JAMUR
Disusun Oleh:
Kelompok : 3 (Tiga)
Nama Anggota : 1. Melati Dzuliyani (A1D018011)
2. Mutiara Indah Lestari (A1D018015)
3. Nurhalimah (A1D018016)
4. Hafiza Imam H (A1D018023)
Dosen Pengampu : Dra. Sri Irawati, M.Pd
PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya sehingga
kita masih diberikan nikmat dan kesehatan dan ketenangan belajar hingga saat ini, terutama
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Berikut ini, penulis mempersembahkan sebuah makalah yang berjudul “Jamur”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Kapita Selekta 2 dengan dosen
pembimbing Dra.Sri Irawati, M.Pd, penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca semua, terutama bagi penulis sendiri
Dengan demikian, tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada para
pembaca.Semoga Allah memberkahi makalah ini sehingga benar-benar bermanfaat.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
3.1 Kesimpulan..............................................................................................21
3.2 Saran........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan virus
2. Mengetahui ciri-ciri virus dan struktur virus
3. Memahami bagaimana daur litik dan daur lisogenik pada virus
4. Memahami bagaimana cara hidup dan habitat jamur?
5. Mengetahui peranan jamur dalam kehidupan?
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah jamur berasal dari bahasa Yunani, yaitu fungus (mushroom) yang
berarti tumbuh dengan subur. Istilah ini selanjutnya ditujukan kepada jamur yang
memiliki tubuh buah serta tumbuh atau muncul di atas tanah atau pepohonan
(Tjitrosoepomo, 1991). Dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan mushroom,
mush artinya tanaman (tumbuhan) dan room artinya rumah. Oleh karena itu, jamur
merupakan tumbuhan rumah atau tumbuhan yang membutuhkan rumah sebagai
tempat berlindung. Jamur bersifat saprofit, yaitu hidup pada bahan-bahan organik
yang telah mati. Fungi atau jamur adalah nama umum, sedangkan nama lainnya
adalah kapang atau cendawan. Istilah kapang (mold) digunakan untuk menyebut
jamur pada tahap reproduksi secara vegetatif (vegetatif).
Jamur merupakan salah satu tumbuhan tingkat rendah yang tidak berklorofil,
namun memiliki potensi bisnis cukup besar. Tumbuhan ini umumnya bersifat sebagai
saprofit atau parasit untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Sebagai saprofit, jamur
hidup pada sisa makhluk hidup yang telah mati, seperti di tumpukan sampah organik,
tumbuhan, atau kotoran hewan. Sedangkan sebagai parasit, jamur hidup menempel
pada organisme lain dan biasanya merugikan media yang ditempelinya.
Pada dasarnya jamur bisa tumbuh di berbagai tempat, namun sebagian besar
jamur akan tumbuh subur bila berada di daerah yang lembab dan bersuhu dingin.
Reproduksi jamur dilakukan dengan dua cara, yaitu secara vegetatif dan generatif.
Perkembangbiakan vegetatif biasanya dilakukan dengan membentuk spora, membelah
diri, serta pembentukan kuncup. Sementara perkembangbiakan generatif dilakukan
melalui pembentukan spora askus, konjugasi, dan menggunakan hifa yang akan
menghasilkan zigospora.
Jamur adalah eukariota, dan sebagian besar adalah eukariota multiseluler.
Meskipun Jamur pernah dikelompakkan ke dalam kingdom tumbuhan, Jamur adalah
organisme unik yang umumnya berbeda dari eukariota lainnya ditinjau dari cara
memperoleh makanan, organisasi stuktural, serta pertumbuhan dan reproduksi
Campbell (2003). Jamur atau cendawan terdiri dari kapan dan khamir. Kapang
bersifat filamentus, sedangkan khamir biasanya bersifat uniseluler (Pelczar, 1986).
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk
pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Kebanyakan
hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang
cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir
dari sel ke sel. Sel jamur mengandung organel eukariotik, antara lain mitokondria,
ribosom, dan inti sel (nukleus). Pada beberapa jenis jamur lainnya, hifa tidak memiliki
sekat sehingga disebut asepta. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa
senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang
tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.
Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi
haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat
menembus jaringan substrat. Pada jenis jamur tertentu hifanya terpisah oleh
sekat/ruang antarsel yang disebut septum.
Berikut beberapa tipe struktur hifa pada jamur yaitu sebagai berikut:
Hifa bersekat berinti banyak (hifa septat multinukleus), yaitu hifa dengan sel
berinti banyak. Sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang dengan sel berinti
banyak.
Hifa bersekat inti tunggal (hifa septat uninukleus), yaitu hifa dengan sel yang
berinti tunggal. Sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang dengan setiap ruang
memiliki satu inti.
Hifa yang tidak bersekat (hifa aseptat), yaitu hifa yang tidak memiliki sekat
sehingga antara inti satu & yang lain tidak dilapisi sekat maupun membran. Hifa
sejenis itu disebut soenositik.
Jamur ada yang berukuran mikroskopis dan ada pula yang makroskopis.
Tubuh jamur mikroskopis (ragi dan khamir) hanya terdiri atas satu sel (uniseluler),
sedangkan tubuh jamur makroskopis (kapang atau cendawan) terdiri atas banyak sel
(multiseluler). Jamur makroskopis dapat dilihat dengan mata secara langsung,
misalnya jamur merang (Volvariella volvacea), jamur kuping (Auricularia polytricha),
dan jamur tempe (Rhizopus oryzae). Jamur makroskopis dapat membentuk tubuh
buah, dengan ukuran yang bervariasi, bahkan ada yang lebih dan satu meter, misalnya
Calvatia gigantea. Namun demikian, untuk dapat melihat sel-sel jamur dengan jelas
harus menggunakan bantuan mikroskop cahaya. Jamur mikroskopis, misalnya
Saccharomyces sp., Rhodotorula, dan Candida sp.
Jamur memiliki bentuk tubuh yang sangat bervariasi, antara lain berbentuk
oval, bulat, pipih, bercak-bercak, embun tepung (mildew), untaian benang seperti
kapas, kancing baju, payung, dan mangkok. Jamur berbentuk oval terdapat pada
jamur bersel satu, misalnya Saccharomyces cerevisiae. Jamur berbentuk untaian
benang seperti kapas, misalnya jamur tempe (Rhizopus oryzae). Jamur berbentuk
seperti payung, misalnya jamur merang (Volvariella volvacea). Jamur berbentuk
seperti mangkok, misalnya Sarcoscypha coccinea. Jamur berbentuk bulat, misalnya
“puffball” (Lycoperdon gemmatum). Jamur berbentuk pipih, misalnya jamur kuping
(Auricularia polytricha). Jamur berbentuk bercak-bercak, misafnya jamur penyebab
panu. Jamur yang berbentuk embun tepung (mildew), misalnya kapang roti (Mucor
sp). Jamur tidak memiliki klorofil sehingga tidak ada yang berwarna hijau. Lichen
(lumut kerak) berwarna hijau karena jamur hidup bersimbiosis dengan ganggang
hijau.
Ciri-ciri zygomycota :
Tubuh terdiri atas hifa tidak bersekat dan banyak inti sel
Menghasilkan zigospora sebagai hasil reproduksi seksual
Septa hanya terdapat pada sel untuk reproduksi
Dinding sel mengandung zat kitin
Tidak memiliki tubuh buah
Bersifat multiseluler
Reproduksi vegetative atau aseksual dengan cara membentuk spora
vegetative atau spora aseksual yaitu sporangiospora terjadi bila kondisi
lingkungan baik dan mendukung serta ada juga secara seksual dapat terjadi
bila kondisi lingkungan kering dan tidak menguntungkan.
