JOB SHEET
PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN
SMK N 2 KARANGANYAR
Tahun pelajaran 2018/2019
MODUL 1
Mandiri.
Terbuka terhadap yang baru.
Percaya diri.
Berani mengambil resiko.
Melihat sesuatu dengan tidak biasa.
Memiliki rasa ingin tahu yang besar.
Dapat menerima perbedaan.
Objektif dalam berpikir dan bertindak.
Kreativitas ide
Kreativitas material
Kreativitas spontan
Kreativitas kejadian
Kreativitas organisasi
Kreativitas hubungan
Kreativitas dari hati.
wirausahawan
wirausahawan adalah individu-individu yang berorientasi kepada tindakan, dan memiliki
motivasi tinggi, yang beresiko dalam mengejar tujuannya.
Daftar ciri-ciri dan sifat-sifat profil seorang wirausahawan:
Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap
seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:
A. Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang
tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap
tugas dan pekerjaannya.Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan
terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya.Ketepatan terhadap waktu,
dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
waktu yang direncanakan.Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan,
adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan.
Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan
wirausahawan akan komitmen tersebut.Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan
dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja
yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya
adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
B. Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik
terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang
wirausahawan harus memiliki komimten yang jelas, terarah dan bersifat progressif
(berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan
mengidentifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya.
Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya
adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang
sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, problem solving bagi masalah konsumen, dan
sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadap konsumen,
akan memiliki nama baik (goodwill) di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut
akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat
sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang
diharapkan.
c. Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang terkadang dilupakan oleh seorang wirausahawan.
Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks.Kejujuran mengenai karakteristik produk
(barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran
mengenai pelayanan purna jual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang
terkait dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.
e. Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan
baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalam mengambil keputusan atau bertindak,
termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain.
Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan.
Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi
kegiatan usahanya.
f. Realistis
Seseorang dikatakan Realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai
landasan berpikir yang rasionil dalam setiap pengambilan keputusan maupun
tindakan/perbuatannya.Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun
pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis,
obyektif dan rasionil dalam pengambilan keputusan bisnisnya.Karena itu dibutuhkan
kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/sumbang saran yang ada
keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.
Job Sheet
Produk Kreatif dan Kewirausahaan
Kelas XI RPL SMKN 2 Karanganyar
Tahun Pelajaran 2017/2018
Modul 2
1. Harus percaya diri dan yakin bahwa usaha ini dapat dilaksanakan
2. Harus menerima gagasan baru
3. Harus bertanya kepada diri sendiri
4. Harus mendengarkan saran-saran orang lain.
5. Harus mempunyai etos kerja yang baik
6. Pandai berkomunikasi.
Dengan tersedianya informasi intern dan ekstern, maka wirausahawan dapat mengetahui :
1. Perubahan permintaan
2. Perubahan konjungtor
3. Persaingan
4. Akibat lain
2. Kegagalan Usaha
Produk primer, yaitu produk-produk yang mengacu pada penggalian sumber daya alam.
Produk sekunder, yaitu produk yang mengacu pada pengolahan atau pemrosesan bahan baku
menjadi bahan jadi.
Produk tersier, yaitu produk yang mengacu pada peralatan dan pelayanan jasa.
1. Berdasarkan tingkatan atau levelnya, produk barang dapat dikelompokkan menjadi:
a. Inti produk (core product/generie Product), yaitu manfaat atau jasa inti yang diberikan
produk barang tersebut.
b. Wujud produk (tangible product/formal product), yaitu karakteristik yang dimiliki produk
yang berupa mutunya, corak atau ciri khasnya, merek, dan kemasannya.
c. Produk tambahan yang disempurnakan (augmented/extend product), yaitu menggambarkan
kelengkapan atau penyempurnaan dari produk inti.
2. Berdasarkan karakteristik atau sifatnya, produk barang dapat dikelompokkan menjadi:
a. Barang tahan lama (durable goods), yaitu barang yang berwujud biasanya bisa bertahan lama
dengan berkali-kali pemakaian.
b. Barang tidak tahan lama (non-durable goods), yaitu barang berwujud yang biasanya
dikonsumsi satu atau beberapa kali.
c. Jasa (service) yaitu kegiatan, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dibeli.
3. Berdasarkan pemakaiannya, produk barang dapat dikelompokkan menjadi:
a. Barang konsumsi (consumer’s goods), yaitu barang yang digunakan oleh konsumen akhir
atau rumah tangga dan tidak untuk di komersilkan.
b. Barang industri (industrial goods), yaitu barang-barang yang diproduksi untuk membuat
barang lain atau menjalankan suatu organisasi dan suatu bisnis.
Jasa adalah produk tidak nyata atau tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat dirasakan
ketika dikonsumsi.
1. Memasang papan merek atau logo yang mencolok, menarik dan dapat dibaca di kejauhan.
2. Memasang lampu yang terang dan berwarna-warni.
3. Menyebarkan pamflet tentang jasa yang ditawarkan.
4. Mengadakan demonstrasi cara pembuatan barang atau perbaikannya secara menarik.
5. Memberi potongan harga atau harga khusus bagi pelanggan setia.
6. Mempromosikan jasa melalui alat-alat promosi yang tetap.
Jasa merupakan produk yang tidak berwujud dan mempunyai karakteristik sebagai berikut.
1. Intangible, yaitu sifat jasa yang tidak bersifat fisik (walaupun berkaitan dengan produk fisik)
sehingga tidak dapat dilihat atau dirasakan sebelum dibeli.
2. lnsparable, yaitu sifat jasa yang tidak dapat dipisahkan antara proses produksi dan konsumsi
sehingga interaksi antara produsen dan konsumen sangat menentukan.
3. Variable, yaitu sifat jasa yang mempunyai berbagai variasi bentuk, kualitas, dan sejenisnya,
tergantung dari siapa, kapan, dan di mana produk tersebut dihasilkan.
4. Perishible, yaitu sifat jasa yang mudah rusak atau hilang karena ketidakmampuannya untuk
disimpan.
D. SOAL OBJEKTIF
1. Yang tidak termasuk dalam ciri – ciri orang kreatif yaitu..
a. Mandiri
b. Terbuka terhadap yang baru.
c. Tidak dapat menerima keadaan
d. Percaya diri.
e. Berani mengambil resiko.
2. Berikut dibawah ini uang termasuk dalam peranan wirausaha yaitu
a. Sebagai motor penggerak dalam pembangunan nasional.
b. Sebagai pendefinisi resiko
c. Sebagai tempat hiburan
d. Sebagai tempat nongkrong
e. Sebagai pencipta produk
3. kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru atau hubungan-hubungan baru antar
unsur, data, variabel yang sudah ada sebelumnya. Pernyataan berikut merupakan pengertian
dari
a. inovatif
b. kreatifitas
c. wirausahawan
d. kewirausawahan
e. programmer
4. di bawah ini yang merupakan pengertian dari karier adalah
a. aspek yang paling gamblang
b. kemampuan untuk berkarya
c. membuat ide baru
d. memperbaiki pemikiran
e. penyusun variable
5. Di bawah ini yang merupakan satu hal dasar yang penting dalam kewiraswastaan adalah
a. Berpikir
b. Menguasai
c. Komitmen
d. Keadaan
e. Cuaca
6. Keberhasilan usaha yang dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain yaitu
a. Menerima gagasan baru di dalam dunia usaha
b. Meremehkan waktu dan dedikasi dalam memulai usaha
c. Gagal mengendalikan aspek utama usaha atau bisnis
d. Pemahaman umum terhadap disiplin manajemen rata-rata kurang
e. Terlalu besar kepala
7. Lapisan terluar dari struktur prioritas adalah
a. Kreatifitas
b. Berkarya
c. Berinofatif
d. Berkarakter
e. Keterampilan
8. Yang tidak termasuk karakteristik yang khas dari wirausaha thetos enterprenerial menurut
Moeljanto Tjokrowinoto (1996) adalah:
a. Kejelian melihat peluang untuk memperoleh keuntungan.
b. Selalu mencari perubahan
c. Kemampuan untuk mendefinisikan resiko
d. Mengendalikan tingkat percaya diri
e. Kemampuan untuk mengalihkan sunber dari kegiatan prodiktifitas.
9. Tata Laksana merupakan..
a. Hasil dari suatu pemikiran
b. Suatu contoh dari berinovatif
c. Cara kerja di kewirausahaan
d. Terjemahan dari kata management, artinya pengelolaan
e. Sumber usaha
10. Struktur nilai kewiraswastaan dimaksud terdiri dari elemen-elemen yaitu... kecuali
a. Kreatifitas
b. Sikap Mental (attitude)
c. Kepemimpinan atau kepeloporan (leadership)
d. Ketatalaksanaan (management)
e. Keterampilan (skill)
ESSAY
1. Harus percaya diri dan yakin bahwa usaha ini dapat dilaksanakan
Harus menerima gagasan baru
Harus bertanya kepada diri sendiri
Harus mendengarkan saran-saran orang lain.
Harus mempunyai etos kerja yang baik
Pandai berkomunikasi.
2. -Inti produk (core product/generie Product), yaitu manfaat atau jasa inti yang diberikan
produk barang tersebut.\
-Wujud produk (tangible product/formal product), yaitu karakteristik yang dimiliki produk
yang berupa mutunya, corak atau ciri khasnya, merek, dan kemasannya.
-Produk tambahan yang disempurnakan (augmented/extend product), yaitu menggambarkan
kelengkapan atau penyempurnaan dari produk inti.
3. –Percaya dan yakin bahwa usaha dapat dilaksanakan
-Menerima gagasan baru didalam dunia usaha
-Instropeksi diri
-Mendengarkan saran – saran orang lain
-bersemangat dan bergaul
4. Perubahan Permintaan
Perubahan Konjungtor
Persaingan
Akibat Lain
5. -Memasang papan merek atau logo yang mencolok, menarik dan dapat dibaca di kejauhan.
-Memasang lampu yang terang dan berwarna-warni.
- Menyebarkan pamflet tentang jasa yang ditawarkan.
- Mengadakan demonstrasi cara pembuatan barang atau perbaikannya secara menarik.
- Memberi potongan harga atau harga khusus bagi pelanggan setia.
- Mempromosikan jasa melalui alat-alat promosi yang tetap.
KD 3.3 Memahami hak katas kekayaan intelektual pkk
kls XI
Job Sheet
Produk Kreatif dan Kewirausahaan
Kelas XI RPL SMKN 2 Karanganyar
Tahun Pelajaran 2017/2018
Modul 3
Pada intinya Pengertian Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI) atau Hak Kekayaan
Intelektual (HKI) dan Intellectual Property Rights (IPR) adalah hak untuk menikmati secara
ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual. Berdasarkan pengertian ini maka perlu
adanya penghargaan atas hasil karya yang telah dihasilkan yaitu perlindungan hukum bagi
kekayaan intelektual tersebut. Tujuannya adalah untuk mendorong dan
menumbuhkembangkan semangat terus berkarya dan mencipta.
1) Hak Cipta (copyright);
Paten (patent);
Desain industri (industrial design);
Merek (trademark);
Penanggulangan praktek persaingan curang (repression of unfair competition);
Desain tata letak sirkuit terpadu (layout design of integrated circuit);
Rahasia dagang (trade secret).
Di samping itu, sistem HKI menunjang diadakannya sistem dokumentasi yang baik atas
bentuk kreativitas manusia sehingga kemungkinan dihasilkan teknologi atau hasil karya lain
yang sama dapat dihindarkan/dicegah. Dengan dukungan dokumentasi yang baik tersebut,
diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan dengan maksimal untuk keperluan hidup atau
mengembangkan lebih lanjut untuk memberikan nilai tambah yang lebih tinggi lagi.
b. ESSAY
1. Pengertian Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI) atau Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
adalah hak yang berasal dari hasil kegiatan intelektual manusia yang memiliki manfaat
ekonomi
2. - Hak Cipta (copyright);
-Hak kekayaan industri (industrial property rights), yang mencakup
3. -Paten (patent);
-Desain industri (industrial design);
-Merek (trademark);
-Penanggulangan praktek persaingan curang (repression of unfair competition);
-Desain tata letak sirkuit terpadu (layout design of integrated circuit);
-Rahasia dagang (trade secret).
4. karya-karya yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia
5. berdasarkan pada pemikiran bahwa karya intelektual yang telah diciptakan atau dihasilkan
manusia memerlukan pengorbanan waktu, tenaga dan biaya.
KD 3.4 Menganalisis konsep desain / protoype dan
kemasan produk barang/jasa pkk kls XI
KD 3.4 Menganalisis konsep desain / protoype dan kemasan produk barang/jasa pkk kls XI
Job Sheet
Produk Kreatif dan Kewirausahaan
Kelas XI RPL SMKN 2 Karanganyar
Tahun Pelajaran 2017/2018
Modul 4
Perhatian terhadap kualitas yang terbaik adalah bukan pada produk akhir. Hal ini
penting agar produk akhir yang dihasilkan adalah produk yang bebas cacat dan tidak ada lagi
pemborosan karena produk tersebut dibuang atau dikerjakan ulang. Maka sebaiknya
perhatian terhadap kualitas harus dimulai pada saat awal pembangunan produk. Tahapan
yang sangat penting dalam perencanaan awal pembuatan produk adalah pembuatan prototipe
produk.
Prototipe produk (purwa–rupa produk) adalah bentuk dasar dari sebuah produk
merupakan tahapan yang sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena
menyangkut keunggulan produk yang akan menentukan kemajuan suatu usaha di masa
mendatang. Dikatakan sebagai tahapan yang sangat penting karena prototipe dibuat untuk
diserahkan pada pelanggan (lead–user) agar pelanggan dapat mencoba kinerja prototipe
tersebut. Selanjutnya jika pelanggan memiliki komplain ataupun masukan mengenai protipe
tersebut maka industri mendokumentasikannya untuk proses perbaikan prototipe tersebut.
Sehingga menciptakan suatu sistem inovasi produk yang dibangun bersama-sama antara
industri dan pelanggan sebagai upaya pemenuhan kepuasan pelanggan (customers).
Sebagai bentuk dasar produk, prototipe memiliki bagian yang ukuran dan bahan sama
seperti jenis produk yang akan dibuat tetapi tidak harus difabrikasi dengan proses sebenarnya
ditujukan untuk pengetesan untuk menentukan apakah produk bekerja sesuai desain yang
diinginkan dan apakah produk memuaskan kebutuhan pelanggan. Prototipe seperti ini disebut
alpha prototype ada juga yang disebut beta prototype yang dibuat dengan bagian yang
disuplai oleh proses produksi sebenarnya, tetapi tidak rakit dengan proses akhir ditujukan
untuk menjawab pertanyaan akan performance dan ketahanan uji untuk menemukan
perubahan yang perlu pada produk final.
TAHAPAN-TAHAPAN PROTOTYPE
1. Pendefinisian produk: merupakan penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan dengan
kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk aspek hukum
produk dan aspek hukum yang melibatkan keamanan dan perlindungan terhadap konsumen.
2. Working model: dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan dan
dibuat pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan produk
dan menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Working model
juga dibangun untuk menguji parameter fungsional dan membantu perancangan prototipe
rekayasa.
3. Prototipe rekayasa (engineering prototype): dibuat seperti halnya working model namun
mengalami perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas dari working model,
dibangun mencapai tingkat kualitas teknis tertentu agar dapat diteruskan menjadi prototipe
produksi atau untuk dilanjutkan pada tahapan produksi.
4. Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan kebutuhan
rancangan sistem produksi.
5. Prototipe produksi (production prototype): bentuk yang dirancang dengan seluruh fungsi
operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi dibangun pada skala
sesungguhnya dan dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan produk dan part-nya.
6. Qualified production item: dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan diproduksi
pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala bentuk
standar maupun peraturan yang diberlakukan terhadap produk tersebut biasanya untuk diuji-
cobakan kepada umum.
7. Untuk mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil, maka produk perlu
memasuki pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk yang terjadi; misal: keamananan,
regulasi, tanggung jawab, ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear), pelanggaran, siklus
break even dan polusi, dan konsekuensinya diperlukan peningkatan program pemasaran.
8. Model: merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like–models).
Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang
diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun sesuai dengan
lingkungan produk maupun lingkungan user.
9. Prototipe adalah bentuk efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk namun jangan
sampai menyerupai bentuk produk sebenarnya karena mengandung resiko responden akan
menyamakannya dengan produk akhir.
Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna,
citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat
dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan,
menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar (Klimchuk dan
Krasovec, 2006:33).
Menurut Kotler & Keller (2009:27), pengemasan adalah kegiatan merancang dan
memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah aktivitas
merancang dan memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk. Biasanya fungsi
utama dari kemasan adalah untuk menjaga produk. Namun, sekarang kemasan menjadi faktor
yang cukup penting sebagai alat pemasaran (Rangkuti, 2010:132).
Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan
mendorong penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan
mampu menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan
oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian barang. Produsen
berusaha memberikan kesan yang baik pada kemasan produknya dan menciptakan model
kemasan baru yang berbeda dengan produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis
dalam pasar yang sama.
FUNGSI KEMASAN PRODUK
Sedangkan menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi kemasan sebagai satu alat
pemasaran, yaitu :
1. Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan, dimana
kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan memberi
kesan menyeluruh yang mendukung produk.
2. Consumer offluence. Konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan,
penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih baik.
3. Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang dikandung dari
kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen mengenali
perusahaan atau merek produk.
4. Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen dan
juga memberi keuntungan bagi produsen.
Selain berfungsi sebagai media pemasaran, kemasan juga memiliki beberapa fungsi lain,
yaitu sebagai berikut:
1. Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar kemasan adalah
untuk mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau kehilangan melalui pencurian atau
kesalahan penempatan.
2. Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada sebuah produk
dan memperkuat citra produk.
3. Kombinasi dari keduanya, marketing dan Logistik dimana kemasan menjual produk dengan
menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.
Menurut Louw dan Kimber (2007), kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai beberapa
tujuan, yaitu:
1. Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan
sebagainya.
2. Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan sebagainya.
3. Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan bersama dalam
satu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan.
4. Information Transmission. Informasi tentang cara menggunakan transportasi, daur ulang,
atau membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan atau label.
5. Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak secara fisik
(menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu dalam pencegahan pencurian.
Paket juga termasuk memberikan kesempatan sebagai perangkat anti-pencurian.
6. Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan, penjualan, tampilan,
pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan kembali.
7. Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon pembeli untuk
membeli produk.
JENIS-JENIS KEMASAN
1. Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol
minuman, dll).
2. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan
lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah
buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya.
3. Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan, pengiriman
atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai pelindung selama
pengangkutan.
1. Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali
pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan
kaleng.
2. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini umumnya tidak
dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian
dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol minuman dan botol kecap.
3. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan untuk
kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng biskuit, kaleng susu
dan berbagai jenis botol.
Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah
sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan
sebagainya.
2. Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum
pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang
terbuat dari kertas, foil atau plastik.
