DisusunOleh :
NITA ARFIANA
20902000046
2021
KLASIFIKASI
DEFINISI ETIOLOGI
Cedera kepala berat merupakan cedera kepala o Adanya trauma pada kepala meliputi trauma 1. Cedera kepala ringan ( CKR )
Jika GCS antara 13-15, dapat terjadi
yang mengakibatkan penurunan kesadaran oleh benda/ serpihan tulang yang menembus
kehilangan kesadaran kurang dari 30
dengan skor GCS 3 sampai 8, mengalami jaringan otak, efek dari kekuatan/energi yang
menit
amnesia > 24 jam (Haddad, 2012). diteruskan ke otak dan efek percepatan dan
2. Cedera kepala kepala sedang ( CKS )
perlambatan (akselerasi-deselerasi) pada
jika GCS antara 9-12, hilang kesadaran
otak.
atau amnesia antara 30 menit -24 jam,
PEMERIKSAAN PENUNJANG o Kecelakaan
dapat mengalami fraktur tengkorak,
o Jatuh
1. Pemeriksaan laboratorium : disorientasi ringan ( bingung ).
darah lengkap, urine, kimia darah, 3. Cedera kepala berat ( CKB )
analisa gas jika GCS 3-8, hilang kesadaran lebih
darah. dari 24 jam, juga meliputi contusio
2. CT-Scan (dengan atau tanpa kontras: cerebral, laserasi atau adanya hematoina
mengidentifikasi luasnya lesi, atau edema.
perdarahan, determinan ventrikuler, dan CEDERA KEPALA BERAT
perubahan jaringan otak.
3. MRI : digunakan sama seperti CT-Scan MANIFESTASIKLINIK
dengan atau tanpa kontras radioaktif.
1. Hilangnya kesadaran kurang dari 30 menit
4. X-Ray : mendeteksi perubahan struktur
atau lebih
tulang (fraktur), perubahan struktur garis
(perdarahan, edema), fragmen tulang. 2. Kebingungan
Ronsent Tengkorak maupun thorak.
PENATALAKSANAAN 4. Pucat
PATOFISIOLOGI
1. Pengkajian Primer 1. Resiko Ketidakefektifan perfusi jaringan Subjective: Pernyataan atau keluhan dari
pasien.
(Airway, Breathing dan serebral
ventilation, Circulation, Disability, 2. Bersihan Jalan napas tidakefektif Objective : Data yang diobservasi oleh
Exposure) 3. Gangguan integritas jaringan kulit perawat atau keluarga.
2. Pengkajian Sekunder 4. Pola nafas tidak efektif
Analisys: Kesimpulan dari objektif dan
(Identitas, Riwayat kesehatan, 5. Hipertermia
subjektif
Aktivitas/istirahat, Sirkulasi, 6. Gangguan mobilitas fisik
integritas ego, makanan, eliminasi, Planning : Rencana tindakan yang akan
neurosensori,) dilakuakan berdasarkan analisis
DAFTAR PUSTAKA
CEDERA KEPALA BERAT
Haddad, S. H., & Arabi, Y. M. (2012). Critical
care management of severe traumatic brain
injury in adults. Scandinavian journal of
trauma, resuscitation and emergency
medicine, 20(1), 1-15.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan
Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar
Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan
Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat
Indonesia
Wahyudi, S. 2012. Faktor Resiko Yang
Berhubungan Dengan Tingkat
Keperawatan Cidera Kepala. Diakses
tanggal 10 Oktober 2021
Diagnosa Keperawatan :
2. Bersihan Jalan napas Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Nafas (I. 01011)
tidakefektif keperawatan 3x24jam diharapkan 1. Monitor pola napas (frekuensi,
Bersihan jalan napas (L.01001) kedalaman, usaha napas)
meningkat dengan kriteria hasil 2. Monitor bunyi napas tambahan (mis.
Gurgling, mengi, weezing, ronkhi
1. Wheezing menurun kering)
2. Gelisah menurun 3. Berikan oksigen, jika perlu
3. Pola napas membaik 4. Pertahankan kepatenan jalan napas
4. Frekuensi napas membaik dengan head-tilt dan chin-lift
5. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, jika perlu
3. Gangguan integritas Setelah dilakukan tindakan Perawatan Luka( I.14564 )
jaringan kulit keperawatan 3x24jam diharapkan
integritas kulit dan jaringan(L.14125) 1. Monitor karakteristik luka (mis:
meningkat dengan kriteria hasil : drainase,warna,ukuran,bau
1. Elasitisitas meningkat 2. Monitor tanda –tanda inveksi
2. Kerusakn jaringan menurun 3. Berika salep yang sesuai di kulit /lesi,
3. Kerusakan lapisan kulit menurun jika perlu
4. Kemerahan menurun 4. Pasang balutan sesuai jenis luka
5. Perdarahan menurun
4. Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Pemantauan respirasi (I.01014)
keperawatan 3x24jam diharapkan pola 1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman,
napas (L.01004) membaik dengan dan upaya napas
kriteria hasil : 2. Monitor adanya sumbatan jalan napas
1. Penggunaan otot bantu 3. Atur interval pemantauan respirasi
menurun sesuai kondisi pasien
2. Frekuensi napas membaik 4. Jelaskan tujuan dan prosedur
3. Kedalaman napas membaik pemantauan
4. Pernapasan cuping hidung
menurun
5. Hipertermia Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipertermia (I.15506)
keperawatan 3x24jam diharapkan 1. Identifikasi penyebab hipertermia
Termogulasi membaik (L.14134) 2. Monitor suhu tubuh
membaik dengan kriteria hasil : 3. Sediakan lingkungan yang dingin
1. Suhu tubuh membaik 4. Ganti linen setiap hari atau lebih
2. Suhu kulit membaik sering
3. Ventilasi membaik 5. Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intervena, jika perlu
6. Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan Dukungan mobilisasi (I. 05173)
keperawatan 3x24jam diharapkan 1. Identifikasi adanya nyeri atau
Mobilitas fisik meningkat (L.05042) keluhan fisik lainnya
membaik dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi toleransi fisik
1. Pergerakan ekstremitas melakukan gerakan
meningkat 3. Fasilitasi aktivitas mobilisasi
2. Kekuatan otot meningkat dengan alat bantu
3. Rentang gerak (ROM) 4. Fasilitasi melakukan pergerakan,
meningkat jika perlu
4. Gerakan terbatas menurun 5. Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi