Anda di halaman 1dari 17

SPESIES DAN SPESIASI

Tugas Makalah
Disusun sebagai Syarat Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Evolusi di Program Studi Pendidikan Biologi

OLEH
NAMA : Nindy Elsa Palawa
STAMBUK : A 221 18 147
KELAS :D
DOSEN : Dr. I Made Budiarsa, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Spesies dan Spesiasi”
dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Dosen pada mata kuliah Evolusi di
Universitas Tadulako. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu selaku
Dosen Evolusi. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis menyadari makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis
terima demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 29 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2


DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
C. Tujuan ..................................................................................................................... 4
BAB II................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 5
A. KONSEP SPESIES ................................................................................................. 5
B. SPESIASI................................................................................................................ 8
C. KOEVOLUSI........................................................................................................ 10
D. PEMISAHAN GEOGRAFI .................................................................................. 12
E. ASAL- USUL SPESIES ....................................................................................... 14
BAB III ............................................................................................................................. 16
PENUTUP ........................................................................................................................ 16
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 16
B. Saran ..................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Evolusi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh
kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi.

Banyak teori relvolusi yang dikemukakan oleh para ahli, tetapi tampaknya belum ada
satupun yang dapat menjawab semua fakta dan fenomena tentang sejarah perkembangan
makhluk hidup. Namun kita perlu mengenal dan mempelari berbagai fenomena dan fakta
yang terjadi di bumi ini. Namun tidak dapat dijadikan sebagai landasan kepercayaan atau
keyakinan karena ada beberapa teori yang menyimpang dan tidak sesuai dengan Aqidah,
misalnya bahwa manusia berasal dari kera.

Sejak kehidupan bermula di muka bumi ini , menurut para ilmuwan telah terjadi lima
kepunahan dalam skala massal . Hal ini wajar mengingat kepunahan sangat mungkin
judadipengaruhi oleh seleksi alam dan adaptasi. Namun seiring itu pula muncul lah
spesiasi yang melahirkan spesies baru . Namun yang harus diperhatikan adalah
lajudaripada kepunahan ini saat dibandingkan dengan laju spesiasi.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana konsep dari spesies ?
b. Apa itu spesiasi ?
c. Apa itu koevolusi ?
d. Apa yang dimaksud pemisahan geografi ?
e. Jelaskan asal- usul spesies !

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami konsep dari spesies.
2. Untuk mengetahui dan memahami spesiasi.
3. Untuk mengetahui dan memahami koevolusi.
4. Untuk mengetahui dan memahami pemisahan geografi.
5. Untuk mengetahui dan memahami asal usul dari spesies.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP SPESIES
Diantara sekian banyak konsep tentang spesies, Sterns and Hoekstra (2003)
menyatakan bahwa Ernst Mayr pada tahun 1963 mendefinisikan konsep spesies
biologis yang dapat diterima secara luas.
Spesies menurut biological species concept (BSC) adalah suatu populasi atau
kelompok populasi alami yang secara aktual memiliki potensi dapat saling kawin
(interbreeding) dan menghasilkan keturunan yang fertil, namun tidak dapat
menghasilkan keturunan yang fertil jika kawin dengan spesies lain. Dengan kata
lain suatu spesies biologi adalah unit populasi terbesar dimana pertukaran genetik
mungkin terjadi dan terisolasi secara genetik dari populasi kelompok lainnya.
Konsep ini didasarkan pada dua pandangan biologis yaitu reproduksi seksual
meningkatkan keseragaman dalam gen pool melalui rekombinasi genetik dan jika
dua kelompok populasi itu tidak dapat melakukan kawin silang maka di sana
terjadi aliran gen. Ketidakmampuan penggabungan perkawinan akan
memunculkan spesies yang berasal dari penggabungan bersama pada beberapa
waktu berikut setelah kondisi telah mengalami perubahan. Jadi berdasarkan
konsep ini, maka kriteria yang menentukan keberhasilan reproduksi seksual
adalah kemampuan untuk menghasilkan keturunan yang fertil. Konsep spesies ini
tidak berlaku untuk organisme aseksual dan hibridisasi antar spesies. Spesies
dalam pandangan modern adalah suatu golongan populasi yang alami (deme)
yang tersendiri secara genetis dan memiliki bersama suatu gene pool. Suatu
spesies adalah unit atau kesatuan terbesar dalam populasi, di dalamnya terjadi
pertukaran gen. Kebanyakan spesies dipisahkan dengan perbedaan-perbedaan
yang nyata secara anatomi, fisologi dan tingkah laku.
Ilmuwan yang berpegang pada konsep biologis akan menggunakan bukti DNA
sebagai instrumen utama, dengan menekankan pada genetic ancestry (data
autosomal atau nuclear genome). Dalam konsep ini, kita berharap relasi antar

