Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH BIOMEDIK

MIKOLOGI

DISUSUN
OLEH :

Ismy Yusti Kharimah : 2011016011


Resha Rizqy Nabila : 2011016019
Sri Atikah Ramadhani : 2011016039
Munawati Banne La’bi : 2011016045
Yusriyah Husna JK : 2011016067
Dhara Puspita : 2011016073
Asti Dhea Alifiani : 2011016093
Deva Anggraeni Sabdah : 2011016097
Chandra Lugita : 2011016099
Vanessa Julia Sonda : 2011016101

A FKM 2020
UNIVERSITAS MULAWARMAN
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan kelompok kami dalam
menyelesaikan makalah biomedik dengan judul Mikologi. Tanpa rahmat dan pertolongan-
Nya, kami tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun
guna memenuhi tugas mata Biomedik. Dalam makalah ini membahas mengenai definisi
mikologi, klasifikasi, sifat, resproduksi dan peran mikologi.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Didimus Tana
Boleng, M.Kes selaku dosen mata kuliah Biomedik yang telah sabar membimbing dari awal
pertemuan. Kami juga berterima kasih kepada pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih perlu penyempurnaan karena kesalahan dan kekurangan.
Kami terrbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah dapat lebih baik. Apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, penulis memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Samarinda, 30 November 2020

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul.................................................................................................................... ...i


Kata Pengantar....................................................................................................................... ..ii
Daftar Isi................................................................................................................................ .iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah.................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan............................................................................................................. 2
1.4. Manfaat Penulisan........................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................3
2.1. Pengertian Mikologi........................................................................................................ 3
2.2. Pengertian Heterotrof...................................................................................................... 3
BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................................... 4
3.1. Struktur Tumbuh Fungi................................................................................................... 4
3.2. Cara Hidup dan Habitat Fungi.........................................................................................4
3.3. Sistem Reproduksi Fungi............................................................................................... 6
3.4. Klasifikasi Fungi............................................................................................................. 8
3.5. Peranan Jamur Bagi Manusia....................................................................................... 18
BAB IV PENUTUP................................................................................................................. 21
4.1. Kesimpulan....................................................................................................................21
4.2. Saran.............................................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam hidup ini, kita selalu dikelilingi dengan spesies-spesies makhluk hidup yang
beranekaragam salah satunya cendawan atau fungi. Penampilan fungi atau cendawan
bukanlah hal yang asing lagi bagi kita semua. Kita telah melihat pertumbuhan berwarna biru
dan hijau pada buah jeruk, dan keju; pertumbuhan berwarna putih seperti bulu padaroti, dan
selai basi; jamur dilapangan dan hutan. Kesemua ini merupakan bentuk tubuh berbagai fungi.
Fungi ada yang bersifat menguntungkan dan ada pula yang bersifat merugikan. Kita telah
mengenal banyak cendawan atau fungi dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik
tumbuhan lainnya. Selain itu, cendawan atau fungi terdiri atas jamur (cendawan besar atau
makrofungi dan dapat dilihat secara kasat mata), khamir (cendawan renik bersel tunggal dan
berkembang biak dengan bertunas), dan kapang (cendawan renik yang mempunyai miselia
dan massa spora yang jelas). Kapang ada yang bermanfaat bagi manusia, antara lain sebagai
pengendali hayati, penghasil enzim antibiotik, rekayasa genetika, dan industri komersial.
Namun, untuk kapang banyak juga yang merugikan terutama sebagai pencemar pada
berbagai pakan dan bahan pakan maupun ruangan sehingga dapat menimbulkan penyakit
pada hewan maupun manusia.
Dalam makalah ini kita akan membahas tentang fungi atau jamur. Fungi atau jamur
merupakan tumbuhan yang dapat dibilang langka. Hal itu disebabkan karena fungi hanya
tumbuh pada waktu tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya
terbatas. Misalnya fungi banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah,
maupun tumpukan jerami. Namun, fungi ini segera mati setelah musim kemarau tiba. Fungi
ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang benang yang disebut hifa,
hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium.
Reproduksi fungi, ada yang dengan cara vegetatif ada pula dengan cara generatif.
Selain memiliki berbagai macam cara untuk berkembangbiak, jamur juga terdiri dari aneka
macam jenis baik yang bermanfaat maupun yang berbahaya/ beracun. Saat ini sebagian besar
fungi yang dibudidayakan masyarakat adalah jamur yang bermanfaat, khususnya jamur
konsumsi yang bisa dimakan atau dimanfaatkan sebagai obat.
Sebagai makhluk heterotrof, fungi dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau
saprofit. Cara hidup fungi lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Fungi yang hidup
bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu
yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme fungi dengan tanaman dapat dilihat
pada mikoriza, yaitu fungi yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken.
Fungi berhabitat pada bermacam-macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak
organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa fungi ada yang hidup di air dan
berasosiasi dengan organisme air. Fungi yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau
saprofit.

1
1.2. Rumusan Masalah
Masalah umum yang terdapat dalam penulisan makalah ini adalah tentang fungi.
Agar permasalahan tersebut tidak terlalu luas maka dibatasi menjadi sub-sub masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana struktur tubuh fungi?
2. Bagaimana cara hidup dan habitat fungi?
3. Bagaimanakah sistem reproduksi fungi?
4. Apa sajakah klasifikasi fungi?
5. Bagaimana peran fungi pada kehidupan ?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui struktur tubuh fungi.
2. Mengetahui cara hidup dan habitat fungi.
3. Mengetahui sistem reproduksi fungi.
4. Mengetahui klasifikasi fungi.
5. Mengetahui peran fungi pada kehidupan.

1.4. Manfaat Penulisan


Manfaat penulisan makalah ini ialah mengetahui tentang mikologi khususnya fungi
mulai dari struktur, cara hidup, habitat, sistem reproduksi, klasifikasi serta peran fungi dalam
kehidupan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Mikologi
Menurut Wikipedia mikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang fungi atau sering di sebut juga cendawan. Kajian yang terdapat dalam mikologi antara
lain meliputi taksonomi jamur, fisiologi jamur, bioteknologi jamur, budidaya jamur.
Taksonomi sendiri merupakkan ilmu pengelompokkan suatu hal berdasarkan hal
tertentu. Awalnya, taksonomi hanya mengacu pada kategori mahluk hidup. Namun, dalam
pengertian yang lebih luas dan lebih umum, taksonomi juga bisa merujuk pada kategorisasi
benda atau konsep, serta prinsip-prinsip yang mendasari kategori terebut. Sehingga
taksonomi jamur sendiri adalah sutu pengelompokan jenis jamur antara yang satu dengan
yang lainnya. Fisiologi atau ilmu faal adalah salah satu cabang-cabang biologi yang
mempelajari berlangsungnya system kehidupan. Sehingga dapat di artikan bahwa fisiologi
jamur merupakan suatu cabang yang mempelajari kehidupan dari jamur itu sendiri.
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan mahluk hidup (bakteri,
fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari mahluk hidup (enzim,alkohol) dalam proses
produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Budidaya jamur merupakan, pengembang cara
dan proses agar dapat perkembangbiakan jamur hingga menjadi banyak.
2.2. Pengertian Heterotrof
Heterotrof adalah organisme yang membutuhkan senyawa organic di mana karbon
diekstrak untuk peryumbuhannya. Heterotrof dokenal sebagai “konsumer” atau tidak dapat
membuat makanan sendiri dalam rantai makanan dan hanya bergantung pada yang lain
sebagian besar mahluk heterotrof adalah parasit. Fung juga yang merupakan mahluk parasite
atau heterotrof dan dapat di katakana dalam pengertian diatas bahawa jamur atau fungi tidak
dapat membuat makanannya sendiri.

3
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Struktur tumbuh fungi
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnya
khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya
mencapai satu meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar
yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun
jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah. Hifa adalah struktur menyerupai benang yang
tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan
sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori
besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang
mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.
Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti
dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami
modifikasi menjadi Haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat;
haustoria dapat menembus jaringan substrat.

3.2. Cara hidup dan habitat fungi


A. Cara hidup jamur
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya,
jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. untuk memperoleh makanan, jamur
menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian
menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka
jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan
senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Cara jamur
memperoleh nutrisi menjadi dasar pengelompokan jamur menjadi jamur saproba (pengurai),
jamur parasit, dan jamur simbiosis mutualisme.
1. Jamur saproba (pengurai)
Merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur
saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan
buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat
makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga
mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahanbahan organik
dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya. Cara hidup jamur lainnya adalah
melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan
dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya.
Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang
hidup di akar tanaman kacang- kacangan atau pada liken. Jamur berhabitat pada
bermacammacam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun
kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan
organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan

4
kebanyakan dari kelas Oomycetes.
2. Jamur parasit
Jamur yang bersifat parasit memperoleh zat organik dari organisme hidup lain. Jamur
dengan sifat ini merugikan organisme inangnya, karena dapat menyebabkan penyakit.
Berdasarkan kecocokan terhadap inangnya, sifat parasit pada jamur dapat dibedakan menjadi
parasit obligat dan parasit fakultatif.

a. Parasit obligat
Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar
inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir yang
menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
b. Parasit fakultatif
Adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi
bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.

3. Jamur simbiosis mutualisme


Jamur dengan sifat mutual hidup saling menguntungkan dengan organisme inangnya.
Jamur simbiosis mutualisme mendapat nutrisi dari organisme hidup lain, tetapi mampu
memberikan keuntungan bagi oganisme pasangan simbiosisnya. Contohnya, liken (lumut
kerak) jamur yang bersimbiosis dengan ganggang hijau biru atau ganggang hijau membentuk
lumut kerak. Jamur ganggang akan menyediakan bahan organik hasil fotosintesisnya bagi
jamur. Contohnya ialah jamur mikoriza yang bersimbiosis dengan akar tanaman tingkat
tinggi. Jamur akan meningkatkan penyerapan air dan mineral dari tanah oleh akar tumbuhan.

B. Habitat jamur
Jamur hidup pada lingkungan yang beraneka ragam sesuai dengan cara hidupnya.
Habitat jamur berada di darat dan di tempat-tempat yang lembab sehingga jamur tumbuh
subur pada musim hujan. Meskipun demikian, banyak pula jenis jamur yang hidup pada
organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau air tawar.

