Anda di halaman 1dari 3

A.

Penyediaan Bahan Baku


Pengertian penyediaan bahan baku menurut para ahli
a. Menurut Sofjan Assauri (2004: 171) yakni persediaan dari barang – barang berwujud
yang digunakan dalam Proses Produksi, dapat diperoleh dari sumber–sumber alam
ataupun dibeli dari supplier atau dari perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi
perusahaan pabrik yang menggunakannya”.
b. Menurut Handoko (2000:234), merupakan sumber daya organisasi yang disimpan yang
berupa bahan mentah dan berwujud seperti baja, kayu dan komponen-komponen lainnya
yang digunakan dalam proses produksi.

Menurut Ahyari (2004:169) faktor-faktor yang mempengaruhi bahan baku tersebut adalah
(faktor intern) :
1. Perkiraan pemakaian  perkiraan beberapa jumlah bahan baku yang akan digunakan oleh
perusahaan untuk keperluan proses produksi yang akan datang.
2. Harga bahan baku
3. Biaya persediaan  Biaya-biaya penyelenggaraan bahan baku yang tersedia pada lokasi asal
dari bahan baku yang dibutuhkan perusahaan.
4. Kebijaksanaan pembelanjaan  mempengaruhi seluruh kebijaksanaan perusahaan apakah
dalam menyelenggarakan persediaan bahan baku mendapat prioritas utama dalam kebijaksanaan
pembelanjaan.
5. Pemakaian senyatanya  dari tahun ketahun harus diperhatikan guna menyusun perkiraan
kebutuhan bahan baku yang mendekati kenyataan.
6. Waktu tunggu (Lead time)  tenggang waktu yang ditentukan oleh perusahaan antara saat
pemesanan bahan baku tersebut dilaksanakan dengan datangnya bahan baku yan dipesan sampai
dipabrik.
7. Pembelian bahan baku  Untuk pembelian bahan baku selanjutnya perusahaan akan
mempertimbangkan panjang waktu tunggu yang diperlukan dalam pembelian bahan baku,
sehingga perusahaan dapat mendatangkan bahan baku dalam waktu yang tepat.
Menurut Reksohadiprodjo (2002:27) yang menjadi faktor ekstern meliputi :
1. Sumber bahan baku yang tersedia
2. Pengangkutan. Beberapa hal yang erat hubungannya dengan masalah transportasi adalah :
a. Adanya muatan yang diangkut.
b. Tersedianya kendaraan sebagai alat angkut
c. Sarana jalan untuk kendaraan
3. Penyimpanan dan penggudangan
4. Cuaca atau iklim suatu daerah

B. Proses Produksi
Proses produksi adalah serangkaian cara, metode maupun teknik menciptakan atau
menambah kegunaan suatu barang dan jasa dengan barang dan jasa dengan menggunakan
sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan, dana) yang ada sehingga dapat
bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan konsumen.
Jenis-jenis Proses Produksi :
1. Proses produksi terus menerus (Contiunuous process)  suatu proses produksi dimana
terdapat pola urutan yang pasti dan tidak berubah-ubah dalam pelaksanaan produksi yang
dilakukan dari perusahaan yang bersangkutan sejak dari bahan baku sampai menjadi
bahan jadi
2. Proses produksi terputus-putus (Intermitten process)  proses produksi dimana terdapat
beberapa pola atau urutan pelaksanaan produksi dalam perusahaan yang bersangkutan
sejak bahan baku sampai menjadi produk akhir
Secara umum, production process dapat dibagi menjadi empat tahapan produksi, yaitu
sebagai berikut :
1. Planning / perencanaan  menentukan beberapa hal seperti produk apa yang akan dibuat,
berapa jumlah bahan baku, berapa biaya yang dibutuhkan, dan berapa jumlah tenaga
kerja yang diperlukan dalam melakukan produksi.
2. Routing / penentuan alur  menentukan dan menetapkan urutan kegiatan mulai dari
pengolahan awal bahan baku, pembentukan, pemolesan, penyelesaian, penjagaan dan
pengawasan mutu, hingga pendistribusian barang hasil produksi
3. Scheduling / penjadwalan  menentukan dan menetapkan kapan produksi harus
dilakukan setelah menetapkan alur
4. Dispatching / perintah untuk memulai produksi  menentukan dan menetapkan suatu
proses pemberian perintah untuk memulai produksi setelah jadwal produksi ditetapkan.
C. Kelayakan Produk
Kelayakan produk adalah kriteria penentuan apakah suatu produk baik untuk digunakan
atau tidak. Suatu produk diukur dengan 4 macam kelayakan, yaitu:
- Kelayakan teknis; efektifitas dan ketercukupan
- Kelayakan ekonomi dan finansial; biaya dan keuntungan
- Kelayakan politis; perkiraan pengaruh produk terhadap berbagai peran atau kekuatan
politik di lingkungan masyarakat.
- Kelayakan administratif; mengukur apakah produk tersebut dapat diterapkan dalam
sistem administrasi pemerintah yang ada.
Selain diukur dengan kriterian kelayakan di atas, kelayakan juga dapat diukur
dengan menggunakan kriteria :
- Meintainabilit/maintenance; produk harus dapat dipelihara dan dirawat mengikuti
perkembangan zaman.
- Dependability; harus dapat diandalkan oleh pengguna.
- Efficiency; ukuran tingkat penggunaan sumber daya dalam suatu proses.
- Usability; tingkat kualitas dari sistem yang mudah dipelajari, mudah digunakan, dan
mendorong pengguna untuk menggunakan sistem tersebut sebagai alat dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai