Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH

ANAK KELAS DIALYPETALAE


(Tugas Mata Kuliah Taksonomi Tumbuhan Tinggi)

Dosen Pengampu : Noor Rosyidah Amini, M.Si

Oleh Kelompok 9 :
1. Umi Luluk Magfiroh (1811060264)
2. Fida Aulia Khoirunnisa (1811060064)

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2020
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 2
1.3 Tujuan .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi Anak Kelas Dialypetalae ............................................ 3
1. Bangsa Rosales ...................................................................... 3
a. Suku Crassulacea ........................................................... 4
b. Suku Saxifragaceae ........................................................ 4
c. Suku Cephalotaceae ....................................................... 5
d. Suku Pittoporaceae......................................................... 6
e. Suku Cunoniaceae .......................................................... 7
f. Suku Rosaceae ............................................................... 8
g. Suku Brunellieceae ........................................................ 9
h. Suku Connaraceae ........................................................ 10
i. Suku Leguminoseae ..................................................... 10
2. Bangsa Myrtales ................................................................. 13
a. Suku Lythraceae .......................................................... 14
b. Suku Sonneratiaceae .................................................... 14
c. Suku Rhizophoraceae ................................................... 15
d. Suku Alngiaceae .......................................................... 16
e. Suku Lechythidaceae ................................................... 17
f. Suku Combretaceae...................................................... 18
g. Suku Myrtaceae ........................................................... 19
h. Suku Punicaceae .......................................................... 20
i. Suku Melastomataceae ................................................. 21
j. Suku Oenotheraceae ..................................................... 22
k. Suku Trapaceae ............................................................ 23
l. Suku Holorrhagaceae ................................................... 23
3. Bangsa Rhoeadales ............................................................. 24
a. Suku Papaveraceae ....................................................... 25

ii
b. Suku Capparidaceae ..................................................... 26
c. Suku Cruciferae ........................................................... 26
d. Suku Resadaceae .......................................................... 27
e. Suku Moringaceae ....................................................... 28
4. Bangsa Malvales ................................................................. 29
a. Suku Tilliaceae ............................................................ 30
b. Suku Elaeocarpaceae ................................................... 31
c. Suku Sterculiaceae ...................................................... 31
d. Suku Bombacaceae ..................................................... 32
e. Suku Malvaceae .......................................................... 33
5. Bangssa Rhamnales ............................................................ 34
a. Suku Rhamnaceae ........................................................ 35
b. Suku Vitaceae .............................................................. 35
6. Bangsa Apiales .................................................................... 36
a. Suku Apiaceae ............................................................. 37
b. Suku Araliaceae ........................................................... 38
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................ 39
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelas Tumbuhan Dikotil atau Tumbuhan Biji Belah
(Dicotyledoneae) meliputi terna, semak-semak, perdu maupun pohon-pohon
seperti yang telah disebutkan terdahulu dapat dikenal karena mempunyai
ciri-ciri. Ciri-ciri morfologi, seperti namanya telah menyebutkan tumbuh-
tumbuhan ini mempunyai lembaga dengan dua daun lembaga (berbiji belah)
dan akar serta pucuk lembaga yang tidak mempunyai pelindung yang
khusus. Akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok (akar tunggang)
yang bercabang-cabang dan membentuk sistem akar tunggang. Batang
berbentuk kerucut panjang, biasanya bercabang-cabang dengan ruas-ruas
dan buku-buku yang tidak jelas. Duduk daun biasanya tersebar atau
berkarang, kadang-kadang berseling. Daun tunggal atau majemuk,
seringkali disertai daun-daun penumpu, jarang memliki pelepah, helaian dan
bertulang menyirip atau menjari. Pada cabang-cabang ke samping seringkali
terdapat 2 daun pertama yang letaknya tegak lurus pada bidang median di
kanan kiri cabang tersebut. Bunga bersifat di-, tetra, atau pentamer. Ciri-ciri
anatomi: Baik akar maupun batang memiliki kambium, hingga akar maupun
batangnya memperlihatkan pertumbuhan menebal skunder. Pada akar sifat
radial berkas pengangkutnya hanya nyata pada akar yang belum
mengadakan pertumbuhan menebal. Pada batang berkas pengangkutan
tersusun dalam lingkaran dengan xilem di sebelah dalam dan floem di
sebelah luar, di antaranya terdapat kambium. Jadi berkas pengangkutnya
bersifat kolateral terbuka, kadang-kadang bikolateral. Pengecualian atau
penyimpangan dari sifat-sifat tersebut di atas dapat kita jumpai di antara
tumbuh-tumbuhan yang termasuk Dicotyledoneae, misalnya: tidak memiliki
sistem akar tunggang. Dicotyledoneae dapat dibedakan dalam 3 anak kelas:
Monoclamyceae (Apetalae), Dialypetalae, dan Sympetalae.

1
Anak kelas Dialypetalae ini memiliki banyak ordo, tapi dalam
makalah ini akan dibicarakan tentang anak kelas Dialypetalae khususnya
bangsa Rosales, bangsa Myrtales, bangsa Rhoeadales (Brassicales),
bangsa Malvales bangsa Rhamnales, dan Umbelliflorae (Apiales)

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana deskripsi dari anak kelas Dialypetalae?
2. Bagaimana deskripsi dari bangsa Rosales?
3. Bagaimana deskripsi dari bangsa Myrtales?
4. Bagaimana deskripsi dari bangsa Rhoeadales (Brassicales)?
5. Bagaimana deskripsi dari bangsa Malvales atau Columniferae?
6. Bagaimana deskripsi dari bangsa Rhamnales?
7. Bagaimana deskripsi dari bangsa Umbelliflorae (Apiales)?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui deskripsi anak kelas Dialypetalae.
2. Untuk mengetahui deskripsi bangsa Rosales.
3. Untuk mengetahui deskripsi bangsa Myrtales.
4. Untuk mengetahui deskripsi bangsa Rhoeadales (Brassicales).
5. Untuk mengetahui deskripsi bangsa Malvales atau Columnife.
6. Untuk mengetahui deskripsi bangsa Rhamnales.
7. Untuk mengetahui deskripsi bangsa Umbelliflorae (Apiales).

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Anak Kelas Dialypetalae


Warga anak kelas ini meliputi terna, semak, perdu, dan pohon-pohon yang
sesuai dengan namanya sebagai ciri utamanya mempunyai bunga yang segera
dapat menarik perhatian dan pada umumnya menunjukkan adanya hiasan bunga
ganda, jadi jelas dapat dibedakan dalam kelopak dan mahkota, sedang daun-daun
mahkotanya bebas satu dari yang lain. Pandangan sementara ahli, bahwa
kelompok tumbuhan ini harus dipandang sebagai kelompok tumbuhan dikotil
yang paling primitif didasarkan atas kenyataan, bahwa di antara Dialypetalae
ditemukan anggota-anggota yang bagian-bagian bunganya tersusun dalam spiral
pada sumbu bunganya dan kadang-kadang tidak jelas batas-batas antara kelopak,
mahkota, benang sari, dan daun-daun buah karena adanya bentuk-bentuk
peralihan di antara bagian-bagian tersebut, ditambah dengan adanya daun-daun
buah yang masih bebas satu sama lain (apokarp).1 Berikut bangsa dari anak kelas
Dialypetalae.

1. BANGSA ROSALES
Warga bangsa ini terdiri atas terna, semak, atau pohon dengan daun-daun
tunggal atau majemuk yang duduknya tersebar atau berhadapan, dengan adanya
tanpa daun penumpu. Bunga banci, karena reduksi dapat menjadi berkelamin
tunggal, jelas mempunyai hiasan bunga yang dapat dibedakan antara kelopak dan
mahkotanya, mahkota berdaun mahkota bebas, kebanyakan berbilangan lima.
Jumlah benang sari sama dengan jumlah daun mahkotanya. Bakal buah sama
dengan jumlah daun mahkotanya. Dasar bunga berbentuk cakram, melebar atau
cekung dengan bagian-bagian bunga (mulai kelopak sampai benang-benang sari)

1
Gembong Tjitrosoepomo. “Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta)”. (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Perss. 2013). hlm: 163-164

3
pada tepinya. Bakal buah seringkali terdapat dalam cekungan dasar bunga dan
diselubungi dasar bunga itu, hingga letak bakal buah menjadi tenggelam. 2
a. Suku Crassulaceae
Suku yang berupa terna atau semak dengan daun-daun tunggal atau
majemuk tanpa daun penumpu. Bunga tersusun dalam bunga majemuk yang
bersifat simus. Aktinomorf, kebanyakan banci, mempunyai kelopak dan
mahkota yang kebanyakan berbilangan 5, tetapi ada juga berbilangan 3-32.
Benang sari sama banyaknya dengan daun-daun mahkota atau 2x lipat.
Bakal buah 3 atau lebih, atau bebas sebagian berlekatan, dengan sisik kecil
pada pangkalnya. Bakal biji banyak, tersusun dalam dua garis pada kampuh
perut, masing-masing mempunyai 2 integumen. Buahnya buah bumbung
dengan bij-biji yang kecil tanpa endosperm.
Suku ini merupakan suatu suku yang cukup besar, meliputi 1.300 jenis
yang terbagi dalam sekitar 30 marga, kebanyakan merupakan tumbuhan
daerah iklim sedang sampai daerah-daerah yang lebih panas, umumnya
terdapat di atas tanah-tanah berbatu cadas, yang menunjukkan bentuk-
bentuk adaptasi terhadap keadaaan kurang air, oleh sebab itu umumnya
sukulenta. Contohnya: Crassula pyramidalis, Crassula columnaris, Sedum
palustre, Sempervivum acuminatum, Kalanchoe crenata, dan Cotyledon
glaucus