Jika roti lembab disimpan di tempat yang hangat dan gelap, beberapa
hari kemudian akan tampak jamur tumbuh diatasnya. Spora yang berkecambah
pada permukaan roti akan membentuk massa yang bercabang, berwarna perak
dengan hifa tidak bersekat. Dalam beberapa hari, miselium akan menutupi
permukaan roti dari rhizoidnya menembus kedalam roti. Rhizoid
menyekresikan enzim pencernaan yang bekerja menguraikan gula dan tepung
yang berada dalam roti. Gula dan tepung tersebut kemudian diserap oleh
rhizoid kedalam hifa. Pada roti akan terjadi perubahan warna, bau, dan rasa
yang ditimbulkan oleh jamur yang disebabkan terjadinya perubahan senyawa
kimia hasil aktivitas enzim.
Pada roti akan tumbuh bulatan hitam yang disebut sporangium yang
dapat menghasilkan sekitar 50.000 spora. Sporangium dibentuk pada ujung
sporangiofor. Jika sporangium matang, dinding pelindung yang tipis pecah
dan spora tersebar. Spoa tersebut disebut spora aseksual dan reproduksi yang
terjadi adalah secara aseksual. Reproduksi seksual terjadi juga didalam jamur
roti dengan cara konjugasi.
a. Cara Hidup Zygomycota
Sebagian besar dari Zygomycota hidup dalam saproba (pengurai) di
tanah, pada sisa-sisa organisme yang sudah mati atau sudah membusuk, dan
makanan seperti tempe, nasi dan roti. Beberapa dari jenis Zygomycota hidup
dengan bersimbiosis mutualisme pada akar tumbuhan dengan membentuk
mikoriza. Hubungan simbiosis mutualisme Zygomycota dengan tumbuhan
adalah Zygomycota akan memperoleh nutrisi yang berupa zat organik yang
berasal dari inang tumbuhan, sedangkan akar tumbuhan inang dapat
meningkatkan penyerapan air dan mineral yang berasal dari dalam tanah.
b. Daur Hidup Zygomycota
Zygomycota mengalami dua macam cara bereproduksi. Reproduksi
yang dilakukan secara aseksual terjadi bila kondisi lingkungan baik dan
mendukung, sedangkan pada reproduksi yang dilakukan secara seksual terjadi
pada kondisi lingkungan yang kering dan tidak menguntungkan.
c. Contoh lain dan perannya
Jamur Roti (Rhizopus stolonifer) Jika roti yang lembab disimpan
ditempat yang hangat dan gelap, beberapa hari kemudian akan tampak
jamur tumbuh diatasnya. Pada roti akan tumbuh bulatan hitam, yang
disebut Sporangium yang dapat menghasilkan sekitar 50.000 spora.
Jamur Tempe (Rhizopus oryzae) Jamur tempe digunakan dalam
pembuatan tempe.
Pilobolus Adalah salah satu jamur yang biasa hidup pada kotoran hewan
yang telah terdekomposisi. Jamur ini tidak dapat bereproduksi tanpa
adanya bantuan cahaya. Jamur ini menunjukkan respon positif terhadap
cahaya
Mucor mucedo Hidup pada kotoran ternak
Rhizopus nigricans Menghasilkan asam fumarat, pemasak buah
Rhizopus nodusus Menghasilkan asam laktat
Anggota jamur pada devisi Zygomycota disebut dengan fungi zigot.
Sejumlah ahli mikologi telah mendeksripsikan sekitar 600 fungi zigot. Contoh
Jamur Zygomycota adalah Rhizopus sp, Mucor sp, dan Pilobolus. Beauveria
bassiana, Metarrhisium anisopliae.
2. Divisi Ascomycota
3. Divisi Basidiomycota
3.1.1 Jamur merupakan salah satu tumbuhan tingkat rendah yang tidak berklorofil, namun
memiliki potensi bisnis cukup besar. Tumbuhan ini umumnya bersifat sebagai saprofit
atau parasit untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Sebagai saprofit, jamur hidup
pada sisa makhluk hidup yang telah mati, seperti di tumpukan sampah organik,
tumbuhan, atau kotoran hewan. Sedangkan sebagai parasit, jamur hidup menempel
pada organisme lain dan biasanya merugikan media yang ditempelinya.
3.1.2 Berikut secara umum ciri-ciri jamur antara lain sebagai berikut: