Anda di halaman 1dari 16

1

A. JUDUL KEGIATAN Judul PKM-P : PENGEMBANGAN TEKNOLOGI KULTUR JARINGAN TANAMAN SKALA RUMAH TANGGA DARI PEMANFAATAN BAHAN-BAHAN ORGANIK KOMPLEKS ALAMI DAN PUPUK DAUN

B. LATAR BELAKANG Anggrek merupakan salah satu tanaman hias berbunga yang tidak kalah indahnya dengan tanaman hias berbunga lainnya. Anggrek memiliki bentuk dan corak bunga yang beraneka ragam dan indah dipandang mata. Keindahan bentuk dan bunganya telah membuat tanaman dari keluarga Orchidaceae ini banyak dikoleksi baik hanya untuk hobi saja bahkan sampai di perjual belikan. Sulawesi merupakan pulau yang dikenal memiliki keunikan karena terletak pada garis Wallace yang merupakan pusat pertemuan tumbuhan dari Asia dan Australia, termasuk di dalamnya anggrek alamnya yang khas. Potensi kekhasan anggrek yang dimiliki tersebut, menyebabkan anggrek Sulawesi banyak diburu dan dipanen berlebihan (over harvest) dari habitatnya untuk tujuan bisnis. Transaksi jual beli anggrek alam Sulawesi secara bebas dapat ditemui seperti: di pasar Malino, Kabupaten Gowa; Rantepao, Kabupaten Tana Toraja dan Poso. Kondisi yang sama juga dijumpai di pasar Rappang, Kabupaten Sidrap yang memperjual-belikan anggrek alam Sulawesi hasil eksploitasi oleh masyarakat di Kabupaten Enrekang. Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Kultur in-vitro biasanya membutuhkan biaya yang mahal, sehingga timbul pemikiran untuk membuat kultur jaringan secara sederhana dimana bahan-bahan yang mahal dapat diganti dengan bahan yang lebih sederhana dan murah serta mudah diperoleh. Aplikasi kultur jaringan sederhana dapat pula dilakukan dalam skala rumah tangga, dan merupakan pembelajaran mengenai cara penerapan kultur jaringan dengan menggunakan media yang sederhana yang tersedia di masyarakat. Pada penelitian teknik kultur jaringan sederhana ini diharapkan masyarakat lebih memahami bahwa teknik kultur jaringan bukan merupakan suatu teknik yang hanya dapat dilakukan di suatu laboratorium yang lengkap dan canggih serta membutuhkan biaya yang sangat mahal, tetapi dapat pula dilakukan secara sederhana walaupun hasilnya tentu tidak sebaik jika menggunakan media yang biasa digunakan di laboratorium. Penambahan senyawa organik kompleks pada media kultur banyak dilakukan karena umumnya merupakan sumber gula, vitamin, zat pengatur tumbuh dan asam amino. Penggunaan senyawa organik kompleks berupa ekstrak buah-buahan
dan sayuran dalam media in vitro anggrek perlu dilakukan lebih lanjut, mengingat Indonesia sebagai negara tropis memiliki berbagai macam buah dengan kandungan vitamin, mineral, serat dan lain-lain yang menjadi alternatif dalam memperkaya nutrisi media yang digunakan dalam pengembangan anggrek secara in vitro.

Berdasarkan hal diatas maka dilakukan penelitian Pengembangan Teknologi Kultur Jaringan Tanaman Skala Rumah Tangga dengan Pemanfaatan Bahan Organik Kompleks Alami dan Pupuk Daun
C. PERUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana menciptakan suatu media sederhana yang mudah dibuat dan tersedia di masyarakat dalam kultur jaringan anggrek skala rumah tangga? 2. Kombinasi media sederhana manakah yang memberikan pertumbuhan terbaik pada kultur jaringan anggrek?
3. Apakah media sederhana dapat sebaik atau lebih baik dari media dasar?

D. TUJUAN PROGRAM
1. Untuk mengetahui kombinasi media dari jenis sumber senyawa organik

2.

3. 4.

5.

kompleks yang paling baik digunakan sebagai media sederhana dalam kultur jaringan anggrek. Mengenalkan kepada masyarakat umum, utamanya mahasiswa tentang kultur jaringan sederhana dengan media dari senyawa organik skala rumah tangga. Melatih dan meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam aplikasi teknologi kultur jaringan. Melatih mahasiswa untuk menghasilkan media sederhana pengganti media dasar yang harganya mahal dalam kultur jaringan. Meminimalisir penggunaan bahan kimia dalam kultur jaringan anggrek.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN Dengan memanfaatkan bahan-bahan alami yang mudah diperoleh dan tersedia di masyarakat sebagai media alternatif sederhana diharapkan mampu menggantikan media dasar dalam kultur jaringan. Semoga dengan adanya media sederhana ini, kultur yang selama ini dikenal mahal ternyata dapat juga dilakukan dengan dana minim sehingga dapat menghemat biaya. Dengan adanya media sederhana pengganti media dasar dalam kultur jaringan diharapkan masyarakat dapat juga melakukan kultur jaringan anggrek dalam skala rumah tangga sehingga kelestarian anggrek dapat terjaga.

F. KEGUNAAN PROGRAM Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah memberikan informasi kepada masyarakat bahwa mereka dapat membuat media sederhana dari jenis sumber senyawa organik kompleks dalam pertumbuhan plantlet anggrek bulan hybrid melalui teknik in-vitro.

G. TINJAUAN PUSTAKA

G.1 Anggrek Bulan Hybrid (Phalaenopsis amabilis)


Anggrek Bulan (Phalaenopsis sp) adalah salah satu bunga nasional Indonesia. Pertama kali ditemukan oleh seorang ahli botani Belanda, Dr. C.L. Blume. Tanaman anggrek ini tersebar luas mulai dari Malaysia, Indonesia, Filipina, Papua, hingga ke Australia. Cara hidupnya secara epifit dengan menempel pada batang atau cabang pohon di hutan-hutan dan tumbuh subur hingga 600 meter di atas permukaan laut. Di Indonesia hampir di semua pulau dapat dijumpai anggrek ini, antara lain Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Ambon, Bum, Timor, Papua,dan Jawa (Anonima, 2011).

G.2 Kultur Jaringan Anggrek


Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibanding dengan perbanyakan konvensional (Anonimb, 2011).

G.3 Media Kultur Jaringan Anggrek


Media kultur jaringan anggrek paling terkenal dan telah menjadi media dasar kloning anggrek adalah media Vacin and Went (media VW). Media yang diformulasikan dan diperkenalkan oleh E. Vacin dan F. Went sejak tahun 1949 ini terdiri dari unsur hara makro dan mikro dalam bentuk garam-garam anorganik dengan jumlah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman khususnya anggrek. Komposisi dan cara membuat media ini seolah telah dan harus menjadi keahlian dasar para praktisi kultur jaringan anggrek. Sehingga demikian, banyak penelitian yang mempelajari pengaruh pemberian unsur tambahan ke dalam media VW terhadap pertumbuhan bahan tanaman (plantlet). Sehingga saat ini, salah satu media kultur jaringan anggrek yang umum digunakan adalah media Vacin and Went ditambah bahan organik kompleks (seperti air kelapa dan pisang) dan sumber energi, yaitu karbohidrat sederhana (seperti sukrosa, glukosa dan fruktosa). Selain itu, untuk media padat ditambahkan agar-agar dan charcoal (arang aktif) (Widiastoety et al., 1997).

G.4 Senyawa Organik Kompleks Keberhasilan penggunaan metode kultur jaringan sangat tergantung pada jenis media. Media kultur tidak hanya mengandung unsur hara makro dan mikro, tetapi juga vitamin atau bahan organik lainnya. Penambahan ekstrak buah-buahan dan zat nabati lainnya yang memiliki kandungan vitamin tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan dan diferensiasi sel pada tanaman tertentu. Penambahan bahan

