Anda di halaman 1dari 8

Proses Produksi Barang/Jasa

Kompetensi Dasar
3.26 Menganalisis proses produksi barang/jasa
4.26 Melakukan proses produksi barang/jasa

PENGERTIAN DAN TUJUAN PROSES PRODUKSI


Umumnya semua barang konsumsi telah mengalami proses yang cukup panjang yaitu proses produksi.
Artinya, tidak dapat dipisahkan dari keberadaan suatu produk tersebut. Produksi adalah bagian dari
kegiatan ekonomi yang bergerak untuk menciptakan nilai guna atau menambah nilai guna suatu barang
dalam memenuhi kebutuhan.
Dalam kegiatan produksi terdapat kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah
bentuknya yang dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda
dengan mengubah sifat dan bentuknya disebut produksi barang.
Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam mencapai kemakmuran dari
ketersediaan barang dan jasa tersebut. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat diketahui bahwa
produksi mengandung dua hal pokok, yaitu menciptakan nilai guna dan menambah nilai guna.
Kegiatan menciptakan nilai guna contohnya seperti membangun rumah, membuat pakaian, membuat
tas, membuat sepeda dan lain sebagainya. Sedangkan menambah nilai guna contoh seperti
memperbaiki televisi, memperbaiki sepatu, reparasi mobil/motor, dan lain sebagainya.
Ada dua jenis karakter produk, yaitu produk tangible dan produk intangible.
1. Produk tangible (berwujud) yaitu produk yang dapat dilihat dan disentuh untuk ditawarkan
kepada calon pelanggan berupa barang
2. Produk intangible (tak berwujud) yaitu produk yang tidak dapat dilihat dan tidak bisa disentuh
saat menawarkan kepada calon pelanggan berupa jasa
Jenis barang berdasrkan tujuan pemakaian terdiri atas produk Barang kebutuhan sehari-hari, barang
belanja ( shopping product), dan barang khusus (specialty product).
1. Barang kebutuhan sehari-hari yaitu barang yang sering dibeli oleh pelanggan, 2mudah
diperoleh dan tidak memerlukan pemikiran panjang untuk membelinya
2. Barang belanja yaitu produk yang termasuk kebutuhan sekunder, sehingga jarang dibeli dan
untuk membelinya memerlukan pertimbangan masak-masak dengan memperhatikan berbagai
informasi yang berkaitan dengan produk itu seperti kualitas, harga dan produk tersebut
3. Barang khusus yaitu produk yang sangat spesifik, untuk membelinya memerlukan pengorbanan
yang lebih besar

Macam-macam barang berdasarkan tipe konsumen yang menggunakannya, yaitu barang konsumen
dan barang industri.
1. Barang konsumen yaitu barang atau jasa yang langsung dinikmati oleh konsumen, tanpa harus
diolah
2. Barang industri yaitu produk yang dibeli oleh suatu industri untuk diproses lebih lanjut/untuk
digunakan dalam menjalankan suatu bisnis

Jasa mempunyai ciri-ciri diantaranya tak berwujud, berubah-rubah, tidak dapat dipisahkan dan dapat
musnah. Perusahaan akan menawarkan produk dengan tingkat yang sesuai dengan kebutuhan pasar
produk pesaing. Disamping menetapkan tingkat kualitas produk, sebuah perusahaan juga harus
konsiten dalam menjaga kualitas produknya agar pelanggan tidak kecewa terhadap produk yang dibeli.
Hal-hal yang harus dibandingkan dan diketahui dengan produk pesaing antara lain kualitas produk,
harga produk, kelemahan produk, dan pangsa pasar.
Adapun beberapa tujuan proses produksi adalah sebagai berikut :
1. Menghasilkan suatu produk barang jasa
2. Menjaga keberlangsungan hidup suatu perusahaan
3. Memberi nilai tambah/value terhadap produk
1
4. Mendapatkan keuntungan sehingga tercapai tingkat kemakmuran yang diinginkan
5. Mengganti produk yang rusak, kadaluarsa atau telah habis
6. Memenuhi permintaan pasar, baik pasar domestik maupun internasional

