Nim : 180602013
Prodi : Biologi
Karbohidrat yang masuk ke tubuh berasal dari makanan. Sel-sel di dalam tubuh
tentunya tidak dapat langsung menyerap karbohidrat, tetapi karbohidrat tersebut harus
dipecah menjadi molekul yang lebih sederhana lagi yaitu monosakarida, terutama dalam
bentuk glukosa. Karena glukosa merupakan monosakarida yang paling utama yang
dapat diserap oleh tubuh untuk menghasilkan energi. Karbohidrat akan dipecah menjadi
monosakarida melalui proses digesti di saluran pencernaan. Setelah berubah menjadi
glukosa, baru akan terjadi metabolisme glukosa di tingkat sel (respirasi sel). Respirasi
sel ini mencakup tiga peristiwa: glikolisis, siklus Krebs, sistem transpor sitokrom/
elektron.
Lintasan ini memiliki lebih dari satu fungsi dan terdapat pada persimpangan
metabolisme sehingga bekerja sebagai penghubung antara lintasan anabolik dan
lintasan katabolik. Contoh dari lintasan ini adalah siklus asam sitrat (Siklus
Kreb).
1. Glikolisis
Glikolisis merupakan proses pemecahan glukosa menjadi senyawa triosa (C 3), yaitu
piruvat. Siklus Asam Sitrat atau Siklus Krebs merupakan proses oksidasi senyawa
trikarboksilat menjadi senyawa sumber elektron atau sumber energi yang kemudian
difosforilasi oksidatif menjadi energi.
Terdapat empat jalur (Pathway) Glikolisis untuk metabolisme glukosa yaitu Embden
Meyerhoff Parnas (EMP) disebut jalur Heksosa Bisfosfat, Jalur Heksosa Monofosfat (HMP)
disebut jalur fosfoketolase, Jalur Pentosa Fosfat (PP) dan Jalur Etner Doudoroff (ED) disebut
jalur Ketoglukonat.. Tiga jalur tersebut mengubah glokosa 6-fosfat menjadi 6-fosfo-glukonat,
sedangkan jalur EMP mengubah Glukosa 6 fosfat menjadi Fruktosa 6-fosfat. Keempat jalur
tersebut mempunyai persamaan, yaitu memecah heksosa (glukosa) menjadi triosa, yaitu
gliseraldehid 3-fosfat dengan jalur berbeda dan mengoksidasi triosa menjadi asam triosa yaitu
piruvat.
Pada jalur tersebut glukosa dipecah menjadi 2 piruvat. Jalur EMP mempunyai 3
tahapan penting metabolisme, yaitu fosforilasi ganda heksosa, pemecahan heksosa bisfosfat
menjadi 2 triosa fosfat dan defosforilasi triosa bisfosfat menjadi energi dan piruvat. Pada
Glikolisis, setiap 1 molekul glukosa menghasilkan 2 molekul asam piruvat, 2 molekul
NADH, 2 molekul ATP, dan molekul H 2O. Sebenarnya setiap 1 molekul glukosa
menghasilkan 4 ATP, tetapi 2 molekul ATP diperlukan kembali dalam reaksi. Reaksi yang
menghasilkan ATP bersifat eksergonik. Sementara itu, reaksi yang membutuhkan ATP
bersifat endergonik. NADH merupakan NAD+ yang tereduksi dengan penambahan 1 atom
hidrogen. Glikolisis tidak memerlukan O2.
Tahap pertama fosforilasi ganda heksosa dimulai dari fosforilasi glukosa menjadi
glukosa 6-fosfat dengan bantuan heksokinase. Glukosa 6-fosfat diisomerasi (mutasi gugus
karboksil dari karboksilat menjadi keto) menjadi fruktosa 6-fosfat dengan bantuan
fosfoglukoisomerase. Selanjutnya, fruktosa 6-fosfat difosforilasi menjadi fruktosa 1,6-
bisfosfat dengan bantuan fosfofruktokinase.
Tahap kedua pemecahan heksosa bisfosfat menjadi 2 triosa fosfat dimulai dari
pemecahan fruktosa 1,6- bisfosfat menjadi gliseraldehid 3-fosfat (G3P) dan di hidroksi aseton
dengan bantuan aldolase. Dihidroksiaseton fosfat dapat direduksi menjadi gliserol 3-fosfat
dengan bantuan gliserol fosfat dehidrogenase atau diisomerisasi menjadi G3P dengan bantuan
triosa fosfat isomerase, sehingga menghasilkan 2 triosa fosfat (G3P).
Tahap ketiga defosforilasi triosa bisfosfat manjadi energi dan piruvat, dimulai dari
fosforilasi G3P oleh fosfat anorganik menjadi triosa bisfosfat (1,3-difosfogliserat) dengan
bantuan G3P dehidrogenase. Proses itu juga menghasilkan NADH (sumber elektron bagi
respirasi). 1,3 Difosfogliserat didefosforilasi menjadi 3 fosfogliserat dengan bantuan
fosfogliserokinase. Gugus fosfat dimutasi dari 3 ke posisi 2, sehingga menghasilkan 2-
fosfogliserat dengan bantuan fosfogliserat mutase. Pembentukan ikatan rangkap antara atom
C no 2 dan no 3, sehingga 2-fosfogiserat menjadi fosfoenol piruvat (PEP) dengan bantuan
enolase. PEP didefosforilasi menjadi piruvat dengan bantuan piruvat kinase.
Dari semua reaksi di jalur EMP terdapat beberapa reaksi yang ireversibel. Reaksi
yang ireversibel adalah glukosa menjadi glukosa 6-fosfat, fruktosa 1,6 bisfosfat menjadi
gliseraldehid 3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat, dan fosfoenol piruvat menjadi piruvat.
Tujuannya agar proses glikolisis tidak berlangsung bersamaan dengan proses
glukoneogenesis.
Hasil akhir adalah 2 piruvat, 2 NADH dan 2 ATP. Piruvat akan diproses lebih lanjut
melalui siklus asam nitrat. NADH dioksidasi lanjut pada respirasi atau fermentasi tergantung
ada tidaknya elektron akseptor dan enzim-enzim rantai respirasi.
Pada jalur EMP dihasilkan senyawa antara yang menjadi prekursor untuk proses
biosintesis. Glukosa 6-fosfat merupakan prekursor polisakarida, pentosa fosfat, dan asam
amino aromatik. Fruktosa 6-fosfat merupakan prekursor asam amino gula (glikoprotein).
Dihidroksiaseton fosfat merupakan prekursor fosfolipid. 3- fosfogliserat merupakan
prekursor glisin, serin, dan sintein. PEP merupakan prekursor asam amino.
1. Fosforilasi glukosa, terjadi pemindahan gugus fosfat dari ATP ke glukosa pada atom C
nomor 6 sehingga membentuk glukosa-6-fosfat. Senyawa ini akan memperoleh energi bebas
dari penguraian ATP menjadi ADP dengan bantuan enzim heksokinase
2. Glukosa-6-fosfat dikatalis oleh enzim fosfoglukoisomerase sehingga terbentuk isomer
fruktosa-6-fosfat.
7. Gugus fosfat di transfer ke ADP sehingga menghasilkan ATP. Sementara itu, gula berubah
menjadi 3-fosfogliserat.
9. Enzim enolase membentuk ikatan ganda dalam substrat dengan cara mengekstraksi
molekul air membentuk fosfoenolpiruvat (PEP).
10. Reaksi terakhir glikolisis ini menghasilkan ATP dengan mentrasfer gugus fosfat dari PEP
ke ADP sehingga fosfoenolpiruvat (PEP) berubah menjadi asam piruvat (beratom 3 C).
Siklus Asam Sitrat (Siklus Krebs).
Asetil dari asetil KoA di transfer ke asam oksaloasetat menjadi asam sitrat oleh sitrat
kinase. Proses ini menandakan dimulainya siklus asam sitrat. Siklus asam sitrat mempunyai
nama lain yaitu siklus trikarboksilat dan siklus krebs.
Reaksi asetik KoA dan oksaloasetat menjadi sitrat yang dikatalis oleh sitrat kinase. Dehidrase
sitrat menjadi cis-akonitat yang dikatalis akonitat. Hidrasi cis akonitat menjadi isonitrat yang
juga dikatalis oleh akonitase. Dehidrogenasi isositrat menjadi oksalositrat menjadi α-
ketoglutarat yang dikatalis oleh isositrat dehidrogenase. Dekarboksilasi dan dehidrogenasi α-
ketoglutarat menjadi suksinil KoA yang dikatalis α-ketoglutarat dehidrogenase (diperlukan
KoA). Konveksi suksinil KoA menjadi suksinat yang dikatalisis oleh suksinil tiokinase.
Karena ada gugus KoA yang berenergi tinggi maka dengan fosforilasi tingkat substrat
sehingga menghasilkan ATP. Dehidrogenasi suksinat menjadi fumarat yang dikatalis suksinat
dehidrogenase. Penerima proton FAD+ . Hidrasi fumarat menjadi malat yang dikatalis
fumarase. Dehidrogenasi malat menjadi oksaloasetat yang dikatalis malat dehidrogenase.
Siklus asam sitrat menghasilkan 3 NADH, 1 FADH2, 2 CO2, dan 1 ATP dari 1
molekul asetil KoA. Karena siklus asam sitrat menghasilkan CO2, maka dimungkinkan suatu
dugaan bahwa terdapat organisme autotrof yang mampu melakukan jalur kebalikan siklus
sitrat untuk menambat CO2.
1. Asetil KoA masuk ke siklus krebs dengan melepaskan KoA dua atom karbonya berikatan
dengan asam oksaloasetat (4C) membentuk asam sitrat (6C).
2. Suatu molekul air (H2O) dikeluarkan dan satu molekul air yang lainnya ditambahkan
kembali sehingga asam nitrat (6C) membentuk isomernya menjadi asam isositrat (6C).
3. Asam isositrat melepaskan gugus karboksil (COO-) dalam bentuk CO2 dan memberikan
atom hidrogen beserta elektronnya kepada NAD+ untuk membentuk NADH. Sementara itu,
asam isositrat (6C) berubah menjadi asam α-ketoglutarat (5C)
4. Asam α-ketoglutarat (5C) berikatan dengan KoA membentuk senyawa antara suksinil KoA
(ber atom 4C) dengan melepaskan CO2 dan memberikan atom hidrogen beserta elektronnya
kepada NAD+ untuk membentuk NADH kembali.
5. Fosforilasi tingkat substrat dimulai dengan dilepaskannya kembali KoA sehingga
membantu pengikatan fosfat (P) oleh GDP (guanosin difosfat) menjadi GTP (guanosism
trifosfat). GTP serupa dengan ATP apabila menyumbangkan satu gugus fosfat ke ADP.
Senyawa antara suksinil KoA berubah menjadi asam suksinat (4C).
6. Asam suksinat memindahkan 2 atom hidrogen dan elektronnya kepada FAD + untuk
membentuk FADH2. Asam suksinat berubah menjadi asam fumarat (4C)
8. Asam malat menstransfer kembali atom H dan elektronnya ke NAD + sehingga membentuk
NADH dan asam malat berubah menjadi asam oksaloasetat (4C) yang akan digunakan dalam
siklus krebs selanjutnya.
Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah produksi gula baru yaitu biosintesis karbohidrat dari tiga atau
empat karbon (umumnya bukan berasal dari karbohidrat) yang menjadi prekursor/bahan baku
(substrat) misalnya asam laktat yang berasal dari otot atau eritrosit, asam amino yaitu alanin
hasil dari degradasi protein pada saat kelaparan,propionat (asam lemak dan asam amino),dan
gliserol (degradasi lemak). Reaksi kebalikan dari glikolisis ditandai dengan arah panah keatas
merupakan reaksi tahap pertama glukoneogenesis (pembentukan glukosa dari piruvat ) adalah
reaksi yang kompleks yang melibatkan beberapa enzim dan organel sel yaitu mitokondria
yang diperlukan untuk terlebih dahulu mengubah piruvat menjadi malat sebelum
terbentuknya fosfoenol piruvat. Pada jalur metabolisme ini piruvat diangkut kedalam
mitokondria dengan cara pengangkutan aktif melalui membran mitokondria.
Oksaloasetat kemudian direduksi menjadi malat oleh NADH dan dikatalis oleh malat
dehidrogenase. Malat lalu diangkut ke luar mitokondria dengan cara pengangkutan aktif
melalui membran mitokondria yang kemudian di oksidasi kembali menjadi oksaloasetat oleh
NAD+ dan enzim malam dehidrogenase yang terdapat di dalam sitoplasma.
Dengan mengubah satu molekul piruvat menjadi fosfoenol piruvat membutuhkan energi
sebanyak 1 ATP ditambah 1 GTP dan melibatkan paling sedikit 4 macam enzim.
Dibandingkan dengan reaksi kebalikannya yaitu perubahan 1 molekul fosfoenol piruvat
dihasilkan 1 ATP dan melibatkan hanya 1 enzim saja.
Asam lemak adalah rantai karbon metilen dengan gugus karboksil di salah satu
ujungnya. Asam lemak dapat berupa rantai metilen lurus, atau bercabang, bahkan aromatik.
Sebagian besar asam lemak dalam bakteri sudah teresterifikasi dengan senyawa lain
membentuk senyawa ester.
Lemak merupakan sumber nutrisi yang disimpan dari tubuh dan berasal dari makanan
yang dikonsumsi. Zat gizi ini menyumbangkan 60 % dari total energi yang dibutuhkan pada
saat beristirahat dan juga dibutuhkan dalam jumlah lebih besar saatz berolahraga. Ketika
mengonsumsi makanan yang mengandung lemak, maka akan terjadi penyimpanan dalam
tubuh. Selain itu jika terdapat kelebihan konsumsi protein dan karbohidrat, maka kedua zat
ini akan dikonversi menjadi lemak. Namun, reaksi ini tidak terjadi sebaliknya, lemak tidak
dapat diubah kembali menjadi protein dan karbohidrat. Lemak, disebut juga lipid, adalah
suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk proses
metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari
makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai
cadangan energy
2.1.1 Metabolisme lemak
Metabolisme Lemak Ada 3 fase:
â oksidasi: proses merubah asam lemak menjadi asetil Co-A
Siklus Kreb: proses merubah asetil Co-A menjadi H
Fosforilasi Oksidatif: proses mereaksikan H + O menjadi H2O + ATP
Metabolisme Lemak:
1. Di mulut, lemak mulai mengalami tahapan pencernaan, terjadi penyesuaian suhu
tertentu pada saat lemak dikunyah di mulut.
2. Pada lambung, lemak mengalami proses pencernaan dengan bantuan asam dan enzim
menjadi bentuk yang lebih sederhana.
3. Selanjutnya lemak akan memasuki hati, empedu, dan masuk ke dalam usus kecil.
4. Dari kantung empedu lemak akan bergabung dengan bile yang merupakan senyawa
yang penting untuk proses pencernaan pada usus kecil. Selanjutnya hasil pemecahan
tersebut akan diubah oleh enzim lipase pankreas menjadi asam lemak dan gliserol
5. Kelebihan lemak kemudian disimpan dalam tubuh, dan sebagai akan bergabung
dengan senyawa lain seperti fiber yang akan di keluarkan melewat usus besar.
Jalur metabolik utama dari asam-asam amino terdiri atas pertama, produksi asam amino
dari pembongkaran protein tubuh, digesti protein diet serta sintesis asam amino di hati.
Kedua, pengambilan nitrogen dari asam amino. Sedangkan ketiga adalah katabolisme asam
amino menjadi energi melalui siklus asam serta siklus urea sebagai proses pengolahan hasil
sampingan pemecahan asam amino. Keempat adalah sintesis protein dari asam-asam amino.
Jalur-jalur metabolik utama asam amino
Semua jaringan memiliki kemampuan untuk mensintesis asam amino non esensial,
melakukan remodeling asam amino, serta mengubah rangka karbon non asam amino menjadi
asam amino dan turunan lain yang mengandung nitrogen. Tetapi, hati merupakan tempat
utama metabolisme nitrogen. Dalam kondisi surplus diet, nitrogen toksik potensial dari asam
amino dikeluarkan melalui transaminasi, deaminasi dan pembentukan urea. Rangka karbon
umumnya diubah menjadi karbohidrat melalui jalur glukoneogenesis, atau menjadi asam
lemak melalui jalur sintesis asam lemak. Berkaitan dengan hal ini, asam amino
dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu asam amino glukogenik, ketogenik serta glukogenik
dan ketogenik.
Asam amino glukogenik adalah asam-asam amino yang dapat masuk ke jalur produksi
piruvat atau intermediat siklus asam sitrat seperti α-ketoglutarat atau oksaloasetat. Semua
asam amino ini merupakan prekursor untuk glukosa melalui jalur glukoneogenesis. Semua
asam amino kecuali lisin dan leusin mengandung sifat glukogenik. Lisin dan leusin adalah
asam amino yang semata-mata ketogenik, yang hanya dapat masuk ke intermediat asetil KoA
atau asetoasetil KoA.
Sekelompok kecil asam amino yaitu isoleusin, fenilalanin, threonin, triptofan, dan
tirosin bersifat glukogenik dan ketogenik. Akhirnya, seharusnya kita kenal bahwa ada 3
kemungkinan penggunaan asam amino. Selama keadaan kelaparan pengurangan rangka
karbon digunakan untuk menghasilkan energi, dengan proses oksidasi menjadi CO2 dan H2O.
Dari 20 jenis asam amino, ada yang tidak dapat disintesis oleh tubuh kita sehingga
harus ada di dalam makanan yang kita makan. Asam amino ini dinamakan asam amino
esensial. Selebihnya adalah asam amino yang dapat disintesis dari asam amino lain. Asam
amino ini dinamakan asam amino non-esensial.
Biosintesis asam-asam amino terjadi melalui jalur yang berbeda-beda, akan tetapi
meskipun begitu mereka mempunyai suatu ciri yang sama, yaitu bahwa rangka karbonnya
berasal dari zat-zat antara glikolisis, jalur pentose fosfat atau dari siklus asam sitrat. Bila
disederhanakan, dapat dikatakan bahwa terdapat 6 golongan menurut biosintesis asam amino.
Biosintesis glutamat dan aspartat
Glutamat dan aspartat disintesis dari asam α-keto dengan reaksi transaminasi sederhana.
Katalisator reaksi ini adalah enzim glutamat dehidrogenase dan selanjutnya oleh aspartat
aminotransferase, AST.
Aspartat juga diturunkan dari asparagin dengan bantuan asparaginase. Peran penting
glutamat adalah sebagai donor amino intraseluler utama untuk reaksi transaminasi.
Sedangkan aspartat adalah sebagai prekursor ornitin untuk siklus urea.
Biosintesis alanin
Alanin dipindahkan ke sirkulasi oleh berbagai jaringan, tetapi umumnya oleh otot.
Alanin dibentuk dari piruvat. Hati mengakumulasi alanin plasma, kebalikan transaminasi
yang terjadi di otot dan secara proporsional meningkatkan produksi urea. Alanin dipindahkan
dari otot ke hati bersamaan dengan transportasi glukosa dari hati kembali ke otot. Proses ini
dinamakan siklus glukosa-alanin. Fitur kunci dari siklus ini adalah bahwa dalam 1 molekul,
alanin, jaringan perifer mengekspor piruvat dan amonia ke hati, di mana rangka karbon
didaur ulang dan mayoritas nitrogen dieliminir.
Ada 2 jalur utama untuk memproduksi alanin otot yaitu:
1. Secara langsung melalui degradasi protein
2. Melalui transaminasi piruvat dengan bantuan enzim alanin transaminase, ALT (juga
dikenal sebagai serum glutamat-piruvat transaminase, SGPT).
Siklus glukosa-alanin
Biosintesis sistein
Sulfur untuk sintesis sistein berasal dari metionin. Kondensasi dari ATP dan metionin
dikatalisis oleh enzim metionin adenosiltransfrease menghasilkan S-adenosilmetionin (SAM).
Biosintesis S-adenosilmetionin (SAM)
SAM merupakan precursor untuk sejumlah reaksi transfer metil (misalnya konversi
norepinefrin menjadi epinefrin). Akibat dari tranfer metil adalah perubahan SAM menjadi S-
adenosilhomosistein. S-adenosilhomosistein selanjutnya berubah menjadi homosistein dan
adenosin dengan bantuan enzim adenosilhomosisteinase. Homosistein dapat diubah kembali
menjadi metionin oleh metionin sintase.
