Skenario 2
PATOGENESIS BAKTERI
Dosen pembimbing :
drg. Dyah Indartin Setyowati, M.Kes
Disusun oleh :
1. Firdaus Izzah Radji (181610101152)
2. Indana Zulva (181610101153)
3. Kahfi Izza Tegar A. (181610101154)
4. Wellant Putra I. (181610101155)
5. Muhammad Irfan (181610101156)
6. M. Dodi Kuncoro Jati (181610101157)
7. Rheza Jihan S. N (181610101158)
8. Mohammad Naufal F (181610101159)
9. Arda Rahma Putri (181610101161)
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat Nya
sehingga laporan ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penyusun juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dalam menyelesaikan laporan tutorial pada Skenario 2 : Patogenesis Bakteri, Blok 7 :
Jejas dan Respon Imun
Penulisan laporan ini tidak lepas dari bantuan Tutor pada kelompok Tutorial
15, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. drg. Dyah Indartin Setyowati, M.Kes., selaku Tutor pada kelompok
Tutorial 15, dan
2. Semua anggota Tutorial 15 yang telah berpatisipasi dalam proses
pembuatan laporan ini.
Dan harapan penyusun, semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi laporan agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman penyusun, penyusun yakin masih banyak
kekurangan dalam laporan ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Skenario...........................................................................................................1
1.2 Kata- kata Sulit................................................................................................1
BAB II BRAIN STORMING DAN MIND MAPPING
2.1 Identifikasi Masalah.........................................................................................3
2.2 Mapping...........................................................................................................8
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Learning Objective..........................................................................................9
BAB IV KESIMPULAN.............................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Skenario
PATOGENITAS BAKTERI
Oleh : drg.Tantin Ermawati, M.Kes
1
6. INHALASI
Masuknya mikroorganisme melalui proses inspirasi.
7. INGESTI
Proses masuknya mikroorganisme melalui makanan dan cairan dari lingkungan
luar yang masuk melalui rongga mulut dan proses menelan baik melalui
koordinasi gerakan volunteer dan involunteer.
8. PATOGENIK
Sifat mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit.
9. KOLONISASI
Mikroorganisme menempati dan bermultiplikasi dalam bentuk koloni pada suatu
daerah tertentu didalam tubuh.
10. INVASI
Proses masuknya mikroorganisme kedalam sel inang dan menyebar keseluruh
tubuh untuk memulai proses infeksi.
11. HOST
Sel inang atau organisme yang menampung dan memberi makanan pada
organisme lain serta sebagai tempat perlekatan mikroorganisme patogen untuk
memulai proses infeksi.
12. TOKSIGENESIS
Kemampuan suatu mikroorganisme untuk menghasilkan suatu toksin yang mana
toksin tersebut merupakan suatu bahan yang memiliki efek merusak suatu sel.
2
BAB II
1. Bagaimana menjelaskan cara masuk (port de entry) dari bakteri melalui inokulasi,
ingesti, inhalasi, periodontal dan karies yang dalam ?
Pembahasan :
Inokulasi
Bakteri dapat masuk melalui kulit yang mengalami kerusakan, folikel
rambut, maupun kantong kelenjar keringat.
Ingesti
Mikroorganisme dapat memasuki saluran pencernaan melalui bahan
makanan atau minuman dan melalui jari jari tangan yang terkontaminasi
mikroorganisme patogen. Mayoritas mikroorganisme tersebut akan
dihancurkan oleh HCl oleh enzim dilambung atau oleh empedu dan enzim di
usus halus mikroorganisme yang bertahan dapat menimbulkan penyakit
misalnya deman typhoid, Hepatitis A, dan Kolera.