Beberapa jenis jamur juga dapat hidup pada lingkungan yang sangat asam atau manis.
Jamur yang dapat hidup di lingkungan asam, misalnya pada buah yang asam. Jamur juga
dapat hidup pada lingkungan dengan konsentrasi gula yang tinggi, misalnya pada selai.

Selain itu, ada pula jamur yang hidup bersimbiosis dengan ganggang membentuk
lumut kerak dapat hidup di habitat yang ekstrim, seperti gurun, gunung, salju dan kutub.
Jamur saproba dapat tumbuh subur pada pada sisa-sisa organisme, baik yang ada di darat, air
tawar, maupun air laut. Sementara itu, jamur parasit dapat hidup pada organisme dengan
berbagai kondisi sel inang, misalnya pada jaringan kulit, organ dalam tubuh, dan berbagai
jaringan tumbuhan.

5
3.3. Sistem reproduksi fungi
Reproduksi jamur dapat terjadi secara vegetatif (aseksual) mupun generatif (seksual).
Pada umumnya, reproduksi secara generatif merupakan reproduksi darurat yang hanya trjadi
jika terjadi perubahan kondisi lingkungan. Reproduksi secara generatif dapat menghasilkan
teturunan dengan variasi genetik yang lebih tnggi dibanding dengan reproduksi secara
vegetatif. Adanya variasi genetik ini memungkinkan dihasilkannya keturunan yanng lebih
adiptif jika terjadi perubahan kondisi lingkungan.
A. Reproduksi secara vegetatif
Reproduksi dengan vegetatif pada jamur merupakan jamur bersel satu yang
dilakukan dengan cara pembentukan tunas yang akan tumbuhan menjadi sebuah individu
baru, selain itu reproduksi secara vegetatif pada jamur multiseluler yang dilakukan dengan
beberapa cara sebagai berikut :

 Fragmentasi ( pemutusan ) hifa, potongan hifa yang terpisah kemudian akan


tumbuhan menjadi jamur baru.
 Pembentukan spora aseksual, spora aseksual bisa berupa sporangiospora atau
konidospora.

Pada beberapa jenis jamur yang sudah dewasa akan menghasilkan sporangiosfor
(tangkai kotak spora). Di ujung sporangiofor terdapat sporangium (kotak spora). Sedangkan
dalam kotak spora akan terjadi pembelahan sel secara mitosis yang menghasilkan banyak
sporangiospora dengan kromosom haploid (n). Sedangkan pada jamur yang lainnya jika
sudah dewasa dapat menghasilkan konidiofor (tangkai konidium), pada ujung konidiofor
terdapat konidium (kotak konidiospora).

Dalam konidium akan terjadi pembelahan sel yang dilakukan secara mitosis dengan
menghasilkan banyak konidiospora dengan berkromosom haploid ( n ), baik sporangiospora
maupun konidiospora jika jatuh pada tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa baru yang
haploid ( n ).

6
B. Reproduksi secara generatif

Reproduksi jamur dengan generatif ( seksual ) dilakukan terlebih dahulu dengan


pembentukan spora seksual yang melalui sebuah peleburan antara hifa yang mempunyai
jenis berbeda.

1. Dilakukan dengan peleburan inti sel/nucleus dari dua sel induknya.


2. Reproduksi secara seksual ini lebih jarang dilakukan dan jumlahnya lebih sedikit
dibandingkan secara aseksual.
3. Perkembangbiakan ini terjadi apabila berada dalam keadaan tertentu.
4. merupakan reproduksi darurat yang dilakukan jika terjadi perubahan pada
kondisi lingkungannya.
5. menghasilkan keturunan yang memiliki beragam genetik yang lebih tinggi
dibandingkan reproduksi yang dilakukan secara vegetatif.
6. Dari adanya variasi genetik tersebut memungkinkan akan menghasilkan
keturunan yang lebih adaptif jika terjadi perubahan kondisi pada lingkungannya.

Mekanisme secara generatif

1. Hifa (+) dan hifa (-), masing-masing berkromosom haploid (n), berdekatan
membentuk gametangium. Gametangium merupakan perluasan hifa.
2. Gametangium mengalami plasmogami (peleburan sitoplasma) membentuk
zigosporangium dikariotik (heterokariotik) dengan pasangan nukleus haploid

7
yang belum bersatu. Zigosporangium memiliki lapisan dinding sel yang tebal dan
kasar untuk bertahan pada kondisi buruk atau kering.
3. Bila kondisi lingkungan membaik akan terjadi kariogami (peleburan inti)
sehingga zigosporangium memiliki inti yang diploid (2n).
4. Inti diploid zigosporangium segera mengalami pembelahan secara meiosis
menghasilkan zigospora haploid (n) di dalam zigosporangium.
5. Zigospora haploid (n) akan berkecambah membentuk sporangium bertangkai
pendek dengan kromosom haploid (n).
6. Sporangium haploid (n) akan menghasilkan spora spora yang haploid (n). Spora-
spora ini memiliki keanekaragaman genetik.
7. Bila spora-spora haploid (n) jatuh di tempat yang cocok, maka akan berkecambah
(germinasi) menjadi hifa jamur yang haploid (n). Hifa akan tumbuh membentuk
jaringan miselium yang semuanya haploid (n).