Reaksi transmetilasi melibatkan SAM sangatlah penting, tetapi dalam kasus ini peran S-
adenosilmetionin dalam transmetilasi adalah sekunder untuk produksi homosistein (secara
esensial oleh produk dari aktivitas transmetilase). Dalam produksi SAM, semua fosfat dari
ATP hilang: 1 sebagai Pi dan 2 sebagai Ppi. Adenosin diubah menjadi metionin bukan AMP.
Dalam sintesis sistein, homosistein berkondensasi dengan serin menghasilkan
sistationin dengan bantuan enzim sistationase. Selanjutnya dengan bantuan enzim sistationin
liase sistationin diubah menjadi sistein dan α-ketobutirat. Gabungan dari 2 reaksi terakhir ini
dikenal sebagai trans-sulfurasi.
Biosintesis tirosin
Tirosin diproduksi di dalam sel dengan hidroksilasi fenilalanin. Setengah dari
fenilalanin dibutuhkan untuk memproduksi tirosin. Jika diet kita kaya tirosin, hal ini akan
mengurangi kebutuhan fenilalanin sampai dengan 50%.
Fenilalanin hidroksilase adalah campuran fungsi oksigenase: 1 atom oksigen
digabungkan ke air dan lainnya ke gugus hidroksil dari tirosin. Reduktan yang dihasilkan
adalah tetrahidrofolat kofaktor tetrahidrobiopterin, yang dipertahankan dalam status tereduksi
oleh NADH-dependent enzyme dihydropteridine reductase (DHPR).
Biosintesis glisin
Jalur utama untuk glisin adalah 1 tahap reaksi yang dikatalisis oleh serin
hidroksimetiltransferase. Reaksi ini melibatkan transfer gugus hidroksimetil dari serin untuk
kofaktor tetrahidrofolat (THF), menghasilkan glisin dan N5, N10-metilen-THF.
1. Transaminasi
Enzim aminotransferase memindahkan amin kepada α-ketoglutarat menghasilkan glutamat
atau kepada oksaloasetat menghasilkan aspartat.
2. Deaminasi oksidatif
Pelepasan amin dari glutamat menghasilkan ion ammonium.
1. Transaminasi
Transaminasi adalah reaksi awal tersering pada katabolisme asam amino. Reaksi
selanjutnya mengeluarkan semua nitrogen tambahan dan merekstrukturisasi rangka karbon
untuk dikonversi menjadi oksaloasetat, ketoglutarat, piruvat dan asetil-KoA
Enzim aminotransferase memindahkan amin kepada α-ketoglutarat menghasilkan
glutamat atau kepada oksaloasetat menghasilkan aspartat.
3. Pengangkutan Ammonia
Ammonia bersifat toksik, jadi tidak dapat diangkut dalam bentuk bebas dari jaringan
ekstrahepatik. Pengankutan ammonia ini kebanyakan terjadi pada jaringan dimana glutamine
sintetase akan mengubah ammonia menjadi glutamine yang non-toksik. Glutamine sintetase
didapat dari α-ketoglutarat (TCA cycle) melalui reaksi transaminase dengan asam amino lain.
Glutamine diangkut dalam darah kehati, ginjal, dan usus. Sedangkan didalam hati
glutamine di hidrolisis untuk melepaskan ammonia yang akan masuk ke dalam siklus urea.
4. Siklus Urea
Setelah mengalami pelepasan gugus amin, asam-asam amino dapat memasuki siklus
asam sitrat melalui jalur yang beraneka ragam.
Tempat-tempat masuknya asam amino ke dalam sikulus asam sitrat untuk produksi energi
Gugus-gugus amin dilepaskan menjadi ion amonium (NH 4+) yang selanjutnya masuk ke
dalam siklus urea di hati. Dalam siklus ini dihasilkan urea yang selanjutnya dibuang melalui
ginjal berupa urin.
Daur urea terdiri atas lima reaksi yang mengubah ammonia, CO2 dan nitrogen-α dari
aspartat menjadi urea. Daur ini terlukis pada gambar. Perlu diperhatikan bahwa dua reaksi
dalam daur ini berlangsung di dalam mitokondria, sedangkan sisanya terjadi di sitoplasma.