Gambar Crassula columnaris


b. Suku Saxifragaceae
Terna atau tumbuhan berkayu, mempunyai daun tunggal atau
majemuk yang duduknya tersebar atau berhadapan dengan atau tanpa daun

2
Ibid. hlm: 192

4
penumpu yang kecil. Bunga umumnya banci, aktinomorf, atau zigomorf,
dengan kelopak dan mahkota yang jelas berbeda, sering dengan kelopak saja
atau tanpa hiasan bunga, kebanyakan berbilangan 5. Benang sari 2x lipat
jumlah daun-daun hiasan bunga atau sama banyak, jarang banyak sekali.
Bakal buah menumpang, bila berlekatan dengan dasar bunganya yang
cekung menjadi tenggelam atau setengah tenggelam dengan tangkai putik
yang bebas. Bakal biji banyak, terdapat pada tembuni yang tebal. Buah
berupa buah kendaga, mengandung banyak biji yang mempunyai endosperm
dengan lembaga yang lurus, kecil.
Warga suku ini sangat heterogen, mencakup 1.100 jenis, terbagi dalam
±85 marga yang tersebar di seluruh permukaan bumi, paling sedikit di
daerah tropika. Contohnya: Saxifraga flagellaris, Hydrangea hortensia,
Ribus rubrum, Ribus grossularia, Philadelpus Pallidus, dan Deutzia
scabra.

Gambar Ribus grossularia


c. Suku Cephalotaceae
Terna perenial dengan rimpang dibawah tanah yang pendek. Daun 2
macam, sebagian tunggal pipih, jorong, tidak bertulang, sebagian berbentuk
seperti piala pada nepenthaceae. Bunga dalam tenda pada ujung batang,
banci, aktinomorf, mempunyai tenda bunga yang berbilangan 6. Benang
sari 12, yang 6 lebih panjang dari 6 lainnya, mempunyai tangkai sari yang
bebas, kepala sari dengan 2 ruang sari dan membuka dengan celah
membujur. Bakal buah 6, bebas, menumpang, masing-masing dengan 2
bakal biji. Buahnya buah bumbung, bertangkai pendek, berambut, masing-

5
masing dengan 1 biji, biji mempunyai enedosperm yang berdaging, dengan
lembaga kecil yang lurus.
Suku ini bersifat monotipik, hanya terdiri atas jenis yang terdapat di
Australia barat daya yaitu: Cephalotus follicularis

Gambar Cephalotus follicularis


d. Suku Pittosporaceae
Pohon, perdu, atau liana dengan saluran-saluran resin di luar floem,
kadang-kadang berduri. Daun tunggal, berseling, atau berkarang, tanpa daun
penumpu. Bunga banci, jarang berkelamin tunggal, terpisah-pisah atau
tersusun dalam malai rata, masing-masing mempunyai 5 daun kelopak, 5
daun mahkota dan 5 benang sari yang duduknya berseling dengan daun-
daun mahkotanya. Kepala sari mempunyai 2 ruang sari, mengahadaap ke
dala, membuka secara membujur atau membentuk liang. Bakal buah
menumpang, duduk atau bertangkai pendek, beruang 1 dengan 2-5 tembuni
pada dindingnya, kadang beruan 2-5 dengan sekat-sekat yang senpurna atau
tidak, berisi banyak bakal biji masing-masing dengan 1 integumen. Buahnya
buah kendaga atau buah buni, biji dalam daging buah, jarang bersayap,
mempunyai endosperm dan lembaga yang sangat kecil.
Suku ini meliputi 200 jenis yang terbagi dalam 9 marga, tersebar di
daerah tropika dan daerah-daerah lain yag beriklim panas. Contohnya:
Pittosporum viridiflorum, Pittosporum tobira, Pittosporum undulatum, dan
Sollya fresiformis.

6
Gambar Pittosporum viridiflorum
e. Suku Cunoniaceae
Pohon atau perdu dengan daun tunggal atau majemuk yang duduknya
berhadapan atau berkarang yang mempunyai daun penumpu. Anak daun
sering dengan tepi bergerigi dan berkelenjar. Daun penumpu kadang-kadang
besar, bersatu atau berpasangan dalam ketiak daun. Bunga kecil, banci atau
berkelamin tunggal (bila berkelamin tunggal berumah 2), Aktinomorf,
terpisah-terpisah atau tersusun dalam bunga majemuk berupa bongkol atau
malai. Hiasan bunga terdiri atas kelopak dan mahkota, kedua-duanya
berbilangan 4-6, kadang-kadang mahkota tidak terdapat. Benang sari
kebanyakan 2x lipat jumlah daun mahkota dan duduk berseling dengan
daun-daun mahkota, tangkai sari bebas, kepala sari dengan 2 ruang sari,
membuka dengan celah membujur. Pada dasar bunga terdapat cakram.
Bakal buah menumpang, kadang-kadang tenggelam, bebas atau berlekatan
menjadi satu bakal buah dengan 2-5 ruang. Buahnya buah kendaga atau
buah keras, biji dengan banyak endosperm dan lembaga yang kecil.
Suku ini meliputi sekitar 250 jenis yang terbagi dalam 26 marga,
kebanyakan penghuni belahan bumi selatan. Contohnya: Cunonia capensis,
Ceratopetalum apetalum, dan Ceratopetalum gummiferum.

7
Gambar Cunonia capensis
f. Suku Rosaceae
Terna atau tumbuhan berkayu, daun tunggal atau majemuk, duduk
tersebar atau berkarang, mempunyai sepasang daun penumpu, kadang-
kadang melekat pada pangkal tangkai bunga. Bunga banci, aktinomorf,
jarang sekali zigomorf, hiasan bunga biasanya berbilangan 5, ada yang
berbilangan 3, 4, 6 atau 8, kadang-kadang jelas dapat dibedakan dalam
kelopak dan mahkotanya. Kadang-kadang mahkota tidak terdapat. Dasar
bunga rata, berbentuk cawan atau piala, dibagian tengah kadang-kadang
cembung. Hiasan bunga dan benang sari biasanya terdapat pada tepi dasar
bunga. Benang sari berjumlah 2-4 x lipat jumlah daun kelopak atau sangat
banyak, jarang hanya 1-5, dalam kuncup seringkali bengkok di dalam.
Tangkai sari bebas, kepala sari beruang 2, membuka dengan celah
membujur. Bakal buah 1-banyak, bebas atau berlekatan satu sama lain,
kadang-kadang berlekatan dengan sumbu bunga, sehingga merupakan bakal
buah yang tenggelam. Dalam tiap bakal buah atau tiap ruang terdapat 2
bakal biji. Buah bermacam-macam dapat berupa buah keras, buah kurung,
buah bumbung, atau buah apel, kadang-kadang pada dasar bunga yang
membesar dan tebal berdaging. Biji dengan sedikit atau tanpa endosperm.
Suku ini tergolong suku yang besar, mempunyai sekitar 2.000 jenis
yang terbagi dalam ± 100 marga, tersebar di seluruh dunia. Contohnya:
Rosa gallica, Rubus idaeus, Pyrus malus , Prunus armeniaca, Prunus
domesticus, Eriobotrya japonica dan Mespilus germanica.

8
Gambar Pyrus malus
g. Suku Brunelliaceae
Pohon atau perdu seringkali berduri atau berambut, daun tunggal atau
majemuk beranak daun tiga, atau menyirip gasal, duduk berhadapan atau
berkarang, mempunyai daun penumpu. B unga kecil, tersusun dalam
bongkol, tandan, atau bulir dalam ketiak daun atau pada ujung-ujung batang,
berkelamin tunggal, berumah dua, aktinomorf. Hiasan bunga terdiri atas
kelopak dan mahkota yang berbilang 4-6, mahkota kadang-kadang tidak
terdapat.Benang sari 2 x lipat jumlah daun-daun hiasan bunga, terdapat pada
dasar suatu cakram yang terdapat dalam bunga. Pada bunga betina terdapat
rudiment, benang-benang sari 2-5 bakal buah yang bebas dengan 2-5
tangkai putik yang bebas pula, masing-masing dengan sepasang biji yang
melekat pada kampuh perut. Buahnya buah bumbung dengan dengan 2-3
biji. Biji dengan endosperm berdaging, lembaga dengan daun lembaga yang
pipih.
Suku ini hanya terdiri atas 1 marga dengan 18 jenis yang tumbuh di
kepulauan Antillen dan di pengunungan Andes di Amerika Selatan.

Gambar Brunellia comocladifolia

9
h. Suku Connaraceae
Pohon, perdu, atau tumbuhan memanjat dengan daun majemuk
beranak daun 1-3 atau menyirip gasal, duduknya berseling atau tersebar,
tanpa daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf atau zigomorf, tersusun
dalam rangkaian berbentuk tandan atau malai. Hiasan bunga berupa kelopak
dan mahkota yang berbilangan 5, kadang-kadang kelopak tidak gugur.
Benang sari 10 atau 5, pada pangkalnya tangkai sari sering berlekatan,
kepala sari beruang 2, membuka dengan celah membujur. Bakal buah 1-5,
bebas, masing-masing mempunyai bakal buah beruang 1 dengan 2 bakal
biji. Kebanyakan hanya 1 bakal buah yang berkembang menjadi buah,
berupa buah bumbung berisi 1 biji. Biji sering memuyai salu biji dengan
atau tanpa endosperm.
Suku Connaraceae mencakup kurang lebih 150 jenis yang terbagi
dalam ± 24 marga, terutama tersebar di daerah tropika.

Gambar Connarus monocarpus


i. Suku Leguminosae
Suku ini merupakan satu diantara suku tebesar (Leguminosae,
Gramineae, Orchidaceae) yang termasuk tumbuhan berbiji tertutup
(Angiospermae) yang meliputi lebih dari 11.500 jenis yang terbagi dalam
lebih dari 500 marga. Ciri khasnya ialah terdapatnya buah yang disebut
buah polong, yaitu buah yang berasal dari 1 daun buah dengan atau tanpa
sekat-sekat semu. Biji-biji terdapat pada kampuh perut, bila masak kering,
pecah. Sehingga biji terlontar keluar, atau buah terputus-putus menjadi
beberapa bagian menurut sekat-sekat semunya tetapi ada pula yang buahnya
berdaging dan tidak pernah pecah. Karena besarnya suku ini, lagi pula pada

10
bunganya terdapat sifat-sifat yang karakteristik. Maka suku ini ada yang
memecah menjadi 3 suku, yaitu:
a. Suku Mimosaceae
Tumbuhan suku ini berupa semak atau pohon. Dengan bunga banci
yang aktinomorf. Mempunyai kelopak berbilangan 4-5 yang berlekatan
dan mahkota terdiri atas daun-daun mahkota yang sama jumlahnya dan
bebas satu sama lain. Benang sari 2 x lipat jumlah daun mahkota atau
banyak, tangkai sari bebas atau berlekatan. Bunga itu kebanyakan
terangkai dalam bunga majemuk berbentuk bongkol yang seringkali
tampak seperti satu bunga saja. Bakal buah menumpang, beruang 1,
bakal biji dalam 2 baris pada dinding bakal buah. Buah merupakan
polong yang bila dimasak menjadi kering dan terputus-putus menjadi
beberapa bagian. Biji dengan sedikit atau tanpa endosperm. Contohnya:
Mimosa pudica, Mimosa invisa, Leucena glauca, Leucena leucocephala,
Acacia catechu, Acacia decurrens, Acacia Senegal, Albizzia falcate,
Calliandra brevipes, dan Entada phaseoloides

Gambar Mimosa pudica


b. Suku Papilionaceae
Terna, semak, perdu atau pohon dengan daun tunggal atau
majemuk. Bunga banci, zigomorf. Kelopak berbilangan 5, pada pangkal
berlekatan, mahkota berbentuk kupu-kupu terdiri atas 5 daun mahkota
dengan susunan yang khas, 1 paling besar disebut bendera (vexillum), 2
di sampingsama besar disebut sayap (ala), 2 lagi sempit berlekatan
disebut lunas (carina). Benang sari biasanya 10, berberkas 2, 1 bebas,
yang 9 lainnya dengan tangkai sari yang berlekatan, kepala sari membuka

11
dengan celah membujur. Buahnya berupa polong yang bila masak
menjadi kering dan pecah, tetapi ada pula yang tidak pecah, melainkan
terputus-putus dalam bagian yang berisi 1 biji. Biji tanpa atau sedikit
endosperm. Cadangan makanan untuk lembaga terutama tersimpan
dalam daun lembaganya.
Diantara anggota-anggotanya banyak yang merupakan tanaman
penghasil komoditi yang berharga, merupakan bahan pangan dengan nilai
gizi yang tinggi karena kandungannya akan protein, lemak dan vitamin-
vitamin dalam bijinya. Polong yang muda demikian pula daun-daun
muda jenis tertentu yang dimakan sebagai sayuran. Contohnya: Soja max
(kedelai), Phaseolus radiatus, Phaseolus Vulgaris, Arachis hypogaea,
Pisum sativum, Canavalia ensiformis, Mucuna pruriens, Cajanus cajan,
dan Crotalaria Juncea

Gambar Phaseolus radiatus


c. Suku Caesalpiniaceae
Anggota suku ini berbeda dengan warga papilionaceae terutama
karena warga suku ini hampir semua berupa perdu atau pohon, boleh
dikatakan tidak ada yang berupa terna, daun hampir selalu majemuk
menyirip atau menyirip ganda, jarang sekali tunggal atau beranak daun 1.
Selanjutnya terdapat perbedaan mengenai bunganya, ialah bahwa pada
suku ini bunga memang sering masih mempunyai mahkota yang nyata
berbentuk seperti kupu-kupu pula, tetapi ke 5 daun mahkota bebas, tidak
ada yang berlekatan atau dapat pula jumlah daunmahkota kurang dari 5,
bahkan sampai tidak ada. Benang sari 10, jarang lebih, biasanya bebas
atau berlekatan dengan bermacam-macam cara. Buahnya buah polong

12
yang jika masak menjadi kering kemudian pecah, atau berdaging dan
tidak membuka, seringkali bersayap. Biji dengan endosperm tipis atau
tanpa endosperm, lembaga besar. Contohnya: Caesalpinia pulcherrima,
Cassia siamea, Cassia javanica, Cassia alata, Tamarindus indica,
Bauhinia purpurea, dan Cynometra Cauliflora.3

Gambar Tamarindus indica


Sementara ahli botani tidak menganggap adanya perbedaan
prinsipal antara Papilionaceae dan Caesalpiniaceae, oleh karena itu
kedua suku itu digabungkan dalam 1 suku yang diberi nama Fabaceae.
Seluruhnya meliputi sekitar 10.000 jenis yang terbagi dalam ± 800
marga, tersebar di seluruh permukaan bumi, meliputi daerah iklim sedang
maupun daerah-daerah panas.4

2. BANGSA MYRTALES
Myrtales meliputi tumbuhan dengan berbagai macam perawakan, tetapi
kebanyakan berupa tumbuhan berkayu. Umumnya mempunyai daun tunggal yang
duduknya bersilang berhadapan. Pada cabang-cabang mendatar mengalami
modifikasi seakan-akan tersusun dalam 2 baris yang berhadapan, tanpa daun
penumpu, helaian daun sering mempunyai kelenjar-kelenjar minyak. Bunga banci
atau karena adanya reduksi salah satu alat kelaminnya menjadi berkelamin
tunggal, dengan hiasan bunga yang jelas dapat dibedakan dalam kelopak dan
mahkota bunga, kadang-kadang tanpa mahkota, aktonomorf atau zigomorf,
kebanyakan berbilangan 4. Benang sari sama banyaknya dengan jumlah daun

3
Ibid. hlm: 194-210.
4
Neil A. Campbell, dkk. “Biologi Edisi Kelima Jilid 2”. (Jakarta: Erlangga. 2002). hlm: 187

13
mahkota atau 2 x lipat, kadang-kadang hanya beruang 1 dengan 11 tangkai putik
dan banyak bakal biji pada tembuni yang letaknya sentral di sudut-sudit.dasar
bunga cekung sampai berbentuk mangkok atau tabung, biasanya menyelubungi
bakal buah, hingga bakal buah menjadi tenggelam. Buah sering mempunyai
tangkai kutik dan benang sari pada bagian ujung diantara bagian-bagian daun
kelopak dan tidak runtuh dan menjadi bagian buah. Suatu ciri anatomi yang khas
ialah terdapatnya floem pada kayu (floem intraxiler). Dalam bangsa ini termasuk
sejumlah suku diantaranya ialah :5
a. Suku Lythraceae
Terna atau pohon dan perdu dengan daun tunggal yang duduknya
silang berhadapan yang mempunyai daun penumpuh yang kecil. Bunga
banci, aktinomorf atau zigomorf, berbilangan 3-16. Kelopak pada tangkal
bagian bawah berlekatan membentuk badan seperti mangkuk atau tabung
dengan taju yang bebas. Daun-daun mahkota terdapat pada tepi tabung
kelopak atau tidak ada. Benang sari 2x lipat jumlah daun mahkota atau
banyak, tertanam dibawah daun-daun mahkota. Bakal buah dengan 1
tangkai putik, menumpang sampai setengah tenggelam, beruang 1-6,
seringkali hanya beruang 1, bakal biji banyak, pada papan-papan biji
pada dinding bakal bbuah. Buahnya buah keras atau buah kendaga. Biji
mempunyaio endosperm. Suku ini meliputi 450 jenis yang terbagi dalam
22 marga,tersebar didaerah iklim sedang sampai daerah-daerah panas,
terutama di Amerika. Contohnya: Lawsonia inermis, Lagerstroemia
speciosa, Lythrum salicaria, Cuphea purpurea, dan Cuphea platycentra.

Gambar Cuphea purpurea

5
Ibid. hlm: 211

14
b. Suku Sonneratiacae
Pohon dengan daun tunggal bertepi ata yang duduknya berhadapan
tanpa daun penumpu. Bunga terpisah-pisah atau membentuk kelompok-
kelmpok yang terdiri atas 3 bunga, besar, aktinomorf,banci atau berkelamin
tunggal. Dasar bunga bangun lonceng, ditepinya terdapat 4-8 taju-taju daun
kelopak yang kaku seperti belulang. Daun-daun mahkota sama banyaknya
dengan daunkelopak atau tidak ada. Benang sari banyak tertanam pada
kelopak dalam beberapa lingkaran. Bakal buah tenggelam,berlekatan pada
dinding dasar bunga, beruang banyak atau 4, mempunyai satu trangkai
putik, berisi banyak bakal biji pada tembuni yang tebal yang aksilar.
Buahnya buah kendaga atau buah buni dengan 4 hingga banyak ruang,
berisi banyak biji. Biji tanpa endosperm,lemb aga dengan daun lembaga
pendek seperti daun biasa. Suku ini hanya terdiri atas 8 jenis yang terbagi
dam 2 marga. Sebagian besar, yaitu 6 jenis tergolong dalam
marga Sonneratia yang semuanya mempunyai ciri khas yaitu adanya
cabang-cabang akar yang tumbuh tegak lurus ke atas muncul diatas air atau
tempat tumbuhnya yang berfungsi sebagai akar nafas.
Anggota Sonneratia tersebar di pantai timur Afrika dan Asia Tenggara,
merupakan salah satu komponen vegetasi mangrofe, bahkan dapat
digolongkan ke dalam perintis yang diantara penyusun hutan mangrofe,
yang antara lain terbukti dari kadang-kadang terdapatnya pohon jenis ini
jauh menjorok kelaut dari pantai. Contohnya: Sonneratia alba, S.
casepolaris, dan S. acida (bogem)

Gambar Sonneratia alba

15
c. Suku Rhizophoraceae
Pohon atau perdu dengan daun tunggal yang kaku seperti belulang,
duduknya tersebar atau berhadapan pada buku-buku yang membengkak,
mempunyai daun penumpu, jarang duduknya berseling dan tanpa daun
penumpu. Daun penumpu letaknya antar tangkai daun,lekas runtuh.bunga
kebanyakan banci, aktinomorf dengan sumbu bunga yang berbentuk seperti
piala. Kelopak terdiri atas 4-8 daun kelopak, kadang-kadang 3-16, mahkota
terdiri atas sejumlah daun mahkota yang sama dengan jumlah yang sama
dengan daun jumlah kelopak kadang-kadang tidak terdapat. Benang sari 8-
banyak, kebanyakan semuanya fertil, seringkali berpasangan berhadapan
dengan daun-daun mahkota, tertanam pada tepi atau pangkal suatu cakram,
kepala sari mempunyai 2 ruang sari. Bakal buah tenggelam, berlekatan
dengan sumbu bunga, beruang 2-6 atau hanya beruang 1 karena
pembentukan sekat-sekat yang tidak sempurna, berisi 2 sampai banyak
bakal biji pada tembuni pada sudut-sudut tiap ruang, mempunyai 1 tangkai
putik. Buahnya waktu masak tidak membuka, beruang 1-5, tiap ruang berisi
2 biji dengan atau tanpa endosperm yang sering sudah berkecambah selagi
masih dalam buah yang belum terlepas dari pohon, kadang-kadang sampai
akar lembaga hampir 1 meter panjangnya masih juga belum terlepas. Sifat
yang khas dari suku ini disiebut vipipari. Suku ini mencakup sekitar 60 jenis
yang terbagi dalam 17 marga. Contohnya: Rhizophora mucronata,
Bruguiera gymnorrhiza, dan Ceriops tagal

Gambar Ceriops tagal

16
d. Suku Alangiaceae
Pohon atau perdu yang kadang-kadang berduri dengan daun-daun
tunggal bertepi rata atau berlekuk, tanpa daun penumpu, duduknya tersebar
atau berseling. Bunga tersusun dalam rangkaian yang bersifat simos dalam
ketiak-ketiak daun, banci, aktinomorf, dengan tangkai bunga yang bersendi.
Kelopak biasanya dengan tepi bergigi 4-10, mahkota terdiri atas 4-10 daun
mahkota, kecil, bangun garis, melengkung keluar. Benang sari berjumlah
sama dengan daun mahkota, dudujnya berseling dengan daun mahkota,
dapat juga jumlah benang sari 2-4x lipat jumlah daun mahkotanya. Tangkai
sari bebas atau sedikit berdekatan pada pangkalnya, kepala sari memanjang,
beruang 2, membuka dengan celah membujur. Bakal buah tenggelam,
beruang 1-2 dengan 1 bakal biji yang mempunyai 2 integumen dalam tiap
ruang. Tangkai putik 1, terbelah atau berlekuk 2-3. Buahnya buah batu
dengan sisa-sisa cakram dan kelopak pada ujungnya, berisi satu biji yang
mempunyai endosperm berdaging.
Suku ini hanya terdiri atas satu marga, mencakup sekitar 21 jenis,
tersebar di daerah tropika dan subtropika di Asia. Contohnya: Alangium
chinense

Gambar Alangium chinese

e. Suku Lechythidaceae
Pohon atau perdu, daun tunggal tanpa daun penumpu, duduknya
tersebar, kadang-kadang dengan kelenjar-kelenjar pada tepinya. Bunga agak
besar, menarik, banci, aktinomorf atau zigomorf, dengan sumbu bunga

17
berbentuk piala. Kelopak berlekuk 4-6, jarang hanya 2-3. Daun mahkota
juga 4-6, jarang lebih, kadang-kadang malahan tidak ada. Benang sari
banyak, tersusun dalam lingkaran, seringkali di bagian pinggir steril dan
berubah menjadi staminodium yang menyerupai mahkota tambahan.
Tangkai sari kebanyakan berlekatan membentuk buluh yang pendek. Bakal
buah tenggelam atau setengah tenggelam, berlekatan dengan sumbu bunga,
beruang 2-6, berisi banyak biji atau hanya 1, mempunyai 1 tangkai
putik. Buahnya buah buni atau kadang-kadang berupa buah yang berkayu,
berserabut atau berdaging, tidak membuka atau membuka dengan suatu
tutup pada ujungnya. Biji banyak tanpa endosperm, lembaga terbagi atau
utuh. Suku ini anggota-anggotanya merupakan penghuni daerah tropika,
meliputi sekitar 30 jenis yang terbagi dalam ±25 marga. Contohnya:
Lecythis grandiflora, Lecythis zabucajo, Napoleana vogelli, Bertholletia
excels dan Goias cauliflora

Gambar Lecythis zabucajo

f. Suku Combretaceae
Pohon atau perdu, seringkali berupa liana, daun tunggal tanpa daun
penumpu, duduk tersebar atau berhadapan. Bunga tersusun atas bulir atau
tandan, banci atau berkelamin tunggal, aktinomorf, biasanya kecil-kecil.
Daun kelopak berjumlah 4-8, daun mahkota sama banyaknya dengan daun
kelopak, kadang-kadang tidak ada. Benang sari 1-10 atau banyak. Bakal
buah tenggelam dengan 1 tangkai putik, beruang 1, bakal biji 2-6. Buah
dengan kulit yang bergigi atau bersayap, berisi 1 biji, sedikit atau tidak
membuka. Biji berisi lembaga yang mempunyai daun lembaga terpuntir atau
terlipat dengan akar lembaga pendek, tanpa endosperm. Suku ini meliputi

18
sekitar 450 jenis, terbagi dalam ±20 marga, tersebar di daerah tropika.
Contohnya: Terminalia catappa,Combretum racemosum, Quisqualis indica
dan Bucida buceras.

Gambar Combretum racemosum


g. Suku Myrtaceae
Pohon atau perdu, daun tunggal, bersilang berhadapan, pada cabang-
cabang mendatar seakan-akan tersusun dalam 2 baris pada 1 bidang,
kebanyakan tanpa daun penumpu. Bunga kebanyakan banci, karena aborsi
kadang-kadang poligam, aktinomorf. Kelopak dan mahkota masing-masing
terdiri atas 4-5 daun kelopak dan sejumlah daun mahkota yang sama yang
kadang-kadang berlekatan atau tidak terdapat. Benang sari banyak, kadang-
kadang berkelompok 4-5 daun kelopak dan sejumlah daun mahkota yang
sama yang kdang-kadang berlekatan atau tidak terdapat. Benang sari
banyak, kadang-kadang berkelompok berhadapan dengan daun-daun
mahkota, mempunyai tangkai sari dengan warna cerah, yang kdang-kdang
menjadi bagian bunga yang paling menarik, bakal buah tenggelam,
mempunyai 1 tangkai putik, beruang 1 sampai banyak dengan 1-8 bakal biji
dalam tiap ruang. Buah bermacam-macam, pada ujungnya masih jelas
tampak kelopak yang tidak gugur, sisa tangkai putik dan sisa-sisa benang
sari yang tertinggal didalam kelopak. Biji dengan sedikit atau tanpa
endosperm, lembaga lurus, bengkok atau melingkar, ada pula yang terpuntil
seperti spiral. 6
Suku ini tergolong suku yang besar, meliputi hampir 3000 jenis yang
terbagi dalam ±80 marga, sebagian besar penghuni daerah tropika dan benua

6
Ibid. hlm: 213-225

19
Australia. Banyak anggota-anggotanya yang merupakan penghasil minyak
atsiri yang berkhasiat obat, banyak pula yang merupakan pohon buah-
buahan. Contohnya: Myrtus communis, Pimento officinalis, Eugenia
aromatic, Eugenia jambos,dan Eugenia javanica.7

Gambar Pimento officinalis

h. Suku Punicaceae
Pohon atau perdu kadang-kadang berduri, dengan daun tunggal yang
berhadapan atau tersebar tanpa daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf,
terpisah-pisah atau bergerombol, sumbu bunga berongga, bangun kerucut
daun kelopak bertaju 5-7, tidak gugur. Daun mahkota 5-7, dalam kuncup
tidak beraturan. Benang sari banyak, tangkai sari bebas, kepala sari beruang
2, melekat pada bagian punggung, membuka dengan celah membujur. Bakal
buah tenggelam, beruang banyak, ruang-ruang bertingkat, yang bawah
dengan bakal biji diketiak, yang atas dengan bakal biji pada dindingnya.
Tangkai putik langsing, hanya 1 titik, buahnya buah buni yang kurang lebih
bulat dengan taju-taju kelopak yang tidak gugur pada ujung atasnya, biji
banyak dengan salut biji yang berair dan dapat dimakan, endosperm tidak
terdapat, lembaga dengan daun lembaga yang tergulung.
Suku ini hanya terdiri dari 1 marga dengan 2 jenis, yang paling
terkenal adalah Punica granatum (delima) yang sering ditanam dihalaman
rumah. Selain untuk dimakan, kulit buah dan akarnya berguna dalam obat-
obatan. Di Indonesia terkenal 2 varietas, yang berbunga putih dan yang
berbunga merah.

7
John W. Kimball. “Biologi Edisi Kelima Jilid 3”. (Jakarta: Erlangga. 1983). hlm: 195

20
Gambar Punica granatum

i. Suku Melastomataceae
Terna, semak, atau pohon, jarang berupa liana, daun tunggal,
berhadapan atau berkarang, kebanyak 3-9 tulang yang melengkung, jarang
tulang menyirip, tanpa daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf, atau agak
zigomorf, biasanya tampak menarik. Kelopak terdiri atas 3-5 daun kelopak
yang pada pangkal berlekatan berbentuk tabung, daun mahkota sama
banyaknya dengan daun kelopak, dengan mahkota tambahan yang terdapat
antara mahkota dan benang sari. Benang sari sama banyaknya dengan
jumlah daun mahkota atau 2x lipat, kepala sari dalam kuncup membengkok
kedalam,membuka dengan liang, sering mempunyai bagian-bagian
tambahan. Bakal buah tenggelam,atau terletak bebas pada dasar kelopak
yang berbentuk piala atau tabung, adapula yang setengah tenggelam,
mempunyai 1 tangkai putik, beruang 2-banyak, jarang beruang 1 saja, berisi
banyak bakal biji. Buah berupa buah kendaga atau buah buni, biji sering
kecil saja, tanpa endosperm, lembaga lurus atau mengikuti bentuk biji bila
bijinya besar.
Suku ini meliputi sekitar 1800 jenis terbagi dalam hamper 200 marga,
terutama tersebar di daerah tropika, kebanyakan di Amerika. Contohnya:
Melastoma polyanthum, Clidemia Hirta, Medinilla crispata, Medinilla
macrocarpa, dan Tibou china semidecandra

21
Gambar Melastoma polyanthum
j. Suku Oenotheraceae (Onagraceae)
Kebanyakan terna, jarang sekali berupa semak, tidak jarang bersifat
aquatic, memmpunyai daun tunggal tanpa daun penumpu, duduknya
tersebar atau berhadapan. Bunga banci atau berkelamin tunggal, aktinomorf
atau zigomorf, terpisah-pisah dalam ketiak daun atau tersusun sebagai
tandan, berbilangan 2-6. Daun mahkota 2-4 kadang-kadang 5-6 pada
ujung sumbu bunga yang berbentuk tabung, daun mahkota 2-4, jarang tidak
terdapat.Benang sari sama atau 2× lipat jumlah daun kelopak, kepala sari
beruang 2, membuka dengan celah membujur. Bakal buah tenggelam, jarang
setengah tenggelam, beruang 2-6, biasanya 4, tiap ruang dengan 1- banyak
bakal biji. Buahnya buah kendaga, buah buni, atau buah keras. Biji banyak,
tanpa endosperm, lembaga lurus atau hampir lurus.
Suku ini mencakup 470 jenis yang terbagi dalam kurang lebih 40
marga, terutama tersebar di daerah-daerah iklim panas. Diantaranya banyak
yang dipelihara sebagai tanaman hias. Contohnya: Oenothera lamarckiana,
Fuchsia gracilis, Clarkia Pulchella, dan Clarkia Elegans

Gambar Fuchsia gracilis

22
k. Suku Trapaceae
Tumbuhan air yang mengapung, mempunyai 2 macam daun, yang
pertama tenggelam, berbagi menyirip menyerupai akar, duduknya
berhadapan, yang kedua mengapung, berbentuk belah ketupat, tepi bergigi,
bertangkai panjang dengan bagian tengah yang membengkak tidak berisi
jaringan seperti sepon, duduknya merupakan suatu rozet. Daun penempu
tidak terdapat. Bunga banci, aktinomorf, bertangkai pendek, dalam
ketiak daun bertangkai pendek, kelopak membentuk tabung pendek yang
tepinya berbagi menjadi 4 taju-taju, tidak gugur. Mahkota terdiri atas 4
daun mahkota, benang sari 4. Bakal buah setengah tenggelam, beruang 2,
tiap ruang dengan 1 bakal biji. Buahnya buah keras, dikelilingi kelopak
yang tidak gugur atau mempunyai 2-4 duri, hanya mempunyai 1 ruang,
berisi 2 biji. Biji tanpa endostperm, lembaga dengan 2 daun lembaga yang
berlainan, 1 besar yang lainnya seperti sisik, pada waktu kecambah akar
lembaga menembus dinding buah di bagian ujungnya.
Suku ini hanya terdiri dari 1 marga yaitu Trapa dengan 3 jenis yang
terdapat di Eropa dan Asia. Trapa natans, di bagian barat laut India,
buahnya dianggap sebagai bahan pangan yang berharga, Trapa bicornis,
dan Trapa bispinosa.

Gambar Trapa natans


l. Suku Holorrhagaceae (Holoragaceae)
Terna atau semak-semak kecil, seringkali aquatik, daun tunggal,
duduk tersebar, berhadapan atau berkarang, kadang-kadang amat besar,
yang tenggelam dalam air sering berbagi-bagi. Daun penumpu tidak ada.

23
Bunga banci atau berkelamin tunggal, berpisah-pisah atau tersusun dalam
malai atau malai rata, seringkali sangat kecil. Hiasan bunga berbilangan 1—
3 atau berbilangan 4. Kelopak berbentuk tabung, berlekatan dengan bakal
buah, mahkota sering tidak ada. Benang sari 2 x lipat jumlah daun kelopak
atau kurang. Bakal buah tenggelam, berlekatan dengan sumbu bunga yang
berbentuk piala atau tabung (berlekatan bagian bawah kelopak), beruang 1-
4, tiap ruang berisi 1 bakal biji, tangkai putik 1-4. Buah kecil merupakan
buah keras atau batu, kadang-kadang bersayap, tidak membuka, jarang
terbagi menjadi beberapa bagian. Biji dengan edosperm, lembaga agak
besar, lurus. Suku ini meliputi sekitar 130 jenis yang terbagi dalam 7 marga,
tersebar luas di mana-mana, dari daerah iklim sedang sampai daerah tropika.
Contohnya: Gunnera tinctoria, Myriophyllum verticillatum, dan Hippuris
vulgaris.8

Gambar Gunneria tinctoria

3. BANGSA RHOEADALES (BRASSICALES)


Bangsa ini meliputi tumbuh-tumbuhan yang untuk sebagian besar berupa
terna dengan daun-daun yang duduknya tersebar, tanpa daun penumpu. Bunga
umumnya banci, aktinomorf, hiasan bunga berupa kelopak dan mahkota yang
berdaun lepas, berbilangan 2-4, kadang-kadang 3-5. Benang sari sama banyaknya
dengan jumlah daun mahkota atau lebih banyak. Bakal buah biasanya menumpang
dengan 2 tembuni atau lebih yang terdapat pada dinding buah, kadang-kadang
menjadi beruang banyak karena adanya pembentukan sekat-sekat. Dari segi
anatomi ada sifat-sifat yang karakteristikyaitu adanya buluh-buluh getah dan sel-

8
Ibid. hlm: 205-209

24
sel yang mengandung mirosin. Dalam bangsa ini tercakup sejumlah suku, antara
lain :9
a. Suku Papaveraceae
Kebanyakan anggotanya berupa terna anual atau perenial, jarang
sekali berupa semak atau pohon, menghasilkan getah seperti susu atau getah
yang berwarna. Daun tersebar, di bagian ujung batang dekat bunga
berhadapan atau berkarang, helaian daun sering berbagi. Daun penumpu
tidak terdapat. Bunga terpisah-pisah, banci, aktinomorf. Daun kelopak 2,
bebas daun mahkota 4, jarang lebih atau tidak ada, biasa mendapat
kunjungan serangga yang mengumpulkan serbuk sari. Benang sari bangak,
bebas; kepala sari beruang 2 , membuka dengan retak membujur. Balan
buah menumpang, terbentuk dari 2 daun buah atau lebih berlekatan, beruang
1 dengan banyak bakal biji pada 2-16 tembuni yang terdapat pada dinding
bakal buah, dapat pula hanya 1 bakal biji pada dasarnya. Buah kebanyakan
berupa buah kendaga, jarang berupa buah keras, bila masak membuka
dengan katup-katup atau liang. Biji kecil, kampuh licin atau berigi, kadang-
kadang bersalut, lembaga kecil dalam endosperm yang mengandung minyak
atau berdaging.
Suku ini mencakup lebih dari 600 jenis tumbuhan, terbagi dalam
sekitar 42 marga, kebanyakan terdapat di daerah iklim sedang dan daerah-
daerah yang lebih panas di belahan bumi utara. Contohnya: Papaver
somniverum, Fumaria officianalis, Dicentra formosa, dan Corydalis cova.

Gambar Papaver somniferum

9
Gembong Tjitrosoepomo. Op. Cit., hlm: 228

25
b. Suku Capparidaceae
Terna, semak atau pohon, kadang-kadang memanjat. Daun tunggal
atau majemuk menjari, sering mempunyai daun penumpu, duduknya
tersebar, kadang-kadang berhadapan. Bunga umumnya banci, aktinomorf
atau zigomorf, biasanya tersusun dalam tandan. Sumbu bunga sering
membesar berbentuk cincin, kadang-kadang memanjang menjadi
androginofor (pendukung benang sari dan putik) atau menjadi ginofor
(pendukung putik) saja. Daun kelopak 4, daun mahkota kebanyakan juga 4,
dapat banyak atau malahan tidak ada. Benag sari banyak atau hanya
beberapa saja (4-6), seringkali ada diantaranya yang tidak mempunyai
kepala sari. Bakal buah menumpang diatas ginofor, beruang 1 dengan
tembuni pada dinding atau terbagi dalam beberapa ruang oleh sekat-sekat
semu. Bakal biji sedikit sampai banyak. Buahnya buah kendaga atau buah
buni, kadang buah batu. Biji bangun ginjal atau beigi dengan sedikit atau
tanpa endosperm, lembaga bengkok dengan daun lembaga yang besar.
Suku ini mencakup lebih dari 600 jenis tumbuhan, terbagi dalam 45
marga, terutama terdapat di daerah-daerah iklim panas. Contohnya:
Capparis spinosa, Cleome violacea, Gynandropsis gynandra, Polanisia
chelidonii, dan Cadaba capparoides.

Gambar Capparis spinosa

c. Suku Cruciferae ( Brassicaceae )


Kebanyakan berupa terna anual atau perenial, jarang sekali berupa
tumbuhan berkayu. Daun tunggal atau majemuk, duduknya tersebar, tidak
mempunyai daun penumpu. Bunga banci, bilateral simetris atau aktinimorf,

26
biasanya tersusun dalam tandan pada ujung-ujung batang, jarang
mempunyai daun pelindung. Kelopak terdiri atas 4 daun kelopak yang
tersusun dalam 2 lingkaran, daun mahkota 4, berseling dengan daun-daun
mahkota. Benang sari 6 dalam 2 lingkaran, pada lingkaran luar terdapat 2
dan pada lingkaran dalam 4 benang sari yang berhadapan dengan daun-daun
mahkota dan lebih panjang daripada benang sari di lingkungan luar. Bakal
buah menumpang terdiri atas 2 daun buah yang berlekatan, beruang 1, bakal
biji banyak, pada tepi sekat semu, anatrop atau kampilotrop, seringkali
beruang 2 karena adanya sekat semu yang tipis seperti membran, atau oleh
sekat-sekat melintang terbagi dalam beberapa ruang. Buahnya berupa buah
lobak (siliqua) bila masak membuka dengan 2 katup, atau terputus menjadi
beberapa bagian, jarang berupa buah yang tertutup. Biji umumnya tanpa
endosperm.
Suku ini termasuk suku yang besar, meliputi 3.000 jenis yang terbagi
dalam kurang lebih 350 marga, kosmopolitan tetapi paling banyak terdapat
dalam daerah-daerah yang lebih dingin di belahan bumi utara. Banyak sekali
yang bermanfaat, merupakan penghasil bahan pangan, terutama sayuran,
tetapi juga ada yang menghasilkan bumbu masak. Contohnya: Brassica
nigra, Brassica oleracea, Nosturtium officinale, Raphanus sativus,
Lepidium sativum, Cheiranthus cheiri, Sinapis alba, Cochlearia officinalis,
Lunaria rediviva, dan Camelina sativa.

Gambar Brassica oleracea

d. Suku Resedaceae
Terna anual atau perenial, daun tunggal atau majemuk menyirip,
duduk tersebar, mempunyai daun penumpu yang kecil, kadang-kadang

27
seperti kelenjar. Bunga banci, jarang berkelamin tunggal, biasanya
zigomorf, tersusun dalam rangkaian berupa tandan atau bulir, kelopak tidak
gugur, terdiri atas 4-8 daun kelopak, daun mahkota kecil, tidak lekas
menarik perhatian, jumlahnya 8 atau tidak ada. Sumbu bunga memanjang
membentuk ginofor, pada tempat tertanamnya benang sari melebar
membentuk cakram. Benang sari 3-40, tangkai sari bebas atau berlekatan
pada pangkalnya, kepala sari beruang dua, menghadap ke dalam. Bakal
buah yang bebas, dari atas sering terbuka, beruang 1 dengan 1 sampai
banyak bakal biji yang terdapat pada tembuni pada dinding bakal buah.
Buahnya buah kendaga atau buah buni, biji banyak, bangun ginjal atau tapal
kuda, tanpa endosperm, lembaga bengkok atau tergulung, daun lembaga
terlipat ke bawah di samping ekornya.
Suku ini mencakup sekitar 60 jenis yang terbagi atas 6 marga,
terutama di Kalifornia dan daerah sekitar laut tengah. Contohnya: Reseda
odorata, Reseda arabica, Reseda luteola, Oligemeris linifolia, dll.

Gambar Reseda odorata

e. Suku Moringaceae
Pohon dengan daun majemuk menyirip ganda 2 sampai 3, duduknya
tersebar, tanpa daun penumpu, atau daun penumpu telah mengalami
metamorfosis menjadi kelenjar-kelenjar pada pangkal tangkai daun. Bunga
banci, zigomorf, tersusun dalam malai yang terdapat dalam ketiak-ketiak
daun. Dasar bunga bangun mangkuk, kelopak terdiri atas 5 daun kelopak,
mahkota pun terdiri atas 5 daun mahkota, benang sari 5 ditambah dengan 5

28
lagi yang telah mandul (staminodium). Bakal buah menumpang di atas
ginofor pendek, beruang 1 dengan 3 tembuni pada dinding bakaln buah,
bakal biji banyak. Buahnya buah kendaga yang telah membuka dengan 3
katup, biji besar, bersayap, tanpa endosperm. Lembaga lurus.
Warga suku ini adalah dari segi anatomi mempunyai sifat yang khas,
yaitu terdapatnya sel-sel mirosin dan buluh-buluh gom dalam kulit batang
dan cabang. Selain dari itu, dalam musim-musim tertentu dapat
menggugurkan daun-daunnya (meranggas).
Suku Moringaceae hanya terdiri atas 1 marga yaitu Moringa dengan
beberapa jenis saja, di antaranya yaitu: Moringa oleifera, Moringa arabica,
Moringa pterygosperma, Moringa peregrina, dll.10

Gambar Moringa oleifera

4. BANGSA MALVALES
Warga bangsa Malvales disebut juga Columniferae, mempunyai sebagai ciri
khasnya terdapat “columna”, yaitu bagian bunga yang terdiri atas perlekatan
bagaian bawah tangkai sarinya membentuk badan yang menyelubungi putik dan
bagian pangkalnya berlekatan dengan pangkal daun-daun mahkota, sehingga bila
mahkota bunga ditarik keseluruhannya akan terlepas dari bunga bersama-sama
dengan benang-benang sari meninggalkan kelopak dan bakal buah saja.
Tumbuhan yang tergolong dalam bangsa ini kebanyakan berupa semak atau
pohon, ada pula yang merupakan ternayang annual. Daun tunggal, tersebar,
mempunyai daun penumpu. Bunga umumnya banci, aktinomorf, berbilangan 5,

10
Ibid, Hlm. 229-238

29
dengan daun-daun kelopak yang berkatup dan daun-daun mahkota seperti sirap
atau genting. Benang sari banyak, tersusun dalam 2 lingkaran, yang dilingkaran
luar seringkali tereduksi, yang lingkaran dalam membentuk “columna”. Bakal
buah menumpang, beruang 2 banyak, dalam tiap ruang terdapat 1 banyak bakal
bijiyang tegak, masing-masing dengan 2 integumen. Pada bagian-bagian tertentu
seperti daun dan kulit batang terdapat sel-sel atau saluran-saluran lender, dan
diluar sering terdapat rambut-rambut berbentuk bintang. Dalam bangsa ini
terdapat beberapa suku, diantaranya yang penting sebagai berikut:11
a. Suku Tilliacea
Kebanyakan berupa tumbuhan berkayu, jarang berupa terna. Daun
tunggal kadang-kadang belekuk, mempunyai daun penumpu, duduknya
tersebar. Bunga banci, jarang berkelamin tunggal, aktinomorf. Daun
berkelopak 4-5, bebas atau berlekatan, tersusun seperti katup. Daun mahkota
juga-4-5, kebanyakan bebas dengan susunan seperti katup, kadang-kadang
tidk terdapat. Benang sari umumnya banyak atau 2x jumlah daun mahkota,
tidak berlektan, tetapi sering tersusun dalam 5-10 berkas. Bakal buah
menumpang, terdiri atas 2- banyak ruang, tiap ruang dengan 1-banyak bakal
biji, jarang beruang 1 dengan tembuni pada dinding. Kadang-kadang bunga
mempunyai pendukung putik dan benang sari (androginofor). Buah
mempunyai beberapa ruang, menyerupai buah kendaga, kadang-kadang
terbagi dalam beberapa bagian yang kemudian terpisah-pisah, kadang-
kadang berupa buah keras dengan 1 biji. Biji mempunyai endosperm,
lembaga biasanya lurus.
Suku ini mencakup lebih dari 500 jenis yang terbagi dalam lebih dari
50 marga, kebanyakan tumbuh didaerah tropika. Contohnya: Tilia
platyphyllos, Tilia cordata, Corchorus capsularis, Corchorus olitorius,
Triumfetta rhomboidea, Spermannia africana, dan Grewia tomentosa.

11
Ibid. hlm: 269

30
Gambar Triumfetta rhomboidea
b. Suku Elaeocarpaceae
Tumbuhan yang dimasukkan dalm suku ini memmpunyai ciri yang
serupa dengan ciri-cir warga suku Tilaceae. Perbedaan hanya terletak pada
tidak terdapatnya saluran-saluran lendir dalam jaringan tubuhnya.
Berhubung dengan itu sementara ahli taksonomi tidak memisahkannya
sebagai suku yang berdisi sendiri, tetapi disatukan dengan suku Tilacea.
Dalam Elaeocarpaceae termasuk a.l: Elaeocarpus ganitrus, Elaeocarpus
grandiflorus dan Muntingia calabura.

Gambar Elaeocarpus ganitrus


c. Suku Sterculiaceae
Pohon semak, (kadang-kadang berupa liana) atau terna dengan
rambut-rambut bintang atau sisik-sisisk, daun tunggal bertepi rata, kadang-
kadang berlekuk menjari atau majemuk, yang duduknya tersebar,
mempunyai daun penumpu yang lekas runtuh. Bunga biasanya banci
berumah 1. Aktinomorf jarang dengan kedudukan terminal, seringkali pada
batang (kauliflor). Daun kelopak 3-5, sedikit banyak berlekatan, tersusun
seprti katub, daun mahkota 5 atau tidak ada, bebas atau pada pangkal

31
berlekatan dengan buluh yang terbentuk dari pelekatan tangkai-tangkai sari,
tersusun seperti genting. Benang sari sering tersusun dalam lebih dari 1
lingkaran, yang sebelah luar mandul, yang sebellah dalam berlekatan
membentuk buluh atau sama sekali bebas, kepala sari beruang 2, membuka
dengan celah membujur atau dengan liang diujung atasnya. Bakal buah
menumpang, tersusun atas 2-5 kadang-kadang 10-12 daun buah, atau hanya
terdiri atas 1 daun buah saja. Tiap ruang berisi 2 bakal biji atau lebih, jarang
sekali hanya 1. Buahnya buah kering atau buah buni, tidak membuka atau
membuka dengan cara yang bermcam-macam. Biji dengan endosperm
berdaging atau tanpa endosperm, kadang-kadang bersalut. Lembaga lurus
atau bengkok.
Warga suku ini meliputi lebih dari 700 jenis terbagi dalam lebih dari
50 marga, yang tersebar didaerah tropika dan subtropika. Contohnya:
Sterculia foetida, Theobroma cacoa, Theobroma bicolor, Cola vera, Cola
nitida, Dombeya wallichii, Firmiana colarata, Guazuma ulmifolia dan
Brachychiton acerifolius.

Gambar Sterculia foetida


d. Suku Bombacacea
Warga suku ini hampir selalu berupa pohon-pohon yang dapat menjdi
tinggi besar, mempunyai sisik-sisik atau rambut-rambut bintang,, daun
tunggal atau majemuk menjari, duduknya tersebar, dengan daun menumpu.
Bunga kadang-kadang besar dengan warna yang menarik, banci,

32
aktinomorf. Daun beekelopak 4-5, biasanya berlekatan, dalam kuncup
tersusun seperti katup. Daun mahkota 5 tersusun seperti genting, dan dalam
kuncup seperti terpilin ke satu arah. Benang sari sama banyaknya dengan
jumlah duan mahkota dan duduk berhadapan dengan daun-daun mahkota,
kebnayakan lebih banyak, dapat sampai banyak sekali. Bila jumlanya besar
seringkali berlektan membentuk buluh atau tersusun dalam berkas-berkas.
Kepala sari berang 1-2 atau lebih, serbuk srai dengan permukaan yang licin.
Bakal buah menumpang sampai setengah tenggelam, beruang 2-5, tiap
ruang brisi 2-banyak bakal biji. Buahnya buah kendaga, seringkali pecah
dengan membelah ruang, sisi dalam kulitnya sering berambut. Biji dengan
atau tanpa endosperm, sering bersalut.
Suku ini hanya mencakup sekitar 140 jenis yang terbagi dalam 20-an
marga, terutama terdapat didaerah tropika. Contohnya: Bombax
malabaricum, Ceiba petandra, Durio zibenitus, dan Adansonia digitata.

Gambar Durio zibenitus


e. Suku Malvaceae
Terna atau semak-semak, jarang berupa pohon, kulit, serta penutup
permukaan organ-organ tertentu yang berupa rambut-rambut bintang atau
sisik-sisik. Daun tunggal, bertepi rata atau berlekuk beraneka ragam.
Kebanyakan bertulang menjari, duudknya tersebar, mempunyai daun
penumpu. Bunga besar, bunga banci, atinomorf, daun berkelopak 4-5
sedikit banyak berlekatan, dnegan susunan seperti katup, disamping itu
seringkali terdapat kelopak tambahan: daun mahkota 5, bebas satu sama
lain, tetapi pada pangkal sering berlekatan dengan buluh (“columna”)
yang merupakan perlektana tangkai-tangkai sarinya, letaknya seperti

33
genting. Benang sari banyak dengan tangkai sari yang berlekatan
membentuk satu kolom yang berongga menyelubungi putik dan pada
bagian atas terbagi-bagi dalam cabang-cabang yang masing-masing
mendukung kepala sari yang hanya erunag 1 dan membuka dengan celah
yang membujur, sebuk sari dengan permukaan berbenjol-benjol. Bakal
buah menumpang, beruang 2 atau beruang banyak, seringkali beruang 5
dengan 1 sampai banyak bakal biji, tangkai putik sama banyaknya dengan
jumlah ruang dalam bakal buah atau 2 x jumlah ruang. Buahnya buah
kendaga atau buah berbelah. Biji kebanyakan mempuyai endosperm dan
lembaga yang lurus atau bengkok.
Malvaceae diaksir meliputi 900 jenis, terbagi dalam sekitar 50 marga,
tersebar dari daerah tropika sampai ke daerah iklim sedang. Banyak
diantara warga sukun ini yang merupakan tanamana budidaya yang
penting. Contohnya: Gossypium herbaceum, Hibiscus rosa-sinensis,
Thespesia populnea, Urena lobata, Sida retusa, Althaea rosea, Abutilon
indicum, dan Malvaviscus arboreus.12

Gambar Gossypium herbaceum

5. BANGSA RHAMNALES
Sebagian besar warganya berupa tumbuhan berbatang berkayu dengan daun
tunggal atau majemuk dan bunga-bunga kecil berwarna kehijau-hijauan. Bunga
banci atau berkelamin tunggal, aktinomorf, berbilang 4 atau 5 dengan daun-daun
mahkota yang sedikit banyak berlekatan, kadang-kadang tidak ada. Benang sari

12
Ibid. hlm: 270-276

34
dalam satu lingkaran berhadapan dengan daun-daun mahkota dalam lingkaran
benang sari terdapat cakram. Bakal buah beruang 2 sampai 5 sedikit banyak
13
tenggelam, tiap ruang berisi 1 sampai 2 bakal biji yang apotrof.
a. Suku Rhamnaceae
Semak atau pohon, jarang sekali berupa terna, sering memanjat. Daun
tunggal, bertulang 3 sampai 5, duduknya tersebar atau berhadapan, dengan
daun penumpu yang kecil. Bunga kecil, berwarna hijau, banci, jarang
poligam atau berkelamin tunggal, berumah 2, tersusun dalam rangkaian
yang bersifat simos. Kelopak berbentuk buluh, berlekuk 4 sampai 5, dengan
susunan seperti katup. Daun mahkota juga 4 sampai 5, kecil, atau tidak ada.
Benang sari 4 sampai 5 berhadapan dan diselubungi daun-daun mahkota.
Kepala putik beruang 2, membuka dengan celah membujur, cakram
terdapat, membatasi dinding buluh kelopak disebelah dalam. Bakal buah
menumpang atau setengah tenggelam, beruang 1 sampai 4, tiap ruang berisi
1 bakal biji. Buah kebanyakan berupa buah batu, biji dengan banyak
endosperm, lembaga lurus, besar. Contohnya: Rhamnus cathartica, Zizyphus
jujuba (bidara, korma cina), Colubrina reclinata, Colletia spinosa, Colletia
cruciata, dan Hovania dulcis.

Gambar Zizyphus jujuba Gambar Colubrina reclinata


b. Suku Vitaceae
Kebanyakan berupa semak yang memanjat dengan daun tunggal atau
majemuk yang tersebar atau berhadapan, mempunyai daun penumpu dan
alat-alat pembelit yang berhadapan dengan daun. Bunga kecil, banci atau

13
Ibid. hlm: 308

35
berkelamin tunggal, aktinomorf, tersusun sebagai bulir, tandan, atau malai
yang letaknya berhadapan denagn daun. Kelopak rata, bergerigi atau
berlekuk 3 sampai 7. Daun mahkota 3 sampai 7, berwarna hijau, dengan
susunan seperti katup, pada ujungnya sering bergandengan dan runtuh
bersama-sama. Benang sari 4 sampai 5 berhadapan dengan daundaun
mahkota tertanam pada bagian dasar suatu cangkang yang dikelilinginya.
Kepala sari bebas atau berlekatan, beruang 2, membuka dengan celah
membujur. Bakal buah menumpang dan melekat pada cakram, beruang 2
tidak sempurna, tiap ruang dengan 2 bakal biji, atau beruang 1 sampai 6,
tiap ruang dengan 1 bakal biji. Buahnya buah buni, biji dengan kulit tebal
dengan endosperm dan lembaga yang kecil. Contohnya: Vitis vinifera
(anggur), Vitis discolor, Vitis lanceolaria, Parthenocissus tricuspidata,
Cisscus discolor, Leea aculeate. 14

Gambar Vitis vinifera

6. BANGSA UMBELLIFLORAE (APIALES)


Umumnya berupa terna, jarang berupa tumbuhan berkayu, dengan batang
beralur berigi-rigi dan berongga. Daun tunggal atau majemuk, pangkal tangkai
sering melebar seperti upih, duduknya tersebar, tanpa daun penumpu. Bunga
majemuk berupa payung tunggal atau berganda, jarang berupa tongkol, banci,
aktinomorf, berbilangan 4 sampai 5 dengan kelopak kecil dan mahkota berdaun
mahkota bebas. Benang sari dalam 1 lingkaran, berhadapan dengan daun-daun

14
Ibid. hlm: 309-311

36
mahkota. Bakal buah tenggelam, sering beruang 2, tiap ruang dengan 1 sampai 2
bakal biji, masing-masing mempunyai 1 integumen. Biji dengan endosperm dan
lembaga yang kecil. 15
a. Suku Umbelliferae (Apiaceae)
Terna anual atau perenial dengan saluran-saluran minyak dalam akar,
batang dan kulit berkayu, batang berongga, permukaannya beralur, daun
majemuk berganda, pangkal tangkainya melebar menjadi upih, duduknya
tersebar, jarang berhadapan, tanpa daun penumpu. Bunga majemuk berupa
payung, payung majemuk, atau bongkol, kebanyakan banci, aktinomorf.
Kelopak kecil, berlekuk 5 menempel pada bakal buah. Mahkota terdiri atas
5 daun mahkota yang bebas dengan ujungnya membengkok kedalam, cepat
gugur, kadang-kadang tanpa mahkota. Benang sari 5, berseling dengan
daun-daun mahkotanya, kepala sari beruang 2, membuka dengan celah
membujur. Bakal buah tenggelam, tertutup oleh pangkal 2 tangkai putik
yang menebal, beruang 2, tiap ruang dengan satu bakal biji. Buahnya buah
berbagi, berusuk, bila masak terpisah menjadi 2 bagian berisi 1 biji dan
tetap bergantungan pada satu kapofor. Dalam kulit buah terdapat saluran-
saluran minyak yang sejajar 1 dengan yang lain. Biji dengan endosperm
seperti tanduk. Contohnya: Apium graveolens, Coriandrum sativum,
Centella asiatica, Daucus carota dan Eringium foetidum.

Gambar Apium graveolens Gambar Daucus carota


b. Suku Araliaceae
Kebanyakan berupa tumbuhan berbatang berkayu atau terna,
kadangkadang ,memanjat, dengan perantaraan akar-akar udara. Daun

15
Ibid. hlm: 315

37
tunggal, berbagi atau majemuk menjari atau menyirip, duduknya tersebar,
berhadapan, atau berkarang. Bunga terangkai dalam bentuk payung,
bongkol, bulir atau tandan atau bentuk lain, kebanyakan banci, aktinomorf.
Kelopak kecil, bertepi rata atau bergigi. Mahkota 3 atau lebih, sering 5,
bebas atau berlekatan. Benang sari sama banyaknya dengan daun mahkota,
duduk berseling dengan daun mahkotanya. Cakram diatas bakal buah yang
tenggelam, beruang 5, kadang-kadang dengan 1 atau banyak ruang, tiap
ruang berisi 1 bakal biji. Buahnya buah buni atau buah batu, kadang-kadang
buah kurung atau buah berbagi. Biji dengan endosperm dan lembaga yang
kecil. Contohnya: Aralia medicalis, Nothopanax scutellarium (mangkokan),
Nothopanax fruticosum, Nothopanax pinnatum, dan Tetrapanax
papyriferus. 16

Gambar Nothopanax scutellarium GambarTetrapanax papyriferus

16
Ibid. hlm: 316-318

38
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Warga anak kelas Dialypetalae meliputi terna, semak, perdu, dan pohon-
pohon yang sesuai dengan namanya sebagai ciri utamanya mempunyai
bunga yang segera dapat menarik perhatian dan pada umumnya
menunjukkan adanya hiasan bunga ganda, jadi jelas dapat dibedakan
dalam kelopak dan mahkota, sedang daun-daun mahkotanya bebas satu
dari yang lain. Anak kelas Dialypetalae terdiri dari bangsa Rosales, bangsa
Myrtales, bangsa Rhoeadales, bangsa Malvales, bangsa Rhamnales dan
bangsa Apiales.
2. Bangsa Rosales, warga bangsanya terdiri atas terna, semak, atau pohon
dengan daun-daun tunggal atau majemuk yang duduknya tersebar atau
berhadapan, dengan adanya tanpa daun penumpu. Bunga banci, karena
reduksi dapat menjadi berkelamin tunggal, Bangsa ini terdiri dari 9 suku
diatranya: Suku Crassulacea, Suku Saxifragaceae, Suku Cephalotaceae,
Suku Pittoporaceae, Suku Cunoniaceae, Suku Rosaceae, Suku
Brunellieceae, Suku Connaraceae dan Suku Leguminoseae.
3. Bangsa Myrtales, bangsa meliputi tumbuhan dengan berbagai macam
perawakan, tetapi kebanyakan berupa tumbuhan berkayu. Umumnya
mempunyai daun tunggal yang duduknya bersilang berhadapan dan
memiliki bunga banci. Bangsa ini terdiri dari 12 suku diantanya: Suku
Lythraceae, Suku Sonneratiaceae, Suku Rhizophoraceae, Suku
Alngiaceae, Suku Lechythidaceae, Suku Combretaceae, Suku Myrtaceae,
Suku Punicaceae, Suku Melastomataceae, Suku Oenotheraceae, Suku
Trapaceae dan Suku Holorrhagaceae.
4. Bangsa Rhoeadales, bangsa ini meliputi tumbuh-tumbuhan yang untuk
sebagian besar berupa terna dengan daun-daun yang duduknya tersebar,
tanpa daun penumpu. Bunga umumnya banci, aktinomorf. Bangsa ini

39
terdiri dari 5 suku yaitu: Suku Papaveraceae, Suku Capparidaceae, Suku
Cruciferae, Suku Resadaceae, Suku Moringaceae.
5. Bangsa Malvales, tumbuhan ini tergolong dalam bangsa kebanyakan
berupa semak atau pohon, ada pula yang merupakan ternayang annual.
Daun tunggal, tersebar, mempunyai daun penumpu. Bunga umumnya
banci, aktinomorf, Bangsa ini terdiri dari 5 suku yaitu: Suku Tilliaceae,
Suku Elaeocarpaceae, Suku Sterculiaceae, Suku Bombacaceae, Suku
Malvaceae.
6. Bangsa Rhamnales, tumbuhan ini berbatang berkayu dengan daun tunggal
atau majemuk dan bunga-bunga kecil berwarna kehijau-hijauan. Bunga
banci atau berkelamin tunggal, aktinomorf, berbilang 4 atau 5 dengan
daun-daun mahkota yang sedikit banyak berlekatan, kadang-kadang tidak
ada Bangsa ini terdiri dari 2 suku diantaranya: Suku Rhamnaceae dan
Suku Vitaceae.
7. Bangsa Apiales umumnya berupa terna, jarang berupa tumbuhan berkayu,
dengan batang beralur berigi-rigi dan berongga. Daun tunggal atau
majemuk, pangkal tangkai sering melebar seperti upih, duduknya tersebar,
tanpa daun penumpu. Bunga majemuk berupa payung tunggal atau
berganda, jarang berupa tongkol, banci, aktinomorf. Bangsa ini terdiri dari
2 suku diantarnya: Suku Apiaceae dan Suku Araliaceae.

40
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A, dkk. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Erlangga: Jakarta.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2013. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta),


Yogyakarta: Gadjah Mada University Perss.

Kimball, John W., 1983. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

41

Anda mungkin juga menyukai