organik kompleks, merupakan salah satu cara untuk memperkaya nutrisi pada media in vitro tanaman anggrek (Pramesyanti, 1999). Sejumlah bahan alami dapat digunakan untuk mengganti bahan-bahan kimia untuk kultur jaringan, diantaranya air kelapa, yang bisa digunakan untuk kultur jaringan pada anggrek. Air kelapa saat ini telah menjadi bahan tambahan tetap media VW di dunia kultur jaringan anggrek Indonesia. Menurut Widiastoety et al., (1997), dalam penggunaannya, jenis kelapa tidak memberikan efek yang berbeda terutama antara kelapa varietas genjah kuning dan varietas genjah hijau. Apa yang perlu diperhatikan adalah tingkat ketuaan buah kelapa. Widiastoety et al. (1997) menyatakan bahwa penambahan air kelapa umur muda dan umur sedang sebanyak 150 ml/L media dapat mendorong pertumbuhan tinggi, panjang dan lebar daun serta panjang dan jumlah akar plantlet anggrek Dendrobium, sedangkan pemberian kelapa tua tidak memberikan efek yang berbeda dengan media tanpa air kelapa. Air kelapa baik digunakan pada media kultur jaringan karena mengandung zat atau bahan-bahan seperti vitamin, mineral, asam-asam amino, dan asam nukleat fosfor serta zat tumbuh auksin dan asam giberelat yang berfungsi sebagai penstimulir proliferasi jaringan, memperlancar metabolisme dan respirasi (Widiastoety et al., 1997).
Berdasarkan hasil penelitian Parera (1997), memperoleh hasil perlakuan tingkat konsentrasi air kelapa yang terbaik untuk pertumbuhan dan perbanyakan tunas mikro anggrek Dendrobium spp. Adalah tingkat konsentrasi air kelapa 20%. Perlakuan tingkat konsentrasi air kelapa 10 % memberikan respon yang baik terhadap perkembangan kultur jaringan anggrek Dendrobium spp. Untuk sub kultur dan tahap aklimatisasi. Perlakuan tingkat konsentrasi air kelapa tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan jumlah akar anggrek Dendrobium spp. (Parera, 1997).

H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM H.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada laboratorium kultur jaringan, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar, yang direncanakan berlangsung mulai Oktober 2011 sampai Januari/Maret 2012. H.2 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan adalah planlet anggrek bulan hybrid, alkohol 70 % dan 96%, NaOH 0,1 N, HCL 0,1 N, ZPT (NAA dan BAP), Graviota 63, Vacin and Went (VW), gula, agar-agar, senyawa organik kompleks berupa pisang ambon yang telah masak dan air kelapa muda, ekstrak buncis, ekstrak taoge, aquadest, kertas pH, label, aluminium foil, korek api, perekat bening, tissue, cling warp, sabun cair dan gas/spiritus. Alat-alat yang digunakan adalah autoclave, oven, destilator, timbangan analitik, kompor, erlenmeyer, gelas piala, gelas ukur, cawan petridis, batang pengaduk, alat-alat diseksi (scalpel, pinset, dan gunting), jarum injeksi, pipet, laminar air flow, lampu bunsen, botol kultur, semprotan, corong spoid, pipet tetes, mistar, panic, hand sprayer, kamera digital dan alat tulis menulis.

H.3 Gambran Proses Penelitian Persiapan Alat Sebelum melakukan penelitian perlu diperhatikan kesiapan alat. Selain itu kebersihan dan strelisasi perlu dilakukan. Pertama-tama mencuci alat-alat seperti erlenmeyer, gelas piala, gelas ukur, cawan petridis, batang pengaduk, scalpel, pinset, jarum injeksi, pipet, botol kultur, corong spoid, dan pipet tetes dengan sabun cair, kemudian dibilas dan dikeringkan. Alat yang telah bersih dibungkus dengan kertas bersih disterilisasi dalam autoclave dengan tekanan 17 psi dan suhu 120C selama 1 jam. Bahan seperti aquades juga disterilisasi bersama alat-alat kultur. Sebelum menggunakan laminar air flow, terlebih dahulu disemprot dengan alkohol 70 % dan dilap dengan tissue, kemudian menyalakan sinar UV selama 1 jam sebelum digunakan. Pembuatan Media Perlakuan Untuk memudahkan pekerjaan dan mengurangi tingkat kesalahan dalam menimbang bahan kimia yang berulang-ulang tiap pembuatan media, maka terlebih dahulu kita membuat larutan stok media serta stok zat pengatur tumbuh yaitu NAA dan BAP. Dalam penelitian ini, jenis media yang digunakan yaitu media dasar VW. Larutan stok diambil sebanyak konsentrasi yang telah ditentukan kemudian dimasukkan kedalam labu takar yang telah berisi aquades setengah dari volume media yang akan dibuat, lalu ditambahkan gula sebanyak 30 g l-1 media, air kelapa muda sebanyak 100 ml l-1, ekstrak pisang sebanyak 100 ml l-1, ekstrak buncis sebanyak 100 ml l-1, ekstrak taoge sebanyak 100 ml l-1, dan ZPT (sesuai perlakuan masing-masing). Setelah semua bahan tercampur, ditambahkan aquades sehingga mencapai volume media yang akan dibuat lalu dilakukan pengukuran pH yaitu 5,6. Jika pH lebih kecil dari 5,6 maka dilakukan penambahan HCl 0,1 N hingga mencapai pH yang diinginkan. Sebelum media dipanaskan, dilakukan penambahan agar-agar sebagai bahan pemadat sebanyak 7 g l-1. Setelah itu, media dipanaskan sehingga mendidih kemudian dituangkan pada botol kultur dan ditutup dengan aluminium foil atau penutup botol plasik yang telah disiapkan. Botol-botol yang telah berisi media kemudian dimasukkan kedalam autoklaf untuk sterilisasi bahan selama 15 menit pada tekanan 17,5 psi dan suhu 121oC. Media yang telah disterilisasi kemudian disimpan dalam ruang penyimpanan. Penanaman Sub Kultur Pada tahap ini, Planlet yang digunakan adalah anggrek bulan hybrid. Sebelum penanaman, laminar air flow cabinet (LAFC) disterilkan dengan disemprot alkohol 70% dan dilap dengan tissue sampai bersih. Semua alat dan bahan yang akan digunakan pada saat penanaman juga disemprot dengan alcohol kemudian dimasukkan ke dalam laminar. Selanjutnya diberi penyinaran sinar UV

selama 30 menit sebelum penanaman. Planlet selanjutnya ditanam pada botol media perlakuan. Pada saat penanaman, alat-alat yang digunakan harus selalu disterilkan kembali dengan sterilisasi bakar yaitu dengan mencelupkannya ke dalam alkohol 96% kemudian dipanaskan diatas nyala api bunsen. Setelah semua botol media perlakuan telah ditanami planlet, diberi label berupa tanggal penananman dan ulangan. Botol-botol yang berisi planlet anggrek kemudian disimpan dalam ruang inkubasi, botol diatur sesuai perlakuan dan ulangan. Kondisi ruangan dijaga pada suhu 25-27oC dengan sinar lampu neon 40 watt untuk setiap rak. H.4 Pengamatan/Pengumpulan data Adapun parameter pengamatan pada percobaan ini diantaranya: 1. Tinggi planlet (cm), diukur dari pangkal batang sampai ujung daun terpanjang, 2. Jumlah daun (helai), dihitung semua daun yang terbentuk, 3. Bobot massa akhir (gr), ditimbang berat plantlet akhir, 4. Jumlah akar (helai), dihitung semua akar yang terbentuk, 5. Panjang akar (cm), diukur dari pangkal akar sampai ujung akar terpanjang, dan 6. Volume akar (m3), diukur dengan metode air tumpah. H.5 Uji dan Analisa Percobaan disusun dalam bentuk rancangan acak kelompok (RAK), dengan perlakuan terdiri dari berbagai jenis senyawa organik kompleks, yaitu: P0 : VW + air kelapa 100 ml/l + NAA 0,1 ppm + BAP 1,0 ppm (control), P1 : Gaviota 63 + air kelapa 100 ml/l + ekstrak pisang 100 g/l, P2 : Gaviota 63 + air kelapa 100 ml/l + ekstrak buncis 100 g/l, P3 : Gaviota 63 + air kelapa 100 ml/l + ekstrak pisang 100 g/l + buncis 100 g/l, P4 : Gaviota 63 + air kelapa 100 ml/l + ekstrak pisang 100 g/l + taoge 100 g/l, P5 : Gaviota 63 + air kelapa 100 ml/l + ekstrak taoge 100 g/l + buncis 100 g/l, P6 : Gaviota 63 + air kelapa 100 ml/l + ekstrak pisang 100 g/l + ekstrak taoge 100 g/l + buncis 100 g/l. Perlakuan diulang sebanyak lima kali dan setiap perlakuan terdiri dari dua unit sehingga diperoleh 70 total unit percobaan. I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM No Kegiatan Januari Februari Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan 2 Pelaksanaan : a. Pembuatan media

b. Penanaman sub kultur c. Pengamatan d. Pengolahan dan analisis e. Penyusunan laporan