3.4. Klasifikasi Fungi


Berdasarkan struktur tubuh dan cara reproduksinya jamur dibagi menjadi 4 divisi, klasifikasi
jamur berdasarkan cara reproduksi secara generative (seksual), yaitu:

1. Divisi Zygomycota
2. Divisi Ascomycota
3. Divisi Basidiomycota
4. Divisi Deuteromycota

Berikut penjelasannya:

1. Zygomycota

 Ciri-ciri Zygomycota :

 Tubuh terdiri atas hifa tak bersekat dan banyak inti sel
 Menghasilkan zigospora sebagai hasil reproduksi seksual
 Septa hanya terdapat pada sel untuk reproduksi
 Dinding sel mengandung zat kitin
 Tidak memiliki tubuh buah
 Bersifat multiseluler
 Reproduksi vegetatif / aseksual dengan cara membentuk spora vegetatif / spora
aseksual yaitu sporangiospora terjadi bila kondisi lingkungan baik dan mendukung
serta ada juga secara seksual dapat terjadi bila kondisi lingkungan kering dan tidak
menguntungkan.

Zygomycota dapat membentuk alat reproduksi secara seksual yang berupa zigosporangium
dengan dinding tebal sehingga dapat tahan dengan kondisi kering atau pada lingkungan yang
buruk. Zigosporangium secara metabolis tidak aktif sehingga dapat tahan pada kondisi beku
dan kering. Namun, setelah kondisi lingkungan membaik, maka sporangium yang

8
mengandung zigospora akan berkecambah dengan menghasilkan sporangium yang
didalamnya terdapat spora seksual. Jamur Rhizopus sp. memiliki rizoid dengan fungsi yang
menyerap nutrisi dan hifa horizontal yang disebut dengan stolon.

 Cara Hidup Zygomycota

Sebagian besar dari Zygomycota hidup dalam saproba (pengurai) di tanah, pada sisa-sisa
organisme yang sudah mati atau sudah membusuk, dan makanan seperti tempe, nasi dan roti.
Beberapa dari jenis Zygomycota hidup dengan bersimbiosis mutualisme pada akar tumbuhan
dengan membentuk mikoriza.

Hubungan simbiosis mutualisme Zygomycota dengan tumbuhan adalah Zygomycota akan


memperoleh nutrisi yang berupa zat organik yang berasal dari inang tumbuhan, sedangkan
akar tumbuhan inang dapat meningkatkan penyerapan air dan mineral yang berasal dari
dalam tanah.

 Daur Hidup Zygomycota

Zygomycota mengalami dua macam cara bereproduksi. Reproduksi yang dilakukan secara
aseksual terjadi bila kondisi lingkungan baik dan mendukung, sedangkan pada reproduksi
yang dilakukan secara seksual terjadi pada kondisi lingkungan yang kering dan tidak
menguntungkan.

9
1) Reproduksi Aseksual Zygomycota

Reproduksi secara aseksual Zygomycota adalah dilakukan dengan cara fragmentasi hifa dan
pembentukan spora aseksual (sporangiospora). Hifa dewasa yang terputus dan juga terpisah
dapat tumbuh menjadi sebuah hifa jamur baru. Pada bagian hifa tertentu yang sudah dewasa
akan terbentuk sporangiofor yang ujungnya terdapat sporangium (kotak spora). Didalam
sporangium terjadi pembelahan secara mitosis dengan menghasilkan sporangiospora yang
berkromosom haploid (n).

2) Reproduksi Seksual Zygomycota

Zygomycota bereproduksi secara seksual adalah dilakukan dengan cara pembentuk spora
seksual (zigospora) melalui peleburan antara hifa yang berbeda jenis.

 Contoh Jamur Zygomycota dan Perannya

 Jamur Roti (Rhizopus stolonifer) Jika roti yang lembab disimpan ditempat yang
hangat dan gelap, beberapa hari kemudian akan tampak jamur tumbuh diatasnya. Pada
roti akan tumbuh bulatan hitam, yang disebut Sporangium yang dapat menghasilkan
sekitar 50.000 spora.
 Jamur Tempe (Rhizopus oryzae) Jamur tempe digunakan dalam pembuatan tempe.
 Pilobolus Adalah salah satu jamur yang biasa hidup pada kotoran hewan yang telah
terdekomposisi. Jamur ini tidak dapat bereproduksi tanpa adanya bantuan cahaya.
Jamur ini menunjukkan respon positif terhadap cahaya.
 Mucor mucedo Hidup pada kotoran ternak
 Rhizopus nigricans Menghasilkan asam fumarat, pemasak buah
 Rhizopus nodusus Menghasilkan asam laktat.

Anggota jamur pada devisi Zygomycota disebut dengan fungi zigot. Sejumlah ahli mikologi
telah mendeksripsikan sekitar 600 fungi zigot. Contoh Jamur Zygomycota adalah Rhizopus
sp, Mucor sp, dan Pilobolus. Beauveria bassiana, Metarrhisium anisopliae.

2. Ascomycota

 Ciri-ciri Ascomycota :

1. Hidup saprofit, parasit atau bersimbiosis


2. Tubuhnya ada yang uniseluler seperti Saccharomyces dan ada yang multiseluler
dengan hifa bersekat dan bercabang-cabang.
3. Reproduksi aseksual dengan membentuk konidiospora yang dihasilkan oleh struktur
yang disebut konidium sedangkan reproduksi seksual dengan membentuk askospora
di dalam askus. Umumnya askus tersebut dibentuk dalam tubuh buah yang disebut
askokarp.

10
 Daur Hidup Ascomycota atau Reproduksinya

Didalam daur hidupnya, Ascomycota uniseluler ataupun multiseluler yang dapat


bereproduksi dengan secara aseksual (vegetatif) serta juga reproduksi demham secara seksual
(generatif). Berikut ini adalah uraian reproduksi secara aseksual serta juga seksual.

 Reproduksi Aseksual Ascomycota

 Ascomycota Uniseluler

Reproduksi dengan secara aseksual tersebut berdasarkan uniseluler yang dilakukan dengan
melakukan pembelahan sel atau juga pelepasan tunas dari sel induk. Tunas yang terlepas
tersebut akan menjadi suatu sel jamur yang baru. tetapi, jika tidak terlepas maka sel tunas
tersebut akan membentuk suatu rantai pseudohifa (hifa semu).

11
 Ascomycota Multiseluler

Bereproduksi aseksual dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu fragmentasi hifa serta
pembentukan spora aseksual konidiospora. Hifa dewasa yang terputus menjadi hifa jamur
baru. Hifa haploid (n) yang sudah dewasa akan menghasilkan konidiofor (tangkai konidia).
Pada ujung konidiofor terbentuk spora yang diterbangkan oleh angin yang disebut konidia.
Konidia mempunyai jumlah kromosom yang haploid (n).
Hifa akan bercabang-cabang membentuk miselium yang haploid

 Cara hidup Ascomycota


Ascomycota hidup yakni sebagai pengurai bahan organik, terutama tanaman
atau organisme hidup lainnya di tanah dan di laut. Rekomendasi Pembaca Asma
tunggal atau tanaman ragi mengandung zat yang mengandung gula atau karbohidrat,
misalnya dalam ubi yang menghasilkan sari anggur atau tapai, atau anggur dari mana
anggur merah (anggur) dibuat.
Ascomycota hidup yakni sebagai pengurai bahan organik, terutama tanaman
atau organisme hidup lainnya di tanah dan di laut. Rekomendasi Pembaca Asma
tunggal atau tanaman ragi mengandung zat yang mengandung gula atau karbohidrat,
misalnya dalam ubi yang menghasilkan sari anggur atau tapai, atau anggur dari mana
anggur merah (anggur) dibuat.
 Contoh Ascomycota uniseluler
- saccharomycetes
- Penicillium
 Contoh Ascomycota Multiseluler
- Nectria

12
3. Basidimycota

Divisi Basidiomycota beranggotakan sekitar 25.000 spesies. Jamur ini mudah dikenal
karena umumnya memiliki tubuh buah seperti payung. Walaupun sebagian jamur divisi ini
dapat dikonsumsi, beberapa jamur dapat pula mematikan. Beberapa anggota dari genus
Amanita mengandung racun yang sangat mematikan. Beberapa jenis Basidiomycota juga
dapat membahayakan tumbuhan, misalnya menyebabkan kematian pada tanaman ladang.
Contoh Basidiomycota lainnya, yaitu Auricularia polytricha (jamur kuping), Volvariella
volvaceae (jamur merang), dan Ganoderma (Waluyo, 2010).

 Ciri-ciri Basidiomycota
Secara umum, ciri-ciri atau karakteristik jamur yang termasuk dalam divisi
Basidiomycota antara lain sebagai berikut.
■ Multiseluler (bersel banyak).
■ Merupakan jamur makroskopis, dapat dilihat langsung, dan mempunyai ukuran
besar.
■ Bersifat saprofit atau parasit pada organisme lain dan mikoriza.
■ Semua anggota divisi Basidiomycota berhabitat di darat.
■ Hifanya bersekat (septat), mengandung inti haploid dengan sambungan apit
(clamp connection).
■ Mempunyai tubuh buah yang bentuknya seperti payung yang terdiri dari bagian
batang dan tudung. Pada bagian bawah tudung tampak adanya lembaran-lembaran
(bilah) yang merupakan tempat terbentuknya basidium. Tubuh buah disebut
basidiokarp.

■ Bentuk tubuh buah bervariasi, ada yang seperti payung, bola, papan, lembaran
berleku-lekuk dan sebagainya.

■ Tubuh buah disebut basidiokarp, terdiri atas jalinan hifa bersekat dan dikariotik
(setiap intinya berpasangan).

■ Warna tubuh buah beraneka ragam (bewarna-warni).

■ Sebagian besar dapat dikonsumsi, namun ada beberapa jamur dapat pula
mematikan. Beberapa anggota dari genus Amanita mengandung racun yang sangat
mematikan. Beberapa jenis Basidiomycota juga dapat membahayakan tumbuhan,
misalnya menyebabkan kematian pada tanaman ladang. Contoh Basidiomycota
lainnya, yaitu Auricularia polytricha (jamur kuping), Volvariella volvaceae (jamur
merang), dan Ganoderma.

■ Reproduksi secara seksual dengan membentuk basidiospora dan dan jarang


melakukan reproduksi aseksual yaitu dengan fragmentasi hifa.

13
■ Basidiospora terbentuk di luar basidium.

■ Setiap basidium mengandung 2 atau 4 basidiospora, masing-masing berinti satu


dan haploid. Seluruh basidiospora berkumpul membentuk tubuh buah (basidiokarp).

■ Basidiokarp sering membentuk struktur seperti batang yang disebut stalk dan
seperti payung yang disebut tudung.

■ Memiliki tiga jenis Miselium yaitu sebagai berikut.

Jenis Penjelasan
Miselium
Miselium dihasilkan dari spora yang baru tumbuh. Mula-mula miselium ini
primer berinti banyak, kemudian terbentuk septa yang mengandung satu inti
dan haploid.
Miselium dihasilkan dari plasmogami atau persatuan dua hifa yang bersesuaian.
sekunder Miselium ini berinti dua yang masing-masing haploid.
Miselium terdiri atas miselium sekunder yang telah bersatu membentuk semacam
tersier jaringan, misalnya membentuk basidiokarp dan basidiofor.

 Cara hidup Basidiomycota


Faktanya, Basidiomycota ini hidup sebagai sepertiga (penguraian) dari
organisme yang tersisa. Beberapa Basidiomycota hidup di tanah yang mengandung
limbah organik, kayu mati atau bahkan di atas piring. Basidiomycota adalah pengurai
polimer lignin yang sangat baik dibandingkan dengan jamur lainnya. Lignin adalah
komponen kayu. Basidiomycota mungkin atau tidak bisa bertahan hidup mutualisme
simbiosis akar tanaman melalui pembentukan mikoriza, tetapi ada juga parasit yang
hidup pada organisme lain.
 Siklus Hidup Basidiomycota

14
Spora yang dihasilkan oleh basidium (basidiospora) bersifat haploid dan tumbuh
membentuk hifa-hifa yang bersekat, tiap sekat berinti satu, ada yang sebagai hifa + (jantan)
dan ada hifa – (betina). Jika keduanya bertemu akan terjadi plasmogami/percampuran plasma
sel dan akan terbentuk sel hifa yang dikariotik/dua inti.

Hifa tersebut akan terus berkembang membentuk miselium yang masih bersifat
dikariotik, sehingga akan terbentuk tubuh buah basidiokarp yang bentuknya seperti payung.
Basidiokarp ini akan menghasilkan basidium yang terdapat pada lapisan disebut himenium.

Di tempat tersebut akan terjadi kariogami, yaitu persatuan dua inti menjadi satu dan
inti ini akan mengalami pembelahan meiosis untuk membentuk 4 spora haploid yang disebut
dengan basidiospora, demikian seterusnya.

Basidiomycota umumnya melakukan reproduksi secara seksual dalam siklus hidupnya.


Basidiomycota melakukan konjugasi dalam kondisi yang menguntungkan dan membentuk
miselium. Di bagian bawahnya terdapat bentuk seperti insang yang memproduksi sel diploid
yang disebut basidia. Basidia membentuk basidiospora melalui meiosis dan melepaskan
miliaran basidiospora ke udara atau ke air (Pratiwi, 2008).

 Contoh Spesies Divisi Basidimycota

 Puccinia Graminis
 Jamur Merang (Volcariella Volvacea)
 Ustilago maydis
 Jamur Kuping
 Amanita Muscaria

15
4. Deuteromycota

Siklus hidup: reproduksi aseksual dengan menghasilkan konidia atau menghasilkan hifa
khusus disebut konidiofor. Kemungkinan jamur ini merupakan suatu perkembangan jamur
yang tergolong Ascomycocetes ke Basidiomicetes tetapi tidak diketahui hubungannya.

16
Jamur ini bersifat saprofit dibanyak jenis materi organic, sebagai parasit pada tanaman
tingkat tinggi , dan perusak tanaman budidaya dan tanaman hias. Jamur ini juga
menyebabkan penyakit pada manusia , yaitu dermatokinosis (kurap dan panu) dan
menimbulkan pelapukan pada kayu. Contoh klasik jamur ini adalah monilia sitophila , yaitu
jamur oncom. Jamur ini umumnya digunakan untuk pembuatan oncom dari bungkil kacang.
Monilia juga dapat tumbuh dari roti , sisa- sisa makanan, tongkol jagung , pada tonggak –
tonggak atau rumput sisa terbakar, konodiumnya sangat banyak dan berwarna jingga
(Mueller, 2004).

Fase pembiakan pada monilia sp., yaitu secara vegetative kemudian diteliti ternyata
juga terdapat fase generatif. Setelah diketahui fase generatifnya, kemudian jamur ini
dimasukkan golongan ascomycocetes dan diganti namanya menjadi Neurospora sitophilla
atau Neurospora crassa (Mueller, 2004).

Reproduksi generative Monilia sp., dengan menghasilkan askospora. Askus-askus


yang tumbuh pada tubuh buah dinamakan peritesium, tiap askus mengandung delapan spora.
Contoh lain jamur yang tidak diketahui alat reproduksi seksualnya antara lain : Chalado
sporium, curvularia, gleosporium, dan diploria. Untuk memberantas jamur ini digunakan
fungisida, misalnya lokanol dithane M-45 dan copper Sandoz.

 Contoh jamur Divisi Deuteromycota

 Aspergillus Merupakan jamur yang hidup pada medium dengan derjat keasaman dan
kandungan gula tinggi.
 Epidermophyton dan Mycosporium : Kedua jenis jamur ini merupakan parasit pada
manusia. Epidermophyton menyebabkan penyakit kaki pada atlit, sedangkan
Mycosporium penyebab penyakit kurap.

17
 Fusarium, Verticellium, dan Cercos : Ketiga jenis jamur ini merupakan parasit pada
tumbuhan. Jamur ini jika tdaik dibasmi dengan fungisida dapat merugikan tumbuhan
yang diserangnya.

 Ciri-ciri Jamur

Ciri Fungi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Berupa benang tunggal/bercabang (hifa). Kumpulan hifa disebut sebagai miselium.


2. Mempunyai spora
3. Memproduksi spora
4. Tidak memiliki klorofil, sehingga tidak berfotosintesis
5. Berkembang biak secara seksual dan aseksual
6. Tubuh berfilamen dan dinding sel mengandung khitin, glukan, selulosa, dan mannan.

 Fungi merupakan organisme yang menyerupai tanaman namun memiliki


perbedaan, yaitu:

 Tidak memiliki klorofil


 Mempuyai dinding sel dengan komposisi berbeda
 Berkembang biak dengan spora
 Tidak miliki batang, cabang, akar, dan daun
 Tidak mempunyai sistem vaskuler seperti pada tanaman
 Bersifat multiseluler, tidak mempunyai pembagian fungsi masing-masing bagian.

3.5. Peranan Jamur Bagi Manusia


Dalam kehidupan manusia, jamur mempunyai berbagai manfaat, antara lain menjaga
keseimbangan dan kelestarian ekosistem, sebagai sumber bahan makanan bergizi tinggi,
umtuk membuat jenis makanan baru dan makanan suplemen, untuk obat-obatan, dan
membasmi orgaisme penyebab penyakit.
Selain itu ada pula beberapa jenis jamur yang dapat merugikan manusia, misalnya
jamur yang bersifat patogen atau menimbulkan penyakit, menghasilkan racun, merusak
tanaman budidaya sehingga menggagalkan panen dan membusukkan bahan makanan.
I. Peranan Jamur yang Menguntungkan
A. Menjaga keseimbangan dan kelestaria ekosistem
1. Semua jamur saproba (pengurai) : pengurai sampah dan bangkai serta
membantu tumbuhan untuk mendapat zat organik. Hidup di tanah daratan,
air tawar, dan air laut.
2. Mucor mucedo : hidup padakotoran hewan sebagai pengurai kotoran.
3. Trichoderma : hidup pada kertas dan sisa-sisa kayu. Berfungsi untuk
mempercepat penguraian selulosa karena dapat menghasilkan enzim
selulase.

18
B. Sumber bahan makanan
1. Sarcoscypha coccinea : hidup pada batang kayu yang mati dan berfungsi
sebagai obat.
2. Lentinula edodes (jamur shitake) : hidup pada kayu lamuk dan
dimanfaatkan sebagai sumber makanan.
3. Agaricus bisporus (jamur champignon) : hidup pada kayu lapuk, tetapi
memiliki gizi yang tinggi sehingga dapat dijadikan sebagai sumber
makanan.

C. Membuat jenis makanan san minumn baru


1. Rhizopus oryzae dan rhizopus oligosporus : dimanfaatkan dalam bahan
baku kedelai untuk pembuatan tempe.
2. Mucor recemosus dan actinomucor elegans : dimanfaatkan dalam bahan
baku kedelai untuk pembuatan sufu (tofu fermentas).
3. Saccharomyces tuac : dimanfaatkan pada nira dalam pembuatan minuman
tuak.
4. Saccharomyces ellipsoideus : digunakan pada buah-buahan dalam
pembuatan anggur.
5. Aspergillus wentii : digunakan dalam pembuatan kecap dan tauco yang
berasal dari kedelai.
6. Aspergillus oryzae : digunakan dalam pembuatan minuman sake yang
berasal dari beras.
7. Aspergillus niger : dimanfaatkan untuk menjernihkan minuman anggur dari
enzim yang dihasilkan.
8. Penicillium roqueforti dan penicillium camemberti : digunakan pada produk
susu, yaitu pembbuatan keju.

D. Obat-obatan, antibiotik dn makanan suplemen


1. Penicillium notatum dan penicillium chrysogum : tumbuh pada roti,
kentang, kacang, dan bahan makanan yang membusuk. Dimanfaatkan
dalam ipembuatan antibiotik penisilin.
2. Ganoderma : hidup pada kayu lapuk dan biasa dimanfaatkan sebagai
makanan suplemen dan obat-obatan.
3. Liken : hidup menempel pada batang tumbuhan. Memiliki fungsi sebagai
bahan pembuatan kertas lakmus.

E. Membunuh organisme pantogen


1. Arthrobotrys : hidup didalam tanah untuk membunuh cacing nematoda,
yaitu cacing yang merusak akar tanaman (misalnya kopi).

19
II. Peranan Jamur yang Merugikan
A. Zygomycota
1. Rhizopus stolonifer : tumbuh pada roti dan menyebabkan roti basi dan
membusuk
2. Rizopus nigricans : biasanya tumbuh pada buah tomat dan menyebabkan
pembusukan

B. Ascomycota
1. Aspergillus fumigatus : hidup pada tumbuhan busuk dan tubuh manusia.
Dapat menyebabkan penyakit saluran penapasan dan paru-paru.
2. Trichophyto tonsurans : hidup pada rambut kepala manusia dan
menyebabkan penyakit tinea kapitis yang menyebabkan gatal, ketombe, dan
rambut mudah patah.
3. Trichophyto rubrum : biasa ditemui pada kulit daerah lipatan dan sela jari
kaki. Penyebab penyakit athlete’s foot.
4. Blastomyces brasiliensis : penyebab penyakit blastomikosis, yaitu infeksi
kulit, hati, dan paru-paru.

C. Basidiomycota
1. Ustilago maydis : penyebab penyakit pada tanaman jagung.
2. Puccinia arachidis : penyebab penyakit pada tanaman kacang.
3. Puccinia graminis : biasa menyerang tumbuhan pertanian menyebabkan
jamur karat pada tanaman jagung, tebu, dan gandum.

D. Deutromycota
1. Epidermophyton floccosum : menginfeksi kulit dan kuku pada manusia
2. Malassezia furfur : penyebab penyakit tenia versicolor pada kulit.
3. Microsporum sp. : hidup pada kulit dan rambut manusia. Gejalanya berupa
rambut tampak mengalami fluoresensi hijau muda.

E. Liken
Dapat tumbuh pada batu candi dan tembok bangunan dan menyebabkan
pelapukan.

20
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Mikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang fungi atau
yang disebut juga cendawan. Adapun struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya yaitu
jamur satu sel dan jamur multiseluler. Jamur juga bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan
organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. untuk memperoleh
makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya,
kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen.
Habitat jamur pada umumnya berada di darat dan di tempat-tempat yang lembab dan
ada beberapa jenis jamur juga yang dapat hidup pada lingkungan yang sangat asam atau
manis. Selain itu, ada pula jamur yang hidup bersimbiosis dengan ganggang membentuk
lumut kerak dapat hidup di habitat yang ekstrim, seperti gurun, gunung, salju dan kutub.
Reproduksi jamur dapat terjadi secara vegetatif (aseksual) mupun secara generatif (seksual).
Berdasarkan struktur tubuh dan cara reproduksinya jamur dibagi menjadi 4 divisi. Kemudian,
jamur memiliki berbagai manfaat di dalam kehidupan manusia, seperti menjaga
keseimbangan dan kelestarian ekosistem, sebagai sumber bahan makanan bergizi tinggi dan
masih banyak lagi.
4.2. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan yaitu untuk penulis makalah selanjutnya
mengenai jamur, sebaiknya lebih mendalami atau mencari tahu lebih banyak mengenai jamur.
Sehingga dapat membantu bagi pembaca yang mencari tahu mengenai jamur. Saran
selanjutnya yaitu sebaiknya masyarakat dapat memahami dan memanfaatkan jamur dengan
baik karena jamur memiliki banyak manfaat serta peranan di dalam kehidupan. Masyarakat
juga dapat membudidayakan jamur untuk dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

21
DAFTAR PUSTAKA

Irnaningtyas. 2016. Biologi Untuk SMA/MA Edisi Revisi. Jakarta: Erlangga.


Ervan., Nisa., Alfi dkk. 2015. Pemanfaatan Beberapa Jenis Fungi dalam Proses
Bioeremediasi Guna Memperbaiki Lingkungan yang terkontaminasi. Jember: Universitas
Jember.
Kusuma, Angga. 2015. Makalah Tentang Fungi/Jamur. (www.academia.edu, diakses 29
November 2020)
Wicaksono, Gilmar. 2014. Makalah Fungi. (https://id.scribd.com/doc/206904338/Makalah-
Fungi, diakses 29 November 2020)
Basidiomycota. (www.biologijk.com/2018/03/basidiomycota.html, diaskes 29 November
2020)
Pengertian Ascomycota. (ruangguru.co/pengertian-ascomycota/#Cara_Hidup_Ascomycota,
diakses 29 November 2020)
Pengertian Ciri Cara Hidup Habitat Reproduksi Dan Klasifikasi Jamur. (pendidikan.co.id,
diakses 29 November 2020)
Reproduksi Jamur. (www.gurupendidikan.co.id/reproduksi-jamur/#ftoc-heading1, diakses 29
November 2020)
Struktur Reproduksi dan Klasifikasi. (portal-ilmu.com/jamur-ciri-struktur-reproduksi-dan-
klasifikasi, diakses 29 November 2020)
Mikologi. (id.m.wikipedia.org/Mikologi, diakses 28 November 2020)

22

Anda mungkin juga menyukai