Anda di halaman 1dari 10

Nama : Ni Komang Nita Lestari

NIM : 1708531013
Kelas : A

LICHEN (LUMUT KERAK)


I. Pendahuluan:
Lichen (lumut kerak) merupakan bentuk kesatuan dan simbiosis antara fungi
dan alga. Sebagai Negara tropis dengan kelembapan udara yang tinggi, Indonesia
memiliki kekayaan spesies lichen yang sangat besar, beberapa diantarnya diketahui
memiliki peran penting bagi kehidupan manusia.

II. Tujuan:
1. Mengenal berbagai spesies lichen atau lumut kerak.
2. Mengetahui ciri-ciri lichen untuk kepentingan identifikasi.

III. Bahan:
Spesies lichen di sepanjang jalan Bingin Sari, Bukit Jimbaran, Badung:
1. Graphis scipta
2. Dirinaria applanata.
3. Bacidia sp.
4. Hydropunctaria Maura

IV. Hasil Pengamatan:


1. Graphis scripta

1 Keterangan:
1. Substrat
2. Apotesium
2
3. Thallus

Deskripsi:
Spesies ini memiliki tipe talus Crustose dengan lebar 2-5 cm, bentuk askokarp linier,
elongate, irengular, atau berbentuk unik yang tumbuh terbenam pada jaringan
tumbuhan disebut endoploidik atau endoplodal yang berukuran kecil, datar, tipis, dan
selalu melekat pada permukaan batu, kulit pohon, dan permukaan tanah. Spesies ini
cenderung membentuk koloni yang besar dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Pada
bagian pusat terdapat apotesium yang berfungsi untuk memperluas permukaan
(Chang,1978). Lichen Graphis scripta susah dicabut tanpa merusak substratnya. Lichen
ini berwarna abu-abu dan sangat sensitif terhadap polusi udara (Panjaitan, dkk.,2014)

Klasifikasi Graphis scipta menurut Setyawan (2001) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Fungi
Divisi : Lichenes
Kelas : Ascolichenes
Ordo : Graphidales
Famili : Graphidaceae
Genus : Graphis
Spesies : Graphis scipta

Catatan: spesies Graphis scipta yang diamati tumbuh pada kulit batang pohon
kamboja (Plumeria sp.) yang tumbuh dalam pekarangan perumahan. Di mana pada
daerah ini jarang terdapat aktivitas lalu lintas.
2. Dirinaria applanata

Keterangan:
1. Talus
2. Substrat
1 3. Soredia

Deskripsi:

Dirinaria applanata memiliki tipe morfologi talus Foliose yang memiliki struktur daun
yang tersusun seperti lobus-lobus dengan ujung lobus relatif lebih longgar yang melekat
pada substratnya, bagian atas dan bagian bawah memiliki warna yang berbeda (bagian
bawah berwarna lebih tua), melekat pada substratnya dengan rhizin yaitu struktur yang
terbentuk dari kumpulan hifa fungi yang berfungsi untuk memperkuat kedudukan talus
sehingga dapat melekat pada substratnya (Yuliani,2011). Spesies ini memiliki
apotesium yang berwarna putih kehijauan dan terdapat pada bagian tengah talus.
Spesies ini berwarna abu-abu kehijauan atau hampir putih. Soredia seperti tepung,
substratnya pada kulit pohon dan di bebatuan (Yurnaliza, 2002).

Klasifikasi Dirinaria aplanata menurut Yurnaliza (2002) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Fungi
Divisi : Ascomycotina
Kelas : Lecanoromycetes
Ordo : Teloschistales
Famili : Caliciaceae
Genus : Dirinaria
Spesies : Dirinaria applanata
Catatan: spesies Dirinaria applanata yang diamati tumbuh pada kulit batang pohon
palem putri (Ravenea sp.) yang tumbuh disekitar jalan raya, di mana pada daerah ini
terdapat aktivitas lalu lintas yang cukup padat.
3. Bacidia sp.

Keterangan:
1. Talus
2. Substrat
1

Deskripsi:
Bacidia sp. memiliki tipe morfologi talus Crustose dengan ciri-ciri bentuknya
menyerupai lingkaran, berwarna hijau dengan bagian pinggir lingkaran berwarna putih,
keadaan talusnya kecil, datar, tipis, dan melekat pada substratnya. Jenis lichen ini susah
dicabut tanpa merusak substratnya (Subandi, 2010).

Klasifikasi Bacidia sp. Menurut De Notaris (1846) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Fungi
Divisi : Ascomycota
Kelas : Lecanoromycetes
Ordo : Lecanorales
Famili : Ramalinaceae
Genus : Bacidia
Spesies : Bacidia sp.