J. RENCANA ANGGARAN BIAYA No Spesifikasi Jumlah Satuan Harga (Rp) SatuanHarga total (Rp)

1. Bahan Habis Pakai Plantlet Anggrek Botolan 10 botol 75.000 Stok VW 100 x pemakaian 25.000 Media sederhana (Gaviota-63) 2 pak 150.000 Bahan organic kompleks (kelapa,100 x pemakaian 10.000 pisang, buncis, taoge) NAA 100 x pemakaian 8.472 BAP 100 x pemakaian 207,84 Bahan penunjang lab (alcohol, Clorox, detergen, dll) 1.000.000 20 kg gula ndan 10012.000 Gula dan Agar-agar bungkus agar-agar 2.000 Kertas pH, label, aluminium foil, perekat bening, dan tissu 2 Peralatan Penunjang Pkm Erlenmeyer Gelas piala Gelas ukur Cawan Petridis Batang pengaduk Jarum injeksi Alat-alat diseksi Pipet Lampu Bunsen Botol kultur Hand Sprayer Mistar

750.000 2.500.000 300.000 500.000 847.200 20.784 1.000.000 dan 440.000 500.000 6.857.984 25.000 225.000 75.000 100.000 40.000 20.000 500.000 30.000 17.000 200.000 10.000 10.000

5 buah 5 buah 5 buah 10 buah 2 buah 10 buah 2 paket 3 buah 1 buah 100 buah 1 buah 2 buah

5.000 45.000 15.000 10.000 20.000 2.000 250.000 10.000 17.000 2.000 10.000 5.000

Alat tulis menulis

1 paket

50.000

50.000 1.311.500 300.000 800.000 1.100.000 105.000 105.000 80.000 5.000 50.000 25.000 370.000

3. Transportasi dan akomodasi Taransportasi 3 orang Biaya pengiriman planlet anggrek 4 botol 4 Pembuatan Laporan Kertas Tinta catriks hitam Tinta catriks warna CD Penggandaan Penjilidan

100.000 200.000

3 rim 3 buah 2 buah 2 buah 5 rangkap 5 buah

35.000 35.000 40.000 2.500 10.000 5.000

Biaya Lain-lain Dokumentasi Jumlah Total

200.000 9.839.484

DAFTAR PUSTAKA Anonima. 2011. Anggrek Bulan. http://id.wikipedia.org/wiki/, diakses pada tanggal 3 Juli 2011. Anonima. 2011. Kultur Jaringan. http://en.wikipedia.org/wiki/, diakses pada tanggal 3 Juli 2011. Amilah dan Astuti, Yuni. 2006. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Taoge dan Kacang Hijau pada Media Vacin and Went (VW) terhadap pertumbuhan Kecambah Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis, L). Universitas Mercu Buana. Pampang. 2011. Inovasi Memperbanyak Bibit Tanaman. http://pampang.worldpress.com/, diakses pada tanggal 09 Oktober 2011. Parera, Dj.F, 1997. Pengaruh Tingkat Konsentrasi Air Kelapa Terhadap Pertumbuhan Dan Perbanyakan Tanaman Anggrek Dendrobium Spp Melalui Teknik Kultur Jaringan. Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Universitas Pattimura. Widiastoety, D., S. Kusumo dan Syafni. 1997. Pengaruh Tingkat Ketuaan Air Kelapa dan Jenis Kelapa terhadap Pertumbuhan Plantlet Anggrek Dendrobium. J. Hort. 7(3):768-772.

LAMPIRAN
1. Data Diri Ketua Pelaksana

Nama Nama Panggilan Jenis Kelamin Agama Status Alamat Telp./HP E-mail Riwayat Pendidikan NO 1. 2 3 4

: Irma Jamaluddin : Irma : Perempuan : Islam : Belum menikah : Jl. Perintis Kemerdekaan 7 Asrama HPMM : 085 255 741 599 : irma_jamaluddin@yahoo.com

Tempat, Tanggal Lahir : Enrekang, 13 Agustus 1989

INSTANSI PENDIDIKAN Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin SMK Neg. 2 Enrekang Kec. Anggeraja Kab. Enrekang MTS Neg. Baraka Kec. Baraka Kab. Enrekang SDN 66 Pasaran Kec. Anggeraja Kab. Enrekang

KOTA Makassar Enrekang Enrekang Enrekang

TAHUN 2008-sekarang 2005-2008 2002-2005 1996-2002

Pengalaman Organisasi
1. Pengurus

Himpunan Pelajar Mahasiswa Massenrempulu (HPMM Komisariat Unhas ) periode 2009/2010. 2. Pengurus Mushalla Surau Firdaus Faperta UNHAS periode 2008/2009 3. Bendahara Agrifarm periode 2009/2010 Demikian data di atas saya isi dengan benar untuk dipergunakan sebagaimana Makassar, 15 Oktober 2011 mestinya.

