Anda di halaman 1dari 11

KOLOM WINOGRADSKY

Oleh
Aztri Salsabilla Azis
1814111027

ABSTRAK

Kolom winogradsky adalah salah satu cara sederhana untuk mempelajari cros section suatu
lingkungan alami di laboratorium. Kolom ini ditemukan oleh ahli mikrobiologi Rusia bernama
Sergei Winogradsky (1856-1953) dan Martinus W. Beijerinck (1851-1931) yang digunakan
sebagai model untuk mempelajari interaksi populasi bakteri pada berbagai komunitas perairan dan
sedimen perairan dan sedimen. Praktikum ini dilaksanakan pada 11-24 September 2019, di
Laboratorium Perikanan dan Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Tujuan dari
praktikum pengamatan kolom winogradsky ini, yaitu untuk mengamati perubahan warna pada
kolom winogradsky, serta mengetahui jenis organisme yang hidup pada tiap lapisan winogradsky.
Bahn yang digunakan adalah sedimen sungai, bubur kertas, CaSO4, kertas saring, fan akuades.
Praktikum ini menggunakan empat perlakuan, yaitu botol gelap selulosa, botol gelap non selulosa,
terang selulosa, danterang non selulosa. Setelah dua minggu, hasil yang diperoleh adalah terdapat
karat pada permukaan winogradsky dengan perlakuan penambahan selulosa dan disinari oleh
cahaya.

Kata kunci : bakteri fototrofik, cahaya, selulosa, sulfur, dan winogradsky.

I. PENDAHULUAN kemoautotrofi, dimana dijelaskan


bakteri menggunakan Co2 untuk
1.1 latar Belakang
keperluan karbonnya dan
Kolom winogradsky adalah sebuah
menghasilkan energi bagi
model ekosistem yang dapat
pertumbuhan selnya dengan
digunakan untuk mempelajari
mengoksidasi ion-ion anorganik.
keanekaragaman bakteri tanah.
Kolom winogradsky bukanlah
Bakteri pereduksi sulfat, bakteri
lingkungan alami. Semua organisme
fotosintetik dan bakteri kemolitotrof
dicampur selama persiapan dan
dapat ditemukan dalam kolom
hanya untuk mempelajari lingkungan
winogradsky. Penamaan model ini
yang berkembang dari waktu ke
berasal dari nama mikrobiologis
waktu. Ketika itu disegel dan terkena
Rusia, Sergei Winogradsky yang
cahaya, suksesi mikroba akan
menggunakan metode ini untuk
berkembang sesuai dengan
mempelajari bakteri-bakteri tanah.
konsentrasi oksigen, nutrisi dan
Berdasarkan penelitiannya, dia
cahaya yang tersedia. Tergantung
berhasil mengembangkan konsep
pada berbagai konsentrasi nutrisi dan
jenis tanah yang digunakan, berbagai yang digunakan sebagai model untuk
bakteri akan muncul dari waktu ke mempelajari interaksi populasi
waktu. Namun, model yang sangat bakteri pada berbagai komunitas
baik ekologi mikroba. Setiap perairan dan sedimen perairan dan
organisme tergantung pada yang lain sedimen. Kolom winogradsky
untuk mengatur kondisi untuk menggambarkan bagaimana
pengembangan dan seluruh kolom mikroorganisme yang berbeda
dijalankan pada energi cahaya. membentuk hubungan
Kolom Winogradsky adalah sebuah interdependen, dimana aktivitas
demonstrasi klasik keragaman suatu organisme mampu
metabolisme prokariota. mempengaruhi organisme lain untuk
tumbuh atau sebaliknya. Kolom
1.2 Tujuan winogradsky terdiri atas lumpur dan
Tujuan dari praktikum ini adalah sedimen yang dimasukkan kedalam
supaya mahasiswa dapat mengamati gelas silinder atau plastik tansparan.
dan menjelaskan perubahan warna Penyusunan dalam bentuk "kolom"
dan stratifikasi pada kolom memungkinkan terbentuknya kondisi
widnogradsky, mengetahui jenis- aerob di permukaan kolom dan
jenis organisme yang mampu hidup kondisi mikroaerofil atau anoxic di
di tiap lapisan widnogradsky. bagian bawah (Sitaresmi, 2011).

II. TINJAUAN PUSTAKA Kolom ini ditemukan oleh ahli


mikrobiologi Rusia bernama Sergei
2.1 Pengertian Dari Kolom
Winogradsky (1856-1953) dan
Widnogradsky
Martinus W. Beijerinck (1851-1931)
Kolom winogradsky adalah salah
yang digunakan sebagai model untuk
satu cara sederhana untuk
mempelajari interaksi populasi
mempelajari cros section suatu
bakteri pada berbagai komunitas
lingkungan alami di laboratorium.
perairan dan sedimen perairan dan
Kolom ini ditemukan oleh ahli
sedimen (Khaidir, 2012).
mikrobiologi Rusia bernama Sergei
Winogradsky (1856-1953) dan
Martinus W. Beijerinck (1851-1931)
Lumpur dan sedimen yang yang berasal dari asam organik
digunakan mengandung atau berantai pendek seperti asam piruvat.
teraugmentasi dari substrat senyawa Dalam kondisi alamiah, asam
organik karbon, sulfide, dan sulfat. tersebut dihasilkan oleh aktivitas
Hal ini yang mengakibatkan anaerob lainnya (Doshi, 2016).
perkembangan sejumlah bakteri Di alam BPS sering berasosiasi
heterotrop dan photoautotroph dengan BPB (iron reduction bacteria)
termasuk bakteri sulfur photosintetik dalam melaksanakan bioremediasi
anaerob. Kolom ini dapat diisi lingkungan. Keduanya dapat
dengan tanah, Lumpur, dan air dari dijumpai dilingkungan yang tanpa
berbagai maca lingkungan dan dapat oksigen. Jika bakteri pereduksi sulfat
dimodifikasi dengan kultur menggunakan sulfat sebagai akseptor
pengkayaan. Komunitas bakteri di elektron, bakteri pereduksi besi
alam mempunyai kelimpahan dan menggunakan besi(III) sebagai
diversitas terbanyak misalnya dalam akseptor elektron terminal (Luef
tanah. Pengetahuan akan komunitas Birgit et al.,2013).
tersebut akan sangat bermanfaat
sebagai dasar penelitian maupun Bakteri pereduksi sulfat tersebar luas
aplikasi selanjutnya (Anabella, di alam, mereka terdapat di tanah, di
2009). air, di sedimen dan limbah.
Kekhususan dari bakteri pereduksi
2.2 Bakteri Pereduksi Sulfat sulfat yaitu bakteri pereduksi sulfat
Bakteri pereduksi sulfat merupakan menggunakan sulfat atau hidrogen
bakteri obligat anaerob yang sebagai akseptor elektron dan
menggunakan H2 sebagai donor umumnya sangat diperlukan untuk
elektron (chemolithotrophic). BPS mereduksi sulfat menjadi sulfida.
dapat mereduksi sulfat pada kondisi Sehingga dalam kondisi anaerob,
anaerob menjadi sulfida, selanjutnya ketersediaan sulfat dalam tanah akan
H2S yang dihasilkan dapat dibatasi terutama pada pH tanah di
mengendapkan logam-logam toksik atas 5.5. Tingginya jumlah BPS telah
(Cu, Zn, Cd) sebagai logam sulfida. ditemukan di endapan danau dan
BPS memerlukan substrat organik lahan tergenang, rumen sapi,
geothermal. BPS juga dapat dan energi tersebut harus diubah ke
berkembang dalam lingkungan bentuk kimia agar dapat digunakan
manusia seperti sawah, pabrik kertas untuk proses selanjutnya. Nah
dan sungai yang dipengaruhi oleh disinilah perbedaan antara
limbah atau air asam tambang Cyanobacteria dengan bakteri hijau
(Doshi, 2016). & ungu, karena bakteri
Cyanobacteria menyimpan energi
2.3 Bakteri Fototrofik tersebut dalam bentuk molekul air
Bakteri fototrofik adalah sekelompok (H2O), sedangkan bakteri hijau &
bakteri yang menggunakan sinar ungu menyimpannya dalam molekul
matahari untuk mendukung asam belerang (Priani, 2010).
kehidupannya. Secara umum, bakteri
ini banyak terdapat di permukaan 2.4 Hidrogen Sulfida
perairan yang terkena sinar matahari, Hidrogen Sulfida adalah gas, jadi
baik di lautan maupun di sungai dan kemungkin tidak akan terpapar
danau. Bentuk sel bakteri fototrofik dengan menelannya. Bila menghirup
secara umum serupa dengan bakteri udara yang mengandung Hidrogen
lainnya (Lanusa, 2013). Sulfida (H2S) atau bila Hidrogen
Sulfida (H2S) bersentuhan dengan
Bakteri fototrofik dibedakan dengan kulit, maka akan diserap ke dalam
kelompok lainnya atas dasar aliran darah dan didistribusikan ke
kemampuannya untuk menggunakan seluruh tubuh.Paparan Hidrogen
cahaya matahari untuk mendorong Sulfida (H2S) pada konsentrasi
pembentukan molekul-molekul ATP. rendah dapat menyebabkan iritasi
Bakteri fototrofik tidak melibatkan pada mata, hidung, atau tenggorokan.
oksigen dalam proses sintesis Menurut pengelola TPA, metode
nutriennya termasuk kategori pengolahan sampah yang digunakan
anoksifotobacteria (Sumantri, 2013). pada TPA Ganet adalah sanitary
landfil, tetapi metode sanitary landfil
Bakteri hijau dan ungu maupun merupakan proses pengolahan
Cyanobacteria menggunakan pigmen sampah dengan cara membuat lubang
untuk menangkap energi matahari di tanah, kemudian sampah
dimasukkan dan ditimbun dengan penurunan GSH dan kesehatan yang
tanah sebagai lapisan penutup pada buruk (Sukanto, 2012).
akhir kegiatan pemrosesan (setiap
hari), lalu dipadatkan (Veronica, 2.5 Selulosa
2011). Selulosa merupakan senyawa
polisakarida yang terdapat dalam
Hidrogen sulfida adalah gas yang jumlah banyak di alam. Bobot
mudah terbakar, tidak berwarna molekulnya tinggi, struktumya
dengan rasa manis, dan bau yang teratur berupa polimer yang linear
khas seperti telur busuk yang dapat yang terdiri dari unit ulanganβ-D-
menimbulkan racun pada konsentrasi Glukopiranosa. Karakteristik umum
tinggi. Gas Hidrogen sulfida selulosa antara lain muncul
memiliki yang terdiri dari gas disebabkan karena adanya struktur
hidrogen sulfida yang terbentuk dari kristalin dan amorf serta
2 unsur Hidrogen dan 1 unsur Sulfur pembentukan micro fibril dan fibril
(Elvi, 2013). yang pada akhirnya terbentuk
menjadi serat selulosa (Pamungkas,
Risiko dari papara gasi hidrogen 2013).
sulfida juga dipengaruhi oleh
metabolisme dari risk agent tersebut. Selulosa adalah rantai panjang
Pada proses toksikokinetik, paparan molekul gula yang dihubungkan satu
hidrogen sulfida pada bagian sama lain untuk memberikan
anggotatubuh manusia, metabolisme kekuatan pada kayu yang luar biasa.
utama hidrogen sulfida yaitu oksidasi Selulosa adalah komponen utama
di dalam hati. Dimana, dampak dari dinding sel tumbuhan, dan bahan
terjadinya detoksifikasi utamanya bangunan dasar bagi banyak tekstil
adalah glutation. Dimana kadar dan kertas. Selulosa adalah polimer
glutation berkaitan dengan umur, alam, rantai panjang yang dibuat
dari penelitian yang smdah dengan menghubungkan molekul
dilakukan, telah diketahui bahwa ada yang lebih kecil (Firdaus, 2015).
hubungan antara umur dengan
Selulosa adalah senyawa seperti
serabut, liat, tidak larut dalam air,
dan ditemukan di dalam dinding sel alam, tetapi selalu berasosiasi dengan
pelindung tumbuhan terutama pada polisakarida lain seperti lignin,
tangkai batang, dahan dan semua pectin, hemiselulosa, dan xilan. Di
bahagian berkayu dari jaringan dalam tumbuhan molekul selulosa
tumbuhan. Selulosa tidak pernah tersusun dalam bentuk fibril yang
ditemukan dalam keadaan murni di
terdiri atas beberapa molekul paralel sebagai selulosa, CaSO4, akuades,
yang dihubungkan oleh ikatan sedimen sungai, alumunium foil, dan
glikosidik sehingga sulit diuraikan lampu.
(Fiara, 2013). 3.3 Cara kerja
Ditimbang sedimen, lalu
III. METODOLOGI ditambahkan CaSO4 dan diaduk rata
PRAKTIKUM hingga menjadi bubur. Lalu diisi
gelas air mineral pertama dengan
3.1 Waktu dan Tempat
volume 2/3. Gelas kedua,
Praktikum ini dilakukan pada tanggal
ditambahkan bubur kertas lalu
11 sampai dengan 24 september
ditambah sedimen dan juga CaSO4
2019 bertempat di Laboratorium
lalu diaduk rata. Dimasukkan kertas
Perikanan dan Kelautan, Fakultas
saring dan ditempelkan ke dinding
Pertanian Universitas Lampung.
gelas. Setelah itu, dibuat 4 perlakuan;
terang selulosa, terang non selulosa,
3.2 Alat dan Bahan
gelap selulosa, dan gelap non
Alat dan bahan yang digunakan pada
selulosa. Diamati kolom
praktikum ini adalah gelas air
widnogradsky selama kurang lebih
mineral, kertas saring, bubur kertas
dua minggu.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan


Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini tersaji dalam tabel berikut
Tabel. 1 Hasil pengamatan kolom winogradsky
NO WAKTU GAMBAR KETERANGAN
1 Tanggal 11 - Pada sedimen yang di
sep 2019 perlakukan pengamatan terang,
Pukul 17.00 di amati sedimen berwarna
kecoklatan tua, kertas sudah
mulai jatuh dan sepenuhnya
terendam.

*Keaadaan air sudah mau habis.

*Untuk pengamatan sedimen


gelap, terdapat warna bening
agak kecoklatan sedikit, kertas
masih stabil berada pada
Dinding gelas air meineral.
2 Tanggal *Selulosa gelap : masih terdapat
18 September air; warna coklat tua ; kertas
2019 Pukul saring tidak hancur
17.17

*Selulosa terang : kertas saring


hampir hancur; air bening
namun terdapat genangan
berkarat dipermukaannya ;
warnanya coklat

*Terang non selulosa : Di


permukaan tidak terdapat karat,
kertas saring lebur menjadi
warna hitam.
3 Tanggal 18 *Gelap selulosa : terdapat 2
September bagian yaitu endapan dan air,
2019 Pukul kertas saring melebur menjadi
17.17 hitam, pada bagian permukaan
endapan berwarna hitam

*Gelap non selulosa : terdapat 2


bagian yaitu endapan dan air,
kertas saring nelebur menjadi
hitam, pada bagian permukaan
endapan berwarna cokelat

*Terang selulosa : Bagian


permukaan berwarna cokelat
keemasan seperti karat, kertas
saring melebur, bagian bawah
berwarna hitam

*Terang non selulosa : tidak


terdapat perubahan pada bagian
permukaan, kerta berwarna
hitam

4.2 Pembahasan praktikum ini, yaitu kolom


Dari praktikum yang telah dilakukan
widnogradsky terang ditambah
dan telah di amati kolom
selulosa, kolom widnogradsky gelap
winogradsky yang telah dilakukan,
ditambah selulosa, kolom
didapatkan hasil yang terdapat pada
widnogradsky terang non selulosa,
tabel di atas. Terdapat empat
serta kolom widnogradsky gelap non
perlakuan yang diterapkan dalam
selulosa. Pengamatan dilakukan
mulai dari tanggal 11 sampai 24 akan mendegradasi selulosa (Baksif,
September 2019. Hasil akhir 2010).
pengamatan yang diperoleh yaitu
kolom widnogradsky selulosa baik Akuades pada kolom widnogradsky
dengan perlakuan gelap maupun berfungsi dalam adalah untuk
terang kertas saring hancur dan menjaga kolom yang berisi koloni
melebur, sedangkan dengan bakteri tersebut tidak kering. Bakteri
tambahan selulosa terdapat karat yang memanfaatkan komponen
pada permukaannya. dalam kolom winogradsky sebagai
sumber nutrien, termasuk di dalam
Pengaruh adanya cahaya pada kolom
kolom tersebut adalah air. Warna
widnogradsky berdasarkan hasil
yang dihasilkan pada akhir
praktikum, yaitu perlakuan kolom
pengamatan yaitu cokelat cenderung
widnogradsky menyebabkan
kehitaman. Sementara pada
permukaan menghitam dibandingkan
perlakuan selulosa dan cahaya yaitu
dengan kolom widnogradsky
cokelat cenderung hitam, ditambah
perlakuan gelap. Sementara adanya
terdapat karat pada permukaannya.
cahaya berpengaruh terhadap
Hal tersebut menunjukkan bahwa
aktivitas bakteri fototrofik dalam
adanya aktivitas bakteri fototrofik
kolom widnogradsky ini disebabkan
yang mendegradasikan molekul
atas terang gelapnya lingkungan
selulosa pada kolom winogradsky
sekitar (Alba,2011).
tersebut (Indira,2012).