Catatan: Spesies Bacidia sp. yang diamati tumbuh pada kulit batang pohon jati
(Tectona grandis) yang tumbuh disekitar jalan raya, di mana pada daerah ini terdapat
aktivitas lalu lintas yang cukup padat.
4. Hydropunctaria Maura

Keterangan:
1. Substrat
2. Talus
1

Deskripsi:
Hydropunctaria Maura memiliki tipe morfologi talus Crustose karena melekat erat
pada kulit pohon yang ditempatinya. Hydropunctaria maura berwarna hitam gelap
serta memiliki ophotheca berwarna hitam pula, Prothallus tipis, sempit, kadang-kadang
tidak ada, Perithecia berbentuk kerucut setengah bulat, dan sebagian tenggelam dan
tidak tampak, habitat spesies ini hidup di kulit kayu dan bebatuan (Ernilasari, 2014).

Klasifikasi Hydropunctaria Maura menurut Ulfira (2017) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Filum : Ascomycota
Divisio : Thallophyta
Kelas : Ascholichenes
Ordo : Verrucariales
Familia : Verrucariaceae
Genus : Hydropunctaria
Spesies : Hydropunctaria Maura

Catatan: Spesies Bacidia sp. yang diamati tumbuh pada kulit batang pohon
kembang kertas (Bougenvil sp.) yang tumbuh disekitar jalan raya, di mana pada daerah
ini terdapat aktivitas lalu lintas yang cukup padat.
DAFTAR PUSTAKA:

De Notaris G. 1846. Frammenti Lichenografici di un Lavoro Inedito. Giornale Botanico


Italiano (in Italian). 2 (1): 174-224.

Ernilasari. 2014. Keanekaragaman Jenis Lichenes di Pegunungan Gle Jaba Kecamatan


Lhoong Aceh sebagai Penunjang Pembelajaran Mata Kuliah Mikologi, (Skripsi),
Banda Aceh.

Panjaitan, D.M., Fitmawati & Martina, A. 2014. Keanekaragaman Lichen sebagai


Bioindikator Pencemaran Udara di Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Universitas
Riau.

Ulfira. 2017. Keanekaragaman Lichenes di Sekitar Kampus Uin Ar-Raniry Sebagai


Bioindikator Udara Pada Mata Kuliah Ekologi dan Masalah Lingkungan.
(Skripsi). Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
Darussalam, Banda Aceh

Setyawan, A. D. dan Sugiyarto. 2001. Keanekaragaman Hutan Jabolarangan Gunung


Lawu : 1. Cryptogamae. Biodiversitas. Jurusan Biologi FMIPA UNS.
Surakarta.

Subandi. 2010. Mikrobiologi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Yuliani, Usuli. 2011. Lumut Kerak sebagai Bioindikator Pencemaran Udara. (Artikel).
Gorontalo. BPS.

Yurnaliza. 2002. Lichenes Karakteristik, Klasifikasi dan kegunaan. (Artikel Digital


Library). Universitas Sumatra Utara.
Pertanyaan:
1. Sebutkan ciri-ciri Lichen
2. Lichen adalah simbiosis dari taksa apa?
3. Jelaskan bentuk simbiosis itu!
4. Sebutkan peran lichen!

Jawaban:

1. Adapun ciri-ciri lumut sebagai berikut:

 Komponen cendawannya sering dapat membentuk spora dan hanya membentuk


lichenes jika jatuh dekat algae yang merupakan simbionnya
 Bagian dalam talus terdiri dari anyaman hifa yang renggang dan merupakan
lapisan teras/empulus. Dalam lapisan ini sel-sel algae bergerombol membentuk
lapisan gonidium. Kulit luarnya terdiri atas miselium yang teranyam sebagai
plektenkim yang rapat.
 Syarat hidupnya tidak sulit dan tahan terhadap kekurangan air dalam waktu
yang lama. Dapat menjadi kering akibat terik matahari tetapi tidak mati, dan
jika kemudian turun hujan, Lichenes dapat hidup kembali.
 Pertumbuhaan talus sangat lambat. Tubuh buah baru terbentuk setelah
mengadakan pertumbuhan vegetatif bertahun-tahun.
 Kebanyakan Lichenes bereproduksi dengan perantaan soredium.
 Pada penampang talus lumut kerak, kelihatan hifa cendawan membalut sel-sel
algae, bahkan ada yang memasukkan haustorium ke dalam sel-sel algae. Algae
tetap hidup tetapi tidak dapat membiak dengan sel-sel lembaganya sendiri.
 Bagi lichenes yang talusnya menyerupai lembaran, biasanya melekat dengan
benang-benang yang menyerupai rizoid. Sedangkan ujung semak menyerupai
ujung talus yang bebas dalam udara
 Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat juga di atas
tanah, terutama di daerah tundra, digolongkan sebagai tumbuhan perintis yang
ikut berperan dalam pembentukan tanah. Beberapa jenis dapat masuk pada
pinggir batuan, disebut endolitik.

 Miselium cendawannya hanya masuk ke dalam selaput lander sel-sel algae,


sehingga bentuk algae menentukan bentuk lumut keraknya.
2. Lichenes merupakan simbiosis antara jamur (mycobionts) dan alga atau
Cyanobacteria (photobionts).

3. Lichenes merupakan simbiosis antara jamur (mycobionts) dan alga atau


Cyanobacteria (photobionts). Jamur pada Lichenes berfungsi untuk mengokohkan
tubuhnya dan menghisap air dan zat makanan, sedangkan alga berfungsi untuk
melakukan fotosintesis. Oleh karena, itu simbiosis antara kedua jenis tumbuhan
tersebut bersifat simbiosis mutualisme (saling menguntungkan). Lichenes
merupakan tumbuhan tingkat rendah yang masuk dalam divisio thallophyta yang
merupakan tumbuhan simbiosis, perpaduan fisiologik dari jamur dan alga, dua
organisme tersebut hidup berasosiasi satu dengan yang lainnya. Microbiont
umumnya berasal dari class Ascomycetes dan dua atau tiga genus termasuk dalam
class Basidiomycetes.
Klasifikasi merupakan suatu proses pengaturan tumbuhan dalam tingkat tertentu
berdasarkan kesamaan dan ketidaksamaannya. Pada dasarnya Lichenes
diklasifikasikan ke dalam tumbuhan Thallphyta yang merupakan tumbuhan
komposit dan perpaduan fisiologik dari dua makhluk hidup yaitu antara fungi dan
alga.
Lichenes diklasifikasikan menurut cendawan yang menyusunnya. Berdasarkan
komponen tersebut Lichenes dibedakan dalam tiga kelas yaitu:
a. Kelas Ascolichenes
Pada kelas ini komponen fungi pembentuk Lichenes berasal dari kelas
Ascomycetes. Tipe ini terbagi menjadi dua bagian yaitu Gymnocarpae
contohnya parmelia sedangkan Pynocarpae contohnya Dematocarpon.
Komponen alga dari Ascolichenes termasuk dalam Cyanophyceae di antaranya
Scytonema, Nostoc, Rivularia, Gleocapsa, dan Chlorophyceae di antaranya
Protococcus, Trentehpolla, Cladophora.

b. Kelas Basidiolichenes
Pada kelas ini komponen fungi yang membentuk Lichenes adalah dari kelas
Basidiomycetes dengan contoh yaitu Roccela tintctoria dan Cora pavonia.
Basidiolichenes memiliki komponen alga yang termasuk dalam Cyanophyceae,
yang berupa filamen misalnya Scytonema atau non-filamen Chroococus
turgidus. Pada kelas ini kebanyakan mempunyai talus yang berbentuk
lembaran-lembaran.

c. Lichenes imperfectii
Pada tipe ini fungi yang berbentuk Lichenes adalah dari kelas Deuteromycetes
dengan contoh antara lain Cystocoleus, Leplaria, Leprocanion, dan normandia.
Tipe ini tidak membentuk spora fungi dan thallus tersusun dari hifa atau masa
padat yang seringkali terlihatmenyerupai serbuk atau bubuk pada substrat yang
ditumbuhinya.

4. Adapun peran lichen adalah sebagai berikut:


 Sebagai indikator udara. Lichenes sangat peka terhadap polusi, oleh sebab itu
Lichenes dapat dijadikan indikator udara, darat, hujan asam, logam berat,
kebocoran radioaktif, dan radiasi sinar UV sebagai akibat penurunan ozon.
Lichenes dapat digunakan sebagai bioindikator karena mudah menyerap zat -
zat kimia yang ada di udara. Hal ini disebabkan karena talus Lichenes tidak
memiliki kutikula sehingga mendukung Lichenes dalam menyerap semua
unsur senyawa di udara termasuk SO2 yang akan diakumulasikan dalam
talusnya. Kemampuan tersebut yang menjadi dasar penggunaan Lichenes untuk
pemantauan pencemaran udara. Lichenes adalah spesies indikator terbaik yang
menyerap sejumlah besar kimia dari air hujan dan polusi udara.
 Membantu siklus nitrogen. Beberapa Lichenes yang mengandung Chyanophyta
mampu hidup pada intensitas cahaya rendah dan dapat menggunakan N (gas
nitrogen) bebas menjadi nitrogen organik (asam amino dan protein). Jadi
Lichenes dalam ekosistem membantu daur nitrogen yang berperan dalam
persediaan pupuk alami pada ekosistem hutan hujan tropis.
 Pada daerah berbatu, lumut kerak memulai pembentukan tanah dengan
melapukkan permukaan batuan dan menambahkan kandungan zat-zat yang
dimilikinya.
 Dapat dijadikan sebagai bahan makanan dan penambah rasa dan aroma terutama
masakan jepang.
 Dapat di buat obat, contohnya Usnea filipendula (antibiotik) karena
mengandung zat anti kanker.
 Pigmen yang dihasilkan dapat dibuat kertas lakmus dan indikator pH.

Anda mungkin juga menyukai