Irma Jamaluddin

10

Data Diri Anggota 1 Nama Nama Panggilan Jenis Kelamin Agama Status Alamat Telp./HP E-mail Riwayat Pendidikan NO 1 2 3 4 INSTANSI PENDIDIKAN Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin SMA Neg. 1 Rappang SMP Neg. 1 Rappang SD Neg.1 Rappang KOTA Makassar Rappang Rappang Rappang TAHUN 2008-sekarang 2005-2008 2002-2005 1996-2002 : Fadli Mustamin : Fadli : Laki-Laki : Islam : Belum menikah : Perumnas Tidung : 081 355 951 867 : mustamin.fadli@gmail.com

Tempat, Tanggal Lahir : Rappang, 7 Juli 1990

Pengalaman Organisasi: 1. Pengurus Identitas UNHAS periode 2009/2010 2. Pengurus Badan Eksekutif Himpunan Mahasiswa Agronomi (BE HIMAGRO) periode 2010/2011 Demikian data di atas saya isi dengan benar untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Makassar, 15 Oktober 2011

Fadli Mustamin

11

Data Diri Anggota 2 Nama Nama Panggilan Jenis Kelamin Agama Status Alamat Telp./HP E-mail Riwayat Pendidikan NO 1 2 3 4 INSTANSI PENDIDIKAN Jurusan Agronomi/Budidaya Pertanian Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin SMA Neg. 1 Anggeraja Kec. Anggeraja Kab. Enrekang SLTP Neg. 3 Alla Kalosi Kec. Alla Kab. Enrekang SD Neg. 57 Sangeran Kec. Anggeraja Kab. Enrekang KOTA Makassar Enrekang Enrekang Enrekang TAHUN 2009-sekarang 2006-2009 2003-2006 1997-2003 : Muh Ilham Suardi : Ilham : Laki-Laki : Islam : Belum menikah : Jl Perintis Kemerdekaan 7 Asrama HPMM : 081 228 025 847 : isuardi53@yahoo.co.id

Tempat, Tanggal Lahir : Kalosi (Enrekang), 12 Agustus 1990

Pengalaman Organisasi: 1. 2. 3. 4. 5. Sekertaris Umum Pengurus Surau Firdaus Faperta Unhas Pengurus Humas KAMMI Komisariat Unhas periode 2010/2011 Sekertaris Umum KAMMI Komisariat Unhas periode 2011/2012 Pengurus Himpunan Pelajar Mahasiswa Massenrempulu (HPMM) Ketua Masjid Nurul Ilmi HPMM

Demikian data di atas saya isi dengan benar untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Makassar, 15 Oktober 2011

Muh Ilham Suardi

12

Data Diri Anggota 3 Nama Nama Panggilan Jenis Kelamin Agama Status Alamat Telp./HP E-mail Riwayat Pendidikan NO 1 2 3 4 INSTANSI PENDIDIKAN Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin SMKN Topoyo SMPN 7 Budong-budong SDI Salupangkang I KOTA Makassar Mamuju Mamuju Mamuju TAHUN 2010-sekarang 2007-2010 2004-2007 1998-2004 : M. Hariadi Said : Hariadi : Laki-Laki : Islam : Belum Menikah : Jln. Kacang Hijau, No. 72, Komp. Balitsereal, Maros : 085 214 058 424 : muhammadhariadisaid@yahoo.com

Tempat, Tanggal Lahir : Baras, 07 Desember 1992

Pengalaman Organisasi:
1. Sekretais umum OSIS SMPN 7 Budong-Budong, periode 2006-2007 2. Anggota Pramuka sejak 2003- 2010

Demikian data di atas saya isi dengan benar untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Makassar, 12 Oktober 2011

M. Hariadi Said

13

Data Diri Anggota 4 Nama Nama Panggilan Jenis Kelamin Agama Status Alamat Telp./HP E-mail Riwayat Pendidikan NO 1 2 3 4 INSTANSI PENDIDIKAN Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin SMAN. 1 Bulukumpa SMPN. 1 Bulukumpa SDN. 71 Barugae I KOTA Makassar Bulukumba Bulukumba Bulukumba TAHUN 2010-sekarang 2007-2010 2004-2007 1998-2004 : Nilmayana : Nilma : Perempuan : Islam : Belum Menikah : BTN Asal Mula Blok F1/1 : 085 396 959 792 : nilmayanaalfathanah@gmail.com