B. JENIS-JENIS PROSES PRODUKSI


Berikut ini ada beberapa jenis proses produksi berdasarkan beberapa perspektif:
Jenis Proses Produksi Ditinjau dari Ujud Proses Produksi
        Yang termasuk dalam kategori ini antara lain:
1. Proses Produksi Kimiawi, yakni suatu proses produksi yang menitikberatkan pada adanya
proses analisis atau sintesa senyawa kimia. Misalnya produksi alkohol, obat-obatan, accu, dll.
2. Proses Produksi Perubahan Bentuk, merupakan proses produksi dimana dalam pelaksanaan
proses produksinya dititikberatkan pada adanya perubahan bentuk masukan menjadi keluaran
untuk menciptakan nilai tambah. Misalnya perusahaan meubel, garmen, sepatu, dll.
3. Proses Produksi Assembling, merupakan proses produksi yang dalam pelaksanaan proses
produksinya akan lebih mengutamakan pada proses penggabungan beberapa komponen
menjadi suatu produk tertentu. Misalnya, Mobil, alat-alat elektronik, dll.
4. Proses Produksi Transportasi, merupakan suatu proses produksi dengan jalan menciptakan jasa
pemindahan sesuatu dari dan ke tempat tertentu. Misalnya pengiriman Paket, Angkutan Kota,
dll.
5. Proses Produksi Penciptaan Jasa Administrasi, yaitu proses produksi penciptaan jasa
administrasi kepada pihak lain yang memerlukan, misalnya jasa penyusunan laporan keuangan,
Biro Statistik.

Jenis Proses Produksi Ditinjau dari Segi Arus Proses Produksi


        Jenis-jenis proses produksi yang masuk dalam kategori ini antara lain:
1. Proses Produksi Terputus-putus, sering disebut juga proses produksi intermitten. dalam
pelaksanaan proses produksi semacam ini, akan terdapat beberapa pola atau urutan
pelaksanaan produksi. Pola pelaksanaan produksi yang digunakan hari atau bulan ini sangat
mungkin akan berbeda dengan pola atau urutan pelaksanaan proses produksi pada bulan yang
lalu atau bulan yang akan datang.
2. Proses Produksi Terus Menerus atau sering disebut sebagai pola produksi kontinyu. Pada
proses produksi semacam ini terdapat pola atau urutan proses produksi yang pasti dan tidak
berubah-ubah dari waktu ke waktu.
        Untuk menentukan apakah suatu perusahaan menggunakan proses produksi terus menerus atau
terputus-putus bukanlah dilihat dari produk yang dihasilkan, melainkan dilihat dari pelaksanaan proses
produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkuta

Jenis Proses Produksi Ditinjau dari Segi Keutamaan Proses Produksi


        Atas dasar keutamaan proses, proses produksi dalam perusahaan umumnya akan dapat dipisahkan
menjadi dua kelompok yakni:
1. Proses Produksi Utama,
merupakan proses produksi dimana proses produksi tersebut sesuai dengan tujuan didirikannya
perusahaan yang bersangkutan. Jadi merupakan kegiatan inti perusahaan. Yang termasuk dalam
kelompok ini antara lain:
 Proses Produksi Terus Menerus, yakni proses produksi dimana terdapat pola atau urutan
proses produksi yang pasti dan tidak berubah-ubah dari waktu ke waktu.
 Proses Produksi terputus-Putus, yakni proses produksi dimana terdapat beberapa pola atau
urutan pelaksanaan produksi. Pola pelaksanaan produksi yang digunakan hari atau bulan ini
sangat mungkin akan berbeda dengan pola atau urutan pelaksanaan proses produksi pada bulan
yang lalu atau bulan yang akan datang.
 Proses Produksi Proses, merupakan prosesproduksi dimana pelaksanaan pengolahan baha
baku sampai dengan barang jadi akan melalui suatu proses persenyawaan atau pemecahan.
2
dengan demikian pelaksanaan proses produksi akan sangat bergantung pada jenis bahan baku
dan bahan penolong yang digunakan.
 Proses Produksi Proses yang Sama, merupakan jenis proses produksi dimana terdapat
beberapa pekerjaan serta urutan yang sama dalam proses produksi meski produk yang
dihasilkan berbeda-beda.
 Proses Produksi Proyek Khusus, merupakan suatu proses produksi yang dilaksanakan katrena
adanya beberapa program khusus atau adanya kepentingan khusus. Apabila proses produksi
yang dilaksanakan untuk program tersebut selesai, maka proses produksi juga akan berakhir.
 Proses Produksi Industri Berat, yaitu proses produksi dimana terdapat berbagai macam
aktivitas sehubungan dengan penyelesaian produksi yang sangat komplek. Sedemikian
kompleknya sehingga proses tersebut dibagi menjadi subproses-subproses.