5
spesies yang ada didasarkan pada konsep taksonomi sigma, yaitu melihat spesies
dalam spektrum. Memastikan suatu spesies adalah gabungan beberapa garis
keturunan dari kelompok manusia yang berbeda. Ini menjadi tantangan berat
konsep biologis, karena seringkali para ilmuwan melihat spesies dalam kacamata
taksonomi alfa, di mana ada batas-batas antar spesies yang jelas secara genetik,
sehingga rentan terselip menggunakan konsep filogenetik dalam menganalisis
data genetik atau genome yang pada dasarnya menunjukkan spektrum. Konsep
biologis sesuai jika diterapkan pada analisis genetika populasi manusia modern,
tanpa harus terjebak dengan pohon kekerabatan manusia. Semua individu harus
dilihat secara spektrum (genetik ancestry). Contoh dalam menggambarkan relasi
antar populasi dengan konsep biologis adalah misalnya populasi first farmers
dimodelkan sebagai campuran kerabat pemburu Hoabinhian di daratan Asia
Tenggara (~30%) dengan populasi petani Neolitik dari lembah Sungai Yangtze
(~70%).
Konsep spesies berikutnya adalah konsep spesies evolusioner. Dalam
konsep ini, spesies didefinisikan sebagai garis keturunan (populasi dengan relasi
leluhur keturunan) berevolusi secara terpisah dari garis keturunan yang lain dan
dengan peran dan kecenderungan evolusionernya. Konsep ini menambahkan
faktor waktu dalam konsep biologis, sehingga dimungkinkan adanya kontinuitas
dan diskontinuitas. Sebuah garis keturunan dibedakan menjadi segmen-segmen
yang disebut chronospecies, dan batas-batasnya dalam catatan fosil bisa
mengalami diskontinuitas. Chronospecies banyak mendapat tantangan karena
menambah keragaman taksa dan pembagian antar chronospecies tidak pasti,
subyektif. Sebagai contoh, Homo erectus kadang dipandang oleh sebagian sebagai
chronospecies yang berevolusi dari manusia yang lebih primitif seperti Homo
habilis sampai menjadi manusia yang lebih modern seperti Homo sapiens. Saya
perlu meneliti lebih lanjut tentang konsep ini, lain waktu.

Dalam konsep spesies filogenetik, spesies didefinisikan sebagai klaster


basal organisme yang diagnosis berbeda dari klaster yang lain, di mana di
dalamnya terdapat pola leluhur keturunan. Konsep ini terbebas dari kriteria isolasi

6
reproduktif dan menggabungkan aspek genealogi dan morfologis. Karena itu,
spesies bisa ditentukan dengan konsep filogenetik berdasarkan morfologinya.
Konsep ini adalah pegangan para paleoantropolog, meskipun analisis DNA mulai
berkembang, dan bisa jadi konsep ini mengalami pergeseran di masa mendatang.

7
B. SPESIASI
Spesiasi merupakan unit dasar untuk memahami biodiversitas. Spesiasi adalah suatu
proses pembentukan jenis baru. Spesiasi terjadi bila aliran gen antara populasi yang pada
mulanya ada secara efektif telah mereda dan disebabkan oleh mekanisme isolasi. Jenis
baru dapat terbentuk dalam kurun waktu sejarah yang panjang maupun pendek tergantung
model spesiasi mana yang dilaluinya.