Berdasarkan cara penyebaran bakteri patogen didalam tubuh yang
dapat menyebabkan infeksi saluran pencernaan dibagi menjadi 3, yang
pertama bakteri yang berkembang biak pada dinding saluran pencernaan
namun tidak tembus kedalam sel sel mukosa contohnya bakteri penyebab
Kolera, kedua bakteri yang menembus sel sel mukosa dan berkembang biak
didalam sel sel tersebut tetapi tidak menyebar kejaringan yang lebih dalam
contohnya bakteri penyebab Disentri, ketiga bakteri yang menyebar
kejaringan yang lebih dalam baik dengan cara menembus sel sel mukosa atau
diantara sel sel mukosa contohnya bakteri penyebab Salmonelosis dan
Disentri Amoeba.
3
Inhalasi
Merupakan jalan termudah bagi mikroorganisme infeksius,
mikroorganisme terhirup melalui hidung atau mulut dalam bentuk partikel
atau debu. Penyakit yang muncul misalnya, Pneumonia dan TBC.
Periodontal dan Karies :
Diawali dengan pertumbuhan S. Mutans dan Streptococcus lainnya
pada permukaan gigi. Hasil fermentasi metabolisme menghidrolisis sukrosa
menjadi komponen monosakarida, fruktosa, dan glukosa. Enzim glukosil
transferasi merakit glukosa menjadi dekstran. Residu fruktosa adalah gula
utama yang difermentasi menjadi asam laktat. Akumulasi bakteri dan dekstran
menempel pada permukaan gigi membentuk plak ( didominasi oleh
Streptococcus dan anggota Actinomyces karena plak sangat tidak permeabel
terhdapa saliva, maka asam laktat yang tidak dilarutkan atau netralisasi
perlahan akan melunakkan enamel gigi ).
Jika sudah terbentuk plak dan tidak dibersihkan, plak akan
termineralisasi menjadi kalkulus yang akan merusak attachment epitelium
didalam sulkus gingiva yang lama kelamaan akan membentuk pocket dan
terjadi penyakit periodontal atau Periodontitis.
Jadi karies yang dalam sampai menembus ruang pulpa bisa
mengakibatkan bakteri yang ada di rongga mulut masuk melalui karies
tersebut dan menembus pembuluh darah yang ada di ruang pulpa. Bakteri
yang bisa menembus pembuluh darah bisa mengakibatkan penyakit pada
orang yang terinfeksi.
4
kolonisasi mikroorganisme. Molekul adhesin afimbrial golongan berupa protein
(polipeptida) dan polisakarida yang melekat pada membran sel bakteri.
Polisakarida yang berperan dalam sel biasanya adalah penyusun membran sel
seperti, glikolipid, glikoprotein, matriks ekstraseluler.
Kemampuan melekat bakteri dihubungkan dengan adanya Fimbriae pada
sel bakteri. Menurut penelitian secara In Vitro, Fimbriae mempertinggi perlekatan
sel terhadap sel uroepitel tetapi menyebabkan patogen lebih rentan terhadap
fagositosis. Bakteri dengan jumlah Fimbrae yang banyak mudah dicerna oleh sel
PMN Monolayer dibandingkan dengan jumlah Fimbrae yang sedikit. Faktor yan
mempengaruhi adhesi yaitu Hidrofobitas permukaan, Muatan bersih permukaaan,
molekul pengikat pada bakteri atau ligan, interaksi reseptor sel inang.
5
4) Hialuronidase
enzim yang menghidrolisis asam hialuronat. Enzim ini dihaslkan oleh banyak
bakteri, (misalnya strafilokokus, streptkokus, anaerob) dan membantu
penyebaran bakteri melalui jaringan.
6
Eksotoksin tidak begitu berbahaya jika tertelan, akan tetapi membawa maut
jika masuk ke dalam peredaran darah. Khususnya Toksin Botulinum dapat
membawa maut jika sampai masuk ke dalam alat-alat pencernaan. Eksotoksin
dapat dibagi menjadii beberapa jenis, antara lain:
- Menurut jenis sel yang diserang, antara lain: Sitotoksin, Neurotoksin,
Leukotoksin, Hepatoksin, Kardiotoksin.
- Menurut bakteri penghasilnya, antara lain: Kolera toksin, Shiga toksin,
Difteria toksin.
- Menurut struktur dan aktivitas, antara lain: Eksotoksin A-B, Eksotoksin
perusak membrane, Eksotoksin superantigen.
2. Endotoksin
Sifat-sifat endotoksin:
Senyawa protein polisakarida lipid yang termostabil (tidak rusak
dengan pemanasan)
Tidak mempunyai efek enzimatis
Dibuat oleh bakteri gram positif
Tidak dapat diolah menjadi toksoid
7
2.2 Mapping
BAKTER
PORT DE
ENTRY
MEKANISME
INOKULASI INGESTI
PERIODONTAL KARIES
INHALASI
HOST
MEKANISME
KOLONISASI INVASI
MEKANISME
MENGHINDARI TOKSIGENESIS
RESPON HOST
8
BAB III
PEMBAHASAN
1. Membran mukosa
a. Saluran pernafasan
9
2. Kulit (membran kulit keratin)
Patogen dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui kulit terutama
untuk kulit yang berkeratin. Beberapa patogen menginfeksi folikel rambut dan
kelenjar keringat. Selain itu, beberapa patogen juga bisa kerkoloni diatas
permukaan kulit. Meskipun sebenarnya kulit merupakan salah satu organ
pelindung tubuh sehingga dapat menjadi penghalang mikroba yang akan
masuk dan menginfeksi tubuh (Czura, 2012).
3. Rute Parenteral
Rute parenteral adalah jalur masuk patogen yang langsung menembus
jaringan dibawah kulit sehingga deposit organisme dapat langsung masuk
kedalam jaringan. Biasanya masuk melalui tusukan, suntikan, gigitan
serangga, adanya luka, operasi, dan lain-lain (Czura, 2012).
4. Plasenta
Melalui plasenta ibu (transplasental); dari ibu ke anak. Infeksi melalui
plasenta. Yakni infeksi yang diperoleh melalui plasenta dari ibu penderita
penyakit pada waktu mengandung, misalnya syphilis dan toxoplasmosis.
10
Berdasarkan cara penyebaran bakteri patogen didalam tubuh yang
dapat menyebabkan infeksi saluran pencernaan dibagi menjadi 3, yang
pertama bakteri yang berkembang biak pada dinding saluran pencernaan
namun tidak tembus kedalam sel sel mukosa contohnya bakteri penyebab
Kolera, kedua bakteri yang menembus sel sel mukosa dan berkembang biak
didalam sel sel tersebut tetapi tidak menyebar kejaringan yang lebih dalam
contohnya bakteri penyebab Disentri, ketiga bakteri yang menyebar
kejaringan yang lebih dalam baik dengan cara menembus sel sel mukosa atau
diantara sel sel mukosa contohnya bakteri penyebab Salmonelosis dan
Disentri Amoeba.
Inhalasi
Merupakan jalan termudah bagi mikroorganisme infeksius,
mikroorganisme terhirup melalui hidung atau mulut dalam bentuk partikel
atau debu. Penyakit yang muncul misalnya, Pneumonia dan TBC.
Periodontal dan Karies :
Diawali dengan pertumbuhan S. Mutans dan Streptococcus lainnya
pada permukaan gigi. Hasil fermentasi metabolisme menghidrolisis sukrosa
menjadi komponen monosakarida, fruktosa, dan glukosa. Enzim glukosil
transferasi merakit glukosa menjadi dekstran. Residu fruktosa adalah gula
utama yang difermentasi menjadi asam laktat. Akumulasi bakteri dan dekstran
menempel pada permukaan gigi membentuk plak ( didominasi oleh
Streptococcus dan anggota Actinomyces karena plak sangat tidak permeabel
terhdapa saliva, maka asam laktat yang tidak dilarutkan atau netralisasi
perlahan akan melunakkan enamel gigi ).
Jika sudah terbentuk plak dan tidak dibersihkan, plak akan
termineralisasi menjadi kalkulus yang akan merusak attachment epitelium
didalam sulkus gingiva yang lama kelamaan akan membentuk pocket dan
terjadi penyakit periodontal atau Periodontitis.
Jadi karies yang dalam sampai menembus ruang pulpa bisa
mengakibatkan bakteri yang ada di rongga mulut masuk melalui karies
11
tersebut dan menembus pembuluh darah yang ada di ruang pulpa. Bakteri
yang bisa menembus pembuluh darah bisa mengakibatkan penyakit pada
orang yang terinfeksi.
12
muatan bersih permukaaan, molekul pengikat pada bakteri atau ligan,
interaksi reseptor sel inang.
13
IgA adalah antibodi yang disekresikan pada permukaan mukosa.
14
6) Lesitinase
Bakteri patogen menghasilkan enzim proteolitik kolagenase yang
menggradasikan kolagen, protein utama pada jaringan penyambung
berserat, dan mempermudah penyebaran infeksi dalam jaringan.
7) Koagulase
Koagulase bekerja sama dengan faktor-faktor serum untuk
mengkoagulasikan plasma. Koagulase juga menyebabkan pengendapan
fibrin pada permukaan sel inang.
8) Hialuronidase
enzim yang menghidrolisis asam hialuronat. Enzim ini dihaslkan oleh
banyak bakteri, (misalnya strafilokokus, streptkokus, anaerob) dan
membantu penyebaran bakteri melalui jaringan.
15
dan membunuh bakteri. Sejumlah mekanisme yang dimiliki patogen
periodontal dalam menghindar atau menghancurkan pertahanan pejamu,
meliputi :
a. Penghancuran langsung polimorponuklear leukosit (PMN) dan makropag.
Leukotoksin yang diproduksi beberapa strain dari Actinobacillus
actinomycetemcomitans dapat menghancurkan polimorfonuklear leukosit
dan makrofag.
b. Menghambat kemotaksis polimorfonuklear leukosit (PMN).
Sejumlah spesies bakteri termasuk Porphyromonas gingivalis,
Actinobacillus actinomycetemcomitan, dan spesies Capnocytophaga, dapat
menghambat kemotaksis PMN, dan mengurangi fagositosis dan
pembunuhan intraselular.
c. Degradasi imunoglobulin. Sejumlah bakteri gram negatif pigmen-hitam
anaerob dan spesies Capnocytophaga memproduksi protease yang dapat
menyebabkan degradasi Ig G dan Ig A.
d. Memodulasi fungsi sitokin. Sitokin adalah faktor utama yang mengontrol
sistem inflamasi dan imun. Ada bukti bahwa agen infeksi mampu
memodulasi fungsi sitokin. Arginin specific trypsin-like proteinase (RgpA)
dari Porphyromonas gingivalis dapat membelah dan mengaktifkan
mediator tertentu dari pro- dan anti- inflamatori. Keseimbangan antara
kedua fungsi yang berlawanan ini dapat mempengaruhi keadaan inflamasi
lokal pada jaringan periodontal.
e. Degradasi fibrin. Beberapa gram negatif pigmen-hitam anaerob memiliki
aktivitas fibrinolitik yang mana akan mengurangi jeratan bakteri oleh fibrin
untuk fagositosis.
f. Mengubah fungsi limposit. Sejumlah bakteri gram negatif dan Spirokheta
pada flora subgingiva dapat mengubah fungsi limposit dan memproduksi
imunosupresif. Proses destruksi jaringan yang terjadi merupakan akibat
dari interaksi bakteri atau substansi bakteri dengan sel pejamu, yang mana
16
secara langsung maupun tidak langsung mengarah kepada degradasi
jaringan periodontal.
17
2. Endotoksin
Sifat-sifat endotoksin:
Senyawa protein polisakarida lipid yang termostabil (tidak rusak dengan
pemanasan)
Tidak mempunyai efek enzimatis
Dibuat oleh bakteri gram positif
Tidak dapat diolah menjadi toksoid
Eksotoksin Endotoksin
1. Diproduksi oleh sel bakteri hidup, Diproduksi oleh sel bakteri yang telah mati
konsentrasinya tinggi dlm media cair
2. Tersusun atas molekul polipeptida, Tersusun atas lipopolisakarida kompleks,
18
dimana gugus lemak mrpk penentu tingkat
toksisitasnya
3. Relatif tidak stabil pada pemanasan; Masih stabil pd 600C selama 2 jam tanpa
rusak pd >600C, toksin akan kehilangan mengubah daya toksisitasnya
daya toksisitasnya
4. Bersifat antigenik; mampu Tidak bersifat antigenik, tidak mampu
menstimulasi membentukan antibodi. menstimulasi pembentukan antitoksin.
Mampu merangsang pembentukan Hanya mampu membentuk antibodi
antitoksin terhadap gugus polisakaridanya
5. Bisa dibuat toksoid dgn. Penambahan Tidak dapat dibuat toksoid
formalin, asam, pemanasan dll.
6. Mempunyai sifat toksisitas tinggi, fatal Lebih ringan, pd dosis tinggi fatal
pd hewan coba pd dosis yg sangat kecil Diperlukan dosis tinggi untuk dapat
Dosis rendah sdh mampu menimbulkan menimbulkan gejala
gejala
7. Tidak menimbulkan demam pd inang Menimbulkan demam pd inang
19
mampu menghidrolisis lemak menjadi gliserol dan asam lemak . Gliserol
kemudian diubah menjadi toksoflavin (C7H7N5O2), dan asam lemaknya
terutama asam oleat diubah menjadi asam bongkrek ( C28H38O7 ) Asam
bongkrek ini dapat mengganggu metabolism glikogen dengan memobilisasi
glikogen dari hati sehingga terjadi hiperglikemia yang kemudian berubah
menjadi hipoglikemia dan lalu menyebabkan kematian.
Pertumbuhan Pseudomonas Cocovenenans dapat dicegah bila pH substrat
diturunkan di bawah 5,5 atau dengan penambahan garam NaCl pada substrat
dengan konsentrasi 2,75 – 3 %.
3. Enterotoksin
Enterotoksin adalah eksotosin yang aktivitasnyaa mempengaruhi usus
halus, sehingga umumnyaa menyebabkan sekresi cairan secara berlebihan ke
rongga usus, menyebabkan diare dan muntah – muntahh. Enterotoksin
diproduksi oleh berbagai macam bakteri, termasuk orgnisme termasuk
keracunan makanan seperti Staphylococcus aureus, Bacillus cereus,
Salmonella enteriditis, dan Vibrio cholera disebut enterotoksin karena
menyebabkan gastroenteritis.
4. Mikotoksin
Mikotoksin merupakan senyawa beracun yang diproduksi oleh kapang
atau jamur. Mikotoksin yang terkenal adalah Aflatoksin yaitu senyawa
beracun yang diproduksi oleh Aspergillus yang misalnya Aspergillus
parasiticus. Subtrat yng disenangi oleh Aspergillus flavus adalah kacang tanah
atau produk – produk dari kacang tanah serta bungkil kacang tanah.
20
BAB IV
KESIMPULAN
21
DAFTAR PUSTAKA
Jawet, Melnick, & Adelberg. 1996. Mikrobiologi Kedokteran : Edisi 20. Jakarta :
EGC
Gupte, Statish. 2000. Mikrobiologi Dasar : Edisi 3. Jakarta : Bina Rupa Aksara
Jawetz, Melnick, & Adelberg. 2008. Mikrobiologi Kedokteran : Edisi 23. Jakarta :
EGC
Microbiology. http://textbookofbacteriology.net/pathogenesis.html
22