Anda di halaman 1dari 18

SGD STROKE

RIKA VIYANTI
30901700072
Kata kunci : SH, Kekuatan otot, Tingkat kemandirian
Masalah : Hambatan mobilitas fisik
1. Apa pengertian CVA ?
CVA : Cerebro Vaskuler Accident (stroke)  kehilangan fungsi otak yang diakibatkan
oleh terhentinya suplai darah ke bagian otak. Sindrom klinis yang awal timbulnya
mendadak, progresif , cepat berupa deficit neurologis vokal atau global yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih dan bisa berlangsung menimbulkan kematian.
Kondisi ini semata-mata disebabkan oleh peredaran darah ke otak non traumatik.

1. Stroke Hemoregik  Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan


subarachnoid yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah
tertentu. Biasanya kerjadiannya saat melakukan aktivitas, atau bisa juga terjadi
pada saat beristirahat. Pada stroke hemoregik umumnya kesadaran pasien akan
menurun. Hal ini disebabkan oleh pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler.
2. Stroke non hemoregik (Stroke iskemik)  berupa iskemia atau emboli dan
trombosis serebral, yang terjadi pada saat beristirahat, baru bangun tidur atau di
pagi hari. Tidak terjadi perdarahan pada stroke non hemoregik atau stroke iskemik,
namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan mengakibatkan edema
sekunder.

(PRIYANTO, Aris. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIENCVA DENGAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK DI


RUANG ASTER RSUD Harjono Ponorogo. 2019. PhD Thesis. Universitas Muhammadiyah Ponorogo.)
2. Askep dr skenario teesebut ? Feby
3. Bagaimana perjalanan hipertensi menjadi stroke?
Dewi

Hipertensi diartikan sebagai suatu keadaan dimana tekanan darah


seseorang melebihi batas tekanan darah normal. Hipertensi
merupakan faktor risiko yang potensial pada kejadian stroke
karena hipertensi dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah
otak atau menyebabkan penyempitan pembuluh darah otak.
Pecahnya pembuluh darah otak akan mengakibatkan perdarahan
otak, sedangkan jika terjadi penyempitan pembuluh darah otak
akan mengganggu aliran darah ke otak yang pada akhirnya
menyebabkan kematian sel-sel otak.

(Nastiti, Dian. 2012. Gambaran Faktor Risiko Kejadian Stroke


pada pasien Stroke Rumah Sakit Krakatau Medika Tahun 2011.
Skripsi, Universitas Indonesia.)
4. Apa pemeriksaan penunjang pada klien dengan gangguan stroke? cels

1. Agriografi serebral  Membantu menentukan penyebab


dari stroke secara spesifik seperti CVA perdarahan
arteriovena atau adanya ruptur. Biasanya pada CVA
perdarahan akan ditemukan adanya aneurisma
2. Elektro encefalography  Pemeriksaan ini bertujuan untuk
melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan
yang infark sehingga menurunnya impuls listrik dalam
jaringan otak
3. Sinar X tengkorak  Menggambarkan perubahan kelenjar
lempeng pineal daerah yang berlawanan dari masa yang
luas, klasifikasi karotisinternaterdapat pada trombus
serebral.Klafisikasi parsial dinding, aneurisma pada
pendarahan subarachnoid.
4. Ultrasonography Doppler  Menentukan posisi serta
besar/luas terjadinya perdarahan otak. Hasil pemeriksaan
biasanya didapatkan area yang mengalami lesi dan infark
akibat dari hemoragik.
5. CT Scan  Memperhatikan secara spesifik letak edema, posisi
hematoma,adanya jaringan otak yang infark atau iskemia, serta posisinya
secara pasti. Hasil pemerksaan biasanya didapatkan hiperdens fokal, kadang
masuk ke ventrikel atau menyebar ke permukaan otak
6. MRI  Menentukan posisi serta besar/luas terjadinya perdarahan otak.
Hasil pemeriksaan biasanya didapatkan area yang mengalami lesi dan infark
akibat dari hemoragik
7. Foto thorax  Dengan dilakukannya foto thorax dapat memperlihatkan
keadaan jantung, apakah terdapat pembesaran ventrikel kiri yang merupakan
salah satu tanda hipertensi kronis pada penderita stroke.

