Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MIKOLOGI, PARASITOLOGI DAN

HEMATOLOGI
ILMU DASAR KEPERAWATAN II

Kelompok 4 :
1. Salwa Mayla Amijaya (C1AA21139)
2. Nur Annisa Amalia (C1AA21103)
3. Ghietami Armeliandini ( C1AA21046)
4. Nova widya ramadhanti (C1AA21100)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN TINGKAT 1 KELAS A


2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena


hidayah dan nikmat yang diberikan-Nya sehingga Makalah dengan judul
MIKOLOGI, PARASITOLOGI DAN HEMATOLOGI ini dapat kami
selesaikan dengan tepat waktu. Tak lupa Shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurah kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW.
Makalah ini MIKOLOGI, PARASITOLOGI DAN HEMATOLOGI
menyajikan materi yang dibahas pada pertemuan ke-5 dan dibuat secara
khusus untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Dasar Keperawatan II dan
secara umum bisa berguna bagi pembaca baik mahasiswa maupun
masyarakat
Sebagaimana manusia yang tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan kami menyadari penyusunan makalah ini belum sempurna.
Karena itu, segala saran,masukan dan kritik akan kami terima dengan
senang hati. Atas apresiasi nya kami ucapkan terimakasih.

Sukabumi, 22 Oktober 2021

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. I
DAFTAR ISI ......................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ III
a. Latar Belakang ........................................................................................ 1
b. Rumusan masalah................................................................................... 2
c. Tujuan .................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4
MIKOLOGI ......................................................................................................... 5
a. Klasifikasi jamur....................................................................................... 6
b. Prtumbuhan dan pengisolasian jamur..................................................... 7
c. Mikosis superfisial, kutan, subkutan, dan sistemik ................................. 8
d. Jamur –jamur oportunistik ...................................................................... 9
e. Aktinomicetis mikotoksin ....................................................................... 10
f. Hipersensifitas terhadap jamur .............................................................. 11
g. Kemotherapi anti jamur ......................................................................... 12
PARASITOLOGY
a. Klasifikasi parasite .................................................................................. 13
b. Flagelata usus, hemoflagelata. Amoeba usus balantidium
Coli, amoeba yang hidup bebas dan sporozoa ....................................... 14
HEMATOLOGI
a. Kelainan – kelainan pembentukan sel darah merah :
Anemia penyakit sel sabit, polisitemi ..................................................... 15
b. Kelainan – kelainan sel darah putih :Neorofilia, leukeumia,
limfoma, yeloma, multiple, makroglobulinemia waldenstrom.............. 16
c. Kelainan – kelainan pembekuan dan hemeostatis :
Gangguan vakuler, trombositosis dan trombositoperia ........................ 17
d. Gangguan faktor plasma herediter : hemophilia ................................... 18
e. Difisiensi factor plasma didapat : DIC .................................................... 19
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
MIKOLOGI
Mikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
jamur (fungi) - banyak orang juga menyebut cendawan.Kajian dalam mikologi
antara lain meliputi taksonomi jamur, fisiologi jamur, bioteknologi jamur,
budidaya jamur (mushroom culture). Mikologi berasal dari kata ‘ mykes’ yang
berarti Myceane yaitu salah satu kelompok mushroom ( jamur mikro ) dan dari
kata logos yang berarti ilmu.Jadi bisa dikatakan mikologi adalah ilmu yang
mepelajari tentang jamur dan pemanfaatnya dalam kehidupan sehari – hari
oleh manusia.
PARASITOLOGY
Parasitologi adalah studi tentang spesies yang bergantung pada orang lain
untuk bertahan hidup yang menyebabkan kerusakan pada spesies yang
menjadi sandarannya.
HEMATOLOGI
Mikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
jamur (fungi) - banyak orang juga menyebut cendawan.Kajian dalam mikologi
antara lain meliputi taksonomi jamur, fisiologi jamur, bioteknologi jamur,
budidaya jamur (mushroom culture). Mikologi berasal dari kata ‘ mykes’ yang
berarti Myceane yaitu salah satu kelompok mushroom ( jamur mikro ) dan dari
kata logos yang berarti ilmu.Jadi bisa dikatakan mikologi adalah ilmu yang
mepelajari tentang jamur dan pemanfaatnya dalam kehidupan sehari – hari
oleh manusia.
b. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud mikologi ?
2. Bagaimana klasifikasi jamur ?
3. Bagaimana pertumbuhan jamur?
4. Apa yang dimaksud Mikosis superfisial, kutan, subkutan, dan sistemik ?
5. Apa yang dimaksud jamur oportunistik?
6. . Apa yang dimaksud parasitologi ?
7. Bagaimana klasifikasi parasit ?
8. Apa itu flagelata usus, hemiflagelate, amoeba usus balantidium coli,
amoeba yang hidup bebas dan sprozoa ?
9. Apa yg dimaksud hematologi ?
10.Apasaja kelainan sel darah merah, sel darah putih, dan kelainan
pembekuan (hemeostatis) ?
11.Apa itu hemofilia ?
12. Apa itu DIC ?

c. Tujuan
Dibuatkannya makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Ilmu Dasar Keperawatan II.
BAB II PEMBAHASAN
MIKOLOGI
a. Pengertian
Mikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
fungi (jamur) atau sering disebut juga cendawan.
Menurut Gandjar (2006) jamur atau fungi adalah sel eukariotik yang tidak
memiliki klorofil, tumbuh sebagai hifa, memiliki dinding sel yang mengandung
kitin, bersifat heterotrof, menyerap nutrien melalui dinding selnya,
mengekskresikan enzim ekstraselular ke lingkungan melalui spora, dan
melakukan reproduksi secara seksual dan aseksual.
b. Klasifikasi jamur
Di alam ada sekitar 100.000 jenis jamur yang sudah dikenal dan lebih dari 1.000
jenis baru yang berhasil dideskripsikan oleh para ahli setiap tahunan. bahkan
mungkin masih adasekitar 200.000 jenis lain yang sampai saat ini belum
ditemukan atau dideskripsikan.Sementara itu, kegiatan manusia dalam
mengeksploitasi alam terpesona mengancamkeberlangsungan hidup
organisme tersebut. Perusakan hutan hujan tropis yang hampir terjadisetiap
hari atau perusakan habitat jamur yang lain tidak diragukan lagi mungkin
membawa jenis- jenis organisme berspora tersebut untuk kepunahan, bahkan
sebelum mereka sempatditemukan dan dipelajari oleh para ahli.jamur atau
jamur memiliki beberapa sifat umum, yaitu hidup di tempat-tempat
yanglembab, sedikit asam, dan tidak begitu membutuhkan cahaya matahari.
jamur tidak berfotosintesis, jadi hidup bersifat heterotrof. jamur hidup dari
senyawa-senyawaorganik yang diabsorbsi dari organisme lain.
jamur yang prinsip nutrisinya adalah heterotrof menyebabkannya
memilikikemampuan hidup sebagai pemakan sampah (saprofi T) maupun
sebagai feri yangmencuri makanan dari inangnya (parasit). jamur saprofit
adalah jamur yang makanannya berupa senyawa organik yang telah diuraikan.
jamur ini memiliki enzim-enzim tertentu yangdapat merombak senyawa-
senyawa organik. biasanya jamur ini hidup dibagian organismeyang telah mati,
misalnya pada serasah atau kelelawardan kayu yang telah lapuk.
c. Pertumbuhan jamur
Pertumbuhan Jamur Setiap mikroorganisme mempunyai kurva pertumbuhan,
begitu pula fungi. Kurva tersebut diperoleh dari menghitung massa sel pada
kapang atau kekeruhan media pada khamir dalam waktu tertentu. Kurva
pertumbuhan mempunyai beberapa fase (Gandjar, 2006) antara lain :
1. Fase lag, yaitu fase penyesuaian sel-sel dengan lingkungan,
pembentukan enzim-enzim untuk mengurai substrat;
2. Fase akselerasi, yaitu fase mulainya sel-sel membelah dan fase lag
menjadi fase aktif;
3. Fase eksponensial, merupakan fase perbanyakan jumlah sel yang sangat
banyak, aktivitas sel sangat meningkat, dan fase ini merupakan fase yang
penting dalam kehidupan fungi.
4. Fase deselerasi, yaitu waktu sel-sel mulai kurang aktif membelah, kita
dapat memanen biomassa sel atau senyawa-senyawa yang tidak lagi
diperlukan oleh sel-sel;
5. Fase stasioner, yaitu fase jumlah sel yang bertambah dan jumlah sel yang
mati relatif seimbang. Kurva pada fase ini merupakan garis lurus yang
horizontal. Banyak senyawa metabolit sekunder dapat dipanen pada fase
stasioner;
6. Fase kematian dipercepat, jumlah sel-sel yang mati atau tidak aktif sama
sekali lebih banyak daripada sel-sel yang masih hidup.

