Anda di halaman 1dari 87

BAB I

PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Sebagian besar tumbuhan yang kita jumpai dewasa ini termasuk dalam
Angiospermae yang merupakan kelompok tumbuhan yang mendominasi daratan lebih
dari 100 juta tahun yang lalu meliputi 235.000 spesies tumbuhan berbunga. Sebagian
besar makanan yang kita konsumsi berasal dari tumbuhan berbunga dapat berupa akar
misalnya wortel, kangkung, buah-buahan misalnya apel, mangga, pisang, pepaya;
buah dan biji Leguminosae, buah kariopsis dari Graminae misalnya padi dan jagung.
Angiospermae dibedakan ke dalam dua kelas berdasarkan jumlah kotiledonnya, yakni
monokotil dan dikotil.
Monokotil meliputi sekitar 65.000 spesies, termasuk di dalamnya tumbuhan
Graminae, anggrek, palem, bambu dan lain-lain. Daun, batang, bunga dan akar
monokotil bersifat spesifik. Sebagian besar monokotil memiliki pertulangan daun
sejajar, batang dengan berkas pembuluh tersebar; daun mahkota bunga 3 atau
kelipatannya, dan memiliki akar serabut. Sebagian besar Angiospermae yakni sekitar
170.000 spesies adalah tumbuhan dikotil. Kelompok tumbuhan ini meliputi tumbuhan
semak, pohon serta banyak tumbuhan penghasil makanan. Ciri-ciri dikotil adalah
memiliki 2 kotiledon pada biji; pertulangan daun menjari, berkas pembuluh pada
batang tersusun melingkar, daun mahkota bunga 4, 5 atau kelipatannya, memiliki
sistem akar tunggang.
Pada tumbuhan kelas / tingkat tinggi dapat dibedakan atau dibagi menjadi dua macam,
yaitu tumbuh-tumbuhan berbiji keping satu atau yang disebut dengan monokotil
(monocotyledonae) dan tumbuhan berbiji keping dua atau yang disebut juga dengan
dikotil (dicotyledonae). Ciri-ciri tumbuhan monokotil dan dikotil hanya dapat
ditemukan pada tumbuhan subdivisi angiospermae karena memiliki bunga yang
sesungguhnya.

1.2 Rumusan Masalah


1.
2.
3.
4.

Apa yang dimaksutkan dengan Angiospermae Dicotyledonae ?


Apa struktur tubuh Angiospermae Dicotyledonae ?
Apa sistem reproduksi pada Angiospermae Dicotyledonae ?
Jelaskan 3 sub kelas Angiospermae dicotyledonae
yaitu : Monochlamyceae(Apetaleae), Dialypetaleae, dan sympetaleae ?

1.3 Tujuan
1.
2.
3.
5.

Mengetahui Pengertian Angiospermae Dicotyledonae.


Mengetahui struktur tubuh Angiospermae Dicotyledonae.
Mengetahui sistem reproduksi pada Angiospermae Dicotyledonae .
Mengetahui 3 sub kelas Angiospermae dicotyledonae
yaitu : Monochlamyceae(Apetaleae), Dialypetaleae, dan sympetaleae ?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1Sejarah Angiospermae
Pada awalnya, nama Angiospermae dimaksudkan oleh Paul Hermann (1690)
bagi seluruh tumbuhan berbunga dengan biji yang terbungkus dalam kapsula, dan
dipertentangkan dengan Gymnospermae sebagai tumbuhan berbunga dengan buah
achene atau berkarpela terbelah. Dalam pengertiannya, keseluruhan buah atau
bagiannya dianggap sebagai biji dan "terbuka". Kedua istilah ini dipakai oleh Carolus
Linnaeus dengan pengertian yang sama tetapi digunakan sebagai nama-nama dari
kelas

Didynamia.

Ketika Robert Brown pada tahun 1827 menemukan bakal biji yang benar-benar
terbuka (tak terlindung) pada sikas dan tumbuhan runjung, ia memberikan nama
Gymnospermae bagi kedua kelompok tumbuhan ini. Tahun 1851 Wilhelm Hofmeister
menemukan perubahan-perubahan yang terjadi pada kantung embrio dari tumbuhan
berbunga (penyerbukan berganda). Hasil penemuan ini menjadikan Gymnospermae
sebagai kelas yang benar-benar berbeda dari dikotil, dan istilah Angiospermae mulai
diterapkan untuk semua tumbuhan berbiji yang bukan kedua kelompok yang
disebutkan Robert Brown. Pengertian terakhir inilah yang masih bertahan hingga
sekarang.

2.2 Pengertian Angiospermae


Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) berasal dari kata angio yang berarti
bunga dan spermae yang berarti tumbuhan berbiji, jadi Angiospermae adalah
tumbuhan berbiji yang tertutup tertutup. Mengapa dikatakan tumbuhan berbiji
tertutup, karena bijinya selalu diselubungi oleh suatu badan yang berasal dari daundaun buah yang disebut dengan bakal buah.

2.3 Ciri-ciri Angiospermae


Angiospermae memiliki ciri utama yaitu, bakal bijinya berada di dalam
megasporofil yang termodifikasi menjadi daun buah ( karpel) sehingga serbuk sari
harus menembus jaringan daun buah untuk mencapai bakal biji dan membuahi ovum.
Pada umumnya daun dan buah berdaging tebal, misalnya pada manga, jeruk, dan
semangka. Pada kacang-kacangan, misalnya buncis, kapri, kacang panjang daun buah

berupa kulit polong yang tipis. Daun buah berfungsi melindungi biji agar tidak
kekeringan pada saat mengalami dormansi (tidak aktif).
Tubuh dan ukuran angiospermae memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi.
Tubuh Angiospermae terdiri dari akar, batang, daun dan bunga. Akarnya ada
yang serabut da nada pula yang tunggang, ada batang yang berkambium serta ada pula
yang tidak memiliki cambium. Angiospermae memiliki pembuluh xilem yang
diperkuat oleh serat dengan dinding sel tebal dan berlignin. Sedangkan daunnya juga
mempunyai beberapa tipe daun antara lain, lurus, menyirip dan menjari.
Tumbuhan berbunga dibedakan dari kelompok lain berdasarkan apomorfi (ciriciri terwariskan) yang khas dikembangkan oleh kelompok ini. Kebanyakan ciri-ciri ini
terletak pada bagian reproduktif.
Berikut adalah ciri-ciri tersebut:

Bunga

Disebut sebagai tumbuhan berbiji tertutup dikarenakan bakal biji yang dimiliki
tumbuhan ini dilindungi oleh daun buah. Pada tumbuhan ini juga telah memiliki
bunga yang sesungguhnya, memiliki bentuk dan susunan urat daun yang
beranekaragam. Ada daun yang pipih, sempit, ataupun lebar, dan susunan urat
daunnya ada yang menyirip, menjari, melengkung, ataupun sejajar seperti pita. Alat
perkembangbiakan

secara

generatif berupa

bunga.

Macam-macam

bunga:

1) Bunga lengkap
Merupakan bunga yang memiliki semua bagian bunga tanpa terkecuali, yaitu tangkai
bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, dan putik. Contohnya adalah
bunga

mawar,

melati

(Jasminum

sambac), dan

bunga

sepatu.

2) Bunga tidak lengkap


Merupakan bunga yang tidak memiliki salah satu bagian bunga. Contohnya adalah
bunga

tanaman rumput-rumputan

yang

tidak

memiliki

mahkota

bunga.

3) Bunga sempurna
Merupakan bunga yang memiliki benang sari dan putik sekaligus, selain itu juga
memiliki bagian-bagian bunga yang lain. Contohnya adalah bunga sepatu.
4) Bunga tidak sempurna
Merupakan bunga yang hanya memiliki benang sari atau hanya memiliki putik saja,
selain itu juga memiliki bagian-bagian bunga yang lain. Contohnya adalah bunga
salak, bunga kelapa, jagung, dan melinjo. Bunga yang hanya memiliki benang sari

biasa disebut juga sebagai bunga jantan dan bunga yang hanya memiliki putik saja
biasa disebut sebagai bunga betina.

Gambar 2.1 Struktur bunga


Link : http://www.sentra-edukasi.com/2010/04/spermathophyta-tumbuhan-berbiji.html#.UtzAANLLVQ

Benang sari
Stamen atau benang sari jauh lebih ringan daripada organ dengan fungsi
serupa pada tumbuhan berbiji terbuka (yaitu strobilus). Benang sari telah berevolusi
untuk dapat beradaptasi denganpenyerbuk dan untuk mencegah pembuahan sendiri.
Adaptasi ke arah ini juga memperluas jangkauan ruang hidupnya.

Ukuran gametofit jantan sangat tereduksi


Gametofit jantan yang sangat tereduksi (berada dalam serbuk sari dan hanya terdiri
dari tiga sel) sangat membantu mengurangi waktu antara penyerbukan, di saat serbuk
sari mencapai organ betina, dan pembuahan. Selang waktu normal antara kedua tahap
tersebut biasanya 12-24 jam. Pada Gymnospermae waktu yang diperlukan untuk hal
tersebut dapat mencapai setahun.

Karpela menutup rapat bakal biji


Karpela atau daun buah rapat membungkus bakal biji atau ovulum, sehingga
mencegah pembuahan yang tidak diinginkan. Sel sperma akan dikontrol

oleh putik untuk membuahi sel telur (ovum). Setelah pembuahan, karpela dan
beberapa jaringan di sekitarnya juga akan berkembang menjadi buah. Buah berfungsi
adaptif dengan melindungi biji dari perkecambahan yang tidak diinginkan dan
membantu proses penyebaran ke wilayah yang lebih luas.

Ukuran gametofit betina sangat tereduksi


Sebagaimana pada gametofit jantan, ukuran gametofit betina juga sangat berkurang
menjadi hanya tujuh sel dan terlindung dalam bakal biji. Ukuran yang mengecil ini
membantu

mempercepat

perkembangan

hidup

tumbuhan.

Hanya

kelompok

Angiospermae yang memiliki perilaku semusim dalam proses kehidupannya. Perilaku


ini membuatnya sangat mudah menjelajah lungkang yang jauh lebih luas.

Endosperma
Pembentukan endosperma pada biji adalah ciri khas Angiospermae yang sangat
mendukung adaptasi karena melengkapi embrio atau kecambah dengan cadangan
makanan dalam perkembangannya. Endosperma secara fisiologis juga memperkuat
daya serap biji akan hara yang diperlukan tumbuhan muda dalam perkembangannya.

2.4 Daur Hidup Angiospermae


Tumbuhan berbunga yang sering kita temui sehari-hari merupakan generasi
gametofit (2n) yang dominan. Seperti pada gymnospermae, generasi gametofit pada
Angiospermae juga mengalami reduksi. Angiospermae bersifat herospora. Bunga
sporofit akan menghasilkan megaspore dan mikrospora.
Siklus hidup Angiospermae adalah sebagai berikut.
1)

Bunga pada sporofit (2n) memiliki kepala sari yang di dalamnya terdapat sel
induk mikrospora (2n)

2)

Sel induk mikrospora (2n) mengalami pembelahan secara meiosis menghasilkan


mikrospora yang haploid (n)

3)

Mikrospora (n) mengalami pembelahan mitosis menghasilkan gametofit jantan


berupa butir serbuk sari yang haploid (n)
4)

Pada bakal biji terdapat sel induk megaspore (2n). sel induk megaspore

membelah secara meiosis menghasilkan empat sel megaspore (n). namun, hanya

satu sel megaspore yang hidup, sedangkan tiga lainnya mengalami degenerasi
(mati)
5)

Megaspore yang hidup akan membentuk gametofit betina (sel kandung

lembaga atau sel kantung embrio). Inti kandung lembaga membelah secata
mitosis tiga kali berturut-turut. Pembelahan inti tersebut tidak diikuti dengan
pembelahan sitoplasma, disebut kariokinesis. Dari kariokinesis dihasilkan
delapan inti (nucleus) yang akan tumbuh menjadi satu ovum (n), dua sinergid
(n), tiga antipoda (n), dan dua inti polar yang bersatu disebut Inti Kandung
Lembaga Sekunder (2n).
6)

Bila terjadi penyerbukan, serbuk sari (n) akan berkecambah membentuk buluh
(tabung) serbuk sari yang intinya akan mengalami kariokinesis dan
menghasilkan dua inti, yaitu satu inti generatif (n) dan satu inti vegetatif (n)
membelah lagi secara kariokinesis sehingga ;menghasilkan dua inti, yaitu sati
inti sperma I (n) dan satu inti sperma II (n).

Gambar 2.2 Siklus hidup Angiospermae


Link : http://boniephoel.wordpress.com/2011/02/15/spermathophyta-tumbuhan-berbiji/

7)

Setelah pembuluh serbuk sari sampai di mikropil, inti vegetatif mengalami


degenerasi. Inti sperma I (n) membuahi ovum (n) dan menghasilkan zygot
(2n). Inti sperma II (n) membuahi inti kandung lembaga sekunder (2n) dan
menghasilkan endosperma (3n). pembuahan dada Angiospermae disebut
pembuahan ganda.

8)

Zygot (2n) akan tumbuh menjadi embrio (2n). Endosperma (3n) berfungsi
sebagai cadangan makanan bagi embrio. Endosperma (3n) berfungsi sebagai
cadangan makanan bagi embrio. Struktur yang meliputi embrio, endosperma
dan selaput biji, disebut biji. Ketika biji tumbuh menjadi biji, ovarium akan
berkembang

menjadi

buah

yang

melindungi

biji

dan

membantu

pemencarannya. Bila biji jatuh ke tempat yang sesuai maka akan timbuh
menjadi sporofit baru.

2.5 Jenis Reproduksi Angiospermae


1. Reproduksi Generatif
Dalam siklus hidupnya ada beberapa tahapan, antara lain :
a) Gametogenesis
Yaitu pembentukan gamet (sel kelamin). Terjadi di bagian bunga.

Gambar 2.3 Struktur Bunga


Link :http://aslammahmudi.blogspot.com/2012/03/kingdom-regnumplantae_17.html
b) Penyerbukan (Polinasi)
Yaitu jatuhnya/melekatnya serbuk sari pada kepala putik (pada Angiospermae)
atau melekatnya serbuk sari pada bakal buah (Gymnospermae).
Macam Penyerbukan :

1) Berdasar asal serbuk sari


- Autogami (penyerbukan sendiri) yaitu bila serbuk sari berasal dari bunga
yang sama (satu bunga). Bila bunga belum mekar disebut kleistogami
- Geitonogami (penyerbukan tetangga) bila serbuk sari berasal dari bunga lain
tapi masih satu individu.
- Alogami ( xerogami ) atau penyerbukan silang, yaitu bila serbuk sari berasal
dari individu lain tapi masih dalam satu jenis.
- Bastar (

hibridogami) , yaitu bila serbuk sari berasal dari yang lain jenis.

2) Berdasar Faktor yang membantu:


- Anemogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan angin. Ciri bunga : serbuk
sari kering, lembut, banyak, tidak memiliki mahkota bunga.
- Hidrogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan air.
- Zoidiogami, yaitu penyeerbukan dengan bantuan hewan.
- Kiropterogami , yaitu penyerbukan dengan bantuan kelelawar. Ciri : bunga
yang mekar di malam hari.
- Entomogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan serangga.
Ciri : bunga yang menghasilkan nektar / polen / madu.
- Ornitogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan burung.
- Malakogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan siput (molusca).
- Antropogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan manusia.
Ciri : bunga yang tidak mampu melakukan penyerbukan sendiri. Hal ini
disebabkan benang sari atau putik tidak matang bersamaan.
- Protandri, yaitu bila benang sari masak lebih dahulu daripada putik.
- Protogeni, yaitu bila putik masak lebih dahulu daripada benang sari.
c) Pembuahan (fertilisasi)
Yaitu proses peleburan gamet jantan (sperma) dengan gamet betina (ovum).
Setelah penyerbukan, sperma bergerak ke arah sel telur melalui buluh serbuk sari,
selanjutnya terjadi peleburan inti sel telur dan inti sperma di dalam ovula. Ovula
adalah struktur sporofit yang mengandung megasporangium dan gametofit betina.
Pembuahan antara gamet jantan dan betina akan menghasilkan embrio (lembaga).
Berdasarkan peristiwa itu, tumbuhan biji disebut juga embriophyta siphonogama,
yaitu tumbuhan yang memiliki embrio dan perkawinannya terjadi melalui
pembentukan suatu bulu. Embrio pada tumbuhan biji bersifat bipolar (dwipolar),

karena pada satu kutubnya akan tumbuh dan berkembang membentuk batang dan
daun, sedangkan kutub lain membentuk sistem perakaran.
Ada 2 macam pembuahan pada tumbuhan berbiji :
1) Pembuahan Tunggal (pembuahan yang terjadi satu kali pembuahan), yaitu
peleburan gamet jantan dan gamet betina yang menghasilkan embrio. Terjadi
pada tumbuhan Gymnospermae.
2) Pembuahan Ganda (pembuahan yang terjadi dua kali pembuahan),
yaitu:
- peleburan inti sperma >< ovum , menghasilkan zygot (embrio).
- peleburan inti sperma >< kandung lembaga skunder ,
menghasilkan endosperm (untuk cadangan makanan).
- Terjadi pada tumbuhan Angiospermae.
2. Reproduksi Vegetatif
yaitu cara reproduksi tanpa melalui perkawinan (fertilisasi)
dan betina. Sifat dari reproduksi vegetatif adalah
identik

(sifat

sama)

gamet jantan

menghasilkan keturunan yang


dengan

induknya.