• (Nastiti, Dian. 2012. Gambaran Faktor Risiko Kejadian Stroke pada pasien
Stroke Rumah Sakit Krakatau Medika Tahun 2011. Skripsi, Universitas
Indonesia.)
Pemeriksaan laboratorium CVA
- Pungsi lumbal : Tekanan normal biasanya ada trombosis, emboli dan
tekanan intracranial, sedangkan tekanan yang meningkat dan cairan
bercampur darah menunjukkan adanya pendarahan subarachnoid atau
intrakranial. Kadar protein totalmeningkat pada kasus trombosis
sehubungan dengan proses inflamasi.
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan kimia darah : pada pasien stroke akut dapat terjadi
hiperglikemia, gula dalam darah dapat mencapai 250 mg/dl dalam serum
dan kemudian berangsur-angsur turun kembali.
5. Jelaskan patofisiologi dan pathway CVA ? meidinda
6. Apa penyebab Shol

Faktor yang dapat menimbulkan stroke :


1. faktor risiko yang tidak dapat diubah atau tidak dapat dimodifikasi
 peningkatan usia dan jenis kelamin
2. faktor risiko yang dapat diubah atau dapat dimodifikasi
hipertensi, diabetes melitus, dan dislipidemia

(Nastiti, Dian. 2012. Gambaran Faktor Risiko Kejadian


Stroke pada pasien Stroke Rumah Sakit Krakatau Medika
Tahun 2011. Skripsi, Universitas Indonesia.)

.
Faktor Resiko
1. Hipertensi  Hipertensi merupakan faktor yang paling beresiko penyebab
stroke.Hipertensi dapat disebabkan ateroklerosis pembuluh darah serebral, sehingga
pembuluh darah mengalami penebalan dan degenerasi yang kemudian pembuluh darah
menjadi pecah dan menimbulkan perdarahan pada otak.
2. Penyakit Kardiovaskuler / penyakit jantung.  Emblisme serebral berasal dari jantung
seperti penyakit arteri koronaria , gagal jantung kongestif, MCI(Miokardinfark), hipertrofi
ventrikel kiri. Pada fibrilasi atrium menyebabkan penurunan oksigen, sehingga perfusi
darah ke otak menjadi menurun, hal ini akan menyebabkan otak kekurangan oksigen yang
akhirnya menjadi penyebab stroke.
3. Diabetes Mellitus  Pada penyakit diabetes mellitus akan mengalami penyakit vaskuler,
sehingga terjadi mikrovaskularisasi dan terjadi arteroklerosis, terjadinya arteroklerosis
dapat menyebabkan emboli yang kemudian terjadi penyumbatan dan iskemia. Iskemia
menyebabkan perfusi otak menjadi menurun,menurunnya perfusi otak ini mengakibatkan
stroke.
4. Alkohol  Seseorang yang mengkonsumsi alkohol sangat beresiko terjadinya stroke karena
alkohol jika dikonsumsi akan menyebabkan hipertensi, penurunan aliran darah ke otak dan
cardiac aritmia serta kelainan mobilitas pembuluh darah dan terjadi emboli serebral.
5. Peningkatan Kolesterol  Pada seseorang yang memiliki riwayat kolesterol tinggi sangat
mungkin terkenal stroke, karena peningkatan kolesterol dalam tubuh mengakibatkan
arterosklerosis dan terbentuknya emboli lemak sehingga aliran darah menjadi lambat
termasuk darah yang menuju ke otak, pada kondisi ini perfusi otak akan mengalami
penurunan.
6. Obesitas  Penderita obesitas akan mengalami peningkatan kolesterol yang
mengakibatkan terbentuknya emboli lemak pada pembuluh darah. Selain itu penderita
obesitas akan mengalami hipertensi sehingga akan ada gangguan pada pembuluh darah,
keadaan ini berkontribusi pada stroke.
• Stroke dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Trombosis serebri : Pada kasus trombosis serebri biasanya ada kaitannya
dengan kerusakan lokal pada dinding pembuluh darah akibat
aterosklerosis.
2. Emboli Serebri : Embolisme serebri kondisi dimana aliran darah terhambat
akibat benda asing (embolus), seperti bekuan darah yang berada di dalam
aliran darah yang dapat menghambat pembuluh darah. Pada penderita
stroke dengan embolisme serebri , penderita biasanya berusia lebih muda
dibandingkan penderita stroke trombosis.
3. Hemoragi (pendarahan) : Hemoragi atau pendarahan saat pecahnya salah
satu srteri sehingga aliran darah pada sebagian otak berkurang atau
terputus yang mengakibatkan pasokan oksigen ke otak menjadi berkurang
sehingga fungsi otak dapat terganggu.
4. Penyumbatan pada Arteri Serebri Media : Arteri Serebri Media inilah yang
paling sering mengalami gangguan.Penyumbatan dan pendarahan pada
oksipital kapsul internal. Gangguan pada arteri serebri media dapat
menyebabkan hemiparesis sisi kontralateral yang lebih sering mengenai
lengan, karena pusat motorik tungkai masih mendapat pasokan darah dari
asteriserebri anterior.

(NUR, Muhammad Sufian, et al. Penerapan Teknik Alih Baring Terhadap Kejadian Dekubitus Pada Asuhan Keperawatan Ny. M dengan
Stroke Di RSUD Kota Semarang. 2017. PhD Thesis. Universitas Muhammadiyah Semarang.)
7. Komplikasi CVA? ina
Berhubungan dengan imobilisasi
- Infeksi pernafasan
- Timbulnya rasa nyeri pada daerah yang tertekan.
- Konstipasi
- Tromboflebitis

Berhubungan dengan mobilisasi


- Nyeri pada daerah punggung
- Dislokasi sendi
- Hambatan mobilitas fisik

Berhubungan dengan kerusakan otak


- Epilepsi
- Sakit kepala
- Kraniotomi
- Hidrocefalus

(NUR, Muhammad Sufian, et al. Penerapan Teknik Alih Baring Terhadap


Kejadian Dekubitus Pada Asuhan Keperawatan Ny. M dengan Stroke Di RSUD
Kota Semarang. 2017. PhD Thesis. Universitas Muhammadiyah Semarang.)
8. Tanda dan gejala? Arvia
Manifestasi stroke atau cva dapat berupa:
- Kelumpuhan anngota badan atau anggota gerak yang terjadi secara mendadak
- Gangguan sensibilitas pada satu atau lebih pada anggota badan
- Terjadi perubahan secara mendadak pada status mental.
- Afasia ( bicara tidak lancar, kurangnya ucapan dan kesulitan memahami
ucapan)
- Ataksia anggota badan yang mengakibatkan kesulitan untuk berjalan,
berbicara, terganggunya fungsi penglihatan, dan gangguan menelan
- Vertigo, mual, muntah, dan nyeri kepala.
Gejala khusus yang timbul pada penderita stroke:
- Kehilangan motorik : stroke adalah penyakit motor neuron atas yang
mengakibatkan kehilangan kontrol volunter terhadap gerakan motorik
- Hemiplagia (paralisis pada salah satu sisi tubuh)
- Hemiparesis (kelemahan pada salah satu sisi tubuh)
- Menurunnya tonus otot abnormal
(PRIYANTO, Aris. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIENCVA DENGAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK DI RUANG ASTER
RSUD Harjono Ponorogo. 2019. PhD Thesis. Universitas Muhammadiyah Ponorogo.)
9. Jelaskan pengkajian keperawatan pada kasus tersebut ? Nita
10. Bagaimana cara penanganan pertama pada pasien yang
mengalami CVA? umi

• Pertolongan pertama perlu segera dilakukan saat


serangan stroke terjadi : golden period alias
periode emas penanganan stroke, yaitu tiga jam
setelah penyakit ini menyerang.
• Artinya, jika pertolongan medis dilakukan dalam
periode tersebut, peluang untuk pulih pun akan
semakin tinggi. Secara umum, penanganan stroke
memang sebaiknya segera diberikan dan tidak
boleh lebih dari 4,5 jam sejak serangan awal. 
• kenali dengan segera gejala stroke pada seseorang dengan metode F.A.S.T.
1. Face  coba perhatikan area wajah orang tersebut. Cari tahu perubahan yang
terjadi, apakah ia mengalami kesulitan untuk menggerakkan bagian wajah. Jika
tidak terlihat, kamu bisa coba meminta orang tersebut untuk tersenyum,
kemudian perhatikan apakah saat tersenyum wajah tampak simetris atau tidak.
Jika salah satu bagian wajah tertinggal atau jatuh saat tersenyum, bisa jadi orang
tersebut mengalami serangan stroke.
2. Arms meminta orang tersebut mengangkat bagian tangan alias arms. Tujuannya
untuk melihat kemungkinan terjadi kelumpuhan sensor motorik. Mintalah orang
tersebut untuk mengangkat kedua lengan lurus ke depan, pertahankan posisi
tersebut selama beberapa detik. Jika ia merasa kesulitan atau tidak bisa
mengangkat tangan, bisa jadi itu adalah gejala stroke. 
3. Speech Perhatikan juga bagaimana cara dia berbicara. Kamu bisa coba
meminta orang tersebut mengucapkan kalimat yang mengandung huruf “R”. Jika
ia berbicara dengan tidak jelas, pastikan untuk segera membawanya ke rumah
sakit terdekat.
4. Time Jika ketiga gejala tersebut muncul, besar kemungkinan orang tersebut
mengalami stroke. Kalau sudah begitu, jangan menunda untuk membawanya ke
rumah sakit. Sebab, waktu adalah hal yang paling penting dalam penanganan
stroke. Sebagai penolong, pastikan untuk mencatat waktu serangan dan
perkembangan kondisi orang tersebut untuk membantu dokter dalam penanganan
lebih lanjut.
(National Stroke Association. Diakses pada 2020. Warning signs of a stroke)
Konsep Map
Etiologi CVA (SH Faktor
dan SNH) Resiko

Tanda dan
Pengkajian Penatalaksanaan
Gejala

Askep

Anda mungkin juga menyukai