Anda di halaman 1dari 6

Kelas Demospongia

Berasal dari kata “demo” yang berarti tebal dan “spongiae” yang berarti
spons. Memiliki rangka yang tersusun dari serabut spongin. Tubuhnya berwarna
cerah karena mengandung pigmen yang terdapat pada amoebosit. Fungsi warna
diduga untuk melindungi tubuhnya dari sinar matahari. Bentuk tubuhnya tidak
beraturan dan bercabang. Tinggi dan diameternya ada yang mencapai lebih dari 1
meter. Seluruh Demospongiae memiliki saluran air tipe Leucon. Habitat
Demospongiae umumnya di laut dalam maupun dangkal, meskipun ada yang di
air tawar. Demospongiae adalah satu-satunya kelompok porifera yang anggotanya
ada yang hidup di air tawar. Demospongiae merupakan kelas terbesar yang
mencakup 90% dari seluruh jenis Porifera(Amir dan Budiyanto, 1996).

Kelas Demospongia terdiri atas 3 subkelas (Homoscleromorpha,


Ceractinomorpha, dan Tetractinomorpha), 15 ordo (Homosclerophorida,
Agelasida, Dendroceratida, Dictyoceratida, Halichondrida, Halisarcida,
Haplosclerida, Poecilosclerida, Verongida, Verticillitida, Astrophorida,
Chondrosida, Hadromerida, Lithistida, Pirophorida), 88 famili, dan 500 genus
(Hooper dan van Soest, 2002).

Menurut Adiyodi dan Adiyodi (1992) klasifikasi spons kelas Demospongiae adalah sebagai
berikut :

Kingdom : Animalia

Filum : Porifera

Kelas : Demospongiae

Ordo : Halichondrida

Famili : Axinellida

Famili : Desmoxyidae

Famili : Dictyonellidae

Ordo : Hadromerida

Famili : Suberitidae
Ordo : Haclosclerida

Famili : Chalinidae

Famili : Niphatidae

Famili : Callyspongiidae

Famili : Petrosiidae

Ordo : Dendroceratidae

Famili : Darwinellidae

Famili : Dysideidae

Ordo : Poeciloslerida

Famili : Microcionidae

Ordo : Spirophoridae

Famili : Tetillidae

Ordo : Dictyoceratida

Famili : Spongiidae

Famili : Thorectidae

Famili : Irciniidae

Ordo : Astrophoridae

Famili :Coppatiidae

Famili : Ancorinidae

Ordo : Verongida

Famili : Drunellidae
Sub kelas Tetractinomorpha

Ciri Utama dari sub kelas Tetractinomorpha adalah memiliki megaskleres


tetraxonid dan monoxonid, mikroskleres asterose dan kadang-kadang tidak memiliki
serat spongin. Tubuh spons ini memiliki bentuk radial dan perkembangan cortical
axial mengalami kemajuan. Kelompok ini mencakup spesies ovipar dengan
stereogtastrula. Famili yang primitive menetaskan amphiblastulae.

Ordo Homosclerophorida

Porifera dalam ordo ini merupakan Tetractinomorpha primitive yang memiliki


struktur Leuconoid homogen dengan sedikit dareah terdeferensiasi . Larva menetas
berupa amphiblastula. Spikulanya berupa teract berukuran kecil. Beberapa spesies
tidak memiliki rangka seperti pada Oscarella.

Sub Kelas Ceractinomorpha

Ciri utama yang menjadi dasar pengklasifikasian dari sub kelas Ceractinomorpha
adalah larvanya yang berupa stereogastrula, megaskleresnya berupa monaxonid, dan
mikrosklesesnya berupa sigmoid atau chalete. Aster tidak pernah ditemukan. Pada
rangkanya juga sering ditemukan sponging B tetapi dalam jumlah yang bervariasi.

Ordo Choristida

Porifera yang termasuk ordo Choristida paling tidak memiliki beberapa


megaskleres tetraxons, biasanya berupa triaenes, mikroskleres berupa aster,
sterptaster atau sigmasprae yang khas. Bentuk tubuhnya seringkali rumit. Spons ini
memiki korteks yang dapat dibedakan secara jelas dan seringkali tersusun atas
lapisan fibrosa di sebelah dalam dan lapisan gelatin di bagian luar. Contoh Geodia
dan, Aciculites.

Ordo Halichondrida

Porifera yang ada dalam ordo Halichomonacndrida memiliki Kerangka


megaskleres berupa monactinal dan atau diactinal serta tidak memiliki microskleres.
Contoh Halichondrida, Hymeniacidon dan, Ciocalypta.
Ordo Poecilosclerida

Porifera yang masuk dalam ordo ini memiliki rangka yang selalu mengandung
megaskleres choanosomal dan dermal. Contoh Coelosphoera dan Myxilla.

