Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)

DisusunOleh :

NITA ARFIANA

20902000046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2021
DEFINISI ETIOLOGI KLASIFIKASI

Chronic Kidney Disease (CKD) adalah suatu proses oInfeksi 1. Stadium I : Penurunan cadangan ginjal
patofisiologis dengan etiologi yang beragam, oPenyakit peradangan, misalnya
mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang 2. Stadium II : Insufisiensi ginjal
Glomerulonefritis.
irreversibel dan progresif dimana kemampuan tubuh oPenyakit vaskuler hipertensif 3. Stadium III: gagal ginjal stadium akhir
gagal untuk mempertahankan metabolisme dan oGangguan kongenital dan herediter atau uremia
keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga oPenyakit metabolik
menyebabkan uremia (Black & Hawk dalam Dwy Retno
Sulystianingsih, 2018).

MANIFESTASI KLINIS

PEMERIKSAAN PENUNJANG Chronic Kidney Disease (CKD)  KELAINAN SALURAN CERNA


 laboratorium 1. mual muntah,
1. pemeriksaan penunjang fungsi ginjal 2. stomatitis ureum
-ureum kratinin 3. pankreatitis
- asam urat serum  KARDIOVASKULER :
 Identifikasi etiologi gagal ginjal 1. Hipertensi
1. Analisa urin rutin 2. pitting edema
2. kimia darah  KELAINAN KULIT :
3. elektrolit PENATALAKSAAN 1. gatal
 Diagnostik 2. kulit mudah memer
1. etiologic CKD dan termina MENURUT (Muttaqin,2011) 3. kulit kering besisik
- foto polos abdomen  NEUROLOGIS :
1. Dialisi ( cuci darah ) metode yang bertujian u/ mengantikan fungsi
- USG 1. kelemahan dan keletihan
ginjal.
- Nefrotogram 2. kejang
- HD (Hemodialisa) 3. konfusi (kebimgumgam)
- Dialisis Peritoneal ( cuci darah lewat perut) 4. disorientasi
2. Pengendalian hipertensi 5. kelemahan pada tungkai
Pemberian obat beta bloker, alpa metildopa dan vasodilatator
dilakukan. Mengurangi intake garam dalam mengendalikan
hipertensi harus hati-hati karena tidak semua gagal ginjal disertai
retensi natrium
3. Transpalantasi ginjal
Dengan pencakokkan ginjal yang sehat ke pasien gagal ginjal
kronik, maka seluruh faal ginjal diganti oleh ginjal yang baru
Chronic Kidney Disease (CKD)

PATHWAY

PATOFISIOLOGI

Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk


glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak
(hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan
memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi
walaupun dalam keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif
ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari nefron–nefron
rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada
yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan
haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak
oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya
gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala
khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% -
90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin
clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu.
Fokus pengkajian DIAGNOSA INTERVENSI
1. Hipervolemia
1. Pengkajian Primer 1. Hipervolemia (D.0023) Manajemen Hipervolemia (1.03116)
(Airway, Breathing dan ventilation, 2. Defisit Nutrisi (D.0019) 2. Defisit Nutrisi
Circulation, Disability, Exposure) 3. Nausea (D.0076) Manajemen Nutrisi (1.03119
2. Pengkajian Sekunder 4. Kerusakan integritas kulit (D.0129) 3. Nausea
(Identitas, Riwayat kesehatan, 5. Intoleransi Aktivitas (D.0056) Manajemen Mual (1.03117)
Aktivitas/istirahat, Sirkulasi, integritas ego, 4. Kerusakan integritas kulit
makanan, eliminasi, neurosensori,) Perawatan integritas kulit (1.11353)
5. Intoleransi Aktivitas
Manajemen Energi (1.05178)

Chronic Kidney Disease (CKD)

DAFTAR PUSTAKA EVALUASI


Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar S (Subjective) : Data berdasarkan keluhan yang disampaikan
Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), 
pasien setelah dilakukan tindakan
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran
O (Objektif) : data berdasarkan hasil pengukuran / observasi
Keperawatan Indonesia (SLKI),  Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia langsung kepada Pasien setelah dilakukan tindakan
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),  A (Analysis) : Masalah keperawatan yang terjadi akibat
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia perubahan status klien dalam data subyektif dan obyektif

P (Planning) : Perencanaan keperawatan yang akan


dilanjutkan, dihentikan atau dimodifikasi
INTERVENSI
1. Hipervolemia
Manajemen Hipervolemia (1.03116)
Observasi:
o Periksa tanda dan gejala hipervolemia (edema, dispnea, suara napas tambahan)
o Monitor intake dan output cairan
o Monitor jumlah dan warna urin
Terapeutik :
o Batasi asupan cairan dan garam
o Tinggikan kepala tempat tidur
Edukasi :Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan cairan
Kolaborasi :
o Kolaborasai pemberian diuretik
o Kolaborasi penggantian kehilangan kalium akibat deuretik
o Kolaborasi pemberian continuous renal replecement therapy (CRRT), jika perlu
2. Defisit Nutrisi
Manajemen Nutrisi (1.03119
Observasi :
o Identifikasi status nutrisi
o Identifikasi makanan yang disukai
o Monitor asupan makanan
o Monitor berat badan
Terapeutik :
o Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
o Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
o Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Edukasi :
o Anjurkan posisi duduk, jika mampu
o Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan jika perlu
3. Nausea
Manajemen Mual (1.03117)
Observasi :
o Identifikasi pengalaman mual
o Monitor mual (mis. Frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan)
Terapeutik :
o Kendalikan faktor lingkungan penyebab (mis. Bau tak sedap, suara, dan rangsangan visual yang tidak
menyenangkan)
o Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual (mis. Kecemasan, ketakutan, kelelahan)
Edukasi :
o Anjurkan istirahat dan tidur cukup
o Anjurkan sering membersihkan mulut, kecuali jika merangsang mual
o Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual(mis. Relaksasi, terapi musik, akupresur)
Kolaborasi : Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu
4. Kerusakan integritas kulit
Perawatan integritas kulit (1.11353)
Obsevasi :
Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis. Perubahan sirkulasi, perubahan status nutrisi)
Terapeutik :
o Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
o Lakukan pemijataan pada area tulang, jika perlu
o Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering
o Bersihkan perineal dengan air hangat
Edukasi :
o Anjurkan menggunakan pelembab (mis. Lotion atau serum)
o Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
o Anjurkan minum air yang cukup
o Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
5. Intoleransi Aktivitas
Manajemen Energi (1.05178)
Observasi :
o Monitor kelelahan fisik
o Monitor pola dan jam tidur
Terapeutik :
o Lakukan latihan rentang gerak pasif/aktif
o Libatkan keluarga dalam melakukan aktifitas, jika perlu
Edukasi :
o Anjurkan melakukan aktifitas secara bertahap
o Anjurkan keluarga untuk memberikan penguatan positif
Kolaborasi:
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan

Anda mungkin juga menyukai