Anda di halaman 1dari 6

Terna atau semak-semak dengan daun tunggal yang duduknya tersebar, yang sebagian atau seluruhnya mengalami metamorfosis

menjadi alat untuk menangkap serangga. Bunga banci atau berkelamin tunggal, aktinomorf, kebanyakan mempunyai hiasan bunga yang jelas dapat dibedakan antara kelopak dan mahkotanya. Bakal buah menumpang dengan 2-5 ruang, atau beruang 1 dengan 3- 5 tembuni pada dindingnya, bakal biji banyak. Biji kecil, mempunyai endosperm. (Anonim, 2013). Ordo ini mencakup 3 family dan oleh sementara ahli dipandang sebagai takson yang natural.

1.

Family Droseraceae Terna atau semak-semak kecil, seringkali tanpa batang yang jelas, daun-daun tersebar atau merupakan rozet, dalam kuncup tergulung ke dalam, biasanya penuh dengan kelenjar-kelenjar bertangkai yang berperekat atau tepinya mempunyai rambut yang semuanya itu berguna untuk menjebak serangga, kebanyakan mempunyai daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf, tersusun dalam rangkaian yang bersifat simos. Kelopak terdiri atas 4-5 daun kelopak, mahkota juga terdiri dari 4-5 daun mahkota, benang sari 4 -20. Bakal buah menumpang, mempunyai 3-5 tangkai putik dengan 3-5 atau banyak bakal biji. Buahnya buah kendaga yang bila masak pecah dengan membelah ruang. Biji dengan endosperm berdaging, lembaga kecil, lurus dengan daun lembaga yang pendek. (Anonim, 2013). Family pemakan serangga ini mencakup sekitar 90 jenis yang terbagi dalam 4 marga, terutama di belahan bumi selatan dan di Amerika Utara hanya 3 jenis di Eropa. Contoh-contoh antara lain Drosera capensis, Drosera rotundifolia, Drosera pulchella, Drosophyllum lusitanicum, Dionaea muscipula, Aldrovanda

vesiculosa, dan lain-lain.

Gambar. Drosera capensis Sumber https://www.google.com/search?hl=en&biw=1366&bih=666&site=imghp&tbm =isch&q=drosera+capensis+red&revid=2130575795 :

2. Family Sarraceniaceae Terna perenial dengan daun-daun berbentuk tabung atau pipa yang duduknya tersebar atau membentuk roset akar, pada ujung tabung terdapat helaian daun kecil. Bunga banci, aktinomorf, terpisah-pisah atau membentuk rangkaian yang bersifat rasemos, mempunyai 5-8 daun kelopak yang tersusun dalam spiral dan 5 daun mahkota. Benang sari banyak. Bakal buah menumpang, beruang 3-5, mempunyai banyak bakal biji. Buahnya buah kendaga yang bila masak pecah dengan membelah ruang. Biji banyak, kecil, dengan endosperm seperti daging, lembaga kecil. (Anonim, 2013). Suku ini hanya meliputi sekitar 12 jenis yang terbagi dalam 3 marga, terutama berupa tumbuhan air yang menghuni rawa-rawa di Amerika. Contohcontoh : Sarracenia purpurea, Sarracenia flava, Sarracenia rubra, Heliamphora nutans, Heliamphora tyleri, Darlingtonia california, dan lain-lain

Gambar. Sarracenia purpurea Sumber :

http://www.google.com/imgres?hl=en&biw=1366&bih=666&tbm=isch&tbnid=DY FCub9_MAnBTM:&imgrefurl=http://www.carnivorousplants.org/howto/Growing

Guides/S_purpurea.php&docid=8Ts3zQgNugVPM&imgurl=http://www.carnivorousplant

3.

Family Nepenthaceae Terna atau semak-semak kecil, seringkali memanjat dengan menggunakan daun-daunnya yang duduknya tersebar atau merupakan roset akar. Daun-daun itu menunjukkan beberapa bagian yaitu : tangkai, bagian yang bersayap atau melebar, disusul kemudian dengan bagian yang menyempit dan seringkali terpilin menyerupai piala itulah yang berguna untuk menangkap serangga. Bunga berkelamin tunggal, berumah 2, aktinomorf, berwarna hijau atau merah, biasanya tersusun dalam rangkaian berupa tandan atau bulir. Kelopak terdiri atas 2 daun kelopak, yang bagian dalamnya berkelenjar madu, daun mahkota juga berjumlah 2, benang sari 4 -24, tangkai sarinya berlekatan membentuk suatu kolom. Bakal buah menumpang, beruang 4 berisi banyak bakal biji. Tangkai putik 1 atau tidak terdapat, kepala putik berlekuk-lekuk. Buahnya buah kendaga yang membuka dengan membelah ruang. Biji panjang, mempunya endosperm dan lembaga yang panjang. (Anonim, 2013). Family ini hanya terdiri atas 1 marga yaitu Nepenthes dengan sekitar 60 jenis terutama di Indonesia dan Malaysia, beberapa jenis terdapat di Madagaskar, Australia, dan Kaledonia. Contoh-contoh Nepenthes ampullaria, Nepenthes rafflesiana, Nepenthes maxima semua terkenal dengan nama daerah kantong semar. (Anonim, 2013).

