Anda di halaman 1dari 27

SISTEM EKSKRESI

(Tugas Mata Kuliah Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia)

Dosen Pengampu:
Mahmud Rudini, M. Si

Disusun Oleh:
1. Laeli Lutfiana (1811060204)
2. Rena Tri Andini (1811060344)
3. Wasiyah Sugiyati (1811060352)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “SISTEM EKSKRESI”. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Mahmud
Rudini, M. Si. selaku Dosen mata kuliah Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat
di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Bandur Lampung, 18 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ....................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................1

C. Tujuan...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Fungsi Sistem Ekskresi Pada Manusia.........................3

B. Organ dan Fungsi Pada Sistem Eksresi Manusia .................................5

C. Gangguan Pada Organ Sistem Ekskresi Manusia.................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................9

B. Saran......................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada tubuh manusia terjadi metabolisme yang mengkoordinasi kerja tubuh.
Proses metabolisme selain menghasilkan zat yang berguna bagi tubuh tetapi juga
menghasilkan zat-zat sisa yang tidak berguna bagi tubuh. Zat-zat sisa yang berguna bagi
tubuh dapat bermanfaat bagi tubuh kita dalam kelangsungan hidup.Hasil-hasil
metabolisme yang berupa zat-zat sisa yang tidak dimanfaatkan lagi oleh tubuh berupa
racun.Zat-zat sisa tersebut perlu dikeluarkan dari tubuh melalui organ-organ tubuh
tertentu.
Sebagaimana yang terdapat dalam Al-qur’an surah al infitthaar (82):7 yang
artinya: “yang menciptakan engkau, lalu menyempurnakan engkau, lalu membuat
engkau dalam keadaan seimbang” (Qs. Al-infitthaar: 07).
Pengeluaran zat sisa tersebut diperlukan sistem pengeluaran yang disebut sistem
ekskresi.Sistem ekskresi merupakan pengeluaran limbah hasil metabolisme pada
organisme hidup.Zat sisa metabolisme yang harus dikeluarkan antara lain
karbondioksida (CO2), urea, air (H2O), amonia (NH3), kelebihan vitamin, dan zat
warna empedu.Organ pengeluaran zat sisa pada manusia berupa ginjal, kulit, paru-paru
dan hati.Setiap organ-organ pengatur metabolisme untuk sistem ekskresi memiliki suatu
factor pengaruh.Seperti pada kulit, pembentukan dan pengeluaran keringat dipengaruhi
oleh factor hormon ADH, cuaca, dan lingkungan disekitar.Bahkan organ ekskresi itu
pun memiliki beberapa gangguan atau penyakit. Apabila organ-organ metabolisme itu
tidak berfungsi dengan baik maka akan mempengaruhi sistem kerja metabolisme pada
tubuh kita
Sistem ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme baik berupa
zat cair ataupun zat gas. Zat-zat sisa tersebut dapat berupa urine (ginjal), keringat
(kulit), empedu (hati), dan CO2 (paru-paru). Zat-zat ini harus dikeluarkan dari dalam
tubuh, jika tidak dikeluarkan dari dalam tubuh akan mengganggu proses yang ada di
dalam tubuh, bahkan meracuni tubuh (Waluyo, 2016: 23). Organ-organ yang termasuk
dalam sistem pengeluaran pada manusia adalah ginjal, hati, kulit, paru-paru. Di dalam

1
tubuh manusia terdapat organ-organ yang berperan dalam ekskresi tersebut, yaitu paru-
paru, kulit, hati, ginjal. Kulit merupakan salah satu organ ekskresi keringat, minyak dan
garam-garam

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dan fungsi sistem ekskresi pada manusia?
2. Apa saja organ-organ dan fungsi pada sistem ekskresi pada manusia?
3. Kelainan dan gangguan apa saja yang terjadi pada sistem ekskresi manusia?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dan fungsi sistem ekskresi pada manusia
2. Untuk mengetahui organ-organ dan fungsinya pada sistem ekskresi pada
manusia
3. Untuk mengetahui kelainan dan gangguan yang terjadi pada sistem ekskresi
manusia

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Fungsi Sistem Ekskresi Pada Manusia


Sistem eksresi merupakan sistem yang berperan dalam proses pembuangan zat-
zat yang sudah tidak diperlukan (zat sisa) ataupun zat-zat yang membahayakan bagi
tubuh dalam bentuk larutan. Ekresi terutama berkaitan dengan pengeluaran-pengeluaran
senyawa-senyawa nitrogen. Selama proses pencernaan makanan, protein dicernakan
menjadi asam amino dan diabsorpsi oleh darah, kemudian diperlukan oleh sel-sel tubuh
untuk membentuk protein-protein baru. Mamalia memiliki sepasang ginjal yang terletak
dibagian pinggang (lumbar) dibawah peritonium. Urine yang dihasilkan oleh ginjal akan
mengalir melewati saluran ureter menuju kantung kemih yang terletak midventral
dibawah rektum. Dinding kantung kemih akan berkontraksi secara volunter mendorong
urine keluar melalui uretra. (Kurniati, 2009).1
Sistem Ekskresi mengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang tidak berguna bagi
tubuh dari dalam tubuh, seperti: Menghembuskan gas CO2 ketika kita bernafas
Berkeringat Buang air kecil (urine). Sistem ekskresi membantu memelihara homeostasis
dengan tigacara, yaitu melakukan osmoregulasi, mengeluarkan sisa metabolisme, dan
mengatur konsentrasi sebagian besar penyusun cairan tubuh. Zat sisa metabolisme
adalah hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks.Zat sisa ini sudah
tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme antara lain, CO 2, H2O, NHS, zat warna
empedu, dan asam urat.2
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti CO2,
H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Zat hasil metabolisme yang tidak
diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui alat ekskresi. Alat ekskresi yang
dimiliki oleh mahluk hidup berbeda-beda.semakin tinggi tingkatan mahluk hidup,
semakin kompleks alat ekskresinya. Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan
ekskresi :3

1
Karmana, O., dan Anwar, A.(1987). Pegangan Pelajaran : Biologi untuk SMA IIA2. Bandung:Ganeca
Exact. Hlm:35
2
Lee, JL.2008. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik. 6nd Ed. Buku EGC 2008. Hlm:62
3
Ibid. Hlm:63

3
• Defekasi : yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makana yang disebut feses.
Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di dalam jaringan.
Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang tidakl diserap usus sel epitel, usus yang
rusak dan mikroba usus.
• Ekskresi : yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna
lagi bagi tubuh.
• Sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran
pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya
mengandun genzim.
• Eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga
yang kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).
Adapun fungsi sistem ekskresi antara lain:
1. Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh
2. Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi)
3. Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi)
4. Homeostasis

2.2 Organ dan Fungsi Sistem Eksresi Pada Manusia


1. Kulit

Pada system ekskresi manusia, sisa-sisa metabolisme diserap dari darah,


kemudian diproses dan akhirnya dikeluarkan lewat alat-alat ekskresi . Kulit adalah
organ pelindung yang menutupi seluruh permukaan tubuh. Kulit merupakan lapisan
sangat tipis dan tebalnya hanya beberapa milimeter4

4
Kadaryanto, et,al. (2006). Biologi 2. Jakarta: Yudhistira.Hlm:147

4
Susunan Kulit
Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis (lapisan luar/kulit ari), dermis
(lapisan dalam/kulit jangat). Dan hipodermis (jaringan ikat bawah kulit).5

a. Kulit Ari (Epidermis)


Kulit ari tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan tanduk (stratum korneum),
lapisan granula (stratum granulosum), dan stratum germinativum. Lapisan tanduk
(stratum korneum) berada pada bagian yang paling luar. Lapisan tanduk merupakan
jaringan mati dan terdiri atas berlapis-lapis sel pipih. Lapisan ini sering mengelupas dan
digantikan oleh jaringan di bawahnya. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi sel-sel di
dalamnya dan mencegah masuknya kuman penyakit.
Lapisan granula (stratum granulosum) terletak di bawah lapisan tanduk. Lapisan
ini terdiri atas sel bergranula yang lama-kelamaan akan mati dan kemudian terdorong ke
atas menjadi bagian lapisan tanduk. Pada lapisan ini terdapat pigmen melanin yang
memberikan warna pada kulit dan melindungi kulit dari sengatan sinar matahari. Warna
pigmen kulit bermacam-macam sehingga ada orang yang berkulit hitam, sawo matang,
atau kuning langsat. Bila lapisan ini tidak mengandung pigmen kulit, orang tersebut
dikenal sebagai orang albino.
Stratum germinativum tersusun atas dua lapisan sel. Lapisan atas (stratum
spinosum) mengandung sel-sel baru. Sel-sel ini akan terdorong ke atas menjadi bagian
lapisan granula di bawahnya terbentuk sel-sel baru yang dibuat oleh sel-sel yang terus-
menerus membelah (stratum basal).

b. Kulit Jangat (Dermis)


5
Ibid.Hlm:149-151

5
Kulit jangat terletak di bawah lapisan kulit ari. Di dalam kulit jangat terdapat
pembuluh darah, kelenjar keringat (glandula sudorifera), kelenjar minyak (glandula
sebassea), dan kantung rambut. Selain itu, terdapat juga ujung-ujung saraf indera yang
terdiri atas ujung saraf peraba dingin (korpuskula krausse), peraba tekanan (korpuskula
paccini), peraba panas (korpuskula ruffinin), peraba sentuhan (korpuskula meissner),
dan peraba nyeri.
Kelenjar minyak menghasilkan minyak yang disebutsebum yang berguna untuk
meminyaki rambut agar tidak kering. Di bagian bawah kantung rambut terdapat
pembuluh kapiler darah yang mengangkut sari makanan ke akar rambut sehingga
rambut terus tumbuh. Di dekat akar rambut terdapat otot rambut. Pada waktu kita
merasa takut atau geli, otot rambut berkontraksi sehingga rambut menjadi tegak.
Kelenjar keringat berbentuk pipa terpilin, memanjang dari epidermis hingga
masuk ke bagian dermis. Pangkal kelenjarnya menggulung, dikelilingi oleh kapiler
darah dan serabut saraf simpatik. Dari kepiler darah inilah kelenjar keringat menyerap
cairan jaringan yang terdiri atas air, larutan garam, dan urea. Cairan jaringan tersebut
dikeluarkan sebagai keringat melalui saluran kelenjar keringat dan akhirnya dikeluarkan
melalui pori-pori kulit. Pengeluaran keringat dipengaruhi oleh cuaca (panas atau
dingin), aktivitas, makanan, atau minuman.

c. Jaringan Bawah Kulit (Hipodermis)


Pada jaringan bawah kulit, terdapat jaringan lemak (adiposa). Jaringan lemak
berfungsi untuk menumpuk lemak sebagai cadangan makanan dan menjaga suhu tubuh
agar tetap hangat.
Disamping berfungsi sebagai alat ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai
pelindung tubuh, mencegah masuknya kuman penyakit, mengatur suhu tubuh, dan
menjaga pengeluaran air agar tidak berlebihan.

Fungsi Kulit
1. Organ pengantar panas
Suhu tubuh seseorang adalah tetap, walaupun terjadi perubahan suhu
lingkungan. Hal itu dipertahankan karena penyesuaian antara panas yang hilang dan
panas yang dihasilkan, yang diatur oleh pusat pengatur panas. Pusat ini segera
menyadari bila ada perubahan pada panas tubuh, karena suhu darah yang mengalir

6
melalui sumsum lanjutan atau medula oblongata. Suhu normal ( sebelah dalam) tubuh,
yaitu suhu visera dan otak ialah 360- 370C. Suhu kulit sedikit lebih rendah.
2. Pelindung jaringan
 Melindungi jaringan-jaringan sel yang terletak dibawahnya terdapat
pengaruh-pengaruh luar.
 Melindungi jaringan-jaringan sel terhadap pukulan.
 Mencegah penguapan air karena pengaruh suhu luar
 Mencegah masuknya kuman-kuman penyakit.
3. Tempat penyimpanan
Kulit dan jaringan dibawahnya bekerja sebagai tempat penyimpanan air dan
tempat penyimpanan lemak yang utama pada tubuh.
4. Indera peraba
Rasa sentuhan yang disebabkan oleh ransangan pada ujung saraf didalam kulit
berbeda menurut ujung saraf yang diransang. Perasaan panas, dingin, sakit, semua ini
perasaan yang berlainan. Didalam kulit terdapat tempat –tempat tertentu, yaitu tempat
perabaan; beberapa sensitif (peka) terhadap dingin, terhadap panas, dan lain-lain.
5. Alat pengeluaran
Kulit mengeluarkan zat-zat sampah yang terdapat dalam keringat. Keringat
adalah pengeluaran aktif dan kelenjar keringat dibawah pengendalian saraf simpatis.
Keringat terutama berisi larutan garam dengan konsentrasi kira-kira 1/3 dari yang ada di
dalam plasma.
6. Pembentuk vitamin
Tempat pembentuk vitamin D dengan bantuan sinar matahari. Kulit atau
integumen adalah organ uutama yang beruurusan dengan pelepasan panas dari tubuh.
Banyak panas juga hilang melalui paru-paru, dan sebagian kecil melalui tinja (feses )
dan air kemih ( urine).

7
2. Paru-Paru

Paru-paru manusia berjumlah dua atau sepasang. Selain sebagai alat pernapasan
paru-paru juga berungsi sebagai alat pengeluaran. Zat yang dikeluarkan oleh paru-
paru adalah karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O) yang dihasilkan dari proses
pernapasan. Jadi, tugas paru-paru adalah meneluarkan karbon dioksida dan uap air
yang tidak digunakan lagi oleh tubuh. Jika tidak dikeluarkan, zat-zat tersebut akan
menjadi. Hal ini dikarenakan CO2 dan air yang merupakan hasil proses metabolisme
di jaringan yang diangkut melalui darah akhirnya akan dibawa ke paru-paru untuk
dibuang dengan cara difusi di alveolus. Proses ini dapat berjalan dengan baik karena
dibuang dengan difusi di alveolus. Proses ini dapat berjalan dengan baik karena pada
alveolus banyak bermuara kapiler yang memiliki selapis sel.6

Fungsi Paru-Paru
Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia
karenatanpa paru-paru manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru
berfungsi untuk mengeluarkan Karbondioksida (CO 2) dan Uap air (H2O). Karbon
dioksida dan air yang dihasilkan pada setiap metabolisme karbohidrat dan lemak yang
dikeluarkan dari sel-sel jaringan tubuh dan masuk ke dalam aliran darah. Sel darah
merah pada alveolus paru-paru mengikat O2 dan ditransfer ke jaringan. Setelah
membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbon dioksida ini dengan
proses berantai yang disebut “pertukaran klorida”. Karbon dioksida larut menjadi asam
karbonat. Proses pelarutan ini dipercepat oleh enzim karbonat anhidrase. Sam karbonat
akan terpisah lagi menjadi ion HCO3- dan ion H+. ion hidrogen ini bersifat racun karena
dapat mengubah pH darah. Oleh karena itu, ion hidrogen segera diikat oleh hemoglobin.
6
Lestari, S., et. al. (2007). IPA : Biologi Eksplorasi Kelas VIII. Klaten: Intan Pariwara.Hlm:74

8
Ion bikarbonat keluar dari sel darah dan digantikan kedudukannya oleh ion kloroid
dalam darah. Dengan demikian CO2 akan diangkut sebagian besar sebagai HCO3- dalam
plasma darah, dan sebagian lagi (25%) diikat oleh hemoglobin sebagai senyawa
karbomino hemoglobin dan sedikit sekali sebagai H2CO3 yang larut dalam plasma
darah.Kebalikan proses ini berlangsung di paru-paru. Di paru-paru, karbon dioksida
(CO2) dilepaskan dan oksigen diikat darah; ion klorid yang mula-mula masuk ke dalam
sel darah dikeluarkan lagi. Demikian pula air dikeluarkan dari paru-paru dalam bentuk
uap air.7

3. Ginjal
Ginjal atau ren disebut juga buah pinggang karena buahnya seperti biji buah
kacang merah. Ginjal terletak dikanan dan kiri tulang pinggang, yaitu dalam rongga
perut pada dinding tubuh dorsal. Ginjal berjumlah 2 buah, berwarna merah keunguan,
dan yang kiri terletak agak tinggi dari kanan (Guyton, 1996).

Ginjal tersusun atas kulit ginjal (korteks),sumsum ginjal (medula), dan rongga


ginjal (pelvis).8
Pada kulit ginjal terdapat nefron yang berfungsi sebagai alat penyaring darah.
Korteks mengandung lebih kurang satu juta nefron. Setiap nefron tersusun atas badan
malphighi dan saluran panjang (tubulus) yang berkelok-kelok. Badan malpighi tersusun
atas glomerulus dan kapsul Bowman. Glomerulus merupakan untaian pebuluh darah
kapiler tempat darah disaring. Glomerulus dikelilingi oleh kapsul Bowman.9
Tubulus ginjal terdiri atas tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, tubulus
kontortus distal, dan tubulus kolektivus. Lengkung henle adalah bagian tubulus yang
melengkung pada daerah medula dan berhubungan dengan tubulus proksimal dan
7
Ibid.Hlm:77
8
Syaifuddin. 2002. Struktur & Komponen Tubuh Manusia. Penerbit Buku Kedokteran EGC:
Jakarta.Hlm:109
9
Ibid.Hlm:110

9
tubulus distal. Bagian lengkung henle ada dua, yaitu lengkung henle yang melengkung
keatas (ascenden) dan lengkung henle yang melengkung ke
bawah (descenden). Tubulus-tubulus ini mengalirkan urin ke rongga ginjal. Kemudian
urin dialirkan melalui saluran ginjal (ureter) dan ditampung dalam kantong kemih.10
Ginjal dilindungi oleh lemak, dan selain itu terdapat arteri ginjal yang
menyerupai darah. Ginjal mengendalikan potensial air pada darah yang melewatinya.
Substansi yang menyebabkan ketidak seimbangan potensial air pada darah akan
dipisahkan dari darah dan diekskresikan dalam bentuk urine. Contoh : sisa nitrogen
hasil pemecahan asam amino dan asam nukleat (Cuningham, 2002).

Di dalam ginjal terjadi rangkaian proses filtrasi, reabsorbsi, dan


augmentasi.11
a. Penyaringan (filtrasi)
Filtrasi terjadi pada kapiler glomerulus pada kapsul Bowman. Pada
glomerulus terdapat sel-sel endotelium kapiler yang berpori (podosit) sehingga
mempermudah proses penyaringan. Beberapa faktor yang mempermudah proses
penyaringan adalah tekanan hidrolik dan permeabilitias yang tinggi pada
glomerulus. Selain penyaringan, di glomelurus terjadi pula pengikatan kembali sel-
sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil
terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida,
bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari
endapan.

10
Ibid.Hlm:115
11
Sutarmo Setiaji. 1990. Buku kuliah anatomi fisiologi. Fakultas Kedokteran UI: Jakarta.Hlm:58-60

10
Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer)
yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein. Pada
filtrat glomerulus masih dapat ditemukan asam amino, glukosa, natrium, kalium,
dan garam-garam lainnya.
b. Penyerapan kembali (Reabsorbsi)
Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu,
99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus
proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus
distal.
Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino
dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrat
dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter
air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi
beberapa kali.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder
yang komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat
yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat
sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum dari 0,03, dalam
urin primer dapat mencapai 2% dalam urin sekunder.
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam mino
meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osn osis.
Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.
c. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi
di tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah
96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu
yang berfungsi memberi warm dan bau pada urin.
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan
oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses
urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam
darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.
Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana

11
komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju
kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti
urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal
dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses
reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali
ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea
dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun
yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat
diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber
nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat
pembentukan kompos.
Urin yang dikeluarkan oleh ginjal sebagian besar teidiri atas (95%) air dan
zat yang terlarut, yaitu urea, asam urat, dan amonia. yang merupakan sisa-sisa
perombakan protein: bermacam-macam garam terutama garam dapur (NaCl), zat
warna empedu yang menyebabkan warna kuning pada urin, dan zat-zat yang
berlebihan di dalam darah seperti vitamin B, C, obat-obatan, dan hormon.

Urin tidak mengandung protein dan glukosa. Jika urin mengandung protein,
berarti terjadi gangguan atau kerusakan ginjal pada glomerulus. Jika urin
mengandung gula, berarti tubulus ginjal tidak menyerap kembali gula dengan
sempurna. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya kerusakan pada tubulus ginjal,
tetapi dapat pula disebabkan oleh tingginya kadar gula di dalam darah sehingga
tubulus ginjal tidak dapat menyerap kembali semua gula yang ada pada filtrat
glomerulus. Kadar gula darah yang tinggi disebabkan oleh terhambatnya proses
pengubahan gula menjadi glikogen, akibatnya produksi hormon insulin terhambat.
Kelainan ini dikenal sebagai penyakit kencing manis (diabetes mellitus).
Dilihat dari segi banyaknya zat yang terkandung di urin, dapat disimpulkan
bahwa ginjal merupakan organ yang sangat penting bagi tubuh. Ginjal berfungsi
untuk menyaring darah, mengeluarkan sisa metabolisme, membuang zat-zat yang
berbahaya bagi tubuh, dan mengatur keseimbangan air dan garam di dalam darah
Fungsi Ginjal
1. Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh

12
2. Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan
3. Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian
tubulus ginjal
4. Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia
5. Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel
darah merah (SDM) di sumsum tulang
6. Mengekskresikan zat-zat yang merugikan bagi tubuh, antara lain : urea, asam
urat, amoniak, creatinin, garam anorganik, bacteri dan juga obat-obatan.
7. Mengekskresikan gula kelebihan gula dalam darah.
8. Membantu keseimbangan air dalam tubuh, yaitu mempertahankan tekanan
osmotik ektraseluler.
9. Mengatur konsentrasi garam dalam darah dan keseimbangan asam basa darah.

4. Hati

Hati merupakan “kelenjar” terbesar yang terdapat dalam tubuh manusia.


Letaknya di dalam rongga perut sebelah kanan atas. Berwarna merah tua dengan berat
mencapai 2 kilogram pada orang dewasa. Hati terbagi menjadi dua lobus, kanan dan
kiri. Hati mendapat suplai darah dari pembuluh nadi (arteri hepatica) dan pembuluh
gerbang (vena porta) dari usus. Hati dibungkus oleh selaput hati (capsula hepatica). Hati
terdapat pembuluh darah dan empedu yang dipersatukan selaput jaringan ikat (capsula

13
glison). Hati juga terdapat sel-sel perombak sel darah merah yan gtelah tua disebut
histiosit.12
Sebagai alat eksresi hati menghasilkan empedu yang merupakan cairan jernih
kehijauan, di dalamnya mengandung zat warna empedu (bilirubin), garam empedu,
kolesterol dan juga bacteri serta obat-obatan. Zat warna empedu terbentuk dari
rombakan eritrosit yang telah tua atau rusak akan ditangkap histiosit selanjutnya
dirombak dan haeglobinnya dilepas. Zat racun yang masuk ke dalam tubuh akan
disaring terlebih dahulu di hati sebelum beredar ke seluruh tubuh. Hati menyerap zat
racun seperti obat-obatan dan alkohol dari sistem peredaran darah. Hati mengeluarkan
zat racun tersebut bersama dengan getah empedu.13

Fungsi Hati
Secara fisiologis, fungsi utama dari hati adalah:14
a. Membantu dalam metabolisme karbohidrat
Fungsi hati menjadi penting, karena hati mampu mengontrol kadar gula dalam
darah. Misalnya, pada saat kadar gula dalam darah tinggi, maka hati dapat mengubah
glukosa dalam darah menjadi glikogen yang kemudian disimpan dalam hati
(Glikogenesis), lalu pada saat kadar gula darah menurun, maka cadangan glikogen  di
hati atau asam amino dapat diubah menjadi glukosa dan dilepakan ke dalam darah
(glukoneogenesis) hingga pada akhirnya kadar gula darah dipertahankan untuk tetap
normal. Hati juga dapat membantu pemecahan fruktosa dan galaktosa menjadi glukosa
dan serta glukosa menjadi lemak.
b. Membantu metabolisme lemak
Membantu proses Beta oksidasi, dimana hati mampu menghasilkan asam lemak
dari Asetil Koenzim A. Mengubah kelebihan Asetil Koenzim A menjadi badan keton
(Ketogenesis). Mensintesa lipoprotein-lipoprotein saat transport asam-asam lemak dan
kolesterol dari dan ke dalam sel, mensintesa kolesterol dan fosfolipid juga
menghancurkan kolesterol menjadi garam empedu, serta menyimpan lemak.

12
Muttaqin, Arif dan Sari, Kumala. 2011. Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika.Hlm:151
13
Purwanto, B. dan Nugroho, A. (2007). Belajar Ilmu Alam dan Sekitarnya 2. Solo: Tiga
Serangkai.Hlm:83
14
Muttaqin, Arif dan Sari, Kumala. 2011. Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika.Hlm:160-161

14
c. Membantu metabolisme Protein
Fungsi hati dalam metabolisme protein adalah dalam deaminasi (mengubah
gugus amino, NH2) asam-asam amino agar dapat digunakan sebagai energi atau diubah
menjadi karbohidrat dan lemak. Mengubah amoniak (NH 3) yang merupakan substansi
beracun menjadi urea dan dikeluarkan melalui urin (ammonia dihasilkan saat deaminase
dan oleh bakteri-bakteri dalam usus), sintesis dari hampir seluruh protein plasma,
seperti a dan b globulin, albumin, fibrinogen, dan protombin (bersama-sama dengan sel
tiang, hati juga membentuk heparin) dan transaminasi transfer kelompok amino dari
asam amino ke substansi (a-keto acid) dan senyawa lain.
d. Menetralisir obat-obatan dan hormon
Hati dapat berfungsi sebagai penetralisir racun, yakni pada obat-obatan seperti
penisilin, ampisilin, erythromisin, dan sulfonamide juga dapat mengubah sifat-sifat
kimia atau mengeluarkan hormon steroid, seperti aldosteron dan estrogen serta tiroksin.
e. Mensekresikan cairan empedu
Bilirubin, yang berasal dari heme pada saat perombakan sel darah merah, diserap
oleh hati dari darah dan dikeluarkan ke empedu. Sebagian besar dari bilirubin di cairan
empedu di metabolisme di usus oleh bakteri-bakteri dan dikeluarkan di feses.
Dalam proses konjugasi yang berlangsung di dalam retikulum endoplasma sel
hati tersebut, mekanisme yang terjadi adalah melekatnya asam glukuronat (secara
enzimatik) kepada salah satu atau kedua gugus asam propionat dari bilirubin. Hasil
konjugasi (yang kita sebut sebagai bilirubin terkonjugasi) ini, sebagian besar berada
dalam bentuk diglukuronida (80%), dan sebagian kecil dalam bentuk monoglukuronida.
Penempelan gugus glukuronida pada gugus propionat terjadi melalui suatu
ikatan ester, sehingga proses yang terjadi disebut proses esterifikasi. Proses esterifikasi
tersebut dikatalisasi oleh suatu enzim yang disebut bilirubin uridin-difosfat glukuronil
transferase (lazimnya disebut enzim glukuronil transferase saja), yang berlokasi di
retikulum endoplasmik sel hati.
Akibat konjugasi tersebut, terjadi perubahan sifat bilirubin. Perbedaan yang
paling mencolok antara bilirubin terkonjugasi dan tidak terkonjugasi adalah sifat
kelarutannya dalam air dan lemak. Bilirubin tidak terkonjugasi bersifat tidak larut dalam
air, tapi mempunyai afinitas tinggi terhadap lemak. Karena sifat inilah, bilirubin tak

15
terkonjugasi tidak akan diekskresikan ke urin. Sifat yang sebaliknya terdapat pada
bilirubin terkonjugasi.
Karena kelarutannya yang tinggi pada lemak, bilirubin tidak terkonjugasi dapat
larut di dalam lapisan lemak dari membran sel. Peningkatan dari bilirubin tidak
terkonjugasi dapat menimbulkan efek yang sangat tidak kita inginkan, berupa kerusakan
jaringan otak. Hal ini terjadi karena otak merupakan jaringan yang banyak mengandung
lemak.
f. Mensintesis garam-garam empedu
Garam-garam empedu digunakan oleh usus kecil untuk mengemulsi dan
menyerap lemak, fosfolipid, kolesterol, dan lipoprotein.
g. Sebagai tempat penyimpanan
Selain glikogen, hati juga digunakan sebagai tempat menyimpan vitamin (A, B12,
D, E, K) serta mineral (Fe dan Co). Sel-sel hati terdiri dari sebuah protein yang disebut
apoferritin yang bergabung dengan Fe membentuk Ferritin sehingga Fe dapat disimpan
di hati. Fe juga dapat dilepaskan jika kadarnya didarah turun.
h. Sebagai fagosit
Sel-sel Kupffer’s dari hati mampu memakan sel darah merah dan putih yang
rusak serta bakteri.
i. Mengaktifkan vitamin D
Hati dan ginjal dapat berpartisipasi dalam mengaktifkan vitamin D.
j. Menghasilkan kolesterol tubuh
Hati menghasilkan sekitar separuh kolesterol tubuh, sisanya berasal dari
makanan. Sekitar 80% kolesterol yang dibuat di hati digunakan untuk membuat
empedu. Kolesterol merupakan bagian penting dari setiap selaput sel dan diperlukan
untuk membuat hormon-hormon tertentu (termasuk hormon estrogen, testosteron dan
hormonadrenal).

2.3 Gangguan Pada Organ Sistem Ekskresi Manusia


1. Gangguan Pada Kulit
Kelainan dan penyakit yang berhubungan dengan kulit sering kita temukan
dalam kehidupan sehari-hari. Ada penyakit yang tidak berbahaya dan berbahaya.
Gangguan kulit yang biasa terjadi adalah sebagai berikut.

16
a. Biduran
Biduran disebabkan oleh udara dingin, alergi makanan, dan alergi bahan kimia.
Biduran ditandai dengan timbulnya bentol-bentol yang tidak beraturan dan terasa
gatal. Biduran dapat berlangsung beberapa jam dan dapat juga berlangsung berhari-
hari. Jika penyakit ini disebabkan oleh alergi, maka cara pencegahannya adalah
dengan menghindari bahan makanan dan produk kimia yang menyebabkan alergi.
Pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan resep obat yang diberikan oleh
dokter.
b. Ringworm
Ringworm adalah sejenis jamur yang menginfeksi kulit. Infeksi ini ditandai
dengan timbulnya bercak lingkaran di kulit. Pencegahan penyakit ini dilakukan
dengan menjaga agar kulit tetap kering dan tidak lembab. Pengobatannya dilakukan
dengan mengkonsumsi obat anti jamur.
c. Psoriasis
Psoriasis belum dapat disembuhkan secara total, tetapi pengobatan teratur dapat
menekan gejala menjadi tidak nampak. Gejala yang ditimbulkannya adalah kulit
kemerahan yang dapat terjadi di kulit kepala, sikut, punggung, dan lutut. Apa
penyebab psoriasis? Penyebab pasti dari penyakit ini belum bisa ditentukan, tetapi
hasil dari banyak penelitian penyakit ini disebabkan adanya gangguan pada sistem
kekebalan tubuh. Ada dua tipe sel darah putih yang berperan dalam sistem kekebalan
tubuh kita, yaitu sel limfosit T dan limfosit B. Pada psoriaris terjadi aktivasi limfosit
T yang tidak normal di kulit. Ini menyebabkan kulit menjadi meradang secara
berlebihan.
d. Kanker kulit
Penyakit kanker kulit disebabkan oleh penerimaan sinar matahari yang
berlebihan. Penyakit ini lebih sering menyerang orang yang berkulit putih atau
terang, karena warna kulit tersebut lebih sensitif terhadap sinar matahari. Pencegahan
dapat dilakukan dengan tabir surya atau menghindari kontak dengan sinar matahari
yang terlalu banyak.

2. Paru-Paru
Gangguan pada paru-paru, diantaranya yaitu:

17
a. Asma
Asma dikenal dengan bengek yang disebabkan oleh bronkospasme. Asma
merupakan penyempitan saluran pernapasan utama pada paru-paru. Gejala penyakit
ini ditandai dengan susah untuk bernapas atau sesak napas. Penyakit ini tidak
menular dan bersifat menurun. Kondisi lingkungan yang udaranya tidak sehat atau
telah tercemar akan memicu serangan asma.
b. Tuberculosis (TBC)
TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Bakteri ini menyerang paru- paru sehingga pada bagian dalam alveolus terdapat
bintil-bintil. TBC dapat menyebabkan kematian. Sebagian besar orang yang
terinfeksi oleh bakteri tuberculosis menderita TBC tanpa mengalami gejala, hal ini
disebut latent tuberculosis. Apabila penderita latent tuberculosis tidak menerima
pengobatan maka akan berkembang manjadi active tuberculosis. Active
tuberculosis adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh tidak mampu untuk
melawan bakteri tuberculosis yang terdapat dalam tubuh, sehingga menimbulkan
infeksi terutama pada bagian paru-paru. TBC dapat di atasi dengan terapi. Terapi
TBC yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
1) Pengguna vaksin BCG (Bacille Calmette-Guerin) Vaksin BCG diberikan
mulai dari bayi. Perlindungan yang diberikan oleh vaksin BCG dapat
bertahan untuk 10 - 15 tahun, sehingga pada usia 12 - 15 tahun dapat
dilakukan vaksinasi ulang.
2) Pengobatan pada pasien latent tuberculosis.
3) Pengobatan pada active tuberculosis dengan meng- gunakan antibiotik
selama kurang lebih 6 bulan tidak boleh putus.
c. Pneumonia
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur yang menginfeksi paru-
paru khususnya di alveolus. Penyakit ini menyebabkan oksigen susah masuk karena
alveolus dipenuhi oleh cairan.

3. Ginjal
Gangguan pada ginjal, diantaranya adalah:
1) Batu ginjal

18
Batu ginjal adalah gangguan yang terjadi dengan gejala penggumpalan
batu ginjal karena terjadi stagnasi urin. Biasanya terjadi pada orang yang kurang
minum sehingga terjadi penggumpalan serta kristalisasi zat-zat yang seharusnya
dibuang dari ginjal ke luar tubuh.Batu ginjal merupakan batu yang terbentuk dari
asam urat, kalsium, fosfat, asam oksalat dan lain-lain yang terbentuk di dalam
ginjal.Terbentuknya batu ginjal bisa disebabkan karena urin terlalu pekat dan
kurang minum.Batu ini bisa juga terbentuk di dalam kantung kemih maupun
ginjal itu sendiri.
2) Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah penyakit yang menyebabkan tidak terbentuknya urin
(anuria) sehingga apabila sudah akut /parah dapat menyebabkan nefritis,
pendarahan dan jantung berhenti bekerja / berfungsi secara tiba-tiba. Ginjal bisa
kehilangan fungsinya sehingga tidak bisa mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme
dari dalam tubuh, bahkan zat-zat yang masih bisa dipergunakan tubuh seperti
glukosa dan protein bisa ikut keluar tubuh. Orang yang menderita kerusakan
ginjal secara serius masih bisa menyaring darahnya dengan ginjal buatan atau
transplantasi ginjal. Proses ini disebut cuci darah atau dialisis. Pada dialisis darah
dipompa ke dalam saluran yang mengandung larutan garam yang mirip dengan
plasma darah. Zat sampah berdifusi dari saluran yangmengandung darah dan
dibersihkan oleh larutan garam. Darah bersih yang tertinggal dikembalikan ke
dalam vena.Seseorang yang hanya mempunyai satu ginjal masih
bisamenggunakan ginjal tersebut secara normal. Satu ginjal yang sehat dapat
mengerjakan pekerjaan dua ginjal.
3) Nefritis
Nefritis terjadi karena infeksi oleh bakteri Streptococcus  pada nefron,
bakteri ini masuk melalui saluran pernafasan yang dibawa oleh darah ke ginjal.
Akibat infeksi ini, protein dan sel-sel darah akan keluar baersama urin. Kadar urea
dalam darah menjadi tinggi sehingga penyerapan air terganggu akibatnya air akan
tertimbun di kaki (kaki penderita bengkak). Penderita biasanya mengeluh seperti
rasa dingin, demam, sakit kepala, sakit punggung, udema (bengkak) pada bagian
muka biasanya sekitar mata (kelopak), mual, muntah-muntah dan sulit buang air
kecil serta air seni menjadi keruh.

19
4) Sistis
Sistis adalah gangguan kelainan pada ginjal manusia yang berupa radang
pada membran mukosa yang menjadi pelapis kandung kemih.
5) Diabetes insipidus
Diabetes insipidus terjadi karena di dalam tubuh kekurangan hormon
antidiuretik (ADH) sehingga volume urin yang dihasilkan dapat mencapai 30 kali
dari volume urin normal.Akibatnya penderita menjadi sering buang air kecil.
6) Albuminaria
Penyakit ini disebabkan oleh kegagalan proses penyaringan protein,
sehingga urin mengandung protein.
7) Diabetes Melitus (kencing manis)
Diabetes melitus dapat disebabkan karena kekurangan insulin, akibatnya
kadarglukosa darah meningkat.
8) Anuria
Anuria merupakan kegagalan ginjal karena kerusakan di glomerolus,
sehinggatidak ada urin yang dihasilkan oleh penderita.

4. Hati
Penyakit virus pada hati diantaranya:
1. Penyakit Kuning
Penyakit kuning disebabkan oleh tersumbatnya saluran empedu yang
mengakibatkan cairan empedu tidak dapat dialirkan ke dalam usus dua belas jari,
sehingga masuk ke dalam darah dan warna darah menjadi kuning. Kulit
penderita tampak pucat kekuningan, bagian putih bola mata berwarna
kekuningan, dan kuku jaripun berwarna kuning. Hal ini terjadi karena di seluruh
tubuh terdapat pembuluh darah yang mengangkut darah berwarna kekuningan
karena bercampur dengan cairan empedu.
2. Hepatitis virus tipe A
Hepatitis virus tipe A disebut juga hepatitis infeksiosa atau hepatitis
epidemik adalah hepatitis viral yang akut, merupakan penyakit menular yang
paling penting di negara-negara sedang berkembang. Virus hepatitis tipe A
(HAV) yang mirip vicorna virus merupakan virus RNA yang tidak

20
berselubung, mempunyai partikel ikosahedral dengan garis tengah 27 nm. virus
akan menjadi tidak aktif oleh formalin, glutaraldehid aktif, dan larutan
hipoklorit.
3. Hepatitis virus tipe B
Masa inkubasi yang panjang, dengan gejala-gejala yang timbul perlahan-
lahan serta keluhan yang ringan menyulitkan mengenai infeksi hepatitis virus B
secara dini. Sekitar 30% penderita hepatitis B tidak menunjukan gejala atau
keluhan yang nyata. Hepatits B juga disebut hepatitis serum. Penyebab
hepatitis B adalah hepatitis B virus (HBV) yaitu hepadnavirus yang termasuk
virus DNA.
4. Hepatitis virus tipe C
Hepaitits C virus (HCV) merupakan penyebab utama hepatitis kronik
pascatransfusi, yang mula-mula dikenal sebagai hepatitis non-A non-B. sekitar
75% penderita hepatitis C akan berkembanmg menjadi hepatitis kronik.
Hepatitis virus C (HCV) adalah flavirus, suatu virus RNA yang morfologinya
mirip vicorna virus, dengan virion yak berselubung, mempunyai ukuran garis
tengah 27 nm. secara antigenic virus hepatitis tipe C berbeda dari virus
hepatitis tipe A maupun tipe B
5. Hepatitis virus tipe D
Hepatitis delta virus (HDV) hanya dapat menimbulkan infeksi bila terdapat
bersama-sama hepatitis B virus (HBV) , yaitu dalam bentuk koinfeksi ( HDV
dan HBV bersama-sama menginfeksi eorang penderita pada saat yang sama)
atau dalam bentuk superinfeksi, yaitu bila seseorang sedang menderita HBV
kronis, kemudian terinfeksi dengan HDV.
6. Hepatitis virus tipe E
Hepatitis E virus (HEV) merupakan hepatitis yang dapat sembuh dengan
sendirinya, tidak berkembang menjadi kronis dan viremia yang terjadi kemudian
akan hilang. HEV merupakn virus RNA mirip calcivirus, berserat tunggal. HEV
endemic di beberapa daerah di dunia dan epidemi dilaporkan telah terjadi di
India, Burma, Afghanistan, Algeria, dan Meksiko. Penularan terjadi melalui air
minum yang tercemar tinja penderita.
7. Yellow fever (demam kuning)

21
Yellow fever disebut juga black vomit adalah penyakit viral yang akut,
timbul secara mendadak dengan gejala demam tinggi , tubuh sangat lemah dan
pada penyakit yang berat dapat terjadi muntah berdarah, albuminuri, jaundis
yang dapat diikuti dengan kematian penderita akibat terjadinya emboli. Yellow
fever disebabkan oleh flavirus, virus RNA yang termasuk dalam grup B
arbovirus dari family togaviridae

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Ekskresi merupakan pengeluaran zat sisa hasil metabolisme yang sudah tidak
diperlukan lagi bagi tubuh organism. Pada dasarnya peranan sistem ekskresi
adalah untuk memelihara homeostasis tubuh.
2. System ekskresi pada manusia berupa ginjal, kulit, paru-paru, hati, rectum dan
anus. Masing-masing organ tersebut, bisa mengeluarkan sisa metabolisme dari
dalam tubuh
3. Kelainan dan gangguan pada sistem ekskresi manusia diantaranya;
Allbuminuria, gagal ginjal, hepatitis, jerawat, komedo, diabetes anuria, nefritis,
gagal ginjal, asma, kanker paru-paru, yellow faver

3.2 Saran
Makalah ini belum layak mendapatkan sebuah apresiasi yang besar; disebabkan
di dalamnya masih belum menggenapi aspek-aspek yang sudah memenuhi
kesempurnaan, baik dalam segi isi hingga estetika. Dalam menunjang segala perbaikan
ke depannya, penulis berharap komentar yang sifatnya konstruktif, boleh berupa saran
maupun kritik. Terima kasih sudah berkenan membaca makalah ini

23
DAFTAR PUSTAKA

Kadaryanto, et,al. (2006). Biologi 2. Jakarta: Yudhistira.


Karmana, O., dan Anwar, A.(1987). Pegangan Pelajaran : Biologi untuk SMA IIA2.
Bandung:Ganeca Exact.
Lestari, S., et. al. (2007). IPA : Biologi Eksplorasi Kelas VIII. Klaten: Intan Pariwara.
Purwanto, B. dan Nugroho, A. (2007). Belajar Ilmu Alam dan Sekitarnya 2. Solo: Tiga
Serangkai.
Muttaqin, Arif dan Sari, Kumala. 2011. Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika
Syaifuddin. 2002. Struktur & Komponen Tubuh Manusia. Penerbit Buku Kedokteran
EGC: Jakarta.
Sutarmo Setiaji. 1990. Buku kuliah anatomi fisiologi. Fakultas Kedokteran UI: Jakarta.
Lee, JL.2008. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik. 6nd Ed. Buku
EGC 2008.

24

Anda mungkin juga menyukai