Reproduksi Vegetatif dapat terjadi secara :


a. Alami , cara perbanyakan yang dilakukan oleh organ vegetatif tumbuhan tanpa
bantuan manusia.
Organ vegetatif yang berperan antara lain :
- Rhizoma (rimpang/akar tinggal); batang yang menjalar secara horisontal dalam
tanah menyerupai akar. Misal : bunga tasbih, kunyit, jahe, alang-alang.
- Stolon (geragih); batang yang menjalar di atas tanah. Misal : arbei (stroberi),
daun kaki kuda (Centela asiatica)
- Umbi Lapis (Bulbus); batang berukuran pendek yang dikelilingi daun berlapislapis. Misal: bawang merah (Allium cepa).
- Umbi Batang ; batang yang membengkak di dalam tanah. Misal : ubi jalar,
kentang.
- Tunas ; bagian batang yang memiliki bakal tunas. Misal : bambu, kelapa, dan
sebagainya.
- Daun ; bagian tepi daun yang memiliki jaringan meristem. Misal : Cocor Bebek.
- Kormus ; pangkal batang yang membesar dan memiliki beberapa kuncup.
Misal : bunga tasbih, gladiol.

b. Buatan; cara perbanyakan yang dilakukan oleh tumbuhan dengan bantuan


manusia.
Macam reproduksi vegetatif secara buatan :
- Mencangkok
- Menempel (okulasi)
- Menyambung
- Menyetek
- Merunduk
- Kultur Jaringan
Kultur

jaringan

merupakan

usaha

perbanyakan

tanaman

dengan

memanfaatkan sifattotipotensi . Totipotensi adalah kemampuan beberapa sel


tanaman yang dapat tumbuh menjadi individu baru.

2.6 Perbedaan Kelas Dikotil dan Kelas Monokotil


Angiospermae dibagi menjadi dua kelas yaitu dikotil dan monokotil.
Perbedaan dua kelas ini adalah :
1. Bentuk akar
- Monokotil : Memiliki sistem akar serabut
- Dikotil : Memiliki sistem akar

tunggang

2. Bentuk sumsum atau pola tulang daun


- Monokotil : Melengkung atau sejajar
- Dikotil : Menyirip atau menjari
3. Kaliptrogen / tudung akar
- Monokotil : Ada tudung akar / kaliptra
- Dikotil : Tidak terdapat ada tudung akar
4. Jumlah keping biji atau kotiledon
- Monokotil : satu buah keping biji saja
- Dikotil : Ada dua buah keping biji
5. Kandungan akar dan batang
- Monokotil : Tidak terdapat kambium
- Dikotil : Ada kambium

6. Jumlah kelopak bunga


- Monokotil : Umumnya adalah kelipatan tiga
- Dikotil : Biasanya kelipatan empat atau lima
7. Pelindung akar dan batang lembaga
- Monokotil : Ditemukan batang lembaga / koleoptil dan akar lembaga /
keleorhiza
- Dikotil : Tidak ada pelindung koleorhiza maupun koleoptil
8. Pertumbuhan akar dan batang
- Monokotil : Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
- Dikotil : Bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
9. Tipe berkas pengangkut
- Monokotil : Kolateral tertutup
- Dikotil : Kolateral terbuka

Gambar 2.6 Dikotil dan Monokotil


http://sdngundih.wordpress.com/2010/11/24/tumbuhan-dikotil-dan-monokotil

2.7 Perkembangbiakan Angiospermae


Tumbuhan Angiospermae dapat berkembang biak secara seksual maupun secara
aseksual. Karena banyak dimanfaatkan oleh manusia, maka jenis-jenis tumbuhan
tersebut banyak dikembangkan secara aseksual oleh manusia, secra alami, beberapa
tumbuhan sebenarnya dapat melakukan reproduksi aseksual dengan berbagai cara seperti
dengan tunas maupun secra merunduk. Oleh manusia, reproduksi secara aseksual
tersebut dilakukan dengan menggunakan organ vegetatif, seperti akar dan batang
sehingga disebut reproduksi aseksual buatan.
Organ-organ vegetatif tumbuhan (akar,batang dan daun dapat ditumbuhkan menjadi
tumbuhan baru dengan beberapa cara. Stek merupakan salah satu cara

perkembangbiakan yang banyak dilakukan oleh manusia. Teknik ini dilakukan dengan
mengambil atau memotong bagian tubuh tumbuhan seperti akar, batang, dan daun.
Contohnya adalah pada tanaman ketela pohon, yaiotu dengan stek batang. Jika batang
tersebut dipotong menjadi beberapa bagaian kemudian ditanam, maka masing-masing
bagian tersebut akan tumbuh menjadi tanaman ketela pohon yang baru. Selain
dikembangbiakan dengan stek, tumbuhan Angiospermae juga dicangkok. Cangkok
dilakukan dengan menghilangkan bagian tertentu kulit batang dan getah tumbuhnya,
kemudian ditutup dengan lumut atau serat kelapa.setelah bagian yang dicangkok akar
tersebut dapat dipotong dan ditanam. Stek dan cangkok merupakan cara
perkembangbiakan vegetatif tradisional. Secara modern, perbanyakan tumbuhan juga
dilakukan melalui teknik rekayasa genetika, misalnya melalui kultur jaringan dan fusi
protoplasma.
Reproduksi seksual pada Spermatophyta dimulai dengan peyerbukan atau polinasi.
Polinasi merupakan proses menempelnya serbuk sari (stamen) pada kepala putik
(stigma). Proses tersebut dapat terjadi dengan bantuan angin, air, atau hewan-hewan
penyerbuk (polinator). Contoh hewan polinator adalah lebah, kupu-kupu, burung kolibri,
kelelawar, dan lain-lain.
Karena proses perkawinanya yang jelas, yaitu didahului dengan polinasi, maka sebelum
terjadi peyerbukan (polinasi), kepala sari yang telah masak akan membuka. Selanjutnya,
serbuk sari yang terdapat pada kepala sari tersebut akan keluar atau jatuh dan menampel
pada kepala putik. Bagian yang berperan dalam fertilisasi adalah putik (stigma) dan
benang sari (stamen). Putik terdiri dari 3 bagian, yaitu kepala putik, tangkai putik, dan
ovulum. Sementara itu, benang sari terdiri dari kepala sari dan takai sari.
Di dalam ovulum, terdapat megasporofit yang mebelah menjadi empat megaspora.satu
megaspora yang hidup membelah tiga kali bertururt-turut. Hasilnya berupa sebuah sel
besar, disebut kandung lembaga muda yang mengadung delapan inti. Di ujung ovulum
terdapat sebuah lubang (mikropil), sebagai tempat masuknya saluran serbuk sari ke
dalam kadung lembaga. Selanjutnya tiga dari delapan inti tadi menempatkan diri di dekat
mikropil dua dari tiga inti disebut sel sinergid.
Sementara itu, inti yang ketiga disebut sel telur. Tiga buah inti lainya (antipora) bergerak
kearah kutub yang berlawanan dengan mikropil (kutub kalaza). Sisanya dua inti yang
disebut inti kutub, bersatu di tengah kandung lembaga dan terjadilah sebuah inti diploid
(2n). Inti ini disebut inti kandung lembaga sekunder. Inti kandung lembaga yang telah
masak, disebut mengagametofit t dan siap untuk dibuahi.
Serbuk sari yang jatuh pada kepala putik yang sesuai, akan berkencambah atau
memunculkan suatu saluran kecil (buluh serbuk sari). Buluh serbuk sari semakin tumbuh
memenjang di dalam tangkai putik (stilus). Selama perjalanan buluh menuju ovulum, inti
serbuk sari membelah menjadi inti vegetatif dan inti generatif. Inti vegetatif berfungsi
sebagai penunjuk arah inti generatif dan akan melembur sebelum samapai ke bakal biji
(ovolum). Inti generatif membelah menjadi dua inti sperma yang akan menembus
ovarium ( bakal buah ) dan sampai ke ovulum ( bakal biji ). Di dalam ovulum, inti
serbuk sari
( inti sperma) bertemu dengan inti sel telur, sehingga terjadi
peleburan antara kedua inti tersebut. Proses peleburan kedua inti ini, disebut pembuahan
atau fertilisasi. Inti sperma yang satu akan memenuhi inti sel telur membentuk zigot,
sendangkan inti sperma lainnya membuahi inti kandung lembaga sekunder membentuk
endosperma. Peristiwa pembuahan ini disebut pembuahan ganda.

Gambar 14. Pembuahan ganda pada Angiospermae.


Pada perkembangbiakan selanjutnya, bakal biji akan tumbuh menjadi biji dan bakal
buah akan mejadi buah yang membungkus biji ( pada beberapa spesies tumbuhan). Jika
biji ditumbuhkan di tempat yang sesuai, biji akan berkecambah dan akan membentuk
tumbuhan yang baru.
Stek Daun
Stek daun merupakan salah satu teknik perbanyakan vegetatif yang digunakan dalam
budidaya tanaman hias. Bagian daun yang digunakan dapat berupa helaian maupun
ujung-ujungnya. Contoh stek helai daun adalah tanaman Begonia sp. Yang memilikiselsel regeneratif pada tulang daunnya. Sendangkan contoh stek pucuk daun adalah pada
tanaman sambang darah (Excolcaria bicolor) dan tanaman cocor bebek (Calanchoe
pinnata).

2.8 Reproduksi dan Fertilisasi Tanaman Berbunga Angiospermae


Beberapa tanaman menggunakan bunga untuk memproduksi. Bunga-bunga berisi semua
bagian yang diperlukan untuk proses reproduksi. Bagian ini digunakan untuk
menciptakan generasi berikutnya dari tanaman bunga.

Bagian dari bunga


Suatu tanaman berbunga, adalah angiospermae, yaitu setiap tanaman yang menghasilkan
bunga dan buah. Satu-satunya tujuan bunga adalah untuk fasilitas untuk memproduksi.
Setiap bagian memainkan peran dengan langkah-langkah reproduksi. Beberapa bagian
sterile tetapi betina, dan mereka yang terlibat langsung dengan menciptakan generasi
berikutnya dari tanaman tersebut. Bunga memiliki semua bagian yang dibutuhkan untuk
memperoduksi dalam bunga tunggal. Bunga menyebarkan serbuk sari dari satu tanaman
ke tanaman tetapi hanya dapat memproduksi dengan spesies yang sama dari tanaman.

Bagian steril

Bagian steril bunga tidak terlibat langsung dengan proses pembuahan. Suatu tanaman
berbunga dapat memproduksi tanpa mereka, namun mereka memainkan peran besar
dalam membantu bersama reproduksi.
Wadah adalah bagian dari cabang pada tanaman dimana bunga terpasang.
Sepal adalah bagian yang terlihat seperti daun kecil yang menutupi bunga
sebelum mekar. Mereka cangkir bunga untuk melindunginya saat itu tumbuh.
Kelopak adalah bagian halus dari biasanya berwarna cerah yang memberikan
bunga karakter.

Bagian betina

Fungsi dari bagian perempuan adalah untuk menangkap serbuk sari dan memberikan
sperma di dalam serbuk sari ke telur yang menunggu untuk di buahi. Mereka juga rumah
telur.
Karpel adalah bagian wanita utama. Sebuah karpel sebenarnya tiga bagian
menyatu menjadi satu:stigma, mahkota, dan indung telur.
Stigma adalah bagian atas kerpal tersebut. Hal ini lengket untuk menangkap
serbuk sari.
Mahkota adalah tabung panjang yang melekat stigma ke ovarium. Serbuk sari
pada akhirnya akan muluncur ke bawah tabung untuk di buahi. Ovarium akan
matang setelah pembuahan dan membentuk buah untuk membimbing benih
baru di bentuk pada langkah berikutnya dari perjalanannya.

Bagian jantan
Fungsi dari bagian jantan dari tanaman berbunga adalah untuk menghasilkan serbuk sari.
Serbuk sari mengandung sperma, yang akan membuahi sel telur dan membuat benih
untuk tumbuhan generasi berikutnya dari tanaman.
Bagian utama pria adalah benang sari. Hal ini dibagi menjadi dua bagian:
antera dan filamen.
Antera menghasilkan serbuk sari yang berisi sperma yang dibutuhkan untuk
pembuahan.
Filamen mendukung antera.

Fertilisasi
Bunga dibentuk untuk memulai proses reproduksi. Bagian betina akan membuat bakal
biji atau telur yang akan dibuahi. Bagian jantan, khususnya anter, akan menghasilkan
serbuk sari, yang berisi sperma yang dibutuhkan untuk membuahi sel telur.
Sementara itu, bagian steril bunga juga memulai melakukan pekerjaan mereka. Kelopak
dan aroma taman makhluk kecil seperti serangga, burung kecil dan kelelawar.Meskipun
bunga menarik banyak hewan-hewan kecil, mari kita tetap dengan menggunakan lebah
sebagai contoh untuk pelajaran ini. Lebah terbang di sekitar bunga, biasanya
mendapatkan nektar, zat manis yang menggunakan lebah untuk membuat madu.
Sementara lebah yang terbang di sekitar bunga, serbuk sari yang terletak di bagian atas
tongkat anter ke kaki dan tubuh. Lebah akan melakukan perjalanan dari bunga ke bunga

lainnya dari spesies yang sama dari tanaman berbunga, proses pembuahan dimulai
menjadi perlengkapan. Lebah akan melakukan perjalanan dari bunga ke bunga dari
tanaman yang berbeda, menjatuhkan dan mengumpulkan serbuk sari di sepanjang jalan.
Serbuk sari akan turun ke stigma lengket dari karpel (bagian perempuan). Serbuk sari
kemudian akan melakukan perjalanan ke tabung dan sperma akan membuat jalan ke
ovarium untuk di buahi ovuola yang menunggu, telur.

Buah dan fertilisasi


Telur yang baru dibuahi menjadi benih dan tetap dalam ovarium sampai siap untuk
disebarkan. Ovarium juga akan matana sekitar benih dan membantu benih dalam bagian
berikutnya dari perjalanan. Ovarium akan menjadi buah. Buah dapat menjadi jaringan
berdaging atau kering. Ini akan mengelilikgi benih dan tidak hanya melindungi tetapi
membantu penyebaran benih untuk ditanam. Ada banyak cara yang berbeda di mana
buah dapat membantu dalam proses ini. Beberapa buiah-buahan membentuk
perlindungan seperti cangkang keras sehingga benih menjadi sulit untuk akses. Ada juga
beberapa yang memiliki kait, mata air, atau duri yang akan melekat ke hewan yang akan
turun nanti.
Meskipun ada banyak cara untuk benih yang akan tersebar, tujuanna adalah bagi mereka
untuk menemukan tempat yang akan ditanam. Benih akan segera menemukan jalan ke
dalam tanah. Setelah sedikit air dan sedikit matahari, tanaman bayi, anakan, akan
tumbuh. Bibit ini merupakan generasi berikutnya dari angiosperma, tanaman berbunga.

2.9 Kelas kelas dicotiledoneae


1. Monochlamydae (Dicotyledoneae)

Tumbuhan tumbuhan yang tergolong dalam anak kelas ini kebanyakan berupa pohon
pohon atau tumbuhan tumbuhan yang batangnya berkayu, bunga berkelamin tunggal
dengan penyerbukan anemogami, hiasan bunga tidak terdapat atau kalau ada hanya
tunggal oleh sebab itu disebut Monochlamydeae (mono = satu, tunggal ; chlamydos =
mantel, selubung). Hiasan bunga yang tunggal itu biasanya menyerupai kelopak, jarang
menyerupai mahkota oleh sebab itu dinamakan apetalae ( a = tidak, tanpa ; petala = daun
mahkota).
Subkelas ini meliputi :
1. Ordo Casuarinales
Ordo ini hanya terdiri dari satu family,

yaitu : family casuarinaceae yang mempunyai ciri ciri sebagai berikut :


1). Batangnya berkayu
2). Habitusnya menyerupai Coniferinae
3). Cabang cabang yang muda berwarna hijau
4). Batangnya berbuku buku dengan daun daun yang amat tereduksi menjadi
seperti selaput kecil dan tersusun berkarang.
5). Buahnya buah kurung yang bersayap dan diselubungi oleh dua daun
pelindungnya yang menjadi berkayu.
2. Ordo Fagales
Ordo ini meliputi tumbuh tumbuhan yang berbatang kayu dengan daun serta daun
daun penumpu yang lekas runtuh. Bunga berkelamin tunggal tersusun dalam
majemuk yang menyerupai bugnan lada dengan penyerbukan secara anemogami.
Buahnya buah keras yang berisi 1 biji. Biji tanpa endosperm dengan lembaga yang
lurus.
Ordo fagales meliputi :
1). Famili Fagaceae
Tumbuh tumbuhan berkayu dengan daun daun tunggal yang kedudukannya
tersebar dan daun penumpu yang lekas gugur. Bunga berkelamin tunggal, berumah
1, jarang sekali bunga lada.
3.Ordo Urticales
Uricales meliputa terna, semak semak maupun pohon pohon dengan
kebanyakan daun daun tunggal yang tersebar dan mempunyai daun penumpu.
Bunga kebanyakan berkelamin tunggal, tersusun dalam bunga majemuk terbatas,
biasanya kecil kecil, aktinomorf dengan tenda bunga yang berwarna hijau.
Penyerbukan secara anemogami, pembuahan kalazogami atau bentuk bentuk
peralihan ke porogami. Buahnya buah keras atau buah batu. Bangsa ini meliputi :
1). Famili Moraceae
Biasanya terdiri dari pohon pohon yang bergetah, jarang berupa terna, dengan
daun daun tunggal yang duduknya tersebar dengan daun daun penumpu yang
lebar yang kadang kadang memeluk batang. Bunga berkealmin tunggal, tersusun
dalam bunga majemuk berbatas, yang berbentuk bongkol, tongkol, atau periuk.
Bunga jantan dengan tenda bunga yang berbilangan 2 6, kebanyakan 4, benang
sari sama dengan daun hiasan bunga. Bunga dengan bakal buah yang tenggelam
sampai menumpang, dengan 1 atau 2 tangkai putik.
2). Famili Cannabinaceae
Terna berbau aromatik, tanpa getah daun tunggal bertoreh menjari. Duduknya
tersebar atau berhadapan, dengan daun daun penumpu yang bebas dan tidak
gugur. Bungan berkelamin tunggal, berumah 2, tersusun dalam bungan majemuk
berbatas yang menyerupai tandan, bongkol, atau bunga lada. Buahnya buah keras
dengan biji yang mempunyai lembaga yang bengkok atau tergulung.
3). Famili Urticaceae
Kebanyakan berupa terna yang tidak bergetah. Daun tersebar atau berhadapan
dengan penumpu yang seringkali tidak sama besar. Bunga berkelamin tunggal

jarang banci, tersusun dalam tukal tukal atau bongkol yang simos dan selanjutnya
terkumpul dalam rangkaian yang menyerupai tandan atau bunga lada. Bunga
dengan tenda bunga yang berjumlah 4 5 (kadang kadang 2 3), benang
benang sari sama banyaknya dengan daun tenda bunga, berhadap hadapan
dengan daun tenda bunga, dalam kuncup membengkok ke dalam, pada waktu
bunga mekar lalu membengkok keluar. Putik dengan 1 kepala putik yang berbentuk
seperti bulu atau seberkas rambut rambut.
4. Ordo Piperales
Kebanyakan berupa terna, hanya kadang kadang berupa tumbuh tumbuhan
dengan batang yang berkayu. Daun tunggal, bunga amat kecil berkelamin tunggal
atau banci tanpa hiasan bunga.
Dalam bangsa ini termasuk 3 suku : Piperaceae, Saururaceae, dan Chloranthaceae,
yang terkenal ialah :
1). Famili Piperaceae
Terna atau tumbuh - tumbuhan berkayu seringkali memanjat dengan menggunakan
akar akar pelekat, dengan daun daun tunggal yang duduknya tersebar atau
berkarang dengan atau tanpa daun daun penumpu. Bunga tersusun dalam bunga
majemuk yang disebut bunga lada (amentum), masing masing kecil tanpa hiasan
bunga, berkelamin tunggal atau banci dengan 1 10 benang sari ; putik terdiri 1
6 bakal biji yang tegak pada dasarnya. Buahnya buah batu atau buah buni, jadi
dengan endosperm dan perisperm

3. Dialypetale (Dicotyledoneae)

Terna atau tumbuhan berkayu dengan daun-daun yang berhadapan atau tersebar,
kebanyakan mempunyai daun penumpu. Bunga sebagian besar banci, mempunyai
kelopak dan mahkota yang berbilangan 5. benang sari sama banyaknya dengan jumlah
daun mahkota atau lebih banyak. Bakal buah kebanyakan menumpang, kadangkadang tenggelam, biasanya beruang 1 dengan 3 papan biji pada dindingnya, kadangkadang
beruang
lebih
dari
1(Campbell,2003).

1). Ordo : Passifloraceae.

Pohon atau semak-semak berkayu, banyak pula berupa tumbuhan memanjat


yang menggunakan sulur-sulur dahan yang muncul dari ketiak-ketiak daunya.
Daun tunggal, biasanya berlekuk menjari, jarang menyirip. Seringkali
mempunyai kelenjar pada tangkai daunya, duduknya tersebar, kebanyakan
mempunyai daun penumpu yang kecil dan lekas gugur. Bunga banci, aktinomorf,
kadang-kadang berkelamin tunggal. Daun kelopak 5, tidak gugur, bebas atau
sebagian berlekatan. Daun mahkota juga 5, bebas atau sedikit berlekatan.
Disamping mahkota terdapat mahkota tambahan terdiri atas badan-badan seperti
tangkai sari atau sisik-sisik atau seperti cincin yang tersusun dalam 2 lingkaran
atau lebih. Benang sari 5 samapai banyak, berlekatan pendek atau berbekas,
seringkali muncul dari ginofor. Putik dengan bakal buah yang seringkali duduk
diatas ginofor, mempunyai 35 tangkai putik yang bebas atau berlekatan dengan
kepala putik berbentuk bongkol. Bakal biji banyak, pada 35 tembuni yang
terdapat pada dinding bakal buah, masing-masing dengan 2 integumen. Buahnya
berupa buah kendaga atau buah buni, tidak membuka atau membuka dengan
membelah ruang melalui 3 katup. Biji dengan kulit biji bernoktah diselubungi
salut biji yang berdaging, mempunyai endosperm dengan lembaga yang lurus dan
besar(Tjitrosoepomo,2004).

2). Ordo : Caricaceae.


Semak atau pohon kecil yang batangnya tidak berkayu, daun tunggal berbagi atau
majemuk menjari, duduknya tersebar menurut rumus 3/8 biasanya terkumpul
pada ujung batang atau cabang, tanpa daun penumpu. Bunga banci atau
berkelamin tunggal, aktinomorf, poligam, mempunyai dasar bunga yang
berbentuk seperti lonceng. Kelopak berlekuk 5 atau bertepi rata. Daun mahkota 5,
pada bunga berlekatan, pada bunga berlekatan menjadi buluh yang pendek
atau bebas. Benang sari 10, tertanam pada mahkotanya, tangkai sari bebas atau
berlekatan pada pangkalnya, pada bunga dengan rudimen putik atau tidak ada.
Pada bunga tidak terdapat rudimen benang sari atau staminodium, putik dengan
tangkai putik pendek, bebas atau tanpa tangkai putik, bakal buah menumpang,
beruang 1 atau beruang terbagi menjadi 5 ruang oleh sekat-sekat semu. Bakal biji
banyak pada 35 tembuni yang terdapat pada dinding bakal buah, masingmasing dengan 2 integumen. Buahnya buah buni dengan daging buah yang tebal
dan lunak. Biji dengan endosperm dan lembaga yang lurus(Tjitrosoepomo,2004).
Suku ini mencakup 45 jenis, terbagi dalam 4 marga yang paling terkenal ialah :
Carica : C.papaya (papaya). Banyak ditanam sebagai pohon buah-buahan. Selain
lezat dan segar, banyak makan buah papaya memudahkan buang air
besar(Tjitrosoepomo,2004).

3). Ordo : Bixaceae.


Pohon atau perdu, daun tunggal bertulang daun menjari yang menjari yang
duduknya tersebar, mempunyai daun penumpu. Bunga besar membentuk
rangkaian berupa malai, banci, aktinomorf. Daun kelopak 5, daun mahkota 5,
benang sarui banyak. Bakal buah menumpang, beruang 1 dengan 2 tembuni pada
dindingnya, pada tiap tembuni terdapat banyak bakal biji, masing-masing dengan
2 integumen, tangkai putik 1. buahnya buah kendaga, membuka dengan 2 katup
diantara tembuni. Biji dengan kulit luar berdaging berwarna merah, mempunyai

endosperm, lembaga besar dengan daun lembaga yang lebar dan melengkung
pada
ujungnya(Tjitrosoepomo,2004).
Ordo ini hanya terdiri atas 1 suku Bixa yang monotipik, asli Amerika tropik. Bixa
orellana, sering dipiara sebagai tanaman hias, dari bijinya diperoleh zat warna
merah (kesumba) yang antara lain berguna untuk mewarnai bahan makanan
(mentega, keju). Daunnya (folia bixae) berguna dalam obatobatan(Tjitrosoepomo,2004).
Guttiferales
Sebagian besar berupa semak, perdu, atau pohon dengan batang berkayu, daun
tunggal berhadapan, dengan atau tanpa daun penumpu. Bunga hampir selalu
banci, dengan kelopak dan daun-daun mahkota yang bebas, kebanyakan
berbilangan 5. benang sari sama banyaknya dengan jumlah daun mahkota, jika
lebih berbekas. Putik dengan bakal buah yang menumpang. Apokarp atau sinkarp,
jika sinkarp hanya beruang 1 dengan tembuni pada dindingnya, biasanya beruang
lebih dari 1 dengan tembuni di pusat dalam sudut-sudut ruangan. Biji dengan
endosperm
yang
tidak
mengandung
zat
tepung(Campbell,2003).
Dari segi anatomi terdapat sifat-sifat yang khas, yaitu adanya sel-sel spikula (selsel yang mengandung badan-badan seperti paku atau jarum-jarum kecil) dalam
daging daunnya dan terdapatnya saluran-saluran atau rongga-rongga yang berisi
resin
terutama
dalam
kulit
batang(Tjitrosoepomo,2004).
4). Ordo : Guttiferae.
Kebanyakan berupa pohon, jarang berupa terna, mempunyai saluran resin atau
kelenjar-kelanjar minyak, yang duduknya umumnya berhadapan dengan atau
tanpa daun penumpu. Bunga banci berkelamin tunggal, aktonomorf. Kelopak dan
mahkota mempunyai susunan dan letak yang amat bervariasi, daun kelopak 26,
daun mahkota sama banyaknya dengan daun kelopak, benang sari banyak,
poliadelf (berbekas-bekas) dan sebagian bersifat staminodial (mandul). Bakal
buah menumpang, beruang 115, kebanyakan beruang 35, bakal biji banyak,
masing-masing dengan 2 integumen. Buah dengan bentuk dan struktur yang
bermacam-macam, bila masak membuka atau tidak, biji tanpa endosperm,
seringkali
bersalut,
lembaga
besar(Tjitrosoepomo,2004).
Malvales
Warga Malvales disebut juga Columniferae, mempunyai sebagai ciri khasnya
terdapat columna, yaitu bagian bunganya yang terdiri atas perlekatan bagian
bawah bawah tangkai sarinya membentuk badan yang menyelubungi putik dan
bagian pangkalnya berlekatan dengan pangkal daun-daun mahkota, sehingga bila
mahkota bunga ditarik keseluruhannya akan terlepas dari bunga bersama-sama
dengan benang-benang sari dengan meninggalkan kelopak dan bakal buah saja.
Tumbuhan yang tergolong dalam bangsa ini kebanyakan berupa semak atau
pohon, ada pula yang merupakan terna yang annual. Daun tunggal, tersebar,
mempunyai daun penumpu. Bunga umumnya banci, aktinomorf, berbilangan 5,
dengan daun-daun kelopak yang berkatup dan daun-daun mahkota seperti sirap

atau genting. Benang sari banyak, tersusun dalam 2 lingkaran, yang lingkaran luar
seringkali tereduksi, yang di lingkaran dalam membentuk columna. Bakal buah
menumpang, beruang 2banyak, dalam tiap ruang terdapat 1banyak bakal biji
yang tegak, masing-masing dengan 2 integumen. Pada bagian-bagian tertentu
seperti daun dan kulit batang terdapat sel-sel atau saluran-saluran lendir, dan
diluar sering terdapat rambut-rambut berbentuk bintang(Kimball,1983).

5). Ordo : Tiliaceae.


Kebanyakan berupa tumbuhan berkayu, jarang berupa terna. Daun tunggal
kadang-kadang berlekuk, mempunyai daun penumpu, duduknya tersebar. Bunga
banci, jarang berkelamin tunggal, aktinomorf. Daun kelopak 45, bebas atau
berlekatan, tersusun seperti katup. Daun mahkota juga 45, kebanyakan bebas
dengan dengan susunan seperti katup, kadang-kadang tidak terdapat. Benang sari
umumnya banyak atau 2 x jumlah daun mahkota, tidak berlekatan, tetapi sering
tersusun dalam 510 berkas. Bakal buah menumpang, terdiri atas 2 banyak
raung, tiap ruang dengan 1banyak bakal biji, jarang beruang dengan tembuni
pada dinding. Kadang-kadang bunga mempunyai pendukung putik dan benang
sari (androginofor). Buah mempunyai beberapa ruang, menyerupai buah kendaga,
kadang-kadang terbagi dalam beberapa bagian yang kemudian terpisah-pisah,
kadang-kadang berupa buah keras dengan 1 biji. Biji mempunyai endosperm,
lembaga
biasanya
lurus(Tjitrosoepomo,2004).

6). Ordo : Bombacaceae.


Warga suku ini hampir selalu berupa pohon-pohon yang dapat menjadi tinggi
besar, mempunyai sisik-sisik atau rambut-rambut bintang, daun tunggal atau
majemuk menjari, duduknya tersebar dengan daun penumpu. Bunga kadangkadang besar dengan warna yang menarik, banci, aktinomorf. Daun kelopak
45, biasanya berlekatan , dalam kuncup tersusun seperti katup. Daun mahkota 5
tersusun seperti genting dan dalam kuncup seperti terpilin ke satu arah. Benang
sari sama banyaknya dengan jumlah daun mahkota dan duduk berhadapan dengan
daun-daun mahkota, kebanyakan lebih banyak, dapat sampai banayak sekali. Bila
jumlahnya besar seringkali berlekatan membentuk buluh atau tersusun dalam
berkas-berkas. Kepala sari beruang 12 atau lebih, serbuk sari dengan
permukaan yang licin. Bakal buah menumpang sampai setengah tenggelam,
beruang 25, tiap ruang berisi 2banyak bakal biji. Buahnya buah kendaga,
seringkali pecah dengan membelah ruang, sisi dalam kulitnya sering berambut.
Biji dengan atau tanpa endosperm, sering bersalut(Tjitrosoepomo,2004).

7). Ordo : Malvaceae.


Terna atau semak-semak, jarang berupa pohon. Seringkali dengan batang yang
mempunyai serabut-serabut kulit, serta penutup permukaan organ-organ tertentu
yang berupa rambut-rambut bintang atau sisik-sisik. Daun tunggal, bertepi rata
atau berlekuk beraneka ragam, kebanyakan bertulang menjari, duduknya tersebar,
mempunyai daun penumpu. Bunga besar, banci, aktinomorf, daun kelopak 45,
sedikit banyak berlekatan, dengan susunan seperti katup. Disamping itu seringkali
terdapat kelopak tambahan, daun mahkota 5, bebas satu sama lain, tetapi pada
pangkal sering berlekatan dengan buluh (columna) yang merupakan perlekatan

tangkai-tangkai sarinya, letaknya seperti genting. Benang sari banyak dengan


tangkai sari yang berlekatan membentuk suatu kolom yang berongga
menyelubungi putik dan pada bagian atas terbagi-bagi dalam cabang-cabang yang
masing-masing mendukung kepala sari yang hanya beruang 1 dan membuka
dengan celah yang membujur, serbuk sari dengan permukaan berbenjol-benjol.
Bakal buah menumpang, beruang 2 atau beruang banyak, seringkali beruang 5
dengan 1 sampai banyak bakal biji, tangkai putik sama banyaknya dengan jumlah
ruang dalam bakal buah atau 2x jumlah ruang. Buahnya buah kendaga atau buah
berbelah(Tjitrosoepomo,2004)

4. Sympetalae (Dicotyledoneae)

Dicotyledoneae dapat dibedakan dalam 3 anak kelas : Monochlamydae


(Apetalae), Dialypetale, dan Sympetalae. Yang perbedaannya terletak dalam ada
dan tidaknya daun-daun mahkota (petalae) dan bagaimana susunan daun-daun
mahkota tersebut. Sementara ahli hanya membedakan 2 anak kelas saja yaitu :
1) Choripetalae yang meliputi Apetalae dan Dialypetalae.
2) Sympetalae.(Kimball,1983).
Sympetalae. Tumbuhan yang tergolong dalam anak kelas ini mempunyai ciri
utama adanya bunga dengan hiasan bunga yang lengkap terdiri atas kelopak dan
mahkota, dengan daun-daun mahkota yang berlekatan menjadi satu(Campbell,
2003).
Ligostrales
Bangsa ini hanya membawahi 1 suku saja, yaitu Oleaceae yang mempunyai ciriciri berikut : kebanyakan perdu atau pohon, jarang berupa semak atau terna,
seringkali memanjat. Daun tunggal atau menyirip, duduk berhadapan atau
berkarang, tanpa daun penumpu. Bunga banci atau berkelamin tunggal,
aktinomorf, tersusun dalam bunga majemuk berganda yang bersifat simos atau
rasemos. Kelopak bergigi 415, mahkota mempunyai 46 taju-taju, kadangkadang
mahkota
tidak
terdapat(Tjitrosoepomo,2004).
Benang sari 2, melekat pada mahkota atau hipogin, tangkai sari pendek, kepala
sari besar mempunyai 2 ruang sari. Bakal buah menumpang , beruang 2, tiap
ruang berisi 2 bakal biji, kadang-kadang 18. tangkai putik
1(Tjitrosoepomo,2004).

Buahnya buah kendaga yang pecah dengan membelah ruang. Kadang-kadang


berupa buah buni atau buah batu, berisi 1beberapa biji. Biji biasanya
mempunyai endsoperm, lembaga lurus, akar lembaga tersembunyi dalam pangkal
daun
lembaga(Tjitrosoepomo,2004).
Jumlah jenis tumbuhan yang tergolong dalam suku ini mendekati angka 400-an,
terbagi dalam 25 marga. Distribusinya meliputi daerah-daerah iklim panas sampai
daerah
iklim
sedang(Tjitrosoepomo,2004).

Apocynales
Terna, semak atau pohon, kayunya seringkali mempunyai floem infraxiler,
dengan daun tunggal yang duduk berhadapan atau berkarang, kebanyakan tanpa
daun penumpu. Bunga banci, jarang berkelamin tunggal, aktinomorf, berbilangan
45, dengan daun-daun mahkota yang berlekatan dan dalam kuncup seperti
terpuntir ke satu arah. Benang sari sama banyaknya dengan taju-taju mahkota,
dan
berseling
dengan
taju-taju
tersebut(Tjitrosoepomo,2004).
Bakal buah menumpang, jarang setengah tenggelam, kebanyakan beruang 2
jarang hanya 1, tembuni pada dinding. Ada kalanya terdapat 2 bakal buah yang
menjadi satu karena pelekatan tangkai putiknya. Tiap ruang berisi sedikit sampai
banyak bakal biji, masing-masing dengan 1 integumen. Biji sering bersayap atau
berambut dengan endsoperm yang terbentuk secara nuklear, lembaga
lurus(Tjitrosoepomo,2004).
Suku : Apocynaceae.
Terna atau tumbuhan berkayu berupa semak, ruas, seringkali memanjat, dengan
daun tunggal yang duduk berhadapan atau berkarang, tanpa daun penumpu.
Bunga banci, aktinomorf, berbilangan 5, jarang berbilangan 4. kelopak berbagi
dalam, daun mahkota berlekatan membentuk buluh yang relatif panjang dengan
diatas taju-taju yang dalam kuncup terpuntir ke satu arah(Tjitrosoepomo,2004).
Benang sari sebagian berlekatan dengan buluh mahkota, berseling dengan tajutaju mahkota, kepala sari panjang bangun anak panah dan penghubung ruang sari
yang runcing. Bakal buah menumpang atau setengah tenggelam, beruang 1
dengan 2 tembuni pada dinding, ada kalanya bakal buah beruang 2, atau terdapat
2 bakal buah yang tangkai putiknya berlekatan, dengan banyak bakal
biji(Tjitrosoepomo,2004).
Bakal buah dikelilingi cakram yang berlekuk 45 atau berbelah 2. tangkai putik
1 dengan penebalan dekat kepala putiknya. Buahnya buah buni, buah kurung atau
serupa buah batu. Biji sering bersayap atau berambut, mempunyai endosperm
sedikit atau tanpa endsoperm, lembaga besar, lurus(Tjitrosoepomo,2004).
Suku ini membawahi kurang lebih 175 marga, seluruhnya meliputi sekitar 1.000
jenis
yang
tersebar
di
daerah
tropika(Tjitrosoepomo,2004).

Solanales
Suatu bangsa yang besar, terutama terdiri atas terna, jarang berupa tumbuhan
berkayu, daun tunggal, jarang majemuk, duduknya tersebar atau berhadapan,
tanpa daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf atau lebih sering zigomorf,
dengan kelopak dan mahkota yang berlekatan, kebanyakan berbilangan 5, benang
sari dalam 1 lingkaran, berhadapan dengan daun-daun kelopak, dalam bunga yang
zigomorf jumlah benang sari berkurang karena ada reduksi. Bakal buah sebagian
besar beruang 2, kadang-kadang beruang 1, tiap ruang dengan 2 tembuni,
menumpang, jarang setengah tenggelam. Tiap ruang berisi 1banayk bakal biji,
masing-masing
dengan
1
integumen(Tjitrosoepomo,2004).
Suku : Solanaceae.
Terna, semak, atau perdu, kadang-kadang berupa pohon, daun tunggal, berlekuk
atau berbagi sampai majemuk, duduknya tersebar, karena pergeseran letak bukubuku kadang-kadang hampir berpasangan, tanpa daun penumpu. Bunga banci,
aktinomorf atau zigomorf, kebanyakan berbilangan 5. kelopak terdiri atas daundaun kelopak yang berlekatan, demikian pula mahkotanya yang berbentuk
bintang,
terompet
atau
corong(Tjitrosoepomo,2004).
Benang sari 5, dalam bunga yang zigomorf 1 diantaranya mandul, semuanya
tertanam pada mahkota. Bakal buah menumpang, beruang 2 dengan sekat miring
terhadap bidang median, kadang-kadang beruang lebih banyak, tiap ruang berisi
banyak bakal biji. Tangkai putik 1. buahnya buah buni atau buah kendaga. Biji
dengan
endsoperm
lembaga
bengkok
atau
melingkar
seperti
cincin(Tjitrosoepomo,2004).
Suku ini terbagi dalam kurang lebih 80 marga dan seluruhnya mencakup sekitar
1.700 jenis, yang tersebar di daerah-daerah iklim panas sampai daerah-daerah
iklim
sedang(Tjitrosoepomo,2004).
Suku : Convolvulaceae.
Terna atau tumbuhan berkayu, kebanyakan merayap atau membelit, daun tunggal,
sering bertoreh-toreh atau berbagi dalam, duduknya tersebar tanpa daun
penumpu. Bunga banci, aktinomorf. Kelopak terdiri atas 45 daun kelopak yang
bebas, mahkota berlekatan berbentuk corong atau terompet, dalm kuncup tajutaju mahkotanya berlipat atau tersusun seperti katup(Tjitrosoepomo,2004).
Benang sari 5, melekat pada buluh mahkota, berseling dengan taju-taju mahkota.
Bakal buah menumpang, kebanyakan beruang 2, jarang beruang 35, tiap ruang
dengan 2 bakal biji pada dasar ruang, masing-masing dengan 1 integumen.
Tangkai putik 12. buahnya buah kendaga, kadang-kadang terbagi dalam 4
bagian. Biji kadang-kadang berambut, lembaga sedikit banyak bengkok atau
tergulung,
endosperm
sedikit(Tjitrosoepomo,2004).
Suku ini membawahi lebih dari 1.000 jenis tumbuhan yang seringkali mempunyai

saluran-saluran getah tidak beruas, keseluruhannya terbagi dalam kurang lebih 45


marga. Daerah distribusinya terutama daerah tropika(Tjitrosoepomo,2004).
Suku : Verbenaceae.
Terna, semak, atau perdu, kadang-kadang juga berupa pohon atau liana dengan
ranting-ranting yang jelas berbentuk segi empat, jelas kelihatan terutama pada
ujung-ujung yang masih muda. Daun tunggal tanpa daun penumpu, duduknya
berhadapan, jarang tersebar atau berkarang. Bunag dalam rangkaian yang bersifat
rasemos. Kelopak berlekuk atau bergigi 45, dapat bervariasi dari 26,
seringkali zigomorf. Mahkota membentuk buluh yang nyata, berbilangan 5,
jarang 4, kebanyakan dengan taju-taju mahkota yang tidak sama besar, sedikit
miring,
tidak
jelas
berbibir(Tjitrosoepomo,2004).
Benang sari biasanya 4, 22 tidak sama panjang, jarang hanya 2 ditambah 2
yang mandul, atau sama sekali tidak ada. Bakal buah menumpang, tersusun dari
24 daun buah yang tepinya melipat kedalam membentuk sekat hingga bakal
buah terbagi-bagi dalam 48 ruang. Salah satu daun kadang-kadang tereduksi,
sehingga
bakal
buah
hanya
beruang
2(Tjitrosoepomo,2004).
Pada setiap daun buah terdpat 2 bakal biji yang apotrop atau anatrop, menempel
pada tepi daun buah. Tangkai putik pada ujung bakal buah tidak terbagi. Buahnya
buah batu yang berisi 2, 4 atau 8 biji. Biji dengan sedikit endosperm.lembaga
lurus(Tjitrosoepomo,2004).
Suku ini membawahi sekitar 100-an marga dengan seluruh hampir 3.000 jenis ,
kebanyakan di daerah tropika, tidak banyak di luar daerah
tersebut(Tjitrosoepomo,2004).
Suku : Labiatae (Lamiaceae).
Umumnya berupa terna, jarang berupa tumbuhan berkayu, dengan batang yang
jelas berbentuk segi empat (pada penampang lintangnya). Daun tunggal, jarang
majemuk, duduk berhadapan atau berkarang tanpa daun penumpu, biasanya
mempunyai kelenjar-kelenjar minyak atsiri, yang memberikan bau yang
sedap(Tjitrosoepomo,2004).
Bunga dalam rangkaian yang bersifat simos, sering berupa tukal-tukal yang rapat
dalam ketiak-ketiak daun. Kelopak tidak gugur, berbilangan 45, tidak jarang
berbibir 2. mahkota berlekatan berbentuk buluh, berbilangan 5 atau 6, jelas
berbibir 2 atau bertaju yang tidak sama besar, Zigomorf atau kadang-kadang
hampir aktinomorf. Benang sari tertanam pada buluh mahkota, biasanya ada 4,
22 tidak sama panjang, kadang-kadang 2 + 2 yang mandul atau sama sekali
tidak ada, jarang lebih dari 4 bakal buah menumpang, tersusun dari 2 daun buah
yang membentuk 4 ruang yang hampir sempurna, pada tepi tiap daun buah
terdapat
2
tembuni(Tjitrosoepomo,2004).
Sekat antara ruang-ruang bakal buah kadang-kadang rusak , sehingga tembuni
kelihatan seakan-akan terletak di pusat. Tangkai putik dari pangkal dalam daun

buah (ginobasis), jarang terminal pada ujung bakal buah. Buah berbagi dalam 4
bagian, yang masing-masing menyerupai buah kurung atau buah keras, jarang
menyerupai buah batu. Biji dengan atau tanpa endsoperm, lembaga
lurus(Tjitrosoepomo,2004).
Warga suku menunjukkan banyak persamaan dengan warga suku verbenaceae.
Labiatae membawahi hampir 200 marga dengan seluruhnya meliputi lebih dari
3.000 jenis yang sebagian besar menghuni daerah-daerah beriklim
panas(Tjitrosoepomo,2004).

2.10 BANGSA BANGSA DICOTYLEDONEAE


1. Bangsa Rubiales
Bangsa Rubiales merupakan tumbuhan terna atau berkayu dengan daun tunggal
atau majemuk tyang duduk berhadapan, dengan atau tanpa daun penumpu.
Bunganya banci, aktinomorf atau zigomorf, biasanya membentuk bunga majemuk
yang simos. Daun mahkota berlekatan, pada bunga yang aktinomorf benang sari
sama banyaknya dengan daun mahkota, pada bunga yang zigomorf jumlah benang
sari lebih sedikit, duduknya berseling dengan daun-daun mahkota.
a. Suku Rubiaceae
Merupakan tumbuhan semak, perdu atau pohon-pohonan, jarang berupa
terna. Daunnya tunggal berhadapan atau berkarang, dengan daun penumpu
dalam ketiak atau antar tangkai. Bunga dalam rangkaian yang bersifat
rasemos atau simos, sering berbentuk seperti bongkol, aktinomorf atau
zigomorf, banci atau berkelamin tunggal. Daun-daun kelopak tersusun
sebagai katup, daun mahkota berlekatan, bentuk mahkota bermacam-macam,
benang sari melekat pada mahkota, berseling dengan taju-taju mahkota,
jarang jumlah benang sari lebih kecil. Dalam bunga biasanya terdapat cakram
dan bakal buah tenggelam. Biji kebanyakan mempunyai endosperm, lembaga
lurus atau bengkok.
Contoh:

Rubia tinctorumyt

b. Suku Caprifoliaceae
Tumbuhan semak atau perdu, kadang-kadang berupa liana, dengan kayu yang
relative lunak dan empulur yang lebar. Daun tunggal, duduk berhadapan,
kebanyakan tanpa daun penumpu. Bunganya banci, aktinomorf atau zigomorf.
Mahkota berlekuk dengan lima taju-taju. Benang sari kebanyakan 5, kadangkadang hanya empat, tertanam pada mahkota, berseling dengan taju-tajunya.
Bakal buah tenggelam, tangkai putik satu atau lebih. Buahnya buah buni atau
buah batu, jarang buah kendaga. Biji dengan kulit biji yang keras seperti
tulang, kebanyakan dengan endospermyang besar, lembaga lurus.
Contoh:
Sambucus : Sambucus nigra

c. Suku Valerianaceae
Tanaman terna, jarang berupa semak atau perdu, daun-daun tunggal
berbagi sangat dalam, duduk berhadapan tanpa daun penumpu. Bunga banci
atau berkelamin tunggal, zigomorf atau asimetris, kadang-kadang dengan
daun-daun pembalut atau daun pelindung. Kelopak dengan tepi yang tidak
jelas perkembangannya. Bakal buah tenggelam, beruang tiga, biasanya
menjadi satu atau tinggal satu ruang yang berisi satu bakal biji. Tangkai putik
satu, buahnya buah keras dengan satu biji, dengan di ujungnya terdapat
rambut-rambut yang berasal dari kelopak yang tidak gugur. Biji tanpa
endosperm, lembaga lurus.
Contoh: Valeriana officinalis

d. Suku Dipsacaceae
Merupakan tumbuhan terna atau semak-semak kecil, dengan daundaun tunggal yang kadang-kadang berbagi dalam, duduk berhadapan, tanpa
daun penumpu. Bunga tersusun sebagai bongkol, kebanyakan banci, zigomorf,
tiap bunga dilengkapi kelopak tambahan yang terdiri atas daun-daun
pelindung. Kelopak dengan taju-taju kecil seperti sikar. Mahkota mempunyai

2-5 taju-taju. Benang sari 2-4, tertanam pada mahkota. Bakal buah tenggelam,
beruang satu dengan satu bakal biji. Tangkai putik satu, buahnya buah satu
dengan satu bakal biji, buahnya buah keras, biji dengan endosperm, lembaga
besar, lurus.
Contoh:
Dipsacus silvestris

2. Bangsa Ligustrales
Bangsa ini hanya membawahi satu suku saja yaitu, Oleaceae yang mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut kebanyakan berupa perdu atau pohon, jarang berupa
semak atau terna, sering kali memanjat. Daun tunggal atau menyirip, duduk
berhadapan atau berkarang, tanpa daun penumpu. Bunga banci atau
berkelamin tunggal, aktinomorf, tersusun dalam bunga majemuk berganda
yang bersifat simos atau rasemos. Kelopak bergigi 4-15, mahkota mempunyai
4-6 taju-taju, kadang-kadang mahkota tidak terdapat. Benang sari dua, melekat
pada mahkota atau hipogin, tangkai sari pendek, kepala sari besar mempunyai
dua ruang sari. Bakal buah menumpang, beruang dua, tiap rung berisi dua
bakal biji, kadang-kadang 1-8. Tangkai putik satu. Buahnya buah kendaga
yang pecah dengan membela ruang, kadang-kadang berupa buah buni atau
buah batu. Biji biasanya mempunyai endosperm, lembaga lurus, akar lembaga
tersembunyi dalam pangkal daun lembaganya.
Contoh:

