78.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for Peran_Kader


.772 .245 2.432
(Berperan / Tidak Berperan)
For cohort Partisipasi_Ibu =
.904 .596 1.372
Rutin

For cohort Partisipasi_Ibu =


1.172 .564 2.436
Tidak Rutin

N of Valid Cases 143


Lampiran 13

Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Koordinasi dengan Bidan Desa Randualas

Gambar 2. Wawancara Pengisian Kuesioner


Gambar 3. Wawancara Pengisian Kuesioner

Gambar 4. Wawancara Pengisian Kuesioner


Gambar 5. Meja Posyandu di Desa Randualas

Gambar 6. Penimbangan Balita di Posyandu Desa Randualas


Gambar 7. Pemberian Imunisasi oleh Petugas Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai