Anda di halaman 1dari 14

MATA KULIAH PARASITOLOGI

MIKOLOGI

DOSEN PENGAJAR

Desembra Lisa, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
DWI TEGAR SULISTYAWAN P21335119016

LESTARI CANIAGO P21335119027

NIKITA BUNGA SEMESTA P21335119034

SAFIRA NUR AULIA P21335119039

SINTA AMALIA P21335119041

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II


Kata Pengantar
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah mata kuliah Parasitologi yang berjudul “Mikologi”

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian, apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah
membantu dan semoga Allah SWT melimpahkan karunianya dalam setiap amal kebaikan kita
dan diberikan balasan. Amin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, 1 Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................... 1
1.4 Manfaat ................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

2.1 Definisi Mikologi.................................................................................................. 2


2.2 Klasifikasi Mikologi ............................................................................................. 4
2.3 Sifat Umum ........................................................................................................... 5
2.4 Morfologi .............................................................................................................. 5
2.5 Siklus Hidup ......................................................................................................... 7
2.6 Cara Penularan ...................................................................................................... 7
2.7 Cara Diagnosa dan Pemeriksaan Laboratorium ................................................... 9

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 10

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 11

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dunia kedokteran sangat erat kaitannya dengan ilmu-ilmu dasar lainnya, salahsatunya
yaitu mikologi. Mikologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang jamur serta peranannya bagi
kehidupan manusia. Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik
tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu, pada kondisi
tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas.
Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel
sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara
vegetatif ada pula dengan cara generatif. Selain memiliki berbagai macam cara untuk
berkembangbiak, jamur juga terdiri dari aneka macam jenis baik yang bermanfaat maupun yang
berbahaya/beracun. Saat ini sebagian besar jamur yang dibudidayakan masyarakat adalah jamur yang
bermanfaat, khususnya jamur konsumsi yang bisa dimakan atau dimanfaatkan sebagai obat.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, peran mikologi terhadap ilmu
kesehatan sangat penting. Karna mikologi dapat memberitahu mengenai segala hal tentang
jamur. Penyakit-penyakit juga timbul salah satunya disebabkan oleh jamur. Jadi dengan
mempelajari mikologi di dunia kedokteran sangat lah berguna untuk membantu diagnosis
terhadap suatu penyakit. Sebelum mengetahui mengenai penyakit yang disebabkan oleh
jamur, perlu juga diketahui mengenai jamur itu sendiri. Pada makalah ini akan dibahas
mengenai mikologi.

1.2 Rumusan Masalah


Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar kita mendapatkan hasil yang diinginkan
maka dalam makalah ini penyusun mengemukakan beberapa rumusan masalah, sebagai berikut :
a. Apa yang dimaksud dengan mikologi?
b. Apa yang dimaksud dengan fungi?
c. Bagaimana sifat umum dan morfologi fungi?
d. Bagaimana cara penularan fungi?
e. Bagaimana cara diagnosa dan pemeriksaannya?

1.3 Tujuan
Penyusunan makalah yang berjudul “Mikologi” ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Parasitologi, sekaligus untuk mengetahui serta memahami morfologi dan siklus hidup
fungi.

1
2

1.4 Manfaat
Dengan membaca makalah Parasitologi yang berjudul “Mikologi” ini pembaca
diharapkan dapat memahami klasifikasi, morfologi dan siklus dari jamur serta cara penularan
dan pemeriksaannya.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Mikologi


Mikologi Berasal dari bahasa Yunani "Mykes” yang berarti Jamur dan“Logos” yang berarti
Ilmu. Mikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang fungi atau jamur, pseudofungi dan organisme
sejenisya. Kajian dalam mikologi antara lain meliputi klasifikasi fungi, kerugian dan peranan jamur
dalam kehidupan manusia. Wilayah kajian mikologi meliputi 2 topik utama, yaitu:
a. Taksonomi, yang terdiri atas: identifikasi, struktur dan ultrastruktur, klasifikasi, dan tata nama.
b. Fungsional, yang terdiri atas : pertumbuhan, fisiologi, nutrisi, behavior, metabolisme, genetika,
dekomposer/pengurai, patogenitas/parasitisme dan biokontrol.

Mikologi kedokteran ialah ilmu yang mempelajarijamur serta penyakit yang ditimbulkannya pada
manusia. Penyakit yang disebabkan oleh jamur disebut mikosis. Mikosis yang mengenai permukaan badan
yaitu kulit, rambut, dan kuku, disebut mikosis superfisialis. Mikosis yang mengenai alat dalam disebu
mikosis profunda atau mikosis sistemik.

2.2 Definisi Fungi


Seiring perkembangan teknologi jamur banyak digunakan dalam bioteknogi, misalnya
pembuatan tempe, pembuatan pesellin. Kata jamur atau fungi mungkin akan selalu kita maknai
sebagai cendawan, yaitu organisme yang pendek, seperti serbuk atau spons, tubuhnya berwarna-
warni, dan tumbuh di atas tanah seperti tumbuhan. Meskipun cendawan adalah organisme yang umum
kita sebut sebagai jamur (jamur yang sebenarnya), dan sebagian besar jamur tersebut terlihat hidup di
atas tanah, tetapi kata fungi memiliki makna yang lebih luas.
Fungi atau jamur adalah organisme yang terdapat dimana-mana di bumi, baik di daerah tropik,
subtropik, di kutub utara, maupun antartika. Fungi juga ditemukan di darat, di perairaian tawar, di
laut, di mangrove, di bawah permukaan tanah, di laut, di pengunungan, maupun di udara. Banyak
faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan fungi, antara lain kelembapan, suhu, keasaman
substrat, pengudaraan, dan kehadiran nutrien-nutrien yang diperlukan.
Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar
makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul
nutrisi ke dalam sel-selnya. Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal sebagian
besar anggota fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud
adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi
sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran keturunan yang memiliki penampilan yang sama sekali
berbeda (ingat metamorfosis pada serangga atau katak). Fungi memperbanyak diri secara seksual dan
aseksual. Sedangkan dari sudut lain mengatakan bahwa fungi adalah mikroorganisma eukaryotik yang
hidup secara saprofit karena tidak dapat berfotosintesa. Pada dasarnya sel -sel fungi hampir sama
dengan sel - sel hewan. Bahkan hal ini juga yang menjadi salah satu alasan mengapa sulit ditemukan

3
4

strategi yang tepat dalam mengobati infeksi oleh jamur tanpa berefek toksik bagi inang / host nya. Di
alam ini fungi dapat bersifat sangat merugikan manusia dengan menimbulkan infeksi (penyakit) dan
toksin yang dihasilkan ataupun bersifat menguntungkan dengan menghasilkan produk - produk yang
dapat digunakan oleh manusia sebagai contoh antibiotika, vitamin, asam organik dan enzim.
Secara umum, definisi fungi adalah :
a. Eukariotik, mempunyai selaput inti & selaput organel (mitokondria, vakuola dll), aliran
sitoplasma, membran mengandung sterol, ribosom 80s.
b. Filamentous, mempunyai filamen tunggal yang disebut hifa. hifa bercabang membentuk
miselium. Pertumbuhan hifa dicirikan mempunyai pertumbuhan apikal.
c. Heterotrofik, memerlukan senyawa organik sebagai sumber energi dan sumber karbonnya.
d. Reproduksi seksual dan aseksual, menghasilkan spora.

2.3 Klasifikasi Fungi


a. Klasik
Dalam sistem taksonomi klasik, fungi diposisikan sebagai divisi dan dibagi menjadi lima kelas
yaitu :
1) Ascomycetes
2) Basidiomycetes
3) Deuteromycetes
4) Lichenes
5) Zygomycetes
b. Modern
Karena banyaknya penemuan-penemuan baru, akhirnya para ilmuwan sepakat untuk
menempatkan Fungi sebagai Kingdom / Regnum sendiri. Kingdom fungi dibagi menjadi beberapa
filum / divisi yaitu :
1) Neocallimastigomycota: Ini hidup di saluran pencernaan hewan yang memakan tanaman seperti
domba. Enzim yang mereka hasilkan memecah polisakarida seperti selulosa, bahan keras yang
memberi kekuatan pada tanaman. Domba kemudian bisa menggunakan karbohidrat sederhana
yang diproduksi sebagai makanan.
2) Blastocladiomycota: kebanyakan penghuni tanah yang mencerna detritus dari segala jenis.
3) Glomeromycota: kelompok jamur yang sangat khusus yang hidup dalam simbiosis yang
menguntungkan dengan Liverworts (tanaman kecil yang mirip dengan lumut).
4) Chytridiomycota: kelompok jamur kuno yang mencerna protein keras seperti keratin (umum di
kulit dan rambut) dan chitin (terutama yang biasa ditemukan di ‘kerang’ serangga luar).
5) Microsporidia: sekelompok kecil parasit bersel tunggal yang menginfeksi kumbang kebanyakan.
5

2.4 Sifat Umum Fungi


a. Saprofit, sebagai organisme saprofit fungi hidup dari benda-benda atau bahan-bahan organik
mati. Saprofit menghancurkan sisa-sisa bahan tumbuhan dan hewan yang kompleks menjadi
bahan yang lebih sederhana. Hasil penguraian ini kemudian dikembalikan ke tanah sehingga
dapat meningkatkan kesuburan tanah.
b. Parasit, fungi parasit menyerap bahan organik dari organisme yang masih hidup yang disebut
inang. Fungi semacam itu dapat bersifat parasit obligat yaitu parasit sebenarnya dan parasit
fakultatif yaitu organisme yang mula-mula bersifat parasit , kemudian membunuh inangnya,
selanjutnya hidup pada inang yang mati tersebut sebagai saprofit.
c. Simbion, jamur dapat bersimbiosis dengan organisme lain. Simbiosis dengan laga menghasilkan
liken atau lumut kerak, sedangkan simbiosis dengan akar tumbuhan konifer menghasilkan
mikoriza.

2.5 Morfologi Fungi


a. Yeast
Yeast merupakan jamur uniselluler yang berbentuk oval / lonjng dengan diameter 3-15 mikron,
berkembang biak dengan cara membelah diri (aseksual) membentuk tunas atau budding cel. Yeast
dibedakan menjadi dua, yaitu :
 Yeast murni merupakan jamur uniselluler yang tidak mampu membentuk pseudohifa atau
klamidospora.
 Yeast like merupakan jamur uniseluler yang mampu membentuk pseudohifa.

Contoh : Candida sp, Candida albicans, Torulla (koloniberwarnamerahatauornge), Cryptococcus


neoformans.

Candida sp

Secara makroskopik (pada media padat SGA) koloni jamur berbentuk yeast tapak Smooth, warna
krem, cembung bau seperti ragi. Identifikasi dengan uji biokimia.
6

b. Mold atau kapang


Mold merupakan jamur multiseluler (mempunyai inti lebih dari satu) yang membentuk benang-
benang hifa / filament, kumpulan dari hifa disebut miselium yang membentuk suatu anyaman. Hifa
yang dibentuk ada yang bersekat maupun tak bersekat. Hifa yang berada di atas permukaan media
disebut Hifa Aerial yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan. Hifa yang berada di dalam media
disebut Hifa Vegetatif berfungsi sebagai alat untuk menyerap makanan.
Secara makroskopik (pada media SGA) jamur yang berbentuk Mold membentuk koloni yang
berserabut / granuler koloninya tampak kasar (Rought). Untuk identifikasi, hasil mikrokopik dan
makroskopik merupakan dasar identifikasi. Contoh : Aspergillus, Penicellium, Rhizopus, Mucor,
Microsporu, Trichophyton, dan Epidermophyton.

c. Dimorfik
Dimorfik merupakan jamur yang mempunyai dua bentuk, yaitu Yeast dan Mold. Berbentuk
Yeast jika berada di dalam inang / host atau pada suhu inkubasi 37°C, dan berbentuk mold jika berada
di luar inangnya atau pada suhu inkubasi suhu ruang. Contoh :Histoplassma psulatum, Coccidioides
immitis, Blastomyces dermatidis.
7

2.6 Siklus Hidup Fungi


Jamur berkembang biak dengan spora yang dihasilkan secara aseksual atau seksual. Hifa yang
khusus sebagai penghasil spora menghasilkan spora haploid (kromosom tidak berpasangan). Jika
kondisi lingkungan memungkinkan, jamur menghasilkan banyak spora secara aseksual.
Spora terbawa angin atau air, mendarat di tempat yang lembap, kemudian berkecambah.
Miselium membentuk suatu badan penghasil spora yang bersifat haploid. Gambar di bawah ini
memperlihatkan siklus hidup jamur secara umum.
Secara seksual terjadi ketika ada perubahan lingkungan. Ada dua tahapan reproduksi seksual,
yaitu plasmogami dan kariogami. Plasmogami adalah penyatuan sitoplasma dua miselia yang
berdekatan. Plasmogami akan menghasilkan suatu tahap dikariotik (n+n) karena nukleus haploid dari
masing-masing induk membentuk pasangan, tetapi tidak menyatu.
Kariogami adalah penyatuan dua inti haploid, menghasilkan inti diploid (kromosom berpasang-
pasangan). Sel diploid mengalami pembelahan meiosis langsung. Siklus hidup pada sebagian besar
jamur meliputi tiga fase, yaitu haploid (n), dikariotik (n + n), dan diploid (2n). Perkembangbiakan
secara seksual merupakan salah satu ciri yang dijadikan dasar klasifikasi jamur.

2.7 Cara Penularan


Cara penularan penyakit yang disebabkan oleh jamur dapat disebabkan oleh masuknya jamur
dalam tubuh :
a. Melalui luka kecil atau aberasi pada kulit misalnya golongan dermatofitosis, kromoblasto
mikosis.
b. Melalui saluran napas, dengan mengisap elemen-elemen jamur seperti pada histoplastosis.
c. Melalui kontak tetapi tidak perlu ada luka atau aberasi kulit seperti golongan
dermatofitosis.

Penularan infeksi jamur :

a. Candidiasis
Disebabkan oleh infeksi jamur Candida. Pada kondisi normal, jamur tersebut hidup secara alami
dipermukaan kulit. Namun bila perkembangannya tidak terkendali akan menyebabkan infeksi.
b. InfeksiCandida auris
Disebakan oleh jamur Candidia auris. Candidia auris kebal terhadap obat anti jamur yang
digunakan untuk Candidiasis. Candidiasis menyebar dari orang ke orang melalui pemakaian
bersama pada peralatan yang terkontaminasi.
c. Kurap
Disebabkan oleh jenis jamur yang hidup ditanah, yaitu epidermophyton, microsporum, dan
trichophyton. Seseorang terinfeksi bila menyentuh tanah yang terkontaminasi jamur tersebut.
Penyebaran dapat terjadi antara hewan ke manusia atau dari manusia ke manusia.
8

d. Infeksi jamur kuku


Terjadi ketika jamur di kuku yang tumbuh tidak terkendali. Jenis jamur infeksi jamur kuku sama
dengan jamur penyebab kurap. Risiko infeksi jamur kuku lebih tinggi pada penderita diabetes,
lansia di atas 65 tahun, pengguna kuku palsu, orang yang mengalami cedera kuku, dan individu
yang kekebalan tubuhnya lemah.
e. Aspergillosis
Disebabkan oleh system kekebalan tubuh yang lemah dan paparan jamur Aspergillus. Jamur ini
terdapat pada tumpukan kompos, tumpukan gandum, dan sayuran membusuk.
f. Infeksi jamur mata
Disebabkan oleh jamur Fusarium yang hidup di pohon atau tanaman. Jamur Fusarium bias
masuk ke mata bila tidak sengaja tergores bagian tanaman tersebut. Selain akibat cidera mata,
infeksi jamur mata dapat terjadi pada pasien yang menjalani operasi katarak/ transplantasi
kornea, penggunaan obat tetes mata/cairan pembersih lensa kontak yang sudah terkontaminasi,
serta pengobatan dengan suntikan kortokosteoid pada mata.
g. Pneumocystis pneumonia
Disebabkan jamurPneumocystis jirovecii, yang menyebar melalui udara. Menyerang individu
dengan system kekebalan tubuhl emah.
h. Histoplasmosis
Disebabkan oleh jamur Histoplasma yang dapat ditemukan di tanah yang terpapar kotoran
burung atau kelelawar. Infeksi terjadi bila spora jamur ditanah terhirup dan masuk ke saluran
pernapasan.
i. Mucomycosis
Terjadi akibat tidak sengaja menghirup spora jamur golongan Mucorales. Infeksi juga terjadi bila
luka terbuka di kulit terpapar jamur ini. Jamur Mucorales bias ditemukan di daun, kayu, tanah,
atau di tumpukan kompos. Infeksi lebih berisiko terhadap orang yang system kekebalan tubuhnya
lemah.
j. Cryptococcus neoformans
Disebakan oleh jamur Cryptococcus neoformans. Spora jamur tersebut dapat terhidup secara
tidak sengaja tetapi tidak menyebabkan infeksi. Hanya orang yang kekebalan tubuhnya lemah
yang berisiko tinggi terinfeksi jamur ini.
k. Sporotrichosis
Disebabkan jamur Sporothrix yang banyak ditemukan di tanah atau tanaman. Infeksi terjadi
ketika spora jamur masuk ke tubuh melalui sentuhan, terutama di luka terbuka di kulit. Meskipun
jarang, infeksi juga dapat terjadi bila tidak sengaja menghirup jamur secara tidak sengaja.
l. Talamycosis
Disebakan jamur Talacomyces marneffei yang menyerang orang dengan kekebalan tubuh lemah.
9

