Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu cermin perwujudan budaya manusia yang tidak lepas dari
perkembangan teknologi dan komunikasi, pada saat sekarang ini teknologi berkembang sangat
pesat seiring dengan perkembangan budaya kehidupan. Perkembangan dan perubahan teknologi
akan selalu terjadi, dan lembaga pendidikan harus selalu menyesuaikan dan meningkatkan mutu
pendidikan untuk bekal dimasa mendatang. Perkembangan teknologi berdampak pada
peningkatan kebutuhan industri dan tenaga kerja, oleh karena itu lembaga pendidikan harus
mampu meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan untuk memenuhi kebutuhan dunia keja dan
industri yang selalu berkembang.

Hasil pengamatan empirik di lapangan mengindikasikan, bahwa masih ada lulusan


Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang kurang mampu menyesuaikan dengan perkembangan
teknologi, dan memenuhi kebutuhan dunia industri yang semakin berkembang. Masih adanya
lulusan SMK yang belum bisa sepenuh nya terserap dan memenuhi tuntutan dunia kerja.
Berdasarkan keadaan tersebut perlu ada tinjauan kembali secara berkala Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan pada lembaga pendidikan khususnya SMK.

Kurikulum adalah salah satu faktor yang dapat meningkatkan mutu produk pendidikan
yang menjadi arah dari suatu pendidikan, disamping tenaga pengajar, proses pembelajaran dan
sarana prasarana pendidikan. Oleh karena itu perkembangan kurikulum Sekolah Menengah
Kejuruan harus selalu dilakukan demi memenuhi tuntutan kebutuhan dunia industri yang
semakin berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan kebudayaan manusia.

Dalam pengelolaan kurikulum mencakup tiga bagian utama. Pertama merancang atau
mengembangkan kurikulum.Tahap ini berkaitan dengan landasan filosofis, toritis, dan praktis
untuk menghasilkan manusia berkualitas yang berakar pada budaya bangsa.Kedua, implementasi
kurikulum yang berkaitan erat dengan pelaksanaan tugas guru dalam kelas dalam menyampaikan
materi pelajaran.Oleh karena itu keterlatihan guru sangat menentukan keberhasilan
implementasinya. Melalui proses ini siswa. memperoleh manfaat sehingga dapat
mengembangkan potensi dirinya. Ketiga, monitoring dan evaluasi implementasi kurikulum untuk

1
memastikan bahwa keterlaksanaan dan keberhasilan kurikulum sesuai dengan target yang
diharapkan.

Keunggulan pelaksanaan kurikulum diukur dengan dampak pelaksanaan terhadap


meningkatnya standar Kompetensi Lulusan yang memenuhi kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Untuk menunjang sekolah mewujudkan keunggulanya, sekolah perlu merancang


kurikulum yang semai dengan kondisi dan potensi khas siswanya agar dapat beradaptasi pada
tingkat daerah, nasional, bahkan pada tingkat internasional.Karena itu sekolah perlu menyusun
pedoman yang dapat menjadi acuan operasional penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan
agar dokumen yang disusun dapat berfungsi optimal dalam memfasilitasi siswa belajar.

B. Tujuan
Tujuan dikembangkannya kurikulum 2013 SMK SULAIMAN TRENGGALEK adalah
sebagai pedoman dalam menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan perkembangan
zaman, karakteristik sekolah, budaya, daerah, tujuan pendidikan nasional, tujuan pendidikan
menengah dan prinsip-prinsip pendidikan.

Tujuan pengembangan pedoman pengelolaan KTSP:


1. Menjadi acuan operasional bagi kepala sekolah dan guru dalam menyusun dan mengelola
KTSP secara optimal di satuan pendidikan.
2. Menjadi acuan operasional bagi dinas pendidikan atau kantor kementerian agama provinsi
dan kabupaten/kota dalam melakukan koordinasi dan supervisi penyusunan dan pengelolaan
kurikulum di setiap satuan pendidikan.

Sedangkan tujuan Khususnya adalah sebagai berikut:


1. Meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di SMK SULAIMAN TRENGGALEK sesuai
dengan perkembangan budaya dan teknologi.
2. Mengkaji dan menyempurnakan mata ajar yang sesuai dengan perkembangan budaya dan
teknologi.
3. Mempersiapkan lulusan yang yang beriman danberkualitas.
4. Menyempurnakan pedoman penyelengara pendidikan di SMK SULAIMAN TRENGGALEK

2
5. Menyesuaikan kebutuhan sarana pendidikan sesuai dengan perkembangan kurikulum
pendidikan.
6. Menyiapkan sekolah yang mempunyai sertifikat manajemen mutu.
7. Menyajikan pendidikan yang berkualiatas bagi masyarakat.

C. Landasan
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik
yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta
didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di
sekitarnya.

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.

Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik
untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas.
Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:

a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini
dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan
berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun
kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik
di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi
kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan
pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian,
tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk
mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013
mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik
untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan,
dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris

3
budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa
kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini,
prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus
termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu
proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan
memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan
budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan
tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain
mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum
2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa
bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial
di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan
akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum
adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism).
Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama Mata pelajaran yang sama dengan nama
disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan
kecemerlangan akademik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari
masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap
sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa
yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini,
Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi
kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan
untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam
mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas,
berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta
didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia.

4
2. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-
based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum).
Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal
warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk
memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan
kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.

Kurikulum 2013 menganut:


a. pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang
dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan
b. pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar
belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung
individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh
peserta didik menjadi hasil kurikulum.

3. Landasan Yuridis
Secara yuridis Kurikulum SMK SULAIMAN TRENGGALEK dikembangkan
berdasarkan:
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2005 Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
32 Tahun 2013 Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
3) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60Tahun 2014 tentang Kurikulum
2013 Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan .
4) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61Tahun 2014 tentang Kurikulum
Tingkat Satuan PendidikanPada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah.

5
5) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62Tahun 2014
tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah.
6) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63Tahun 2014 tentang Pendidikan
Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pada Pendidikan Dasar Dan
Pendidikan Menengah.
7) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.79 Tahun 2014 tentang Peminatan.
8) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan
Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
9) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian
Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
10) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
11) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah.
12) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
13) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar
Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah.
14) Keputusan Direktur Jendral pendidikan Dasar dan Menengah Nomor :
4678/D/KEP/MK/2016 tahun 2016 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah
Kejuruan.
15) Keputusan Direktur Jendral pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 130/D/KEP/KR/2017
tentang Struktur Kurikulum Pendidikan menengah Kejuruan.
16) Keputusan Direktur Jendral pendidikan Dasar dan Menengah Nomor :
330/D.D5/KEP/KR/2017 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Muatan Nasional (A),MuatanKewilayahan (B),Dasar Bidang Keahlian (Cl),Dasar
ProgramKeahlian (C2),Dan KompetensiKeahlian (C3).
17) Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 19 Tahun 2014 Tentang tentang Mata Pelajaran
Bahasa Daerah Sebagai Muatan Lokal Wajib di Sekolah/Madrasah.
18) Keputusan Kepala Dinas Provinsi Jawa Timur tentang hari efektif, hari efektif fakultatif, dan
hari libur bagi Satuan Pendidikan di Provinsi Jawa Timur Tahun Pelajaran 2017/2018.

Anda mungkin juga menyukai