Anda di halaman 1dari 96

Sulisetijono Biologi UM

Materi Tumbuhan
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
• mengidentifikasi ciri-ciri umum plantae.
• membedakan tumbuhan lumut, paku dan biji berdasarkan ciri-cirinya.
• mengklasifikasi pada tumbuhan lumut, tumbuhan paku dan tumbuhan
biji.
• menjelaskan cara-cara perkembangbiakan tumbuhan lumut, paku dan
biji.
• membuat charta perkembangbiakan dan siklus hidup tumbuhan lumut,
tumbuhan paku dan tumbuhan biji.
• menemukan peranan berbagai jenis tumbuhan tertentu yang ada di
lingkungannya terhadap ekonomi dan lingkungan.
• menyajikan data contoh plantae Indonesia yang memiliki nilai ekonomi
tinggi untuk berbagai kebutuhan.
• membuat tabel hasil penggalian informasi pemanfaatan plantae.

Sulisetijono Biologi UM
(e.g., conifer)
Gymnosperm
Bryophytes (Lumut)

(Pterydophyta / Paku)
Tumbuhan berpembuluh tak berbiji
Charophyceans (sekelompok dengan alga hijau)

Radiation of
flowering plants

Tumbuhan berbiji pertama

Tumbuhan berpembuluh pertama

Tumbuhan nenek moyang

filogeni tumbuhan
Sulisetijono Biologi UM
3
TUMBUHAN
Embriophyta → Kingdom Plantae
• Tumbuhan Tidak Berpembuluh (non-tracheophyta,
Thallophyta → Lumut - Bryophyta
• Tumbuhan Berpembuluh (tracheophyta- Cormophyta)
1. tidak berbiji (spora) → paku; Pteridophyta)
2. berbiji -- Spermatophyta
a. Terbuka (Gymnospermae – Pinophyta)
b. Tertutup (Angiospermae – Magnoliophyta)
1) Dikotil - Magnoliopsida
2) Monokotil - Liliopsida
Sulisetijono Biologi UM
Pengelompokan Plantae

meliputi
menggunkan

yaitu

Sulisetijono Biologi UM
Ciri Kingdom Plantae

multiseluler; eukariotik
memiliki jaringan & organ yang berkembang baik
berklorofil yang terbungkus dalam kloroplas
fotosintetik (autotrof)
menyimpan makanan dlm bentuk tepung/amilum
berdinding sel tersusun selulosa
melindungi perkembangan embrio
memiliki pergiliran keturunan
mampu mengkolonisasi daratan

Sulisetijono Biologi UM
DASAR PENGELOMPOKAN TUMBUHAN

STRUKTUR TUBUH dapat meliputi:


A. Struktur organ tubuh
B. Habitus
C. Keberadaan jaringan pengangkut
D. Tipe stele
E. Kedudukan, bentuk, ukuran, peruratan
daun
F. Struktur alat reproduksi dan cara
reproduksi

Sulisetijono Biologi UM
• HEPATICOPSIDA – MACHANTIOPSIDA (Lumut Hati)
Klasifikasi • ANTHOCEROPSIDA (Lumut Tanduk)
• BRYOPSIDA (Lumut Sejati)

Marchantia Anthoceros
HEPATICOPSIDA – MACHANTIOPSIDA (Lumut Hati) ANTHOCEROPSIDA (Lumut Tanduk)

Polytricum Funaria hygrometrica Sphagnum


BRYOPSIDA (Lumut Sejati) Sulisetijono Biologi UM
Lumut (Bryophyta): Hepaticopsida (lumut hati, liverworts),
Anthocerophyta (hornworts), dan Bryophyta (Moosses/Lumut)
Lumut berasal dari bahasa Yunani bryon yang artinya tumbuhan.
Ciri-ciri Lumut
• Ukuran kecil (± 1 – 2 cm, 0,5 m)
• tumbuhan darat, tapi masih menyukai tempat lembab.
• sel-sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel dari selulosa
• tidak ada jaringan lignifikasi pada gametofit atau sporofit
• tubuh berupa talus; bentukan seperti akar (rizoid) tampak seperti
benang terdiri sel-sel dgn ukuran sama berderet memanjang.
Fungsi: melekat pada substrat, menyerap air dan mineral. Sebagian
punya bentukan seperti batang (kaulokoid); seperti daun (filoida)

