Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

BOTANI TUMBUHAN RENDAH

MODUL III

LICHEN

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 4

1. GUSTI AYU KADEK YUNITA SAFITRI


2. IKARAMADANI SAFITRI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2017
LEMBAR KOREKSI

Nama Kelompok : 1. Gusti ayu kadek yunita safitri

2. Ika ramadhani safitri

Modul : III ( Lichen )

Asisten :

No. Hari / Tanggal Keterangan Paraf

1.

2.

3
LAPORAN PRAKTIKUM

Mata Kuliah : Botani Tumbuhan Rendah

Kelompok : IV (empat)

Nama Kelompok :

1. Gusti ayu kadek yunita safitri


2. Ika ramadani safitri
A. Topik
Adapun topik atau inti utama dari pengamatan yang dilakukan yaitu mengenai
Lichen.
B. Tujuan.
Adapun tujuan dari hasil pengamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mengamati morfologi lichens.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan kondisi lingkungan habitat atau substrat lichens.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan mengklasifikasikan lichen yang
ditemukan di lokasi pengamatan.
C. Waktu dan Tempat.
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum lapangan adalah sebagai
berikut:

Hari / Tanggal : Sabtu, 8 April 2017

Waktu : 08.00 – selesai

Tempat : di kawasan danau Tambing Taman Nasional Lore Lindu, Desa


Rano Kalimpa, Sedoa, Lore Utara, Kabupaten Poso,
Sulawesi Tengah dan Laboratorium Biologi FKIP Untad.
D. Alat dan Bahan.

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pengamatan adalah sebagai
berikut:

a. Alat.
1. Pisau atau sube
2. Kertas label
3. Kamera (Handphone)
4. Alat tulis
5. Mistar 30 cm
6. Jangka sorong.
b. Bahan.
1. Lichen
2. Alkohol 70%
3. Probadus

E. Prosedur kerja.
Adapun prosedur kerja yang dilakukan saat praktikum adalah sebagai berikut:
1. Menuju lokasi pengamatan sesuai instruksi dosen atau asisten secara
berkelompok.
2. Mengamati spesimen yang di temukan dan mencatat ciri – cirinya yang meliputi:
morfologi, substrat atau habitat, perawakan atau habitus, penyebaran.
3. Mengambil gambar spesimen yang di temukan pada tempat melekatnya substrat
dengan menggunakan kamera.
4. Mengambil spesimen lengkap dengan hati – hati dan bersihkan. Menyemprotkan
alcohol 70 % secukupnya pada spesimen lichen.
5. Memasukan specimen kedalam kertas label dan diberi label.
6. Membawa specimen ke laboratorium untuk di identifikasi.
7. Menyusun laporan praktikum.
F. Hasil pengamatan.
Adapun hasil pengamatan yang didapatkan pada praktikum lapangan adalah
sebagai berikut :
1. Nama jenis, gambar dan klasifikasi
No Nama /Gambar Klasifikasi
1 Flavoparmelia caperata Regnum Fungi
Divisio Ascomycota
Classis Lecanoromyceter
Ordo Lecanorales
Familia Parmeliaceae
Genus Flavormelia
Species Flavormalia caperata
2 Cryptothecia striata Regnum Fungi
Divisio Ascomycota
Classis Arthoniomyceter
Ordo Arthoniales
Familia Arthoniaceae
Genus Cryptothecia
Species Cryptothecia striata
3 Arpicilia calcarea Regnum Fungi
Divisio Ascomycota
Classis Lecanoromyceter
Ordo Pertusariales
Familia Megarporaceae
Genus Aspicilia
Species Aspicilia calcarea
4. Laboria peltigera Regnum Fungi
Divisio Ascomycota
Classis Leconoromycates
Ordo Peltigarales
Familia Laboriaceae
Genus Laboria
Species Laboria peltigera
5. Species A Regnum Fungi
Divisio Ascomycota
Classis Lecanoromyceter
Ordo Lecanorales
Familia
Genus
Species
6. Hypogymnia physodes Regnum Fungi
Divisio Ascomycota
Classis Lecanoromyceter
Ordo Lecanorales
Familia Lecanoceae
Genus Hypogymnia
Species Hypogymnia physodes
7. Clodonia partetosa Regnum Fungi
Divisio Ascomycota
Classis Lecanoromyceter
Ordo Lecanorales
Familia Clodoniaceae
Genus Clodonia
Species Clodonia partetosa
2. Deskripsi
1. Flavormelia caperata species ini memiliki bentuk thallus seperti crurtose
yang berupa kerak atau olesan-olesan cat. Warna thallus pada Flavormelia
caperata untuk endolitiknya berwarna hujau dan tidak memiliki
endoploida. Habitatnya terdapat pada batang pohon.
2. Cryptothecia striata species ini memiliki bentuk thallus seperti crustose
yang berupa kerak atau olesan-olesan cat. Warna dari thallus terdiri dari
endolitiknya berwarna putih dan tidak memiliki endoploida. Habitatnya
terdapat pada batang pohon dengan ketinggian tertentu.
3. Arpicilia calcarea species ini memiliki bentuk thallus seperti crurtose yang
berupa kerak atau olesan-olesan cat. Warna dari thallus untuk bagian
endolitiknya berwarna putih yang tenggelam pada batang dan tidak
memiliki endoploida. Habitatnya banyak terdapat pada batang pohon.
4. Laboria peltigera species ini memiliki bentuk thallus foliose yang warna
thallusnya hijau kecoklatan dan bentuk ujung thallusnya seperti lobus, yang
jumlah lobusnya terdiri dari 6 lobus. Bentuk percabangan thallusnya
bercabang-cabang dan tidak memiliki silia, habitatnya menempel dibang
pohon (sebagai substrat) serta thallusnya timbul di permukaan batang
pohon.
5. Species A memiliki bentuk thallus foliose warna thallusnya berwarna hitam
bentuk ujung thallusnya melebar dan tidak memiliki percabangan pada
thallusnya. Tidak ditemukan rhizenesnya dan tidak memiliki silia,
habitatnya menempel pada batang pohon sebagai substrat.
6. Hypogymnia physodes memiliki bentuk thallus foliose dan warna
thallusnya hijau yang ujung thllusnya berbentuk lobus dan jumlah lobusnya
terdiri dari 3-10 lobus. Memiliki silia yang berwarna hitam, bentuk
percabangan thallusnya bercabang-cabang dan habitatnya dibatang pohon
yang lembab (substrat), tidak ditemukan rhizenes serta letak silianya
terdapat diseluruh sisi thallus.
7. Clodonia partetosa spesies ini memiliki bentuk thallus fruticose yang
warna thallusnya yaitu hijau, bentuk ujung thallusnya bercabang-cabang,
tidak ditemukan bagian rhizenes memiliki silia berwarna hitam yang letak
silianya di seluruh sisi thallusnya, habitatnya menempel pada batang pohon
yang lembab sebagai substrat serta thallusnya muncul dipermukaan batang.

G. Pembahasan
Lichenes merupakan bentuk asosiasi alga dan fungi yang hidup bersama
didalam hubungan simbiosis yang menghasilkan tubuh baru dalam bentuk thallus
lichenes. Lichen menyerap mineral-mineral yang dibutuhkan dari substrat tanah dan
air hujan hanya pada saat untuk bertahan hidup dengan kondisi lingkungan yang
kurang menguntungkan, namun pada umumnya lichen menyerap air dan kebutuhan
lainnya dari udara atau suhu (Dhearatna sari, 2013).
Dalam hidupnya lichen tidak memerlukan syarat hidup yang tinggi dan tahan
terhadap kekurangan air dalam jangka waktu yang lama, lichen dapat kering ketika
terkena terik cahaya matahari langsung tetapi tumbuhan ini tidak mati dan jika turun
hujan lichen dapat hidup kembali (Eko prasetyo, 2011).
Lichen dibedakan atas empat bentuk yaitu : Crustose yaitu lichen yang
memiliki thallus yang berukuran kecil (datar), tipis dan selalu melekat di permukaan
batang. Foliose yaitu lichen yang memiliki bentuk seperti daun yang tersusun atas
lobus-lobus, lichen ini relatif lebih longgar melekat pada substratnya, thallusnya lebar
dan banyak lekukan-lekukan seperti daun. Fruticose yaitu lichen berupa semak yang
memiliki banyak cabang dengan bentuk seperti pita, thallusnya tumbuh tegak atau
menggantung pada batu dan batang pohon. Squamulose yaitu lichen yang memiliki
lobus seperti sisik, lobus ini disebut squamulus yang biasanya berukuran kecil dan
saling bertindih dan sering memiliki struktur tubuh buah yang disebut podetia (Diah,
2007).
Reproduksi dan pertumbuhan lichen yaitu secara aseksual, seksual dan
vegetatif. Secara aseksual terjadi dengan pembentuka spora yang sepenuhnya
bergantung pada pasangan jamurnya, spora yang aseksual disebut pycnidiospores
yang menghasilkan satu hifa jamur jika bertemu dengan alga yang sesuai maka akan
mengkasilkan lichenes. Reproduksi Secara seksual pada lichen sangat terbataspada
perkembangbiakan jamurnya saja oleh sebab itu yang mengalami perkembangbiakan
secara seksual hanya kelompok jamurnya saja yang nantinya akan membentuk tubuh
lichenes. Secara vegetatif yaitu sebagian thallus memisahkan diri yang kemudian
akan membentuk menjadi individu baru, perkembangbiakan melalui soredia yaitu
kelompok sel ganggang yang akan membelah di selubungi oleh hifa-hifa fungi yang
sering terbentuk dalam bagian khusus dari thallus yang mempunyai batas-batas yang
jelas yaitu sorala (Salman ismail, 2013).
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh ditemukan 7 jenis lichen yang
terdiri dari :
Flavorparmelia caperata yaitu spesies ini setelah diamati memiliki luas
keseluruhan thallusnya mencapai 828 mm2, dan memiliki lebar percabangan 23 mm2.
Serta dapat ditemukan di batang pohon (substrat). Cryptothecia striata setelah di
amati spesies ini memiliki luas keseluruhan thallus mencapai 750 mm2, lebar
percabangan mencapai 25 mm, serta lebar endoploida mencapai 25 mm, spesies ini
ditemukan pada batang pohon sebagai substratnya. Arpicilia calcerea setelah diamati
memiliki luas keseluruhan thallusnya mencapai 3.780 mm2 serta lebar endoploida
mencapai 60 mm, serta ditemukan di batang pohon sebagai substrat. Lobaria peltigera
setelah diamati spesies ini memiliki lebar keseluruhan thallusnya mencapai 8.450
mm2, lebar percabangan mencapai 10 mm, serta ketebalan thallusnya mencapai 0,1
mm spesies ini ditemukan hidup menempel di batang pohon. Spesies A setelah
diamati dan diukur memiliki luas keseluruhan thallusnya mencapai 2.950 mm 2, serta
lebar endoploidanya mencapai 50 mm, dan ketebalan thallusnya mencapai 0,1 mm,
spesies ini di temukan hidup menepel pada batang pohon sebagai substratnya.
Hypogymnia physodes merupakan spesies yang memiliki luas keseluruhan thallusnya
mencapai 640 mm2, lebar percabangan mencapai 3mm, panjang silia mencapai 3 mm,
serta ketebalan thallusnya mencapai 0,1 mm, spesies ini di temukan hidup menempel
pada batang pohon sebagai substratnya. Clodonia partetosa merupakan spesies yang
memiliki luas keseluruhan thallus mencapai 1.400 mm2, lebar percabangan mencapai
5 mm, serta panjang silia mencapai 4 mm spesies ini ditemukan hidup menepel pada
batang pohon sebagai substratnya.
Dari pengamatan yang dilakukan pada lichenes ada beberapa faktor yang
mempengaruhi banyak sedikitnya spesies yang didapatkan terutama pada faktor
lingkungan yang meliputi: suhu tanah 60 oF, suhu lingkungan 30,3 oC, kecepatan
angin 57,9 % RH, PH tanah 7, intensitas cahaya 200 cd .

H. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan


yaitu sebagai berikut :

1. Morfologi lichenes yang ditemukan yaitu terdiri dari tiga bentuk yaitu bentuk
crurtose yang terdiri dari flavoparmelia caperata, Cryptothecia striata, dan
Arpicilia calcerea. Bentuk foliose yang terdiri dari Laboria peltigera, spesies
A, dan Hypogymnia physodes, bentuk fruticose yaitu terdiri dari Clodonia
partetosa.
2. Lichen mampu hidup di atas suhu rata-rata yaitu suhu tinggi, dan mampu
hidup pada daerah yang kekurangan air, Dalam hidupnya lichen tidak
memerlukan syarat hidup yang tinggi dan tahan terhadap kekurangan air
dalam jangka waktu yang lama, lichen dapat kering ketika terkena terik
cahaya matahari langsung tetapi tumbuhan ini tidak mati dan jika turun hujan
lichen dapat hidup kembali. Lichen dapat hidup melekat dan menepel di
batang pohon serta bebatuan.
DAFTAR PUSTAKA

Diah. (2007). Bentuk-bentuk lichen. Surabaya. Lichen Sebagai


Indikator Global Warming. 2(4): 15-25.
Ismail, salman.(2013). Reproduksi Lichen. Surabaya. Lichen Sebagai
Indikator Global Warming. 2(4): 10-25.
Prasetyo, eko. (2011). Habitat Lichen. Surabaya. Lichen Sebagai
Indikator Global Warming. 2(4): 8-25.
Sari, dhearatna. (2013). Pengertian Lichen. Surabaya. Lichen Sebagai
Indikator Global Warming. 2(4): 2-25.
Tim penuntun praktikum. (2017). Mata Kuliah Botani Tumbuhan
Rendah. FKIP. Universitas Tadulako. Palu

Anda mungkin juga menyukai