Spesiasi merupakan respon makhluk hidup terhadap kondisi lingkungannya berupa


adaptasi sehingga kelompok ini dapat bertahan hidup dan tidak punah. Begitu populasi
berubah, terbentuklah jenis baru tetapi masih sekerabat Spesiasi sangat terkait dengan
evolusi, keduanya merupakan proses perubahan yang berangsur-angsur, sedikit demi
sedikit, secara gradual, perlahan tetapi pasti terjadi. Spesiasi lebih ditekankan pada
perubahan yang terjadi pada populasi jenis tertentu. Sedangkan evolusi jauh lebih luas,
dapat meliputi semua organisme hidup maupun benda mati yang membentuk seluruh
alam semesta ini. Kebanyakan evolusi diartikan secara sempit sebagai perubahan yang
terjadi pada mahluk hidup, tetapi secara luas dapat meliputi perubahan apapun di jagat
raya ini.

Spesiasi atau terbentuknya spesies baru dapat diakibatkan oleh adanya isolasi
geografi, isolasi reproduksi dan perubahan genetika. Adapun proses spesiasi ini dapat
berlangsung secara cepat atau lama hingga berjuta-juta tahun. Faktor-faktor yang
menyebabkan spesiasi antara lain :

1) Isolasi Geografis
Mayoritas para ahli biologi berpandangan bahwa faktor awal dalam proses spesiasi
adalah pemisahan geografis,karena selama populasi darispesies yang sama masih
dalam hubungan langsung maupun tidak langsung gene flow masih dapat terjadi
meskipun berbagai populasi didalam sistem dapat menyimpang di dalam beberapa
sifat sehingga menyebabkan variasi intraspesies.

2) Isolasi Reproduksi Dalam


Pengaruh isolasi geogra'is dalam spesiasi dapat ter!adi karena adanya pencegahan
gene flow antara dua sistem populasi yang berdekatan akibat faktor ekstrinsik
(geografisz). Setelah kedua populasi berbeda ter!adi pengumpulan perbedaan dalam
rentang waktu yang cukup lama sehinggadapat men!adi mekanisme isolasi instrinsik.

8
Isolasi instrinsik dapat mencegah tercampurnya dua populasi atau mencegah
interbreeding. Jika kedua populasi tersebut berkumpul kembali setelah batas
pemisahan tidak ada. Spesiasi dimulai dengan terdapatnya penghambat luar
yangmen!adikan kedua populasi men!adi sama sekali alopatrik (mempunyai tempat
yang berbeda) dan keadaan ini belum sempurna sampai populasimengalami proses
instrinsik yang menjaga supaya supaya mereka tetapalopatrik atau gene pool mereka
tetap terpisah meskipun mereka dalamkeadaan simpatrik (mempunyai tempat yang
sama). Mekanisme isolasi intrinsik yang mungkin dapat timbul yaitu isolasi sebelum
perkawinan dan isolasi sesudah perkawinan.
3) Isolasi Sementara
Dua spesies yang kawin pada waktu yang berbeda (hari, musim atau tahun),
gametnya tidak akan pernah mencampur. Misalnya hewan singung berbintik yang
sangat mirip dengan S. Putorius ini tidak akan saling mengawini karena S. Gracilis
kawin pada akhir musim panas dan S. Putorius kawin pada akhir musim dingin.
4) Isolasi Mekanik
Apabila perbedaan struktural diantara dua populasi yang sangat berdekatan
menyebabkan terhalangnya perkawinan antar spesies) maka diantara kedua populasi
tersebut tidak terjadi gene flow.
5) Isolasi Gametis
Isolasi gamet menghalangi ter!adinya 'ertilisasi akibatsusunan kimiawi dan molekul
yang berbeda antara dua sel gamet, seperti spermatozoa yang mengalami kerusakan
di daerah traktusgenital organ betina karena adanya reaksi antigenik, menjadi
immobilitas, dan mengalami kematian sebelum mencapai atau bertemu sel telur.

9
C. KOEVOLUSI
Dalam artian terluas, koevolusi adalah "perubahan pada objek biologis yang
dicetuskan oleh perubahan pada objek lain yang berkaitan dengannya". Koevolusi dapat
terjadi pada berbagai tingkatan biologis: ia dapat terjadi secara makroskopis maupun
mikroskopis. Koevolusi melibatkan perubahan adaptif timbal balik yang terjadi di antara
spesies yang saling bergantung.Koevolusi mengacu pada evolusi yang terjadi di antara
spesies yang saling bergantung sebagai hasil interaksi tertentu. Artinya, adaptasi yang
terjadi pada satu spesies memacu adaptasi timbal balik pada spesies lain atau banyak
spesies. Proses koevolusi penting dalam ekosistem karena jenis interaksi ini membentuk
hubungan antar organisme di berbagai tingkat trofik dalam komunitas.

Koevolusi , proses perubahan evolusioner timbal balik yang terjadi antara pasangan
spesies atau di antara kelompok spesies saat mereka berinteraksi satu sama lain. Aktivitas
setiap spesies yang berpartisipasi dalam interaksi memberikan tekanan seleksi pada
spesies lainnya. Dalam interaksi pemangsa-mangsa, misalnya, kemunculan mangsa yang
lebih cepat dapat mempengaruhi individu dalam spesies predator yang tidak dapat
mengimbangi. Dengan demikian, hanya individu yang cepat atau mereka dengan adaptasi
yang memungkinkan mereka menangkap mangsa dengan cara lain yang akan
menurunkan gen mereka ke generasi berikutnya. Koevolusi adalah salah satu metode
utama yang digunakan komunitas biologisdiatur. Ini dapat mengarah pada hubungan yang
sangat khusus antar spesies, seperti hubungan antara penyerbuk dan tumbuhan , antara
predator dan mangsa, dan antara parasit dan inang. Ini juga dapat mendorong evolusi
spesies baru dalam kasus di mana populasi individu spesies yang berinteraksi
memisahkan diri dari metapopulasi yang lebih besar untuk jangka waktu yang lama.
Koevolusi tidak selalu membutuhkan adanya antagonisme. Interaksi atau
karakteristik dalam kelompok spesies yang tidak terkait dapat bertemu untuk
memungkinkan spesies individu mengeksploitasi sumber daya yang berharga atau
menikmati perlindungan yang ditingkatkan. Begitu interaksi berkembang antara dua
spesies, spesies lain dalam komunitas dapat mengembangkan sifat-sifat yang mirip
dengan yang tidak terpisahkan dari interaksi, di mana spesies baru masuk ke dalam
interaksi. Jenis konvergensi spesies ini umumnya terjadi dalam evolusiinteraksi
mutualistik , termasuk antara penyerbuk (seperti lebah ) dan tumbuhan dan antara
vertebrata (seperti burung dan kelelawar ) dan buah – buahan.

10
Koevolusi adalah proses kompleks yang terjadi pada banyak tingkatan. Ini mungkin
muncul dalam situasi di mana satu spesies berinteraksi secara dekat dengan beberapa
spesies lainnya, seperti interaksi antara kukuk Eropa ( Cuculus canorus ) dan spesies lain
yang sarangnya mereka parasit; mungkin melibatkan banyak spesies, seperti dalam
hubungan antara tanaman penghasil buah dan burung; atau mungkin terjadi di beberapa
subkelompok spesies tetapi tidak pada yang lain ( lihat teori mozaik geografis tentang
koevolusi ). Penting untuk dicatat bahwa aktivitas manusia sering mengganggu proses
koevolusi dengan mengubah sifat dan luasnya interaksi antara spesies yang hidup
berdampingan. Beberapa contoh aktivitas manusia yang merugikan termasuk fragmentasi
habitat , meningkattekanan perburuan , favoritisme satu spesies terhadap spesies lainnya,
dan masuknya spesies eksotik ke dalam ekosistem yang kurang siap untuk menanganinya.

11
D. PEMISAHAN GEOGRAFI
Pemisahan atau Isolasi geografis adalah cara yang umum untuk proses spesiasi
dimulai. Isolasi ini dapat terjadi bila aliran sungai yang berubah, terbentuknya
pegunungan, pemisahan benua akibat pergerakan lempeng tektonik, organisme yang
bermigrasi, atau pembentukan pulau baru akibat aktivitas volkanik.

Pemisahan geografis menyebabkan proses pembentukan spesies baru dengan


memisahkan populasi spesies asal menjadi beberapa populasi yang tidak saling
berinteraksi dan tidak terjadi pertukaran gen antar populasi tersebut. Akibatnya perubahan
yang terjadi di satu populasi akan terakumulasi sepanjang waktu dan akhirnya kedua
populasi menjadi sangat berbeda sehingga terbentuk spesies baru yang tidak bisa saling
berreporuksi lagi. Proses ini disebut dengan spesiasi alopatrik.

Mayoritas para ahli biologi berpandangan bahwa faktor awal dalam proses spesiasi
adalah pemisahan geografis, karena selama populasi dari spesies yang sama masih dalam
hubungan langsung maupun tidak langsung gene flow masih dapat terjadi, meskipun
berbagai populasi di dalam sistem dapat menyimpang di dalam beberapa sifat sehingga
menyebabkan variasi intraspesies. Proses-proses geologis dapat memisahkan suatu
populasi menjadi dua atau lebih terisolasi. Suatu daerah pegunungan bisa muncul dan
secara perlahan-lahan memisahkan populasi organisme yang hanya dapat menempati
dataran rendah; suatu glasier yang yang bergeser secara perlahan-lahan bisa membagi
suatu populasi; atau suatu danau besar bisa surut sampai terbentuk beberapa danau yang
lebih kecil dengan populasi yang sekarang menjadi terisolasi. Jika populasi yang semula
kontinyu dipisahkan oleh geografis sehingga terbentuk hambatan bagi penyebaran
spesies, maka populasi yang demikian tidak akan lagi bertukar susunan gennya dan
evolusinya berlangsung secara sendiri-sendiri. Seiring dengan berjalannya waktu, kedua
populasi tersebut akan makin berbeda sebab masing-masing menjalani evolusi dengan
caranya masing-masing.

Pada awalnya isolasi reproduksi muncul sebagai akibat adanya faktor geografis, yang
sebenarnya populasi tersebut masih memiliki potensi untuk melakukan interbreeding dan
masih dapat dikatakan sebagai satu spesies. Kemudian kedua populasi tersebut menjadi
begitu berbeda secara genetis, sehingga gene flow yang efektif tidak akan berlangsung
lagi jika keduanya bercampur kembali. Jika titik pemisahan tersebut dapat tercapai, maka
kedua populasi telah menjadi dua spesies yang terpisah. Isolasi geografi dari sistem

12
populasi diprediksi akan mengalami penyimpangan karena kedua sistem populasi yang
terpisah itu mempunyai frekuensi gen awal yang berbeda, terjadi mutasi, pengaruh
tekanan seleksi dari lingkungan yang berbeda, serta adanya pergeseran susunan genetis
(genetic drift), ini memunculkan peluang untuk terbentuknya populasi kecil dengan
membentuk koloni baru.

Suatu penghalang (barier) adalah keadaaan fisis ekologis yang mencegah terjadinya
perpindahan-perpindahan spesies tertentu melewati batas ini dan suatu barier suatu
spesies belum tentu merupakan barier bagi spesies lain. Perubahan waktu yang terjadi
pada pemisahan geografis menyebabkan terjadinya isolasi reproduktif sehingga
menghasilkan dua spesies yang berbeda.

13
E. ASAL- USUL SPESIES
Sebagian besar spesies baru berkembang secara alami. Tetapi manusia juga secara
artifisial diciptakan dari keturunan dan spesies baru selama ribuan tahu. Spesies baru
berkembang secara alami melalui proses seleksi alam.

Asal-usul spesies menurut Charles Darwin Pada 25 November 1859, bahwa


organisme berevolusi secara bertahap melalui proses yang disebutnya "seleksi alam".
Dalam seleksi alam, organisme dengan variasi genetik yang sesuai dengan lingkungannya
cenderung memperbanyak keturunan daripada organisme dari spesies yang sama yang
tidak memiliki variasi, sehingga mempengaruhi susunan genetik spesies secara
keseluruhan.