PENGERTIAN SKETSA
Menurut Linda Murray dan Peter, Sketsa adalah rancangan kasar dari suatu komposisi
atau. Sebagian komposisi dibuat demi kepuasan pribadi. Pada tahap ini ada beberapa hal yang
menjadi acuan yaitu skala, perbandingan, komposisi, penyinaran dan lain sebagainya.
Sementara menurut H.W Flower, Sketsa adalah begitu saja tanpa persiapan.
Merupakan gambaran atau lukisan pendahuluan yang kasar, ringan dan semata-mata garis
besar. Kegiatan menggambar sketsa pada dasarnya memerlukan alat dan bahan yang sangat
sederhana untuk dapat membuat tanda goresan yang mewakili bentuk sesungguhnya.
Beberapa garis yang digoreskan pada bidang datar dapat memberikan suatu kesan
simbol tentang bentuk yang ada di sekitar kita atau gagasan tentang sesuatu yang terlihat dan
terlintas dalam benak seseorang.
Dengan demikian pikiran dan perasaan dapat diungkapkan dalam bentuk visual
melalui kegiatan menggambar, sehingga menggambar termasuk kegiatan mendasar dalam
berkarya seni rupa.
Demikian pula halnya dengan kegiatan menggambar sketsa. Sebelum dapat membuat
karya seni rupa yang utuh, umumnya para seniman membuat sketsa terlebih dahulu.
Menurut Fajar Sidik (1981) garis atau penggarisan merupakan unsur yang paling
menonjol hakiki dalam seni lukis, akan tetapi pada dasarnya terdapat perbedaan antara sketsa
dengan lukisan. Ada ungkapan yang menarik yang disampaikan oleh Kusnadi, seorang
seniman dan kritikus seni rupa.
Sketsa ibarat gesekan biola tunggal, sedangkan lukisan merupakan sebuah orkes yang
lengkap.
Ungkapan ini menyatakan dua hal, pertama, sketsa sebagai ungkapan estetis
dihadirkan secara sangat sederhana karena menggunakan garis secara hemat dan selektif.
Umumnya sketsa dikerjakan dengan cepat dan secara spontan. Jika sketsa dibangun
oleh unsur-unsur garis sebagai medium utamanya, lukisan merupakan ungkapan lengkap,
dalam arti penyajiannya dibangun dengan menggunakan unsur-unsur lain, seperti tekstur,
kedalaman/ruang, gelap-terang, dan warna di samping unsur garis.
Bahkan, dalam lukisan unsur warna menjadi penting sebagai unsur tambahannya
(Schinneller,1966). Sebagaimana halnya dengan karya lukisan, sketsa juga memiliki
keragaman tema, gaya dan teknik pengungkapannya. Perbedaan yang mencolok hanyalah
pada medium pengucapannya.
JENIS-JENIS SKETSA
1. Gambar garis besar yaitu sketsa yang membuat garis-garis bentuk sederhana tanpa rincian
dan tidak selesai.
2. Sketsa cepat yaitu sketsa yang menggunakan beberapa garis saja untuk menampilkan citra
suatu sketsa yang sudah selesai.
3. Studi citra yaitu sketsa yang berupa coretan dengan cepat dan kurang terperinci hanya
menunjukan bentuk global.
KOMPOSISI UNSUR SKETSA
Komposisi memiliki peranan penting dalam terciptanya sebuah sketsa yang bagus. Komposisi
atau susunan unsur-unsur dalam seni rupa harus berada pada perbandingan yang tepat agar
dihasilkan karya yang pas. Adapun unsur-unsur dalam sketsa antara lain :
1. Garis – Garis adalah unsur yang memiliki peran utama di dalam membentuk komposisi. Jenis
garis yang dapat membentuk komposisi : komposisi garis lurus; komposisi garis lengkung.
2. Warna – Meskipun umumnya sketsa terdiri dari satu jenis warna, akan tetapi pengaturan
komposisi warna pada objek sktesa sangat diperlukan agar memberikan kesan harmonis.
Komposisi warna pada sketsa umumnya diatur berdasarkan gelap terang pencahayaan.
3. Bidang dan bentuk – Bidang dan bentuk adalah unsur yang dibentuk melalui garis-garis yang
disusun atau digores sedemikian rupa. Keharmonisan dari komposisi bentuk ditentukan dari
berbagai faktor unsur-unsurnya yaitu simetris, asimetris, sentral, dan diagonal.
4. Efek pencahayaan – Unsur gelap terang merupakan pelengkap dalam pengkomposisian
warna. Meskipun sketsa cenderung berupa gambar kasar yang tidak selesai, akan tetapi
goresan-goresan yang dihasilkan kerap kali menghasilkan efek gelap terang sehingga sebuah
objek dapat diamati dengan cukup jelas.
ATURAN DALAM MEMBUAT SKETSA
1. Membuat kerangka gambar yang terdiri dari garis-garis vertical, horizontal, maupun
lengkung secara tipis.
2. Menggambar garis sekundernya, misalnya melukis kerangka kubus atau kotak dalam
keadaan tipis
3. Menebalkan garis sketsa yang sudah benar. Ketebalan sesuai dengan karakter jenis garis
yang diinginkan.
10. Pada tahun berapa Fajar Siddiq mengeluarkan pendapat mengenai garis?
a. 1991
b. 1971
c. 1981
d. 1992
e. 2001
KD 3.5 Menganalisis proses kerja pembuatan prototype produk barang/jasa pkk kls XI
Job Sheet
Produk Kreatif dan Kewirausahaan
Kelas XI RPL SMKN 2 Karanganyar
Tahun Pelajaran 2018/2019
Modul 5
Prototype merupakan salah satu metode pengembangan perangat lunak yang banyak
digunakan. Dengan metode prototyping ini pengembang dan pelanggan dapat saling
berinteraksi selama proses pembuatan sistem.
Sering terjadi seorang pelanggan hanya mendefinisikan secara umum apa yang
dikehendakinya tanpa menyebutkan secara detal output apa saja yang dibutuhkan,
pemrosesan dan data-data apa saja yang dibutuhkan. Sebaliknya disisi pengembang kurang
memperhatikan efesiensi algoritma, kemampuan sistem operasi dan interface yang
menghubungkan manusia dan komputer. Untuk mengatasi ketidakserasian antara pelanggan
dan pengembang,maka harus dibutuhakan kerjasama yang baik diantara keduanya sehingga
pengembang akan mengetahui dengan benar apa yang diinginkan pelanggan dengan tidak
mengesampingkan segi-segi teknis dan pelanggan akan mengetahui proses-proses dalm
menyelasaikan system yang diinginkan
Dengan demikian akan menghasilkan sistem sesuai dengan jadwal waktu
penyelesaian yang telah ditentukan. Kunci agar model prototype ini berhasil dengan baik
adalah dengan mendefinisikan aturan-aturan main pada saat awal, yaitu pelanggan dan
pengembang harus setuju bahwa prototype dibangun untuk mendefinisikan kebutuhan.
Prototype akan dihilangkan sebagian atau seluruhnya dan perangkat lunak aktual aktual
direkayasa dengan kualitas dan implementasi yang sudah ditentukan.
2. Membangun prototyping.
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada
penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output).
3. Evaluasi protoptyping.
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai
dengan keinginann pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil. Jika tidak
prototyping direvisi dengan mengulangu langkah 1, 2 , dan 3.
4. Mengkodekan system.
Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa
pemrograman yang sesuai.
5. Menguji system.
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu
sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path,
pengujian arsitektur dan lain-lain.
6. Evaluasi Sistem.
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang
diharapkan . Juka ya, langkah 7 dilakukan; jika tidak, ulangi langkah 4 dan 5.
7. Menggunakan system.
perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.
Keunggulan dan Kelemahan dari Prototyping
1. Keunggulan prototyping adalah:
a. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan
b. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan
c. Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan system
d. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan system
e. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya.
Resiko tinggi Yaitu untuk maslaha-masalah yang tidak terstruktur dengan baik, ada
perubahan yang besar dari waktu ke waktu, dan adanya persyaratan data yang tidak menentu.
Interaksi pemakai penting . Sistem harus menyediakan dialog on-line antara pelanggan dan
komputer.
Perlunya penyelesaian yang cepat.
Perilaku pemakai yang sulit ditebak
Sistem yang inovatif. Sistem tersebut membutuhkan cara penyelesaian masalah dan
penggunaan perangkat keras yang mutakhir
Cara Membuat Prototype Produk Anda
Jika Anda membaca ini, Anda mungkin sudah memiliki ide untuk produk. Ini mungkin
sebuah sketsa sederhana di belakang serbet, 3D render, atau bahkan sepenuhnya fleshed bukti
dari konsep.
Langkah Anda selanjutnya adalah untuk mengubah gambaran kasar ini menjadi prototipe
fungsional. Kami akan berbagi proses untuk membuat prototipe Anda sendiri di bawah ini:
1. Membuat diagram rinci atau sketsa
Langkah pertama dalam menciptakan prototipe adalah untuk menciptakan sebuah konsep
sketsa rinci atau diagram. Tujuan Anda harus menangkap ide sebanyak mungkin dengan cara
visual yang.
Idealnya, Anda harus memiliki dua sketsa konsep:
Sebuah sketsa desain yang menunjukkan bagaimana produk mungkin muncul setelah
selesai
Sebuah sketsa teknis yang menunjukkan dimensi produk, bahan, dan bekerja.
Anda dapat menggunakan perangkat lunak untuk melakukan hal ini, tapi pena dan kertas
kerja yang lebih baik. Anda bahkan dapat beralih ke pena dan kertas gambar-gambar ini
ketika Anda mengajukan paten. Jangan ragu untuk bereksperimen dan menjadi kreatif dalam
langkah ini. Kau jauh dari manufaktur pada saat ini; jangan takut untuk mencoba hal-hal
baru.
2. Membuat model 3D (optional)
Selanjutnya (optional) Langkah ini untuk mentransfer sketsa konsep Anda ke perangkat lunak
pemodelan 3D. Ini akan membantu Anda (dan setiap pihak ketiga seperti investor atau mitra)
memvisualisasikan produk yang lebih baik. Anda juga dapat menggunakan model ini untuk
membuat salinan cetak 3D prototipe Anda.
Manfaat lain dari model 3D adalah bahwa Anda dapat menggunakan aplikasi augmented
reality seperti Augment.com untuk memvisualisasikan itu di dunia nyata. Ini bekerja sangat
baik untuk menunjukkan ukuran, bentuk, dan desain sebuah ide produk. Hal ini dapat mahal
untuk bisnis kecil yang belum diluncurkan belum, meskipun.
3. Buat “bukti dari konsep”
Sekarang tiba bagian menyenangkan: benar-benar membangun ide produk.Bagaimana
Anda membangun bukti pertama Anda dari konsep akan tergantung pada sejumlah hal. Jika
Anda memiliki produk sederhana yang Anda sudah dimodelkan dalam perangkat lunak 3D,
Anda hanya bisa mendapatkannya 3D dicetak untuk menciptakan “bukti dari konsep”
Anda.Namun, jika Anda memiliki produk yang kompleks dengan sejumlah bagian mekanik
atau elektronik, Anda harus berimprovisasi lebih keras.
Ingat bahwa bukti dari konsep tidak harus terlihat baik atau bahkan menyerupai produk akhir.
Ini hanya harus bekerja. Anda bahkan dapat menggunakan produk rumah tangga biasa untuk
membuat model ini tahap awal.Untuk produk yang lebih kompleks, Anda mungkin harus
mencari bantuan dari seorang tukang atau masinis.
KD 3.6 Menganalisis lembar kerja/ gambar kerja untuk pembuatan prototype produk
barang/jasa pkk kls XI
Job Sheet
Produk Kreatif dan Kewirausahaan
SMKN 2 Karanganyar
Tahun Pelajaran 2018/2019
Modul 6
render Sebuah 3D yang menunjukkan ukuran produk dan bentuk adalah contoh dari
“prototipe visual”
presentasi prototipe: Sebagai nama menyarankan, ini adalah versi presentasi-siap
dari produk. Hal ini fungsional dan memiliki penampilan yang sama seperti produk. Anda
dapat menunjukkan prototipe ini untuk investor, terkemuka di eropa, dan calon pelanggan
untuk memberikan gambaran apa hasil akhir akan terlihat seperti. Prototipe ini biasanya
terbuat dari bahan khusus dan teknik manufaktur.
prototipe pra-produksi: Ini adalah versi modifikasi dari prototipe presentasi. Ini
memiliki fungsi yang sama tapi dibangun dengan menggunakan bahan-bahan produksi-siap
dan metode. Produsen akan sering melihat prototipe pra-produksi untuk mengetahui
bagaimana untuk memproduksi massal produk.
Cara Membuat Prototype Produk Anda
1. Membuat diagram rinci atau sketsa
Langkah pertama dalam menciptakan prototipe adalah untuk menciptakan sebuah
konsep sketsa rinci atau diagram. Tujuan Anda harus menangkap ide sebanyak mungkin
dengan cara visual yang.
Idealnya, harus memiliki dua sketsa konsep:
Sebuah sketsa desain yang menunjukkan bagaimana produk mungkin muncul setelah
selesai
Sebuah sketsa teknis yang menunjukkan dimensi produk, bahan, dan bekerja.
Kita dapat menggunakan perangkat lunak untuk melakukan hal ini, tapi pena dan kertas
kerja yang lebih baik. Anda bahkan dapat beralih ke pena dan kertas gambar-gambar ini
ketika Anda mengajukan paten. Jangan ragu untuk bereksperimen dan menjadi kreatif dalam
langkah ini. Kau jauh dari manufaktur pada saat ini; jangan takut untuk mencoba hal-hal
baru.
Biaya bahan bervariasi, bahkan di antara bahan dalam kategori yang sama (seperti
‘plastik’ atau ‘logam’). Ingatlah hal ini ketika Anda sedang merancang produk Anda.
4. Gunakan teknik manufaktur standar
Alasan lain untuk biaya overruns antara prototipe untuk produk akhir adalah
penggunaan teknik manufaktur kustom.Pada dasarnya, setiap pabrik yang membangun
produk Anda akan menggunakan beberapa proses manufaktur standar industri (seperti
“injeksi”). Jika produk Anda tidak dapat diproduksi menggunakan mereka, pabrik harus
membuat teknik disesuaikan dan melatih staf untuk menggunakannya.
Hal ini dapat menambah secara substansial terhadap biaya produksi, terutama jika
Anda manufaktur dalam batch kecil.Oleh karena itu, ketika Anda sedang merancang
prototipe Anda, tetap menutup mata pada jenis proses manufaktur masing-masing bagian
akan membutuhkan. Jika fitur membutuhkan teknik produksi sangat disesuaikan,
mempertimbangkan menghapus itu. Seorang desainer prototipe atau masinis harus dapat
membantu Anda mencari tahu ini.
5. Meminjam ide dari pesaing
Membongkar produk pesaing Anda dapat memberikan pemahaman rinci tentang apa
yang bekerja, apa yang tidak ketika membuat suatu produk. Ini bisa menjadi bantuan besar
dalam merancang ide Anda sendiri.
Oleh karena itu, sebelum Anda mulai membuat prototipe Anda, mengambil melihat
dari dekat produk pesaing Anda. Menganalisis bahan mereka, desain, dan teknik manufaktur.
D. SOAL OBJEKTIF
1. The Merriam-Webster kamus mendefinisikan prototipe sebagai….
a. model asli yang sesuatu yang berpola
b. model buatan yang berkarakter
c. model asli yang utuh
d. model buatan yang utuh
e. model buatan yang berukir
2. Prototipe visual yang dimaksudkan untuk menampilkan ukuran dan bentuk dari produk akhir
merupakan pengertian dari
a. presentasi prototipe
b. prototipe pra-produksi
c. Visual prototipe
d. Visual prototype
e. Pra produksi visual
3. Sebagai nama menyarankan, ini adalah versi presentasi-siap dari produk
a. presentasi prototipe
b. prototipe pra-produksi
c. Visual prototipe
d. Visual prototype
e. Pra produksi visual
4. Versi modifikasi dari prototipe presentasi. Ini memiliki fungsi yang sama tapi dibangun
dengan menggunakan bahan-bahan produksi-siap dan metode
a. presentasi prototipe
b. prototipe pra-produksi
c. Visual prototipe
d. Visual prototype
e. Pra produksi visual
5. Pada idealnya ada berapa sketsa dalam langkah membuat diagram rinci atau sketsa
a. 5
b. 4
c. 3
d. 2
e. 1
6. Ada berapa langkah dalam membuat prototype produk?
a. 9
b. 8
c. 7
d. 6
e. 5
7. Alasan lain untuk biaya overruns antara prototipe untuk produk akhir adalah
a. penggunaan teknik manufaktur kustom
b. penggunaan teknik kuctomers
c. penggunaan teknik produksi
d. penggunaan teknik prototype
e. penggunaan teknik memasarkan
8. Ada berapa tips yang dapat diikuti ketika membuat prototype produk?
a. 3
b. 4
c. 5
d. 6
e. 2
9. Mengajukan paten untuk ide produk dan desain, Meminta semua pihak ketiga untuk
menandatangani perjanjian non-disclosure (NDAs). Merupakan langkah _ langkah dari
a. Meminjam ide dari pesaing
b. Gunakan teknik manufaktur standar
c. Bukti dari konsep
d. Menjaga biaya dari pemikiran saat merancang
e. Masuk NDAs dan paten berkas
10. Di bawah ini yang merupakan tips untuk membuat produk jasa yaitu
I. Membuat diagram rinci atau sketsa
a. I & II
b. II & III
c. II & V
d. IV & II
e. III & V
Ini adalah fitur yang Anda benar-benar perlu untuk produk untuk bekerja. Misalnya,
“Penyimpanan portabel” akan menjadi fitur kebutuhan untuk dimiliki dalam iPod.
5. Sebutkan 5 tips yang digunakan unruk membuat prototype produk
a. Membuat daftar fitur prioritas
b. Masuk NDAs dan paten berkas
c. Menjaga biaya dalam pikiran ketika merancang
d. Gunakan teknik manufaktur standar
e. Meminjam ide dari pesaing
Job Sheet
Produk Kreatif dan Kewirausahaan
SMKN 2 Karanganyar
Tahun Pelajaran 2018/2019
Modul 7
Tujuan utama memiliki bisnis tentu untuk mendapatkan keuntungan. Namun untuk
mencapainya, tidak harus menggunakan cara yang salah demi memenuhi target keuntungan
perusahaan. Banyak pelaku bisnis yang menerapkan prinsip mengutamakan kualitas produk
maupun pelayanan kepada konsumen dengan baik sehingga mendapatkan profit bisnis yang
diharapkan.Untuk mendapatkan keuntungan, tentu setidaknya jenis usaha tersebut tidak
mengalami kerugian atau paling tidak minimal balik modal.
Pengertian Biaya
Yang termasuk kedalam biaya operasional adalah seperti biaya perlengkapan toko,
biaya asuransi, biaya tagihan telepon / listrik / air untuk perusahaan, biaya iklan, biaya pajak,
biaya pengiriman, biaya perlengkapan kantor, biaya perawatan alat-alat kantor / perusahaan
atau biaya perawatan mesin, dan lain sebagainya. Dalam memproduksi suatu barang tentunya
diperlukan sebuahproses produksi yang panjang dan terencana dengan baik demi untuk
menciptakan suatu produk yang benar-benar berkualitas.
Biaya produksi berbeda dengan biaya non produksi. Perbedaannya adalah biaya non
produksi merupakan biaya yang erat kaitannya dengan fungsi pengembangan, pemasaran /
distribusi, layanan pelanggan, desain maupun administrasi pada umumnya. Menurut ilmu
ekonomi, biaya non produksi dapat dibagi kedalam dua kategori yakni biaya penjualan yang
melingkupi tentang biaya pemasaran / distribusi, dan pelayanan kepada pelanggan. Serta
yang kedua adalah mengenai administrasi yang melingkupi biaya pengembangan, adminitrasi
umum dan pengembangan.
Untuk menghitung Biaya Tetap Total / Total Fixed Cost (TFC) adalah dengan cara
menambah Biaya Tetap / Fixed Cost (FC) dengan Biaya Variable / Variable Cost (VC).
Biaya total (TFC) adalah keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
untuk membeli semua keperluan baik barang dan jasa yang akan digunakan dalam proses
produksidemi menghasilkan / produksi suatu barang. Total fixed cost dihitung untuk
memperoleh faktor produksi yang tidak dapat berubah jumlahnya.
1. Biaya Variabel Total / Total Variable Cost (TVC) adalah keseluruhan biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi variabel.
2. Cara menghitung Biaya Tetap Rata-rata / Average Fixed Cost (AFC) adalah dengan cara
biaya total dibagi dengan jumlah produksi.
3. Cara menghitung Variabel Rata-Rata / Average Variable Cost (AVC) adalah dengan cara
membagi Biaya Variabel Total (TVC) dengan jumlah produksi.
4. Cara menghitung Biaya Total Rata-Rata / Average Total Cost (AC) adalah dengan cara Biaya
Total dibagi dengan jumlah produksi.
5. Biaya Marginal / Marginal Cost (MC) diperoleh melalui hasil penambahan Biaya Produksi
yang digunakan untuk menambah produksi satu unit barang / produk.
Laporan biaya produksi disebut pula sebagai laporan harga pokok produksi.
Perhitungan laporan biaya produksi ini mengutamakan perhitungan 3 hal yaitu :
1. Data produksi. Dimana harus dibuat pelaporan mengenai rincian jumlah produk yang melalui
proses pembuatan, jumlah produk yang telah selesai diproduksi, serta keseluruhan jumlah
produk yang dihasilkan dari awal sampai akhir dalam satu periode.
2. Biaya yang dibebankan. Dimana harus dibuat pelaporan mengenai rincian harga satuan per
produk / per barang yang didalamnya telah meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja,
dan overhead pabrik.
3. Perhitungan harga pokok. Dimana harus dibuat pelaporan mengenai rincian harga pokok
ketika produk telah selesai diproduksi, dan memasuki departemen produksi, hingga
memasuki gudang penempatan produk yang telah selesai diproduksi.
D. SOAL OBJEKTIF
1. Dalam dunia bisnis, banyak hal yang perlu untuk diperhatikan dan dipertimbangkan. Yaitu..
(kecuali)
a. kemampuan melihat peluang
b. kemampuan untuk menghadapi resiko
c. mengetahui bagaimana cara menghadapi
d. menyelesaikan kendala / masalah dalam bisnis
e. Kemampuan untuk memperbesar resiko
2. Pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses produksi merupakan
pengertian dari
a. Biaya
b. Biaya Produksi
c. Keuntungan
d. Kerugian
e. Keberuntungan
3. Menurut ilmu ekonomi, biaya terbagi menjadi berapa macam?
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
4. Biaya produksi adalah
a. Pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses produksi
b. biaya atau pengeluaran oleh suatu perusahaan untuk mendukung sistem kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan tersebut.
c. akumulasi dari semua biaya-biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi dengan
tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau barang
d. biaya-biaya yang terlihat secara fisik seperti uang.
e. biaya-biaya yang tidak terlihat secara langsung yaitu misalnya penyusutan barang modal.
5. Biaya produksi diperlukan untuk
a. Melengkapi produksi
b. Membantu kelengkapan
c. Membantu kelancaran produksi
d. mendukung proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi yang siap dipasarkan
kepada konsumen.
e. Mendukung para konsumen
6. Menurut ilmu ekonomi, biaya non produksi dapat dibagi kedalam berapa kategori
a. 5
b. 4
c. 3
d. 2
e. 1
7. Keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli semua keperluan
baik barang dan jasa yang akan digunakan dalam proses produksidemi
menghasilkan / produksi suatu barang. Merupakan pengertian dari
a. Biaya
b. Biaya produksi
c. Biaya non produksi
d. Biaya keseluruhan
e. Biaya total/TFC
8. Dengan cara membagi Biaya Variabel Total (TVC) dengan jumlah produksi. Merupakan cara
menghitung
a. Cara menghitung Variabel Rata-Rata / Average Variable Cost (AVC)
b. Cara menghitung Biaya Tetap Rata-rata / Average Fixed Cost (AFC)
c. Cara menghitung Biaya Total Rata-Rata / Average Total Cost (AC)
d. Biaya Marginal / Marginal Cost (MC)
e. Biaya Variabel Total / Total Variable Cost (TVC)
9. Perhitungan laporan biaya produksi ini mengutamakan berapa perhitungan?
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
10. Dengan cara Biaya Total dibagi dengan jumlah produksi. Merupakan pengertian dari
a. Cara menghitung Variabel Rata-Rata / Average Variable Cost (AVC)
b. Cara menghitung Biaya Tetap Rata-rata / Average Fixed Cost (AFC)
c. Cara menghitung Biaya Total Rata-Rata / Average Total Cost (AC)
d. Biaya Marginal / Marginal Cost (MC)
e. Biaya Variabel Total / Total Variable Cost (TVC)
2. Menurut ilmu ekonomi, biaya terbagi menjadi dua yaitu biaya eksplisit dan biaya
implisit.Jelaskan!
Biaya eksplisit adalah biaya-biaya yang terlihat secara fisik seperti uang. Sedangkan biaya
implisit adalah biaya-biaya yang tidak terlihat secara langsung yaitu misalnya penyusutan
barang modal.
3. Apa yang dimaksud dengan Biaya total (TFC) ?
keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli semua keperluan
baik barang dan jasa yang akan digunakan dalam proses produksidemi
menghasilkan / produksi suatu barang
4. Biaya Marginal / Marginal Cost (MC) diperoleh melalui hasil?
Biaya Marginal / Marginal Cost (MC) diperoleh melalui hasil penambahan Biaya Produksi
yang digunakan untuk menambah produksi satu unit barang / produk.
5. Perhitungan laporan biaya produksi ini mengutamakan perhitungan 3 hal yaitu?SE=ebut dan
jelaskan!
a. Data produksi. Dimana harus dibuat pelaporan mengenai rincian jumlah produk yang
melalui proses pembuatan, jumlah produk yang telah selesai diproduksi, serta keseluruhan
jumlah produk yang dihasilkan dari awal sampai akhir dalam satu periode.
b. Biaya yang dibebankan. Dimana harus dibuat pelaporan mengenai rincian harga satuan per
produk / per barang yang didalamnya telah meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja,
dan overhead pabrik.
c. Perhitungan harga pokok. Dimana harus dibuat pelaporan mengenai rincian harga pokok
ketika produk telah selesai diproduksi, dan memasuki departemen produksi, hingga
memasuki gudang penempatan produk yang telah selesai diproduksi.
KD 3.8 Menerapkan proses kerja pembuatan prototype
produk barang/jasa pkk kls XI
KD 3.8 Menerapkan proses kerja pembuatan prototype produk barang/jasa pkk kls XI
Job Sheet
Produk Kreatif dan Kewirausahaan
SMKN 2 Karanganyar
Tahun Pelajaran 2018/2018
Modul 8
Pengulangan Desain
Pengusaha muda biasanya menghabiskan banyak waktunya untuk berpikir bahwa produk
mereka bisa menyelesaikan sebuah masalah tanpa pernah mengetesnya di pelanggan yang
asli. Dalam fase pengulangan desain, Anda harus menuliskan bentuk, fungsionalitas, dan cara
pembuatan produk Anda. Kemudian, buatlah desain awal bentuk produk Anda, bisa dengan
sketching biasa sampai membuat bentuk 3D nya di komputer. Kemudian, tiap bertemu orang,
tunjukkan desain tersebut dan tanyakan pendapat mereka tentang produk Anda. Ulangi terus
sampai kebanyakan orang merasa puas dan produk Anda layak dipasarkan.
Pengulangan Engineering
Fase pengulangan engineering hanya dilakukan ketika Anda merasa telah berhasil
menyelesaikan fase pengulangan desain. Semua input yang didapatkan dalam fase
pengulangan desain akan menjadi dasar pengembangan produk. Fase engineering intinya
adalah bagaimana cara membuat produk Anda telah bekerja sesuai dengan yang diinginkan.
Produk yang sudah jadi langsung diteskan pada calon pelanggan, dan berdasarkan feedback
dari calon pelanggan, kembali ke fase pengulangan engineering ini. Cobalah tanyakan
seberapa jauh calon pelanggan bisa menerima produk Anda. Tujuan akhir dari fase ini adalah
membuat prototype versi beta.
Dalam kasus Studentpreneur, setelah kami yakin dengan rubrik dan jenis desain apa yang
dicintai calon pelanggan, kami mulai membuat versi digitalnya. Kami mengirimkan versi
digital alpha ke email pelanggan yang juga membantu kami dalam fase desain. Semua
feedback dari mereka kami catat, dan kami ubah versi alpha ini berkali-kali sampai kami
yakin ini telah menjadi versi beta yang cukup kuat. Untuk website, prosesnya juga hampir
sama.
Pengulangan Produksi
Setelah versi beta berhasil dibuat, kita harus menghadapi sebuah fase kunci yang sering
membedakan ide bagus dengan produk bagus. Fase pengulangan produksi mengharuskan kita
untuk menemukan vendor yang bisa membantu, merangkai semua bagian, sampai
menyelesaikan urusan yang berhubungan dengan legalitas. Fase ini biasanya membutuhkan
antara 2-6 bulan. Contoh pada Studentpreneur, kami harus menemukan perusahaan printing
yang bisa mencetak majalah kami, menemukan rekanan agen distribusi, sampai menjalin
relasi dengan berbagai toko buku. Sedikit saja kesalahan dalam fase ini akan membawa
perusahaan Anda ke posisi yang buruk.
1. Dapat menjalin komunikasi yang baik antar user dan pengembang sistem
2. Setiap perbaikan yang dilakukan pada prototype merupakan hasil masukan dari user yang
akan menggunakan sistem tersebut, sehingga lebih reliabel
3. User akan memberikan masukan terhadap sistem sesuai dengan kemauannya
4. Menghemat waktu dalam mengembangkan sebuah sistem
5. Menghemat biaya, terutama pada bagian analisa, karena hanya mencatat poin – point penting
saja
6. Cocok digunakan pada sebuah sistem kecil, yang digunakan pada ruang lingkup tertentu,
seperti sistem di dalam sebuah kantor
7. Penerapan dari sistem yang menjadi lebih mudah untuk dilakukan.
Kelemahan dari Metode Prototyping
Beberapa kelemahan dan juga kekurangan dari metode prototyping antara lain:
Prototyping ide dari awal dapat menjadi kompleks, terutama untuk pembuat pertama kali.
Berikut tips ini akan membuat proses lebih halus:
1. Membuat daftar fitur prioritas
Itu tak terelakkan bahwa produk akhir Anda tidak akan memiliki semua fitur yang Anda
membayangkan di ide asli Anda. Biaya dan bahan kendala berarti bahwa Anda harus
mengurangi beberapa fitur yang mahal.
2. Masuk ndas dan paten berkas
Anda pasti akan beralih ke desainer prototipe, masinis, 3D modeler, dll. dalam rangka
mengembangkan prototipe Anda.Jika ide Anda adalah inovatif, segera Anda dapat
menemukan seseorang menjualnya pada AliExpress untuk harga jauh lebih rendah. Untuk
melindungi diri Anda dari pencurian kekayaan intelektual, Anda dapat mengambil langkah-
langkah berikut:
1. Mengajukan paten untuk ide produk dan desain.
2. Meminta semua pihak ketiga untuk menandatangani perjanjian non-disclosure (NDAs).
3. Menjaga biaya dalam pikiran ketika merancang
Salah satu tantangan terbesar dalam menciptakan prototipe adalah menyeimbangkan
utilitas dan biaya. Anda ingin produk untuk memenuhi fungsi yang dijanjikan, tetapi Anda
juga ingin menjualnya dengan harga yang wajar. Produk yang luar biasa bahwa pelanggan
Anda tidak mampu membayar biaya pasti akan gagal.
Share !
Posting Komentar