Pada perlakuan penambahan selulosa


Faktor keberhasilan pada praktikum
berpengaruh terhadap kolom
kolom winogradsky adalah kwalitas
widnogradsky baik terang maupun
bahan masing-masing serta
gelap. Seperti yang sudah diketahui
perbandingannya yang sesuai. Selain
sebelumnya, kolom widnigradsky
itu, kontrol agar kolom winogradsky
sendiri merupakan suatu ekosistem
selalu dalam keadaan basah atau
buatan bagi beberapa koloni bakteri.
tergenang, jangan sampai kolom
Dengan adanya selulosa, bakteri
winogradsky kering. Sementara,
yang tumbuh dalam lapisan tersebut
beberapa faktor yang dapat
menyebabkan kegagalan pada
praktikum ini, yaitu pengamatan indigenus terhadap
degradasi limbah ban karet
yang tidak rutin, kurangnya
dalam kolom widnigrasky.
pengecekan air pada kolom Universitas Atma jaya.
Yogyakarta.
winogradsky sehingga menyebabkan
kolom menjadi kering. Baksif, P. 2010. Biodegradasi plastik
putih dalam kolom
widnogradsky. Jurnal sains
V. KESIMPULAN DAN SARAN
dan seni ITS. Vol 4(2).

5.1 Kesimpulan Doshi, 2016. Biologi dan Ekologi


Kesimpulan dari praktikum ini, yaitu Tanah. Program Studi
Agroekoteknologi Fakultas
kolom winogradsky adalah tempat
Pertanian. Medan.
koloni bakteri yang berlapis pada
Elvi, dkk. 2013. Upaya penurunan
setiap lapisannya, maka dilakukan tingkat pencemaran udara
perlakuan penambahan selulosa dan polutan hidrogen sulfida
(H2S) di perkotaan.
penyinaran agar terlihat berpengaruh Universitas Hasanuddin.
terhadap aktivitas bakteri tersebut Makassar.

pada kolom tersebut, sehingga Fiara, K. 2013. Komponen kimia


kayu. ITB. Bandung.
mudah untuk diamati nantinya.
Firdaus, dkk. 2015. Uji Selulosa.
5.2 Saran SMA Negeri 4 Sidoarjo.
Saran pada praktikum ini adalah Sidoarjo.
sebelum melakukan praktikum Indira, K. 2012 Penelitian Kolom
diharapkan praktikan mengerti apa Winogradsky. Jurnal bakteri
perairan vol. 3, Hal 101-110.
yang akan dikerjakan, praktikan juga
Khaidir, Anuar. 2012. Kolom
harus lebih memperhatikan widnogradsky. Universitas
kebersihan dan kestrerilan tubuh, alat Riau. Pekanbaru.
dan bahan agar tidak terjadi Lanusa, F. 2013. Metabolisme
kontaminasi. Dan diharapkan bakteri fototrofik. UIN
Alauddin. Makassar.
fasilitas laboratoriun terpenuhi
Luef, Birgit et al. 2013. Iron-
sehingga praktikum dapat berjalan Reducing Bacteria
dengan baik. Accumulate Ferric
Oxyhydroxide Nanoparticle
Aggregates that may Support
DAFTAR PUSTAKA Planktonic Growth. The
Anabella, 2009. Pengaruh ISME Journal (7),338-350.
penambahan bakteri
Pamungkas, Niken. 2013.
Pembuatan Biopolimer
Selulosa Dengan Bahan Baku
Jerami Padi Proses Basa.
STTN. Yogyakarta.
Priani, Nunu. 2010. Metabolisme
Bakteri. Jurusan Biologi
Fakultas MIPA USU.
Sumatera Utara
Rhizosphere Avicennia Marina
Wonorejo. Jurnal sains dan
seni pomit. Vol 3(1).

Sitaresmi, 2011. Brock Biology of


Microorganisms 12 Ed. San
Fransisco: Pearson Education,
Inc.Page.697-698.
Sukanto, Heri. (2012). Pemberian
Glutation Mencegah
Penurunan Kadar
Testosteron Total Pada
Mencit yang Menerima
Paparan Asap Rokok. Tesis.
Denpasar: Program Studi
Ilmu Biomedik Universitas
Udayana Denpasar.
Sumantri, Asep. 2013. Mikrobiologi
akuatik. Universitas Djuanda.
Bogor.

Taroreh, dkk. 2015. Reduksi Sulfat


oleh Bakteri Termofilik dari
Air Panas Sarongsong Kota
Tomohon. FTI, UPN
“Veteran” Yogyakarta.

Veronica, 2011. Kesehatan


Lingkungan.Penerbit UGM
Press. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai