Capaian Pembelajaran:
Mampu menjelaskan perbedaan pada tingkat family, genus dan spesies dari subclass
Magnoliidae.
Klasifikasi dari Hutchinson adalah modifikasi dari klasifikasi Bentham-Hooker dan Bessey.
Seperti halnya dengan Bessey Hutchingson beranggapan bahwa Angiospermae adalah
monofiletik diturunkan dari leluhurnya, suatu “Cycadeoid”. Bisa diangap suatu “kekeliruan” dari
Hutchinson adalah pertama-tama membagi Dicotyledon menjadi Dicotyledon herba dan
Dicotyledon berkayu yang menjadikan suku-suku yang sebenarnya berdekatan menjadi jauh
terpisah misalnya Labiateae dangan Verbenaceae, juga Araliaceae dengan Umbeliferae. Bukti-
bukti menunjukkan bahwa pasangan-pasangan suku tersebut mempunyai banyak kesamaan.
Sistem klasifikasi modern selain berdasrkan data-data morfologi, juga ditunjang oleh data-data
anatomi, embriologi, sitologi, elektron mikroskop, polonologi, paleontobotani, taksonomi kimia,
ekologi dan fisiologi. Takhtajan (1959, 1966, 1969, 1980 dalam Jones dan Luchsinger, 1987)
menggolongkan Angiospermae dalam devisio Magnoliophyta dan membaginya dalam dua kelas
Magnoliopsida (Dicotyledon) dan Lilyopsida (Monocotyledon). Kelas Magnoliopsida dibagi
menjadi tujuh anak kelas dan Liliopsida dibagi menjadi tiga anak kelas. Antara anak kelas dan
Bangsa ditambahkan takson induk bangsa (supra ordo); nama takson ini diakhiri dengan kata
anae.
Sistem klasifikasi dari Congruist telah diterima secara luas dan banyak dipakai di Amerika
Serikat. Penulisan buku ini juga mengikuti klasifikasi yang dikemukan oleh Conqrusit. Dahlgren
(1980, 1989) telah mengembangkan sistem klasifikasi berdasarkan penyebaran sifat-sifat fenetik
yang luas. Tumbuhan berbiji tertutup (kelas Magnoliopsida) dibagi menjadi dua anak kelas
Magnolioidae dan Liliodae. Ia juga membagi anak kelas menjadi induk bangsa-induk bangsa
yang diberi akhiran iflorae, tetapi dalam revisinya yang terbaru dipakai akhiran anae.
Dua kelas dari Magnoliophyta : magnoliopsida dan Liliopsida pada sistem klasifikasi dar
Conqruist.
Divisi Magnoliophyta mencakup semua tumbuhan berbiji tertutup. Kelompok alami ini terdiri
dari dua anak kelompok besar yaitu tumbuhan berkeping biji dua
(dicotiledon) dan tumbuhan berkeping biji satu (Monocotiledon). Untuk mematuhi aturan-aturan
pada Kode Internasional Tata Nama Tumbuhan, digunakan nama latin untuk untuk tiap kategori
yaitu kelas Magnoliopsida untuk tumbuhan berkeping biji dua dan Liliopsida untuk tumbuhan
berkeping biji satu. Perbedaan utama antara Manoliopsida dan Liliopsida dapat dilihat pada tabel
2.
MAGNOLIIDAE
Kelas Magnoliopsida terdiri dari terdiri dari 6 anak kelas yaitu Magnoliidae,
Hammalidae, Caryophylladae, Dilleneidae, Rosidae, dan Asteridae. Daftar lengkap dari kelas-
kelas, anak kelas-anak kelas, Ordo-Ordo dan Famili-Famili magnoliophyta menurut sistem
klasifikasi dari Conqruist dapat dilihat pada lampiran 1. Berikut ini akan dibahsa Famili-Famili
tertentu dari Magnoliophyta dengan orientasi terutama pada daerah tropis. Pilihan Famili-Famili
didasarkan atas besarnya jumlah jenis, kepentingan ekonomi dan sifat-sifat istimewa.
Anak kelas Magnoliidae terdiri dari 8 ordo dan 39 Famili (Conqruist. 1988). Dalam
tulisan ini dibahas beberapa 4 ordo dan 4 famili yang mewakili 1 famili dari setiap ordo. Ordo
Magnoliales terdiri dari 10 famili.
1. Ordo Magnoliales
Berikut ini dibahas 3 famili yang merupakan famili yang banyak dimanfaatkan di
Indonesia yaitu famili Magnoliaceae, Annonaceae, dan Myristicaceae.
2. Ordo Laurales
Ordo Laurales terdiri dari 8 famili. Di Indonesia Laurales dimanfaatkan sebagai penghasil buah,
penghasil kayu, komoditas ekonomi, tanaman parasit terutama dari famili Lauraceae.
3. Ordo Piperales
Terdiri dari 3 famili yaitu Chloranthaceae, Piperaceae, dan Saururaceae. Piperaceae merupakan
salah satu famili yang banyak dimanfaatkan dan banyak tumbuh di Indonesia terutama dari
genus Piper.
3.1. Famili Piperaceae
Piperaceae memiliki sekitar 3.000 spesies namun hanya memiliki genus rendah (5-7
genus). Piper merupakan genus dengan jumlah spesies terbanyak diperkirakan memiliki lebih
dari 1.000 species dan terdistribusi terutama di daerah tropis. Piper merupakan kebanyakan
tumbuhan berkayu menahun yang memanjat jarang sekali dalam bentuk semak, dengan modus
yang melebar. Daun bervariasi dalam bentuk dan umumnya aromatik dan terasa pedas. Bunga
sangat kecil, tersusun dalam spika dan tidak memiliki perianthium. Genus Piper ditandai dengan
buah yang empuk, dengan 2-6 stamen, ovarium satu sel yang dosebut dengan orthotropus ovule.
Genus Peperomia berbeda Piper memiliki buah sebentar, 2 stame tanpa stipula dan merupakan
herba tegak. Spesies Piper species memnyukai habitat yang lembab yang ditemukan pada hutan
primer maupun hutan yang terganggu.
Pada sub-etnis Batak, Piperaceae dimanfaatkan sebagai obat sebanyak 8 spesies, namun
berasal dari satu genus Piper. Demban (Piper betle) pada sub-etnis Batak dimanfaatkan sebagai
obat demam, luka, sakit mata, sariawan, dan ritual. Piper betle memiliki nilai yang sangat kuat
pada sub-etnis Batak baik sebagai obat, adat, maupun ritual. Pada sub-etnis Batak Simalungun
Piper betle juga dimanfaatkan sebagai lambang agama Kristen sub-etnis Batak Simalungun yaitu
Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS). Piper umbellatum atau dalam bahasa lokal etnis
Batak disebut bulung gumba dimanfaatkan sebagai obat demam dan gangguan saluran
pencernaan.
Contoh lain dari Piperaceae
Paperomia pellucida (L.) H. B.K. (sasaladakan)
Paperomia sandersii DC. (paperomia semangka)
Piper betle L. (sirih) daun untuk obat
Piper cubeba L. f. (kemuskus, lada ekor)
Piper aduncum L. (kiseureuh)
Piper erecticaule C.DC (Gambar)
Piper aff. longamentum C.DC
Piper retrofractum Vahl. (cabe areuy, cabe jawa)
Piper methysticum Frost. (kawa-kawa) akar mengandung narkotika
Piper caninun Bl. (sirih hutan) (gambar)
Piper bantamensia Bl. (lada hutan)
4. Ordo Papaverales
Ordo Paparales terdiri dari 2 famili yaitu Fumariaceae dan Papaveraceae. Paparaceae merupakan
famili ganja-ganjaan yang digunakan sebagai anastesi, namun sering disalahgunakan sebagai
narkotika.
4.1. Famili Papaveraceae (deruju-derujuan)
Herba jarang perdu biasanya dengan getah seperti susu atau bewarna. Mengandung
alakaloid isoquinolin termasuk protopin, benzil-isoquinolin dan aporfin, tidak bertanin,tidak ada
proantosianin dan asam ellagat. Daun tunggal, tepi daun rata. Berlekuk atau terbagi. Bunga
tunggal, jarang dalam pembungaan simosa, umbella atau panikula, biseksual, aktinomorf. Sepal
2-3, cepat gugur, petal 4-6 atau lebih, dalam 2 lingkaran. Stamen banyak, lepas, ginaesium terdiri
dari 1 ovarium yang superus, 2 atau lebih karpel, 1 ruang, plasenta parietal tetapi kadang-kadang
membentuk tonjolan-tonjolan yang bersatu di tengah sehingga ovarium menjadi beruang banyak.
Buah kapsula, biji dengan endosperm yang berminyak. Famili ini meiliki 25 marga dengan
sekitar 200 jenia, terdapat terutama di daerah temperata dan tropis di belahan bumi utara. Banyak
jenis-jenisnya berupa tanaman hias tetapi yang terpenting adalah Papaver somniferum L. yang
merupakan sumber opium.
Contoh:
Papaver somniferum L. (opium) opium disadap dari buahnya yang belum matang, biji
yang masak menghasilkan minyak. Argemon mexicana L. (deruju) hiasan biji untuk obat.
LATIHAN SOAL
Magnoliales, Piperales, Urticales, dan Paparales merupakan ordo dari anak kelas Magnoliidae
yang banyak dimanfaatkan sebagai komoditas ekonomi.
1. Jelaskan perbedaan antara Magnoliales, Piperales, Urticales, dan Paparales yang dimanfaatkan
di Indonesia.
2. Carilah gambar dari internet dari tanaman cempaka putih, cempaka kuning, sirsak, pala, sirih,
dan lada.
a. Down load gambar tersebut kemudian jelaskan ciri-cirinya
b. Susunlah klasifikasi dari keenam tanaman tersebut.
c. Jelaskan pusat penyebaran dari tanaman tersebut