TANAMAN ANGIOSPERMAE
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK : VI (ENAM)
KELAS : B
DOSEN :DIAN MUNASARI SOLO, S.Farm., M.Si
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagian besar tumbuhan yang kita jumpai dewasa ini termasuk dalam
Angiospermae yang merupakan kelompok tumbuhan yang mendominasi daratan lebih dari
100 juta tahun yang lalu meliputi 235.000 spesies tumbuhan berbunga.Sebagian besar
makanan yang kita konsumsi berasal dari tumbuhan berbunga dapat berupa akar misalnya
wortel, kangkung, buah-buahan misalnya apel, mangga, pisang, pepaya; buah dan biji
Leguminosae, buah kariopsis dari Graminae misalnya padi dan jagung.Angiospermae
dibedakan ke dalam dua kelas berdasarkan jumlah kotiledonnya, yakni monokotil dan
dikotil.
Monokotil meliputi sekitar 65.000 spesies, termasuk di dalamnya tumbuhan
Graminae, anggrek, palem, bambu dan lain-lain.Daun, batang, bunga dan akar monokotil
bersifat spesifik.Sebagian besar monokotil memiliki pertulangan daun sejajar, batang
dengan berkas pembuluh tersebar; daun mahkota bunga 3 atau kelipatannya, dan memiliki
akar serabut.Sebagian besar Angiospermae yakni sekitar 170.000 spesies adalah tumbuhan
dikotil.Kelompok tumbuhan ini meliputi tumbuhan semak, pohon serta banyak tumbuhan
penghasil makanan.Ciri-ciri dikotil adalah memiliki 2 kotiledon pada biji; pertulangan
daun menjari, berkas pembuluh pada batang tersusun melingkar, daun mahkota 4, 5 atau
kelipatannya, memiliki sistem akar tunggang.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan tanaman Angiospermae?
2. Apa saja ciri-ciri dan morfologi tanaman Angiospermae?
3. Apa saja klasifikasi tanaman angiospermae?
4. Bagaimana daur hidup tanaman Angiospermae?
5. Bagaimana reproduksi tanaman angiospermae?
6. Apasaja manfaat tanaman angiospermae dalam bidang farmasi?
C. Tujuan
A. Pengertian Angiospermae
Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) berasal dari kata angio yang berarti
bunga dan spermae yang berarti tumbuhan berbiji, jadi Angiospermae adalah tumbuhan
berbiji yang tertutup tertutup.Mengapa dikatakan tumbuhan berbiji tertutup, karena bijinya
selalu diselubungi oleh suatu badan yang berasal dari daun-daun buah yang disebut dengan
bakal buah. Kemudian bakal buah beserta bagian-bagian lain dari bunga akan tumbuh
menjadi buah dan bakal biji yang telah menjadi biji tetap terdapat di dalamnya. Tumbuhan
biji tertutup memiliki jumlah spesies lebih banyak dibandingkan dengan tumbuhan berbiji
terbuka, karena anggota Angiospermae mencakup sekitar 300 famili dan lebih dari
250.000 spesies.Tumbuhan ini banyak ditemukan di semua daratan dunia ini.
Angiospermae terdiri atas satu divisi yaitu Anthophyta (tumbuhan berbunga) yang
merupakan 80% tumbuhan saat ini.Divisi ini dibedakan atas 2 kelas yaitu tumbuhan
monokotil/ magnoliopsida (sekitar 65.000 spesies) dan tumbuhan dikotil/ liliopsida
(sekitar 170.000 spesies). Tumbuhan dikotil dan monokotil dibedakan atas beberapa hal,
antara lain: struktur biji (jumlah kotiledon), struktur bunga, distribusi berkas pembuluh
pada batang, dan struktur akar. Secara umum, tumbuhan berbiji tertutup memiliki ciri yang
sama dengan tumbuhan berbiji terbuka. Keunikan tumbuhan berbiji tertutup terletak pada
bijinya yang tersusun oleh keping lembaga (kotyledon).Keping lembaga pada tumbuhan
berbiji tertutup membentuk dua kelompok tumbuhan, yaitu tumbuhan berbiji tunggal
(Monocotyledonae) dan tumbuhan berbiji berkeping dua (Dicotyledonae).
1. Ciri-ciri Angiospermae
Angiospermae memiliki ciri utama yaitu, bakal bijinya berada di dalam
megasporofil yang termodifikasi menjadi daun buah ( karpel) sehingga serbuk sari
harus menembus jaringan daun buah untuk mencapai bakal biji dan membuahi ovum.
Pada umumnya daun dan buah berdaging tebal, misalnya pada manga, jeruk, dan
semangka.Pada kacang-kacangan, misalnya buncis, kapri, kacang panjang daun buah
berupa kulit polong yang tipis.Daun buah berfungsi melindungi biji agar tidak
kekeringan pada saat mengalami dormansi (tidak aktif).Dormansi yang dimaksud di
sini adalah, Dormansi yaitu peristiwa dimana benih mengalami masa istirahat
(Dorman). Dormansi benih berhubungan dengan usaha benih untuk menunda
perkecambahannya, hingga waktu dan kondisi lingkungan memungkinkan untuk
melangsungkan proses tersebut. Dormansi dapat terjadi pada kulit biji maupun pada
embryo. Biji yang telah masak dan siap untuk berkecambah membutuhkan kondisi
klimatik dan tempat tumbuh yang sesuai untuk dapat mematahkan dormansi dan
memulai proses perkecambahannya (Elisa, 2009).
b. Benang sari
Stamen atau benang sari jauh lebih ringan daripada organ dengan fungsi serupa
pada tumbuhan berbiji terbuka (yaitu strobilus).Benang sari telah berevolusi untuk
dapat beradaptasi denganpenyerbuk dan untuk mencegah pembuahan sendiri.Adaptasi
ke arah ini juga memperluas jangkauan ruang hidupnya.
Ukuran gametofit jantan sangat tereduksi
Gametofit jantan yang sangat tereduksi (berada dalam serbuk sari dan hanya
terdiri dari tiga sel) sangat membantu mengurangi waktu antara penyerbukan, di
saat serbuk sari mencapai organ betina, dan pembuahan. Selang waktu normal
antara kedua tahap tersebut biasanya 12-24 jam.Pada Gymnospermae waktu yang
diperlukan untuk hal tersebut dapat mencapai setahun.
Karpela menutup rapat bakal biji
Karpela atau daun buah rapat membungkus bakal biji atau ovulum, sehingga
mencegah pembuahan yang tidak diinginkan. Sel sperma akan dikontrol
oleh putik untuk membuahi sel telur (ovum). Setelah pembuahan, karpela dan
beberapa jaringan di sekitarnya juga akan berkembang menjadi buah. Buah
berfungsi adaptif dengan melindungi biji dari perkecambahan yang tidak
diinginkan dan membantu proses penyebaran ke wilayah yang lebih luas.
Ukuran gametofit betina sangat tereduksi
Sebagaimana pada gametofit jantan, ukuran gametofit betina juga sangat
berkurang menjadi hanya tujuh sel dan terlindung dalam bakal biji.Ukuran yang
mengecil ini membantu mempercepat perkembangan hidup tumbuhan. Hanya
kelompok Angiospermae yang memiliki perilaku semusim dalam proses
kehidupannya. Perilaku ini membuatnya sangat mudah menjelajah lungkang yang
jauh lebih luas.
Endosperma
Pembentukan endosperma pada biji adalah ciri khas Angiospermae yang
sangat mendukung adaptasi karena melengkapi embrio atau kecambah dengan
cadangan makanan dalam perkembangannya. Endosperma secara fisiologis juga
memperkuat daya serap biji akan hara yang diperlukan tumbuhan muda dalam
perkembangannya.
2. Morfologi Angiospermae
Tubuh dan ukuran angiospermae memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi. Ada
yang berupa tumbuhan berbunga terkecil berdiameter sekitar 2 mm, misalnya
wolffia, hingga pohon raksasa dengan tinggi lebih dari 100 m, misalnya pohon gom.
Tubuh Angiospermae terdiri dari akar, batang, daun dan bunga.Akarnya ada yang
serabut danada pula yang tunggang, ada batang yang berkambium serta ada pula yang
tidak memiliki cambium.Angiospermae memiliki pembuluh xilem yang diperkuat oleh
serat dengan dinding sel tebal dan berlignin. Sedangkan daunnya juga mempunyai
beberapa tipe daun antara lain, lurus, menyirip dan menjari.
Angiospermae dibagi menjadi dua kelas yaitu dikotil dan monokotil. Perbedaan dua
kelas ini adalah :
1. Bentuk akar
- Monokotil : Memiliki sistem akar serabut
- Dikotil : Memiliki sistem akar tunggang
2. Bentuk sumsum atau pola tulang daun
- Monokotil : Melengkung atau sejajar
- Dikotil : Menyirip atau menjari
3. Kaliptrogen / tudung akar
- Monokotil : Ada tudung akar / kaliptra
- Dikotil : Tidak terdapat ada tudung akar
4. Jumlah keping biji atau kotiledon
- Monokotil : satu buah keping biji saja
- Dikotil : Ada dua buah keping biji
5. Kandungan akar dan batang
- Monokotil : Tidak terdapat kambium
- Dikotil : Ada kambium
6. Jumlah kelopak bunga
- Monokotil : Umumnya adalah kelipatan tiga
- Dikotil : Biasanya kelipatan empat atau lima
7. Pelindung akar dan batang lembaga
- Monokotil : Ditemukan batang lembaga / koleoptil dan akar lembaga / keleorhiza
- Dikotil : Tidak ada pelindung koleorhiza maupun koleoptil
8. Pertumbuhan akar dan batang
- Monokotil : Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
- Dikotil : Bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
9. Tipe berkas pengangkut
- Monokotil : Kolateral tertutup
- Dikotil : Kolateral terbuka
E. Reproduksi Angiospermae
1. Reproduksi Generatif
Dalam siklus hidupnya ada beberapa tahapan, antara lain :
a. Gametogenesis
Yaitu pembentukan gamet (sel kelamin).Terjadi di bagian bunga.
b. Penyerbukan (Polinasi)
Yaitu jatuhnya/melekatnya serbuk sari pada kepala putik (pada Angiospermae)
atau melekatnya serbuk sari pada bakal buah (Gymnospermae).
Macam Penyerbukan :
1) Berdasar asal serbuk sari
Autogami (penyerbukan sendiri) yaitu bila serbuk sari berasal dari bunga
yang sama (satu bunga). Bila bunga belum mekar disebut kleistogami
Geitonogami (penyerbukan tetangga) bila serbuk sari berasal dari bunga
lain tapi masih satu individu.
Alogami ( xerogami ) atau penyerbukan silang, yaitu bila serbuk sari berasal
dari individu lain tapi masih dalam satu jenis.
Bastar ( hibridogami) yaitu bila serbuk sari berasal dari yang lain jenis.
2) Berdasar Faktor yang membantu:
Anemogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan angin. Ciri bunga : serbuk
sari kering, lembut, banyak, tidak memiliki mahkota bunga.
Hidrogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan air.
Zoidiogami, yaitu penyeerbukan dengan bantuan hewan.
Kiropterogami , yaitu penyerbukan dengan bantuan kelelawar. Ciri : bunga
yang mekar di malam hari.
Entomogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan serangga. Ciri : bunga
yang menghasilkan nektar / polen / madu.
Ornitogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan burung.
Malakogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan siput (molusca).
Antropogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan manusia. Ciri : bunga
yang tidak mampu melakukan penyerbukan sendiri. Hal ini disebabkan
benang sari atau putik tidak matang bersamaan.
Protandri, yaitu bila benang sari masak lebih dahulu daripada putik.
Protogeni, yaitu bila putik masak lebih dahulu daripada benang sari.
c. Pembuahan (fertilisasi)
Yaitu proses peleburan gamet jantan (sperma) dengan gamet betina (ovum).
Setelah penyerbukan, sperma bergerak ke arah sel telur melalui buluh serbuk sari,
selanjutnya terjadi peleburan inti sel telur dan inti sperma di
dalam ovula.Ovula adalah struktur sporofit yang mengandung megasporangium
dan gametofit betina. Pembuahan antara gamet jantan dan betina akan
menghasilkan embrio (lembaga). Berdasarkan peristiwa itu, tumbuhan biji disebut
jugaembriophyta siphonogama, yaitu tumbuhan yang memiliki embrio dan
perkawinannya terjadi melalui pembentukan suatu bulu. Embrio pada tumbuhan
biji bersifat bipolar (dwipolar), karena pada satu kutubnya akan tumbuh dan
berkembang membentuk batang dan daun, sedangkan kutub lain membentuk
sistem perakaran.
Ada 2 macam pembuahan pada tumbuhan berbiji :
1) Pembuahan Tunggal (pembuahan yang terjadi satu kali pembuahan), yaitu
peleburan gamet jantan dan gamet betina yang menghasilkan embrio. Terjadi
pada tumbuhan Gymnospermae.
2) Pembuahan Ganda (pembuahan yang terjadi dua kali pembuahan), yaitu:
peleburan inti sperma >< ovum , menghasilkan zygot (embrio).
peleburan inti sperma >< kandung lembaga sekunder, menghasilkan
endosperm (untuk cadangan makanan).
Terjadi pada tumbuhan Angiospermae.
2. Reproduksi Vegetatif
Yaitu cara reproduksi tanpa melalui perkawinan (fertilisasi) gamet jantan dan
betina. Sifat dari reproduksi vegetatif adalah menghasilkan keturunan yang identik
(sifat sama) dengan induknya.
Reproduksi Vegetatif dapat terjadi secara :
a. Alami , cara perbanyakan yang dilakukan oleh organ vegetatif tumbuhan tanpa
bantuan manusia.
Organ vegetatif yang berperan antara lain :
Rhizoma (rimpang/akar tinggal); batang yang menjalar secara horisontal
dalam tanah menyerupai akar. Misal : bunga tasbih, kunyit, jahe, alang-alang.
Stolon (geragih); batang yang menjalar di atas tanah. Misal : arbei (stroberi),
daun kaki kuda (Centela asiatica)
Umbi Lapis (Bulbus); batang berukuran pendek yang dikelilingi daun berlapis-
lapis. Misal: bawang merah (Allium cepa).
Umbi Batang ; batang yang membengkak di dalam tanah. Misal : ubi jalar,
kentang.
Tunas ; bagian batang yang memiliki bakal tunas. Misal : bambu, kelapa, dan
sebagainya.
Daun ; bagian tepi daun yang memiliki jaringan meristem. Misal : Cocor
Bebek.
Kormus ; pangkal batang yang membesar dan memiliki beberapa kuncup.
Misal : bunga tasbih, gladiol.
b. Buatan; cara perbanyakan yang dilakukan oleh tumbuhan dengan bantuan manusia.
Macam reproduksi vegetatif secara buatan :
Mencangkok
Menempel (okulasi)
Menyambung
Menyetek
Merunduk
Kultur Jaringan
Kultur jaringan merupakan usaha perbanyakan tanaman dengan memanfaatkan
sifattotipotensi .Totipotensi adalah kemampuan beberapa sel tanaman yang
dapat tumbuh menjadi individu baru.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Angiospermae adalah tumbuhan yang berbiji tertutup.
2. Ciri utama tumbuhan angiospermaeadalah memiliki bunga. Sel kelamin jantan dari
angiospermae adalah benang sari sedangkan sel kelamin betina adalah putik
3. Angiospermae dibedakan menjadi dikotil dan monokotil. Angiospermae ini memiliki
beberapa ordo dan kelas yang hamper seluruhnya mudah untuk dijumpai.
4. Generasi gametofit pada Angiospermae mengalami reduksi, Angiospermae bersifat
herospora. Bunga sporofit akan menghasilkan megaspore dan mikrospora.
5. Dalam siklus hidupnya Angiospermae mengalami pembuahan ganda atau lebuh lazim
disebut dengan pergiliran keturunan antra pembuahan (perkembangbikan secara
generative dan vegetative).
6. Beberapa tanaman angiospermae yang bermanfaat dalam bidang farmasi yaitu Jahe,
Manggis, Alpukat, Temulawak, Kumis Kucing dan Tomat
DAFTAR PUSTAKA
Hasanuddin., 2018, Botani Tumbuhan Tinggi, Syiah Kuala University Press: Banda Aceh
Http://princesssaccharifera.blogspot.com/2011/05/caesalpiniaceae-beautifull-flower.html. Diakses
20 Januari 2014
Tjitrosoepomo G., 2005, Taksonomi Tumbuhan, Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
HASIL DISKUSI
Siklus Hidup Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) akan dijelaskan dalam uraian
berikut ini. Angiospermae (tanaman berbiji tertutup) atau dikenal juga sebagai tanaman
berbunga merupakan tanaman yang paling banyak dan beragam.Angiospermae
memproduksi dan menghasilkan gametofit jantan dan betina sehingga dapat melaksanakan
fertilisasi atau pembuahan ganda.Sama dengan gymnospermae, generasi gametofit pada
Angiospermae juga mengalami reduksi. Angiospermae bersifat herospora dan bunga
sporofit akan menghasilkan megaspora dan mikrospora. Siklus hidup Angiospermae
diawali dengan penyerbukan dan berakhir dengan pembentukan buah yang berisi biji yang
berkecambah menjadi tanaman (Sporofit) baru sampai dewasa dan berbunga, dan disebut
menyelesaikan satu siklus penuh.
Bunga pada tumbuhan (Sporofit, 2n) memiliki Putik yang merupakan alat kelamin
betina.
Salah satu bagian Putik adalah bakal buah yang di dalamnya terdapat bakal biji
(Megasporangia).
Pada Megasporangia terdapat Sel Induk Megaspora.
Sel Induk Megaspora mengalami pembelahan secara meiosis dan menghasilkan
empat sel Megaspora (n). Satu sel Megaspora hidup, sedangkan tiga lainnya akan
mengalami degenerasi (mati).
Megaspora yang hidup akan membentuk gametofit betina atau disebut juga
Kantung Embrio.
Inti sel Kandung Embrio membelah tiga kali berturut-turut secara mitosis,
menghasilkan delapan inti yang akan tumbuh menjadi satu ovum (Sel Telur), dua
sinergid, tiga antipoda, dan dua intipolar yang bersatu, disebut Inti Kandung
Lembaga Sekunder. Sinergid dan Antipoda adalah inti cadangan yang akan
menghilang setelah terjadi pembuahan. Ilmuwan belum mengetahui fungsi spesifik
dari sinergid dan antipoda sehingga masih diteliti sampai saat ini.