Yudha Rezaldie
2) Sifat Produksi.
Berdasarkan sifat produksi-nya, karakteristik proses produksi dapat dibedakan
menjadi empat macam, yaitu
proses ekstraktif, adalah kegiatan produksi dengan mengambil produk secara
langsung dari alam.
proses analitik, adalah kegiatan produksi yang melakukan pemisahan suatu
produk menjadi lebih banyak dengan bentuk yang mirip seperti aslinya.
proses fabrikasi, adalah kegiatan mengubah suatu bahan baku menjadi suatu
produk yang baru.
proses sintetik, adalah kegiatan menggabungkan beberapa bahan menjadi
suatu bentuk produk. Proses sintetik disebut juga dengan perakitan.
4) Prototype.
Pada tahap ini, organisasi/perusahaan akan mengadakan percobaan terhadap
kemampuan dan kekuatan barang produksi sehingga akan didapatkan keunggulan
dan kelemahan dari barang produksi, selain juga akan dilakukan analisis terhadap
keindahan bentuk dari barang produksi.
5) Pengujian (Testing).
Hasil prototype akan dicoba atau diuji fungsinya dalam berbagai keadaan yang
mungkin terjadi, apakah memenuhi syarat atau tidak.
6) Desain Akhir.
Pada tahap ini, barang produksi yang telah melewati berbagai tahap pengujian
akan disempurnakan sesuai dengan hasil uji yang telah dilakukan.
7) Implementasi.
Implementasi merupakan tahap terakhir dari pembuatan barang produksi. Pada
tahap ini, organisasi/perusahaan akan mulai melakukan proses produksi serta
memasarkan barang-barang hasil produksi. Organisasi/perusahaan akan
melakukan pemantauan dan menilai masa depan dari pemasaran barang-barang
produksi tersebut yang meliputi reaksi dari konsumen serta kemantapan barang
produksi di pasar
Biaya Total
Biaya total menggambarkan penggabungan dari 2 jenis biaya, yaitu jumlah total
biaya tetap dan biaya variabel total. Ini termasuk semua biaya yang dikeluarkan
selama proses produksi. Sekali lagi, katakanlah Anda berhasil menjual 200 burger di
bulan pertama Anda.
Dalam hal ini, total biaya dalam menjalankan restoran burger Anda adalah 4 juta
rupiah perbulan (dengan asumsi : 3 juta sebagai biaya tetap + 1 juta sebagai biaya
variabel).
. Average Cost (Biaya rata-rata)
Biaya rata-rata didefinisikan sebagai biaya total dibagi dengan kuantitas output
(jumlah unit yang diproduksi). Ini adalah faktor penting ketika Anda membuat
keputusan produksi. Jenis biaya ini akan memberikan tentang biaya produksi per unit
yang dihasilkan.
Selain biaya total rata-rata, Anda dapat menghitung biaya tetap rata-rata dengan cara:
Biaya Marginal
Biaya marjinal didefinisikan sebagai biaya untuk memproduksi 1 unit output
tambahan. Artinya, jenis biaya ini memberi tahu kita berapa total peningkatan biaya
jika unit tambahan diproduksi.
Biaya marjinal merupakan faktor penting untuk pengambilan keputusan dalam
konteks proses produksi, karena dapat digunakan untuk menghitung tingkat output
yang optimal. Misalnya, mari kita asumsikan bahwa alih-alih Anda menjual 200
burger, Anda malah menjual 201 burger.
Sekarang, total biaya adalah 4.005.000, yang setara dengan peningkatan 5000
rupiah. Jadi, biaya marjinal menghasilkan burger 201 adalah 5000 rupiah (5000
rupiah per 1 burger).
Kesimpulan
Untuk menganalisis dan memahami keputusan produksi perusahaan, penting untuk
mengetahui berbagai jenis biaya yang mereka hadapi: biaya tetap, biaya variabel, biaya
total, biaya rata-rata, dan biaya marjinal. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah
dengan kuantitas output yang dihasilkan.
Jenis biaya variabel adalah biaya yang berubah dengan kuantitas output yang dihasilkan.
Biaya total adalah jumlah dari biaya tetap total dan biaya variabel total. Sementara itu,
biaya rata-rata adalah total biaya dibagi dengan kuantitas output yang dihasilkan dan
biaya marjinal adalah biaya untuk memproduksi 1 unit output tambahan.
Metode yang yang digunakan dalam menentukan biaya produksi ini ada dua macam
yaitu full costing dan variable costing.
1) Metode full costing
Metode full costing ini diartikan sebagai metode penentu cost produksi yang
memperhitungkan segala unsur biaya produksi ke dalam cost produksi, yaitu terdiri
dari BBB (biaya bahan baku). BTKL (biaya tenaga kerja langsung),dan BOP (biaya
overhead pabrik),baik itu yang berperilaku variable maupun yang berperilaku tetap.
Agar Anda lebih paham berikut saya berikan contohnya;
Biaya Bahan baku xxxxx
Biaya tenaga kerja langsung xxxxx
Biaya overhead pabrik variable xxxxx
Biaya overhead pabrik tetap xxxxx +
Cost produksi ………… Rp xxxxx
Misalnya ada seorang akuntan manajer perusahaan ABC bertanggung jawab dalam
operasional produksi dan persediaan stok barang ingin mengetahui jumlah sales yang
diperlukan untuk menutup biaya operasional sebesar Rp.50.000.000,- dan ingin
mendapat keuntungan sebesar Rp.20.000.000,- Penyabaran biaya yang dikeluarakan
untuk operasinya adalah sebagai berikut:
Carilah nilai break even point terlebih dahulu, saat nilai break even point sudah
diketahui maka selanjutnya Anda dapat mengetahui juga nilan margin kontribusi.
Artinya perusahaan harus menjual 2500 Unit agar tidak mengalami kerugian, tetapi
jika hanya menjual 2500 unit perusahaan ABC juga tidak akan memperoleh
keuntungan.
Poin penting selanjutnya bagi akuntan manajer yang mengawasi produksi adalah
menghitung dalam bentuk rupiah atau mata uanglainya.
Kendalanya semua biaya baik itu biaya tetap ataupun variabel harus dengan jenis
mata uang.
BEP dalam rupiah = Harga jual per unit x BEP unit
BEP dalam rupiah = 50.000 x 2.500 unit
BEP dalam rupiah = Rp.125.000.000
N unit yang dibutuhkan = (20.000.000 : margin kontibusi) + break even point unit
N unit = (20.000.000 : 20.000) + 2.500
N unit = 1.000 +2.500
N unit = 3.500
Dengan menggunakan korelasi dari metode BEP dan break even analysis, manajer
produksi ABC dapat mengetahui berapa banyak unit yang harus terjual agar perusahaan
ABC mendapat keuntungan yang di inginkan.
Dalam contoh kasus Perusahaan ABC harus menjual sebanyak 3.500 unit agar
memperoleh keuntungan sebesar Rp.20.000.000.
Break Even Point berguna untuk menganalisis studi kelayakan sebuah aktivitas usaha
dalam perencanaan bisnis.
Selain itu Break Even Point adalah juga berfungsi sebagai landasaan strategis penjualan
misalnya penentuan harga barang, pengambilan keputusan, dan metode produksi.
Dengan melakukan kegiatan pengujian produk, perusahaan atau suatu usaha akan
dapat lebih memperkaya konsep produk dan memilih produk terbaik yang diminati
konsumen. Metode seperti ini bisa diterapkan dalam berbagai macam produk, baik barang
maupun jasa. Banyak perusahaan atau usaha merasa puas apabila sudah mendapatkan
gagasan atau ide produk dan tidak mematangkan gagasan tersebut menjadi konsep untuk
diuji. Apabila produk tsb belum diuji maka produk tersebut akan mengalami kesulitan ketika
memasuki pasaran, jadi hal tersebut bisa dihindari dengan adanya pengujian produk.
2) Pengembangan Konsep
Pengembangan konsep merupakan cara yang efektif dan jika telah dilakukan dengan benar
maka anda bisa menyelamatkan biaya ratusan juta bahkan miliaran rupiah. Anda juga akan
terhindar dari langkah awal yang salah, postioning yang salah, strategi yang buruk, dan
menjual kepada orang yang salah. Ini bukan sekedar masalah jaminan, tetapi lebih penting
dari itu, sebagai panduan anda untuk melewati seluruh proses pengembangan, dari mulai
konsep awal sampai suksesnya peluncuran produk baru.
Dalam fase pengembangan konsep ini, suatu proses pengembangan konsep
membutuhkan lebih banyak koordinasi terhadap bagian-bagian terkait dalam tim
pengembangan produk dibandingkan dengan fase-fase yang lain. Secara umum proses
pengembangan konsep ini dapat diperhatikan sebagai suatu kegiatan yang saling
berhubungan.
Bukan apa yang anda ketahui, tetapi apa yang orang pikirkan tentang produk anda
Produk yang paling sederhana pun akan dirasakan berbeda oleh orang yang berbeda .
Hal ini dapat dilihat dari berbagai perspektif, yang digunakan untuk berbagai tujuan,
dalam konteks yang berbeda, dengan harapan yang berbeda pula. Jadi anda tidak bisa
mengembangkan produk hanya di atas kertas, karena produk itu ada di dunia nyata,
tetapi dalam realitas psikologis, yaitu dunia seperti yang dirasakan oleh orang-orang,
seperti yang disaring melalui keyakinan dan emosi mereka . Anda harus menggerakan
orang, bukan produk.
Pada proses selanjutnya, konsep produk yang telah dianalisa kemungkinannya secara
teoritis dan ternyata dapat diterima, maka konsep tersebut dikembangkan menjadi produk
secara fisik oleh departemen Litbang.
Dalam hal ini, ada tiga langkah yang perlu dilakukan, diantaranya :
Pada dasarnya, pengujian preferensi dan kepuasan akan memberikan sejumlah manfaat
pokok, yaitu sebagai berikut :
Uji Preferensi Aktual dan Uji Teknis bisa memberikan dasar klaim yang obyektif untuk
keperluan promosi, terlebih apabila perusahaan ingin menyajikan superioritas dalam hal
persepsi konsumen atas keunggulan spesifik pada produk perusahaan dari pada pesaing.
Estimasi tingkat pembelian ulang sangat penting untuk memperkirakan pangsa pasar
jangka panjang. Oleh karena itu hasil yang kurang bagus pada uji ini dapat berakibat
pada pembatalan peluncuran produk maupun perancangan ulang produk baru.
Meskipun penerimaan pasar atas produk baru ditentukan oelh semua elemen program
pemasaran, tetapi berbagai kasus menunjukkan bahwa skor yang tinggi dalam dimensi
kinerja produk menggambarkan bahwa ide produk yang bersangkutan sebaiknya
dilanjutkan pada tahap pengembangan produk baru selanjutnya.
Uji Preverensi pada umumnya dapat memberikan signal awal terbaik terhadap
kemungkinan terjadinya kanibalisasi produk.
Simulated Test Markets (Pengujian Pasar Simulasi)
Yaitu Prosedur Riset Pemasaran dibuat untuk memberikan gambaran yang murah dan
cepat tentang pangsa pasar yang bisa diharapkan dari produk baru. Beberapa model
yang dapat dipakai antara lain BASES, DESIGNOR, ASSESSOR, DAN LITMUS.
Test Markets ( Pengujian Pasar )
Yaitu perusahaan akan menawarkan sebuah produk untuk dijual diwilayah pasar
terbatas yang sebisa mungkin dapat mewakili keseluruhan pasar dimana produk itu
nantinya akan dijual.
Berdasarkan kajian terhadap produk sukses ditemukan 15 kunci kesuksesan
pengembangan produk baru, yaitu :
Produk yang unggul dan unik
Produk yang berorientasi pasar
Produk berorientasi internasional
Melaksanakan tahap pra pengembangan
Memiliki konsep produk yang jelas, tajam dan mendahului pesaing
Peluncuran produk yang terencana dan terlaksana dengan baik
Struktur organisasi proyek pengembangan produk baru yang tepat
Dukungan oleh para pemimpin puncak
Mendayagunakan kompetensi inti dan kapabilitas perusahaan
Memilih pasar yang menarik (memiliki potensi profitabilitas tinggi)
Fokus pada proyek yang unggul
Pelaksanaan proyek dikendalikan dengan baik
Kecukupan sumberdaya
Kecepatan pengembangan produk baru
Menggunakan sistem pengembangan proyek baru dengan disiplin.
Pengembangan produk baru bukan suatu proses TRIAL AND ERROR, tetapi suatu
suatu proses yang harus dikelola dengan baik, dan didukung oleh RISET yang mumpuni.
Tentunya proses ini juga memerlukan dukungan dan komitmen dari para pemimpin
puncak serta ketersediaan sumberdaya.
1. Risiko R & D
Risiko R & D adalah resiko dimana produk yang sudah dikembangkan ditolak atau
tidak disetujui oleh pihak yang berwenang. Biasanya resiko ini banyak dihadapi oleh
perusahaan farmasi yang mengembangkan obat-obatan dan perusahaan
makanan/minuman.
