Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Angiospermae
Sejarah penemuan Angiospermae tidak terlepas dari penemuan Robert Brown pada
tahun 1827. Pada awalnya, nama Angiospermae dimaksudkan oleh Paul Hermann (1690)
bagi seluruh tumbuhan berbunga dengan biji yang terbungkus dalam kapsula, dan
dipertentangkan dengan Gymnospermae sebagai tumbuhan berbunga dengan buah achene
atau berkarpela terbelah. Dalam pengertiannya, keseluruhan buah atau bagiannya dianggap
sebagai biji dan "terbuka". Kedua istilah ini dipakai oleh Carolus Linnaeus dengan pengertian
yang sama tetapi digunakan sebagai nama-nama dari kelas Didynamia.
Ketika Robert Brown pada tahun 1827 menemukan bakal biji yang benar-benar
terbuka (tak terlindung) pada sikas dan tumbuhan runjung, ia memberikan nama
Gymnospermae bagi kedua kelompok tumbuhan ini. Tahun 1851 Wilhelm Hofmeister
menemukan perubahan-perubahan yang terjadi pada kantung embrio dari tumbuhan berbunga
(penyerbukan berganda). Hasil penemuan ini menjadikan Gymnospermae sebagai kelas yang
benar-benar berbeda dari dikotil, dan istilah Angiospermae mulai diterapkan untuk semua
tumbuhan berbiji yang bukan termasuk kedua kelompok yang disebutkan Robert Brown.
Pengertian terakhir inilah yang masih bertahan hingga sekarang.
2.2 Pengertian Angiospermae
tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) berasal dari kata angio yang berarti bunga
dan spermae yang berarti tumbuhan berbiji. Jadi Angiospermae adalah tumbuhan berbiji
tertutup karena bijinya diselubungi oleh suatu badan yang berasal dari daun-daun buah yang
disebut dengan bakal buah. Kemudian bakal buah beserta bagian-bagian lain dari bunga akan
tumbuh menjadi buah dan bakal biji yang telah menjadi biji tetap berada didalamnya.
Tumbuhan berbiji tertutup memiliki jumlah spesies lebih banyak dibandingkan dengan
tumbuhan berbiji terbuka. Karena anggota angiospermae mencakup sekitar 300 famili dan
lebih dari 250.000 spesies. Tumbuhan ini banyak ditemukan di semua daratan di dunia. Ada
beberapa faktor yang menentukan sehingga angiospermae dapat bereproduksi di segala
lingkungan, antara lain:
1.mampu beradaptasi dan bereproduksi di segala lingkungan.
2.Membentuk buah, bunga, dan biji.
Angiospermae terdiri atas satu divisi yaitu Anthophyta (tumbuhan berbunga) yang
merupakan 80% tumbuhan saat ini. Divisi ini dibedakan atas 2 kelas yaitu tumbuhan
monokotil/ magnoliopsida (sekitar 65.000 spesies) dan tumbuhan dikotil/ liliopsida (sekitar
170.000 spesies). Tumbuhan dikotil dan monokotil dibedakan atas beberapa hal, antara lain:
struktur biji (jumlah kotiledon), struktur bunga, distribusi berkas pembuluh pada batang, dan
struktur akar. Secara umum, tumbuhan berbiji tertutup memiliki ciri yang sama dengan
tumbuhan berbiji terbuka. Keunikan tumbuhan berbiji tertutup terletak pada bijinya yang
tersusun oleh keping lembaga (kotyledon). Keping lembaga pada tumbuhan berbiji tertutup
membentuk dua kelompok tumbuhan, yaitu tumbuhan berbiji tunggal (Monocotyledonae) dan
tumbuhan berbiji berkeping dua (Dicotyledonae).
2.3 Ciri-ciri Angiospermae
Angiospermae memiliki ciri utama yaitu, bakal bijinya berada di dalam megasporofil
yang termodifikasi menjadi daun buah (karpel) sehingga serbuk sari harus menembus
jaringan daun buah untuk mencapai bakal biji dan membuahi ovum. Pada umumnya daun dan
buah berdaging tebal, misalnya pada mangga, jeruk, dan semangka. Pada kacang-kacangan
misalnya buncis, kapri, dan kacang panjang. Daun buah berupa kulit polong yang tipis. Daun
buah berfungsi melindungi biji agar tidak kekeringan pada saat mengalami dormansi (tidak
aktif). Dormansi yang dimaksud di sini adalah peristiwa dimana benih mengalami masa
istirahat (Dorman). Dormansi benih berhubungan dengan usaha benih untuk menunda
perkecambahannya hingga waktu dan kondisi lingkungan memungkinkan untuk
melangsungkan proses tersebut. Dormansi dapat terjadi pada kulit biji maupun pada embryo.
Biji yang telah masak dan siap untuk berkecambah membutuhkan kondisi klimatik dan
tempat tumbuh yang sesuai untuk dapat mematahkan dormansi dan memulai proses
perkecambahannya.
Tubuh dan ukuran angiospermae memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi. Ada
yang berupa tumbuhan berbunga terkecil berdiameter sekitar 2 mm, misalnya wolffia, hingga
pohon raksasa dengan tinggi lebih dari 100 m, misalnya pohon gom. Tubuh Angiospermae
terdiri dari akar, batang, daun dan bunga. Akarnya ada yang serabut dan ada pula yang
tunggang, ada batang yang berkambium serta ada pula yang tidak memiliki kambium.
Angiospermae memiliki pembuluh xilem yang diperkuat oleh serat dengan dinding sel tebal
dan berlignin. Sedangkan daunnya juga mempunyai beberapa tipe daun antara lain, lurus,
menyirip dan menjari.
2.2.1 Ciri Khusus Angiospermae
Tumbuhan berbunga dibedakan dari kelompok lain berdasarkan apomorfi (ciri-ciri
terwariskan) yang khas dikembangkan oleh kelompok ini. Kebanyakan ciri-ciri ini terletak
pada bagian reproduktif. Berikut adalah ciri-ciri tersebut:
a. Bunga
Disebut sebagai tumbuhan berbiji tertutup dikarenakan bakal biji yang dimiliki
tumbuhan ini dilindungi oleh daun buah. Pada tumbuhan ini juga telah memiliki bunga yang
sesungguhnya, memiliki bentuk dan susunan urat daun yang beranekaragam. Ada daun yang
pipih, sempit, ataupun lebar, dan susunan urat daunnya ada yang menyirip, menjari,
melengkung, ataupun sejajar seperti pita. Alat perkembangbiakan secara generatif berupa
bunga. Berdasarkan morfologinya, Bunga terbagi menjadi 4 macam. Yaitu:
1) Bunga lengkap
Merupakan bunga yang memiliki semua bagian bunga tanpa terkecuali, yaitu tangkai
bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, dan putik. Contohnya adalah bunga
mawar, melati, dan bunga sepatu.
2) Bunga tidak lengkap
Merupakan bunga yang tidak memilik salah satu bagian bunga. Contohnya adalah
bunga tanaman rumput-rumputan yang tidak memiliki mahkota bunga.
3) Bunga sempurna
Merupakan bunga yang memiliki benang sari dan putik sekaligus, selain itu juga
memiliki bagian-bagian bunga yang lain. Contohnya adalah bunga sepatu.
4) Bunga tidak sempurna
Merupakan bunga yang hanya memiliki benang sari atau hanya memiliki putik saja,
selain itu juga memiliki bagian-bagian bunga yang lain. Contohnya adalah bunga salak,
bunga kelapa, jagung, dan melinjo. Bunga yang hanya memiliki benang sari biasa disebut
juga sebagai bunga jantan dan bunga yang hanya memiliki putik saja biasa disebut sebagai
bunga betina.
b. Benang sari
Stamen atau benang sari jauh lebih ringan daripada organ dengan fungsi serupa pada
tumbuhan berbiji terbuka (yaitu strobilus). Benang sari telah berevolusi untuk dapat
beradaptasi dengan penyerbuk untuk mencegah pembuahan sendiri. Adaptasi kearah ini juga
memperluan jangkauan ruang hidupnya.
c. Ukuran gametofit jantan sangat tereduksi
Gametofit jantan yang sangat tereduksi (berada dalam serbuk sari dan hanya terdiri
dari tiga sel) sangat membantu mengurangi waktu antara penyerbukan, di saat serbuk sari
mencapai organ betina, dan pembuahan. Selang waktu normal antara kedua tahap tersebut
biasanya 12-24 jam. Pada Gymnospermae waktu yang diperlukan untuk hal tersebut dapat
mencapai setahun.
d. Karpela menutup rapat bakal biji
Karpela atau daun buah rapat membungkus bakal biji atau ovulum, sehingga
mencegah pembuahan yang tidak diinginkan. Sel sperma akan dikontrol oleh putik untuk
membuahi sel telur (ovum). Setelah pembuahan, karpela dan beberapa jaringan di sekitarnya
juga akan berkembang menjadi buah. Buah berfungsi adaptif dengan melindungi biji dari
perkecambahan yang tidak diinginkan dan membantu proses penyebaran ke wilayah yang
lebih luas.