2. Proses Produksi Bukan Utama,


merupakan proses produksi yang dilaksanakan sehubungan dengan adanya kepentingan khusus. Proses
produksi bukan utama ini hanya merupakan kegiatan penunjang dalam perusahaan yang bersangkutan.
yang termasuk dalam kelompok ini antara lain:
 Penelitian
 Model
 Prototype
 Percobaan
 Demonstrasi

Jenis Proses Produksi Ditinjau dari Segi PeyelesaianProses Produksi


        Berdasarkan penyelesaian proses, terdapat beberapa jenis proses produksi yang diantaranya:
1. Proses Produksi Tipe A, merupakan suatu tipe proses produksi dimana dalam setiap tahap
proses produksi yang dilaksanakan dapat diperiksa dengan mudah. dengan demikian
pengendalian dan pengawasan kualitas dapat dilaksanakan pada setiap tahap proses produksi.
2. Proses Produksi Tipe B, merupakan suatu proses produksi dimana dalam penyelesaian proses
produksi terdapat beberapa ketergantungan dari masing-masing tahap proses produksi,
sehingga pengendalian dan pengawasan hanya dapat dilakukan pada beberapa tahap tertentu.
3. Proses Produksi Tipe C, merupakan proses produksi dengan jalan melakukan proses
penggabungan atau pemasangan (assembling) komponen-komponen menjadi suatu produk jadi
tertentu.
4. Proses Produksi Tipe D, merupakan proses produksi yang mempergunakan mesin dan
peralatan yang terotomatisasi, dan dilengkapi dengan alat pengendalian dan pengawasan
proses.
5. Proses Produksi Tipe E, merupakan proses produksi dari perusahan-perusahaan dagang dan
jasa.
      
Ada begitu banyak cara dalam mengklasifikasikan proses produksi, namun dalam hal
pengklasifikasian sistem produksi, secara umum sistem produksi sering hanya dikelompokkan menjadi
dua kategori, yakni: 
i. Production to order, misalnya pabrik mesin jet, yang hanya akan berproduksi bila ada pesanan
dari perusahaan aircraft. 
ii. Production to stock, misalnya pabrik radio, berproduksi salah satunya untuk tujuan-tujuan
pengadaan persediaan.  Perbedaan pokok antara sistem produksi berdasarkan pesanan dan
sistem produksi untuk persediaan, dapat dilihat dari fokus kegiatan manajemen produksi/operasi
kedua sistem tersebut.

 Fokus kegiatan manajemen produksi/operasi dari sistem produksi untuk pesanan antara lain: 
1) Scheduling merupakan hal yang kritis. Sulit karena setiap pekerjaan atau pesanan bisa jadi
memiliki karakteristik pemrosesan yang unik. 
3
2) Memerlukan pengadaan bahan yang relatif luas atau banyak ragamnya untuk persediaan
guna mengantisipasi pesanan yang sifatnya uncertainty. 
3)  Persediaan barang jadi tidak menjadi  hal yang penting.

        Sementara fokus kegiatan manajemen produksi/operasi dari sistem produksi untuk persediaan
adalah: 
1) Forecasting merupakan hal yang penting dan utama. 
2) Pengendalian persediaan sangat penting dalam sistem produksi untuk persediaan, khususnya
dalam perencanaan pembelian dan pengiriman bahan baku dan komponen. 
3) Produksi dalam jumlah besar item persediaan bersifat lebih terstruktur.         

        Dalam rangka untuk membantu dalam menganalisis dan mendisain sistem produksi, beberapa
ahli mengklasifikasi proses produksi ke dalam kelompok-kelompok sebagai berikut:
a)    Continuous Flow Processes,
yakni proses produksi yang memiliki ciri-ciri antara lain:
 volume produksi sangat besar
 produk yang dihasilkan terstandardisasi
 peralatan-peralatan yang digunakan terspesialisasi dan otomatis
 biasanya merupakan sistem produksi untuk persediaan.
Contoh dari jenis proses produksi ini seperti pabrik kimia, pabrik minyak, dan pabrik gula.
b)    Mass, atau Assembly Line,
proses produksi yang  bercirikan:
 volume produksi yang tinggi untuk keseluruhan item yang terpisah-pisah.
 untuk tiap jenis produk yang berbeda hanya memiliki variasi yan kecil
 biasanya merupakan sistem produksi untuk persediaan.
Contoh dari jenis ini antara lain pabrik otomobil, peralatan rumah tangga, dan kalkulator
elektronik.
c)    Batch, atau Intermitten,
yakni proses produksi yang bercirikan:
 memproduksi dalam jumlah (lot sizes) yang relatif sedikit untuk produk-produk yang
sejenis atau mirip
 seperti buku, pakaian, atau anggur.
 produk-produk dibuat untuk periode produksi jangka yang lebih pendek daripada
produksi massa
 urutan proses produksi biasanya selalu sama
 Ada kemungkinan terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal bahan baku yang
digunakan, set-up mesin, dan layout.
 biasanya merupakan sistem produksi untuk persediaan
d)    Job Shops,
merupakan jenis proses produksi yang bercirikan:
 memproduksi produk-produk khusus atau terspesialisasi dalam jumlah yang relatif sedikit,
namun variasinya besar.
 proses produksi secara keseluruhan memiliki aliran proses yang berbeda
 biasanya merupakan sistem produksi berdasarkan pesanan
Contoh dari jenis proses produksi job-shop antara lain industri perlengkapan mesin,
pelengkap komponen-komponen kecil dan printer.

e)    Project,
merupakan satu jenis proses produksi item-item yang khusus dan unik. Proyek konstruksi
merupakan salah satu contoh dari sistem project. Dalam lingkungan manufactur, produksidari
item-item yang besar dan kompleks seperti kapal, pesawat terbang dikelola dengan sistem project

4
FAKTOR PROSES PRODUKSI
Di dalam pengembangan bisnis diperlukan faktor produksi yang bagus dan berjalan baik. Oleh
sebab itu dipetakanlah beberapa jenisnya yang harus ada di dalam proses pembuatan produk. Ini dia
jenis-jenis yang dimaksud:
1. Faktor Sumber Daya Alam
Faktor sumber daya alam adalah jenis faktor produksi yang termasuk di dalam bahan-bahan mentah
untuk dijadikan produk. Bahan mentah inilah yang nantinya akan diolah menjadi barang/ jasa yang
akan dipasarkan ke konsumen.
Sumber daya alam yang termasuk faktor produksi di antaranya adalah udara, tanah, air, hewan,
tumbuhan, mineral dan bahan tambang lainnya. Contohnya adalah produk yang berbahan kulit. Maka
sumber daya alamnya adalah hewan. Karena dari kulit hewan inilah yang dijadikan bahan mentah
produk.
2. Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia juga jenis faktor yang sangat penting. Karena tidak mungkin bahan mentah bisa
menjadi bahan setengah jadi lalu produk/barang jadi jika tidak ada manusia yang mengolahnya.
Maka dari itu sumber daya manusia juga harus ada di dalam perusahaan. Terutama yang memang
memiliki kompetisi bagus dalam bidang pengolahan produk. Termasuk bisa mengoperasikan alat-alat
produksi.
Sumber daya manusia bisa dibilang poin paling penting di dalam produksi. Sekalipun ada
beberapa argumen kalau kinerjanya sudah bisa digantikan oleh robot. Tetapi tentu dari segi rasa dan
jiwa, manusia lebih hebat. Tak dipungkiri rasa dan jiwa ini yang juga membuat produk lebih berkualitas.
3. Faktor Modal
Sumber daya manusia dan juga sumber daya alam sudah tersedia, tetapi masih belum cukup untuk
melahirkan produk yang bagus. Bisa dibilang ini faktor produksi yang tidak lengkap yang hasilnya juga
tidak akan memuaskan.
Dalam pembuatan produk tentu membutuhkan modal produksi. Ini untuk membeli bahan mentah, alat
produksi serta untuk membayar tenaga kerja. Maka dari itu, modal juga perlu dimasukkan ke dalam
faktor produksi.
Artinya modal juga berpengaruh pada terciptanya produk yang berkualitas dan disukai konsumen.
Semakin besar modal yang dimiliki, tentu produk lebih bermutu karena SDM, SDA dan alat produksi
yang digunakan tentu juga hebat.
4. Faktor Kewirausahaan
Faktor kewirausahaan atau faktor manajemen juga perlu dimasukkan ke dalam faktor produksi. Karena
yang menentukan keberhasilan produksi bukan hanya produk melainkan teknik, strategi, perencanaan,
kontrol dan selainnya.
Bahan mentah, SDM, SDA dan modal sudah tersedia. Tetapi tidak ada strategi, rencana, kontrol dan
pengawasan saat produk dibuat, tentu hasilnya juga tidak akan memuaskan. Tentunya ini hanya akan
menghasilkan produk yang tidak memiliki keunggulan dan tidak laris di pasaran.
Maka dari itu faktor manajemen (kewirausahaan) diperlukan supaya proses produksi berjalan lebih
lancar. Ini juga mencakup pemasaran, pembukuan,  distribusi produksi, sampai observasi pasar.
Untuk pengelolaan pembukuan yang lebih baik, Anda bisa menggunakan software akuntansi yang
dapat mengoptimalkan proses pencatatan keuangan bisnis Anda. Gunakanlah software akuntansi yang
memiliki fitur terbaik dan mudah digunakan sekalipun Anda tidak memiliki pemahaman mendalam
tentang ilmu akuntansi.
Accurate Online adalah software akuntansi berbasis cloud yang bisa digunakan kapan saja dan dimana
saja yang cocok untuk semua jenis bisnis di Indonesia. Hanya 200 ribu perbulan untuk semua fitur
unggulan, Accurate Online menjadi pilihan oleh lebih dari 300 ribu pengguna di Indonesia.
5
5. Sumber Daya Informasi
Sumber daya informasi menjadi salah satu faktor yang juga penting terutama di jaman global semacam
ini. Yang mana alur lalu lintas informasi semakin cepat dengan adanya internet. Nah, pihak perusahaan
harus mengelola faktor ini dengan baik. Minimal tidak ketinggalan informasi tentang produk apa yang
dibutuhkan masyarakat di saat ini.
MENETAPKAN SISTEM PROSES PRODUKSI BARANG DAN JASA
Penetapkan sistem proses produksi barang dan jasa diantaranya sebagai berikut :
2. perencanaan proses produk
3. perencanaan lokaso pabrik
4. perencanaan letak fasilitas produksi barang dan jasa
5. perencanaan lingkungan kerja
6. perencanaan standar produksi barang dan jasa
penetapan sistem pengendalian proses produksi barang dan jasa diantaranya sebagai berikut :
1. pengendalian proses produksi barang dan jasa
2. pengendalian bahan baku
3. pengendalian tenaga kerja
4. pengendalian biaya produksi barang dan jasa
5. pengendalian kualitas produk
6. pengendalian pemeliharaan
pengendalian dapat diartikan sebagai pengawasan yang sekaligus dapat mengambil beberapa tindakan
untuk perbaikan.

PROSES PRODUKSI BARANG DAN JASA


Dalam penetapan proses produksi barang dan jasa terdapat tahapan atau langkah-langkah
yang harus diketahui sebagai teknik untuk proses perencanaan dan kontrol sebuah produk.
Diketahui dalam penetapan proses produksi barang dan jasa terdapat 4 tahapan seperti Routing,
Scheduling, Dispatchin, dan Follow-up.
Adapun penjelasan dari keempat tahapan atau langkah penetapan proses produksi barang dan jasa ini
adalah:
1. Tahap Routing
Dalam tahap atau langkah penetapan proses produksi barang dan jasa yang pertama ini, dimana
Routing adalah menetapkan dan menentukan urutan-urutan proses produksi dari bahan mentah
sampai menjadi produk akhir.
Dalam penentuan urutan ini, perlu diketahui bersama bahwa hal itu sudah mencakup mengenai
penyusunan alat-alat yang akan dipergunakan.
2. Tahap Scheduling
Sedangkan untuk tahapan kedua dalam penetapan proses produksi barang dan jasa adalah
menetapkan dan menentukan jadwal kegiatan operasi proses produksi yang disenergikan sebagai
suatu kesatuan.
Selain itu dalam langkah scheduling, bertujuan untuk mengetahui dan mengawasi penggunaan
waktu pada setiap saat pemrosesan produksi, sesuai dengan urutan-urutannya.
3. Tahap Dispatching
Dispatching adalah menetapkan dan menentukan proses pemberian perintah untuk mulai
melaksanakan operasi proses produksi yang sudah direncanakan di dalam routing dan scheduling.
4. Tahap Follow-up
Follow-up adalah menetapkan dan menentukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi penundaan
dan mendorong terkoordinasinya seluruh perencanaan operasi proses produksi.