Ordo Haplosclerida

Porifera ini kadang-kadang memiliki rangka silikat yang jika ada terbuat dari
kategori tunggal dari megaskleres yang terletak pada serat spongin atau bergabung
dalam suatu anyaman yang diikat dengan perekat spongin. Contoh Haliclona,.
Megaskleresnya berupa diactinal dan kadang-kadang berupa monactinal yang sedikit
bervariasi dalam hal ukuran. Jika ada, mikroskleresnya berupa Chelate, taxiform,
sigmoid atau raphdes.

Beberapa genus seperti Dactylia tidak memiliki spikula dan mempunyai rangka dari
serat sponin. Rangka dermal berspikula tidak pernah ada . Dermal yang terspesialisasi
hanya terlihat pada Callyspongiidae dimana suatu jaringan yang kompleks dari serat
spongin bercabang-cabang menembus lapisan dermal. Contoh Callyspongia

Ordo Dictyoceratida

Porifera yang masuk dalam ordo Dictyoceratida tidak meiliki spikula. Rangka
sepenuhnya tersusun dari suatu anyaman dari serat spongin yang bisa menyertakan
partikel lain seperti pasir,kerang ,spikula atau spons lain. Lapisan dermal sering
diperkuat oleh spongin A.

Hampir 75% jenis sponge yang terdapat di laut adalah dari kelas Demospongiae. Spons
dari kelas ini tidak memiliki spikula “triaxon” (spikula kelas Heksaktinelidae), tetapi spikulanya
berbentuk “monaxon”, “tetraxon” yang mengandung silikat. Ada yang tidak mempunyai rangka
atau mempunyai rangka dari serabut spongin (zat tanduk).

a. Subkelas Tetractinellida, spikul tetraxon atau tidak ada, bentuk tubuh bulat atau datar
tanpa percabangan; diperairan dangkal.
1) Ordo Myxospongia atau Dendroceratisa, tidak mempunyai spikul; bentuk tubuh sederhana,
tanpa kerangka.

2) Ordo Carnosac atau Microsclerophora, spikl tetraxon, ukuran hampir sama.

3) Ordo Choristida, spikul tetraxon, dua macam ukuran besar dan kecil ada semua.
b. Subkelas Monaxonida, spikul monaxon; ada yang berserat; bentuk tubuh bervariasi;
ditepi pantai sampai kedalaman 45 m; melimpah dan umum.

1) Ordo Hadromerida atau Astromonaxonellida, spikul besar terpisah.

2) Ordo Halichondrida, spikul besar dan mempunyai serat sponge

3) Ordo Poeciloclerida, spikul berukuran besar diikat oleh sponge seperti jala.

4) Ordo haplosclerida, spikul besar .

c. Subkelas Keratosa, terdiri dari Dictyoceratida. Rangka dari serat sponge yang
mengandung zat tanduk, tidak ada spikul; bentuk tubuh bulat, adakalanya besar sekali,
warna gelap terutama hitam.

Contohya: Euspongia officinalis, Euspongia mollisima, dan Spongila carteri (rangka dari
spongin), Poterion dan Oscarella sp. (tanpa rangka tubuh), serta Corticium
candelabrum (rangka dari spongin dan silikat), Callyspongia sp., Phyllospongia
sp., Xestospongia testudinaria (Rachmat, 2007).

Demospongiae dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Dalam reproduksi


seksual, spermatosit berkembang dari transformasi choanocytes, dan oosit muncul dari
archeocytes. Pembelahan berulang dari telur zigot terjadi di mesohyl dan membentuk
parenchymula larva dengan massa sel-sel internal yang lebih besar yang dikelilingi oleh sel-sel
kecil yang diberi flagela eksternal. Larva renang yang dihasilkan memasuki kanal dari rongga
tengah dan dikeluarkan dengan arus hembusan nafas. Metode reproduksi aseksual meliputi
tunas dan pembentukan gemmules. Pada awalnya, agregat sel berdiferensiasi menjadi spons
kecil yang dilepaskan secara dangkal atau dikeluarkan melalui oscula. Gemmules ditemukan di
family air tawar Spongellidae. Mereka diproduksi di mesohyl sebagai rumpun archeocytes,
dikelilingi dengan lapisan keras yang disekresikan oleh amoebocytes lainnya. Gemmules
dilepaskan ketika tubuh induk rusak, dan mampu bertahan dari kondisi yang ekstrim. Dalam
situasi yang menguntungkan, pembuka yang disebut mikropil muncul dan melepaskan
amoebocytes, yang berdiferensiasi menjadi sel-sel dari semua jenis lainnya.
https://www.psychologymania.com/2013/09/porifera-kelas-demospongiae.html

https://dhamadharma.wordpress.com/2011/11/09/eksplorasi-spons-porifera/

http://animaldiversity.org/accounts/Demospongiae/

Anda mungkin juga menyukai