Sulisetijono Biologi UM
• Filoida → satu / beberapa lapis sel, dan mengandung kloroplas.
• Kaulokoid → selapis sel epidermis, lapisan korteks, dan silinder pusat.
• Belum ditemukan xilem dan floem → non vaskular. Hanya
tumbuh memanjang dan tidak tumbuh membesar
• Generasi gametofit yang dominan daripada sporofit
• Sporofit (berumur pendek hingga tahunan), melekat dan setidaknya
sebagian bergantung pada gametofit (sel-sel kaki menembus dan
memperoleh nutrisi dari gametofit), menghasilkan spora
• Gametofit umumnya bertahan lama (beberapa bersifat sementara -
berumur pendek), dengan fase berfilamen muda (protonema) diikuti
oleh struktur berfiloida atau talioid yang menghasilkan gametangium
• Gametangium ➔ anteridium dan arkegonium
• HABITAT: tanah, tembok, bebatuan lapuk, menempel di kulit pohon
(epifit), tempat lembab (higrofit)
Sulisetijono Biologi UM
Gametofit :
• menghasilkan gamet
• bersifat haploid (n)
• merupakan tumbuhan lumut itu sendiri
• dominan
• hidup bebas

Sporofit :
• menghasilkan spora
• bersifat diploid (2n), berupa sporogonium
• sporogonium → kaki (foot), tangkai (seta),
kapsula
• tumbuh pada gametofit
• tidak dominan
• umur pendek
Siklus Hidup/Pergiliran Generasi Tumbuhan Lumut
meliputi:
1) Fase gametofit: fase tumbuhan lumut yang menghasilkan gamet (sel kelamin).
• Sel kelamin dihasilkan di bagian atas tumbuhan lumut pada struktur
gametangium.
• Gametangium penghasil permatozoid → Anteridium
• Gametangium penghasil → Arkegonium

2) Fase sporofit: fase tumbuhan lumut yang menghasilkan spora

Arkegonium dengan ovum (n) Sperma (n) dikeluarkan dari Anteridium


Reproduksi
1. Aseksual
Fragmentasi
Pembentukan gemma (kuncup)
Cabang-cabang adventif
Apikal talus yang persisten (tetap hidup)
Pembentukan tuber (umbi)
Apospori

2. Seksual
Peleburan spermatozoid (sel gamet ♂) dan ovum (sel
gamet ♀). Spermatozoid dihasilkan oleh anteridium, ovum
dihasilkan oleh arkegonium
Berdasarkan keberadaan anteridium dan arkegonium
lumut:
1. HOMOTALUS/HOMOTALIK (berumah satu): anteridium dan
arkegoniumnya pada satu talus
2. HETEROTALUS/HETEROTALIK (berumah dua): pada satu
talus hanya memiliki arkegonium saja atau anteridium saja

HOMOTALUS HETEROTALUS
Lumut Hati (Hepaticopsida) Liverworts
• Tubuh berupa talus berbentuk lembaran, pipih,
melebar, tepi berlekuk dan berlobus, spt organ hati
manusia
• Tidak dapat dibedakan bentukan seperti batang
Lunularia cruciata (kaulokoid) dan daun (filoida), punya mangkok
gemma → Lunularia & Marchantia; ada yang
berfiloida (Jungermannia)
• Tumbuh mendatar & melekat pada subtrat dengan
rizoid
• Habitat lembab terutama daerah hutan hujan tropis;
Marchantia polymorpha ada di permukaan air → Riccia fluitans

Jungermannia leiantha Riccia fluitans


• Gametofit umumnya heterotalus/berumah dua → Marchantia polymorpha;
homotalus → Riccia
• Gametofit → membentuk payung anteridium dan arkegonium →
Marchantia
Gametofit → membentuk payung anteridium dan arkegonium → Marchantia

• Reproduksi:
o seksual: anteridium penghasil sperma dan arkegonium penghasil
ovum peleburan sperma + ovum
o aseksual: fragmentasi, apospori, gemma cup

Contoh lumut hati: Marchantia polymorpha, Ricciocarpus natans, Reboulia


hemisphaerica, Pellia calycina, Riccardia indica
• Kebanyakan lumut hati hidup di tempat-tempat yang basah,
tubuhnya struktur higromorf. Bentuk lain jarang ditemukan,
meskipun ada yang amat kering →pada kulit-kulit pohon, diatas
tanah atau batu cadas → struktur xeromorf.
• Dalam tubuh terdapat alat penyimpan air, atau dapat menjadi
kering tanpa mengakibatkan kematiannya.
• Ada yang tidak mempunyai klorofil, yaitu yang tidak tergolong
dalam marga Cryptothallud dan hidup sebagai saprofit.
• Protonema lumut hati kebanyakan hanya berkembang menjadi
suatu buluh yang pendek. Sebagian besar lumut hati mempunyai
sel yang mengandung minyak. Minyak kebanyakan → kumpulan
tetes minyak atsiri.
Contoh Species Riccia ……..

Riccia fluitans Riccia frostii Riccia glauca


Riccia, dengan sporofit (kanan) tertanam
dalam gametofit (kiri)
Riccia
Gambar Skema Perkembangan
Anteridium pada Riccia
Perkembangan Anteridium
• anteridium berasal dari sel dorsal superfisial→ anteridial inisial (A).
• Sel membesar, membelah tranversal → outer cell basal cell (B).
• Sel basal →bagian anteridium yang terbenam di talus
• sel luar → anteridium diluar talus.
• Sel luar → tranversal → filamen vertikal empat sel (C, D).
• Dua sel teratas →Primary anteridial cell
• dua sel terbawah → Primary stalk cell
• Sel tangkai primer →tangkai pendek.
Perkembangan Anteridium

• Dua sel primer anteridia → dua kali pembelahan vertikal berkelanjutan


pada sudut kanan pada masing-masing sel →8 sel (E)
• 8 sel membelah dengan dinding periklinal → 16 sel.
• 8 sel terluar→ Pimary jacket cell membungkus →primary androgonial
cell (G)
• Sel selubung primer membelah antiklinal → selubung antheridium tebal.
• Sel primer androgonial membelah berulang-ulang →androgonial cell) (J).
Perkembangan Anteridium

• androgonial mother cell →membelah diagonal → androcyte


bentuk segitiga.
• androsit →metamorfosis →anterozoid biflagel atau spermatozoid
(K-Q).
Perkembangan Sperma / Antherozoid
Perkembangan Sperma / Antherozoid

• Metamorfosis androsit dimualai →granula ekstaseluler, blepharoplast.


• Blepharoplast →membesar & memanjang →tangkai→ duaflagella
• nukleus bermigrasi →bulan sabit ujung tumpul
• blepharoplast & nukleus menyatu → dinding sel dalam terpisah →
produksi cairan kental
• Antherozoid akan bergerak
Perkembangan Sporofit

Segera setelah fertilisasi → zigot keluar dari dinding


sel & membesar → venter arkegonia membelah
periklinal → beberapamembelah antiklinal → dua lapis
kaliptra → Embrio berkembang didalam → zigot
membelah tranversal→ 2 sel.
• 2 sel membelah vertikal → 4 sel --embrio,quadrant (A-D).
• 4 selmembeah vertikal → 8 sel pertama, octant.
• 8selmembelah tdkteratur→masaberbentuk bola (20 - 40
sel)( E).
• Sel-sel arkesporium membelah →massasel sporogenus.
• Sel sporogenus berdiferensiasi →sporocytes & nurse cell
• Selperawat →hancur (G). nutrisi spora
• Sel induk spora → meiosis → spora tetrad.
• Spora → segi empat (C).
Perkecambahan spora
Perkecambahan spora

• Sepora berkecambah pada kondisi lembab.


• Spora menyerap air & membengkak.
• Posisi Germ pore →Germ tube
• Tabung kecambah memanjang
• Sitoplasma, oil globule dan kloroplas, bergerak menuju ujung
apikal tabung kecambah (F,G,H).
Perkecambahan spora

• germ rizoid muncul


• Sel luar membelah tranversal.
• Kedua sel membelah 2 pembelahan vertikal →2 barisan sel (empat
sel masing-
masing) (I).
• Satu dari empat sel berdiferensiasi→ struktur multi sel.
• Sel apikal tunggal membelah tranversal 2-3 x → apical growing
point.
• Gametofit tumbuah
Siklus Hidup Riccia
Marchantia polymorpha

Sulisetijono Biologi UM
Marchantia polymorpha
Anteridium pada Marchantia

Marchantia - Sexual Reproduction


Antheridia and Antheridiophores

Male thallus

Sterile jacket
layer
Spermatogenous
tissue
Drawing of longitudinal
section through
antheridiophore, Stalk
Mostly male thalli showing sunken
with antheridiophores antheridia & air
from above chambers
Longitudinal section
of antheridium
Struktur alat kelamin
(anteridium dan
arkegonium) pada semua
anggota Marchantiopsida
adalah sama.
Perbedaan yang mencolok
pada keduanya karena
adanya alat atau struktur
tambahan seperti
gametangiofor, atau adanya
involukrum dan lain-lain.
• Pada Marchantiopsida anteridium mungkin dengan tangkai
pendek(Marchantia, Riccia dan Pellia) atau mungkin dengan tangkai
yang panjang (Porella sp.)
• Pada Marchantia, Riccia dan Pellia anteridia terdapat di dalam ruang
anteridia (antheridial chamber). Ruang anteridia terdapat suatu
lubang kecil (air pore) yang menghubungkan ruang anteridia dengan
udara luar. Pada Marchantia dan Pellia lubang kecil tersebut disebut
ostiol.
• Anteridia dengan tangkai panjang, dan tangkai tersusun oleh 2
deretan sel. Jaket anteridia terdiri atas selapis sel pada bagian atas
sedang di bagian bawah terdiri atas 2-3 lapis sel.
Arkegonium pada Marchantia
Pada Marchantia disekitar deretan
arkegonia terdapat alat tambahan
dengan struktur yang pipih dan
berfungsi sebagai pelindung →
involukrum (perikhaetium).
Involukrum (perikhaetium) :
struktur yang pipih dan berfungsi
sebagai pelindung
Dijumpai suatu bungkus yang berasal
dari dasar tiap-tiap arkegonia dan
bentuk seperti leher baju disebut
periginium. Periginium berkembang
setelah terjadinya pembuahan.
Arkegonium dan sporogonium
diselubungi oleh periginium tersebut
Gemmae Cup = mangkok gemma/kupula
Marchantia polymorpha
gemmae

gemma tunggal
dengan 2 meristem
Sulisetijono Biologi UM
Perkembangan Gemma

• Struktur seperti cangkir


pada permukaan talus
disebut kupula(”gemma
cup”)
• Pada bagian basal dari kupula
tersebut terdapat badan yang
berwarnahijau dan multiseluler
disebut gema.
• Dalam satu kupula terdapat
banyak gema, dantiap gema
dapat menghasilkan tanaman
gametofit yang baru
Perkembangan Gemma

• sel epidermis didalam


gemma cup, →sel gema
inisial.
• Sel tsb menonjol keluar &
membelah tranversal → sel
basal dan sel luar (A,B).
• Sel basal tidak berkembang
→ tangkai sel tunggal.
• Sel luar → keseluruhan gema.
• Sel tsb membelah tranversal
→ 4-5 baris sel (C,D).
Perkembangan Gemma

• Gemma Dewasa: Tubuh gema yang


dewasa tersusun atas empat sampai
lima sel tebal ditengah, namun pada
margin hanya tersusun selapis sel.
• Gemma memiliki dua lekukan
lateral →penanda dua titik
pertumbuhan.
• sebagian besar sel tubuh memiliki
kloroplas, namun beberapa sel
mengandung oil body. Pada kedua
permukaan terdapat beberaqpa sel
tak berwarna dengan ukuran lebih
besar yang disebut sel rizoid yang
berperan untuk perkecambahan
rizoid.
Perkembangan Gemma

Persebaran gemma:
• rambut-rambut berpapila kecil, dalam
gemma cup → mensekresikan lendir.
• Lendir terdebut membengkak menyerap air
→ terputusnya gemma dr tangkai.
• Air bantu penyebaran gemma.

Perkecambahan gemma :
• gema di tanah lembab,
• sel rizoid ventral berkembang →rizoid.
• dua titik pertumbuhan aktif →2talus muda
berkembang.
• Bagian tengah gemma kematian dan rusak
Marchantia

SPOROGONIUM
Sporofit Marchantia
Sporofit Marchantia

Sporofit (Sporogonium)

Pembuahan pada Bryophyta hanya dapat berlangsung kalau ada air.


Sperma yang motil setelah keluar dari anteridia berenang-renang,
kemudian masuk ke dalam arkegonium yang telah terbuka. Sperma
yang lebih dulu sampai pada telur mengadakan penetrasi, kemudian
mengadakan fusi membentuk zigot.

Zigot mengadakan pembelahan berkali-kali dengan berbagai cara


membentuk embrio.

Embrio berkembang lebih lanjut, mengadakan diferensiasi dan suatu


individu sporofit (sporogonium) terbentuk.

Pada Bryophyta sporogonium pada tiap golongan mempunyai


struktur bervariasi
Sporofit Marchantia

Sporofit (Sporogonium)

Sporogonium pada Marchantia terdiri atas kaki, seta dan kapsula.


Kaki : Untuk melekatkan bagian basal sporogonium dan menyerap
makanan., terdiri atas sel-sel parenkimatis dan terselubung dalam
jaringan tanaman induk. Makanan yang diserap berguna untuk
perkembangan sporogonium.

Seta : Merupakan bagian yang menghubungkan kaki dengan


kapsula. Biasanya pendek. Sel-sel tersusun dalam deretan
vertikal. Dengan terbentuknya spora tetrad pada kapsula maka
seta tumbuh memanjang. Seta berfungsi mendorong kapsula yang
masak melalui periginium dan involukrum.
Sporofit (Sporogonium)

Sporogonium pada Marchantia terdiri atas kaki, seta dan kapsula.


Kapsula : Bentuk oval, berwarna kuning bila masak. Mempunyai
lapisan luar yang terdiri dari sel-sel steril. Lapisan ini merupakan
dinding kapsula. Disebelah dalam dinding kapsula terdapat suatu
masa meiospora dan elatera.
Dinding spora di sebelah luar halus atau berbentuk jala dan
lebihtebal, disebut eksospora (eksin). Dinding dalam disebut
endospora atau intin.

Kaliptra yang berasal dari pembelahan sel-sel dinding perut secara


periklinal terdiri atas beberapa lapisan sel.
Sel induk spora (yang berasal dari jaringan arkesporium)membelah
secara diagonal dan akhirnya terdiferensiasi menjadi 2 macam sel
yaitu sel induk spora dan sel induk elatera
Sporofit (Sporogonium)

Sel induk spora (sporosit) mengadakan pembelahan meiosis


membentuk 4 meiospora (tetrad) seperti pada Riccia dan sel induk
elatera memanjang bersifat steril, bentuk bulat bersifat diploid.
Kedua ujungnya runcing, di dalamnya terdapat penebalan yang
berbentuk spiral. Protoplasmanya makin lama makin hilang dan
terbentuklah elatera. Elatera pada Marchantia berfungsi
membantu pelepasan spora.
Siklus Hidup Lumut Hati
Siklus Hidup Lumut Hati
Siklus Hidup Lumut Hati
Siklus Hidup Lumut Hati
Siklus Hidup Lumut Hati
Lumut Tanduk (Anthocerotopsida)
hornwort
• sering dijumpai di tepi sungai atau danau,
disepanjang selokan, ditepi jalan yang basah atau
lembab.
• Berbentuk seperti lumut hati, tetapi sporofitnya
berbentuk kapsul memanjang seperti tanduk dan
mengandung kutikula.
• Sporofit tumbuh dari jaringan cawan arkegonium.
Setelah masak, ujungnya akan terbelah dua.
• Sporogonium memiliki benang-benang elater yang
mengatur pengeluaran spora dan pada kapsulnya
terdapat stomata.
• Ada yang berumah satu dan ada yang berumah dua.
• mencakup kira-kira 300 spesies, genus yang paling
dikenal Anthoceros
Anthoceros leavis Anthoceros agrestis

Phaeoceros sp. Campylopus sp.

Anthoceros punctatus
Anthoceros sp.
Ciri-ciri Umum
❖ Tubuhnya mirip lumut hati, tetapi berbeda pada sporofitnya.
❖ Gametofit berupa talus sederhana berbentuk cakram lebar, tipis
dengan tepi bertoreh, dosiventral, tidak ada rusuk tengah dan tidak
ada percabangan menggarpu,
❖ tumbuh melekat pada tanah dengan rizoid yang berada pada
bagian ventral.
❖ Pangkal sporofit dibentuk dengan selubung dari jaringan gametofit.
❖ Struktur anatomi talus (gametofit) homogen, tiap sel mengandung
satu kloroplas dengan satu pirenoid yang besar.
❖ Pada sisi ventral talus ➔ stoma dengan dua sel penutup yang
berbentuk ginjal.
❖ Berdasarkan analisis asam nukleat, berkerabat paling dekat
dengan tumbuhan berpembuluh
❖Stoma hampir selalu terisi lendir, dan masuk koloni ganggang biru Nostoc.
❖Lumut tanduk ada homotalik dan heterotalik.
❖Spogoronium → kaki dan kapsul (tidak ada seta), dinding sporogonium
termasuk epidermis terdiri atas sel-sel yang mengandung kloroplas dan
punya stomata.
❖Kapsul spora berbentuk seperti tanduk, jika masak dapat pecah dengan
arah membujur seperti buah polongan.
❖Sepanjang poros bujur kapsula → jaringan sel-sel steril -- kolumela.
❖Arkespora selain membentuk spora juga membentuk sel-sel steril →
pseudoelater
❖Habitatnya: daerah kelembapan tinggi. contoh: Anthoceros leavis
• Cara Berkembang Biak
secara aseksual dan seksual seperti pada umut hati, yaitu :
1. Perkembangbiakan secara aseksual
• Fragmentasi
• Pembentukan kuncup (gemma)
• Pembentukan umbi (tuber)
• Penebalan ujung (tepi) talus yang meupakan suatu cara untuk
mempertahankan diri terhadap kekeringan
• Peristiwa apospori = terbentuknya gametofit tanpa melalui
pembentukan spora. Misalnya gametofit tersebut terdiri dari
beberapa sel dari sporofit (mungkin bagian dinding sporogonium)
yang dapat tumbuh dan berkembang menjadi gametofit
2. Perkembangbiakan secara seksual
• membentuk anteridium dan arkegonium, yang terkumpul
pada suatu lekukan sisi atas talus. Hasil fertilisasi → zigot →
embrio → sporogonium, diikuti sel bagian bawah yang
membelah secara terus-menerus membentuk kaki
sporogonium, berfungsi sebagai alat penghisap.
• Contoh lumut tanduk : Anthoceros punctatus, Phaeoceros
laevis, Folioceros, Leiosporoceros.
Sporofit Anthoceros
Struktur sporogonium pada Anthoceros agak
berbeda dengan yang lain.
Sporogonium terdiferensiasi menjadi 3 daerah yaitu:
kapsula, daerah interkalar (intermedier), dan Kaki.
Seta tidak dijumpai pada Anthoceros.
Kapsula
Bagian terdalam (tengah) dari kapsula adalah suatu
jaringan steril yang padat disebut kolumela. Sel-
selnya memanjang, tersusun vertikal.
Setelah sel induk spora mengalami pembelahan
meiosis terbentuklah sporatetrad. Di antara tetrad
dan spora yang masak terdapat pseudoelatera,
(merupakan sel steril yang bentuknya tak teratur,
berfungsi nutritif.).
Bagian terluar adalah dinding kapsula, terdiri atas
beberapa lapis sel. Bagian terluar dinding kapsula
adalah epidermis. Di sebelah dalam epidermis
terdapat jaringan klorenkimatis dan berfung siuntuk
fotosintesis.
Struktur sporogonium pada Anthoceros agak berbeda
dengan yang lain.

Daerah interkalar merupakan daerah yang bersifat


meristematik. Bagian dasar sporogonium dilindungi oleh
suatu bungkus yang seperti pipa disebut involukrum
berfungsi sebagai pelindung dan penguat.
Daerah ini bersifat meristematis, dan secara langsung
terdiferensiasi kedalam kolumela, arkesporium dan kapsula.
Kaki
Terselubung dalam jaringan gametofit.
Pada waktu sporogonium itu masih muda, terdiri atas sel-sel
yang relatif sangat besar. Kaki bersifat haustorium, mengisap
makanan dan air dari tanaman induk. Sel-selnya bersifat
parenkimatis.
Sporofit Lumut Tanduk

s - spore
c - columella
t - tetrad
sp - sporocyte
i - involucre
g - gametophyte
f - foot
m - meristematic zone
s.t. - sporogenous tract

Irisan membujur sporofit


Di dalam “tanduk” dihasilkan spora
Sporofit Lumut Tanduk
Siklus Hidup Anthoceros
Lumut Daun/Sejati (Bryopsida) mosses
CIRI - CIRI:
• Tubuh berupa talus
• Warnanya hijau
• Bentuk tubuhnya seperti tumbuhan kecil
dengan bagian seperti akar (rizoid), serupa
batang (kaulokoid) dan serupa daun (filoida)
• Sporogonium → kaki yang lebar, seta hanya
berupa lekukan antara kaki dari kapsul.
• Hidup berkelompok, menempel pada
tembok, batu dan tanah
• Hidup di tempat yang lembab
• Belum mempunyai jaringan pengangkut
• Alat kelamin terdiri dari anteridium (jantan)
dan arkegonium (betina)
• Mempunyai sifat seperti busa (menyerap dan
Atricum sp. menahan air)
Tubuh lumut daun seperti tumbuhan kecil yang tumbuh tegak.
Tinggi pada umumnya <10cm.
Tetapi ada yang mencapai 40 cm, misalnya Polytrichum.
Tubuhnya
serupa akar – rizoid
serupa batang – kaulokoid
Serupa daun -- filoida

Polytrichum commune,
hairy-cap moss
Filoida Polytrichum
Polytrichum sp - Polytrichum sp - Polytrichum sp - section of perigonium
archegonium antheridium tip
Arkegonium Lumut Daun Anteridium Lumut Daun
Polytrichum.

Hydroids (center) and leptoids in conducting


strand in seta of moss sporophyte
Struktur sporogonium lumut daun

Sporofit terdiri dari:


• Vaginula: selubung pangkal tangkai
sporogonium yg berasal dari dinding
arkegonium
• Seta: tangkai sporogonium
Sporangium
• Kaliptra: penutup/tudung sporangium yang
masih muda
• Gigi peristom: mengatur pengeluaran spora
• Operculum: penutup sporangium yg masak
• Annulus: tepi operculum berbentuk cincin
Sporofit Lumut Polytricum

Polytrichum section of capsule


Polytrichum section of capsule
Anteridium, Arkegonium, Sporofit Polytrichum
Funaria hygrometrica
Antheridia develop in group and
present on the convex shaped apex of
leafy branch gametophore called as
male branch.
The gametophore bearing archegonia
is called as female branch.

Funaria hygrometrica
Funaria hygrometrica
Funaria hygrometrica
PROSES PERKEMBANGAN LUMUT DAUN

Lumut yang berumah satu


Spora → berkecambah; merupakan protonema yang terdiri dari
benang-benang berwarna hijau bersifat fototropi positif, banyak
cabang-cabang seperti hifa, kemudian di sisi lain → mengeluarkan
rizoid-rizoid tidak berwarna dan bersekat-sekat dan bersifat
fototropi negatif yang percabangannya menuju ke bawah (tanah)
Rhizoid terbentuk pada awal pembelahan spora, tumbuh di tepi
yang tidak kena cahaya
Dengan bantuan cahaya, pada protonema tumbuh kuncup (gemma
cup), yaitu berupa tonjolan ke samping pada sel-sel bawah dari
cabang protonema, setelah kuncup membentuk 1-2 sel tangkai,
ujungnya membentuk piramid yang bersekat (membentuk segmen)
dan merupakan bagian yang meristematik
Segmen-segmen dapat memisah, setiap kali memisahkan segmen,
maka tumbuh berupa sel-sel anakan baru yang akan membentuk
individu tumbuhan lumut yang baru.
Kuncup-kuncup sering membentuk rumpun namun masih dapat
dibedakan antara bentuk kaulokoid, filoid dan rizoid.
Alat reproduksi terkumpul di ujung cabang-cabang yang dikelilingi
kaulokoid yang letaknya paling atas → anteridium & arkegonium
Lumut yang berumah dua :
Adanya anteridium dan arkegonium
Perkembangan anteridium, sel pemulanya berupa pasak,
segmen yang dipisahkan segera membelah menjadi sel-sel
yang letaknya ditepi dan membentuk jaringan spermatogen
Perkembangan arkegonium, mula-mula sejalan dengan
anteridium, tetapi kemudian ujung selnya berubah dengan
munculnya dinding pemisah secara periklinal, membentuk tiga
sel dipinggir dan satu sel ditengah berbentuk tetraeder yang
kemudian akan membentuk sekat melintang dan terbentuklah
ovum beserta saluran-saluran selnya.
Pematangan anteridium ditandai dengan terbukanya sel tutup di
ujung, berlendir, mengembang, kemudian pecah, demikian juga
pada arkegonium.
Pematangan arkegonium sama seperti anteridium, yaitu dinding
tepinya terbuka, membengkok keluar dan membentuk corong atau
robek menjadi empat bagian yang masing-masing menggulung
keluar dan terjadilah pembuahan.
Setelah pembuahan terbentuk zigot yang berbentuk sekat-sekat
melintang dan berkembang menjadi embrio yang bentuknya
memanjang terdiri dari sel-sel memanjang juga. Sel yang berada
diujung akan membentuk sekat-sekat baru membentuk sel pemula
untuk membentuk pasak.
Sel pasak bersegmen kekiri dan kekanan, mengadakan
pembelahan membentuk spora.
Contoh lumut daun adalah Sphagnum sp.
• Protonema tidak berbentuk benang, melainkan
merupakan suatu badan berbentuk seperti daun
kecil, tepinya bertoreh-toreh dan hanya terdiri atas
selapis sel saja.
• Arkespora pada Sphagnum tidak berasal dari
endotesium, tetapi berasal dari lapisan terdalam
amfitesium. Kapsul spora mempunyai tutup yang
akan membuka, jika spora sudah masak.
Sporogonium dengan kakinya akan melebar dan
merupakan haustorium terdapat dalam suatu
perpanjangan ujung kaulokoid. Sehabis fertilisasi
kaki lalu memanjang seperti tangkai dan
dinamakan pseudopodium.
Siklus Hidup Lumut Daun
Siklus Hidup Lumut Daun
Siklus Hidup Lumut Daun
Siklus Hidup Lumut Daun
Siklus Hidup Lumut Daun

Sulisetijono Biologi UM
Siklus Hidup Lumut Daun
Peranan Lumut bagi Kehidupan
Pembalut atau
pengganti kapas
Menyerap air dan
melembapkan tanah

Hiasan
• lumut gambut disebut sphagnum, mengandung 400 millyar ton
karbon → menurunkan kadar gas rumah kaca (GRK/greenhouse
gases). Gambut dipanen, dikeringkan → sebagai bahan bakar
• Sphagnum juga → sebagai mulsa (soil conditioner) &
pembungkus bahan hasil industri; bahan dasar pembalut
luka
• Lumut gambut di rawa digunakan pupuk penyubur tanah
• Marchantia → sebagai indikator daerah yang lembab dan
obat penyakit hati
• Lumut berfungsi menyerap air → mengurangi kemungkinan
banjir di musim hujan dan kekeringan di musin kemarau
• Lumut bersama dengan algae membentuk liken (lumut
kerak) yang merupakan tumbuhan pionir bagi tempat yang
gersang.

Anda mungkin juga menyukai