PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1 Untuk mengetahui spesies apa saja yang masuk ke dalam Kelas Calcarea,
Hexactinelida, dan Demospongia dalam Filum Porifera.
2 Untuk mengetahui spesies apa saja yang masuk ke dalam Kelas Hydrozoa,
Scyphozoa dan Anthozoa dalam Filum Coelenterata.
3 Untuk mengetahui apakah gambar spesies dari Filum Porifera dan Coelenterata
yang di dapat saat praktikum sama dengan gambar spesies yang ada di literatur.
4 Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi, habitat, morfologi, fisiologi, dan
spikula spesies dari Filum Porifera dan Coelenterata yang di dapat saat praktikum.
1.4 Manfaat
1 Bagi mahasiswa bermanfaat untuk menambah wawasan tentang spesies apa saja
yang masuk ke dalam Kelas Calcarea, Hexactinelida, dan Demospongia dalam
Filum Porifera. Serta spesies apa saja yang masuk ke dalam Kelas Hydrozoa,
Scyphozoa dan Anthozoa dalam Filum Coelenterata.
2. Bagi ilmuwan hal ini dapat bermanfaat untuk menambah informasi tentang
keanekaragaman spesies pada Filum Porifera dan Coelenterata.
BAB II
METODOLOGI
Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan pada Rabu, 28 Agustus
2019 pukul 15.45 s/d 19.05 WIB. Untuk pengolahan data yang meliputi penyajian dalam
bentuk laporan dilaksanakan dalam kurun waktu satu minggu. Tempat pelaksanaan
penelitian ini adalah di gedung O5 FMIPA UM ruang 208 di jalan Veteran.
2.2.1 Alat
Camera
Buku petunjuk praktikum
Kaca Pembesar
Mikroskop
Kaca penutup
Kaca benda
2.2.2 Bahan
2. Filum : Coelentrata
Kelas : Anthozoa
Ordo : Alcyonacea
Famili : Tubipoidae
Genus : Tubipora
Spesies : Tubipora musica
Kode : C
3. Kingdom: Animalia
Filum: Coelenterata
Kelas : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Famili : Pocilloporidae
Genus : Pocillopora
Spesies :Pocillopora sp.
Kode : Coelenterata2
4. Kingdom: Animalia
Filum: Coelenterata
Kelas : Anthozoa
Ordo : Alcyonacea
Famili : Alcyoniidae
Genus : Sarcophyton
Spesies :Sarcophyton sp.
Kode : Coelenterata6
5. Kingdom: Animalia
Filum : Coelentrata
Kelas : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Famili : Faviidae
Genus : Favites
Spesies :Favites sp.
Kode : D
6. Kingdom : Animalia
Filum : Coelentrata
Kelas : Scypozoa
Ordo : Semaeostomae
Famili : Ulmatidae
Genus : Aurelia
Spesies :Aurelia sp.
Kode : E, F
8. Kingdom : Animalia
Filum : Coelentrata
Kelas : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Famili : Acroporidae
Genus : Acrospora
Spesies : Acrospora sp
9. Kingdom : Animalia
Filum :Coelenterata
Kelas : Hydrozoa
Ordo : Siphonophora
Famili : Physaliidae
Genus : Physalia
Spesies : Physalia sp.
Kode : Coelenterata 7
10. Filum : Coelentrata
Kelas : Anthozoa
Ordo : Acriniaria
Famili : Stichodactylidae
Genus : Stichodactylla
Spesies :Stichodactylidae gigantea
Kode : Coelentrata 4
11 Filum : Coelentrata
Kelas : Scypozoa
Ordo : Seaeostomeae
Famili : Ulmaridae
Genus : Aurelia
Spesies : Aurelia aurita
Kode : Coelenterata 5
3.1.2 Filum Porifera
Kode : Porifera 5
2. Kingdom : Animalia
Filum : Porifera
Kelas : Demospongiae
Ordo : Dictyoceratida
Famili : Spongiidae
Genus : Hippospongia
Spesies : Hippospongia sp.
Kode : H
3. Kingdom : Animalia
Filum : Porifera
Kelas : Hexactinellida
Ordo : Hexactinosa
Famili : Hyalospongidae
Genus : Hyalospongiae
Spesies : Hyalospongia sp.
Kode :porifera 3
4.
Kingdom : Animalia
Filum : Porifera
Kelas : Calcarea
Ordo : Leucosolenida
Famili : Sycettidae
Genus : Sycon
Spesies : Sycon ciliatum
Kode : porifera 7
5. Filum : Porifera
Kelas : Demospongiae
Ordo : Homosclerophorida
Famili : Plakinidae
Genus : Oscarella
Spesies :Oscarella lobularis
Kode : Porifera 8
6. Filum : Coelentrata
Kelas : Demospongiae
Ordo : Haploscerida
Famili : Chalinidae
Genus : Chalina
Spesies : Chalina oculata
Kode : B
7. Filum : Porifera
Kelas : Demospongiae
Ordo : Dictyoceratida
Famili : Spongiidae
Genus : Spongia
Spesies : Spongia sp.