d. Mokosis
• Mikosis Kutan
Mikosis kutan adalah infeksi yang disebakan oleh jamur yang menyerang pada
daerah superfisial yang terkeratinisasi , yaitu kulit, rambut, kuku.
• Mikosis Subkutan
Jamur yang menyebabkan mikosis subkutan tumbuh dalam tanah atau pada
tanaman yang membusuk. Untuk dapat menimbulkan penyakit, jamur ini harus
masuk ke dalam jaringan subkutan atau dermis oleh karena itu disebut dengan
mikosis subkutan. Infeksi ini berlangsung kronis, lesi-lesi menyebar lambat dari
daerah implantasi.
• Mikosis Sistemik
Mikosis sistemik/profunda ialah penyakit jamur yang mengenai alat dalam.
Penyakit ini dapat terjadi karena jamur langsung masuk ke alat dalam (misalnya
paru), melalui luka, atau menyebar dari permukaan kulit atau alat dalam lain.
Jamur yang berhasil masuk bisa tetap berada di tempat (misetoma) atau
menyebabkan penyakit sistemik (misalnya, histoplasmosis). Mikosis sistemik
terdiri atas beberapa penyakit yang disebabkan oleh jamur dengan gejala klinis
tertentu di bawah kulit misalnya traktus intestinalis, traktus respiratorius,
traktusurogenital, susunan kardiovaskular, susunan saraf sentral, otot, tulang,
dan kadang kulit.
e. Jamur oportunistik
Infeksi oportunistik adalah infeksi akibat virus, bakteri, jamur, atau parasit yang
terjadi pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Dengan kata
lain, infeksi ini mengambil kesempatan dari lemahnya daya tahan tubuh, untuk
bisa berkembang.
Kondisi yang Rentan Mengalami Infeksi Oportunistik
• Luka bakar yang parah
• Menjalani kemoterapi
• Diabetes
• Malnutrisi
• Leukemia
• Multiple myeloma
Jenis-Jenis Infeksi Oportunistik :
• 1. Infeksi jamur
• 2. Pneumonia
• 3. Kanker serviks invasif
• 4. Cryptosporidiosis
• 5. Herpes simpleks
• 6. Toksoplasmosis
• 7. Tuberkulosis
Pencegahan Infeksi Oportunistik :
1. Terapkan gaya hidup sehat, termasuk melakukan seks yang aman.
Gunakan kondom saat berhubungan intim, untuk mencegah infeksi
menular seksual.
2. Cuci dan masak makanan dengan baik. Pastikan kebersihan peralatan
masak yang digunakan untuk mengolah makanan.
3. Hindari mengonsumsi susu, daging, dan telur yang mentah atau kurang
matang.
4. Gunakan sarung tangan untuk mengambil kotoran hewan peliharaan,
dan jauhkan kucing dari dalam ruangan agar tidak membawa kuman
yang dapat membahayakan Anda.
5. Hindari berbagi penggunaan sikat gigi atau handuk dengan orang lain.
6. Hindari menelan atau meminum air yang langsung berasal dari kolam,
danau, atau sungai.
7. Lakukan tes HIV secara rutin jika berisiko tinggi terkena infeksi ini.
Konsultasi kepada dokter terkait risiko Anda.
8. Ikuti program vaksinasi yang diwajibkan dan dianjurkan oleh pemerintah
untuk menjaga kekebalan tubuh.
9. Bagi wanita, lakukan pemeriksaan panggul dan Pap smear untuk
mendeteksi kanker atau infeksi.

Anda mungkin juga menyukai