2.8 Cara Diagnosis dan Pemeriksaan Laboratorium


Dokter dapat menduga pasien terserang infeksi jamur bila terdapat sejumlah gejala yang telah
dijelaskan sebelumnya. Akan tetapi, dokter akan menjalankan beberapa pemeriksaan lanjutan untuk
memastikannya.
Pemeriksaan lanjutan untuk infeksi jamur dilakukan dengan mengambil sampel darah, urine,
nanah, atau cairan serebrospinal, tergantung organ yang terinfeksi. Metode pemeriksaan tersebut
cukup beragam, tergantung kepada jenis infeksi jamur itu sendiri. Di antaranya adalah :
1) Tes KOH
Dalam tes KOH, dokter akan mengambil sampel kerokan kulit pasien yang terinfeksi, lalu
mencampurnya dengan larutan KOH (kalium hidroksida). KOH akan menghancurkan sel kulit sehat,
dan menyisakan sel kulit yang terinfeksi jamur.
2) Kultur jamur
Kultur jamur dilakukan guna mendeteksi apakah terdapat jamur di area tubuh yang terinfeksi.
Dalam prosedur ini, dokter akan mengambil sampel darah, kulit, kuku, atau lapisan dalam kulit pasien
untuk dibiakkan di laboratorium.
Sampel juga dapat menggunakan cairan serebrospinal bila dicurigai terdapat infeksi pada otak
dan tulang belakang. Dalam prosedur ini, sampel cairan serebrospinal yang menyelubungi otak dan
tulang belakang pasien akan diambil, menggunakan metode pungsi lumbal, yaitu melalui celah tulang
belakang di daerah punggung bawah.
3) Tes pewarnaan gram
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan infeksi lain, yaitu bakteri. Tes pewarnaan gram
dilakukan dengan mengambil sampel dahak, darah, atau urine pasien untuk diteliti di laboratorium.
4) Biopsi
Biopsi adalah pengambilan sampel jaringan guna dianalisis di bawah mikroskop. Dokter dapat
mengambil sampel kulit, paru-paru, tulang sumsum, atau kelenjar getah bening, tergantung kepada
area yang terinfeksi.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang fungi atau jamur, pseudofungi dan organisme
sejenisya. Kajian dalam mikologi antara lain meliputi klasifikasi fungi, kerugian dan peranan jamur
dalam kehidupan manusia. Fungi itu sendiri adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk
hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi
ke dalam sel-selnya dan memiliki bermacam-macam bentuk.
Sifat umum dari fungi itu di antara lain :
a. Saprofit, sebagai organisme saprofit fungi hidup dari benda-benda atau bahan-bahan organik
mati.
b. Parasit, fungi parasit menyerap bahan organik dari organisme yang masih hidup yang disebut
inang.
c. Simbion, jamur dapat bersimbiosis dengan organisme lain.

Fungi dapat ditularkan melalui :

a. Melalui luka kecil atau aberasi pada kulit misalnya golongan dermatofitosis, kromoblasto
mikosis.

b. Melalui saluran napas, dengan mengisap elemen-elemen jamur seperti pada histoplastosis.

c. Melalui kontak tetapi tidak perlu ada luka atau aberasi kulit seperti golongan
dermatofitosis.

10
Daftar Pustaka

http://staff.unila.ac.id/irawan/files/2011/08/Bab1_-pendahuluan1.pdf

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031,KUSNADI/BUKU
_SAKU_BIOLOGI_SMA,KUSNADI_dkk/Kelas_X/bab_jamur.pdf

http://www.martinrecords.com/info/inilah-pengertian-dan-klasifikasi-dari-jamur/

http://vegadiguna.blogspot.com/2017/05/tugas-kuliah-mikologi-jamurfungi.html

http://myfnsblogaddress.blogspot.com/2016/05/makalah-mikologi-tentang-sejarah-dan.html

11

Anda mungkin juga menyukai