e. Ukuran gametofit betina sangat tereduksi
Sebagaimana pada gametofit jantan, ukuran gametofit betina juga sangat berkurang
menjadi hanya tujuh sel dan terlindung dalam bakal biji. Ukuran yang mengecil ini
membantu mempercepat perkembangan hidup tumbuhan. Hanya kelompok Angiospermae
yang memiliki perilaku semusim dalam proses kehidupannya. Perilaku ini membuatnya
sangat mudah menjelajah lungkang yang jauh lebih luas.
f. Endosperma
Pembentukan endosperma pada biji adalah ciri khas Angiospermae yang sangat
mendukung adaptasi karena melengkapi embrio atau kecambah dengan cadangan makanan
dalam perkembangannya. Endosperma secara fisiologis juga memperkuat daya serap biji
akan hara yang diperlukan tumbuhan muda dalam perkembangannya.
2.4 Daur Hidup Angiospermae
Tumbuhan berbunga yang sering kita temui sehari-hari merupakan gametofit (2n)
yang dominan. Seperti pada gimnospermae, generasi gametofit pada angiospermae juga
mengalami reduksi. Angiospermae bersifat herospora. Bunga sporofit akan menghasilkan
megashopa dan mikrospora. Siklus hidup angiospermae adalah sebagai berikut.
a. Bunga pada sporofit (2n) memiliki kepala sari yang di dalamnya terdapat sel induk
mikrospora (2n)
b. Sel induk mikrospora (2n) mengalami pembelahan secara meiosis menghasilkan
mikrospora yang haploid (n)
c. Mikrospora (n) mengalami pembelahan mitosis menghasilkan gametofit jantan berupa
butir serbuk sari yang haploid (n)
d. Pada bakal biji terdapat sel induk megaspore (2n). sel induk megaspore membelah secara
meiosis menghasilkan empat sel megaspore (n). namun, hanya satu sel megaspore yang
hidup, sedangkan tiga lainnya mengalami degenerasi (mati)
e. Megaspore yang hidup akan membentuk gametofit betina (sel kandung lembaga atau sel
kantung embrio). Inti kandung lembaga membelah secata mitosis tiga kali berturut-turut.
Pembelahan inti tersebut tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma, disebut kariokinesis.
Dari kariokinesis dihasilkan delapan inti (nucleus) yang akan tumbuh menjadi satu ovum (n),
dua sinergid (n), tiga antipoda (n), dan dua inti polar yang bersatu disebut Inti Kandung
Lembaga Sekunder (2n).
f. Bila terjadi penyerbukan, serbuk sari (n) akan berkecambah membentuk buluh (tabung)
serbuk sari yang intinya akan mengalami kariokinesis dan menghasilkan dua inti, yaitu satu
inti generatif (n) dan satu inti vegetatif (n) membelah lagi secara kariokinesis sehingga
menghasilkan dua inti, yaitu sati inti sperma I (n) dan satu inti sperma II (n).
g. Setelah pembuluh serbuk sari sampai di mikropil, inti vegetatif mengalami degenerasi. Inti
sperma I (n) membuahi ovum (n) dan menghasilkan zygot (2n). Inti sperma II (n) membuahi
inti kandung lembaga sekunder (2n) dan menghasilkan endosperma (3n). pembuahan dada
Angiospermae disebut pembuahan ganda.
h. Zygot (2n) akan tumbuh menjadi embrio (2n). Endosperma (3n) berfungsi sebagai
cadangan makanan bagi embrio. Endosperma (3n) berfungsi sebagai cadangan makanan bagi
embrio. Struktur yang meliputi embrio, endosperma dan selaput biji, disebut biji. Ketika biji
tumbuh menjadi biji, ovarium akan berkembang menjadi buah yang melindungi biji dan
membantu pemencarannya. Bila biji jatuh ke tempat yang sesuai maka akan timbuh menjadi
sporofit baru.
2.4.1 Jenis Reproduksi Angiospermae
a. Reproduksi Generatif
Dalam siklus hidupnya ada beberapa tahapan, antara lain :
1) Gametogenesis
Yaitu pembentukan gamet (sel kelamin). Terjadi di bagian bunga.
b. Penyerbukan (Polinasi)
Yaitu jatuhnya/melekatnya serbuk sari pada kepala putik (pada Angiospermae) atau
melekatnya serbuk sari pada bakal buah (Gymnospermae). Macam Penyerbukan :
1) Berdasar asal serbuk sari
- Autogami (penyerbukan sendiri) yaitu bila serbuk sari berasal dari bunga yang sama
(satu bunga). Bila bunga belum mekar disebut kleistogami
- Geitonogami (penyerbukan tetangga) bila serbuk sari berasal dari bunga lain tapi
masih satu individu.
- Alogami ( xerogami ) atau penyerbukan silang, yaitu bila serbuk sari berasal dari
individu lain tapi masih dalam satu jenis.
- Bastar ( hibridogami) , yaitu bila serbuk sari berasal dari yang lain jenis.
2) Berdasar Faktor yang membantu:
- Anemogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan angin. Ciri bunga : serbuk sari
kering, lembut, banyak, tidak memiliki mahkota bunga.
- Hidrogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan air.
- Zoidiogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan hewan.
- Kiropterogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan kelelawar. Ciri: bunga yang mekar
di malam hari.
- Entomogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan serangga. Ciri: bunga yang
menghasilkan nektar / polen / madu.
- Ornitogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan burung.
- Malakogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan siput (molusca).
- Antropogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan manusia. Ciri: bunga yang tidak
mampu melakukan penyerbukan sendiri. Hal ini disebabkan benang sari atau putik
tidak matang bersamaan.
- Protandri, yaitu bila benang sari masak lebih dahulu daripada putik.
- Protogeni, yaitu bila putik masak lebih dahulu daripada benang sari.
c. Pembuahan (fertilisasi)
Yaitu proses peleburan gamet jantan (sperma) dengan gamet betina (ovum). Setelah
penyerbukan, sperma bergerak ke arah sel telur melalui buluh serbuk sari, selanjutnya terjadi
peleburan inti sel telur dan inti sperma di dalam ovula. Ovula adalah struktur sporofit yang
mengandung megasporangium dan gametofit betina. Pembuahan antara gamet jantan dan
betina akan menghasilkan embrio (lembaga). Berdasarkan peristiwa itu, tumbuhan biji
disebut juga embriophyta siphonogama, yaitu tumbuhan yang memiliki embrio dan
perkawinannya terjadi melalui pembentukan suatu bulu. Embrio pada tumbuhan biji bersifat
bipolar (dwipolar), karena pada satu kutubnya akan tumbuh dan berkembang membentuk
batang dan daun, sedangkan kutub lain membentuk sistem perakaran. Ada 2 macam
pembuahan pada tumbuhan berbiji :
1) Pembuahan Tunggal (pembuahan yang terjadi satu kali pembuahan), yaitu peleburan
gamet jantan dan gamet betina yang menghasilkan embrio. Terjadi pada tumbuhan
Gymnospermae.
2) Pembuahan Ganda (pembuahan yang terjadi dua kali pembuahan), yaitu:
- peleburan inti sperma dan ovum , menghasilkan zygot (embrio).
- peleburan inti sperma dan kandung lembaga skunder , menghasilkan endosperm (untuk
cadangan makanan).
- Terjadi pada tumbuhan Angiospermae.
Proses pembuahan ganda diawali dengan penyerbukan, yaitu penempelan butir serbuk
sari ke kepala putik. Setelah penyerbukan, butir serbuk sari yang menempel pada kepala putik
berkecambah membentuk buluh serbuk sari. Inti sel serbuk sari menuju bakal buah
(ovarium). Sementara itu, sel generatif membelah secara mitosis menghasilkan dua sel
sperma. Saat serbuk sari mencapai ovum, inti vegetatif menembus kantong embrio melalui
mikrofil dan melepaskan kedua sel sperma. Satu sel sperma (inti sel generatif) membuahi sel
telur membentuk zygot y
ang bersifat diploid (2n), sedangkan sel sperma lainnya (inti sel generatif 2) membuahi dua
inti kandung lembaga sekunder (2n) sehingga membentuk sel tripoid (3n). sel ini akan
membelah membentuk jaringan penyimpan cadangan makanan yang disebut endosperm.
Selanjutnya, endosperm akan menyediakan makanan bagi embrio yang berkembang dari
zygot. Dua peristiwa fusi yang terjadi antara sel sperma dengan sel telur dan sel sperma
dengan kandung lembaga sekunder (2n) inilah yang dikenal dengan pembuahan ganda pada
Angiospermae.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Angiospermae adalah tumbuhan berbiji tertutup yang paling dominan dijumpai di dunia.
b. Dalam siklus hidupnya Angiospermae mengalami pembuahan ganda atau lebih lazim
disebut dengan pergiliran keturunan antara pembuahan (perkembangbiakan secara generatif
dan vegetatif).
c. Ciri utama tumbuhan ini dalah memiliki bunga. Sel kelamin jantan dari angiospermae
adalah benang sari sedangkan sel kelamin betina adalah putik.
d. Fertilisasi tumbuhan angiospermae adalah dengan pembuahan ganda yakni dengan dua kali
peleburan sperma. Pembuahan pertama menghasilkan zygot dan pembuahan yang kedua
menghasilkan endosperm.

Anda mungkin juga menyukai