TINJAUAN TEORITIS
Cedera kepala adalah (trauma capitis) adalah cedera mekanik yang secara
kulit kepala, fraktur tulang tengkorak, robekan selaput otak dan kerusakan
2015).
tengkorak dan otak (Pierce dan Nail, 2014). Cedera kepala merupakan cedera
yang meliputi trauma kulit kepala, tengkorak, dan otak (Morton, 2015).
Cedera kepala meliputi luka pada kulit kepala, tengkorak, dan otak.
Cedera kepala merupakan adanya pukulan atau benturan mendadak pada kepala
6
Gambar 2.1 Anatomi Kepala
7
8
1. Anatomi Kepala
a. Kulit kapala
Pada bagian ini tidak terdapat banyak pembuluh darah. Bila robek,
diploika yang dapat membawa infeksi dari kulit kepala sampai dalam
b. Tulang kepala
(liners) yang bisa non impresi (tidak masuk / menekan kedalam) atau
impresi. Fraktur tengkorak dapat terbuka (dua rusak) dan tertutup (dua
tidak rusak). Tulang kepala terdiri dari 2 dinding yang dipisahkan tulang
berongga, dinding luar (tabula eksterna) dan dinding dalam (labula interna)
diameter.
9
a) Melindungi otak
menyebar dengan bebas. Dan hanya terbatas untuk seluas valks serebri
membentuk sawan antar ventrikel dan sulkus atau vernia. Sawar ini
ventrikel.
vena.
d. Otak.
luar (fraktur cranium terbuka, fraktur basis cranium dengan cairan otak
Tekanan intra cranial (TIK) adalah hasil dari sejumlah jaringan otak,
pada 1 satuan waktu. Keadaan normal dari TIK bergantung pada posisi
pasien dan berkisar ± 15 mmHg. Ruang cranial yang kalau berisi jaringan
otak (1400 gr), Darah (75 ml), cairan cerebrospiral (75 ml), terhadap 2
tanpa adanya perubahan, TIK akan naik. Peningkatan TIK yang cukup
berakibat kematian.
2.3 Etiologi
dan mobil.
berat sifatnya.
benda tajam.
cedera otak.
setelah cedera.
12
tingkah laku
minggu atau lebih lama setelah konkusio cedera otak akibat trauma
ringan.
area tersebut
2.5 Klasifikasi
3) GCS 13-15
1) Kehilangan kesadaran
2) Muntah
3) GCS 9-12
(bingung)
1) GCS 3-8
- Ekstensi abnormal 2
Total 3-15
1. Composmentis (normal)
a. Sadar penuh
a. Acuh
3. Somnolent (ngantuk)
a. Keadaan ngantuk
nyeri.
15
4. Dellirium (mengigau)
kuat.
diberikan.
2.6 Patofisiologi
disebabkan oleh kekuatan fisik yang lalu diikuti proses patologis yang
terjadi segera dan sebagian besar bersifat permanen. Dari tahapan itu,
akibat langsung dari efek mekanik dari luar pada otak yang
rusak irreversible, proses ini disebut proses primer dan sel otak
rusak akan menyebabkan kerusakan seluler yang luas pada sel yang
cedera maupun sel yang tidak cedera. Secara garis besar cedera
2014).
18
2.7 WOC
Cedera Kepala
Perubahan
protoregulasi
Risiko Infeksi
Perdarahan dan Gangguan
hematoma suplai darah
Kejang
Peningkatan Iskemia
TIK
Penurunan
kesadaran
Peregangan Hipoksia
doramen dan
pembuluh
darah Bedrest Akumulasi
Perfusi serebral total cairan
tidak efektif
Nyeri akut
a. Foto Polos
kesadaran.
b. CT – Scan
muntah.
general.
dari GCS
elektrolit.
e. MRI
f. EEG
Peran yang paling berguna EEG pada cedera kepala mungkin untuk
dengan cedera otak traumatik. Kejang konfulsif dan non konfulsif tetap
terlihat dalam 22%. Pada tahun 2012 sebuah studi melaporkan bahwa
dikaitkan dengan hasil yang buruk pada bulan ketiga dan keenam pada
trauma.
subarachnoid.
Analisa gas darah adalah salah satu tes diagnostic untuk menentukan
pemeriksaan AGD ini adalah status oksigenasi dan status asam basa.
22
1.9 Penatalaksanaan
a. Keperawatan
1) Observasi 24 jam
makanan lunak
b. Medis
1) Terapi obat-obatan
diplo)
23
a. Bedrest Total
b. Pemberian Obat-Obatan
bermakna
1.10.1 Pengertian
nyaman dengan cara memejamkan mata saat menarik nafas. Efek dari
16-19 kali dalam satu menit menjadi 6-10 kali dalam satu menit. Relaksasi
menjadi lebih tenang sehingga tekanan darah yang dalam keadaan tinggi
a. Ketentraman hati
f. Meningkatkan keyakinan
pernafasan.
1.11.1 Pengkajian
1) Identitas
tersebut meliputi:
a) Nama pasien
panggilan akrabnya.
b) Umur
c) Jenis kelamin
d)Anak keberapa
f) Agama
g) Pendidikan
29
h) Alamat
2. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Keluhan utama yang timbul pada cedera kepala berat seperti nyeri
3. Pemeriksaan Fisik
b) Sistem integument
c) Sistem pernafasan
d) Sistem kardiovaskuler
e) Sistem gastrointestinal
menurun, mual dan muntah pada fase akut. Mual sampai muntah
bising usus untuk menilai ada atau tidaknya dan kualitas bising
usus menurun atau hilang dapat terjadi pada paralitik ileus dan
nasotrakeal.
f) Sistem urinary
g) Sistem musculoskeletal
h) Sistem neurologis
4. Pemeriksaan penunjang
kontras.
perdarahan, trauma
(TIK)/perubahan mental.
mengatasi kejang
diagnosis yang muncul pada pasien yang penulis ambil dengan cedera
kepala ringan adalah risiko perfusi serebral tidak efektif dan nyeri akut
(PPNI, 2016).
36
Edukasi
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
meringankan nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian analgetik,
jika perlu
dapat mendiskusikan dengan klien atau keluarga tentang tindakan yang akan
konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Nursalam,
2017)
Etilogi
1. Kecelakaan lalu lintas
2. Kecelakaan olahraga
3. Kekerasan
4. Benturan
Patofisiologi
1. Cedera otak primer
CKR
2. Cedera otak sekunder
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
39