Anda di halaman 1dari 6

Tugas Mandiri Kedua

(Tugas Report)
Review Artikel Jurnal ENTOMOLOGI

Biologi Serangga Penyerbuk Elaeidobius Kamerunicus (Coleoptera: Curculionidae) Setelah


33 Tahun Diintroduksi di Sumatera Utara

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Mandiri Yang Diwajibkan


Dalam Mengikuti Perkuliahan ENTOMOLOGI
Oleh:

NAMA : HALIMAH

NIM 0310183112

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


UNIVERSITASISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
TAHUN 2021
Anaslisi Jurnal

Oleh Halimah

30 mei 2021

A. Bibliografi Penulis

Riki Juliansen Girsang, Maryani Cyccu Tobing, Yuswani Pangestuningsih. 2017,

Biologi Serangga Penyerbuk Elaeidobius Kamerunicus (Coleoptera: Curculionidae) Setelah 33

Tahun Diintroduksi di Sumatera Utara, Jurnal Agroekoteknologi FP USU, Vol.5.No.2, April

2017, 6 Halaman

B. Tujuan Artikel

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari biologi serangga penyerbuk Elaeidobius

kamerunicus setelah 33 tahun diintroduksi di Sumatera Utara, baik morfologi, siklus hidup

dan perannya dalam penyerbukan kelapa sawit.

C. Fakta Unik Terkait Isi Jurnal

1. Pada jurnal membahas menganai penyerbuk Elaeidobius kamerunicus setelah 33 tahun

diintroduksi di Sumatera Utara,dimana serangga Elaeidobius kamerunicus merupakan

serangga yang membantu Penyerbukan kelapa sawit, dimana Keberadaan kumbang

penyerbuk kelapa sawit di perkebunan sangat diperlukan dalam pembentukan buah.

Menurut saya pembahasan ini sangat menarik dan sangat membantu petani sawit

yang ada di sumatera utara dalam mengelola kebun sawit mereka. sebagaimana yang

kita ketahui bahwa Industri kelapa sawit di Indonesia mengalami perkembangan

yang sangat pesat sejak tahun 1990-an. Tahun 2014 luas areal perkebunan kelapa

sawit 10.745.801 ha dengan produksi minyak sawit (crude palm oil) mencapai

29.278.189 ton, maka dengan adanya penelitian mengenai Serangga Penyerbuk

Elaeidobius Kamerunicus, dapat membantu petani yang awalnya menggunakan

assisted pollination (bantuan manusia), dimana petani membutuhkan tenaga, dan

modal yang cukup besar.

2. Pada jurnal dijelaskan bagaimana proses penelitian terhadap Serangga Penyerbuk

Elaeidobius Kamerunicus, yaitu mengamati secara langsung siklus hidup E.

kamerunicus yang dipelihara dalam tabung reaksi berukuran diameter 3 cm dan


panjang 15 cm

3. Pada jurnal dijelaskan fakta fakta unik mengenai Serangga Penyerbuk Elaeidobius

Kamerunicus, bahwa serangga tersebut mengalami metamorfosis sempurna

(holometabola) yang dimulai dari stadia telur, larva, pupa sampai imago. pada jurnal

juga terdapat tabel yang menjelaskan Lama masing - masing stadia E. kamerunicus

dari mulai Telur, larva hingga pupa, beserta umur (hari). Dari data data yang ada

dapat disimpulkan bahwa suhu lingkungan merupakan salah satu faktor lingkungan

yang berpengaruh cukup kuat pendukung penetasan telur,kemudian suhu yang

rendah cenderung memperlambat perkembangan larva menjadi dewasa, sedangkan

suhu yang terlalu panas mempercepat perkembangan larva dan pupa. Selain faktor

suhu, nutrisi pakan juga berpengaruh terhadap perkembangan serangga ini.

kemudian pada jurnal juga dijelaskan bahwa E. kamerunicus dengan kelapa sawit

terjadi simbiosis mutualisme.

4. Pada jurnal menjelaskan perbandingan siklus hidup serangga E. kamerunicus yang

diteliti dengan serangga E. kamerunicus yang diteliti oleh Tou (2011). Dimana Hasil

penelitian ini diperoleh bahwa siklus hidup E. kamerunicus (perkembangan telur

sampai imago dan masa prapeneluran) berkisar 9 ± 22 (rata ± rata 12,25 hari) dengan

suhu ruangan + 28.10 oC. Hasil ini berbeda dengan yang diperoleh Tuo et al. (2011)

yang menyatakan siklus hidup E. kamerunicus yaitu + 14,27 + 0,34 hari, sedangkan

menurut Pusat Penelitian Marihat (1982) siklus hidup serangga ini adalah 10 ± 24 hari

pada suhu + 28,3 C.

D. Pertanyaan Yang Muncul

Bagaimana perbedaan morfologi imago E. kamerunicus antara jantan dan betina,

dan apa yang mempengaruhi keberhasilan telur menjadi larva?

jawab: mago E. kamerunicus berwarna coklat kehitaman dan memiliki 2 pasang

sayap dengan sayap bagian depan mengeras yang disebut elitra Imago jantan dapat

dibedakan dari ciri morfologi seperti ukuran tubuh jantan lebih besar dari pada betina.

Ukuran imago jantan yaitu panjang 4,04 ± 4,60 mm (rata ± rata 4,34 mm) dan lebar 1,44 ±

1,69 mm (rata ± rata 1,55 mm), sedangkan imago betina memiliki panjang 3,61 ± 4,28 mm

(rata ± rata 3,84 mm) dan betina. Ukuran imago jantan yaitu panjang 4,04 ± 4,60 mm (rata ±
rata 4,34 mm) dan lebar 1,44 ± 1,69 mm (rata ± rata 1,55 mm), sedangkan imago betina

memiliki panjang 3,61 ± 4,28 mm (rata ± rata 3,84 mm) dan lebar 1,16 ± 1,36 mm (rata ± rata

1,27 mm). Selain ukuran ukuran moncong jantan 0,82 ± 1,23 mm (rata ± rata 1,02 mm)

lebih pendek dari pada moncong betina 1,10 ± 1,51 mm (rata ± rata 1,33 mm) (Tabel 2).

Pada bagian elitra jantan terdapat dua tonjolan, sedangkan ada betina bagian elitra

tersebut rata dan bulu pada tubuh jantan lebih banyak dari pada betina. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa umur imago jantan 31 ± 61 hari (rata ± rata 52,53 hari) lebih lama

dari pada umur betina 29 ± 55 hari (rata ± rata 37,87 hari)

Kemudian ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasil telur menjadi larva

yaitu bahwa suhu lingkungan merupakan salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh

cukup kuat pendukung penetasan telur,kemudian suhu yang rendah cenderung

memperlambat perkembangan larva menjadi dewasa, sedangkan suhu yang terlalu panas

mempercepat perkembangan larva dan pupa. Selain faktor suhu, nutrisi pakan juga

berpengaruh terhadap perkembangan serangga ini.

E. Konsep Atau Prinsip Biologi/Pendidikan Biologi Yang Ada Relevansinya

Dengan Konsep Yang Dipelajari

Jurnal ini sangat erat kaitannya dengan pendidikan Biologi yang dimana terdapat

materi Entomologi (ilmu yang mempelejari tentang serangga) di dalamnya yang

membahas mengenai manfaat serangga E. kamerunicus terhadap kehidupan, khususnya

membantu penyerbukan kelapa sawit . Dan kesan ini erat kaitannya pada pembelajaran

mata kuliah yang saya ambil yaitu Entomologi yang dimana pada sub pembahasan materi

perkuliahan terdapat di dalamnya yaitu Klasifikasi Serangga. Dimana pada pembahasan

tersebut juga membahas mengenai apa saja jenis serangga yang ada dimuka bumi ini.

dengan adanya jurnal ini diharapkan membantu para petani kelapa sawit dalam proses

penyerbukan buah kelapa sawit yang alami, hemat biaya, dan diharapkan menghasilkan

buah yang banyak.


F. Refleksi

Saya ingin mengaplikasikan Klasifikasi Serangga ini guna untuk terciptanya

Pendidikan Biologi yang lebih maju lagi kedepannya, dapat mengetahui tingkat minat

siswa dalam mempelajari Biologi ini dan seberapa mampu siswa dalam mencapainya.

Sehingga cakupan pendidikannya tidak hanya itu-itu saja. dan dapat memberikan

informasi tambahan kepada para petani kelapa sawit mengenai penyerbukan yang baik

untuk kelapa sawit mereka.


Lampiran Jurnal

Anda mungkin juga menyukai