Gambar. Nepenthes rafflesiana

Sumber http://www.google.com/imgres?hl=en&biw=1366&bih=623&tbm=isch&tbni d=2xT0IvQKVBmOJM:&imgrefurl=http://www.two-

ton.com/photogallery/Greenhouse/Hybrids/album/slides/Nepenthes%2520raff lesiana%2520x Deskrisi mengenai Nephentes Tumbuhan ini bisa tumbuh mencapai tinggi 15-20 m dengan langkah memanjat tanaman yang lain, meskipun ada sebagian spesies yang tak merambat ke atas. Pada ujung daun ada sulur yang bisa termodifikasi membentuk kantong, yakni alat perangkap yang dipakai untuk mengonsumsi mangsanya ( contohnya serangga, pacet, anak kodok ) yang masuk ke dalam. Biasanya, Nepenthes mempunyai tiga jenis wujud kantong, yakni kantong atas, kantong bawah, dan kantong roset. Kantong atas yaitu kantong dari tanaman dewasa, umumnya berupa corong atau silinder, tidak mempunyai sayap, tidak memiliki warna yang menarik, sisi sulur menghadap ke belakang dan bisa melilit ranting tanaman lain, kantong atas seringkali menangkap hewan yang terbang layaknya nyamuk atau lalat, kantong type ini jarang apalagi tidak didapati pada sebagian spesies, perumpamaannya N. ampullaria. Kantong bawah yaitu kantong yang dihasilkan di bagian tanaman muda yang umumnya tergelatak di atas tanah, mempunyai dua sayap yang berperan sebagai alat bantu untuk serangga tanah layaknya semut utk memanjat mulut kantong dan selanjutnya tercebur dlm cairan berenzim didalamnya, adapun kantong roset, mempunyai wujud yang sama layaknya kantong bawah, tetapi kantong roset tumbuh di bagian daun berupa roset, perumpamaan spesies yang mempunyai kantong type ini yaitu N. ampullaria dan N. gracilis. Sebagian tanaman kadang-kadang mengeluarkan kantong sedang yang berupa layaknya campuran kantong bawah dan kantong atas. (Anonim, 2012). Manfaat Kantong Semar Manfaat dari Kantong Semar sangatlah bermacam. Tidak hanya sebagai tanaman hias juga mempunyai manfaat obat tanaman dan juga sebagai obat batuk.

Air rebusan akar dan cairan dalam kantong yang tetap tertutup digunakan juga sebagai obat sakit perut, luka bakar dan menyembuhkan sakit mata. (Anonim, 2012). Senjata-senjata yang digunakan kantong semar untuk memperoleh mangsanya : 1. Warna kantong cerah dan bermotif indah Kantong semar memiliki corak motif yang bervariasi dengan warna-warna cerah yang akan menarik mangsa, misal serangga untuk mendekat. Suatu penelitian di India oleh Dr. Sabulal Baby menunjukkan bahwa bibir kantong semar memancarkan warna biru menyala ketika diuji menggunakan sinar UV. Pancaran warna biru menyala ini dapat terlihat oleh sebagian besar serangga, namun tak dapat dilihat oleh manusia. Pancaran warna biru menyala inilah yang digunakan oleh kantong semar sebagai senjata yang menarik mangsa, khususnya pada malam hari.

Gambar. Kantong semar Sumber : http://ciricara.com/2013/09/10/5-senjata-kantong-semar-untuk-

menjebak-mangsa/ 2. Kelenjar nectar Kantong semar memiliki kelenjar nectar yang terletak pada bagian dinding luar kantong, bagian bawah tutup kantong dan bagian dalam bibir

kantong. Kelenjar nectar ini akan menghasilkan cairan yang rasanya manis dan digunakan sebagai senjata untuk menarik mangsa agar lebih dekat. 3. Bibir kantong yang licin Bibir kantong semar memiliki permukaan yang strukturnya beralur sempit. Alur-alur sempit ini akan dibasahi oleh cairan nectar maupun air. Itulah sebabnya jika ada mangsa yang hinggap atau menempel di atas permukaan bibir kantong, mangsa tersebut akan tergelincir masuk ke dalam kantong. 4. Lapisan lilin Kantong semar memiliki lapisan lilin yang melapisi bagian dalam kantong. Lapisan lilin ini bermanfaat untuk mencegah agar mangsa yang sudah masuk ke dalam kantong tidak dapat memanjat naik untuk keluar kantong. Lapisan lilin ini akan menempel pada kaki mangsa sehingga daya cengkeramnya berkurang dan akan sulit untuk memanjat. Lapisan lilin ini juga dapat terkelupas jika mangsa berusaha untuk memanjatnya, akibatnya mangsa akan kembali jatuh ke dasar kantong. 5. Viskoelastisitas cairan yang tinggi Cairan yang terdapat di dasar kantong semar memiliki viskositas (kekentalan) dan elastisitas yang sangat tinggi. Meskipun cairan ini sudah mengalami pengenceran, misalnya terkena air hujan, viskoelastisitasnya masih cukup efektif untuk menahan mangsa tetap berada di dalam kantong. Bahkan ada yang menyebutkan bahwa cairan ini mengandung senyawa yang dapat membius mangsa yang ada di dalamnya.

(Anonim, 2013).

Anda mungkin juga menyukai