03 Bihuwe C1AA21027
06 Raditya C1AA21111
Topik pembahasan
9 Pemeriksaan penunjang
01 DEFINISI TRAUMA KAPITIS
Terdiri dari kalvario (atap tengkorak), dan basis kranium (dasar tengkorak)
Basis krani berbentuk tidak rata dan tidak teratur sehingga bila terjadi
cedera kepala dapat menyebabkan kerusakan pada bagian dasar tengkorak
yang bergerak akibat cedera akselerasi dan deseleras Rongga dasar
tengkorak terbagi terbagi menjadi 3 fosa yaitu:
• Fosa Anterior/Lobus Frontalis
• Fosa Media/Lobus Temporalis
• Fosa Posterior/ruang batang otak dan Cerebelum Patah tulang
kalvaria dapat berbentuk ganis (lineair) yang bisa non impressi (tidak
masuk/menekan ke dalam) atau impressi (masuk ke dalam) Bila patah
terbuka (ada hubungan dengan dunia luar), maka diperlukan operasi segera.
3. Isi Tengkorak
1. Adanya trauma pada kepala meliputi trauma oleh benda/ serpihan tulang yang menembus
jaringan otak
2. Efek dari kekuatan/energi yang diteruskan ke otak
3. Efek percepatan dan pelambatan (akselerasi-deselerasi) pada otak
4. Kecelakaan, Jatuh, Trauma akibat persalinan
5. Peningkatan jumlah cairan serebrospinal
6. Peningkatan jumlah darah dalam otak
b. Contosio cerebri
04 TANDA & GEJALA 1. Tidak sadar lebih 10 menit
2. Amnesia Anterorade
Menurut Manurung (2018), Tanda dan gejala dari cedera 3. Mual dan muntah
kepala antara lain: 4. Penurunan tingkat kesadaran
5. Gejala neurologi, seperti parese
a. Commotio Cerebri 6. Pendarahan
1. Tidak sadar selama kurang atau sama dengan 10
c. Laserasio Serebri
menit
1. Jaringan robek akibat fragmen patah
2. Mual dan muntah
2. Pingsan maupun tidak sadar selama
3. Nyeri kepala (pusing)
berhari-hari/berbulan – bulan
4. Nadi, Suhu, Tekanan darah menurun atau normal
3. Kumpulan anggota gerak
4. Kumpulan saraf otak
KLASIFIKASI CIDERA
05 KEPALA
kepala digunakan metode penilaian Glasgow
Coma Scale (GCS)., yaitu menilai respon buka
mata pasien, respon bicara / verbal pasien dan
respon motoric.
Cedera kepala di klasifikasikan menjadi 3 hal yaitu:
a. Mekanisme cedera kepala
Cedera kepala dibagi menjadi cedera kepala tumpul dan cedera
kepala tembus /tajam. Cedera tumpul biasanya berkaitan dengan
kecelakaan bermotor, jatuh dari ketinggian atau pukulan akibat
benda tumpul. Sedangkan cedera kepala luka tembus disebabkan
oleh luka tembak atau luka tusuk.
b. Berat ringannya cedera kepala
Secara umum untuk menetapkan berat ringannya cedera
06 MORFOLOGI CIDERA
KEPALA
1. Fraktur kranial
Fraktur kranial dapat terjadi pada bagian atas atau dasar tengkorak,
dapat berbentuk garis / linear,atau bintang atau terbuka maupun
tertutup. Adanya tanda klinis fraktur dasar tengkorak merupakan
petunjuk kecurigaan untuk melakukan pemeriksaan lebih rinci
2. Lesi intracranial
Lesi intrakranial diklasifikasikan sebagai lesi fokal atau lesi difus,
walaupun kedua jenis lesi ini sering terjadi secara bersamaan.
a. Cidera otak difus
Pada konkusi ringan penderita biasanya kehilangan kesadaran dan
mungkin mengalami amnesia retro / anterograd.Cedera otak difus
biasanya disebabkan oleh hipoksia, iskemia dari bagian otak karena
syok yang berkepanjangan atau periode apneu yang segera setelah
mengalami trauma.
b. Pendarahan epidural
Perdarahan epidural relatif jarang ditemukan (0,5%) dari semua
penderita cedera kepala, dan yang mengalami koma hanya 9% dari
semua penderita cedera kepala. Perdarahan epidual terjadi di luar
duramater tetapi mash berada didalam rongga tengkorak, dengan
ciri berbentuk Bikonveks atau menyerupai lensa cembung.
c. Pendarahan subdural
Perdarahan subdural lebih sering terjadi dari pada perdarahan
epidural (30% pada cedera otak berat). Perdarahan ini terjadi akibat
robeknya vena-vena kecil dipermukaan kortek serebri.
1. Pupil Kedua
pupil mata harus selalu diperiksa. Biasanya sama
lebar (3mm dan reaksi sama cepat. Apabila salah satu
lebih lebar (lebih dan 1mm), maka keadaan disebut TANDA TANDA PENINGKATAN TEKANAN
sebagai anisokoria. INTRA KRANIAL(TIK)