Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MIKROBIOLOGI TERAPAN

“PENERAPAN MIKROBIOLOGI DALAM ILMU FARMASI”


Diajukan untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Mikrobiologi Terapan

Disusun oleh :
Nama : Attina Salsa Billa
Nim : 22031014010
Kelas : 22A11

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN LMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
MAKASSAR
2024
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha
penyayang, kami panjatkan puja dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Mikrobiologi Terapan dengan judul “Penerapan
Mikrobilogi Dalam Ilmu Farmasi”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan


bantuan dari berbagai jurnal sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh, karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.

Makassar, 14 Maret 2024

Penulis

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3

A. Patogenesis dan Epidemiologi ............................................................. 3


B. Penyebaran Infeksi ............................................................................... 3
C. Cara-cara Mikroorganisme Menyebarkan Penyakit ............................ 4
D. Cara-cara Virus Menyebabkan Infeksi ................................................ 5
E. Cara-cara Patogen Memasuki dan Meninggalkan Tubuh .................... 6
F. Pemanfaatan Mikroba Sebagai Indikator Uji ...................................... 8

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 10

A. Kesimpulan .......................................................................................... 10
B. Saran .................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diketahui bahwa kebanyakan mikroorganisme hidup bebas dan
mendapatkan nutrient yang berasal dari makanan kita yang terdiri atas zat-zat
organik dan zat-zat an-organik. Hubungan antara manusia dengan
mikroorganisme pada umumnya selaras, karena pada umumnya mikroorganisme
ada yang bersifat menguntungkan dan sangat berguna bagi keseimbangan
ekosistem. Keberadaan mikroorganisme ini terdapat Dimana-mana dalam jaringan
manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan.
Patogenitas infeksi oleh mikroorganisme seperti pada bakteri meliputi
dari awal dari proses infeksi sampai mekanisme timbulnya tanda-tanda dan gejala
penyakit. Ciri-ciri bakteri yang bersifat pathogen yaitu mempunyai kemampuan
menularkan, melekat pada sel inang, menginvasi sel inang dan jaringan, mampu
untuk meracuni dan mampu untuk menghindari dari system kekebalan inang.
Beberapa infeksi yang disebabkan oleh bakteri secara umum dianggap pathogen
tidak menampak-nampak gejala atau bersifat asimptomatik. Penyakit dapat terjadi
apabila bakteri atau reaksi immunologi yang ditimbulkan menyebabkan suatu
bahaya bagi seseorang.
Dari beberapa mikroorganisme yang hidup bebas ini dapat dilakukan
proses pencegahan dalam jaringan tubuh, yang sering disebut antibody.
Disamping itu mikroorganisme ada pula yang dapat menimbulkan
penyakit, cara tersebut dapat melalui dua cara yaitu invasi jaringan dan
pembentukan toksin (racun).
Pada invasi jaringan, mikroorganisme intraselluler dan mikroorganisme
ekstraselluler.
Mikroorganisme intraselluler adalah kelompok yang tidak hanya tinggal
di dalam sel, tetapi juga dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel fagosit.
Sel-sel fagosit dapat pula menghancurkan mikroorganisme serta mencegah
terjadinya infeksi, misalnya dengan Brucella abortus dan Mycobacterium bovis.

1
Kelompok mikroorganisme ekstraselluler merusak jaringan pada waktu
berada diluar sel fagosit. Kelompok mikroorganisme ini tidak mempunyai
kemampuan untuk tinggal lama dalam sel fagosit. Jika difagositik, maka
mikroorganisme ekstraselluler di hancurkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Patogenitas ?
2. Apa yang dimaksud dengan Epidemiologi ?
3. Bagaimana Cara Penyebaran Infeksi ?
4. Bagaimana Cara-cara Mikroorganisme Menyebabkan penyakit ?
5. Bagaimana Cara-cara Patogen Memasuki dan Meninggalkan Tubuh ?
6. Apa Saja Pemanfaatan Mikroba Sebagai Indikator Uji ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu Patogenitas
2. Untuk mengetahui apa itu Epidemiologi
3. Untuk mengetahui bagaimana cara penyebaran infeksi
4. Untuk mengetahui cara-cara mikroorganisme menyebabkan penyakit
5. Untuk mengetahui cara-cara patogen memasuki dan meninggalkan tubuh
6. Untuk mengetahui pemanfaatan mikroba sebagai indikator uji

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Patogenitas dan Epidemiologi

Patogenitas adalah kemampuan mikroba untuk menyebabkan suatu


penyakit pada organisme inang. Dengan kata lain Patogenitas adalah Mekanisme
infeksi dan mekanisme perkembangan penyakit.

Infeksi adalah invasi inang oleh mikroba yang memperbanyak dan


berasosiasi dengan jaringan inang. Infeksi berbeda dengan penyakit kapasitas
bakteri menyebabkan penyakit tergantung pada patogenitasnya.
Epidemiologi adalah suatu studi tentang kejadian di masyarakat. LAST
(1988) : ilmu tentang distribusi dan determinan-determinan dari keadaan atau
kejadian yang berhubungan dengan Kesehatan di dalam populasi tertentu, serta
penerapannya untuk mengendalikan masalah-masalah Kesehatan.
Ilmu tentang distribusi dan determinan-determinan dari keadaan atau
kejadian yang berhubungan dengan Kesehatan di dalam populasi tertentu, serta
penerapannya dari ilmu ini guna mengendalikan masalah-masalah Kesehatan.
B. Penyebaran Infeksi

Mikroorganisme, misalnya bakteri dapat menyesuaikan diri dengan


lingkungan, termasuk manusia dan Binatang, dimana mereka secara normal
bertempat tinggal dan hidup. Untuk bekerja bakteri meningkatkan kemampuannya
untuk bertahan dan meningkatkan kemungkinan melakukan penyebaran. Dengan
melakukan suatu penyakit asimptomatika atau penyakit yang bersifat ringan dan
tanpa menyebabkan kematian inang, mikroorganisme secara normal hidup dalam
tubuh manusia, dan kemungkinannya dapat menyebar dari satu ke orang lainnya.

Beberapa mikroorganisme misalnya bakteri yang secara umum dapat


menyebabkan penyakit pada manusia terutama yang terdapat pada hewan dan
secara tidak sengaja menginfeksi manusia. Sebagai contoh adalah salmonella sp
dan camphylobacter sp secara khas menginfeksi Binatang dan disebarkan melalui
makanan pada manusia. Disamping itu ada juga beberapa mikroorganisme

3
menginfeksi manusia, karena adanya kesalahan dalam siklus hidup normal
organism, organism tersebut belum menyesuaikan diri dengan manusia dan
penyakit yang dihasilkannya kemungkinan cukup berat.

Beberapa bakteri dapat disebarkan melalui tangan dari sati orang ke


orang lainnya. Seperti Stahylococcus aureus dalam nares anterior pada rongg
hidung kemungkinan saat menggosok hidung, membawa Stahylococcus pada
tangannya, dan menyebarkan bakteri tersebut ke bagian tubuh orang lain,
sehingga menimbulkan infeksi. Beberapa pathogen yang bersifat oppurtunistik
yang menyebabkan infeksi nosocomial disebabkan dari satu pasien lain melalui
tangan-tangan personal rumah sakit.

C. Cara-cara Mikroorganisme Menyebarkan Penyakit

Telah diketahui bahwa ada beberapa mikroorganisme (bakteri) dapat


mengeksresikan substrat yang beracun, yang mampu member efek buruk kepada
inang sampai menimblkan penyakit. Beberapa mikroorganisme mempunyai
afinitas tertentu terhadap sel dan jaringan, Dimana sel dan jaringan tersebut dapat
dirusak dan dihancurkannya, sedangkan mikroorganisme lainnya mungkin hanya
menghasilkan enzim yang bersifat ektraselluler.

Untuk mikroorganisme yang bersifat parasite intraselluler dapat dengan


jalan menguasai ribosom sel inang dan memaksa sel inang tersebut untuk
memproduksi protein sesuai dengan protein yang dibutuhkan untuk melakukan
replikasi.

1. Cara-cara Bakteri Menghasilkan Racun

Ada beberapa bakteri dapat menghasilkan racun, misalnya


Enterotoksigenetik E.coli (ETEC) yang mampu menghasilkan stabile toxin (ST),
toksin yang stabil dan labile toxin (LT), toksin yang bersifat labil. Baik ST
maupun LT, keduanya dapat menimbulkan penyakit diare pada inang dengan jalan
menstimulir adenylate cyclase di dalam usus halus, yang mengakibatkan
meningkatnya cairan sekresi dalam usus halus. Jadi disini ST dan LT ini disebut

4
sebagai Enterotoksin yaitu suatu toksin yang spesifik untuk sel dari mukosa
intestinal.

Bakteri Clostridium botulinum, Corynebacterium diphteriae, Clostridium


tetani dan beberapa bakteri lainnya mampu menghasilkan racun berupa ekstoksin.

Ekstoksin adalah suatu zat yang bersifat toksin yang bentuk oleh bakteri
yang ditemukan diluar sel bakteri atau pada sel kultur, bersifat tidak tahan panas
dan terdiri atas protein.

2. Bakteri-bakteri Penghasil Enzim Ekstraselluler

Ada beberapa bakteri dapat menghasilkan enzim-enzim yang bersifat


ekstra-selluler antara lain adalah : Clostridium perfringen, bakteri ini mampu
menghasilkan enzim koagulase. Enzim ini dapat meningkatkan virulensi bakteri
dan merusak kolagen dari inang. Staphylococcus sp dapat menghasilkan
leucodisin yang dapat membunuh leukosit.

Staphylococcus, Streptococcus, dan Clostridia mampu menghasilkan


hemolisin dan hialuronidase. Hemosilin mampu melisis sel-sel darah merah dan
melepaskan hemoglobinnya. Hialuronidase dapat merusak asam hialuronat.

D. Cara-cara Virus Menyebabkan Infeksi

Secara umum virus dapat menyebabkan infeksi pada sel inang adalah
sebagai berikut :

1. Setiap virus hanya dapat melakukan adsorpsi pada sel inang yang memiliki
reseptor yang sesuai untuk virus.
2. Virus merupakan obligat parasitis intraselluler, hanya dapat tumbuh dan
berkembang biak dalam sel inang yang sesuai.
3. Setelah virus melakukan adsorpsi, penetrasi dan pelepasan transkripsi dan
translasi. Selanjutnya menguasai ribosom sel inang dan memaksa ribosom sel
inang untuk memproduksi atau mensintesa protein untuk kepentingan replikasi
virus yang bersangkutan.

5
E. Cara-cara Patogen Memasuki Dan Meninggalkan Tubuh

Diketahui bahwa sekresi dan ekskresi dari bagian yang terinfeksi selalu
mengandung sejumlah mikroorganisme penginfeksi (infeksi). Namun pada
beberapa penyakit seperti penyakit malaria, hal ini disebabkan karena organism
tersebut berada dalam darah dan membutuhkan nyamuk sebagai perantara untuk
menyebarkannya. Tetapi yang jelas bahwa setiap mikroorganisme mempunyai
jalur-jalur sendiri baik untuk masuk atau untuk keluar dari tubuh inangnya.

 Jalur Untuk Bakteri


1. Lewat Makanan
Enterotoksigenik E.coli (ETEC) dan vibrio cholera dapat di isolasi
dari fase ataupun makan yang sudah tercemar oleh bakteri tersebut.
2. Infeksi Lewat Makanan
Vibrio Cholera dan salmonellosis juga shigellosis.
3. Lewat Saluran Pernapasan
Infeksi ini dapat melalui saluran pernapasan, dapat dengan cara :
a. Droplet infection adalah infeksi yang apabila seseorang penderita
bakteri tertentu melakukan bersin atau batuk dihadapan seseorang yang
rentang terhadap bakteri tersebut.
b. Air Borne Infection adalah suatu infeksi yang terjadi apabila seseorang
mengeluarkan dahaknya ke lantai, kemudian mongering, tertiup angin,
dan di hirup oleh orang lainnya.
4. Infeksi Lewat Kontak Kelamin
Triponema pallidum masuk ke dalam tubuh inang melalui epitel
yang rusak, kemudian menembus selaput lender yang utuh, disamping itu
juga dapat melakukan infeksi pada plasenta pada ibu yang menderita
penyakit sifilis.
5. Infeksi Lewat Luka Tercemar
Clostridium tetani dapat melakukan infeksi pada inang melalui
luka, jahitan bedah. Infeksi tetap terlokalisir pada daerah jaringan yang

6
rusak Dimana spora bersarang. Toksin yang dilepaskan dalam bentuk
vegetatif dan dapat mencapai susunan syaraf pusat.
 Route Infeksi Virus
1. Infeksi Virus Lewat Peroral (makanan / minuman)
Virus polio disebarkan secara peroral (melalui mulut), kemudian
melewati pembuluh darah intestinal, terusaxon syaraf sampai ke susunan
syaraf pusat, dari sini di sebarkan melalui serabut neuro motor yang lebih
rendah untuk melibatkan lebih jauh sumsum tulang dan otak.
Hepatitis A atau dikenal dengan nama hepatitis infection A,
berinkubasi pendek, sedangkan hepatitis B atau hepatitis serum berinfeksi
Panjang.
Rota virus merupakan salah satu virus penyebab diare yang banyak
dilaporkan pada bayi dan sifatnya akut dan biasanya epidermik.
2. Infeksi Lewat Saluran Pernapasan
Influenza virus merupakan suatu infeksi saluran pernapasan yang
akut yang biasanya terjangkit dalam bentuk epidemik. Dikenal influenza
A, B, dan C. Influenza virus dikenal Orthomyxa virus.
Virus vaksinia serumpun dengan virus pox. Jalan masuknya
melalui selaput lender saluran pernapasan bagian atas, virus adeno, dapat
menyebabkan infeksi saluran pernapasan bagian atas, juga menyebabkan
infeksi pada konjuktiva, dikenal dengan sindrom faring konjuktiva.
3. Lewat Kontak Langsung Berupa Gigitan Anjing Yang Sakit Rabies
Atau Kelelawar Pengisap Darah
Rabies ditularkan pada manusia melalui gigitan anjing yang sakit
rabies atau kelelawar pengisap darah. Rabies termasuk infeksi akut yang
menyerang susunan syaraf pusat (SPP) dan hampir selalu fatal.
4. Lewat Gigitan Arthropoda
Virus dengue dapar ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypty, terutama pada siang hari, nyamuk ini dapat mengigit secara
multiple biting artinya dalam waktu sekejap beberapa gigitan dapat
dilakukan.

7
5. Lewat Kontak Langsung
Herpes genitalia atau virus herpes, biasanya ditularkan melalui
kontak kelamin, biasanya pada infeksi primer timbul lesi vesikulo
ulcerative didaerah alat kelamin.
Human Immuno Defisiency virus (HIV) merupakan salah satu virus
yang ditularkan melalui hubungan kelamin secara homoseksual dan
heteroseksual.
HIV dapat juga ditularkan dengan jalan transfuse darah dari
pengidap virus HIV kepada penerima darah melalui suntikan IV yang
sudah tercemar dengan virus HIV khususnya pada pecamdu Narkotika.
F. Pemanfaatan Mikroba Sebagai Indikator Uji

Pengujian mikrobiologi memanfaatkan mikroorganisme sebagai indikator


pengujian. Dalam hal ini mikroorganisme digunakan sebagai penentu konsentrasi
komponen tertentu pada campuran kompleks kimia, untuk mendiaknosis penyakit
tertentu, serta untuk menguji bahan kimia guna menentukan potensi mutagenik
atau karsinogenik suatu bahan. Macam-macam uji yang dapat dilakukan adalah uji
antibiotik/antimikroba, bioautografi, uji vitamin dan asam amino, uji ames, dan
penggunaan mikroorganisme sebagai model metabolisme obat mamalia.

1. Uji Antibiotik antimikroba


Pada uji ini diukur respons pertumbuhan populasi mikroorganisme
terhadap agen antimikroba. Tujuan assay antimikroba (termasuk antibiotic dan
substansi terhadap agen antimikroba nonantibiotic. Misalnya fenol, bisfenol,
aldehid) adalah untuk menetukan potensi dan kontrolkualitas selama proses
produksi senyawa antimikroba dipabrik, untuk farmakokinetik obat pada
hewan atau manusia dan untuk memonetor dan mengontrol kemoterapi obat.
Kegunaan uji antimikroba adalah diperolehnya suatu sistem pengobatan yang
efektif fan efisien.
 Metode difusi
Metode disc diffusion (tes Kirby dan Bauer) untuk menentukan aktivitas
agen antimikroba. Piringan yang berisi agen antimikroba diletakkan pada

8
media agar yang telah ditanami mikroorganisme yang akan berdifusi pada
media agar tersebut. Area jernih mengindikasikan adanya hambatan
pertumbuhan oleh agen antimikroba permukaan media agar.
 E-test
Metode E-test digunakan untuk mengestimasi MIC (minimum inhibitory
concentration) atau KHM (kadar hambat minimum), yaitu konsentrasi
minimal suatu agen antimikroba untuk dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme.
2. Uji aktivitas antivirus
Uji aktivitas antivirus menggunakan kultur jaringan maupun inokulasi
telur berembrio. Campuran antara suspense virus dan laruta agen antimikroba
uji dibuat dalam seri pengenceran. Seri pengenceran ini dibuat pada serum
yang telah diinaktivasi, misalnya serum kuda, dan diinokulasikan pada kultur
sela tau telur berembrio. Sebagai kontrol digunakan larutan tanpa virus.
Karena obat juga dapat tosik pada kultur jaringan atau telur, maka
toksisitasnya harus diuji. Seri pengenceran obat dicampurkan dengan serum
yang diinaktivasi dan diinokulasi ke dalam sel jaringan atau sel telur
berembrio. Pengamatan dilakukan setiap hari terhadap ada atau tidaknya
kerusakan sela tau jaringan.
3. Uji aktivitas anti fungi
Pada uji ini kebutuhan media berbeda dengan uji menggunkan bakteri. Media
yang umum digunakan adalah Sabouroud Dextrose Liquid/solid, Czapex Dox,
dan media khusus fungi lain. Uji ini serupa dengan uji unuk bakteri, Dimana
spora fungi atau miselium fungi dilarutkan pada larutan agen antimikroba uji,
dan selanjutnya pada interval waktu tertentu disubkultur pada media yang
sesuai. Setelah diinkubasi, pertumbuhan fungi pun diamati.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Prinsip patogenitas dalah kemampuan mikroba untuk menyebabkan suatu


penyakit pada organisme inang. Dengan kata lain patogenitas adalah
mekanisme infeksi dan mekanisme perkembangan penyakit.
2. Epidemiologi adalah suatu studi tentang kejadian dimasyarakat. LAST
(1988) : Ilmu tentang determinan-determinan dari kejadian yang yag
berhubungan dengan Kesehatan di dalam populasi tertentu, serta
penerapannya untuk mengendalikan masalah-masalah Kesehatan.
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, demi
perbaikan tugas kedepannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H. M. Djide Natsir. MS, Apt. 2010. Mikrobiologi Klinik. Universitas
Hasanuddin: Makasssar.
Ali Alimuddin. 2018. Mikrobiologi Dasar I. FMIPA. Universias Negeri
Makassar: Makassar.

11

Anda mungkin juga menyukai