INTRACEREBRAL HEMATOMA
1.1 Definisi
Cidera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang
disertai atau tanpa disertai perdarahan interstiil dalam substansi otak tanpa diikuti
terputusnya kontinuitas otak.
1.2 Etiologi
1.3 Klasifikasi
a. Klasifikasi cedera kepala :Berdasarkan patologi
3. Jenis cedera :
1) Cedera kepala terbuka dapat menyebabkan frakturtulang, tengkorak dan
laserasi diameter. Trauma yangmenembus tengkorak dan jaringa otak.
2) Cedera kepala tertutup : dapat disamakan pada pasiendengan gegar otak
ringan dengan cedera cerebral yangluas.
4. Menurut berat ringannya berdasarkan GCS (GlasgownComa Scale) :
b. Intracerebral hematoma
3. Hematoma Intrakranial
Hematoma jenis ini biasanya muncul pada rongga kepala dan terjadi
ketika pembuluh darah mengalami kerusakan. Seperti pada beberapa lapisan
pelindung otak atau di dalam jaringan otak, seperti halnya hematoma epidural
dan hematoma subdural. Ketiganya membutuhkan penanganan medis segera
untuk mencegah terjadinya kerusakan otak yang permanen.
4. Hematoma Intra-Abdominal
Hematoma ini menyerang bagian dalam perut. Hal ini dapat disebabkan
oleh berbagai cedera atau kondisi medis tertentu
1.9 Penatalaksanaan
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah mengumpulkan informasi tentang status kesehatan
klien yang menyeluruh mengenai fisik, psikologis, sosial budaya, spiritual,
kognitif, tingkat perkembangan, status ekonomi, kemampuan fungsi dan gaya
hidup klien
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS,
nomor register, diagnose medis.
2. Keluhan utama
Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan
tidak dapat berkomunikasi.
3. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan yang terjadi saat melakukan pengkajian, pada pasien-pasien ich
keluhan yg sering muncul yaitu nyeri kepala
4. Riwayat penyakit dahulu
Apakah pasien mempunyai riwayat penyakit yang sama atau penyakit
yang lainnya
5 Riwayat penyakit keluarga
Apakah dalam keluarga ada riwayat penyakit menurun atau menular
6. Riwayat psikososial
Kaji hubungan sosial keluarga, teman serta orang orang terdekat
7. Pola-pola fungsi kesehatan
Kaji kebiasaan dalam menagani sakit
8 . Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Kaji pandangan klien tentang penyakitnya
9 Pola nutrisi dan metabolisme
Kaji status gizi pasien serta diet selama di rs
10 Pola eliminasi
Kaji frekuensi BAB/BAK warna, bau, konsistensi
11 Pola aktivitas dan latihan
Kaji kebiasaan olahraga pasien
12 Pola tidur dan istirahat
Kaji lama tidur, gangguan tidur, penggunaan obat bantu tidur,.
13 Pola hubungan dan peran
Kaji perubahan peran hubungsn dengan orang lain dan orang orang yang ada
disekitarnya
14 Pola persepsi dan konsep diri
Kaji pengetahuan tentang penyakitnya/obat yang biasa dikonsumsi, faktor
risiko tentang penyakitnya
15 Pola sensori dan kognitif
Kaji pengetahuan pasien tentang penyakitnya, misalkan penyebab, faktor
resiko dan tanda gejala.
16 Pola reproduksi seksual
Kaji masalah seksual misalkan menstruasi, fertilitas,libido dll
17 Pola penanggulangan stress
Kaji stress saat ini dan mekanisme koping stres
18 Pola tata nilai dan kepercayaan
Kebudayaan terkait kesehatan , pandangan klien tentang agama, kegiatan
agama dll
b Pemeriksaan fisik
c Keadaan umum
- Kesadaran : umumnya mengelami penurunan kesadaran
- Suara bicara : kadang mengalami gangguan yaitu sukar dimengerti,
kadang tidak bisa bicara
- Tanda-tanda vital : tekanan darah meningkat, denyut nadi bervariasi
d. Pemeriksaan integumen
- Kulit : jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan jika
kekurangan cairan maka turgor kulit kan jelek. Di samping itu perlu juga dikaji
tanda-tanda dekubitus terutama pada daerah yang menonjol karena klien CVA
Bleeding harus bed rest 2-3 minggu
- Kuku : perlu dilihat adanya clubbing finger, cyanosis
- Rambut : umumnya tidak ada kelainan
e Pemeriksaan kepala dan leher
- Kepala : bentuk normocephalik
- Muka : umumnya tidak simetris yaitu mencong ke salah satu sisi
- Leher : kaku kuduk jarang terjadi (Satyanegara, 1998)
f Pemeriksaan dada
Pada pernafasan kadang didapatkan suara nafas terdengar ronchi, wheezing
ataupun suara nafas tambahan, pernafasan tidak teratur akibat penurunan refleks
batuk dan menelan.
g. Pemeriksaan abdomen
Didapatkan penurunan peristaltik usus akibat bed rest yang lama, dan kadang
terdapat kembung.
h Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus
Kadang terdapat incontinensia atau retensio urine
i Pemeriksaan ekstremitas
Sering didapatkan kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.
j Pemeriksaan neurologi
- Pemeriksaan nervus cranialis
- Pemeriksaan motorik
- Pemeriksaan sensorik
- Pemeriksaan refleks
k Pemeriksaan penunjang
l Pemeriksaan radiologi
- CT scan : didapatkan hiperdens fokal, kadang-kadang masuk ventrikel,
atau menyebar ke permukaan otak.
- MRI : untuk menunjukkan area yang mengalami hemoragik.
- Angiografi serebral : untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurisma
atau malformasi vaskuler.
- Pemeriksaan foto thorax : dapat memperlihatkan keadaan jantung, apakah
terdapat pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda hipertensi
kronis pada penderita stroke.
m Pemeriksaan laboratorium
- Pungsi lumbal : pemeriksaan likuor yang merah biasanya dijumpai pada
perdarahan yang masif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanya warna likuor
masih normal (xantokhrom) sewaktu hari-hari pertama.