Kode : A
3.2 Pembahasan
Metridium sp.
Gambar 1.Metridium sp
Tubipora musica
Anemon laut dan koral tergolong ke dalam kelas Anthozoa (berarti ‘hewan bunga’).
Cnidaria ini hanya terdapat sebagaipolip.Koral hidup soliter atau membentuk koloni,
dan banyak spesies menyekresikan rangka eksternal yang keras dari kalsium
karbonat.Setiap generasi polip membangun rangkanya di atas sisa-sisa rangka dari
generasi sebelumnya, membentuk ‘batu karang’ dengan bentuk yang khas bagi setiap
spesies.Rangka itulah yang biasanya kita anggap sebagai koral (Campbell et al, 2008:
245-246).
Menurut Indriwati (2018), karang jenis ini membentuk polip yang menyerupai pipa dan
berwarna hijau serta tersusun atas kerangka yang terbuat dari zat kapur dan warna merah. Spesies ini
biasa hidup secara berkoloni antara polip dan antara polip diikat oleh stolon yang merupakan
jaringan tubuh yang mengikat.Untuk susunannya, pipa tersebut tersusun secara berjajar dan
vertical.Ketika kita pegang spesimennya, maka nampak keras.Hal ini terjadi karena kerangka
tubuhnya termasuk jenis kerangka endoskeleton yang dibagian luarnya dibungkus oleh lapisan
epidermis.
Pocillopora sp.
Sarcophyton sp.
Sumber: (Dokumen pribadi) Sumber: (Charpin, 2016)
Favites sp.
Gambar 1.Aurelia sp
Aurelia aurita adalah salah satu M.H anggota filum Coelenterata, kelas
Scyphozoa. Bentuknya bening dan hidup di laut, dikenal di Indonesia dengan sebutan
Ubur-ubur dan di luar negeri dikenal sebagai Jelly Fish. Hewan ini melayang di air.
Hewan ini memiliki lapisan mesoglea yang tebal dan dapat digunakan sebagai
sumber nutrisi. (Dawson, 2003)
Meandrina sp
Gambar 2.Meandrina sp
Acrospora sp
G
a
m
b
a
r
3
. Acrospora sp
( Sumber: Palumbi,2002)
(sumber : Oman,2007)
Kelas Calcarea
Rangka tubuh Calcarea bersifat kalkareus. Hal ini karena spikulanya mengandung
kalsium karbonat (kapur). Sebagian spikulanya berbentuk monaxon dan triaxon
sehingga tampak seperti duri-duri kecil. Anggota kelas ini banyak tersebar di laut
dangkal di seluruh dunia. Contoh Scypha sp., Cerantia sp., Sycon sp., Leucon sp., dan
Clathrina sp. (Lilis,2007)
Spikula pada kelas ini mengandung banyak benang silikat atau kersik
(SiO2).Sementara itu, spikulanya berbentuk triaxon dengan enam cabang.Bentuk hewan-
hewan pada kelas ini menyerupai gelas, silinder, atau corong. Contoh Euplectella
aspergilium, Pheronema, dan Hyalonema sp.(Lilis,2007)
Kelas Demospongia
Hewan anggota kelas ini bertulang lunak karena tidak mempunyai rangka.Apabila ada
yang memiliki rangka, rangkanya tersusun dari serabut-serabut spongin dengan spikula
dari zat silikat.Bentuk spikulanya ada yang monaxon atau tetraxon. Contoh Euspongia
sp., Callyspongia sp., Clionia sp., Phyllospongia sp., dan Spongia sp.(Lilis,2007)
Physalia sp.
Stichodactylidae gigantea
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami peroleh, gambar antara spesimen dengan
dengan gambar literatur yang didapat sesuai. Stichodactylidae gigantea merupakan salah satu
spesies dari kelas Anthozoa dan fillum coelenterata. Bentuk tubuhnya sendiri seperti bunga.
Selain itu, beberapa anemon laut lainnya dapat bergerak sperti siput. Tidak hanya itu,
beberapa jenis atau sebagian besar anemon laut memiliki sel penyengat. Spesies ini juga banyak
dijumpai pada daerah terumbu karang yang dangkal dan panjang dijumpai pada daerah terumbu
karang atau di bagian tutupan karang yang bebatuannya tinggi (Allen, 2004).
Mereka hidup soliter dan menempel pada dasar yang kuat atau lunak dan sebagian ada
yang sedikit membenam di dasar yang berpasir dengan bantuan keping kaki (pedal disc). Tempat
hidupnya di bawah garis surut terendah, dapat berpindah tempat dengan cara merang-kak dengan
menggunakan keping kaki dengan bantuan ombak dan kontraksi pada ototnya (Allen, 2004).
Aurelia aurita
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami peroleh, gambar antara spesimen dengan
dengan gambar literatur yang didapat sesuai. Aurelia aurita merupakan salah satu spesies dari
kelas Scypozoa dan fillum coelenterata. Ubur-ubur ini merupakan hewan laut yang tampak
cantik namun terkadang dapat menimbulkan kerugian lewat sengatannya yang terkadang dapat
menyebabkan gatal-gatal, kejang hingga kercaunan.
Namun sebagian besar ubur-ubur ini memiliki lebih banyak manfaat daripada
kerugiannya. Peranannya sebagai konsumen primer dalam menjaga keseimbangan ekosistem
laut, dapat melangsungkan rantai makanan dan piramida rantai makanan (Willcox, 2009). Hal ini
merupakan cara menjaga keseimbangan ekosistem laut dan pelestarian biota laut.
Selin itu, pada beberap jenis digunakan sebagai bahan makanan olahan dan sebagai obat
tradisional di beberapa negara seperti China, Taiwan, Jepang, dan Thailand. Aurelia aurita
merupakan ubur-ubur yang memiliki ciri-ciri melewati fase polip dan medusa, polip bersifat sesil
atau menempel pada substrat, sedangkan medusa dapat bergerak bebas (Willcox, 2009).
Bentuknya simetri radial, larva planula, memiliki cnidia dan memiliki tentakel di sekeliling
mulutnya. Hewan ini memiliki lapisan mesogela yang tebal sebagai sumber nutrisi dan memiliki
lapisan tubuh dipoblastik serta ia ditemukan hampir diseluruh lautan dunia.
Aurelia aurita/ ubur - ubur, memiliki dua fase dalam hidupnya, yaitu fase seksual dalam
bentuk medusa dan fase aseksual dalam bentuk polip. Medusa sebut fase seksual karena ubur –
ubur (Aurelia aurita) melakukan reproduksi secara generarif (melibatkan induk jantan dan
betina) pada saat menjadi ubur-ubur dewasa yang berbentuk medusa. Ubur – ubur dewasa ini
membentu sel gamet (ovum dan sperma). Sperma dihasilkan oleh testis dan ovum dihasilkan
oleh ovarium. Testis biasanya terbentuk di dekat tentakel, sedangkan ovarium terbentuk d dekat
kaki. Sperma yang telah matang dikeluarkan di dalam air kemudian berenang hingga mencapai
ovum dan menghasilkan zigot. Zigot berkembang menjadi planula dan akan melekat pada dasar
lautan untuk tumbuh menjadi individu baru (skifistoma).
Polip di sebut fase aseksual karena ubur-ubur (Aurelia aurita) melakukan reproduksi
secara vegetatif (melibatkan satu induk saja) pada saat menjadi skifistoma yang berbentuk polip.
Reproduksi aseksual dilakukan dengan jalan membentuk kuncup yang tumbuh di dekat kaki
yang semakin lama semakin besar dan membentuk tentakel. Tubuh anak hewan ini tetap melekat
pada induknya hingga induk membentuk kuncup yang lain sehingga akan terbentuk koloni
(strobilla). Setelah beberapa waktu, anak akan memisah dari induknya dan membentuk efira
(ubur-ubur muda).
Euplectella aspergillum
Hippospongia sp.
Sumber: Dokumen pribadi Sumber: Chim, 2008
Hippospongia sp. adalah salah satu jenis porifera yang memiliki bentuk tubuh
seperti tabung. Hewan ini memiliki lubang pori di sekeliling tubuh nya. Tubuhnya terdiri
atas rangka yang terbuatdari sponging. Hipposporangia sp berbentuk massif dan
berwarna cerah. Warna cerah tersebut diakibatkan oleh pigmen yang terdapat pada
amoebosit yang Hippospongia sp. juga memiliki oskulum dan spongocoel. Oleh karena
itu, Hippospongia sp. termasuk ke dalam Classis Demospongia. Habitat Hipposporangia
sp umumnya di perairan laut dalam maupun dangkal.
Oscarella lobularis
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami peroleh, gambar antara spesimen dengan
dengan gambar literatur yang didapat sesuai. Oscarella lobularis merupakan salah satu spesies
dari kelas Demospongiae dan fillum Porifera. Selain itu, strukturnya tebal, dan merupakan spons
yang tumbuh hingga 10-30 cm lebar dan 3 cm.
Membentuk koloni berdaging terdiri dari lobed, nodul yang bulat yang sampai 1 cm lebar
dan 1 cm. Spins nya memiliki tegas tapi lembut, tekstur agar-agar dan permukaan halus dengan
nuansa beludru. Warna spons yang lebih intens pada nodul dan biasanya bewarna kuning sampai
cokelat tapi mungkin kadang-kadang merah hijau ungu atau biru dan ditandai dengan krim di
pangkalan (Syulasmi, 2016).
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami peroleh, gambar antara spesimen dengan
dengan gambar literatur yang didapat sesuai. Chalina oculata merupakan salah satu spesies dari
kelas Demospongiae dan fillum Porifera. Memiliki bentuk tubuh yang kaku seperti potongan
bambu yang kadang bercabang pada lapisan epidermis terdapat pori-pori tersusun atas spikula
yang tersusun atas kalsium karbonat silikat (Syulismi, 2016).
Habitatnya dapat ditemukan di air tawar dan air laut. Selain itu memiliki lapisan dalam
yang terdiri dari koanosit. Diantara kedua lapisan terdapat lapisan mesogela yang terdiri dari sel
amoekosit. Secara aseksual dengan cara pembentukan tunas yang menempel pada induknya yang
membantu dalam seksual dengan cara pembelahan sel telur sel gamet dibentuk oleh oikeosit
dalam koanosit. Ciri khasnya berbentuk seperti potongan bamboo yang kadang bercabang pada
ujungnya (Syulasmi, 2016).
Spongia sp.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami peroleh, gambar antara spesimen dengan
dengan gambar literatur yang didapat sesuai. Spongia sp. merupakan salah satu spesies dari kelas
Scypozoa dan fillum Coellenterata. Memiliki banyak pori pada tubuhnya, bentuk tubuh
menyerupai batang (Saskya, 2008). Bewarna ungu. Struktur tubuhnya lembek dan memiliki
osculum pada tiap ujung cabangnya. Habitatnya berada di laut dangkal.Biasanya dimanfaatkan
untuk bahan pembuatan obat, spoms mandi dan pembersih kaca. Digunakan juga sebagai
penghias akuarium dan bahan kosmetik.
Sycon ciliatum
Sycon ciliatum merupakan spons dengan kerangka kalsium. Sycon ciliatum ini lebih kecil jika
dibandingkan dengan spesies porifera pada umumnya. Tumbuh sebagai bentuk tabung tunggal.
Beberapa terlihat seperti bercabang-cabang. Warnanya rata-rata cerah. Pada ujung tabung adalah
oscula khas dikelilingi oleh mahkota seperti spikula. Mereka bias tumbuh sampai 9 cm, tapi
umumnya adalah 1-3 cm. Permukaan mereka tampak berbulu. Mereka mudah dikenali karena
penampilannya yang unik. Mereka ditemukan di zona Sublittoral dangkal ditemukan di landas
kontinen.
Hyalospongiae sp.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami peroleh, gambar antara spesimen dengan
dengan gambar literatur yang didapat sesuai. Hyalospongiae sp. merupakan salah satu spesies
dari kelas Hexactinellida dan fillum Porifera. Memiliki spikula yang tersusun dari silika.
- Ciri atau Karakter apa yang digunakan sebagai dasar klasifikasi pembedaan
Filum Porifera dan Coelenterata?
Allen, G.R.2004. Damselfishes of the south Seas. T.F.H. Publications, Inc. Sydney, Australia P :
50-62.
Andrianto. 2016. Variasi Morfologi Karang Bercabang (Branching) Berdasarkan Zona Terumbu
Karang Di Perairan Pulau Badi Kabupaten Pangkep. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Batham E.J. 2000. The Nerve-net of the Sea-Anemone Metridium senile: the Mesenteries and the
Colum.Quarterly Journal of Microscopical Science. 101( 4): 487-510
Hegner, Robert.W. & Joseph G.Engemann. 1968. Invertebrates Zoologi. London: The
Macmillan Company Collier-Macmilllan Limited.
Hidayah, N., Suhendi, A., dan Nurjihan, F. 2018. Phylum Coelenterata. Jakarta: Universitas
Negeri Jakarta.
Karmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar BIOLOGI. Bandung : GRAFINDO Media Pratama.
Wijayanti, D. P., Charismawaty, A., Indrayanti, E., dan Trianto, A.2017. “Pertumbuhan Karang
Lunak Sarcophyton sp. yang Dibudidayakan di Teluk Awur, Jepara,”Jurnal Oseanografi,
Vol 6 No 1:61–68.
Willcox S, Moltschaniwskyj NA, Crawford CM.2009.Population dynamics of natural colonies of
Aurelia sp. scyphistomae in Tasmania, Australia. Marine Biology 154: 661–670.
LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Hewan dan Manusia yang dibimbing oleh :
Disusun oleh :
Offering I 2018
2019