Asal Usul Spesies oleh Charles Darwin adalah karya penting dalam karya tulis
ilmiah dan dianggap sebagai tonggak dalam teori evolusi. Judul lengkapnya
adalah On the Origin of Species by Means of Natural Selection, or the
Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life (Tentang Asal Usul
Spesies Melalui Cara Seleksi Alam, atau Pelestarian Kelompok Dalam Perjuangan
Untuk Hidup). Buku ini memperkenalkan teori ilmiah bahwa populasi berevolusi
dari generasi ke generasi melalui proses seleksi alam. Isi buku ini kontroversial
karena menentang teori penciptaan menurut kepercayaan agama, dan merupakan
pencetus timbulnya ilmu bernama biologi pada abad ke-19. Buku yang ditulisnya
merupakan hasil ekspedisi lautnya dengan kapal layar HMS Beagle pada tahun
1830-an, dan dilanjutkan dengan penyelidikan dan eksperimen setelah tiba
kembali dari ekspedisi.
Darwin, yang dipengaruhi oleh karya naturalis asal Prancis, Jean-Baptiste de Lamarck
dan ekonom asal Inggris, Thomas Malthus, memperoleh sebagian besar bukti untuk
teorinya dalam ekspedisi selama lima tahun di atas kapal HMS Beagle yang dilakukannya
pada tahun 1830-an.

Mengunjungi berbagai tempat seperti Kepulauan Galapagos dan Selandia Baru, Darwin
memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang flora, fauna, dan geologi dari banyak
tempat. Informasi ini, bersama dengan studinya tentang variasi dan kawin silang setelah
kembali ke Inggris, terbukti sangat berharga dalam pengembangan teorinya tentang
evolusi organik.

14
Darwin telah merumuskan teorinya tentang seleksi alam pada tahun 1844, tetapi ia
berhati-hati untuk mengungkapkan tesisnya kepada publik karena hal itu sangat
bertentangan dengan ilmu dalam suatu kepercayaan tentang penciptaan.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Konsep spesies biologis lebih popular dalam biologi, khususnya mereka yang
mempelajari mamalia dan burung. Konsep spesies berikutnya adalah konsep spesies
evolusioner. Dalam konsep ini, spesies didefinisikan sebagai garis keturunan (populasi
dengan relasi leluhur keturunan) berevolusi secara terpisah dari garis keturunan yang lain
dan dengan peran dan kecenderungan evolusionernya.

Spesiasi adalah suatu proses pembentukan jenis baru. Spesiasi terjadi bila aliran gen
antara populasi yang pada mulanya ada secara efektif telah mereda dan disebabkan oleh
mekanisme isolasi.

Koevolusi mengacu pada evolusi yang terjadi di antara spesies yang saling
bergantung sebagai hasil interaksi tertentu. Artinya, adaptasi yang terjadi pada satu
spesies memacu adaptasi timbal balik pada spesies lain atau banyak spesies.

Pemisahan atau Isolasi geografis adalah cara yang umum untuk proses spesiasi
dimulai. Isolasi ini dapat terjadi bila aliran sungai yang berubah, terbentuknya
pegunungan, pemisahan benua akibat pergerakan lempeng tektonik, organisme yang
bermigrasi, atau pembentukan pulau baru akibat aktivitas volkanik.

Sebagian besar spesies baru berkembang secara alami. Tetapi manusia juga secara
artifisial diciptakan dari keturunan dan spesies baru selama ribuan tahu. Spesies baru
berkembang secara alami melalui proses seleksi alam.

B. Saran
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan
sangat jauh dari kesempurnaan.Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah
dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan
makalah diatas.

16
DAFTAR PUSTAKA
https://motherlanders.wordpress.com/2020/04/10/teka-teki-konsep-
spesies/#:~:text=Dalam%20konsep%20ini%2C%20spesies%20didefinisikan%20sebagai
%20garis%20keturunan%20(populasi%20dengan,dengan%20peran%20dan%20kecender
ungan%20evolusionernya.

https://media.neliti.com/media/publications/60476-ID-evolusi-spesiasi-dan-hibridisasi-
pada-be.pdf

https://id.scribd.com/presentation/364248509/Kelompok-13-evolusi-spesiasi-Dan-
Pemisahan-Geografi-Serta-Koevolusi

https://kumparan.com/potongan-nostalgia/24-november-1859-tercetusnya-teori-asal-usul-
spesies-charles-darwin-1ueNZlqMKQ3

17

Anda mungkin juga menyukai