Dalam reaksi yang pertama, CO2 yang berada di dalam mitokondria mengalami
fosforilasi oleh ATP dan kemudian berkondensasi dengan ammon ia dengan menggunakan
energi yang berasal dari hidrolisis satu molekul ATP lainnya. Hasilnya terbentuklah
karbamoil fosfat. Reaksi ini adalah reaksi yang mengatur laju sintesis urea, dikatalisis oleh
karbamoil fosfat sintetase dan memerlukan N-asetil glutamat sebagai suatu kofaktor.
Dalam reaksi kedua yang juga terjadi di dalam mitokondria, karbamoil fosfat
berkondensasi dengan ornitin sehingga terbentuklah sitrulin dan fosfat bebas. Reaksi ini
adalah reaksi kedua yang mengatur laju sintesis urea. Selanjutnya sitrulin meninggalkan
mitokondria. Di dalam sitoplasma sitrulin ini berkondensasi dengan aspartat dan inilah reaksi
yang ketiga. Dalam reaksi ini ATP diubah menjadi AMP. Arginosuksinat yang terbentuk
sebagai produk diubah dalam reaksi keempat menjadi arginin dan fumarat.
Fumarat dapat masuk ke dalam mitokondria dan dioksidasi menjadi oksaloasetat
melalui daur Krebs. Dengan transaminasi maka aspartatpun terbentuk kembali. Arginin
dihidrolisis untuk menghasilkan urea dan ornitin. Ornitin ini kemudian masuk lagi ke dalam
mitokondria dan menyelesaikan daur.
Secara keseluruhan diperlukan empat ikatan fosfat kaya – energi atau ekivalen ATP
untuk sintesis satu molekul urea. Dua ikatan diperlukan untuk menghasilkan karbamoil
fosfat dan dua lagi untuk kondensasi aspartat dengan sitrulin.
4. Nukleotida
Nukleotida adalah polimer molekul purin dan pirimidin,ribosa atau deoksiribosa dan fosfat.
Jika tanpa fosfat, maka polimer dinamakan nukleosida, Jadi nukleotida adalah nukleosida
fosfat. Tiga molekul pirimidin penyusun nukleotida adalah sitosin,timin hingga urasil dan
nama nkleosidanya adalah sitidin, timidin, dan uridin. Duan molekul purin penyusun
nukleotida guanin dan adenin dan nama nukleosidanya adalah guanosin dan adenosin.
Sintesis nukleotida pirimidin dimulai dari fosforilasi dan aminasi karbonat. Proses
sintesis nukleotida oirimidin. Aminasi dan fosforilasi karbonat menjadi karbamonil fosfat.
Reaksi tersebut dikatalis oleh karbamoil fosfat sintase. Selanjutnya, aspartat terikat pada
karbamoil, sehingga menghasilkan karbamoil aspartat (melepaskan fosfat). Reaksi tersebut
dikatalis oleh aspartat transkarbamoilase. Hidrasi karbamoil aspartat menjadi dihidroorotat.
Reaksi tersebut dikatalis oleh dihodroorotase. Dehidrogenasi (oksidasi) dihidroorotat menjadi
orotat. Reaksi dihidroorotat dehidrogenase. Terikatnya 5-fosforibosil pirofosfat (disintesis
dari fosforilasi ribosa 5- fosfat) pada orotat, sehingga menghasilkan orotidin monofosfat
( melepaskan pirofosfat). Reaksi tersebut dikatalis oleh orotat fosforibosil transferase.
Dekarboksilasi orotidin monofosfat menjadi uridin monofosfat (UMP). Reaksi tersebut
dikatalis oleh orotidin fosfat dekarboksilase. Fosforilasi uridin monofosfat menjadi uridin
difosfat (UDP). Reaksi ini dikatalis oleh nukleosidamonofosfat kinase. Fosforilasi uridin
difosfat menjadi uridin trifosfat (UTP). Reaksi ini dikatalis oleh nukleosidadifosfat kinase.
Uridin trifosfat merupakan prekursor uridin.
Terikatnya amonia pada uridin trifosfat menghasilkan sitidin trifosfat. (CTP) Reaksi
itu memerlukan energi ATP. Sitidin trifosfat merupakan prekursor sitidin. Timidin disintesis
dari metilasi UTP.
2. Sintesis Purin.
Atom karbo dari purin berasal dari format atau serin, glisin, dan karbon dioksida.
Atom nitrogen dari purin berasal dari aspartat, glisin dan glutamin.
Sintesis cincin purin dimulai dari terikatnya atom nitrogen glutamin pada fosforibosil.
Terikatnya nitrogen (berasal dari glisin) ke fosforibosil pirofosfat menghasilkan 5-
fosforibosilamin. Reaksi itu dikatalis oleh fosforibosil pirofosfat amidotransferase.
Tersisipnya glisin ke 5- fosforibosilamin, sehingga menghasilkan 5- fosforibosil glisinamida.
Reaksi ini memerlukan ATP dan dikatalis oleh fosforibosil glisinamida sintase.Terikatnya
formil pada fosforibosil glisinamida, sehingga menghasilkan 5- fosforibosil N
Formilglisinamida. Reaksi itu dikatalis oleh fosforibosil Formilglisinamida sintase.
Pengikatan NH2 dari glutamin, sehingga menghasilkan 5 - fosforibosil N Formilglisinamidin.
Reaksi ini dikatalis oleh fosforibosil Formilglisinamidin sintase dan memerlukan energi.
Pembentukan struktur cincin pada fosforibosil N Formilglisinamidin, sehingga
menghasilkan 5 fosforibosil 5 aminoimidazol.Reaksi itu dikatalis oleh fosforibosil
aminoimidazol sintase. Karboksilasi 5 fosforibosil 5 aminoimidazol, sehingga asam 5
fosforibosil 5 aminoimidazol 4- karboksilat. Reaksi itu dikatalis oleh fosforibosil
aminoimidazol karboksilat. Terikatnya aspartat pada asam 5 fosforibosil 5 aminoimidazol 4-
karboksilat, sehingga menghasilkan asam 5 fosforibosil 4-N Suksinokarboksamida 5
aminoimidazol. Reaksi itu dikatalis oleh fosforibosilaminoimidazol Suksinokarboksamida.
Terlepasnya 4 karbon yang semula berasal dari aspartat dari reaksi sebelumnya, sehingga
menghasilkan 5- fosforibosil 4- karboksamida 5- amidoimidazol. Reaksi itu dikatalis oleh
adenilosuksinat liase. Terikatnya formil ke 5- fosforibosil 4- karboksamida 5- amidoimidazol,
sehingga menghasilkan 5-fosfotibosil 4- karboksamida 5- formamidoimidazol. Reaksi itu
dikatalis oleh fosfotibosi amidoimidazol karboksamida formiltransferase. Pembentukan
cincin kedua dari 5-fosfotibosil 4- karboksamida 5- formamidoimidazol, sehingga
menghasilkan inosinat monofosfat (IMP). Reaksi ini melepaskan air dan dikatalis oleh
inosinat siklohidrolase. IMP merupakan prekursor dari semua nukleotida purin.
Adenilat monofosfat (AMP) dapat disintesis dari IMP yaitu dengan terikatnya atom
nitrogen yang berasal dari aspartat ke IMP. Reaksi itu dikatalisis oleh adenilsuksinat sintase
dan memerlukan energi (GTP). Sintesis guanilat monofosfat (GMP) dimuali dengan
pemebntukan xantinilat monofosfat (XMP), yaitu dengan proses dehidrogenasi IMP. Reaksi
itu dikatalis oleh IMP dehidrogenase. GMP diperoleh oleh inkorpotasi amonia ke XMP.
Reaksi itu dikatalis oleh guanilat monosfat sintase dan memerlukan energi (ATP). Untuk
memperoleh GTP dan ATP, GMP dan AMP mengalami fosforilasi. Proses fosforilasi sama
dengan yang terjadi di ribonukleosida pirimidin.
3. Sintesis Deoksiribonukleosida.
Deoksiribonukleasida disintesis dari ribonukleosida fosfat. Reaksi ini dikatalis oleh
ribonukleleosida difosfat reduktase. Reaksi itu melepaskan air (H2O), tetapi memerlukan
proton (2H+). Proton diperoleh dari NADPH + H+ melalui protein sulfurhidril.