Unsur - unsur Biaya Produksi


Tahukan anda bahwa biaya produksi dapat membentuk suatu harga pokok produksi itu sendiri? Harga
produksi yang dimaksud seperti harga pokok barang jadi dan lain-lain. Berikut adalah unsur-unsur biaya
produksi menurut Charles T. Horngren:
6
1. Direct Material (Biaya bahan baku langsung): Bahan-bahan yang ada akan langsung di produksi
menjadi suatu barang jadi.

2. Direct Labour (Biaya tenaga kerja langsung): Biaya ini mencakup keseluruhan tenaga kerja yang
ditempatkan dan diberdayakan.
3. Factory Overhead (Biaya overhead pabrik): Biaya ini mencakup keseluruhan manufaktur yang tidak
ditelusuri secara langsung ke output seperti biaya bahan baku tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak
langsung, biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap serta biaya reparasi dan pemeliharaan mesin.

MERANCANG PROSES PRODUKSI


Adapun Ciri-ciri perencanaan proses produksi
a. Perencanaan proses produksi harus mengarah pada kegiatan pada masa-masa mendatang.
b. Perencanaan proses produksi harus mempunyai jangka waktu tertentu.
c. Perencanaan proses produksi harus mempersiapkan tenaga kerja, mesin-mesin, bahan baku,
metode pengerjaan, modal, dan sebagainya.
d. Perencanaan proses produksi harus dapat mengkoordinir kegiatan produksi dengan kegiatan
bagian lain.
e. Perencanaan proses produksi harus dapat menentukan jumlah produk, jenis produk, kualitas
produk, warna produk, ukuran produk, bentuk produk, dan sebagainya.

Syarat-syarat perencanaan proses produksi


1) Perencanaan proses produksi harus disesuaikan dengan tujuan perusahaan.
2) Perencanaan proses produksi harus sederhana, mudah dimengerti dan dapat dilaksanakan.
3) Perencanaan proses produksi harus memberikan analisis dan klasifikasi kegiatan.

Persiapan perencanaan proses produksi


Adapun persiapan perencanaan operasi produksi meliputi hal-hal sebagai berikut :
1) Prosedur persiapan
Sebelum wirausahawan menentukan produk apa yang akan dibuat, terlebih dahulu wirausahawan
perlu menimba gagasan dari para konsumen dan mengajak karyawan untuk berpartisipasi
memikirkan produk yang akan diproduksi.
2) Penyaringan gagasan
Setelah banyak menemukan gagasan yang bagus dari konsumen ditambah sumbangan pikiran dari
para karyawan, maka wirausahawan harus menyaring dan memilih gagasan yang baik.
3) Analisis gagasan
Selanjutnya, wirausahawan mengadakan analisis terhadap gagasan proses produksi dari berbagai
macam usaha. Analisis gagasan itu dilakukan untuk mengetahui :
a) potensi permintaan terhadap produk,
b) jumlah omset penjualan,
c) kemampuan produk yang mendatangkan laba.
4) Percobaan produk
Tahap selanjutnya adalah, wirausahawan mewujudkan gagasan ke dalam tindakan kongkret, yaitu
menciptakan produk sesuai gagasan. Produk itu harus bisa dipertanggung jawabkan, baik secara
teknis maupun komersial.
5) Uji coba produk
Produk yang telah dibuat, kemudian diteliti dan diuji mengenai kelemahan produk, kesalahan
dalam pembuatan (bila ada), cacat tidaknya dan bermanfaat tidaknya produk yang dibuat. Setelah
diuji, diharapkan produk benar-benar bisa dipertanggungjawabkan kepada konsurnen.
6) Komersialisasi
Merupakan tahap memperkenalkan produk yang telah diproduksi kepada para konsumen. Di
dalam tahap ini, wirausahawan berusaha agar produknya benar-benar bisa diterima oleh
konsumen, diantaranya dengan cara melaksanakan pemberian merek produk, membuat kemasan
7
produk semenarik mungkin, menentukan harga sebijaksana mungkin, melakukan promosi dan
pendistribusian. Agar kegiatan proses produksi dapat dilaksanakan dengan baik, maka dalam
proeses produksi perlu dilakukan pengawasan dan pengendalian.

Anda mungkin juga menyukai