Olea europaea

3. Bangsa Contortae
Merupakan tumbuhan terna, semak atau pohon. Kayunya sering kali
mempunyai floem intraxiler, dengan daun tunggal yang duduk berhadapan
atau berkarang, kebanyakan tanpa daun penumpu. Bunga banci, jarang
berkelamin tunggal, aktinomorf, dengan daun-daun mahkota yang
berlekatan dan dalam kuncup seperti terpuntir ke satu arah. Benang sari
sama banyaknya dengan taju-taju mahkota, dan berseling dengan taju-taju
tersebut. Bakal buah menumpang, jarang setengah tenggelam, kebanyakan
beruang 2 jarang hanya 1. Adakalanya terdapat dua bakal buah yang
menjadi 1 karena pelekatan tangkai putiknya. Biji sering bersayap atau
berambut dengan endosperm yang terbentuk secara nuclear, lembaga lurus.
a. Suku Apocynaceae
Terna atau tumbuhan berkayu yang berupa semak, perdu atau pohon dengan
buluh getah yang tidak beruas-ruas, sering kali memanjat, dengan daun
tunggal yang duduk berhadapan atau berkarang, tanpa daun penumpu.
Bunga banci, aktinomorf. Kelopak berbagi dalam, daun mahkota berlekatan
membentuk buluh yang relative panjang dengan di atas taju-taju yang
dalam kuncup terpuntir ke suatu arah. Benang sari sebagian berlekatan
dengan buluh mahkota, berseling dengan taju-taju mahkota, kepala sari
panjang anak panah dan penghubung ruang sari yang runcing. Bakal buah
menumpang atau setangah tenggelam, bakal buah dikelilingi cakram yang
berlekuk 4-5 atau berbelah dua. Tangkai putik 1 dengan penebalan dekat
kepala putiknya. Buahnya buah buni, buah kurung atau serupa buah batu.
Biji sering bersayap atau berambut, mempunyai endosperm sedikit atau
tanpa endosperm, lembaga besar dan lurus.
Contoh:

Apocynum cannabinum
b. Suku Loganiaceae
Terna atau tumbuhan berkayu dengan floem intraxiler, daun tunggal
berhadapan atau berkarang, pada pangkal bersambungan dengan
perantaraan suatu rusuk atau mempunyai daun penumpu kecil. Bunga banci
atau berkelamin tunggal, aktinomorf. Daun kelopak 4-16, biasanya tersusun
dalam beberapa lingkaran. Daun mahkota berlekatan dengan 4,5 sampai
banyak taju-taju. Benang sari sama banyaknya dengan taju-taju mahkota,
berlekatan dengan buluh mahkota, jarang hanya terdapat satu benang sari.
Bakal buah menumpang atau setangah tenggelam, beruang 1-5, kebanyakan
beruang 2, tiap ruang dengan satu bakal biji. Tangkai putik satu, buahnya
buah kendaga yang pecah dengan membela sekat dengan dua katup, atau

buah buni atau buah batu. Biji dengan endosperm yang terbentuk secara
nuclear dengan lembaga yang lurus.
Contoh:
Fagraea fragrans

c. Suku Gentianaceae
Kebanyakan berupa terna annual atau pernial, jarang berupa semak atau
perdu. Daun tunggal, berhadapan, tanpa daun penumpu. Bunga dalam bunga
majemuk bersifat simos, banci, jarang berkelamin tunggal, aktinomorf,
jarang zigomorf. Kelopak dengan 4-12 taju-taju atau terdiri atas jumlah daun
kelopak yang sama. Mahkota berlekatan dengan jumlah taju-taju yang sama
dengan jumlah taju-taju kelopak, dalam kuncup terpuntir ke satu arah.
Benang sari sama banyak dengan jumlah taju-taju mahkota atau lebih sedikit,
berlekatan dengan buluh mahkota. Bakal buah menumpang atau setengah
tenggelam, hamper selalu beruang satu dengan dua tembunih pada dinding
dengan banyak bakal biji. Tangkai putik satu, kadang-kadang berbelah dua.
Buahnya buah kendaga yang membuka dengan dua katup atau buah kurung.
Biji dengan endosperm dan lembaga yang hampir berbentuk silinder atau
kerucut.
Contoh:

Gentiana lutea
d. Suku Asclepiadaceae
Terna atau tumbuhan berkayu, kadang-kadang membelit. Daun tunggal,
kebanyakan sukulen, duduknya berhadapan atau berkarang, kadang-kadang
tersebar, tanpa daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf, berbilangan 5.
Kelopak dengan daun-daun kelopak yang bebas, mahkota dengan taju-taju
yang dalam kuncup terpuntir ke satu arah. Di sebelah dalam mahkota sering

terdapat mahkota tambahan atau korona. Benang sari bebas, atau berlekatan
pada pangkalnya pada pangkal dan punggung kebanyakan terdapat alat-alat
tambahan. Tangkai sari pendek, kepala sari besar, berlekatan satu dengan
yang lain dan berlekatan pula dengan kepala putik. Serbuk sari bergandenggandengan membentuk polinia, mempunyai alat-alat pelekat. Bakal buah 2,
bebas, menumpang, keduanya hanya bergandengan dengan perantaraan
pelekatan kepala putiknya, masing-masing berisi beberapa bakal biji. Dalam
bunga tidak terdapat cakram. Buahnya buah kurung berganda, biji
bermahkotakan rambut-rambut mengkilat, mempunyai endosperm, lembaga
lurus, hampir sepanjang bijinya dan daun lembaga yang pipih.
Contoh:

Asclepias curassavica
4. Bangsa Tubiflorae
Suatu bangsa yang besar, terutama terdiri atas terna, jarang berupa tumbuhan
berkayu, daun tunggal, jarang majemuk, duduknya tersebar atau berhadapan,
tanpa daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf, atau sering zigomorf, dengan
kelopak dan mahkota yang berlekatan. Benang sari dalam 1 lingkaran,
berhadapan dengan daun-daun kelopak, dalam bunga yang zigomorf jumlah
benang sari berkurang karena ada reduksi. Bakal buah sebagian besar beruang 2,
kadang-kadang beruang 1, tiap ruang dengan 2 tembuni, menumpang, jarang
aetengah tenggelam. Tiap ruang berisi 1 sampai banyak bakal biji, masing-masing
dengan 1 integumen.
a. Suku Solanaceae
Terna, semak, atau perdu, kadang-kadang berupa pohon, daun tunggal,
berlekuk atau berbagi sampai majemuk, duduknya tersebar, karena
pergeseran letak pada buku-buku kadang-kadang hampir berpasangan,
tanpa daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf atau zigomorf. Kelopak
terdiri atas daun-daun kelopak yang berlekatan, demikian pula mahkotanya
yang berbentuk bintang, terompet, atau corong. Benang sari 5 dalam bunga
yang zigomorf 1 diantaranya mandul, semuanya tertanam pada mahkota.
Bakal buah menumpang ,beruang 2 dengan sekat yang miring terhadap
bidang median, kadang-kadang beruang lebih banyak, tiap ruang berisi

banyak bakal biji. Tangkai putik 1. Buahnya buah buni atau buah kendaga.
Biji dengan endosperm lembaga bengkok atau melingkar seperti cincin.
Contoh:

Solanum tuberosum
b. Suku convolvulaceae
Merupakan tumbuhan terna, atau tumbuhan berkayu, kebanyakan
merayap atau membelit, daun tunggal, sering bertoreh-toreh atau berbagi
dalam, duduknya tersebar tanpa daun penumpu. Bunga banci,
aktinomorf. Kelopak terdiri atas 4-5 daun kelopak yang bebas, mahkota
berlekatan berbentuk corong atau terompet, dalam kuncup taju-taju
mahkotanya berlipat atau tersusun seperti katup. Benang sari 5, melekat
pada buluh mahkota, berseling dengan taju-taju mahkota. Bakal buah
menumpang, kebanyakan beruang 2, jarang beruang 3-5, tiap ruang
dengan 2 bakal biji pada dasar ruang, masing-masing dengan 1
integumen. Tangkai putik 1-2. Buahnya buah kendaga, kadang-kadang
terbagi dalam 4 bagian. Biji kadang-kadang berambut, lembaga sedikit
banyak bengkok atau tergulung, endosperm sedikit.
Contoh:

Ipomea batatas
c.

Suku Cuscutaceae
Bersifat parasit obligat, tanpa klorofil, tanpa akar, menghisap air dan
makanan dari inangnya dengan perantaraan alat-alat penghisap
(haustoria) yang terdapat pada batangnya yang membelit inangnya,
berbentuk seperti benang-benang berwarna kuning jingga. Bunga kecil,
tesusun seperti setukal benang kusut, banci, aktinomorf. Kelopak terdiri
atas 5 dan 4 daun, kelopak yang bebas atau berlekatan. Mahkota terdiri
atas 5 atau 4 daun mahkota yang berlekatan, berwarna putih atau merah
jambu, berbentuk lonceng atau hampir bulat, dengan 5 atau 4 taju-taju.
Benang sari 5, tangkai sari pendek tertanam pada pangkal mahkota,
berseling dengan taju-taju. Di daerah benang sari terdapat sisik-sisik
yang berlekuk atau berbulu mata. Bakal buah menumpang, beruang 2
dengan sempurna atau tidak sempurna, masing-masing dengan 2 bakal

biji. Tangkai putik 2, bebas atau berlekatan. Buahnya buah kendaga


berbentuk bulat, kering atau berdaging. Biji dengan lembaga yang
melingkari endospermnya, lembaga tanpa daun lembaga.
Contohnya :

Cuscuta epilinum
d. Suku Polemoniaceae
Terna annual atau perennial, kadang-kadang memanjat dengan sulur-sulur
pembelit, jarang berupa tumbuhan berkayu. Daun tunggal atau majemuk,
tersebar atau berhadapan, tanpa daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf,
berbilangan 5. Kelopak dan mahkota terdiri atas daun-daun kelopak dan
daun-daun mahkota yang berlekatan, dengan taju-taju yang dalam kuncup
terpuntir ke satu arah. Benang sari sama banyaknya dengan taju-taju itu
dan sebagian berlekatan dengan mahkota. Bakal buah menumpang,
beruang tiga, tiap ruang berisi banyak atau hanya satu bakal biji. Tangkai
puti satu, buah kebanyakan berupa kendaga yang pecah dengan membelah
ruang. Biji dengan endosperm, lembaga lurus atau sedikit bengkok.
Contoh:

Polemonium coeruleum

e. Suku Hydrophyllaceae
Kebanyakan berupa terna annual atau perennial dengan daun tunggal atau
berbagi yang duduknya tersebar atau berhadapan tanpa daun penumpu,
bunga banci, aktinomorf, tersusun dalam sinsinus (bunga bercabang seling
). Kelopak berbagi lima, mahkotapun demikian berbelah 5 dengan 5 tajutahu. Dalam bunga kebanyakan tidak terdapat cakram. Benang sari
melekat pada pangkal mahkota, berseling dengan taju-taju mahkota,
sering kali jumlahnya lebih besar dari pada jumlah taju-taju mahkota.
Bakal buah menumpang, beruang satu dengan dua tembuni pada

dindingnya, atau beruang dua dengan banyak bakal biji atau hanya 2
dalam tiap ruang. Tangkai putik 2 atau 1. Buahnya kebanyakan buah
kendaga yang pecah dengan membela ruang. Biji dengan endosperm,
lembaga kecil dan lurus.
Contoh:

Hydrophyllum virginianum
f. Suku Boraginaceae
Kebanyakan berupa terna, jarang pohon-pohonan, sering kali mempunyai
rambut kasar atau sikat, daun tunggal, tersebar, tanpa daun penumpu.
Bunga kebanyakan banci, aktinimorf atau zigomorf. Tersusun dalam
rangkaian yang bersifat simos berganda, tergulung pada ujung batang.
Kelopak berbagi, mahkota tersusun dari 5 daun mahkota yang berlekatan,
dalam kuncup teratur quinqunsial atau terpuntir, taju-taju mahkota tidak
sama besar di sebelah dalam buluh mahkota sering terdapar sisik-sisik.
Benang sari 5, sering dengan tangkai sari yang tidak sama panjang, di
antaranya ada yang mandul, melekat pada buluh mahkotanya. Bakal buah
menumpang, tangkai putik satu atau terbelah dua, tertanam pada pangkal
bagian-bagian bakal buah. Buah terbagi dalam 4 bagian buah yang
masing-masing bersifat seperti buah keras. Biji dengan atau tanpa
endosperm, lembaga lurus atau bengkok.
Contoh:

Boragoofficinalis
g. Suku Scrophulariaceae

Terna atau semak-semak kecil, kadang-kadang pohon kecil, daun tunggal


atau berbagi, duduknya tersebar, berhadapan atau berkarang tanpa daun
penumpu. Bunga banci, hampir selalu zigomorf. Benang sari 5, melekat
pada mahkota berseling dengan taju-taju mahkota. Dalam bunga terdapat
sebuah cakram. Bakal buah menumpang, beruang 2 dengan sempurna
atau tidak, dengan sekat yang melintang. Tangkai putik satu, buahnya
buah kendaga atau buah buni. Biji dengan endosperm, lembaga lurus
atau sedikit bengkok.
Contoh-contoh :

Bonnayareptans

Linaria vulgaris

h. Suku Lentibulariaceae
Terna, seringkali berupa tumbuhan air atau tumbuhan darat yang
menyukai tanah-tanah yang lembab, daun tunggal, berbagi dalam,
duduknya tersebar atau membentuk rozet akar, kebanyakan mempunyai
gelembung-gelambung. Bunga banci, zigomorf, terpisah-pisah atau
tersusun dalam bunga majemuk berupa bulir atau tandan. Kelopak
berbagi 2-5, mahkota berlekatan membentuk dua bibir pada ujung dan
bertaji pada pangkalnya. Benang sari dua, melekat pada pangkal
mahkota. Dalam bunga tidak terdapat cakram. Bakal buah menumpang,
beruang satu, tembuni di tengah-tengah dengan banyak bakal biji.
Tangkai putik pendek, kepala putik dudk di atas bakal buah. Buahnya
buah kendaga, biji tanpa endosperm.
Contoh-contoh :

Utricularia flexuosa

Genlisea ornate

i. Suku Orobanchaceae
Terna anual atau parenial yang hidup sebagai parasit pada akar-akar
tumbuhan lain, tidak berklorofil, dengan daun-daun yang berubah bantuk
menjadi seperti sisik-sisik. Bunga dalam ketiak suatu daun pelindung,
terpisah-pisah atau tersusun dalam tandan, banci, zigomorf. Kelopak
terdiri atas 2-5 daun kelopak yang berlekatan pada pangkalnya. Mahkota
berlekatan dengan 4-5 taju-taju dan 2 bibir. Benang sari 4, 2-2 tidak
sama panjang, melekat pada mahkota. Bakal buah menumpang, beruang
1, dengan 2-4 tembuni pada dinding dan banyak bakal biji. Tangkai putik
1. Buahnya buah kendaga yang pecah dengan membelah ruang. Biji
dengan endosperm dan lembaga yang kecil.
Contoh-contoh :

Orobancha speciosa

Aeginetia indic

j. Suku Gesneriaceae
Terna, semak, jarang berupa pohon, seringkali hidup sebagai epifit, daun
sering tidak sama, duduk tersebar atau berhadapan, tanpa daun penumpu.
Bunga banci, zigomorf, berbilangan 5. Kelopak berlekatan, mahkota
sering mempunyai 2 bibir . benang sari 4, 2-2 tidak sama panjang, kadangkadang hanya 2, di antaranya kadang-kadang 1-3 bersifat mandul atau
tereduksi, semua melekat pada mahkota bunga, kepala sari 2-2 berlekatan
atau semuanya bergandengan menjadi satu. Bakal buah menumpang
sampai tenggelam, beruang 1 dengan 2 tembuni pada dinding dan banyak
bakal biji. Tangkai putik 1. Buahnya buah kendaga atau buah buni. Biji
dengan atau tanpa endosperm, lembaga lurus.
Contoh-contoh :

Gesneria libanensis

Saintpaulia ionantha
k. Suku Bignoniaceae
Semak atau pohon, kadang-kadang memanjat atau membelit, jarang
berupa terna. Daun kebanyakan majemuk, duduk berhadapan atau
tersebar, tanpa daun penumpu. Bunga banci, zigomorf, berbilangan 5,
sering berwarna sangat menarik. Kelopak bangun lonceng, romping
atau bergigi 5. Mahkota dengan 5 taju-taju yang tersusun seperti
genting, kadang-kadang berbibir 2. Benang sari 4 atau 2, melekat pada
mahkota berseling dengan taju-taju mahkota, 1-3 di antaranya mandul
atau tereduksi. Dalam bunga kebanyakan terdapat cakram. Bakal buah
menumpang, beruang 2 atau 1, tiap ruang dengan 2 tembuni, dengan
banyak bakal biji. Tangkai putik 1. Buahnya buah kendaga yang pecah
dengan membelah ruang atau membelah sekat dan 2 katup, sering tidak
membuka, ada pula yang berupa buah buni. Biji bersayap, tanpa
endosperm, lembaga lurus.
Contoh-contoh :

Bignonia fraxinifolia

Spathodea campanulata

l. Suku Pedaliaceae
Terna dengan rambut-rambut kelenjar yang mengeluarkan lender, annual
atau parenial. Daun tunggal, berhadapan, di bagian atas batang tersebar,
tanpa daun penumpu. Bunga banci, zigomorf, berbilangan 5. Kelopak
sedikit banyak berlekatan, mahkota berbibir 2. Benang sari 4, 2-2 tidak
sama panjang, melekat mahkota, kepala sari 2-2 berlekatan. Bakal buah
menumpang, beruang 2-4, tiap ruang dengan 1 - banyak bakal biji di sudutsudutnya. Cakram di bawah bakal buah. Buahnya buah kendaga. Biji
dengan endosperm tipis atau tanpa endosperm, lembaga lurus.
Contoh-contoh :

Sesamum indicum

Ceratotheca triloba
m. Suku Acanthaceae
Terna atau semak, jarang berupa pohon atau liana, daun tunggal dengan
sistolit-sistolit, berhadapan atau berkarang, kadang-kadang tersebar, tanpa
daun penumpu. Bunga dalam rangkaian yang rasemos, berupa bulir atau
tandan, banci, aktinomorf atau zigomorf, berbilangan 5, sering dengan

daun-daun pelindung yang nyata. Kelopak berlekuk 4-5 atau terdiri atas
daun-daun kelopak yang bebas. Mahkota membentuk buluh yang panjang,
berbibir 2 atau 1, taju-taju mahkota tersusun seperti genting atau terpuntir.
Benang sari 4, 2-2 tidak sama panjang, kadang-kadang hanya 2 atau malahn
5, melekat pada mahkota. Dalam bunga biasanya terdapat cakram. Bakal
buah menumpang, beruang 2 atau 1, tiap ruang berisi 2-8 bakal biji, jarang
kurang atau lebih, bakal biji tersusun dalam 1 atau 2 baris pada tembuninya.
Tangkai putik 1. Buahnya buah kendaga yang pecah dengan membelah
ruang, jarang berupa batu. Biji tanpa endosperm, sering menempel pada
tembuni dengan perantaraan badan-badan berbentuk kait, lembaga besar.
Contoh-contoh :

Acanthus mollis

Ruellia tuberose
n. Suku Verbenaceae
Terna, semak atau perdu, kadang-kadang juga berupa pohon atau liana
dengan ranting-ranting yang jelas berbentuk segi empat, jelas kelihatan
terutama pada ujung-ujung yang masih muda. Daun tunggal tanpa daun
penumpu, duduknya berhadapan, jarang tersebar atau berkarang. Bunga
dalam rangkaian yang bersifat rasemos. Kelopak berlekuk atau bergigi 4-5,
dapat bervariasi dari 2-6, seringkali zigomorf. Mahkota membentuk buluh
yang nyata, berbilangan 5 jarang yang 4, kebanyakan dengan taju-taju
mahkota yang tidak sama besar, sedikit miring, tidak jelas berbibir. Benang
sari biasanya 4, 2-2 tidak sama panjang, jarang hanya 2 ditambah 2 yang
mandul atau sama sekali tidak ada. Bakal buah menumpang, tersusun dari
2-4 daun buah yang tepinya melipat ke dalam membentuk sekat, hingga
bakal buah terbagi-bagi dalam 4-8 ruang. Salah satu daun kadang-kadang
tereduksi, sehingga bakal buah hanya beruang 2. Pada setiap daun buah
terdapat 2 bakal biji yang apotrop atau anatrop, menempel pada tepi daun
buah. Tangkai putik pada ujung bakal buah tidak berbagi. Buahnya buah
batu yang berisi 2, 4 atau 8 biji. Biji dengan sedikit endosperm, lembaga
lurus.
Contoh-contoh :

Verbena hybrid

Lantana camara
o. Suku Labiatae (lamiaceae)
Umumnya berupa terna, jarang berupa tumbuhan yang berkayu, dengan
batang yang jelas berbentuk segi empat (pada penampang lintangnya), daun
tunggal, jarang majemuk, duduk berhadapan atau berkarang, tanpa daun
penumpu, biasanya mempunyai kelenjar-kelenjar minyak atsiri, yang
memberikan bau yang sedap. Bunga dalam rangkaian yang bersifat simos,
sering berupa tukal-tukal yang rapat dalam ketiak-ketiak daun. Kelopak
tidak gugur, berbilangan 4-5, tidak jarang berbibir 2. Mahkota berlekatan
berbentuk buluh, berbilangan 5 atau 6, jelas berbibir 2 atau bertaju yang
tidak sama besar, zigomorf atau kadang-kadang hampir aktinomorf. Benang
sari tertanam pada buluh mahkota, biasanya ada 4, 2-2 tidak sama panjang,
kadang-kadang 2+2 yang mandul atau sama sekali tidak ada, jarang lebih
dari 4. Bakal buah menumpang, tersusun dari 2 daun buah yang membentuk
4 ruang yang hampir sempurna, pada tepi tiap daun buah terdapat 2
tembuni. Sekat antara ruang-ruang bakal buah kadang-kadang rusak,
sehingga tembuni kelihatan seakan-akan terletak di pusat. Tangkai putik
dari pangkal dalam daun buah (glinobasis), jarang terminal pada ujung
bakal buah. Buah berbagi dalam 4 bagin, yang masing-masing menyerupai
buah batu. Biji dengan atau tanpa endosperm, lembaga lurus.
Contoh-contoh :

Leucas zeylanica

lamium maculatum

p. Suku Plantaginaceae
Terna, jarang berupa semak-semak kecil, daun tunggal, pangkal tangkai
sering berubah membentuk upih daun, duduknya hampir selalu merupakan
rozet akar, jarang berhadapan atau tersebar tanpa daun banyak berlekatan.
penumpu. Bunga terpisah-pisah atau terangkai membentuk bulir, banci atau
berkelamin tunggal, aktonomorf. Kelopak terdiri atas 4 daun kelopak atau
berlekuk 4 yang jauh dari sumbu sedikit Mahkota seperti selaput, berlekuk
3-4 atau terdiri atas 4 daun mahkota. Benang sari 4, tertanam pada mahkota,
duduknya berseling dengan daun-daun mahkota. Cakram tidak terdapat.
Bakal buah menumpang, beruang 2-4, jarang hanya 1 ruang, biji1-banyak.
Tangkai putik 1. Buahnya buah kendaga yang pecah melintang atau buah
keras. Biji dengan endosperm yang berdaging, lembaga lurus.
Contoh-contoh :

Plantago lagopus

Plantago major

5. Bangsa Cucurbitales
Bangsa ini hanya terdiri atas satu suku saja yaitu suku Cucurbitaceae yang
mempunyai cirri-ciri sebagai berikut: Kebanyakan berupa terna annual, jarang
sekali berupa semak atau perdu, biasanya memanjat dengan menggunakan
sulur-sulur atau alat-alat pembelit yang merupakan metamorphosis cabang,
dahan atau kadang-kadang daun penumpu. Daun tunggal, berlekuk, berbagi
sampai majemuk menjari tanpa daun penumpu, biasanya duduk tersebar.
Bunga aktinomorf, hampir selalu berkelamin tunggal, berumah satu,
tetrasiklik, pentamer. Bagian ujung daun-daun mahkota tersusun seperti katup.
Benang sari berjumlah 5, jarang bebas, kebanyakan sedikit banyak berlekatan
satu sama lain, kepala sari beruang 2 dengan ruang sari terlipat menghadap ke

luar, kelima-limanya bergabung membentuk sinandrium di pusat, atau empat


dari lima kepala sari itu berpasang-pasangan. Bakal buah tenggelam,
kebanyakan beruang 3, dalam masing-masing ruang terdapat 2 tembuni yang
membengkok ke luar dengan kebanyakan sejumlah besar bakal biji (ada
kalanya hanya 1), masing-masing dengan dua selaput kulit biji. Tangkai kepala
putik dengan kepala putik yang berbagi tiga seperti garpu. Buahnya pada
umumnya berupa buah buni, jarang seperti buah kendaga. Biji tanpa
endosperm.
Contoh-contoh :
Cucurbita moschata

Cucumis sativus

2.11 Divisi Angiospermae pada kelas Dicotyledoneae (Magnoliopsida).


Dicotyledonae (Magnoliopsida)

Tumbuhan anggota kelas dikotil mempunyai cirri-ciri umum, terutama saat biji
berkecambah, biji mempunyai dua daun lembaga yang terbelah menjadi dua
bagian. Cirri lainnya adalah bagian-bagian bunga berkelipatan 2,4, atau 5.
Daunnya tunggal atau majemuk dan mempunyai tulang daun menjari dan
menyirip. Tumbuhan dikotil mempunyai system akar tunggang, dapat berupa
tumbuhan semak, herba, atau pohon. Batang bercabang dengan buku-buku dan
ruas-ruas tidak jelas. Batang dan akar tumbuhan dikotil berkambium (diantara
xylem dan floem), sehingga mengalami pertumbuhan sekunder (tumbuhan
membesar).
Dicotyledoneae (tumbuhan dikotil) memiliki beberapa cirri, yaitu sebagai
berikut :

Keeping biji berbelah dua

Berkas vaskuler (pembuluh angkut) pada batang bertipe kolateral terbuka


(antara xylem dengan floem terdapat cambium). Sementara berkas vaskuler
pada akar bertipe radial (antara xylem dan floem didalam batang tersusun
melingkar dengan kedudukan xylem disebelah dalam dan floem di sebelah
luarnya).

Batang dan akar memiliki cambium sehingga terjadi pertumbuhan sekunder


dan dapat tumbuh membesar.

Batang bercabang-cabang dengan ruas batang yang tidak jelas.

Berakar tunggang yang bercang-cabang.

Tidak memiliki pelindung ujung akar (koleoriza) dan pelindung ujung batang
(koleoptil

Berdaun tunggal atau majemuk, dengan urat daun menyirip atau menjari, dan
umumnya tidak berpelepah.

Bagian bunga (kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari) berjumlah 4 atau
5, atau kelipatannya.

Berikut contoh family dalam suatu ordo pada kelas Dicotyledoneae


(Magnoliopsida) serta contoh tumbuhannya.
1) Ordo Casuarinales
Famili Casuarinaceae
Casuarinaceae berbentuk pohon, berumah satu atau dua, memiliki ranting jarum yang
hijau dengan sendi antar ruas yang beralur.Daun Casuarinaceae tereduksi (kecil),

bunga dalam bulir berbentuk kerucut, dan buah bongkol berbentuk kerucut.Terdapat
sekitar 70 spesies Casuarinaceae.Contohnya:

Casuarinaequisetifolia (cemara laut, banyak tumbuh di pantai berpasir)


Casuarina junghuhniana (cemara gunung)

.
2) Ordo Capparales
Famili Capparaceae
Capparaceae berbentuk perdu, pohon, atau liana berkayu.Daunnya tunggal atau
majemuk menjari, dan berukuran kecil.Buah berbentuk kapsul memanjang (disebut
buah buni). Contohnya:
Gynandropsis speciosa

Capparis spinosa

3) Ordo Malvales
Famili Malvaceac
Malvaceae berbentuk perdu atau pohon.Daunnya tunggal, menjari atau
berurat daun menjari di bagian pangkal. Bunganya memiliki 5 daun kelopak
dan 5 daun mahkota, berkelamin dua, benang sari banyak, tangkai sari
bersatu dan tangkai putih berada diatasnya. Contohnya
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis),

kapas (Gossypium sp.)

Abutilon sp.

4) Ordo Myrtales
Famili Myrtaceae
Myrtaceae berbentuk pohon atau perdu.Daunnya tampak selalu hijau dan
beraroma jika diremas. Contohnya
EucalyptuS
Eugenia Caryophyllus (cengkih).

5) Ordo Fabales
Famili Leguminosae (Fabaceae)
Leguminosae berbentuk perdu atau pohon, ada pula yang memanjat.
Leguminosae memiliki daun buah memanjang yang akan berkembang menjadi
polong (legume). Sebagian besar Leguminosae memiliki bintil-bintil pada akar
yang merupakan bentuk simbiosis dengan bakteri penambat nitrogen

(Rhizobium sp.).leguminosae terdiri atas tiga subfamily, yaitu Mimosoideae,


Caesalpinioideae, dan Papilionoideae (Faboideae). Contoh Mimosoideae, yaitu
Mimosa pudica (putrid malu) dan Leucaena leucocephala (petai cina).
*Contoh Caesalpineae, yaitu
Caesalpinia pulcherrima (bung merak)

Delnox regia (flamboyan).

Contoh Papilionoideae (berbunga bentuk kupu-kupu), yaitu:


Arachis hypogeal (kacang tanah)

Crotalaria juncea (orok-orok).

6) Ordo Gentianales
a) Famili Apocynaceae
Apocynaceae berbentuk pohon, perdu, atau liana berkayu.Batangnya bergetah
putih.Pada umumnya memiliki bunga dengan warna mecolok, berukuran besar,
dan berbau harum. Contohnya
Catharanthus roseus (tapak dara)

Allamanda cathartica (alamanda).

b) Famili Compositae (Asteraceae)


Compositae berbentuk perdu atau pohon.Bunganya memiliki bonggol
berbentuk tabung. Contohnya
Lactuca sativa (selada)

Chrysanthemum.

7) Ordo Piperales

Famili Piperaceae
Piperaceae berbentuk perdu atau semak, ada yang memanjat dengan akar
lekat.Daun memiliki bau aromatik atau rasa pedas.Contohnya piper betle
(sirih)
piper nigrum (lada).

8) Ordo Rosales
Famili Rosaceae
Rosaceae merupakan kelompok mawar, berbentuk semak namun ada pula
yang memanjat, berkayu, berduri temple atau tidak berduri.Contohnya Rosa
hybrid (mawar) Malus sylvestris (apel).

9) Ordo Solanales
Famili Solanaceae
Solanaceae merupakan kelompok terong-terongan.Berbentuk perdu atau
semak basah.Bunganya berbentuk terompet.Contohnya Datura metel
(kecubung)

Solanum lycopersicum (tomat).

10) Ordo Magnoliales


Famili Magnoliaceae
Magnoliaceae berbentuk pohon atau perdu.Daun tunggal dan pada saat
rontok meninggalkan bekas berbentuk cincin pada ranting.Kelopak dan
mahkota tidak selalu dapat dibedakan dengan jelas. Contohnya

Michelia champaca (cempak atau kantil).

11) Ordo Caryophyllales


Famili Nyctaginaceae
Nyctaginaceae berbentuk pohon, perdu, atau memanjat; berdaun tunggal; ada yang
memiliki daun pelindung berwarna hijau atau berwarna lain. Contohnya

Bougainvillea spectabilis

Mirabilis jalapa (bunga pukul empat).

12) Ordo Nymphaeales


Familia Nymphaeaceae
Nymphaeaceae merupakan tumbuhan air atau rawa.Daun tenggelam atau mengapung.
Contohnya
Nymphaea nouchali (teratai kecil)

Nymphaea nouchali (teratai kecil)

Nelumbium nelumbo (teratai besar)

13) Ordo Sapindale


Famili Rutaceae
Rutaceae berbentuk pohon atau perdu.Daun memiliki kelenjar minyak.
Contohnya :
maxima (jeruk bali)
Murraya paniculata (kemuning).

2.12 Contoh Tumbuhan Dicotyledoneae


DICOTYLEDONEAE dapat dibedakan dalam 3 sub kelas

Dialypetalae,Subkelas Monochlamydeae atau Apetalae, Subkelas Sympetalae.


1.

Subkelas Dialypetalae

Habitus terna, semak, perdu dan pohon

Subkelas

Memiliki bunga lengkap

Mempunyai mahkota yang saling lepas

Anggota: Ranales, Rosales, Brassicales, Malvales, Rutales

a.

Annona squamosa (sirkaya).

Klasifikasi
Kingdom

: Plantae

Subdivision

: Spermatophyta

Divisio

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledoneae

Sub Kelas

: Dialypetalae

Ordo

: Polycarpicae

Famili

: Anonaceae

Genus

: Anona

Spesies

: squamosa

Deskripsi:
Sirkaya merupakan tanaman yang berasal dari daerah tropis. Buah sirkaya
berbentuk bulat dengan kulit bermata banyak (serupa sirsak). Daging buah
berwarna putih. Termasuk semak atau pohon yang meranggas dengan tinggi
mencapai 10 m, daun berselang, sederhana, tulang daun menyirip, panjang 7-12
cm dan lebar 3-4 cm. Bunga muncul dalam tandan sebanyak 3-4 bunga, tiap
bunga lebarnya 2-3 cm dengan enam daun bunga/kelopak, kuning hijau
berbintik ungu di dasarnya. Buah biasanya bundara atau mirip kerucut cemara,

diameter 6-10 cm dengan kulit berbenjol dan bersisik, daging buah berwarna
putih.
b.

Anona muricata (sirsak).

Klasifikasi
Kingdom

: Plantae

Subdivision

: Spermatophyta

Divisio

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledoneae

Sub Kelas

: Dialypetalae

Ordo

: Polycarpicae

Famili

: Anonaceae

Genus

: Anona

Spesies

: muricata

Deskripsi :
Tanaman ini dapat mencapai tinggi 9 m. Di Indonesia sirsak dapat tumbuh
dengan baik pada ketinggian 1000 m dari permukaan laut. Buah sirsak
bukan buah sejati, yang ukurannya cukup besar hingga 20-30 cm dengan
berat mencapai 2,5 kg. Buah sebenarnya adalah kumpulan buah-buah
(buah agregat) dengan biji tunggal yang saling berhimpitan dan

kehilangan batas antar buah. Daging buah sirsak berwarna putih dan
memiliki biji berwarna hitam.
c.

Myristica fragans (pala).

Klasifikasi
Kingdom

: Plantae

Subdivision

: Spermatophyta

Divisio

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledoneae

Sub Kelas

: Dialypetalae

Ordo

: Polycarpicae

Famili

: Myristicaceae

Genus

: Myristica

Spesies

: fragans

Deskripsi :
Merupakan pohon dengan ketinggian mencapai 7-8 m. batang keras dan
berkayu. Daun berwarna hijau tua, pertulangan daun menyirip, bentuk
daun lancet dengan ujung daun meruncing dan pangkal daun runcing.
Memiliki tangkai yang pendek, duduk daun berselang-seling. Bunga
tersusun dalam tandan dan muncul dari ketiak daun, berwarna putih. Buah
pala memiliki daging yang tebal berwarna putih, di dalamnya terdapat biji
yang diselubungi oleh lapisan kulit berwarna merah, biji bulat berwarna
coklat kehitaman.

d.

ROSA sp. (MAWAR)

Klasifikasi
Kingdom

: Plantae

Subdivision

: Spermatophyta

Divisio

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledoneae

Sub Kelas

: Dialypetalae

Ordo

: Rosales

Famili

: Rosaceae

Genus

: Rosa

Spesies

: sp

Deskripsi :
Merupakan tanaman semak yang berduri atau tanaman memanjat, tinggi
mencapai 2-5 m. Daun memiliki panjang 5-15 cm, duduk daun dua-dua
berlawanan (pinnate). Daun majenuk yang tiap tangkai terdiri paling
sedikit 3 atau 5 hingga 9 atau 13 anak daun, daun penumpu berbentuk
lonjong, pertulangan menyirip, tepi beringgit, meruncing pada ujung daun
dan berduri pada batang yang dekat ke tanah. Bunga terdiri dari 5 helai
daun mahkota, warna bunga biasanya putih dan merah jambu atau kuning
dan merah pada beberapa spesies. Bunga menghasilkan buah agregat
(berkembamg dari satu bunga dengan banyak putik) disebut rose hips.
e.

Leucaena glauce (Lamtoro).

Klasifikasi
Kingdom

: Plantae

Subdivision

: Spermatophyta

Divisio

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledoneae

Sub Kelas

: Dialypetalae

Ordo

: Leguminosae

Famili

: Mimosaceae

Genus

: Leucaena

Spesies

: glauce

Deskripsi :
Merupakan pohon atau perdu, tinggi hingga 10 m. Percabangan rendah,
banyak, dengan pepagan kecoklatan atau keabu-abuan, berbintil-bintil dan
berlentisel. Ranting bulat torak, dengan ujung yang berambut rapat. Daun
majemuk menyirip rangkap, sirip 3-10 pasang, daun penumpu kecil,
segitiga, anak daun tiap sirip 5-20 pasang, berhadapan, bentuk garis
memanjang, ujung runcing dan pangkal miring, permukaan beranbut halis
dan tepi berjumbai. Bunga majemuk berupa bongkol bertangkai panjang
yang berkumpul dalam malai berisi 2-6 bongkol, warna putih atau
kekuningan, berdiameter 12-21 mm, di atas tangkai sepanjang 2-5 cm.
Buah polong berbentuk pita lurus, pipih dan tipis dengan sekat-sekat
diantara biji, berwarna hijau dan akhirnya coklat kering jika masak,
memecah sendiri sepanjang kampuhnya. Berisi 15-30 biji yang terletak
melintang dalam polongan.

f.

Mimosa pudica (Putri malu).

Klasifikasi
Kingdom

: Plantae

Subdivision

: Spermatophyta

Divisio

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledoneae

Sub Kelas

: Dialypetalae

Ordo

: Leguminosea

Famili

: Mimosaceae

Genus

: Mimosa

Spesies

: pudica

Deskripsi :
Merupakan tumbuhan dengan ciri daun yang menutup dengan sendirinya
saat disentuh dan membuka kembali setelah beberapa lama. Batang
berduri halus, berwarna ungu sampai hijau pada batang yang muda. Daun
majemuk menyirip, bertepi rata dan memiliki letak daun yang berhadapan.
Bunga berbentuk bonggol, berwarna ungu dengan tangkai panjang.
g.

Sesbania glandiflora (Turi).

Klasifikasi
Kingdom

: Plantae

Subdivision

: Spermatophyta

Divisio

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledoneae

Sub Kelas

: Dialypetalae

Ordo

: Leguminosae

Famili

: Mimosaceae

Genus

: Sesbania

Spesies

: glandiflora

Deskripsi :
Merupakan pohon dengan tinggi mencapai 10 m. Bentuk pohon dengan
percabangan jarang, cabang mendatar, batang utama tegak, tajuk
cenderung meninggi. Daun menyirip ganda. Bunga tersusun majemuk,
mahkota berwarna putih, tipe kupu-kupu khas Faboideae. Buah polong,
menggantung.

2. Subkelas Monochlamydeae atau Apetalae.


Habitus berupa pohon
Bunga berkelamin tunggal
Penyerbukan anemogami
Bunga tidak lengkap
Hanya mempunyai kelopak atau tidak punya perhiasan bunga.
Terdiri dari beberapa ordo: Casuarinales (Casuarina equsetifolia), Fagales
(Betula nona), Proteales (Banksia coccinea),Urticales (Artocarpus
integra), Piperales (Piper nigrum).

a.

Ficus elastica (Karet Kebo, Karet Hutan)

Klasifikasi
Kingdom

: Plantae

Subdivision

: Spermatophyta

Divisio

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledoneae

Sub Kelas

: Apetalae

Ordo

: Urticales

Famili

: Moraceae

Genus

: Ficus

Spesies

: elastica

Deskripsi :
Tumbuhan berbentuk pohon, berumur panjang, tinggi mencapai 20-30
m. Akar tunggang. Batang berkayu, silindris, warna coklat tua,
permukaan halus, percabangan menyebar tak beraturan, keluar akarakar menggantung dari cabang atau batang yang sudah besar. Daun
tunggal, bertangkai, tersusun berseling, bentuk lonjong (elliptica),
ujung dan pangkal meruncing (acuminatus), tepi rata, permukaan
mengkilat (nitidus), panjang daun 10-15 cm dan lebar 5-7 cm, daun
muda berwarna merah hati setelah hijau menjadi merah tua, kuncup
daun muda tertutup dengan selaput bumbung (ocrea) berbentuk
kerucut tajam berwarna merah muda. Bunga muncul di ketiak daun,
berwarna merah kusam.

b.

Morus nigra (Murbei).

Klasifikasi
Kingdom

: Plantae

Subdivision

: Spermatophyta

Divisio

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledoneae

Sub Kelas

: Apetalae

Ordo

: Urticales

Famili

: Moraceae

Genus

: Morus

Spesies

: nigra

Deskripsi :
Merupakan pohon yang tumbuh cepat pada saat muda, namun kemudian
tumbuh lambat dan tingginya jarang mencapai 10-15 m. Daun tunggal,
bertangkai, berbentuk cuping dan bergerigi di bagian tepi, pertulangan
daun menyirip. Buah murbei merupakan buah majemuk dengan panjang
2-3 cm, berwarna merah bila masih muda dan ungu tua bila sudah
matang, dan dapat dimakan. Manfaat yaitu daunnya digunakan sebagai
makanan ulat sutra, kayumya sering digunakan untuk lantai rumah atau
mebel.

c.

Ficus benjamina (Beringin)

Klasifikasi
Kingdom

: Plantae

Subdivision

: Spermatophyta

Divisio

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledoneae

Sub Kelas

: Apetalae

Ordo

: Urticales

Famili

: Moraceae

Genus

: Ficus

Spesies

: benjamina

Deskripsi :
Merupakan pohon besar, tinggi 20-25 m, berakar tunggang.Batang tegak,
bulat, permukaan kasar, cokelat kehitaman, percabangan simpodial, pada
batang keluar akar gantung. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak
bersilang berhadapan, bentuknya lonjong, tepi rata, ujung runcing,
pangkal tumpul, panjang 2-6 cm, lebar 2-4 cm, pertulangan menyirip,
hijau. Bunga tunggal, keluar dari ketiak daun, kelopak bentuk corong,
mahkota bulat, halus, kuning kehijauan. Buah buni, bulat, panjang 0,5-1
cm, masih muda hijau, setelah tua merah. Biji bulat, keras, putih
d.

Ricinus communis (Jarak kepyar)

Klasifikasi
Kingdom

: Plantae

Subdivision

: Spermatophyta

Divisio

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledoneae

Sub Kelas

: Apetalae

Ordo

: Euphorbiales

Famili

: Euphorbia

Genus

: Ricinus

Spesies

: communis

Deskripsi :
Perdu berumur panjang (perennial), tinggi mencapai 12 m. Akar
tunggang.Batang berbatang lunak, silindris, beruas, tegak, warna coklat
kebiru-biruan, bagian dalam berlubang, permukaan halus, percabangan
simpodial, arah cabang miring ke atas. Daun tunggal, bertangkai
panjang, tersusun berseling (alternate), saat muda berwarna ungu setelah
dewasa hijau tua, panjang 10-45 cm, lebar 20-45 cm, tepi bergerigi
(serratus), pertulangan menjari (palmate), bercangap menjari 5-7 cangap,
permukaan mengkilat (nitidus). Bunga majemuk, bentuk tandan muncul
di ujung batang (terminalis), kelopak berwarna hijau, mahkota berwarna
merah muda.Buah kotak (capsula), berlekuk tiga, berduri, panjang 3 cm,
buah muda berwarna hijau-setelah tua menjadi hitam.Biji lonjong,
berwarna coklat berbintik hitam.

e.

Phyllatus acidus (Ceremai)

Klasifikasi
Kingdom

: Plantae

Subdivision

: Spermatophyta

Divisio

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledoneae

Sub Kelas

: Apetalae

Ordo

: Euphorbiales

Famili

: Euphorbia

Genus

: Phyllatus

Spesies

: acidus

Deskripsi :
Habitus : pohon, tinggi 10 cm. Batang : tegak, bulat, berkayu, mudah
patah, kasar, percabangan monopodial, coklat muda. Daun : majemuk,
lonjong, berseling, panjang 5-6 cm, lebar 2-3 cm, tepi rata, ujung
runcing, pangkal tumpul, pertulangan menyirip, halus, tangkai silindris,
panjang 2 cm, hijau muda. Bunga : majemuk, bulat, di ranting, tangkai
silindris, panjang 1 cm, hijau muda, kelopak bentuk bintang, halus,
mahkota merah muda. Buah : bulat, permukaan berlekuk, kuning
keputih-putihan. Biji : bulat pipih, coklat muda. Akar : tunggang, coklat
muda. (Hutapea, 1994).

f.

Piper betle (Sirih)

Klasifikasi
Kingdom

: Plantae

Subdivision

: Spermatophyta

Divisio

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledoneae

Sub Kelas

: Apetalae

Ordo

: Piperales

Famili

: Piperaceae

Genus

: Piper

Spesies

: betle

Deskripsi :
Habitus: tanaman merambat, tinggi mencapai 15 cm. batang sirih
berwarna coklat kehijauan, berbentuk bulat, beruas dan merupakan
tempat keluarnya akar. Daun tunggal berbentuk jantung, berujung
runcing, letak berselang seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang
sedap bila diremas, panjang 5-8 cm dan lebar 2-5 cm. Bunga majemuk
berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung berbentuk bulat panjang.
Pada bulir jantan panjangnya sekitar 1,5-3 cm dan terdapat dua benang
sari yang pendek sedang pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5-6 cm
dimana terdapat kepala putik tiga sampai lima buah berwarna putih dan

hijau kekuningan. Buahnya buah buni berbentuk bulat, berwarna hijau


keabi-abuan.Akarnya tunggang, bulat dan berwarna coklat kekuningan.

3. Subkelas Sympetalae
Habitus herba, semak, perdu dan pohon
Perhiasan bunga lengkap
Mahkota bunga saling berlekatan.
Anggota: Solanales,Rubiales, Apocynales
a. Rhododendron sp (Azalea).

Kingdom

: Plantae

Division

: Spermatophyta

Subdivision

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledoneae

Subkelas

: Sympetalae

Ordo

: Ericales

Famili

: Ericaceae

Genus

: Rhododendron

Spesies

: Rhododendron sp.

Deskripsi :
Rhododendronadalahgenusditandai dengansemak dankecil untuk(jarang)
pohon-pohon besar, spesies terkeciltumbuh10-100cm(3,9-39,4 in) tinggi,
danyang terbesar, R.protistumvar. giganteum, dilaporkan30 m(98 kaki)[5]
[6] Daunspiraldiatur.; ukurandaundapat berkisar1-2cm(0,39-0,79 in)ke
lebih dari 50cm(20 in), sangat100cm(39 in)diR.sinogrande. Merekadapat
berupacemaraataugugur. Dalambeberapa spesies, sisi bawahdaunditutupi
dengansisik(lepidote) ataurambut(indumentum). Beberapa spesiesyang

paling dikenalyangterkenal karenabanyakkelompokmerekabungabesar.


Adaspesiesalpinedengan bunga-bungakecil dandaun kecil,
danspesiestropis sepertibagianVireyayang seringtumbuh sebagaiepifit.
Spesies dalam genusinidapat menjadi bagian
darikomplekskesehatandihutanoak-kesehatan di kawasan timurAmerika
Utara. [7] [8] Merekatelah seringdibagi berdasarkanada atau tidak
adanyasisik padaabaxial(bawah) permukaan daun(lepidote atauelepidote).
Timbangan ini, unik untuksubgenusRhododendron,
dimodifikasirambutyang terdiri dariskalapoligonaldipasangtangkai. [2]
Rhododendronditandai dengan
memilikiperbungaandenganscarious(kering) perulae, sejumlah
kromosomx=13, buah yang memilikisepticidalcapsulesebuah,
ovariumyang lebih unggul(atau hampir jadi), benang sariyang tidak
memilikipelengkap, danmenggumpalkan(mengelompok) serbuk sari
b. Allamanda chatartica (Golden-trumpet).

Kingdom

: Plantae

Division

: Spermatophyta

Subdivision

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledoneae

Subkelas

: Sympetalae

Ordo

: Contortae

Famili

: Apocynaceae

Genus

: Allamanda

Spesies

: cathartica

Deskripsi :
Tumbuhan perdu, perenial, tinggi mencapai 4 m. Akar tunggang. Batang
berkayu, silindris, terkulai, warna hijau, permukaan halus, percabangan

monopodial, arah cabang terkulai. Daun tunggal, bertangkai pendek,


tersusun berhadapan (folia opposita), warna hijau, bentuk jorong, panjang
5-15 cm dan lebar 2-5 cm, helaian daun tebal, ujung dan pangkal meruncing
(acuminatus), tepi rata, permukaan atas dan bawah halus, bergetah. Bunga
majemuk, bentuk tandan (racemus), muncul di ketiak daun dan ujung
batang, mahkota berbentuk corong berwarna kuning, panjang mahkota 8-12
mm, daun mahkota berlekatan. Buah kotak (capsula), bulat, panjang 1,5
cm, bentuk dengan bji segitiga, berwarna hijau pucat saat muda-setelah tua
menjadi hitam.
c. Plumeria acuminata (Kamboja).

Kingdom

: Plantae

Division

: Spermatophyta

Subdivision

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledoneae

Subkelas

: Sympetalae

Ordo

: Contortae

Famili

: Apocynaceae

Genus

: Plumeria

Spesies

: acuminata

Deskripsi :
Tanaman kamboja mempunyai pohon dengan tinggi batang 1,5-6 m,
bengkok, dan mengandung getah. Rantingnya besar, daun berkelompok
rapat pada ujung ranting, bertangkai panjang, memanjang berbentuk lanset,
panjang daun 20-40 cm, lebar 6-12,5 cm, ujung meruncing, pangkal

menyempit, tepi rata, tulang daun menyirip. Bunga dalam malai rata,
berkumpul diujung ranting, kelopak kecil, sisi dalam tanpa kelenjar,
mahkota berbentuk corong, sisi dalam berambut, sisi luar kemerahan atau
putih, sisi dalam agak kuning, putih atau merah, berbau harum. Tangkai
putik pendek, tumpul, lebar, bakal buah 1 atau 2, saling berjauhan,
berbentuk tabung gepeng memanjang, panjang 18-20 cm, lebar 1-2 cm,
berbiji banyak, biji bersayap, tanpa kuncung rambut, ketika masih muda
berwarna hijau, setelah tua hitam kecoklatan (Steenis, 1976; Dalimartha,
1999)
d.

Ipomoea reptansi (Kangkung).