2. Risiko Pemasaran
Risiko pemasaran, yaitu bahwa produk yang tersebut gagal di pasaran. hal ini terjadi
karena kurang adanya pemahaman yang mendalam mengenai pasar yang menjadi
sasaran.
Metode uji pasar lainnya ialah memperkenalkan produk bisnis baru dalam
pameran dagang. Produk baru industrial dapat diuji di tempat pajangan distributor
atau dealer. Cara lain yang bisa ditempuh ialah uji pemasaran, dimana perusahaan
membuat pasokan produk dengan jumlah terbatas dan diserahkan pada wiraniaga
untuk dijual di daerah geografis yang terbatas dengan dukungan katalog, promosi dan
sebagainya. Melalui cara demikian, manajemen akan dapat mempelajari apa saja
yang mungkin terjadi dalam pemasaran dengan skala penuh serta memberikan
informasi yang lebih lengkap dalam memutuskan komersialisasi produk yang
bersangkutan.
1. Produksi adalah biaya untuk mengolah bahan baku menjadi barang atau
produk jadi, yang terdiri dari 3 elemen biaya, yaitu
Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku (direct material) adalah biaya yang jumlahnya besar dalam
rangka menghasilkan suatu jenis output. Bahan baku yang diolah dalam
perusahaan industri dapat diperoleh dari pembelian atau pengolahan sendiri
Biaya Tenaga Kerja
Biaya Tenaga kerja adalah upah atau kompensasi yang dibayarkan kepada tenaga
kerja langsung yang berkerja di bagian produksi, tenaga kerja merupakan bagian
yang langsung terlibat dalam proses produksi.
Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik (factory overhead cost) adalah biaya produksi selain biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang terdiri dari macam biaya yang
semuanya tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk atau aktivitas
lainnya dalam upaya perusahaan untuk merealisasi pendapatan
Untuk menghitung biaya produksi yang terjadi dalam suatu periode dapat dibagikan
sama rata pada produk yang dihasilkan (terserap), maka jumlah produk yang hasilkan
pada periode yang bersangkutan harus dinyatakan dalam bentuk jumlah produk yang
telah menyerap biaya, atau dihitung Unit Ekuivalen (UE) produk yang dihasilkan.
Sehingga UE pada dasarnya merupakan proses penentuan jumlah produk yang benar-
benar telah menyerap biaya produksi dalam suatu periode. Secara garis besar proses
perhitungan UE tersebut adalah sebagai berikut :
a. Dari Produk Jadi, yakni sama dengan jumlah produk jadi yang dihasilkan.
b. BDP akhir, yakni jumlah satuan produksi, yang setara dengan jumlah penyerapan
biaya produksi pada BDP tersebut.
Setelah Unit Ekuivalen (UE) diketahui maka Harga Pokok masing-masing unsur
biaya produksi dapat diketahui, yakni dengan cara membagi setiap unsue biaya
produksi yang terjadi dengan jumlah ekuivalen produk yang dihasilkan.
Contoh soal
PT Mandiri Jaya memproduksi barang melaui satu departemen produksi. Dari
kegiatan selama bulan Mei 2019 diperoleh data sebagai berikut :
o Produk Masuk Proses 1.500 unit
o Produk Jadi yang selesai diproses 1.200 unit
o BDP akhir dengan TP BBB dan BP 100% BK 60% 300 unit
Dari bagian Akuntansi diperoleh data sebagai berikut :
o Biaya Bahan Baku Rp 1.500.000,-
o Biaya Bhan Penolong 600.000,-
o Biaya Tenaga Kerja 1.725.000,-
o Biaya Overhead Pabrik 897.000,-
Total Rp 6.972.000,-
Dari data tersebut diminta :
a. Harga Pokok Produk Jadi yang siap ditransfer ke gudang
b. Harga Pokok BDP akhir.
Jawab :
Perhitungan UE dan HP / unit :
Selanjutnya, seluruh catatan transaksi ini akan digabungkan dalam Jurnal Umum. Setiap
perusahaan mampu mengatur setiap bagan akunnya sendiri sesuai dengan apa yang
mereka inginkan.
Manfaat Chart of Account
Manfaat lain adanya pembuatan Chart of Account yang akan dirasakan adalah:
Berbagai catatan ataupun data yang ada akan lebih mudah untuk dikontrol,
dibandingkan, serta dianalisa secara tepat yang selanjutnya bisa digunakan oleh yang
bersangakutan dalam hal pengambilan keputusan.
Akan membantu memudahahkan dalam hal memperbaiki berbagai data atau catatan
lain yang mengalami perubahan yang bisa disebabkan oleh kesalahan pengguna atau
terjadinya transaksi tambahan lain.
Mempermudah berbagai hasil catatan atau data yang sudah didapatkan dan proses
tersebut nantinya akan lebih bisa terkontrol dengan baik.
Mampu memudahkan penyusunan laporan
Memudahkan membaca laporan, sehingga pihak terkait mampu menerapkan
keputusan dengan tepat dan mudah.
Nomor kode akun harus unik, artinya setiap nomor hanya bisa digunakan untuk satu
akun perkiraan saja.
Akun perkiraan akan dimasukan kedalam kelompok ataupun sub kelompok.
Contohnya adalah piutang, piutang, dan seluruh peralatan yang dimasukkan ke dalam
suatu aktiva lancar.
Perkiraan yang ada kaitannya harus disusun secara urut. Seperti: hutang pengadaan
dengan hutang lainya.
Penulisan nomor diusahan agar tidak terlalu ketat agar bisa memudahkan jika suatu
waktu terjadi penambahan atas sejumlah akun baru. Seperti, kelompok beban yang di
labeli nomor 300, 305 beban angkutan, dan 310 beban lainnya. Jika ada penambahan,
maka bisa disisipkan antara 305-310.
Sebaiknya menulis nama akun dengan singkat dan jelas, seperti penulisan beban
pejalanan dinas tentu akan lebih baik dibandingkan dengan beban perjalanan ke luar
kota bagi para direksi.
Jenis-Jenis Chart of Account
Angka (Numerik)
Angka adalah suatu simbol yang paling umum digunakan dalam pembuatan kode
akun dalam Chart of Account atau bagan akun. Sebagai contoh, 500-000 (harga
pokok penjualan), 200-000 (utang), 300-000 (modal),100-000 (asset atau aktiva), dll.
Huruf (Alphabet)
Huruf adalah simbol yang masih jarang digunakan dalam membuat Chart of
Account atau kode akun. Biasanya, huruf akan lebih sering digunakan untuk kode
nama perusahaan, nama pembeli atau pelanggan, nama bank, nama supplier, nama
wilayah, dll. Contohnya adalah AALI untuk kode nama perusahaan PT Astra Agro
Lestari.
Account Clasification
1. Balance Sheet Account
Liabilities
Stock Holder’s Equity
Asset
2. Income Statement Account
Operating Expense
Cost of Fund
Revenue / Sales.
Other Income and Charges
Tujuan dari adanya penulisan ini adalah demi menghasilkan laporan jenis biaya yang
sesuai dengan kebutuhan manajemen. Contoh struktur Account chart adalah
“123.12.122”. Perusahaan bisa menggunakan tiga hingga empat digit agar bisa
memudahkan dalam hal penambahan akun baru sesuai dengan kebutuhanm
Digit pertama atau dalam contoh tersebu adalah menunjukkan klasifikasi utama laporan
keuangan, yaitu untuk kewajiban, untuk aset, dll. Digit kedua atau “12” menunjukkan
subklisifikasi, yaitu (11) untuk aset lancar (12) untuk aset tidak lancar (13) dan
seterusnya. Digit ketiga atau 122 menunjukkan akun spesifik yaitu(122) untuk peralatan
toko, (111) untuk kas, (124) dan seterusnya.
Berbagai biaya tersebut ada yang bersifat tetap dan ada yang bersifat variabel. Seluruh biaya
yang sifatnya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan sesuai dengan kuantitas produk barang
jadi. Banyaknya variabel yang harus dikeluarkan akan berbanding lurus dengan kuantitas barang
yang diproduksi. Contoh biaya variabel adalah bahan baku dan biaya upah langsung.
Sedangkan biaya yang sifatnya tetap merupakan biaya yang nominalnya tidak tergantung dengan
jumlah produksi barang yang sudah jadi. Jadi, kuantitas produksi tidak akan mengubah biaya
tetap yang sudah memang harus dikeluarkan.
Contoh biaya tetap adalah biaya gaji karyawan tetap, biaya sewa gedung pabrik, biaya
keamanan, dan biaya rutin yang dibayar setiap bulan dan jumlahnya cenderung sama.
Dalam mengolah barang jadi, maka perusahaan manufaktur ada yang mengolah barang
berdasarkan pesanan dari pelanggan dan ada juga yang mengolahnya menjadi produk reguler.