Tempat, Tanggal Lahir : Bulukumba, 02 Juli 1992

Pengalaman Organisasi: 1. Pengurus UKM KPI Unhas 2010-sekarang


2. Pengurus Surau Firdaus 2010-sekarang

Demikian data di atas saya isi dengan benar untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Makassar, 12 Oktober 2011

Nilmayana

DOSEN PEMBIMBING

14

1. Nama dan Gelar Nama dan Gelar Ir. Rinaldi Sjahril, MAgr., PhD 2. Pendidikan Univ/Lokasi UNHAS Makassar Chiba University, Chiba, Jepang Chiba University, Chiba, Jepang

Tempat/Tanggal Lahir Makassar, 25 September 1966

Gelar Sarjana Pertanian Master of Agriculture Doctor of Philosophy

Tahun Selesai 1991 2002 2006

Bidang Studi Agronomi Pemuliaan Tanaman Hortikultura Bioteknologi Keragaman Hayati

2. Pengalaman Penelitian

No 1 2

Tahun 2009 2010

Judul Penelitian Induksi Toleransi Cekaman Abiotik pada Brassica juncea L. Conservation of Natural Endemic-Orchids Based on Ecology, Bioteknology, and Community Participation Approach in Bolli Forest, Enrekang, South Sulawesi

Pendanaan Jml Sumber (Juta Rp) I.A.E.A 100 I-MHERE, Fakultas Biologi, UGM 120

3.

Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat No Tahun 2010 Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Penyuluhan Aplikasi Nuklir pada Pertanian/Pemuliaan Tanaman Toleran Cekaman Salinitas Proses Perbanyakan Benih Melalui Kultur Jaringan Pendanaan Jml (Juta Sumber* Rp) International 10 Atomic Energy Agency (IAEA), BATAN, dan Unhas Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura

2010

4. Pelatihan yang Relevan dengan Proposal Pelatihan Penyelenggara Tahun DAE-IAEA Fellowship Bhabha Atomic Research Centre 2009

15

Training Programme

(BARC), Mumbai-India

5. Daftar Publikasi yang Relevan dengan Proposal a. Sjahril, R. 2002. Agrobacterium-mediated Genetic Transformation of

Phalaenopsis with Useful Gene. (Master Thesis). b. Sjahril, R.2005. Establishment of Cryopreservation protocol for long-term conservation of orchid genetic resources. Laboratory of Plant Cell Technology, Faculty of Horticulture, Chiba University. Japan. (Coresearch, Unpublished) c. Sjahril, R. 2006. Production of Fungal Disease Transgenic Phalaenopsis using Chitinase Gene isolated from Streptomyces griceus. (Unpublished). d. Sjahril, R. 2006. Production of Desease Resistant Phalaenopsis through Agrobacterium-mediated Genetic Transformation. (Dissertation, Unpublished).
e. Sjahril, R., D.P. Chin S. Yamamura, R.S. Khan, I. Nakamura, Y. Amemiya

dan M. Mii, 2006. Transgenic Phalaenopsis Plants with Resistance to Erwinia carotovora Produced by Introducing Wasabi Defesin Gene Using Agrobacterium Method. Plant Biotechnology 23:191 -194. f. Sjahril, R. Dan M. Mii, 2006. High Efficiency Agrobacterium-mediated Transformation of Phalaenopsis using meropenem, a Novel Antibiotic to Eliminate Agrobacterium. Journal of Horticultura Science and Biotechnology, 81(3): 458-464.
g. Sjahril, R., M. Riadi and M. D. Rahim. 2009. Respons Anggrek Endemik

Sulawesi Phalaenopsis amboinensis terhadap pemberian berbagai zat pengatur tumbuh secara in vitro. (Respons of Sulawesis endemic orchid Phalaenopsis amboinensis to aplicationof plant growth regulator in vitro). Journal of Agrivigor, 9 (1).
h. Sjahril, R., 2010. Comparative evaluation of hydro-, chemo-, snd hormonal-

priming menthods for imparting salt and PEG stress tolerance in India mustard (Brassica juncea L.). Journal of Acta Physiologia Plantarum, 32: 1135-1144.

Makassar, 15 Oktober 2011

Ir. Rinaldi Sjahril, MAgr., PhD

16

Anda mungkin juga menyukai