Kingdom

: Plantae

Division

: Spermatophyta

Subdivision

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledoneae

Subkelas

: Sympetalae

Ordo

: Tubiflorae

Famili

: Convolvulaceae

Genus

: Ipomoea

Spesies

: reptansi

Deskripsi ;
Merupakan tumbuhan air, menjalar atau tegak. Batang silindris, hijau
pucat, licin, bagian dalam berongga, beruas dan sebagai tempat keluarnya
akar. Daun licin, panjangnya 5-6 inci, permukaan halus, daun bentuk anak

panah, bertangkai panjang, letak daun berselang. Bunga berwarna putih


yang menghasilkan kantung yang mengandung empat biji benih, muncul
dari ketiak daun
e. Solanum tuberosum (Kentang).

Kingdom

: Plantae

Division

: Spermatophyta

Subdivision

: Angiospermae

Kelas

: Dicotiledoneae

Subkelas

: Sympetalae

Ordo

: Tubiflorae

Famili

: Solanaceae

Genus

: Solanun

Spesies

: tuberosum

Deskripsi :
Solanum tuberosum atau yang lebih dikenal sebagai kentang merupakan
tanaman setahun, bentuk sesungguhnya menyamak dan bersifat menjalar.
Batangnya berbentuk segi empat, panjang bisa mencapai 50 120 cm dan
tidak berkayu. Batang dan daun berwarna hijau kemerah-merahan atau
keungu-unguan. Akar tanaman menjalar dan berukuran sangat kecil bahkan
sangat halus. Selain mempunyai organ-organ di atas, kentang juga
mempunyai organ umbi. Umbi tersebut berasal dari cabang samping yang
masuk ke dalam tanah. Warna buah kentang bervariasi mulai hijau tua
sampai keunguan, berbentuk bulat, berdiameter kurang lebih 2,5 cm dan
berongga dua. Buah mengandung sekitar 500 bakal biji, tetapi yang dapat

berkembang menjadi biji hanya berkisar antara 10 300 biji. Biji kentang
berwarna coklat muda (krem), berdiameter kurang lebih 0,5 milimeter dan
mempunyai masa dormansi lebih kurang 6 bulan (Hartus, 2001). Umbi
kentang merupakan ujung stolon yang membesar dan merupakan organ
penyimpanan yang mengandung karbohidrat yang tinggi (Setiadi dan
Nurulhuda, 1998)

f. Solanum melongela (Terung).

Klasifikasi :
Kingdom

: Plantae

Division

: Spermatophyta

Subdivision

: Angiospermae

Kelas

: Dicotiledoneae

Subkelas

: Sympetalae

Ordo

: Tubiflorae

Famili

: Solanaceae

Genus

: Solanum

Spesies

: melongela

Deskripsi :
Merupakan tanaman tahunan. Tumbuh dengan tinggi mencapai 40-150 cm.
Batang bulat, permukaan kasar, kadang berduri, percabangan simpodial.
Daun tunggal, bertangkai, permukaan atas kasar, pertulangan menyirip,

bentuk daun jantung dengan ujumg daun meruncing, tepi bergelombang,


panjang 10-20 cm dan lebar 5-10 cm. Bunga berwarna putih keunguan,
dengan lima corolla, benang seri berwarna kuning. Buah berdaging,
merupakan buah berry, biji kecil tersebar pada buah.
g. Ocimum basilicum (Kemangi).

Klasifikasi :
Kingdom

: Plantae

Division

: Spermatophyta

Subdivision

: Angiospermae

Kelas

: Dicotiledoneae

Subkelas

: Sympetalae

Ordo

: Tubiflorae

Famili

: Labiatae

Genus

: Ocimum

Spesies

: basilicum

Deskripsi :
Kemangi adalah tanaman tahunan dengan tinggi 2-3 kaki.Batang bentuk
persegi, berwarna hijau (biasanya kayu di dasar). Daun bentuk bulat telur,
bertangkai, memiliki daun pelindung yang kecil, duduk daun berlawanan,
hijau, permukaan daun kasar. Bunga tersusun atas tandan, muncul di ujung
batang, berwarna putih atau ungu, bunga di atur dlam whorls yang
mengelilingi batang, satu lingkaran di atas yang lain.
h. Tectona grandis (Jati).

Klasifikasi :
Kingdom

: Plantae

Division

: Spermatophyta

Subdivision

: Angiospermae

Kelas

: Dicotiledoneae

Subkelas

: Sympetalae

Ordo

: Tubiflorae

Famili

: Verbenaceae

Genus

: Tectona

Spesies

: grandis

Deskripsi :
Pohon besar dengan batang yang bulat lurus, tinggi mencapai 18-20 m.
Kulit batang cokelat kuning keabu-abuan, terpecah-pecah dangkal dalam
alur memanjang batang. Daun umumnya besar, bulat telur terbalik,
berhadapan, dengan tangkai yang sangat pendek.Daun berbulu halus dan
mempunyai rambut kelenjar di permukaan bawahnya, daun muda berwarna
merah darah apabila diremas. Bunga majemuk terletak dalam malai besar
40 x 40 cm atau lebih besar, berisi ratusan kuntum bunga tersusun dalam
anak payng menggarpu dan trletak di ujung ranting, taju mahkota 6-7 buah,
keputih-putihan. Buah berbentuk bulat agak gepeng, 0,5-2,5 cm, berambut
kasar dengan inti tebal, berbiji 2-4, buah tersungkup oleh perbesaran
kelopak bunga yamg melembung menyerupai balon kecil.

i. Coffea arabica (Kopi).

Klasifikasi :
Kingdom

: Plantae

Division

: Spermatophyta

Subdivision

: Angiospermae

Kelas

: Dicotiledoneae

Subkelas

: Sympetalae

Ordo

: Rubiales

Famili

: Rubiaceae

Genus

: Coffea

Spesies

: arabica

Deskripsi :
Tanaman liar yang tumbuh antara 9-12 m, dan mempunyai sistem
percabangan terbuka. Daun berlawanan, bentuk oval atau ellips, panjang 6-12
cm dan lebar 4-8 cm, berwarna hijau tua mengkilap. Bunga berwarna putih,
dengan diameter 10-15 mm dan tumbuh di ketiak. Buah adalah buah berbiji
(walaupun biasanya disebut sebagai buah berry), diameter bunga 10-15
mm, jika masak berwarna merah terang dan biasanya berisi dua biji.
j. Gardenia agusta (Kaca Piring).

Klasifikasi :
Kingdom

: Plantae

Division

: Spermatophyta

Subdivision

: Angiospermae

Kelas

: Dicotiledoneae

Subkelas

: Sympetalae

Ordo

: Rubiales

Famili

: Rubiaceae

Genus

: Gardenia

Spesies

: agusta

Deskripsi :
Tinggi tanaman 1-3 m, merupakan tanaman hias. Daun berbentuk bulat telur,
tebal, permukaan daun berwarna hijau tua yang mengkilat.Bunga hanya
muncul

sekuntum

di

ujung-ujung

tangkai,

mempunyai

daun

mahkota.Bungasewaktu baru mekar berwarna putih bersih, tapi sedikit-sedikit


berubah menjadi krem kekuningan.Bunga beebau sangat harum. Buah
berwarna kuning dengan daun kelopak yang masih menempel, bentuk oval dan
tidak akan retak walaupun sudah matang atau kering.
k. Citrullus vulgaris (Semangka).

Klasifikasi :
Kingdom

: Plantae

Division

: Spermatophyta

Subdivision

: Angiospermae

Kelas

: Dicotiledoneae

Subkelas

: Sympetalae

Ordo

: Cucurbitales

Famili

: Cucurbitaceae

Genus

: Citrullus

Spesies

: vulgaris

Deskripsi :
Habitus : merambat, semusim, panjang 3-5 m. Batang : bersegi, lunak,
percabangan simpodial, berambut, hijau. Daun : tunggal, lonjong, tepi
bergelombang, ujung runcing, pangkal bertoreh, panjang 8-15 cm, lebar 5-8
cm, tangkai silindris, panjang 3-7 cm, hijau, pertulangan menyirip, permukaan
berbulu, hijau. Bunga : tunggal, berumah satu, di ketiak daun, kelopak bentuk
lonceng, berbagi lima, panjang 6-8 mm, hijau, benang sari jumlah tiga,
panjang 1-2 cm, putih, tangkai putik silindris, panjang 1,5 cm, kepala putik
bentuk ginjal, putih, mahkota bentuk terompet, panjang 2-3 cm, kuning. Buah :
buni, bulat, diameter 15-20 cm, permukaan licin, hijau. Biji : lonjong, pipih,
putih kekuningan. Akar : tunggang, putih. (Syamsuhidayat dan Hutapea,
1991).

l. Cucurbita moschata (Labu).

Klasifikasi :
Kingdom

: Plantae

Division

: Spermatophyta

Subdivision

: Angiospermae

Kelas

: Dicotiledoneae

Subkelas

: Sympetalae

Ordo

: Cucurbitales

Famili

: Cucurbitaceae

Genus

: Cucurbita

Spesies

: moschata

m. Cosmos caudatus (Kenikir).

Klasifikasi :
Kingdom

: Plantae

Division

: Spermatophyta

Subdivision

: Angiospermae

Kelas

: Dicotiledoneae

Subkelas

: Sympetalae

Ordo

: Synandrae

Famili

: Asteraceae

Genus

: Cosmos

Spesies

: caudatus

Deskripsi :
Perdu dengan tinggi 75-100 cm dan berbau khas. Batang tegak, segi empat,
beralur

membujur,

bercabang

banyak,

beruas

berwarna

hijau

keunguan.Daunnya majemuk, bersilang berhadapan, berbagi menyirip, ujung


runcing, tepi rata, panjang 15-25 cm, berwarna hijau. Bunga majemuk,
bentuk bongkol, di ujung batang, tangkai panjang 25 cm, mahkota terdiri
dari 8 daun mahkota, panjang + 1 cm, merah, benang sari bentuk tabung,
kepala sari coklat kehitaman, putik berambut, hijau kekuningan, merah.
Buahnya keras, bentuk jarum, ujung berambut, masih muda berwarna hijau

setelah tua coklat.Biji keras, kecil, bentuk jarum, panjang 1 cm, berwarna
hitam.Akar tunggang dan berwarna putih.
n. Helianthus annuus (Bunga Matahari).

Klasifikasi :
Kingdom

: Plantae

Division

: Spermatophyta

Subdivision

: Angiospermae

Kelas

: Dicotiledoneae

Subkelas

: Sympetalae

Ordo

: Synandrae

Famili

: Asteraceae

Genus

: Helianthus

Spesies

: annuus

Deskripsi :
Herba anual (umurnya pendek, kurang dari setahun), tegak, berbulu, tinggi 1-3
m, ditanam pada halaman dan taman-taman yang cukup mendapat matahari,
sebagai tanaman hias. Termasuk tanaman berbatang basah. Daun tunggal
berbentuk jantung. Bunga besar/bunga cawan, dengan mahkota berbentuk pita
disepanjang tepi cawan, berwarna kuning, dan b

DAFTAR PUSTAKA
http://biologipedia.blogspot.com/2010/06/dicotyledoneae.html
http://biologipedia.blogspot.com/2010/06/ordo-sympetalae.html
http://kasingkabotan.blogspot.com/2014/02/kelas-dicotyledoneae.html
http://www.sridianti.com/apa-saja-ciri-ciri-umum-angiospermae.html

http://www.sridianti.com/mengenal-siklus-hidup-angiospermae.html
http://krisnantoadinugroho86.wordpress.com/materi/ipa-3/klasifikasi-tumbuhanbiji-tertutup-angiospermae/
http://www.sridianti.com/reproduksi-dan-fertilisasi-tanaman-berbungaangiosperma.html
http://rafiqart.blogspot.com/2014/03/tumbuhan-berbiji-tertutupangiospermae.html

INDEKS

Angiospermae 1, 3, 4, 6, 7, 8

Columniferae 26

Aktinomorf 23, 24, 25, 26, 27


Alismatales 13

D
Dialypetaleae 15, 27, 28

Dicotyledonae 21, 23, 25, 32, 45

Balsaminales 21

Endosperm 6, 23, 24, 25, 26, 27

K
F

Karpel 3, 5, 21

Fagales 23

Kalazogami 23
Kenikir 16

G
Ginofor 24

Gymnospermae 9

Leng-lengan 17

Integumen 26, 28
Megasporofil 10
Mikropyle 25, 30, 32

S
Staminodium 47

Simos 23, 31, 32, 33, 39

Oleaceae 29

Sympetalae 15, 16, 27, 28

Ovulum 9, 19

Perisperm 23

Urticales 23

Porogami 25

Rudimen 26

Xilem 5

GLOSARIUM

A
Angiospermae

: tumbuhan yang memiliki bakal biji atau biji yang tertutup oleh daun buah
mempunyai bunga sejati , umumnya berupa pohon, perdu, liana dan herba.
Alismatales : salah satu bangsa tumbuhan berbunga yang termasuk dalam klad monocots
menurut Sistem klasifikasi APG II
Apetalae : tanaman yang tidak mempunyai daun mahkota
Aktinomorf : pengertian aktinomorf (actinomorphic, radial, regular) adalah tipe simetri
benda atau bidang yang dapat dibagi menjadi bagian bersetangkap berkali-kali dari berbagai
arah oleh garis-garis lurus yang melalui sumbernya.

B
Balsaminales : termaksut salah satu ordo Dialypetaleae:

C
Columniferae : bagian bunga yang terdiri atas perlekatan bagian bawah tangkai sarinya
membentuk badan yang menyelubungi putikdan bagian pangkalnya berlekatan dengan
pengkal daun-daun mahkota, sehinggqa bila mahkota bunga di tarik keseluruhannya akan
terlepas dari bunga bersama-sama dengan benang-benang sari dengan neninggalakan kelopak
dan bakal buah saja

D
Dialypetaleae : sub kelas ini meliputi ternak, semak, perdu, dan pohon-pohon yang sesuai
dengan namanya sebagai ciri utama mempunyai buanga yang segera dapat menarik
perhatianya
Dicotyledonae :tumbuhan berbunga dibedakan dari kelompok lain berdasarkan ampomorfi
( ciri-ciri terwariskan) yang khas dikembangkan oleh kelompok ini.

E
Endosperm : bagian dari biji tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang merupakan hasil
dari pembuahan berganda selain embrio. Endosperma dapat dikatakan sebagai "saudara
kembar" embrio karena selalu terbentuk bersama namun, berbeda dengan embrio
yang diploid, endosperma adalah triploid.

F
Fagales : salah satu ordo dari kelas Apetalae

G
Ginofor : (tangkai kepala putik) muncul pada hari ke-4 atau ke-5 setelah bunga
mekar,kemudian akan memanjang, serta menuju dan menembus tanah untuk memulai
pembentukan polong
Gymnospermae : Tumbuhan biji terbuka.

I
Integumen : sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan
menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan
bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar

keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa Latin
"integumentum", yang berarti "penutup".
Imbisisi : peristiwa penyerapan air adalah permukaan zat-zat yang
hidrofilik

K
Karpel : adalah daun yang dimodifikasi membungkus benih dan dapat berkembang menjadi
buah.
Kalazogami : proses pembuahan bakal biji tabung dengan serbuk sari yang masuk melalui
kalaza.
Kenikir : merupakan tumbuhan tropis yang berasal dari Amerika Latin, Amerika Tengah,[1]
tetapi tumbuh liar dan mudah didapati

L
Leng-lengan : : tumbuhan mengumla di pinggir jalan , saluran air persawahan, daerah
pertanian yg tidak di tanami, dan tempat-tempat terlantar pada ketinggian 1-1.500 meter di
Legum : tumbuhan perdu yang berkeping ganda, berbuah polong, menghasilkan mineral,
akarnya mengandung campuran nitrogen dan bakteri.

Makrosporofil : tidak langsung, sekunder atau sebagai tambahan cabang saraf atau pembulu
darah.
Mikropyle : tidak masuknya butir serbuk ( pallen ) kepala putik bunga.

O
Oleaceae : suku tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari 24 marga dan sekitar 600 spesies
tanaman.
Ovulum : ( bakal biji ).

P
Perisperm : jaringan nucleus yang menyimpan cadangan makanan
Porogami : pembuahan yang terjadi bila buluh sari menuju kandung lembaga melalui
mikrofpil.

R
Rudimen : suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin, es,
atau gletser di suatu cekungan

S
Sambiloto : tanaman semak, daunya berasa pahit digunakan sebagi obat tonikum.
Staminodium : Benang sari yang tidak sempurna perkembangannya dan tidak menghasilkan
serbuk sari (bersifat steril)
Sympetalae : Tumbuhan yang tergolong dalam anak kelas ini mempunyai ciri utama adanya
bunga dengan hiasan bunga yang lengkap terdiri atas kelopak dan mahkota, dengan daundaun mahkota yang berlekatan menjadi satu

U
Urticales : salah satu ordo dari Ampetalae

Xilem : jaringan pengangkut pada tumbuhan berpembuluh yang berfungsi untuk meyalurkan
nutrisi dari akar ke daun.

Anda mungkin juga menyukai